Anda di halaman 1dari 5

LAMPIRAN MATERI BULAN OKTOBER ( Sabtu 30 Oktober 2021

Baptisan sebagai Tanda Menjadi Milik Kristus


Roma 6:1-6; Kisah Para Rasul 19:4

Saling Melayani

Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Ajaran Yesus yang utama adalah pertobatan. Setelah Ia dibaptis oleh Yohanes di Sungai Yordan, pada saat Ia keluar
dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara dari sorga: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi,
kepada-Mulah Aku berkenan.” Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun. Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh
Iblis. Ia berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia. Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan
Injil Allah, kata-Nya: “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”

Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Sepanjang perjalanNya, Yesus telah mengajarkan banyak hal kepada pengikut-pengikutNya dan para murid-
muridNya baik melalui perkataan maupun perbuatan. Pekerjaan-pekerjaan yang sangat luar biasa yang melebihi akal sehat ataupun logika berpikir manusai, seperti
pada renungan kita hari ini. Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa.
Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. Mereka sedang makan bersama,
dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala
sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain
lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah baki, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya
dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: “Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?”
Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak.” Kata Petrus kepada-Nya: “Engkau tidak akan
membasuh kakiku sampai selama-lamanya.” Jawab Yesus: “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.”  Kata Simon Petrus
kepada-Nya: “Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!” Kata Yesus kepadanya: “Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri
lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua.”  Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia.
Karena itu Ia berkata: “Tidak semua kamu bersih.” Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata
kepada mereka: “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah
Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah
memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.

Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Kisah ini sangat menekankan kepada kita bahwa Yesus datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani. Dan
inilah yang menjadi jiwa ataupun inti pelayanan gereja dan orang-orang percaya secara umum yang kita imani sampai sekarang. Melayani bukan untuk dilayani. Ini
mengajarkan kepada kita bahwa sebagai orang percaya kita wajib untuk memberikan pelayanan terhadap sesama, dengan tidak mengutamakan kepentingan pribadi
tetapi lebih mendahulukan kepentingan sesama. Kita harus mampu berbuat tanpa melihat status, identitas ataupun jati diri seseorang. Menghilangkan pandangan
bahwa diri kita lebih tinggi dari yang lain, karena kita semua sama-sama diciptakan Tuhan hanya saja setiap orang diberi talenta yang berbeda. Dan dengan
perbedaan talenta tersebut diharapkan kita mampu saling menolong. Segala yang kita miliki sepatutnyalah berguna bagi sesama kita. Dan sesungguhnya Tuhan
memberi sesuatu yang lebih bagi setiap orang, sehingga setiap orang sesungguhnya mampu untuk melayani sesamanya. Yesus berkata: Barangsiapa terbesar di
antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
(Matius 23: 11-12).

Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Renungan kita hari ini sekaligus menjadi jawaban perdebatan yang pernah terjadi di antara murid-muridNya tentang
siapakah yang terbesar di antara mereka (Markus 9). Melalui tindakan membasuh kaki murid-muridNya Yesus menunjukkan bahwa Ia telah megambil peranan yang
sangat mereka anggap rendah untuk melayani murid-muridNya sekalipun Ia adalah Guru dan Tuhan Mereka.  Inilah kasih yang sesungguhnya yang Yesus
tunjukkan bagi murid-muridNya. Yesus dengan jelas memperlihatkan, bagaimana mengasihi sesama yang sesungguhnya. Yaitu rela melayani dengan merendahkan
diri.

Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Kita harus bisa menjadi pelayan bagi sesama. Ini juga sekaligus mengajarkan kepada kita bahwa mengasihi sesama
adalah bukti kasih kita kepada Allah. Yesus dengan totalitas juga menyerahkan hidupNya kepada Bapa. Seperti yang dikatakanNya di kayu salib. “Ya Bapa, ke
dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Maka, di masa peringatan Kematian Yesus di kayu salib saat ini, hendaklah kita semakin mengobarkan iman kita
kepadaNya. Berbuat seperti yang telah dilakukanNya, sebagaiman Dia berkata,. “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir
dari semuanya dan pelayan dari semuanya.”  (Markus 9: 35). Amin.

Memahami arti Baptisan Menurut Alkitab


Baptisan berasal dari bahasa Yunani, yaitu baptizo berarti menyelamkan atau mencelupkan. Dalam Injil Markus 7:4; Lukas 11:38, tampak adat istiadat
Yahudi mengenai membasuh anggota tubuh dengan air sebagai simbol pembersihan diri. Adat kebiasaan ini berkaitan dengan makna baptisan sebagai pembasuhan
atau membersihkan dengan air.
Roma 6:1-6, Rasul Paulus menekankan tentang baptisan . Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan, bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya
semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? Atau tidak
tahukah kamu bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya dengan demikian, kita telah dikuburkan bersama-sama
dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan
hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama
dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya agar jangan kita
menghambakan diri lagi kepada dosa.
Rasul Paulus mengajarkan bahwa baptisan merupakan tanda pertobatan manusia yang ingin masuk ke dalam hidup baru di dalam Kristus. Jauh sebelum
Yohanes Pembaptis melakukan baptisan, dalam tradisi Yahudi juga ada tata cara pembasuhan dengan air yang bermakna membasuh dosa manusia, seperti Naaman
yang menyelam ke dalam air untuk menyembuhkan penyakitnya. Injil Markus 1:4-11 menunjukkan bahwa baptisan Yohanes adalah kelanjutan (penerus) dari adat
pembasuhan Perjanjian Lama, namun dengan pengertian baru, yaitu bukan sekadar penyucian, tetapi sebagai “lambang pertobatan” (Kisah Rasul 19:4) untuk
menerima “pengampunan dosa” (Lukas 3:3). Yohanes mengatakan dia membaptis dengan air, tetapi Yesus membaptis dengan Roh. Yesus sendiri datang untuk
dibaptis oleh Yohanes. Mulanya Yohanes ragu, tetapi Yesus harus menggenapi nubuat mengenai diri-Nya. Baptisan membasuh tubuh dan jiwa kita dari gaya dan
cara hidup lama ke gaya dan cara hidup baru, yaitu hidup menurut ajaran Kristus.  Hidup beru berarti dibebaskan dari perhambaan dosa menjadi hamba
Allah di dalam Yesus Kristus. Dibebaskan dari hamba dosa artinya manusia diberi kekuatan untuk melawan kuasa dosa dengan mengandalkan kuasa Yesus.
Baptisan menjadi pertanda seseorang menjadi “milik Kristus,” kita mati bersama Kristus dan bangkit bersama Dia. Melalui baptisan, kehidupan lama yang
penuh dosa dikuburkan dan kita bangkit dalam hidup yang baru. Keselamatan diperoleh hanya karena anugerah Allah di dalam Yesus Kristus. Kita dibaptis karena
kita telah diselamatkan oleh Allah di dalam Yesus Kristus. Pembaptisan  merupakan awal dari suatu proses sepanjang hidup sebagai anak-anak terang. Berdoa dan
membaca Alkitab merupakan bagian dari proses itu. Hidup sebagai anak-anak terang artinya berpikir, berkata-kata, dan bertindak sesuai dengan terang Firman
Tuhan atau ajaran Yesus.

Baptisan Yohanes
Baptisan Yohanes adalah baptisan pertobatan yang dilakukan di Sungai Yordan. Sebenarnya, orang Yahudi yang hidup jauh sebelum zaman Yohanes
pembaptis pun sudah mengenal adanya baptisan, yaitu melalui adat “pembasuhan” seperti yang dilakukan oleh Nabi Elisa terhadap Naaman. Adat “pembasuhan”
Perjanjian Lama lebih mempunyai arti sebagai penyucian diri, sedangkan baptisan Yohanes bersifat eskatologis menuju kepada Kristus yang akan membaptiskan
dengan Roh Kudus (Markus 1:4-8). Baptisan Yohanes sekalipun bermakna “penyucian diri dari dosa” ataupun pembasuhan, namun sifatnya melambangkan
pertobatan dan pengharapan akan kebangkitan Kristus.

Baptisan Anak-Anak
Ada gereja yang melaksanakan baptisan untuk anak-anak, tetapi ada juga gereja yang hanya mengakui baptisan orang dewasa. Banyak gereja di Indonesia
memilih untuk membaptiskan seseorang sejak bayi dan baptisan dilakukan berdasarkan pengakuan dan iman orang tuanya. Dalam Injil Lukas 18:16a, Matius
19:14a; Markus 10:14a, Yesus memarahi murid-murid-Nya yang ingin menghalang-halangi anak-anak datang kepada-Nya. Dia mengatakan: “biarkanlah anak-anak
itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka”. Yesus memberkati anak-anak. Maka, baptisan anak-anak memiliki dasar dalam Alkitab bahwa Yesus
sendiri menyambut anak-anak dan memberkati mereka. Jadi, baptisan anak-anak memiliki dasar dalam Alkitab, begitu pula baptisan orang dewasa (Injil Matius
28:19-20).

Baptisan merupakan Perintah Yesus


Matius 28:19-20, Yesus minta murid-murid-Nya untuk pergi ke seluruh penjuru bumi, kabarkan Injil Kerajaan Allah, dan baptis orang-orang percaya dalam
nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Yesus menginginkan  keselamatan diperluas keseluruh bangsa. Keselamatan yang pada mulanya dipahami hanya milik bangsa
Israel sebagai umat pilihan, kini diperluas Yesus menjadi milik semua bangsa. Setiap orang dari berbagai bangsa yang percaya kepada-Nya menjadi murid-Nya.
Tandanya adalah melalui baptisan dan mereka pun menerima anugerah keselamatan. Jadi, unsur percaya amat penting dalam baptisan, yaitu hanya orang yang
percaya kepada Kristus dan orang yang bertobat yang akan menerima baptisan kudus.  Yesus sendiri menjalani baptisan oleh Yohanes pembaptis di Sungai Yordan.

Ketika Dia dibaptis, turunlah Roh Kudus ke atas kepala-Nya dan ada suara dari langit yang mengatakan: “Inilah anakKu yang Kukasihi, kepada-Nya Aku
berkenan.”

Makna Dan Arti Baptisan


Baptisan merupakan salah satu sakramen yang diakui dan dilaksanakan oleh gereja sampai saat ini. Baptisan ini dilaksanakan karena perintah langsung dari
Yesus kepada para murid - Matius 28:19. Baptisan memiliki makna tersendiri bagi gereja Tuhan, baik secara kolektif maupun secara pribadi. Ini disebabkan
baptisan merupakan deklarasi iman kepada dunia dan juga kepada Iblis bahwa kita adalah milik dari Kristus. Dan baptisan menunjuk kepada tanda milik yang
dimeteraikan dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.

Makna baptisan adalah:


1.   Menjadi lambang kematian dan kebangkitan Yesus.
   Makna baptisan di sini menunjuk kepada suatu pengakuan atau proklamasi bahwa Yesus telah mati, dikuburkan dan bangkit untuk memberi kita keselamatan. Ketika
kita dibaptis di dalam air, itu merupakan lambang dari kematian dan penguburan Yesus. Ketika kita ke luar dari air  melambangkan kita bangkit bersama Yesus
dalam suatu kehidupan yang baru. Dan  kita adalah miliki sepenuhnya dari Yesus Kristus.

2.    Menjadi bukti ketaatan kita kepada Yesus Kristus.


Pada prinsipnya baptisan tidak menyelamatkan kita. Baptisan menjadi bukti bahwa kita telah menjadi milik Yesus Kristus. Sebagai milik dari Yesus Kristus, maka
kita harus taat kepada apa yang telah dikatakan oleh Yesus bagi kita. Kita menyerahkan seluruh hidup kita kepada Allah.Kita hidup bukan lagi mengikuti keinginan
kita tetapi kehendak Allahlah yang harus kita ikuti. Selama kita hidup di dunia ini, kita akan mengalami berbagai pergumulan hidup. Untuk menang terhadap
pergumulan hidup, kita harus sungguh-sungguh beriman kepada Yesus, dan berharap serta bersandar hanya kepada Dia.

3.Menjadi bukti bahwa kita adalah saksi Kristus.


  Makna baptisan ialah kita ini adalah saksi Kristus di bumi ini. Kita menjadi mitra kerja Yesus dalam proyek keselamatan bagi manusia berdosa. Inilah tanggung
jawab kita sebagai milik Yesus Kristus. Kita harus menghasilkan buah-buah roh dalam hidup kita setelah kita dibaptis - Galatia 5:22-23. Ada perubahan hidup yang
terjadi, sehingga hal itu memberi contoh atau teladan yang positif bagi sesama. Paulus katakan bahwa, "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru,
yang lama sudah berlalu sesungguhnya yang baru sudah datang" 2 Kor.5:17. Baptisan memiliki makna yang sangat penting bagi gereja pada umumnya dan secara
khusus bagi setiap pribadi yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Biarlah hidup kita menjadi garam dan terang dunia - Matius 5:13-16.
Baptisan merupakan salah satu sakramen dalam gereja Protestan yang mengakui dua sakramen, yaitu sakramen Perjamuan Kudus dan Baptisan Kudus. Baptisan
Kudus merupakan tanda seseorang menjadi bagian dari persekutuan orang percaya yang telah bertobat dan bersedia hidup baru dalam anugerah Yesus Kristus.
Semua orang yang telah dibaptis dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus adalah orang-orang yang telah menjadi bagian atau anggota dari persekutuan orang
percaya. Jika seseorang dibaptis pada masa kanak-kanak, dia dibaptis berdasarkan pengakuan dan iman orang tuanya.

Anda mungkin juga menyukai