OKULTISME
(Antara Budaya vs Iman
Kristen)
Dosen Pengampu Mata Kuliah : DR. Paul Fotinus Gulo, M.Th
Di susun Oleh :
Greis Aprilia Pesoba
NIM : S.1/T/210703
Ukuran Buku : 14 x 21 cm
Didalam laporan bacaan ini buku yang dapat dilaporkan ialah buku tentang
Okultisme “Antara Budaya VS Iman Kristen” yang ditulis oleh Dr. Surya Kusuma,
S.Th., M.Min. buku ini diterbitkan oleh ANDI, Yogyakarta 2010 dengan tebal
halaman viii + 176 halaman, buku ini menjelakan tentang Antara Budaya VS Iman
Kristen terdiri atas 2 bagian. Bagian 1 terdiri dari 2 bab dan bagian ke 2 terdiri dari 3
bab, yakni sebagai berikut:
Bagian 1:
A. Bab I
3). Usaha manusia untuk memperoleh hidup aman, tenang, dan damai.
B. Bab II
Bagian pertama ini mejelaskan tentang : Penyembahan pada ilah , Spiritisme, Dunia
Magi, Hari-hari Penyembahan korban, Filsafat Kosong.
B. Mengenai Spiritisme
Ada dua macam spiritisme dimana roh yang diajak berkomunikasi atau
berdialog oleh pengikut spiritisme.
a. Dalam Perjanjian Lama : 1). kysp, terjemahannya “tukang sihir, penyihir, sihir
dan perempuan sihir”. 2). Khrtm, terjemahannya “orang berilmu. 3). Khvr,
terjemahannya “mantra”. 4). Kasdim, diterjemahan Kasdim.
b. Dalam Perjanjian Baru : 1). Magos, terjemahan “tukang sihir” , “melakukan
sihir”. 2). Pharmakos, terjemahannya “sihir”, “tukang sihir”. 3). Goes,
terjemahannya “penipu”.
Bagian 2
A. Bab I
membahas tentang adat tradisi orang Kristen Jawa dalam sorotan terang iman
A. Segala sesuatu yang ada diciptakan oleh “sang hyang wenang” yang disebut
juga “hyang kang murbeng jagat” atau “hyang kang murbeng dumadi”.
Keyakinan bahwa alam semesta dengan segala isinya ada yang menciptakan
terpatri kuat sekali dalam hati nurani orang Jawa. Hal ini tampak melalui :
1). Filosofi yang terkandung dalam abjad Jawa.
2). Karya sastra.
3). Kebatinan sebagai gaya hidup orang Jawa.
4). Upacara atau ritual.
5). Pancasila .
Orang Jawa berpandangan bahwa antara Tuhan, alam, dan manusia terdapat
hubungan yang akrab, harmonis, dan tak terpisahkan. Hubungan tersebut tak boleh
terganggu karena dapat mendatangkan bencana, kerusakan, dan kemusnahan baik
bagi alam maupun masyarakat. Dunia atau alam terbagi menjadi dua, yaitu :
C. Pandangan takdir
E. Petangan-Perhitungan.
Orang Jawa berpandangan bahwa segala sesuatu di alam mempunyai
keteraturan dan tempatnya masing-masing. Misalnya, bumi berputar pada porosnya
secara teratur. Setiap tingkah laku harus penuh perhitungan, jangan salah langkah dan
menempatkan diri. Menjaga keselarasan Pencipta, alam, dan masyarakat akan
mendatangkan “tata tentrem”, (damai sejahtera) dan “kebak berkah, kebak rejeki”,
(penuh berkat, penuh rejeki). Oleh karena itu manusia harus mawas diri.
1. Wani ngalah luhur wekasane artinya siapa berani mengalah pada akhirnya
akan menang, dimuliakan, dan dihormati.
2. Ojo duwe aji mumpung, pungnak-pungno artinya selagi ada kesempatan
baik jangan memakainya untuk hal-hal tak berguna dan
serampangan/sembrono.
3. Becik ketitik ala ketara artinya, semua kebaikan dan kebenaran, demikian
pula keburukan dan kejahatan, akan terungkap dan terbukti.
4. Dikdaya tanpa aji, sugi tanpa bandha, menang tanpa ngasorake artinya,
orang yang memiliki keluhuran budi tentu memiliki kewibawaan yang tinggi
ibarat orang sakti.
5. Wong iku kudu ngudi kabecikan, jalaran kabecikan iku sangune urip
artinya, orang harus berusaha mencari kebaikan sebab kebaikan adalah bekal
hidup.
6. Sing gelem ngudi kautamaning urip mesthi didohi dhemit artinya,
barangsiapa mencari dan mewujudkan keutamaan hidup pasti dijauhi setan.
7. Lamun ana wong kang tansa gawe gelaning atine liyan, jalaran rumangsa
dheweke darba pangkat, iku uga perlu diedohi, ing tembe yen wus ilang
pangkate kari katon alane wae artinya, orang yang selalu mengecewakan hati
orang lain (bertindak sewenang-wenang) karena menganggap dirinya
berpangkat, jika sudah kehilangan pangkat hanya akan kelihatan
keburukannya.
B. Bab II,
Adat dan tradisi Jawa dicampur unsur-unsur agama Hindu, Budha, dan Islam
menjadi satu dengan Kekristenan dengan nuansa dan sebutan Kristen. Kepandaian
meramu unsur seperti itu bukan hanya dimiliki orang-orang berpendidikan,
melainkan juga dimiliki orang yang sederhana. Agar mendapat gambaran yang jelas
mengenai sinkretisme dalam kehidupan orang Kristen Jawa, terdapat pokok-pokok
permasalahan yaitu :
a. Upacara ibu hamil
b. Upacara kelahiran
c. Upacara anak mencapai akil balik
d. Upacara pernikahan
e. Upacara kematian
f. Upacara pembangunan dan pindah rumah
g. Kebiasaan-kebiasaan lain
C. Bab III
Para rasul menjelaskan bahwa Allah adalah Allah di atas segala Allah. Allah
telah menyatakan diri-Nya kepada manusia melalui pribadi Anak, yaitu Yesus
Kristus. Dia diam bersama-sama manusia. Pokok teologis yang mebedakan Allah
dengan ilah-ilah dunia adalah:
Dalam setiap bab dalam buku ini membahas tentang seluk beluk okultisme, sudut
pandang iman Kristen terhadap okultisme,dan cara mengahdapinya serta lebih
menyoroti keristenan dalam udaya adat Jawa. selain mengungkap fakta mengenai
okultisme dan sinkretisme budaya dalam kekristenan, buku ini juga memberikan
tuntunan bagi umat Allah mengenai bagaimana harus mengambl sikap terhadap
okultisme.
C. KOMENTAR
Dengan membaca buku ini kita bisa lebih lagi mengenal dan memahami
tentang okultisme dalam kehidupan yang berdampingan dengan manusia, dan dengan
membaca buku ini juga kita bisa memahami antara budaya VS iman Kristen. Dalam
buku ini juga dibahas menegenai cara menghadapi kehidupan okultisme karena tak
jarang orang-orang disekitar kita tidak percaya mengenai hal ini.
D. PENUTUP
Sebagai orang percaya dan beriman kepada Yesus Kristus yang hidup kita
harus lebih bisa memahami okultisme, karena tak jarang orang-orang disekitar kita
bahkan masih bayak hambah Tuhan yang percaya dan hidup berdampingan dengan
hal ini. sebagai orang percaya juga kita diharuskan untuk bisa mengingatkan dan
meberi pengertian bahwa Tuhan kita Yesus Kristus membenci dan menetang tentang
Okultisme. Marilah kita bersama-sama memerangi okultisme agar jangan ada ‘Allah
lain” yang kita sembah dan percayai selain Yesus Kristus.