Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ASSESMENT DAN EVALUASI PEMBELAJARAN

“ MODEL EVALUASI CIPP”

KELOMPOK 5 :

Frankclin Joshua Larono / 19507021

Natasya. Wungow / 19507061

Dosen Pengampuh :

Drs. Jeffri. D. Raturandang, M.Pd

Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Manado


Kata Pengantar

Pertama-tama patutlah penulis mengucap syukur kepada Tuhan yang Maha Esa,
karena atas penyertaan dan lindungan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Etika Reproduksi” dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dan maksud penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas
yang telah diberikan oleh Mner Drs. Jeffri. D. Raturandang, M.Pd selaku dosen
mata kuliah Asessment dan Evaluasi Pembelajaran. Selain itu makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga penulis.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan


dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis membutuhkan saran, kritik,
tanggapan maupun sanggahan dari pembaca agar dapat menyempurnakan makalah
ini.

Kotamobagu, 12 – April – 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

Cover ………………………………………………………………………

Kata Pengantar …………………………………………………………….

Daftar Isi …………………………………………………………………..

Bab 1 Pendahuluan ……………………………………………………….

a. Latar Belakang ……………………………………………………


b. Tujuan ……………………………………………………………

Bab 2 Pembahasan …………………………………………………….

a. Pengertian Model CIPP …………………………………………


b. Model Evaluasi CIPP …………………………………………..

Bab 3 Penutup

a. Kesimpulan …………………………………………………….
.

Daftar Pustaka
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada dasarnya, definisi dari suatu evaluasi berbeda-beda sesuai dengan pendapat dari masing-
masing pakar evaluasi. Definisi tersebut berkembang sesuai dengan pakar yang
mengemukakannya. Evaluasi merupakan suatu istilah baru dalam kajian keilmuan yang telah
berkembang menjadi disiplin ilmu sendiri. Ilmu kajian tentang evaluasi ini juga telah banyak
memberikan manfaat dan kontribusi dalam memberikan informasi data, khususnya mengenai
pelaksanaan suatu program tertentu yang akhirnya mampu memberikan rekomendasi dan
digunakan oleh pelaksana program tersebut yang dijadikan suatu keputusan.

Jika dilihat dari pendapat para pakar, terdapat beberapa definisi dari evaluasi seperti yang
dikemukakan oleh Stufflebeam, bahwa evaluasi adalah proses memperoleh dan menyajikan
informasi yang berguna untuk mempertimbangkan alternatif-alternatif pengambilan keputusan.
Sedangkan menurutThe joint commite on Standars For Educational Evaluation
(1994)  mendefinisikan bahwa evaluasi sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan standar
objektif yang telah ditetapkan kemudian diambil keputusan atas obyek yang dievaluasi.Rutman
and Mowbray 1983,mendefinisikan evaluasi adalah penggunaan metode ilmiah untuk menilai
implementasi  danoutcomessuatu program yang berguna untuk proses membuat keputusan.
Chelimsky(1989),mendefinisikan evaluasi adalah suatu metode penelitian yang sistematis untuk
menilai rancangan,implementasi dan efektifitas suatu program. Wirawan (2006) Evaluasi adalah
proses mengumpulkan dan menyajikan informasi mengenai objek evaluasi, menilainya dengan
standar evaluasi dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek
evaluasi. Sedangkan Djaali, Mulyono dan Ramli (2000) mendefinisikan bahwa Evaluasi sebagai
proses menilai sesuatu berdasarkan standar objektif yang telah ditetapkan kemudian diambil
keputusan atas obyek yang dievaluasi.

Dari definisi yang dikemukakan berbagai pakar di atas, bisa disimpulkan bahwa evaluasi adalah
suatu proses pengambilan keputusan dalam implementasi suatu program dengan penyajian data
dan informasi yang sesuai dengan objek evaluasi itu sendiri.

B. Tujuan Penulisan

Penyusunan makalah ini dibuat untuk memberikan informasi atau ilmu pengetahuan
kepada pembaca maupun yang akan mendengarkan makalah ini, tentang model CIPP.
BAB 2

ISI

A. Pengertian Model Evaluasi Context Input Process Product (CIPP)

Model context input process product (CIPP) merupakan hasil kerja para tim peneliti yang
bergabung dalam suatu organisasi komite Phi Delta Kappa USA, yang ketika itu diketuai oleh
Daniel Stuffel – Beam. Model CIIP juga termasuk model yang tidak terlalu menekankan pada
tujuan suatu program. Model evaluasi ini merupakan model yang paling banyak dikenal dan
diterapkan oleh para evaluator.  Oleh karena itu, uraian yang diberikan relatif panjang
dibandingkan dengan model-model lainnya.

Evaluasi model CIPP pada garis besarnya melayani empat macam keputusan sebagai berikut:

1. Perencanaan keputusan yang mempengaruhi pemilihan tujuan umum dan tujuan khusus.
2. Keputusan pembentukan atau structuring, yang kegiatannya mencakup pemastian strategi
optimal dan desain proses untuk mencapai tujuan yang telah diturunkan dari keputusan
perencanaan.
3. Keputusan implementasi, di mana pada keputusan ini para evaluator mengusahakan
sarana-prasarana untuk menghasilkan dan meningkatkan pengambilan keputusan atau eksekusi,
rencana, metode, dan strategi yang hendak dipilih.
4. Keputusan pemutaran, (recycling) yang menentukan, jika suatu program itu diteruskan
maka diteruskan dengan modifikasi, ataukah diberhentikan secara total atas dasar kriteria yang
ada.
CIPP merupakan singkatan dari, context evaluation : evaluasi terhadap konteks, input
evaluation : evaluasi terhadap masukan, process evaluation : evaluasi terhadap proses,
dan product evaluation : evaluasi terhadap hasil. Keempat singkatan dari CIPP tersebut itulah
yang menjadi komponen evaluasi. Dengan demikian, jika tim evaluator sudah menentukan
model CIPP sebagai model yang akan digunakan untuk mengevaluasi program yang ditugaskan,
maka evaluator harus menganalisis program tersebut berdasarkan komponen-komponennya.
B. MODEL EVALUASI CIPP (CONTEXT, INPUT, PROCESS, PRODUCT)

Evaluasi, dari awal kemunculannya sampai dengan saat ini terus mengalami perkembangan.
Evaluasi merupakan istilah baru dalam kajian keilmuan yang telah berkembang menjadi disiplin
ilmu sendiri. Walaupun demikian, bidang kajian evaluasi ternyata telah banyak memberikan
manfaat dan kontribusinya didalam memberikan informasi maupun data, khususnya mengenai
pelaksanan suatu program tertentu yang pada gilirannya akan menghasilkan rekomendasi dan
digunakan oleh pelaksana program tersebut untuk menentukan keputusan, apakah program
tersebut dihentikan, dilanjutkan, atau ditingkatkan lebih baik lagi. Dan saat ini, evaluasi telah
berkembang menjadi tren baru sebagai disiplin ilmu baru dan sering digunakan oleh hampir 
semua bidang dalam suatu program tertentu seperti,evaluasi program training pada sebuah
perusahaan, evaluasi program pembelajaran dalam pendidikan, maupun evalausi kinerja para
pegawai negeri sipil pada sebuah instansi tertentu.

Dalam implementasinya ternyata evaluasi dapat berbeda satu sama lain, hal ini tergantung dari
maksud dan tujuan dari evaluasi tersebut dilaksanakan. Seperti evaluasi program pembelajaran
tidak akan sama dengan evaluasi kinerja pegawai. Evaluasi program pembelajaran dilakukan
dengan dituan untuk melihat sejauh mana hasil belajar telah tercapai dengan optimal sesuai
dengan target dan tujuan pembelajaran itu sediri. Sedangkan evaluasi kinerja pegawai dilakukan
dengan tujuan untuk melihat kualitas, loyalitas, atau motivasi kerja pegawai, sehingga akan
menentukan hasil produksi. Dengan adanya perbedaan tersebut lahirlah beberapa model evaluasi
yang dapat menjadi pertimbangan evaluator dalam melakukan evaluasi. Dari beberapa model
evaluasi yang ada, penulis hanya akan membahas model evaluasi CIPP (Context, Input, Process,
Product) yang dikembangkan oleh Daniel Stufflebeam.

Model evaluasi CIPP dalam pelaksanaannya lebih banyak digunakan oleh para evaluator, hal ini
dikarenakan model evaluasi ini lebih komprehensif jika dibandingkan dengan model evaluasi
lainnya. Model evaluasi ini dikembangkan oleh Daniel Stuffleabem, dkk (1967) di Ohio State
University. Model evaluasi ini pada awalnya digunakan untuk mengevaluasi ESEA (the
Elementary and Secondary Education Act). CIPP merupakan singkatan dari, context evaluation :
evaluasi terhadap konteks, input evaluation : evaluasi terhadap masukan, process evaluation :
evaluasi terhadap proses, dan product evaluation : evaluasi terhadap hasil. Keempat singkatan
dari CIPP tersebut itulah yang menjadi komponen evaluasi.
Model CIPP berorientasi pada suatu keputusan (a decision oriented evaluation approach
structured). Tujuannya adalah untuk membantu administrator (kepala sekolah dan guru) didalam
membuat keputusan. Menurut Stufflebeam, (1993 : 118) dalam Eko Putro Widoyoko
mengungkapkan bahwa, “ the CIPP approach is based on the view that the most important
purpose of evaluation is not to prove but improve.” Konsep tersebut ditawarkan oleh Stufflebeam
dengan pandangan bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan membuktikan, tetapi untuk
memperbaiki.

Berikut ini akan di bahas komponen atau dimensi model CIPP yang meliputi, context, input,
process, product.
1. Context Evaluation (Evaluasi Konteks)
Stufflebeam (1983 : 128) dalam Hamid Hasan menyebutkan, tujuan evaluasi konteks
yang utama adalah untuk mengetahui kekutan dan kelemahan yang dimilki evaluan.
Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan ini, evaluator akan dapat memberikan arah
perbaikan yang diperlukan. Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin menjelaskan bahwa,
evaluasi konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan kebutuhan
yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani, dan tujuan proyek. Dalam hal
ini suharsimi memberikan contoh evaluasi program makanan tambahan anak sekolah
(PMTAS) dalam pengajuan pertanyaan evaluasi sebagai berikut :
a) Kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh program, misalnya jenis makanan
dan siswa yang belum menerima ?
b) Tujuan pengembngan apakah yang belum tercapai oleh program, misalnya
peningkatan kesehatan dan prestasi siswa karena adanya makanan tambahan ?
c) Tujuan pengembangan apakah yang dapat membantu mnegembangkan masyarakat,
misalnya kesadaran orang tua untuk memberikan makanan bergizi kepada anak-
anaknya ?
d) Tujuan-tujuan manakah yang paling mudah dicapai, misalnya pemerataan
makanan, ketepatan penyediaan makanan ?

2. Input Evaluation (Evaluasi Masukan)
Tahap kedu dari model CIPP adalah evaluasi input, atau evaluasi masukan. Menurut Eko
Putro Widoyoko, evaluasi masukan membantu mengatur keputusan, menentukan sumber-
sumber yang ada, alternative apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai
tujuan, dan bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya. Komponen evaluasi masukan
meliputi : 1) Sumber daya manusia, 2) Sarana dan peralatan pendukung, 3) Dana atau
anggaran, dan 4) Berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan. Dalam hal ini
pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan pada tahap evaluasi masukan ini adalah :
a) Apakah makanan yang diberikan kepada siswa berdampak jelas pada
perkembangan siswa ?
b) Berapa orang siswa yang menerima dengan senang hati atas makanan tambahan itu
?
c) Bagaimana reaksi siswa terhadap pelajaran setelah menerima makanan tambahan ?
d) Seberapa tinggi kenaikan nilai siswa setelah menerima makanan tambahan ?

Menurut Stufflebeam sebagaimana yang dikutip Suharsimi Arikunto, mengungkapkan


bahwa pertanyaan yang berkenaan dengan masukan mengarah pada pemecahan masalah
yang mendorong diselenggarakannya program yang bersangkutan.

3. Process Evaluation (Evaluasi Proses)
Worthen & Sanders (1981 : 137) dalam Eko Putro Widoyoko menjelaskan bahwa,
evaluasi proses menekankan pada tiga tujuan : “ 1) do detect or predict in procedural
design or its implementation during implementation stage, 2) to provide information for
programmed decision, and 3) to maintain a record of the procedure as it occurs “.
Evaluasi proses digunakan untuk menditeksi atau memprediksi rancangan prosedur atau
rancangan implementasi selama tahap implementasi, menyediakan informasi untuk
keputusan program dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi. Evaluasi
proses meliputi koleksi data penilaian yang telah ditentukan dan diterapkan dalam praktik
pelaksanaan program. Pada dasarnya evaluasi proses untuk mengetahui sampai sejauh
mana rencana telah diterapkan dan komponen apa yang perlu diperbaiki. Sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto, evaluasi proses dalam model CIPP menunjuk pada “apa”
(what) kegiatan yang dilakukan dalam program, “siapa” (who) orang yang ditunjuk
sebagai penanggung jawab program, “kapan” (when) kegiatan akan selesai. Dalam model
CIPP, evaluasi proses diarahkan pada seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan didalam
program sudah terlaksana sesuai dengan rencana. Oleh Stufflebeam diusulkan
pertanyaan-pertanyaan untuk proses sebagai berikut :
a) Apakah pelaksanaan program sesuai dengan jadwal ?
b) Apakah staf yang terlibat didalam pelaksanaan program akan sanggung menangani
kegiatan selama program berlangsung dan kemungkinan jika dilanjutkan ?
c) Apakah sarana dan prasarana yang disediakan dimanfaatkan secara maksimal ?
d) Hambatan-hambatan apa saja yang dijumpai selama pelaksanaan program dan
kemungkinan jika program dilanjutkan ?
4. Product Evaluation (Evaluasi Produk/Hasil)
Sax (1980 : 598) dalam Eko Putro Widoyoko memberikan pengertian evaluasi
produk/hasil adalah “ to allow to project director (or techer) to make decision of
program “. Dari evaluasi proses diharapkan dapat membantu pimpinan proyek atau guru
untuk membuat keputusan yang berkenaan dengan kelanjutan, akhir, maupun modifikasi
program. Sementara menurut Farida Yusuf Tayibnapis (2000 : 14) dalam Eko Putro
Widoyoko menerangkan, evaluasi produk untuk membantu membuat keputusan
selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah dicapai maupun apa yang dilakukan setelah
program itu berjalan.
Dari pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpuan bahwa, evaluasi produk merupakan
penilaian yang dilakukan guna untuk melihat ketercapaian/ keberhasilan suatu program
dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pada tahap evaluasi inilah
seorang evaluator dapat menentukan atau memberikan rekomendasi kepada evaluan
apakah suatu program dapat dilanjutkan, dikembangkan/modifikasi, atau bahkan
dihentikan. Pada tahap evaluasi ini diajukan pertanyaan evaluasi sebagai berikut :
a) Apakah tujuan-tujuan yang ditetapkan sudah tercapai ?
b) Pernyataan-pernyataan apakah yang mungkin dirumuskan berkaitan antara rincian
proses dengan pencapaian tujuan ?
c) Dalam hal apakah berbagai kebutuhan siswa sudah dapat dipenuhi selama proses
pemberian makanan tambahan (misalnya variasi makanan, banyaknya ukuran
makanan, dan ketepatan waktu pemberian) ?
d) Apakah dampak yang diperoleh siswa dalam waktu yang relatif panjang dengan
adanya program makanan tambahan ini ?

Kelebihan dan Kekurangan Model Evaluasi CIPP


Menurut Eko Putro Widoyoko model evaluasi CIPP lebih komprehensif diantara model evaluasi
lainnya, karena objek evaluasi tidak hanya pada hasil semata tetapi juga mencakup konteks,
masukan, proses, dan hasil. Selain kelebihan tersebut, di satu sisi model evaluasi ini juga
memiliki keterbatasan, antara lain penerapan model ini dalam bidang program pembelajaran
dikelas mempunyai tingkat keterlaksanaan yang kurang tinggi jika tidak adanya modifikasi.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

bahwa evaluasi adalah proses memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk
mempertimbangkan alternatif-alternatif pengambilan keputusan.
Model ini bertitik tolak pada pandangan bahwa keberhasilan progran pendidikan dipengaruhi ole
h berbagai faktor, seperti : karakteristik peserta didik dan lingkungan, tujuan program dan peralat
an yang digunakan, prosedur dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri. 
DAFTAR PUSTAKA

o https://www.kompasiana.com/pagi.ini/552c80506ea834e8478b4570/teknik-evaluasi-
program-model-cipp-context-input-process-product
o https://semuaharuspandai.blogspot.com/2018/02/model-evaluasi-pendidikan-model-
cipp.html
o https://dinarpratama.wordpress.com/2010/11/20/model-evaluasi-cipp-context-input-
process-product/
o https://muliantiastuti11.wordpress.com/2015/05/06/model-evaluasi-cipp-context-
input-process-product/

Anda mungkin juga menyukai