Anda di halaman 1dari 8

OKULTISME DALAM PANDANGAN KRISTEN

OKULTISME DALAM PANDANGAN KRISTEN

I.              Pendahuluan
Dalam dunia ini ada dua jenis kuasa, kuasa Roh Kudus (Kisah Rasul 10:38) dan kuasa
kegelapan (1Timotius 4:1). Manusia dalam memilih jalan hidupnya diberikan kebebasan,
apakah ia memilih Roh Kudus atau memilih kuasa kegelapan. Okultisme adalah kegiatan dari
kuasa kegelapan itu, kini menjadi terminologi teologi yang khusus membicarakan roh-roh
yang berkaitan dengan kekuatan “misterius”. [1]
            Pada zaman sekarang ini, yang semuanya telah dipenuhi dengan teknologi, mulai dari
kebutuhan pokok manusia seperti makan, minum dan mandi sudah berhubungan dengan
teknologi, belum lagi kepada hubungan antara manusia yang semakin mudah akibat adanya
teknologi komunikasi sampai kepada pengobatan penyakit sudah menggunakan teknologi.
Dengan kata lain, pada era sekarang ini penggunaan logika adalah yang paling utama.
            Namun sekalipun zaman telah menggunakan logika,  okultisme, yaitu kepercayaan
terhadap kekuatan gaib tetap masih ada. Dan ironisnya, dalam teknologi yang menggunakan
logika itu, dipakai dalam kegiatan okultisme.
            Tulisan ini bukannya membahas bagaimana teknologi diperhadapkan dengan
okultisme, tetapi bagaimana sebenarnya okultisme itu? Apakah itu dibenarkan oleh Iman
Kristen?  

II.            Apa Itu Okultisme?


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah “okultisme” berarti kepercayaan kepada
kekuatan gaib yang dapat dikuasai manusia. Okultis adalah ahli ilmu gaib yang tidak dimiliki
oleh manusia biasa.[2] Dalam bahasa Inggris, okultisme berasal dari kata “occult”[3] yang
berarti secret (rahasia), tersembunyi dari pandangan manusia biasa[4] atau bersifat misteri.
Sedangkan isme berarti ajaran, atau paham atau juga doktrin. Sehingga okultisme dapat
diartikan menjadi ajaran atau paham/doktrin tentang hal-hal yang gelap, rahasia, dan
tersembunyi, khususnya menyangkut kuasa kegelapan.[5]
            Dalam prakteknya, okultisme yaitu praktek-praktek yang dilakukan dengan “rahasia”
dan latar belakang di luar logika manusia dengan peristiwa yang gaib dan aneh. Pelaku
okultisme mengarah kepada sebuah hasrat untuk memiliki atau menguasai atau
menginginkan sesuatu. Atau juga merupakan praktek akibat takut terhadap sesuatu kutukan
sehingga melakukan tindakan okultisme.
            Banyak tindakan olkultisme yang kesemuanya ini pada umumnya adalah warisan dari
nenek moyang yang terdahulu yang turun-temurun sampai pada masa sekarang. Dan banyak
juga alasan-alasan penganutnya sehingga tindakan okultisme itu harus dilakukan. Misalnya,
takut kepada roh nenek moyang, atau takut tidak akan dilindungi roh nenek moyang, atau
juga tidak diberikan berkat oleh roh nenek moyang. Masih banyak yang lain tindakan umum
masyarakat yang bisa dikatakan tidak masuk akal dan jauh dari Iman Kristen. Tindakan ini
tidak hanya dilakukan oleh orang tertentu saja (misalnya dukun), tetapi juga masyarakat
banyak dan sudah umum.[6]

III.           Seperti Apa dan Mengapa Harus Okultisme?


3.1         Praktek-Praktek Okultisme
Berdasarkan jenisnya, praktek okultisme yang terdapat dalam masyarakat sekarang ini dan
juga masyarakat dahulu dapat dilakukan dengan kegiatan:
         Spiritisme,[7] yaitu praktek yang didasarkan kepada keyakinan bahwa orang mati
mempunyai hubungan dengan orang yang hidup. Roh orang yang mati dapat saja dipanggil
orang yang hidup melalui main jelangkung, dipanggil paranormal.[8] Selain dipanggil, roh
orang mati juga dipercaya dapat memberkati para keturunannya, sehingga upacara untuk
menghormati roh itu harus dilakukan, misalnya mengunjungi kuburan dengan membuat
sesajen.
         Ilmu ramal atau tenung,[9] yaitu ilmu gelap yang  mengatas-namakan sebuah hal tertentu
atau sarana tertentu untuk digunakan mengetahui peristiwa dan nasib seseorang di masa
depan. Dan sang peramal biasanya dipercaya dapat memberikan jalan yang terbaik dalam
menunjukkan jalan di masa depan. Yang nyata dalam kehidupan sekarang praktek ini dapat
dilihat dengan:
Astrologi, yaitu ilmu tentang bintang-bintang yang menghubungkan antara tanggal kelahiran 
dengan nasib masa depan manusia.
Meramal nasib dengan kartu, garis tangan, dengan ini nasib seseorang dipercaya sudah
tersirat dalam garis tangan orang itu sendiri.
Kronomantik, merupakan ilmu ramal yang digunakan untuk mengetahui hari dan waktu yang
paling baik. Misalnya hari yang baik untuk menikah, mendirikan rumah, menanam benih,
memasuki rumah, dsb. Dan sebaliknya ada juga waktu atau tanggal yang dianggap sebagai
pembawa sial, misalnya angka 13, sehingga setiap tanggal 13 dianggap sebagai hari sial.
         Ilmu Sihir/magi, atau disebut juga ilmu gaib, guna-guna, atau jampi-jampi dan juga santet.
Sihir berakar kepada suatu kepercayaan bahwa dalam orang,[10] benda, tempat atau juga
keadaan mengandung daya kekuatan (hal ini berhubungan dengan dinamisme).[11] Ilmu sihir
dikuasai oleh seorang dukun. Seorang dukun sihir memelihara sebangsa jin yang sewaktu-
waktu dapat disuruh untuk membawa guna-guna dan memasukkannya ke dalam tubuh
seseorang.[12]
         Ilmu hitam (black magic),[13] yaitu ilmu gelap yang menyusahkan, melukai, merusak,
menggilakan dan mematikan orang lain. Tujuan ilmu hitam adalah untuk hal-hal yang jahat.
         Ilmu Putih (white magic),[14] yaitu ilmu gelap yang tujuannya untuk hal-hal yang baik yang
bersifat menolong, namun sebenarnya juga membinasakan manusia. Ilmu hitam adalah
serigala berbulu serigala yang sama dengan perampok yang berbaju seramnya, tetapi ilmu
putih adalah serigala berbulu domba yang sama dengan perampok berbaju jubah pendeta.
Walaupun Ilmu Putih mempunyai tujuan baik, tetapi tetap merupakan kejahatan dimata
Tuhan.[15] Ilmu putih merupakan penggenapan dari 2 Korintus 11:14, yang menggunakan
kedok kebaikan sebagai dasarnya.
         Jimat-jimat,[16] yaitu barang atau sesuatu benda yang berkuasa atau mengandung
kesaktian dan dianggap berjiwa. Pada umumnya jimat ini dipakai untuk penjagaan diri,
pencapaian cita-cita atau penangkal/penakluk terhadap lawan.
         Mujizat Palsu,[17] yaitu kejadian yang aneh yang dilakukan untuk menipu atau dapat
mengelabui pengelihatan orang, misalnya berjalan diatas bara api, menghentikan hujan,
memakan kaca, dll.

Dan tidak hanya itu saja, dalam Alkitab pun menceritakan adanya praktek okultisme pada
saat itu, seperti :[18]
         Keluaran 23:24, yaitu membuat patung-patung berhala dan juga tugu-tugu berhala.
         Imamat 19:31, yaitu mempercayai dan berpaling kepada arwah orang mati serta berpaling
kepada roh-roh peramal.
         Ulangan 18:10-11, yaitu mempersembahkan anaknya laki-laki atau perempuan sebagai
korban dalam api, juga menunjukkan adanya petenung, peramal, penyihir, pemantera dan
seorang yang menanyakan kepada arwah dan juga roh peramal.
         Yehezkiel 13:17-23, yaitu bernubuat sesuka hati, perdukunan, menggunakan tali-tali
pengikat dan jimat-jimat.
         Mika 5:11-14, yaitu penggunaan alat-alat sihir, meramal dan menyembah buatan tangan.
         2 Tawarikh 33:1-9, yaitu Raja Manasye yang mempraktekkan praktek okultisme seperti
membangun mezbah untuk Baal, mambuat patung Asyera, mempersembahkan anak-
anaknya sebagai korban api Lebak Ben-Hinom, meramal, melakukan sihir dan memasukkan
patung berhala di rimah Allah.
Dan nabi Yesaya memberitakan dengan jelas akan okultisme dalam:
         Yesaya 57:6-21,
  Jenis-jenis Okultisme pada ayat 6-9, yaitu menganggap benda (batu) memiliki hidup dan daya,
menganggap puncak gunung sebagai tempat berdiam para dewa, menaruh lambang berhala
di pintu masuk rumah, penggunaan jimat, penyembahan kepada Moloch dengan minyak-
minyak dan wewangian.
  Akibat penggunaan okultisme pada ayat 10-13.
  Bagaimana memperoleh kelepasan, pada ayat 14
  Efek pengguna okultisme, ayat 15-18; 20-21.
  Dan Pertobatan dari okultisme, ayat 18-19.
Kemudian dalam zaman sekarang ini, dimana jemaat Kristen pada umumnya sudah
memasuki tahap pematangan iman, justru dalam jemaat itu sendiri lahir okultisme. Apakah itu
disadari atau tidak, tetapi okultisme itu masih juga diakui. Misalnya:
         Kegiatan ziarah pada hari Paskah, yang ada justru pemahaman bahwa ziarah itu adalah
untuk meminta berkat kepada orang yang meninggal di makam orang yang meninggal itu.
         Penyalahgunaan Alkitab sehingga Alkitab mempunyai kekuatan magis. Misalnya meletakkan
Alkitab dibawah bantal dengan tujuan agar setan tidak mengganggu, atau menggunting
Alkitab lalu dibungkus dengan timah dan dibungkus lagi dengan kain merah dan dijadikan
sebagai ikat pinggang untuk menjaga diri dan pemberi nasib baik.
         Penggunaan tanda salib sebagai jimat, misalnya dalam berperang, atau menghadapi ujian.
         Dan ada pula yang menganggap bahwa adanya kekuatan dari gereja. Dengan membawa
tanah dari gereja maka diyakini akan menjauhkan diri dan melindungi diri dari musuh.
         Minyak Urapan yang dipercaya memiliki kuasa dan dapat menyembuhkan penyakit serta
mengusir roh-roh jahat.[19]

3.2     Mengapa ada okultisme?


Jika ditanya “kenapa timbul kepercayaan terhadap kuasa kegelapan atau okultisme di
kalangan masyarakat sekarang”? Hal ini memiliki hubungan dengan kepercayaan akan
okultisme itu dikalangan masyarakat suku primitif (manusia pada zaman sebelum sekarang).
Pada umumnya masyarakat primitif percaya akan hal-hal berikut: [20]
         Dalam diri manusia, binatang dan tumbuhan dipercaya akan adanya kekuatan daya, tenaga
dan kuasa. Dan ini bisa dipindahkan kepada orang lain.[21]
         Selain kekuatan yang ada dalam makhluk hidup, kekuatan dalam benda-benda mati juga
dipercayai. Benda-benda mati tersebut memiliki kekuatan juga seperti pembawa rejeki,
penyembuh penyakit, peracun dan juga pembunuh musuh.
         Peraturan akan hal-hal yang terlarang karena adanya kekuatan magis yang akan
mengganggu jika melanggar larangan itu. Misalnya melarang mandi pada jam 12.00 siang,
karena dipercaya bahwa hantu-hantu serta roh-roh jahat berada di mata air pada saat itu.
         Kepercayaan akan hubungan manusia (suku) terhadap jenis binatang tertentu. Dipercaya
bahwa zat yang ada dalam binatang itu juga terkandung dalam diri manusia. Dapat dikatakan
bahwa binatang itu menjadi lambang dan penjaga zat kehidupan manusia (suku) tersebut.

Dengan adanya kepercayaan masyarakat dulu terhadap hal yang di atas, maka tidaklah
heran jika kepercayaan itu turun kepada generasi berikutnya sampai pada masa sekarang.
Bahkan orang yang telah menganut dan menerima Kekristenan sekalipun, ternyata masih
menganut akan hal-hal yang diajarkan oleh okultisme ini.
           
Dalam sebuah buku karangan Eric J. Dingwal dan John Langdon Davies,[22]
okultisme berawal dari kehausan akan kepastian akan sesuatu hal yang belum diketahui oleh
manusia. Dengan alasan bahwa agama tidak mampu memberikan jawaban atas “kehausan”
itu. Maka manusia beralih kepada “alam gaib”, dimana ada sesuatu kuasa yang tidak nampak
atas pengelihatan manusia biasa. Dan dalam pikiran manusia itu, kuasa itu dapat berakibat
baik ataupun berakibat buruk. Akhirnya manusia menciptakan sesuatu yang tidak dapat
dijangkau dengan indrawi dalam pikirannya dan mengakui pikirannya itu hingga pada
akhirnya ciptaannya itu menjadi hal yang ditakutinya. Ada sebuah kekuatan supranatural
dalam dunia ini, dan pada klimaksnya lahirlah setan, benda gaib, tempat-tempat keramat, dll.
[23] Untuk itu ada orang-orang tertentu yang dapat menentukan atau membentuk komunikasi
antara kehidupan dan kematian, antara manusia dan roh/arwah.[24]

IV.          Bagaimana Pandangan Kristen akan okultisme?


4.1         Apa Pandangan Iman Kristen terhadap okultisme?
Dalam ajaran dogma Kristen dipaparkan bagaimana Israel mengenal Allah. Allah yang
mencari, menentukan lalu memilih bangsa Israel untuk menyatakan diriNya, bukan Israel
yang mencari Allah.[25] Dalam penyataan diriNya, Allah memberikan 10 Firman Tuhan
(Taurat) sebagai petunjuk hidup dalam diri umatNya. Pada titah pertama dan kedua
menunjuk kepada keberadaan diri Allah dan apa yang tidak disukainya menyangkut
keberadaanNya itu.
         Titah Pertama: Akulah Tuhan Allahmu! Jangan ada padamu allah lain di hadapanKu.
         Titah Kedua: Jangan perbuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit,
atau yang ada di bumi, atau yang ada di dalam air di bawah bumi, untuk disembah atau
dituruti.

Dalam pernyataan Akulah Tuhan Allahmu adalah sebuah penegasan bahwa Dia adalah
Tuhan Allah. Dan dia memperkenalkan diriNya melalui umat pilihanNya Israel. Maksudnya
bahwa Dia bukanlah hasil ciptaan pikiran manusia, yang mana sepertinya manusialah yang
menurunkan Allah dari surga dan menjadi sesuai dengan keinginan manusia. Akhirnya
manusia tidak lagi mempercayai Allah, tetapi menjadi mempercayai allah (ilah).[26]
Selanjutnya, setelah masuk kepada kepercayaan ilah, maka yang muncul adalah
keinginan untuk menciptakan ilah yang disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhannya.
Misalnya, jika seseorang menginginkan kekayaan, maka ia akan menciptakan ilah yang
memberikan kekayaan. Sehingga terciptalah banyak ilah dan keberadaan ilah itu ternyata
semakin jauh dari manusia dan seakan-akan ilah itu sangat sombong, sampai-sampai untuk
memanggil ilah itu pun harus dengan sesajen dan wewangian.[27]
Dari penyataan Allah kepada umatNya dan pemberian 10 Firman Tuhan menjelaskan
secara nyata bahwa antara Allah dan manusia terdapat suatu hubungan yang erat. Namun
dalam keeratan ini bukan berarti manusia yang bertindak atas nama Allah, melainkan Allah
yang bertindak atas manusia.[28] Maksudnya, bahwa segala usaha dan kegiatan manusia,
mulai dari awal lahirnya hingga pada akhir hidupnya ada dalam tindakan Allah (Amsal  19:21;
Yesaya 55:8).[29]  Allah di sini tidak menunjukkan posisi diktator, tetapi menunjukkan kasih
sayangNya kepada umatNya. Manusia tidak perlu untuk takut kepada apa yang terjadi
dengan manusia. Allah memberi manusia Iman, kekuatan dan karunia serta Roh Kudus
dalam menjalani hidup dengan segala masalah-masalah yang ada.[30]
Kembali ke okultisme, yaitu usaha-usaha manusia yang hendak mendapatkan sesuatu
atau takut akan sesuatu, sehingga cara yang dipakai untuk itu (mendapatkan sesuatu atau
takut akan sesuatu) adalah melakukan tindakan okultisme. Intinya pada pikiran manusia ada
sikap memaksakan kehendaknya, hingga pada akhirnya memakai cara yang dilarang Tuhan.
Okultisme sangat ditentang oleh titah pertama dan titah kedua.

4.2         Bagaimana sikap seorang Kristen menghadapi okultisme? [31]


Ada banyak oklutisme yang terjadi dalam masyarakat. Malah yang paling mengherankan ada
juga pejabat di negara ini seakan-akan percaya okultisme.[32] Ditakutkan bahwa rakyat
Indonesia nantinya akan menjadi penakut dan juga pemakai guna-guna. Belum lagi pada
tayangan televisi (juga radio dab media cetak) Indonesia yang juga menyiarkan layanan
okultisme, dengan mengirimkan sms ke operator yang ditentukan maka nasib masa depan,
jodoh dan keberuntungan diberitahukan. Sementara logika dan teknologi adalah andalan
utama pada zaman ini. Sedangkan okultisme sudah dianggap kadalwarsa dan primitif. Ini
sungguh mencengangkan, dimana teknologi pun dipakai sebagai media okultisme. Seakan-
akan ini menunjukkan okultisme adalah diatas segalanya.
            Hal itu sangat disayangkan, kepercayaan-kepercayaan okultisme ini masih saja
muncul kepermukaan dan bahkan tumbuh dengan subur. Tidak dapat dibayangkan apa yang
akan terjadi jika saja okultisme menguasai dunia ini. Mungkin akan banyak asap-asap
bakaran dengan wewangian sehingga sangat menyeramkan.[33]
            Diharapkan sebagai orang Kristen dengan landasan Firman Tuhan, okultisme ini
harus disangkal dan ditolak. Selain melanggar Firman Tuhan, tindakan okultisme juga
berdampak kepada orang yang melakukannya,[34] yaitu:
         Akibat secara Rohani, akan mengalami depresi, sikap tertutup, memusuhi Firman Allah.
         Akibat secara Psikologis, ketakutan yang tidak wajar, hawa nafsu yang tidak terkontrol,
pemarah dan bunuh diri.
         Akibat secara Fisik, urat syaraf yang sakit, kemandulan, kematian yang tidak wajar.

Adalah kebodohan dan keterkungkungan diri apabila masih percaya kepada okultisme.
Sebab okultisme tidak dapat dibuktikan dengan analisa yang dalam, dan apabila dilakukan
penelitian selalu berujung kepada kesimpang-siuran. Ini adalah pernyataan seorang
antropolog yang meneliti Tunggal Panaluan, W.H.Rassers.[35] Jadi orang yang menganut
okultisme akan berpikir simpang-siur.
Sedangkan dalam Iman Kristen mengajarkan bahwa pada mulanya adalah Firman,
dan Firman itu adalah terang bagi manusia dengan segala yang menyangkut manusia, bukan
kegelapan apalagi kesimpangsiuran.[36] Tuhan memberikan manusia rasio, maka rasio itu
dipakai untuk melihat terang itu, bukan melihat kegelapan. Jikalau rasio dipakai untuk
kegelapan, maka yang terjadi adalah kemerosotan akhlak,[37] dan itulah yang harus
diselamatkan.

V.           Kesimpulan
Firman Allah melarang segala tindakan okultisme dan hanya Allah yang berkuasa atas segala
yang ada dibumi. Firman Allah adalah terang, dan Allah memberikan manusia rasio untuk
melihat terang.

[1] Misteri berasal dari kata Miein yang berarti menutup mata untuk mengalami misteri.
[2] Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 2005, hal. 795.
[3] Occult sangat berkaitan dengan cultur, yang menunjukkan peranan kebudayaan sangat berpengaruh.
[4] John M. Echols & Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Gramedia, 2000, hal. 401.
[5] Pondsius & Susanna Takaliuang, Antara Kuasa Gelap dan Kuasa Terang, Departemen Literatur YPPII, Batu-Jawa Timur,
2004, hal. xvi.
[6] Ibid, hal. 182-209.
[7] Ibid, hal. 215.
[8] Lihat Ingo Wulfhorst, Spirits, Ancestor and Healing: A Global Challenge to the Church, The LWF-A Communion of
Churches Geneva, Switzerland, 2006, hal. 17.
[9] Pondsius & Susanna Takaliuang, Op.Cit, hal. 221-249.
[10] Lihat Ingo Wulfhorst, Op.Cit,  hal. 28. Roh nenek moyang diakui dapat menunjukkan kekuatannya. Roh ini dapat
berkomunikasi dengan orang tertentu, sehingga dengan komunikasi ini, roh nenek moyang ini dapat diperintah.
[11] Pondsius & Susanna Takaliuang, Op.Cit, hal. 264-265.
[12] T.Sianipar, Alwisol & Munawir Yusuf, Dukun, Mantra dan Kepercayaan Masyarakat, Grafikatama Jaya, 1992, hal. 19.
[13] Pondsius & Susanna Takaliuang, Op.Cit, hal. 269.
[14] Ibid, hal. 271.
[15] Dapat dilihat pada praktek perdukunan yang menggunakan Alkitab sebagai alat tipuannya. Selain itu Doa Bapa Kami
diucapkan sebagai pembukaan ritual okultismenya. Dan tragisnya, dukun masuk dalam jabatan gereja (misalnya Sintua)
yang menjadikan jemaat menganggap perdukunan itu direstui oleh Allah.
[16] Pondsius & Susanna Takaliuang, Op.Cit,  hal. 273.
[17] Ibid, hal. 285.
[18] Rudolf H. Pasaribu, Okultisme di Kalangan Masyarakat Batak, Atalya Rileni Sudeco, Jakarta, 2003, hal. 57-62.
[19] Dalam hal ini, Rudolf pada bukunya: Rudolf H. Pasaribu, Op.Cit., hal. 62-63, menyinggung akan minyak urapan yang
diberikan oleh para hamba Tuhan. Rudolf mengungkap minyak urapan yang diramu dan mengenai kegunaannya dapat
memberikan pengertian yang salah kepada warga jemaat dan mengarah kepada okultisme. Banyak yang menganggap
bahwa minyak urapan itu memiliki kekuatan magis, padahal yang sebenarnya kekuatan bukan pada KUASA minyak itu,
tetapi pada DOA yang disampaikan kepada Tuhan. Dan penulis dalam hal ini sependapat dengan Rudolf. Jemaat
menganggap bahwa hamba Tuhan tersebut memiliki kekuatan supranatural yang disalurkan lewat minyak urapannya. Dan
ini termasuk pengarahan jemaat kepada okultisme.

[20] Rudolf H. Pasaribu, Op.Cit, hal. 31-40.


[21] Contoh nyata yang masih terdapat dalam rekaman sejarah adalah peristiwa pembunuhan missionaris Munson dan
Lyman di Lobu Pining Tapanuli Utara tahun 1834. Setelah dibunuh lalu dimakan dengan maksud agar kekuatan yang ada
dalam diri Munson dan Lyman berpindah kepada yang memakan.
[22] Eric J. Dingwall & John Langdon Davies, Alam Gaib, Pustaka Progresif, Surabaya, 1964, hal. 20-22. Buku ini dengan
jelas mengakui akan adanya hal-hal yang gaib di dunia ini, dan banyak kesaksian akan hal-hal yang gaib tersebut
dilampirkan. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa penulis buku ini adalah penganut okultisme.
[23] Rudolf H. Pasaribu, Op.Cit, hal. x.
[24] Ingo Wulfhorst, Op.Cit, hal. 29.
[25] Harun Hadiwidjono, Iman Kristen, BPK-Gunung Mulia, Jakarta, 2006, hal. 83.
[26] G.C. van Niftrik & B.J.Bolland, Dogmatika Masa Kini, BPK-Gunung Mulia, Jakarta, 2006, hal. 77-79.
[27] Ibid,.
[28] J.L.Ch.Abineno, Pokok-Pokok Penting Dari Iman Kristen, BPK-Gunung Mulia, Jakarta, 2008, hal. 13.
[29] Bukan seperti ramalan dukun atau ahli astrologi, dll.
[30] Ingo Wulfhorst, Op.Cit,  hal. 47-49.
[31] Sekaligus Refleksi
[32] Lihat: Serambinews, Tak Terpilih, Caleg Mengaku Diguna-gunai, http://www.serambinews.com/news/tak-terpilih-caleg-
mengaku-diguna-gunai, 14 April 2009, dikunjungi : 12 Oktober 2009.
[33] Rahmat Subagya, Kepercayaan-Kebatinan-Kerohanian-Kejiwaan-dan Agama, Kanisius, Yogyakarta, 1992, hal. 61-62.
[34] Pondsius & Susanna Takaliuang, Op.Cit., hal. 215, 301-302.
[35] W.H. Rassers, Tentang Tongkat Mistis Batak dalam Michael Prager dan Pieter ter Keurs(ed), Tunggal Panaluan
Tongkat Mistis Batak, Bina Media Perintis, Medan, 2008, hal. 76.
[36] Lihat Yohanes 1:1-5.
[37] Jacques Veuger, Hubungan Jiwa-Badan menurut St.Augustinus, Kanisius, Yogyakarta, 2004, hal. 41-42.

Anda mungkin juga menyukai