punya agama'
Survei terhadap anak-anak muda dan orang dewasa di 12 negara Eropa berusia
antara 16 hingga 29 tahun -yang kadang disebut generasi milenial-
memperlihatkan mayoritas dari mereka mengaku tidak menganut agama.
"Norma bahwa biasanya orang-orang Eropa memeluk Kristen, sudah tak berlaku
lagi, dan mungkin hilang selamanya atau setidaknya dalam kurun 100 tahun ke
depan," kata Stephen Bullivant, kepada koran Inggris, The Guardian.
Bullivant adalah guru besar teologi dan sosilogi di St Mary's University di London
yang menulis hasil survei yang dilakukan pada 2014-2016 di 12 negara Eropa
tersebut.
Dalam wawancara dengan BBC, hari Rabu (21/03), Bullivant mengatakan secara
budaya, afiliasi agama biasanya muncul jika seseorang besar atau tumbuh dengan
pengaruh agama yang kuat.
Bagi generasi milenial, kata Bullivant, pengaruh agama lemah atau bahkan tidak
ada sama sekali. Memang, ada pendidikan agama Kristen di sekolah, tapi
pendidikan ini 'tidak membekas' pada generasi ini.
Gereja harus kembali pada fungsinya masing masing, sesuai Roma 12:6-8
Seperti yang bisa kita lihat, Anak Manusia mengacu pada Kristus
dalam daging yang memiliki kemanusiaan yang normal dan juga
keilahian yang lengkap. Misalnya, Tuhan Yesus menampakkan diri
dari luar kelihatan seperti manusia biasa dan normal. Dia hidup di
antara orang-orang dengan cara yang praktis; Dia makan, berpakaian,
dan hidup sebagai orang biasa. Dia memiliki rutinitas orang normal
dan tumbuh seperti orang lain. Dari luar, tidak ada perbedaan Dia dari
orang lain. Bagaimanapun, Dia adalah daging yang dikenakan oleh
Roh Tuhan, dan merupakan Tuhan yang berinkarnasi sendiri dan
Kristus. Dia memiliki esensi ilahi — Dia adalah perwujudan
kebenaran. Watak Tuhan, apa yang dimiliki Tuhan dan siapa Tuhan,
dan kemuliaan dan kebijaksanaan Tuhan semuanya diwujudkan
dalam daging. Itulah mengapa Tuhan Yesus dapat melakukan
pekerjaan menebus umat manusia melalui penyaliban, membawa
kepada manusia jalan pertobatan, dan mengungkapkan dan
menyediakan kebenaran kapan pun dan di mana pun sesuai dengan
kebutuhan orang — ini di luar kemampuan siapa pun.
Jadi, Anak Manusia berarti Roh Tuhan yang terbalut daging, yaitu
perwujudan Roh Tuhan dalam tubuh jasmani dengan kemanusiaan
yang normal dan pemikiran yang normal. Ia menjadi manusia biasa
dan normal untuk bekerja dan berbicara di antara manusia. Anak
manusia yang berinkarnasi memiliki kemanusiaan yang normal dan
keilahian yang lengkap. Meskipun Dia tampak sangat umum dan
normal dari luar, Dia mampu melakukan pekerjaan Tuhan, dan
mengungkapkan kebenaran untuk menyelamatkan umat manusia. Ini
adalah inkarnasi Anak Manusia, Tuhan sendiri yang praktis.