Anda di halaman 1dari 11

Kebangkitan Yesus

Diposkan pada April 25, 2013 oleh Robert Tampubolon 0818947133

PEMBAHASAN KE-148 (Injil Matius)

Pembahasan    :    Mat 28:1-10


Pembicara    :    Pdt. Daud Adoe
Hari/Tanggal    :    Rabu, 16 Februari 2011

Firman Tuhan
Mat 28:1-10, Kebangkitan Yesus (Paralel: Mark 16:1-8; Luk 24:1-12; Yoh 20:1-10)
1Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu,
pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu.
2Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan
datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya.
3Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju.
4Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati.
5Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: “Janganlah kamu takut;
sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu.
6Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari,
lihatlah tempat Ia berbaring.
7Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari
antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia.
Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu.”
8Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari
cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus.
9Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: “Salam bagimu.” Mereka mendekati-
Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya.
10Maka kata Yesus kepada mereka: “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-
saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.”

Sharing

A. Tema hari ini adalah ”jangan takut”. Tema yang lebih besar dibalik itu adalah tentang
kebangkitan itu sendiri.

Kebangkitan merupakan tahap awal dari pembaharuan segala sesuatu, karena kebangkitan
Yesus berbeda dengan kebangkitan Lazarus.

Lazarus bangkit dengan tubuh yang lama, Yesus bangkit dengan tubuh yang baru ?
pembaharuan dari segala sesuatu.

Why 21:1,5, 1Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang
pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi. 5Ia yang duduk di
atas takhta itu berkata: “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” Dan firman-Nya:
“Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar.”
Kebangkitan Yesus dikutip oleh Paulus sebagai buah sulung dari semua orang yang mati, 1
Kor 15:20.
Dalam kaitannya dengan menjadikan segala sesuatu baru, memulai satu awal, dalam Matius
ditulis: setelah Sabat lewat, menyingsing fajar (hari yang baru) – melambangkan
pembaharuan tersebut.

Hari sabat adalah hari Tuhan beristirahat ketika selesai melakukan penciptaan.
Tuhan tidak bangkit pada hari Sabat, tapi selesai pada hari Sabat. Yesus menyelesaikan tugas
secara tuntas dan komplit, sehingga kebangkitan Yesus menyatakan bahwa tugas dari Allah
Bapa sudah diselesaikan secara sempurna.

Kebangkitan Kristus yang sempurna itu menjadi pengalaman iman kita, bagian dari iman kita
yang meneguhkan, bahwa Dia sudah menyelesaikan semua tugas-tugasNya.

Selain Yesus bangkitn menjelang mata hari terbit, kata kunci lain, ”gempa bumi”.
Ketika Yesus disalib, ada peristiwa alam yang tidak biasa, sehingga peristiwa alam waktu
Yesus disalib dan waktu Yesus bangkit, itu adalah khusus, menjadi sesuatu yang berbeda dari
yang lain.

Gerhana matahari biasa, tidak sampai gelap gulita. Tetapi ketika penyaliban Yesus, suasana
sangat gelap sehingga mereka tidak bisa melihat apa-apa dalam gelap selama 3 jam – gerhana
matahari yang paling gelap dan lama.

Gempa bumi saat Yesus bangkit juga khusus, sampai batu bisa terguling dan para penjaga
menjadi diam dan takut, sampai tidak bisa berkata apa-apa.
Kata kunci berikutnya adalah malaikat mukanya bercahaya dan berpakaian putih (ayat 3).

Malaikat adalah pembawa berita – kelahiran Yesus, memperingatkan Yusuf tentang Maria,
mengingatkan Yusuf untuk pergi ke Mesir dst.

Tetapi pada saat kebangkitan Yesus, malaikat memberi perintah kepada Maria Magdalena
dan Maria yang lain. Perintah itu secara urut-urutan sangat indah ditulis (ayat 5):

1. Jangan takut
Alkitab banyak bicara tentang jangan takut. Tetapi dalam konteks ini, berbeda dengan jangan
takut lain yang ditulis secara umum dalam Alkitab, agar dalam hidup sehari-hari jangan takut.
Kata jangan takut di sini berkaitan dengan perintah yang kedua, sebagai dasar untuk masuk
pada perintah yang kedua.

2. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring.


Penjaga-penjaga itu ketakutan, tetapi kepada mereka dikatakan jangan takut, untuk masuk ke
dalam dan melihat. Tuhan ingin kedua wanita itu bukan hanya dengar kata-kata malaikat
langsung percaya, tetapi melihatnya sendiri, agar bisa jadi saksi. Tuhan ingin kita semua tidak
hanya tahu tentang Yesus saja, tetapi mengalami Yesus.

Petrus datang melihat juga, sampai dikatakan kain kafan itu jatuh langsung kosong, kempis.
Kain itu tidak terbuka, tetapi jatuh di atas kain yang lain. Jadi Yesus benar-benar bangkit
dengan tubuh yang baru.
Dalam hal pembaharuan Yesus mau mengingatkan bahwa konsep panternalistik (pria lebih
utamakan), mau dijungkirbalikkan, sebab wanita menjadi penginjil pertama yang
memberitakan kebangkitan Yesus.

3. Segeralah pergi dan katakan/beritakan


Ini adalah konsep yang lebih tinggi. Kata-kata malaikat ini adalah untuk kita sebagai orang
Kristen. Pertama jangan takut untuk jadi pemberita injil. Kedua, harus
menyaksikan/mengalami sendiri kehidupan bersama Kristus. Ketiga, pergi dan memberitakan
tentang kebangkitan Yesus.

Kedua wanita itu bisa melihat kubur yang seharusnya ada mayat, sekarang kosong. Tempat di
mana mayat Yesus diletakkan, tetapi mayat itu sudah tidak ada dan sudah bangkit menjadi
buah sulung, menjadi yang terdahulu dari kita semua, sehingga kita tidak takut untuk mati,
karena kita akan dibangkitkan dengan tubuh yang baru.

Tuhan mengerjakan pekerjaanNya secara sempurna.


Kematian dan kebangkitan Tuhan disertai dengan tanda-tanda alam sebagai bukti kuasaNya.

Tuhan melalui malaikat memberikan komando agar manusia tidak takut, melihat/menikmati
Tuhan dan pergi memberitakan tentang Tuhan.
Seringkali orang Kristen sangat tertarik dengan pengetahuan tentang Tuhan.
Padahal yang seharusnya kita lakukan adalah mengalami satu kehidupan yang berkelimpahan
dalam arti jiwa yang mengalami kelimpahan. Seperti yang ditulis dalam 3Yoh 1:2, Saudaraku
yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala
sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja.

Kondisi jiwa yang baik, berkelimpahan yang Tuhan inginkan.


Dalam hidup ini Tuhan punya target agar kita menjadi seperti satu pribadi yang ingin kita
ikuti, yaitu Yesus.

Berarti, kita semua harus menjadi seperti Yesus. Untuk itu tidak cukup pengetahuan, harus
mengalami (come and see). Ketika Yesus memanggil murid-murid, Yesus memanggil mereka
untuk mengalami, walaupun pengalaman itu belum lengkap sampai Yesus mati di kayu salib,
Yesus bangkit, naik ke sorga. Dan kemudian Roh kudus turun yang kemudian mengubahkan
hidup mereka.

Dalam hidup kekristenan kita, jangan berhenti sampai di pengetahuan, tetapi harus sampai
pengalaman hidup bersama Yesus, pengalaman jatuh-bangun. Masalah yang diberikan perlu
kita syukuri, karena melalui masalah itu kita dijadikan lebih dewasa.

Justru melalui masalah kita, Tuhan mengasihi kita, agar kita punya pengalaman iman
bersama dengan Tuhan.

Pergi, beritakan – murid-murid bertemu di Galilea, Yesus mendahului mereka.


Setiap kita mendapatkan tugas memberitakan injil, Tuhan sudah lebih dahulu di depan kita.

Kalau Tuhan sudah suruh pergi, percayalah Tuhan sudah ada di sana.
Ketika kedua wanita itu diminta beritahu murid-murid agar pergi ke Galilea dan Dia sudah
menunggu di sana, itu merupakan pengalaman rohani murid-murid.
Tuhan yang buka jalan untuk kita.
B. Paralel dengan Mark 16, tetapi ada sedikit perbedaan.
Waktu pagi-pagi, Maria Magdalena dan Maria yang lain. Di Markus, Maria Magdalena dan
Maria ibu Yakobus.

Kedua, mereka bertanya siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita. Batu sangat besar
sudah terguling, mereka masuk dan melihat seorang muda yang memakai jubah putih. Di
Matius dikatakan ada malaikat, di sini dikatakan orang muda. Murid-murid menuliskan
dengan versi yang berbeda. Mengapa bisa ada perbedaan? Apakah karena penulis punya
background yang berbeda?

C. Kebangkitan Yesus merupakan buah sulung, membuktikan juga kita akan seperti Yesus,
kita akan dibangkitkan dengan tubuh kemuliaan (1Kor 15).
Paulus menjelaskan bagaimana tubuh kemuliaan itu adalah tubuh yang baru, bukan seperti
tubuh jasmani ini.

Mujizat terbesar bukan ketika Lazarus bangkit, tetapi ketika Yesus bangkit dari kematian.
Yesus dibangkitkan bukan oleh orang lain, tetapi Dia sendiri yang bangkit, menunjukkan
bahwa Dia berkuasa membangkitkan DiriNya sendiri. Tubuh kemuliaan berbeda.

Kita pasti akan mendapatkan kebangkitan itu. Kematian jasmani bukan akhir dari kehidupan
kita. Kita di dunia ini hanya menumpang saja. Kehidupan yang kekal adalah setelah kita
meninggalkan tumpangan kita.
Kekekalan akan kita alami bersama-sama dengan Tuhan.

D. Buah sulung dalam kaitan dengan penciptaan. Penciptaan yang lama sudah rusak, manusia
melalui Adam sudah rusak. Kita harus jadi seperti Yesus sebagai gambar yang baru – lebih
kepada karakter.
Kita setelah kebangkitan Kristus, diberi kuasa untuk mengubah karakter kita menjadi seperti
Yesus, sekalipun dalam proses mengalami jatuh bangun, tetapi secara trend, terus naik.

Dalam hidup ini, perjalanan seumur hidup.


Jadi Kristen = selamat datang ke dalam perjalanan seumur hidup untuk proses menjadi seperti
Kristus, untuk layak mendapatkan tubuh kemuliaan.
Kebangkitan dalam kaitannya dengan penciptaan adalah new creation, kita jadi manusia baru.

E. Peristiwa yang terjadi, Yesus memiliki 12 murid, tetapi yang menyaksikan kebangkitan
adalah 2 orang perempuan.
Perempuan itu adalah yang dibebaskan Yesus ketika dia punya persoalan.
Kedua wanita itu masuk ke dalam kubur tidak bertemu Yesus, keluar dari kubur baru bertemu
dengan Yesus.

Pergi, katakan bahwa dia sudah bangkit – ini jadi poin penting bagi iman Kristen, bahwa
gereja akan membawa berita bahwa iman kita itu bangkit melalui kebangkitan Yesus. Hanya
Yesus yang bangkit dari antara orang mati.

Pembahasan

Tema: Jangan Takut


Sosok pribadi Yesus adalah sosok yang kontroversial.
Sejak Dia dikandung pun menjadi sebuah perdebatan.
Ketika Dia dilahirkan pun tidak disukai, mengalami ancaman untuk di bunuh dsb.
Ketika melayani Dia juga sering di tolak.
Ketika mati mengalami penyiksaan luar biasa.
Bahkan saat kebangkitan pun masih jadi kontroversial, karena ada yang mempertanyakan
bagaimana cara Dia bangkit. Alkitab juga menyinggung soal kemungkinan mayatnya juga di
curi.

Alkitab memang ditujukan pada orang percaya, bukan pada orang yang tidak percaya,
sehingga orang-orang tidak percaya akan selalu cari celah kalau peristiwa itu tidak mungkin
terjadi. Tapi seringkali orang Kristen juga terpengaruh.

Seringkali kita berdoa hanya bahwa Tuhan sudah mati untuk kita, padahal Tuhan juga
bangkit untuk kita.

Ada ayat paralel antara yang ditulis oleh Markus, Lukas dan Yohanes.
Matius dan Yohanes adalah murid langsung dari Yesus, sedangkan Markus dan Lukas bukan.

Yang berjumpa dengan peristiwa kebangkitan itu adalah perempuan-perempuan sebagai saksi
pertama.
Realita, tetapi diwujudkan melalui pengalaman-pengalaman rohani.

Membaca tentang peristiwa kebangkitan, ada 3 hal penting yang harus jadi bahan perenungan
kita:

1. Bukankah kebangkitan itu adalah peristiwa yang benar-benar terjadi, karena tercatat dalam
sejarah, dan ada buktinya – kubur kosong.
Mengapa kubur kosong merupakan tanda Yesus bangkit? Karena waktu Yesus dikubur,
kuburannya baru. Kubaran baru adalah kuburan yang terhormat dan bersih.

Di sisi lain, orang yang mati disalib, biasanya dianggap sebagai orang yang najis. Sehingga
dia tidak boleh dikubur bersama-sama dengan orang lain, apalagi berdekatan. Sehingga
memang Yesus dikubur secara khusus dan tempatnya agak tinggi, sehingga orang-orang bisa
melihat, itu terkubur dan kuburnya terbuka.

Ketika kubur itu kosong, membuktikan bahwa Yesus bangkit.


Di bagian yang lain, perempuan-perempuan itu takut, karena orang-orang akan mengatakan
murid-murid yang mencuri mayat Yesus.

Padahal bagi orang-orang Yahudi, radius 1 km saja najis, apalagi mereka datang untuk
mengangkatnya, itu lebih najis lagi.
Jadi sebenarnya kubur kosong adalah indikator yang pertama.

2. Yesus menampakkan diri pada murid-murid


Bentuk tubuh Yesus seperti apa? Tubuh jasmaniah seperti kita, atau tubuh rohaniah yang
tidak berbentuk fisik.
Memang ada bagian Alkitab yang menulis, tidak boleh menyentuh Yesus yang sudah bangkit.
Murid-murid itu khususnya perempuan-perempuan itu memeluk kaki Yesus.
Kebangkitan itu terlihat karena Yesus menampakkan diri.

3. Ada pembaharuan dalam diri murid-murid


Murid-murid semula takut karena orang-orang Yahudi akan mencari mereka sebagai pengikut
Yesus. Mereka juga takut karena ketika jasad Yesus tidak ada, mereka bisa dicap mencuri
dan menyembunyikan mayat Yesus.

Tetapi dengan kebangkitan Yesus, membuat perubahan, dimana ada keberanian dalam hidup
mereka.
Orang yang jatuh bangun termasuk dalam hal dosa, jauh lebih terhormat dari pada orang yang
sebenarnya tidak berbuat apa-apa untuk dunia ini.

Ada proses pembaharuan diri dalam diri manusia.


Jadi orang percaya tidak perlu takut memberitakan injil, berkata-kata tentang Yesus.
Kebangkitan Kristus membawa semangat dalam diri setiap orang.

Banyak sekte dalam aliran Kristen. Bahkan ada yang tidak percaya kebangkitan Kristus,
karena Yesus dianggap sebagai tokoh biasa. Bahkan ada aliran yang ekstrim yang
menganggap bahwa Yesus bukan Tuhan.

Ayat 1, Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu
itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu.
Yesus bangkit setelah hari Sabat – berarti Yesus mati 2 hari.
Perhitungan hari orang-orang Yahudi adalah dari jam 6 sore sampai jam 6 sore berikutnya.
Yesus mengalami penyiksaan yang begitu keras, meninggal sekitar jam 3 sore, dan 1 hari
belum berakhir.
Dalam 1 hari penuh hari Sabat, tidak boleh berbuat apa-apa, sehingga Yusuf Arimatea minta
Yesus cepat-cepat di kubur.
Setelah Sabat itu lewat dan masuk ke hari yang baru, hari yang ketiga.
Ketika peristiwa kebangkitan terjadi, Alkitab memberi catatan Yesus bangkit setelah Sabat –
pada hari yang ketiga.

Maria yang lain adalah ibu Yakobus, disebut dalam injil lain.
Pada jaman itu perempuan mengalami diskriminasi yang luar biasa dalam tradisi patriakal di
kalangan orang-orang Yahudi.
Perempuan mengalami penindasan terhadap diri mereka sebagai perempuan.
Orang Yahudi kalau berdoa, akan mengucap syukur bahwa Tuhan menjadikan mereka orang
Yahudi dan sekaligus laki-laki. Buat mereka konotasi perempuan adalah jelek.

Dalam Yesus, justru mereka yang tersingkir yang dipanggil. Seperti perumpamaan orang
yang mengundang pesta, tetapi undangan tidak mau datang, sehingga mereka yang miskin
dan kotor, diminta datang untuk menikmati perjamuan.
Alkitab mau memutarbalikkan kondisi sosio-psikologi orang-orang Yahudi.

Tujuan perempuan-perempuan itu ke kubur untuk apa?


Di dalam Alkitab dituliskan mereka membawa rempah-rempah.
Jaman itu perempuan tidak boleh menyentuh laki-laki, apalagi yang sudah meninggal, karena
itu najis.
Jadi waktu mereka bawa rempah-rempah, mereka berharap penjaga kubur itu mau membawa
rempah-rempah itu ke dalam kubur untuk dituangkan dan ditaruh di atas bekas-bekas luka
Yesus.
Yusuf dari Arimatea sudah memberikan rempah-rempah dan minyak terbaik untuk Yesus.
Yusuf Arimatea diam ketika Yesus dianiaya, setelah Yesus mati, barulah dia menolong.
Yusuf arimatea telah melakukan sesuatu dan tidak ada kata terlambat dalam hidup ini.
Apakah rempah-rempah yang diberikan Yusuf kurang, sehingga harus ditambahkan lagi oleh
kedua perempuan itu?
Kedua perempuan ternyata itu pergi untuk melakukan sesuatu.
Kita datang pada Tuhan mereka bukan datang untuk duduk diam, tetapi selalu ada keinginan
untuk melakukan sesuatu. Ada action yang harus dikerjakan di dalam kepercayaan kita.

Ayat 2, Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari
langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya.

Di injil lain tidak disebutkan ada gempa dahsyat. Mengapa hanya Matius yang mencatat?
Matius adalah seorang Lewi.
Gempa bumi ditulis dengan kata seismos. Ketika gempa itu begitu cepat terjadi, sekilas saja.

Ketika peristiwa itu terjadi, seorang malaikat turun dari langit turun dan menggulingkan batu
itu dan duduk di atasnya. Kedua perempuan itu pastilah melihat apa yang membuat batu
kubur digulingkan oleh malaikat.
Nampak jelas, Yesus berkuasa atas alam, bahkan kuasaNya melebihi kuasa alam.

Kita sering takut dalam berbagai bencana dalam hidup ini. Tetapi tidak ada yang perlu
ditakutkan dalam hidup ini.
Jika kita takut, kita tidak bisa ke mana-mana. Hidup ini akan selalu diwarnai oeh peristiwa-
peristiwa yang menakutkan.

Tetapi Yesus telah mengalahkanNya, dan ini baru diawali dengan kedatangan seorang
malaikat yang menggulingkan batu penutup kubur.
Kuburan orang-orang Yahudi, diameter penutup kubur beriukuran 1.4 x 1.4 cm, dan cukup
ketebalannya. Kedua wanita itu tidak akan kuat untuk menggulingkannya. Ketika datang ke
kubur Yesus membawa rempah-rempah, mereka kuatir/takut, siapa yang nanti akan
membukakan pintu kubur itu untuk mereka.

Peristiwa malaikat turun menunjukkan Allah berkuasa untuk menggeser ketakutan kita.
Banyak batu-batu yang menutup mata kita, kita harus membiarkan diri dibentuk Tuhan
melalui suatu proses keajaiban, Tuhan mendorong batu itu agar kita bisa melihat dengan jelas
perbuatan-perbuatan ajaib Tuhan.

Ayat 3, Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju.


Kilat, putih seperti salju.
Dalam tradisi Yahudi, kilat = dunia ini normal. Jadi kalau ada kilat dan guntur, itu adalah
sesuatu yang normal.

Mengapa harus dikaitkan dengan salju? Di puncak gunung Hermon ada salju.
Bagi orang-orang Yahudi, warna putih adalah warna kesucian.
Ketika yesus menyatakan diri sebagai Raja, Dia diberi jubah berwarna ungu, karena ungu
adalah lambang raja2 waktu itu. Warna putih menyatakan Yesus bukan sekedar raja, tetapi
raja punya motivasi yang benar.

Percayalah pada kebenaran, bukan untuk menyucikan diri, tetapi menyejukkan diri, ibarat
salju yang turun.
Gambaran yang luar biasa untuk mengungkapkan pribadi malaikat.
Tetapi bukan itu yang mau dikatakan Matius – perhatikan ayat 4.

Ayat 4, Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati.
Ada perbedaan yang signifikan – ditulis prajurit-prajurit itu kaku tidak bisa berbuat apa-apa.
Ketakutan mereka ketika itu melebihi ketakutan perempuan. Maria Magdalena dan Maria
yang lain tidak ketakutan mereka, tidak sampai seperti orang mati. Kelompok yang terbuang
justru lebih berani menghadapi kondisi ketika itu.

Ayat 5, Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: “Janganlah kamu
takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu.
Kedua perempuan itu mungkin tetap takut, tetapi tidak sehebat ketakutan prajurit tadi.
Malaikat berkata pada mereka: ”Janganlah kamu takut”.
Bandingkan dengan perkataan Yesus dalam ayat 10 ”jangan takut”. Ada perbedaan dengan
perkataan malaikat.
Ketika malaikat mengatakan ”janganlah kamu takut”.
Malaikat ingin berkata pada mereka, agar mereka tidak takut pada gejala-gejala yang ada,
karena itu normal.

Di sisi lain mereka sedang dihantui ketakutan karena Guru mereka mati, sehingga orang
mengolok-olok bahkan menangkap mereka. Tetapi sekalipun berisiko, para perempuan itu
tetap datang.
Semua murid-murid terpencar karena ketakutan. Tetapi tidak untuk perempuan ini, sehingga
ketika malaikat berkata jangan takut, seolah-olah itu akan mengingatkan mereka agar
mengatakan pada teman-teman lain agar mereka juga jangan takut.

Dalam ilmu psikologi, ketakutan adalah puncak dari semua proses gejala jiwa dalam
manusia. Kecemasan – kekuatiran dan meningkat menjadi ketakutan.
Ketakutan adalah hal yang paling mengerikan. Tetapi tidak ada yang lebih menakutkan
dariapda ketakutan itu sendiri.

Dalam bagian firman Tuhan memang disebutkan, jangalah kamu kuatir, karena jikalau kamu
menjadi takut,
Kematian menjadi yang yang mengerikan, tetapi kondisi itu dikalahkan oleh malaikat,
sehingga malaikat berkata para perempuan itu bahwa mereka tidak perlu takut.

Setelah berkata ”jangan takut” malaikat memberikan catatan: “…sebab aku tahu kamu
mencari Yesus yang disalibkan itu”.

Dalam injil Markus tulisannya sama, agak berbeda dengan yang ditulis di Lukas – mengapa
kamu mencari Dia yang hidup diantara yang mati?
Mengapa ada perbedaan dalam penulisan? Secara fisik ketika manusia berhadapan dengan
suatu peristiwa, substansi bisa sama, tetapi alur cerita bisa berbeda. Tetapi semua
menceritakan tentang topik yang sama, yaitu kebangkitan Kristus dan itu jauh lebih penting
daripada sekedar serentetan peristiwa.
Pengalaman itu jauh lebih penting daripada sekedar mengisi pengetahuan kita.

Ayat 6, Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya.
Mari, lihatlah tempat Ia berbaring.
Kata ”telah bangkit” juga muncul dalam tulisan Markus dan Lukas.
Dalam Yohanes malah diberi catatan: kitab suci mengatakan Dia harus bangkit.
Masing-masing rasul dengan pengalaman iman mereka menulis dengan penekanan yang
berbeda-beda.

Oleh karena itu, kita tidak perlu takut dengan kematian. Apalagi kalau hal-hal yang kita alami
bukan berkaitan dengan kematian. Kita harus bangkit dari keterpurukan, sebab itu lebih
terhormat, karena kita sudah mempercayai Yesus dan mengimaninya.
Jangan biarkan ketika masalah datang, kita jadi tidak berdaya. Banyak doa orang Kristen
tidak dijawab, karena kurang percaya Tuhan bisa menjawab doanya, meskipun dia sudah
berdoa.

Ajakan ”mari” adalah ajakan spesial dari Yesus. Merupakan panggilan kemuridan.
Yesus memanggil mereka untuk melihat apa yang sesungguhnya terjadi.
Di bagian Matius tidak sebutkan peristwa kebangkitan itu seperti apa, karena tidak dicatat
kain kafan dan kain alas kepala ada di mana, tetapi ada dijelaskan di Lukas.
Matius ditujukan pada orang Yahud, jadi dia mencari sisi-sisi yang ”menyerang” kepercayaan
orang-orang Yahudi terutama dalam hal sosio-psikologi, diskriminasi dst.

Ayat 7, Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit
dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia.
Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu.”
Mengapa harus pergi ke Galilea?
Galilea bukan wilayah daratan. Galilea adalah sebuah danau, bukan laut.
Galiela merupakan tempat di mana mereka selalu bertemu.
Jaman itu, seorang Guru harus punya pos, tempat biasa mereka bertemu.
Ada tempat di Galilea, murid-murid punya banyak pengalaman yang luar biasa dengan
Yesus.

Ayat 8, Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan
berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus.
Mereka segera pergi dari kubur itu. Tuhan meminta, ketika mengahadapi berbagai persoalan,
kita harus segera bangkit dan pergi, tidak jadi mengalami persoalan yang berkepanjangan.
Bersihkan dan sucikan emosi kita.
Tuhan minta kita segera, tidak boleh ada yang berlambat-lambat.

Jadi setelah menikmati kasih Tuhan, mengalami kebangkitan Kristus, mereka segera pergi
dari kubur itu dengan takut.
Mengapa masih ada takut lagi?
Ketika kita menyatakan diri berani, seungguhnya masih ada ketakutan dalam hidup kita.
Perempuan-perempuan itu pergi dengan ketakutan karena belum mengalami keberanian itu
secara sempurna, karena baru dikatakan oleh malaikat.
Tuhan yang pegang tangan kita, sehingga pegangan itu tidak akan terlepas.
Kalau kita yang pegang tangan Tuhan, pegangan itu seringkali terlepas. Biarkan Tangan
Tuhan yang pegang kita.

”Dengan takut dan sukacita yang besar”.


Dengan sukacita yang besar = tertawa terbahak-terbahak.
Jadi ini menggambarkan tentang orang yang puas, reaksi yang hebat menyambut kebangkitan
Tuhan, meskipun dalam ketakutan.

Mereka berlari cepat-cepat. Ingin segera memberitahukan sesuatu.


Sebuah pertanyaan pernah dilayangkan kepada Bunda Theresa, bagaimana agar bisa
melakukan seperti yang beliau lakukan. Bunda Theresa berkata: pulanglah ke gerejamu dan
mulailah dengan menyapu gereja.
Jadi harus ada sesuatu yang kita kerjakan setelah Yesus bangkit.
Banyak orang memperbincangkan kebangkitan Yesus, tetapi tidak melakukan apa-apa.

Ayat 9, Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: “Salam bagimu.” Mereka
mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya.
Ada perjumpaan dengan Yesus setelah peristiwa itu.
Yesus berkata: salam bagimu – kalimat khas Yesus yang selalu Dia katakan pada murid-
murid.
Mereka mengalami ketakutan meskipun sudah menikmati perkataan malaikat.

Ayat 10, Maka kata Yesus kepada mereka: “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada
saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat
Aku.”
Yesus harus berjumpa dengan mereka untuk memberikan jaminan pada mereka agar jangan
takut.
Perkataan malaikat ”jangan kamu takut”, hanya ditujukan pada kedua perempuan itu.
Tetapi perkataan Yesus, ”jangan takut” disampaikan pada setiap orang percaya.

Kata ”saudara-saudaraKu” memang ada pertalian darah. Murid-murid dianggap sebagai


saudara sekandung oleh Yesus.
Yesus tidak menyebut mereka murid-murid lagi.
Ada perubahan radikal setelah Yesus bangkit, tidak lagi murid, tetapi saudara.
Oleh karena itu, kita sebagai orang-orang percaya adalah saudara sekandung.

”…supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.”
Di sepanjang danau Galilea, Yesus menampakkan diri 40 kali.

Dalam hidup kita sekarang, kita seringkali takut.


Tetapi dengan kebangkitan Kristus itu tuntas. Kebangkitan Kristus merupakan proses
pembaharuan, merupakan puncak penciptaan, yaitu puncak dari keselamatan.
Orang yang percaya Kristus, bukan hanya mampu melewati persoalan-persoalan rumit dalam
hidup, tetapi memperoleh puncak janji keselamatan yang sudah Tuhan kerjakan melalui
DiriNya sendiri.
Janganlah tertawan dalam kungkungan iblis ketika kita sudah percaya Tuhan, jangan biarkan
hidup dalam keadaan jelek. Dalam sebuah buku: jelek = jahat = captivo (Latin) – ditawan
oleh iblis, jangan sombong rohani.
Mungkin kita takut karena realita sosial, sehingga tidak berani memberitakan tentang
kebangkitan Yesus.
Karya Kristus di atas kayu salib tuntas. Yang Tuhan minta adalah membiarkan diri hidup
dalam pengalaman rohani bersama dengan Dia.

Willliam Barkley menulis ada 3 pengalaman dan hal yang harus dikerjakan orang Kristen
setelah mengalami peristiwa kebangkitan:
1.    Membuat kita semakin percaya pada Tuhan.
2.    Setelah kebangkitan, Tuhan minta kita hidup untuk berbagi dengan orang lain.
3.    Hidup penuh dengan sukacita, meskipun tantangan di depan berat, tetapi sukacita selalu
mewarnai hidup.

Dengan bersukacita kita mengalami dan merasakan kebangkitan Kristus.


Salah satu indikator dari sukacita adalah tertawa. Tertawa itu membuat awet muda. Tertawa
itu membuat sakit cepat sembuh. Dalam Alkitab dikatakan hati yang gembira adalah obat.
Dengan tertawa membuat makin senang menghadapi hidup ini.
Dengan tertawa pikiran jadi jernih, sehingga bisa menemukan solusi dari beberapa persoalan.
Kita makin percaya pada Tuhan, bisa berbagi dan bisa bersukacita.

Sharing, Tanya & Jawab

A    T: Bagaimana kondisi Tubuh Yesus waktu bangkit?

J: James Tabor, menulis bahwa mereka menemukan kubur Yesus.


Buku: Yesus tidak bangkit? dituliskan oleh Aji Sutama. Dalam buku itu diberikan perbedaan
prinsip, tubuh kebangkitan Kristus hanya dikhususkan pada Yesus dan kita nanti akan
mengalami hal yang sama.
Tubuh kemuliaan itu seperti apa? Adalah tubuh yang sempurna, fisik seperti biasa, tetapi
bukan fisik yang rentan dengan sakit penyakit, persoalan2 yang membuat stres, tidak butuh
makan dan minum.
Fisik yang khusus ini dalam bahasa Alkitab ditulis: dipenuhi oleh suasana sorgawi.
Ada satu hal dunia yang dibawa Yesus ke sorga, yaitu bekas lubang di tangan dan kakinya
dan di bagian lanbungnya. Tanda itu adalah untuk ditunjukkan khususnya pada Thomas.

B    T: Yesus tidak bisa dibatasi ruang dan waktu.

J: Yesus ketika bangkit, hadir dalam bentuk fisik. Dia mengalahkan semua ruang dan waktu.
Kita berdoa dan percaya, Tuhan selalu ada bersama-sama dengan kita.
Kita bisa terjebak dengan banyak ajaran-ajaran baru. Ingatlah selalu bahwa Kristus sudah
bangkit.

Anda mungkin juga menyukai