Pendahuluan
Sebagai hal yang jarang terjadi, kerasukan bukan lagi fenomena yang asing dalam kehidupan kita. Kita pasti pernah mendengar kisah mengenai hal ini entah dari orang lain, menyaksikannya sendiri atau dari Alkitab. Namun kadang kita bertanya-tanya, apakah sebenarnya kerasukan itu? Apakah kerasukan itu merupakan penyakit ataukah hal lain? Saya berusaha menyimpulkan jawaban untuk pertanyaan tersebut di dalam makalah singkat ini. Meskipun pada dasarnya kesimpulan saya tidak sempurna, saya harap makalah ini dapat membantu memberikan pandangan baru mengenai fenomena ini. Salam, Penulis
Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara
34
keras:
"Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang
hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah." 35 Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Dan setan itu pun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar dari padanya dan sama sekali tidak menyakitinya.
36
Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya:
"Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan mereka pun keluar." (Lukas 4:33-36 TB)
Juga diindikasikan bahwa iblis bisa merasuki binatang dalam kisah pengusiran setan di Gerasa.
27
Setelah Yesus naik ke darat, datanglah seorang laki-laki dari kota itu menemui Dia; orang itu
dirasuki oleh setan-setan dan sudah lama ia tidak berpakaian dan tidak tinggal dalam rumah, tetapi dalam pekuburan. 28 Ketika ia melihat Yesus, ia berteriak lalu tersungkur di hadapan-Nya dan berkata dengan suara keras: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus Anak Allah Yang Mahatinggi? Aku memohon kepada-Mu, supaya Engkau jangan menyiksa aku."
29
Ia berkata
demikian sebab Yesus memerintahkan roh jahat itu keluar dari orang itu. Karena sering roh itu menyeret-nyeret dia, maka untuk menjaganya, ia dirantai dan dibelenggu, tetapi ia memutuskan segala pengikat itu dan ia dihalau oleh setan itu ke tempat-tempat yang sunyi.
31 30
Dan Yesus
bertanya kepadanya: "Siapakah namamu?" Jawabnya: "Legion," karena ia kerasukan banyak setan. Lalu setan-setan itu memohon kepada Yesus, supaya Ia jangan memerintahkan mereka
32
lereng gunung, lalu setan-setan itu meminta kepada Yesus, supaya Ia memperkenankan mereka memasuki babi-babi itu. Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah setan-setan
itu dari orang itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau lalu mati lemas. (Lukas 8:27-33 TB)
Dalam perjanjian baru dikatakan juga bahwa orang yang diasuki setan dapat memiliki kapasitas untuk pengetahuan tersembunyi (contoh: masa depan, pikiran terdalam dari orang-orang disekitarnya) seperti dalam Kisah Para Rasul 16:16, kekuatan fisik yang luar biasa seperti dalam Kisah Para Rasul 19:16, memiliki penyakit atau kelainan secara fisik seperti dalam Lukas 13:1017 dan menyebutkan bahwa orang yang dirasuk setan dapat berbicara tentang Kristus seperti dalam Kisah Para Rasul 19:15 dan Markus 3:11.
Matius 7:21-23
Matius 8:14-17
Matius 8:28-34
sekelompok babi ("sekitar dua ribu" babi, menurut Markus 5:1-20; tulisan Markus dan Lukas 8:26-39 hanya menyebutkan seorang pria).
Matius 9:32-34
mengatakan bahwa Yesus melakukannya dengan kuasa Beelzebul (juga Markus 3:20-22).
Matius 10:1-8
Matius 12:22-32
Matius 12:43-45
Matius 15:21-28
Matius 17:14-21
= Yesus mengeluarkan setan dari seorang pria (Lukas 4:31-37). = Seorang non-kristen mengusir setan dalam nama Yesus (juga
Lukas 7:21
= Setan merasuki Yudas Iskariot (juga Yohanes 13:27). = Sekumpulan orang Yahudi yang ingin membunuh Yesus
Yohanes 10:20-21
Kisah Para Rasul 5:3 = Setan memenuhi hati Ananias. Kisah Para Rasul 5:16 = Para rasul menyembuhkan orang yang dihinggapi roh jahat. Kisah Para Rasul 8:6-8= Saat Filipus mengajar di Samaria, banyak setan yang keluar dari orang-orang.
Kisah Para Rasul 8:18-19= Simon menawarkan untuk membeli kekuatan menumpang tangan.
Kisah Para Rasul 10:38= Petrus mengatakan Yesus menyembuhkan orang-orang yang berada dibawah kekuatan setan.
Kisah Para Rasul 16:16-24= Paulus dan Silas dipenjarakan karena mengusir roh tenung dari seorang gadis.
Kisah Para Rasul 19:11-12= Sapu tangan dan kain yang pernah dipakai Paulus menyembuhkan penyakit dan mengusir setan.
Kisah Para Rasul 19:13-20= Tujuh anak Skewa mencoba mengusir setan dengan mengatakan: Dalam nama Yesus, yang dikhotbahkan Paulus, aku memerintahkan kamu untuk keluar. Namun karena mereka tidak memiliki iman dalam Yesus, mereka gagal dan diusir oleh orang yang dirasuk setan.
Wahyu 18:2
bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci.
Penyebab Kerasukan
Kerasukan dapat disebabkan oleh pernahnya berurusan dengan roh jahat (seperti meramal) atau terikatnya seseorang pada sesuatu hal buruk. Seperti dalam buku Ellen G. White, Spirit of Prophecy volume 2 halaman 179, kurang lebih mengatakan bahwa salah satu penyebab dari kerasukan adalah kesalahan korbannya sendiri. Korban terpesona oleh kesenangan dosa sampai suatu saat kakinya terjatuh sampai dia melanggar hukum moral dan kesehatan. Kita tidak tahu bagaimana persisnya seseorang membuka diri untuk dirasuki. Kalau kasus Yudas menjadi contoh, dia membuka hatinya pada kejahatan (dalam kasus ini ketamakannya Yohanes 12:6). Jadi jika seseorang membiarkan hatinya dikuasai oleh dosa secara terus menerus mungkin saja itu akan menjadi undangan bagi setan untuk masuk. Dari pengalaman para misionari, kerasukan setan nampaknya juga berhubungan dengan penyembahan berhala dan pemilikan barang-barang okultis. Alkitab berulang kali menghubungkan penyembahan berhala dengan penyembahan pada setan-setan (Imamat 17:7; Ulangan 32:17; Mazmur 106:37; 1 Korintus 10:20), jadi tidak mengherankan jikalau keterlibatan dengan cara dan praktek penyembahan semacam itu dapat mengakibatkan kesurupan. Contohnya dapat kita lihat dalam ayat berikut ini:
28
Maka mereka memanggil lebih keras serta menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan
29
tombak, seperti kebiasaan mereka, sehingga darah bercucuran dari tubuh mereka.
Sesudah
lewat tengah hari, mereka kerasukan sampai waktu mempersembahkan korban petang, tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda perhatian. (1 Raja-raja 18:28-29 TB)
Berdasarkan ayat-ayat Alkitab di atas dan beberapa pengalaman dari para misionari bahwa banyak orang yang membuka hidup mereka kepada setan melalui dosa atau keterlibatan dalam pemujaan roh (baik secara sadar maupun tidak sadar). Contoh-contohnya antara lain: immoralitas, penyalahgunaan alkohol/narkoba karena semua ini mengubah tingkat kesadaran seseorang; pemberontakan, kepahitan; meditasi transendental.
Kata seorang dari orang banyak itu: "Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu, karena ia
Dari contoh tertentu dalam Alkitab juga kita dapat melihat bahwa seringkali orang yang dirasuk tampak seperti orang biasa atau waras. Hal ini terjadi dalam kasus Ananias (Kisah Para Rasul 5:3) dan Yudas Iskariot (Lukas 22:3). Bahkan pada jaman Yesus, seringkali kelakuan yang berbeda dari biasanya dianggap sebagai kerasukan.
18
Karena Yohanes datang, ia tidak makan, dan tidak minum, dan mereka berkata: Ia kerasukan
Dalam Perjanjian Lama, hal ini juga terjadi pada Raja Saul dimana ia memiliki iri hati kepada Daud yang merupakan anak buahnya sendiri sehingga roh jahat bisa mempengaruhi pikirannya untuk membunuh Daud (1 Samuel 18:8-15). Walaupun Saul sudah dirasuki roh jahat dan memiliki niat jahat, ia masih memiliki kesadaran bahkan bisa menyebut nama Tuhan seperti
dalam 1 Samuel 19:6. Dikisahkan bahwa Saul memiliki dendam, depresi dan kebencian mendalam terhadap Daud yan merupakan bagian dari kerasukan tersebut. Dalam hal ini penyebab kerasukannya adalah undurnya Roh Tuhan dari Saul karena Tuhan sudah memilih Daud sebagai raja Israel yang diurapi. Kerasukan yang terjadi pada Saul, Ananias dan Yudas Iskariot dapat dikatakan sebagai penyakit mental dimana sang penderita masih memiliki kesadaran penuh terhadap kegiatannya dan tubuhnya tidak dikendalikan sepenuhnya oleh setan. Kerasukan yang berupa penyakit dapat juga berupa ketergantungan terhadap hal-hal buruk, niat jahat, dan amarah yang tidak terkendali. Kerasukan semacam ini seringkali dianggap bukan kerasukan dan hanya masalah psikologi. Dan memang seringkali dapat disembuhkan tanpa harus terjadi pengusiran terhadap setan yang merasuk. Dalam Ministry of Healing halaman 172 dikatakan bahwa dalam mengatasi korban yang tidak bisa menguasai dirinya kita harus ingat bahwa kita tidak beurusan dengan orang waras, melainkan orang yang untuk sementara waktu berada dibawah kekuasaan iblis (kerasukan). Di sisi lain, dalam budaya Barat, kita barangkali kurang serius dalam mempertimbangkan pengaruh setan dalam hidup orang. Yang menjadi masalah adalah adanya kemiripan ciri antara orang yang kerasukan setan dan mengalami gangguan jiwa seperti keinginan untuk bunuh diri, tidak merawat atau bahkan menyiksa tubuhnya sendiri, adanya delusi, halusinasi, bicara terdisorgnisasi, perilaku aneh, gejala negatif, difungsi social, sangat sensitif, sulit mengingat dan sulit berkonsentrasi. Namun ada perbedaan mencolok antara keduanya yaitu perubahan kepribadian yang drastis, memiliki kekuatan yang sangat besar dan biasanya langsung sembuh setelah setan tersebut diusir. Pada penderita gangguan jiwa, kesembuhan akan berlangsung secara bertahap.
Kesimpulan
Dengan demikian ada beraneka macam gejala dari kerasukan setan, seperti kelemahan jasmani yang bukan disebabkan oleh gangguan fisiologis, perubahan kepribadian seperti depresi berat atau sifat agresif yang tidak masuk akal, kekuatan supranatural, ketidakpedulian terhadap kepantasan atau interaksi sosial yang wajar, dan mungkin juga kemampuan untuk memberi informasi yang tidak dapat diketahui secara biasa. Penting untuk diperhatikan bahwa hampir semua, kalau bukan semua, karakteristik ini mungkin dapat dijelaskan dengan cara-cara lain sehingga penting untuk tidak mencap setiap orang yang depresi atau yang mengidap penyakit epilepsi sebagai kerasukan setan. Namun kerasukan setan yang seperti diatas bukan termasuk sebagai penyakit. Kerasukan yang termasuk penyakit sebagai contohnya adalah kebiasaan buruk yang mengikat seperti minum minuman keras dan merokok, atau pikiran-pikiran jahat, dendam dan iri hati yang lebih ke penyakit mental daripada fisik.
Sumber
http://en.wikipedia.org/wiki/Demonic_possession Spirit of Prophecy vol.2 Ministry of Healing http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2011/03/18/membedakan-gangguan-jiwa-kerasukansetan-349767.html http://www.gotquestions.org/Indonesia/kerasukan-setan.html