Buku 1
A. Identitas Buku
Judul : Okultisme
Tahun : 2018
Cetakan : Ketujuh
B. Ringkasan Buku
Penulis juga menjelaskan sedikit arti okultisme pada bab I ini dengan
melihat keadaan orang kristen yang semakin banyak yang terlibat dalam praktek
okultisme misalnya, perdukunan. Melalui pengamatan penulis, praktek okultisme
ini sangat penting untuk dibahas dan tidak dapat diabaikan. Topik ini tidak
mungkin dikatakan tertinggal zaman, karena dalam setiap zaman akan selalu ada
praktek-praktek okultisme. Mungkin dan fenomenanya uang berbeda, tetapi
hakekat dan keberadaan dari okultisme adalah sama. Sama sumber dan pelakunya,
yaitu iblis.
Pada kondisi lain banyak kasus ketika seseorang tidak mengetahui
bagaimana cara lepas dari ikatan praktek okultisme. Juga pada saat seseorang
ingin melepaskan dirinya sendiri dari belenggu ikatan praktek okultisme, ia tidak
tahu bagaimana caranya. Dan ada pula orang yang diganggu oleh roh jahat tidak
tahu bagaimana caranya. Dengan pembahasan mengenai pengertian okultisme ini
penulis mengharapkan orang kristen semakin terbuka pemikirannya mengenai apa
sebenarnya okultisme itu sehingga kita sebagai orang kristen yang percaya dan
mempunyai Tuhan tidak terjatuh dalam praktek okultisme ini.
Bab IV Membebaskan dari ikatan Okultisme. Pada pembahasan bab ini, penulis
memaparkan bahwa orang-orang yang terlibat praktek okultisme perlu pelepasan
rohani agar mereka di bebaskan dari perbudakan kuasa setan dengan memberi
kasih. Ada beberapa persiapan pelayan/pekerja rohani untuk melepaskan
okultisme dalam diri seseorang misalnya persiapan rohani. Artinya seorang
pekerja rohani harus mempunyai kehidupan rohani yang baik. Seorang pelayan
harus memiliki sikap rendah hati dihadapan Tuhan dan manusia. Telah mengalami
pengampunan dan pengudusan Tuhan. Yang kedua Persiapan pengetahuan,
seorang pelayan hendaknya menguasai ayat-ayat alkitab sehubungan dengan
satanisme, mempunyai pandangan teologi yang alkitabiah, dipenuhi dengan
firman Tuhan (Kolose 3:16), dipenuhi dengan pengetahuan alamiah yang
secukupnya dalam hal menjelaskan kebenaran firman Tuhan (Mzm 19:2),
mengetahui rahasia kuasa gelap ditempat tersebut (2 Kor 2:11).
Tahun : 2010
Cetakan : Kelima
Tebal Buku : 14 x 21 cm
B. Ringkasan Buku
1. Pengertian sekuler tentang okultisme
Okultisme adalah istilah yang dipakai untuk menyebut bidang luas
kepercayaan dan praktik-praktik yang menyangkut magic atau kekuatan-kekuatan
di luar dunia wajar. Termasuk okultisme ialah astrologi, peramalan, magic dan
spiritualisme, yaitu kepercayaan bahwa arwah orang mati mempunyai hubungan
dengan yang hidup. Bagi orang yang percaya, okultisme berdasarkan ilmu yang
tersembunyi dan tidak dimiliki oleh orang-orang biasa. Segolongan ilmuwan
menolak praktik okultisme. Segolongan lain percaya kepada kekuatan untuk
membaca alam pikiran atau kekuatan okultisme. Dari masa ke masa pendapat
ilmiah terhadap praktik-praktik okultisme terus-menerus berubah. Pada tahun
1800, hipnotisme dianggap termasuk okultisme, tetapi sekarang ternyata
hipnotisme digunakan dalam psikologi dan kedokteran. Kepercayaan terhadap
okultisme sangat lazim dalam masyarakat non industri yang terisolasi, tetapi sejak
pertengahan 1900-an okultisme telah hidup kembali dan meluas di dunia barat.
Sumber timbulnya okultisme : pencarian dan kepercayaan manusia pada
kekuatan supranatural (gaib) yang penuh misteri dipengaruhi oleh beberapa alasan
yaitu :
1. Pemahaman yang salah tentang Allah
Konsep-konsep yang salah tentang eksistensi, jati diri, kuasa Allah,
serta anggapan bahwa allah yang trasenden sulit dipahami, penuh
misteri dan tidak terselami, mendorong manusia berupaya mencari dan
berkomunikasi dengan Allah melalui berbagai cara, antara lain, tirakat,
korban, belajar berbagai mantera atau benda-benda ciptaan untuk
disembah dan dipuja
2. Perasaan tidak berdaya di tengah alam semesta
Manusia menyadari dirinya terbatas, lemah dan tak berdaya di tengah
alam semesta yang luas, penuh misteri, dan aneka ragam permasalahan
yang membelit kehidupan. Kesadaran ini membawa manusia untuk
mencari dan menemukan kuasa yang dapat menjamin, melindungi
berbagai kondisi yang ditemui dalam kehidupannya di alam semesta.
Kiat solusi jaminan perlindungan ini membawa manusia untuk mencari
kesaktian, berbagai jimat, mantera serta ramalan.
Kesimpulan:
Pada hakikatnya kedua buku yang di review oleh penulis memiliki isi yang
bagus dan menarik. Namun isi kedua buku memiliki banyak perbedaan, pada
buku yang pertama cenderung membahas okultisme secara global sedangkan pada
buku kedua membahas tentang okultisme pada adat jawa. Penulis berharap untuk
setiap pembaca dapat lebih memahami okultisme dan meninggalkan praktik-
praktik okultisme setelah membaca kedua buku ini.
Saran :
Penulis menyarankan agar kita umat Kristen lebih giat lagi dalam
membaca buku okultisme karena ini sangat berpengaruh besar dalam kehidupan
kita jika kita terlibat dalam lingkaran okultisme. Penulis juga berharap agar buku
dengan pembahasan okultisme ini diperoleh dengan mudah di kalangan
masyarakat.