Anda di halaman 1dari 2

APAKAH SAYA BENAR-BENAR MURID KRISTUS?

Kita mendengar dalam bacaan Injil hari ini, Tuhan Yesus berkata kepada orang-orang
Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap di dalam firman-Ku, kamu benar-
benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan
memerdekakan kamu” (Yoh 8:31-32). Kita semua diarahkan pertama-tama kepada orang-
orang yang mendengar perkataan Yesus tentang pemuridan yakni orang-orang Yahudi yang
sudah percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Sebenarnya sulit bagi banyak orang Yahudi untuk
menerima Yesus sebagai Mesias. Orang-orang di Nazaret saja kecewa dan menolak Dia.
Tetapi ada sekelompok orang Yahudi yang percaya kepada-Nya. Untuk menguatkan mereka
maka Ia memberi semacam tantangan kepada mereka yakni supaya mereka tetap menjadi
murid-murid-Nya, mereka harus tetap berada di dalam Firman-Nya. Yesus adalah Firman
hidup yang sudah berinkarnasi dan tinggal bersama manusia (Yoh 1:14). Tinggal di dalam
Firman yang adalah Yesus sendiri, membantu mereka untuk mengetahui kebenaran. Tuhan
Yesus sendiri mengakui diri-Nya sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup (Yoh 14:6). Tuhan
Yesus sebagai Kebenaran akan memerdekakan mereka. Artinya, Tuhan Yesus sebagai Firman
yang hidup, sebagai Kebenaran sejati akan melepaskan mereka dari belenggu dosa dan
kemalangan. Mereka akan merdeka sebagai anak-anak Allah. Hal yang sama terjadi juga
dalam diri kita sebagai orang yang dibaptis. Sakramen pembaptisan membuka pintu
kemerdekaan kristiani bagi kita. Kita bertumbuh menjadi kudus di hadirat Tuhan.

Rupa-rupanya para murid Yesus ini belum memahami maksud Yesus yang sebenarnya. Sebab
itu mereka kembali merujuk kepada Abraham, bapak segala bangsa dan bapak kaum beriman.
Mereka yakin bahwa mereka berasal dari keturunan Abraham dan Sara bukan dari Hagar, si
hamba. Sebab itu mereka berpikir bahwa sejak awal mereka memang sudah menjadi orang
merdeka bukan budak. Padahal yang Yesus maksudkan adalah bahwa Ia akan memerdekakan
mereka dari dosa dan salah. Jadi menjadi keturunan Abraham bukanlah jaminan seratus
persen atau status quo keselamatan, tetapi bahwa mereka harus sadar diri sebagai orang
berdosa yang mengalami kemerdekaan sejati oleh pengurbanan Yesus Kristus. Dengan kata
lain, Paskah Kristus memerdekakan manusia dari dosa dan salahnya. Yesus memang melihat
bahwa di antara mereka masih ada banyak yang menjadi hamba dosa yang perlu
dimerdekakan. Yesus bahkan mengatakan: “Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu,
kamupun benar-benar merdeka.” (Yoh 8:36).
Orang-orang yang menjadi hamba dosa akan tetap berkecenderungan untuk berbuat dosa.
Mereka akan menutup diri kepada Tuhan Yesus dan Injil-Nya. Mereka akan menutup diri
terhadap Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus. Sebab itu Yesus menegur mereka yang
memiliki niat untuk membunuh-Nya karena perkataan dan karya-karya-Nya di tengah-tengah
mereka. Yesus menganggap mereka sebagai keturunan Abraham yang tidak berasal dari
Allah. Mereka menjadi demikian karena Firman tidak memperoleh tempat di dalam hidup
mereka. Mereka menutup diri terhadap rencana Tuhan Allah dan dengan demikian mereka
juga tetap menjadi hamba dosa. Mereka belum menjadi orang merdeka.

Bacaan Injil hari ini sangat menarik perhatian kita. Tuhan menghendaki supaya kita semua
tinggal di dalam Firman-Nya dan dengan demikian kita dapat hidup sebagai anak-anak Allah
yang merdeka. Kita semua dapat menjadi murid-murid Kristus, kalau kita bertobat dan
menjadi akrab dan bersahabat dengan Sabda Tuhan. Murid Kristus yang benar adalah dia
yang mendengar sabda, merenungkan dan melakukan Sabda di dalam hidupnya. Murid
Kristus yang benar akan tetap berusaha untuk hidup suci di hadirat Tuhan bukan menjadi
hamba dosa. Masa Prapaskah menjadi kesempatan bagi kita untuk menjadi murid Kristus
yang merdeka dari dosa dan salah karena jasa Yesus Kristus sendiri. Jadikanlah Sabda Tuhan
sebagai penuntun yang menguduskanmu.

Anda mungkin juga menyukai