Anda di halaman 1dari 21

JARINGAN HEWAN

“ STRUKTUR HEWAN ”

Dosen: Prof. Dr. R. A. Mege, M.Si

Jacklin Stella Manoppo, S.Si, M.Si

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

KELOMPOK II

• Edieli Zebua (19507075)


• Brigitha Lumintang (17507151)
• Lamderita Manalu (19507045)
• Melinda G Lengkong (19507066)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat kemurahan-
Nya makalah kelompok kami ini bisa selesai dengan tepat waktu, yang berjudul “JARINGAN
HEWAN” mata kulain Struktur Hewan. Kami juga berterimakasih kepada dosen pengampuh atas
bimbingan dan arahan sehingga pembuatan makalah ini berjalan dengan baik.
Adapaun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas kelompok mata
kuliah Struktur Hewan dengan judul materi JARINGAN HEWAN.

Kami sadar dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dalam teknis
penulisan, kelengkapan materi dan konsep penyusunan materinya. Maka dari itu, besar harapan
kami kepada dosen pengampuh mata kuliah Struktur Hewan , teman-teman mahasiwa dan
seluruh pembaca materi makalah ini dengan judul “JARINGAN HEWAN” dapat memberi saran
dan komentar yang membangun, supaya untuk pembuatan makalah kedepannya bisa lebih baik
lagi.

Semoga materi makalah ini, bisa bermanfaat untuk kita semua untuk lebih memahami
dan mengerti tentang Jaringan Hewan, sekian kami ucapkan terimakasih.

Maesa UNIMA, 27 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………………………....1
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 4
C. Tujuan .................................................................................................................................. 4
BAB II............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5
A. Jaringan Epitel ..................................................................................................................... 5
B. Jaringan Otot ........................................................................................................................ 9
C. Jaringan Saraf..................................................................................................................... 12
D. Jaringan Ikat ....................................................................................................................... 14
BAB III ......................................................................................................................................... 20
PENUTUP..................................................................................................................................... 20
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 20
B. Saran .................................................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jaringan (hewan) dalalah kumpulan sel yang mempunyai bentuk dan funsi sama akan
membentuk jaringan. Semua hal tentang jaringan dikaji khusus dalam cabang biologi
yang disebut Histologi. Hewan vertebrata memiliki 4 macam jaringan utama, yaitu
jaringan epitelium, jaringan oto, jaringan saraf , dan jaringan ikat.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan 4 jaringan dasar pada hewan
2. Menjelaskan ciri-ciri jaringan epitel
3. Menjelaskan funsi jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan, otot dan jaringan saraf.
4. Menjelaskan elemen-elemen pembangun jaringan ikat
5. Menyebutkan 3 macam jaringan epitel

C. Tujuan
1. Mengetahui 4 macam jaringan dasar pada hewan
2. Mengetahui ciri-ciri jaringan epitel
3. Mengetahui apa saja yang menjadi funsi dari 4 macam jaringan dasar pada hewan
4. Mengetahui elemen-elemen pembangun jaringa ikat
5. Mengetahui jenis jaringan epitel
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jaringan epitel
Jaringan Epitelium adalah jaringan pembatas dan pelapis yang menyelubungi atau
melapisi permukaan organ, rongga, dan saluran, baik di luar maupun di dalam tubuh.
Jaringan Epitelium tersusun atas lapisan sel-sel yang sangat rapat susunannya, serta dapat
membatasi rongga-rongga dalam tubuh. Jaringan Epitelium mempunyai jaringan regenerasi
yang sangat cepat. Misalnya, saat kulit terluka secara cepat jaringan epithelium dapat
mengganti sel-sel yang rusak dengan sel-sel yang masih hidup dengan cara pembelahan
mitosis. Umumnya jaringan epitelium berasal dari lapisan embrional: eksoterm dan
endoterm, kecuali endothelium dan mesotelium berasal dari lapisan mesoderm.

Jaringan Epitelium yang melapisi lapisan luar tubuh disebut epidermis; jaringan
epithelium yang melapisi lapisan dalam disebut endothelium, jaringan epithelium yang
membatasi rongga disebut mesotelium. Sel-sel jaringan epitelium melekat pada membran
dasar yang terbuat dari jaringan ikat. membran dasar mengandung serat kolagen yang
tertanam dalam matriks. Fungsi membrane dasar adalah utuk menyokong jaringan epitel.
a. Ciri-Ciri Khusus Jaringan Epitel
1) Sel-selnya tersusun rapat sehingga tidak ada ruang antar sel
2) Jaringan epithelium tidak mengandung pembuluh darah, tetapi mengandung ujung
saraf. Sel epithelium mendapat makanan dari kapiler darah yang terdapat pada
jaringan ikat .
3) Jaringan epithelium memiliki kemampuan regenerasi yang cukup tinggi. Ada
epithelium yang rawan terhadap gesekan sehingga permukaan sel akan aus. Adapula
yang akan rusak akibat zat yang diakibatkan oleh bakteri, asam, atau asap. Selama
sel epitalium mendapat cukup nutrien, sel epithelium akan cepat menggati sel-sel
yang rusak tersebut melalui pembelahan sel.

b. Macam-macam jaringan epitel

1. Berdasarkan fungsi
1) Epitel pelindung, untuk melindungi jaringan yang terdapat dibawahnya. Contoh
: epidermis kulit,
2) Epidermis kelenjar, untuk sekresi
• Kelenjar eksorin, hasil sekresinya dialirkan melelui saluran, misalnya kelenjar
keringat, kelenjar ludah.
• Kelenjar endokrin , hasil sekresinya tidak dialirkan melelui saluran, tetapi
langsung ke darah, misalnya : kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, dan kelenjar
hormone yang lain.
3) Epitel penyerap, untuk penyerapan. Contoh : epitel usus halus dan epitel nefron
ginjal,
4) Epitel indra, untuk menerima rangsangan dari luar. Epitel ini disebut juga epite
sensoria tau neuroepitelium. Contoh : epitel pada alat-alat indra.
2. Berdasarkan letaknya jaringan epitel dibedakan 3 macam, yaitu :
1) Epidermis, berbatasan dengan lingkungan luar
2) Endothelium, membatsi organ dalam
3) Mesotelium, membatasi rongga
3. Berdasarkan bentuk dan susunan
1) Epitel Pipih Selapis
Terdiri atas satu lapis sel berbentuk pipih, jaringan epitel pipih selpis banyak di
temukan pada organ-organ seperti pembuluh darah, pembuluh limfa, paru-paru,
alveoli, dan selaput perut. Sitoplasma jaringan ini sangat jernih, inti selnya
berbentukbulat ditengah, dan sel-selnya tersusun sangat rapat.
Gambar : epitel pipih selapis
2) Epitel Pipih Berlapis
Epitel pipih berlapis banyak, terdiri atas banyak sel dan lapisan bagian luarnya
dibentuk oleh sel-sel berbentuk pipih. Contoh : rongga mulut, rongga hidung
esophagus, laring, vagina, dan saluran anus. Fungsinya adalah sebagai pelindung
dan penghasil mucus. Seperti eitel pipih selapis, sel jaringan epitel pipih berlapis
tersusun sangat rapat.

Gambar : epitel pipih berlapis


3) Epitel Kubus Selapis
Epitel kubus selapis, terdiri atas satu lapis sel berbentuk kubus. Jaringan epitel
berbentuk kubus selapis ditemui pada beberapa bagian, meliputi permukaan
ovarium, nefron, ginjal, dan lensa mata. Funsinya adalah tempat sekrsi.

Gambar : epitel kubus selapis

4) Epitel kubus Berlapis


Epitel kubus berlapis banyak terdapat pada beberapa bagian tubuh, yakni folikel
ovarium, testis, kelenjar keringat, dan kelenjar ludah. Fungsi jaringan ini sebagai
pelindung dan penghasil mucus, selain itu, jaringan ini juga berfungsi sebagai
pelindung dari gesekan.
5) Epitel Silindris Selapis
Sel berbentuk batang, sitoplasma jernih, dengan inti sel bulat berada di dekat
dasar merupakan ciri dari jaringan ini. Epitel batang selpais banyak di temukan
pada usus, dindinglambung, kantong empedu, saluran Rahim, saluran
pencernaan, dan saluran pernapasan bagian atas. Jaringan ini berfungsi dalam
proses sekresi, penyerapan, (absorpsi), penghasil mucus, dan pelican/pelumas
permukaan saluran.
6) Epitel Silindris Berlapis banyak
Jaringan ini tersusun banyak lapisan sel yang berbentuk batang. Jaringan epitel
batang berlapis banyak terdapat pada beberapa organ tubuh seperti bagian mata
yang berwarna putih, faring, laring, dan uretra. Fungsinya sebagai tempat sekresi
yang penghasil mukus, dan ekskresi, misalnya kelenjar ludah dan kelanjar susu.

Gambar : epitel silindris berlapis


7) Epitel Silindris Berlapis Semu Bersilia
Epitel silindris berlapis semu terdiri atas satu lapis sel silindris dengan ketinggian
sel yang tidak sama, misalnya epitelium bersilia pada trakea dan saluran
pernapasan. Memiliki sel epitel silindris yang tersusun seperti dua lapis, namun
terjadi kerana hanya perbedaan tinggi sel, sehingga bagian apical yang terlihat
adalah hanya sel yang tinggi.

Gambar : epitel silindris berlapis semu


8) Epitel Transisional
Bentuknya dapat berubah-ubah dan berlapis-lapis. Epitel ini dapat ditemukan
pada organ saluran pernapasan, ureter, dan kandung kemih. Saat kandung kemih
berisi urin, sel epitel akan berbentuk kuboid seperti dadu atau silindris.

B. Jaringan Otot
Jaringan otot adalah kumpulan sel otot yang berfungsi melakukan gerak pada berbagai
bagian tubuh. Jaringan otot berfungsi sebagai alat gerak aktif karena kemampuan jaringan
otot untuk berkontraksi. Kemampuan berkontraksi ini sangat dimungkinkan karena sel-sel
otot mengandung protein kontraksi yang memanjang dan mengandung serabut-serabut halus
disebut miofibril. Miofibril terdiri atas protein myosin dan aktin.

a. Ciri-ciri jaringan otot

1. Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang berfungsi sebagai alat gerak aktif tubuh.
2. Jaringan otot terdiri dari serat-serat otot yang disebut miofibril.
3. Otot dapat bekerja secara aktif dengan cara kontraksi (memendek) dan relaksasi
(memanjang), dengan bantuan protein aktin (filamen halus), protein miosin (filamen
kasar), ATP dan Ca2+.
4. Serat otot/miofibril tersusun atas sarkomer- sarkomer.

garis M garis Z pita A pita I

miosin aktin sarkomer pita A pita I

zona H garis Z

Penjelasan :

• Pita I menghasilkan daerah terang pada otot,


• Pita A menghasilkan daerah gelap pada otot,
• Zona H adalah daerah terang sempit di antara daerah gelap pita A.
• Gabungan protein aktin dan miosin disebut aktomiosin.
b. Cara kerja otot
1. Miosin aktif menggerakkan aktin dengan bantuan Ca 2+ dan ATP.
2. Saat kontraksi, miosin menarik aktin sehingga pita I memendek, zona H hilang.
3. Saat relaksasi, miosin melepas aktin sehingga pita I kembali memanjang, zona H
kembali muncul.
c. Klasifikasi Jaringan Otot
1. Otot polos (visera)
Otot polos mempunyai miofibril yang homogen, otot polos banyak terdapat pada
organ dalam seperti saluran pencernaan, saluran pernafasan, dinding pembuluh
darah, dan dinding uterus. Ciri-ciri otot polos, yaitu :
1) Ujungnya runcing,
2) Memiliki satu nucleus di tengah,
3) Berbentuk gelendong dengan inti di tengah,
4) Bekerja tidak sadar (involunter) atau dipersarafi saraf autonom,
5) Tidak mudah lelah,
6) Reaksi terhadap rangsangan lambat

Gambar : Otot polos


2. Otot Lurik / rangka
Otot lurik mempunyai myofibril yang heterogen. Otot lurik banyak terdapat pada
rangka, sekitar mata, mulut dan anus. Otot lurik dapat ditemukan pada otot yang
menempel pada tulang (daging). Ciri-ciri otot lurik yaitu :
1) Berbentuk silinder, panjang, dan memiliki banyak inti di bagian tepi,
2) Tidak bercabang,
3) Terdiri atas sel-sel otot yang disebut fibril
4) Miofibril memiliki garis-garis gelap (anisotrop) atau pita A, dan garis-garis
terang (isotrop) atau pita I.
5) Dapat terlihat dengan jelas karena bentuknya teratur
6) Kontraksi sadar karena dipengaruhi oleh susunan saraf pusat,
7) Gerakan cepat lelah.
8) Reaksi terhadap rangsangan cepat
Gambar : Otot lurik

3. Otot Jantung
Otot jantung membentuk cabang yang disebut sinstium dan sekat yang disebut
diskus interkalar. Otot jantung mempunyai miofibril yang heterogen. Ciri-ciri otot
jantung adalah :
1) Memiliki miofibril dan bentuk sel seperti otot lurik
2) Memiliki serabut-serabut bercabang yang saling berhubungan melalui ujungnya
yang disebut sinsitium
3) Intinya terletak di tengah
4) Reaksi lambat, tahan kelelahan, kerjanya tidak berdasarkan kehendak, namun
kontraksinya teratur
5) Otot jantung merupakan otot yang membentuk jantung

Gambar : Otot jantung

Secara ringkas ketiga otot di atas dapat dibandingkan seperti table di bawah ini :

Table Perbandingan Otot Polos, Otot Lurik, dan Otot Jantung

Pembeda Otot Polos Otot Lurik Otot Jantung


Memanjang, Memanjang, Memanjang,
Bentuk berbentuk silindris, dengan silindris, dan
gelondang dengan ujung tumpul bercabang
ujung lancip
Jumlah inti Satu Banyak Satu
Letak inti Satu Tepi Tengah
Garis Tidak ada Ada Ada
melintang
Reaksi
terhadap Lambat Cepat Lambat
rangsang
Tipe control Tidak menurut Menurut Tidak menurut
kehendak kehendak kehendak
Saluran Rangka, sekitar
pencernaan, saluran mata, mulut dan
Tempat pernapasan, anus Jantung
dinding pembeluh
darah, dan dinding
uterus

C. Jaringan Saraf

Gambar : sensorik

Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. Jaringan saraf berfungsi untuk
mengatur dan mengkoordinasi segala aktifitas tubuh. Sel saraf terdiri atas badan sel yang
memiliki banyak cabang. Cabang-cabang inilah yang menghubungkan sel saraf yang stu
dengan yang lainnya sehingga terbentuk jaringan saraf.
1. Struktur Sel Saraf

Gambar : Struktur saraf


a. Dendrit, berfungsi menerima rangsang
b. Badan sel (percessing cell), berfunsi memproses rangsang.
c. Akson, berfungsi menghantarkan rangsang menuju sinapsi.
d. Sel schwann, berupa lemak yang berfungsi menghasilkan myelin.
e. Selubung mielin, berfungsi melindungi akson dan memberi nutrisi
f. Nodus Ranvier (celah), berfungsi mempercepat hantaran rangsangan.
g. Sinapsi, berfungsi meneruskan rangsang ke sel saraf selanjutnya.
2. Macam-macam jaringan saraf
a. Saraf sensorik, saraf yang mengirimkan rangsang dari daerah reseptor/indra
(penerima rangsang) menuju sistem saraf pusat.
b. Saraf interneuron, saraf penghubung antar saraf (konektor) dan saraf sensorik dengan
saraf motorik (adjustor).
c. Saraf motorik, saraf yang mengirimkan rangsang dari sistem saraf pusat menuju
efektor/otot (penanggap rangsang).

3. Berdasarkan bentuk sel saraf terbagi menjadi 3, yaitu :

a. Saraf multipolar

badan sel

b. Saraf bipolar

badan sel

c. Saraf unipolar
badan sel

4. Sel Glia (Neuroglia)


Sel glia adalah sel yang menunjang kebutuhan sel-sel saraf, seperti kedudukan, nutrisi,
oksigen, dan lain-lain. Macam-macam sel Glia :
1) Sel satelit (regulator zat kimia)
2) Sel schwann (pelindung akson dan pembentuk selubung mielin)
3) Sel ependimal (melapisi system saraf pusat dan pengisi cairan serebrospinal)
4) Mikroglia (fagositosis)
5) Astrosit (penyokong sel saraf)
6) Oligodendrosit (penyokong sel saraf)

D. Jaringan Ikat

Jaringan ikat/konektif/penyokong adalah jaringan yang berfungsi mengikat jaringan-


jaringan lain menjadi satu, dan berasal dari perkembangan mesenkim dari mesoderm.

Komponen penyusun jaringan ikat:


a

j d

1. Komponen sel
a. Makrofag, bertugas memakan kuman/zat asing yang masuk ke dalam jaringan, dan
terdapat dekat pembuluh darah.
b. Fibroblas, protein berbentuk serat yang berfungsi sebagai bakal/bahan pembentuk
matriks jaringan ikat.
c. Sel tiang (mast cell), berfungsi sebagai penghasil heparin untuk pembekuan darah
dan histamin sebagai peningkat permeabilitas kapiler darah.
d. Sel lemak (adipose cell), adalah sel yang terspesialisasi untuk menyimpan lemak.
e. Sel darah merah
f. Sel darah putih
g. Melanosit, berfungsi untuk menghasilkan zat melanin (pigmen) pada kulit
2. Komponen matriks dan serabut
a. Matriks, komponen cair pengisi jaringan ikat yang terdiri dari serabut dan bahan
dasar yang menyebabkan matriks menjadi lentur
b. Serat kolagen, berwarna putih, dengan daya regang tinggi dan elasitisitas rendah
c. Seart elastic, berwarna kuning, daya elastisitas tinggi
d. Serat retikuler, berbentuk jarring, elastisitas rendah, dengan bahan penyusun yang
sama dengan kolagen namun lebih tipis.
e. Fungsinya adalah sebgai pengikat antar jaringan ikat lain.
3. Klasifikasi jaringan
a. Jaringat ikat longgar
Adalah jaringan yang seratnya lebih longgar, komposisi bahan dasar matriksnya
lebih banyak, sel penyusunnya lebih sedikit. Fungsi jaringan ikat longgar :
• Memberi bentuk organ dalam
• Menyelebungi serat otot
• Merekatkan jaringan di bawah kulit
• Membentuk membrane mesentrium pada rongga perut yang mengatur posisi
organ dalam.
b. Jaringan ikat padat
Adalah jaringan yang seratnya lebih banyak dan rapat daripada bahan dasar dan
sel penyusunnya. Contohnya adalah jaringan pada dermis kulit dan pembungkus
tulang (tidak teratur), dan tendon dan ligament (teratur).

c. Jaringan lemak (adiposa)


Adalah jaringan yang terspesialisasi untuk menyimpan sel lemak. Ciri-ciri sel
lemak adalah oval, transparan, tipis, dan elastis.
Fungsi jaringan lemak :
• Melindungi organ-organ dari benturan
• Persediaan cadangan makanan
• Alat pengatur suhu
Jaringan lemak terdapat di sekitar organ- organ dalam dan bagian bawah kulit.
Secara khusus, pada laki-laki jaringan lemak terletak di dada, dan perempuan
terletak di perut.

d. Jaringan tulang rawan (kartilago)


Merupakan hasil spesialisasi jaringan ikat berserat dengan matriks yang elastis. Sel-
sel penyusun jaringan kartilago berasal dari kondroblas yang menghasilkan
kondrosit. Kondrosit mensekresikan matriks yang disebut kondrin. Sel kondrosit
terletak dalam ruang yang disebut lakuna.

e. Jaringan tulang
Sel-sel penyusun jaringan tulang berasal dari osteoblas yang menghasilkan
osteosit. Osteosit mensekresikan matriks yang disebut osteon. Tulang juga dapat
terbentuk dari osifikasi/kalsifikasi kartilago.
Struktur jaringan tulang sejati atau disebut sistem

e
d

a) Saluran Havers (saluran pusat), berisi pembuluh darah dan saraf.


b) Lakuna, ruang tempat osteosit terletak.Kanalikuli, struktur penghubung
osteosit yang satu dengan osteosit lain.
c) Lamella, lapisan kosentris matriks yang keras dan kuat.
d) Matriks, tersusun atas serabut kolagen dan mineral kalsium dan fosfor.
f. Jaringan darah

Merupakan jaringan ikat yang terspesialisasi sebagai tempat sel-sel darah dengan
matriks cair (plasma darah).

Fungsi jaringan darah:


1) Membawa sari-sari makanan, oksigen, hormon, dan sisa metabolisme.
2) Mencegah infeksi dan memerangi kuman.
Penyusun jaringan darah:
a) Plasma darah, yaitu bagian cair darah yang terdiri dari:
• Air
• Albumin, berfungsi sebagai osmoregulator.
• Globulin, berfungsi sebagai antibodi.
• Fibrinogen, berfungsi sebagai pembeku darah.
b) Eritrosit (sel darah merah), mengandung hemoglobin yang berfungsi sebagai
pengikat oksigen dan karbondioksida.
c) Leukosit, berfungsi sebagai pemakan kuman dan zat asing yang masuk ke
dalam tubuh.

neutrofil eosinofil basofil

monosit

limfosit monosit
Macam-macam leukosit:
• Granulosit, leukosit bergranula, contohnya neutrofil, eosinofil, dan
basofil.
• Agranulosit, leukosit tidak bergranula, contohnya monosit dan limfosit.
d) Trombosit, berfungsi sebagai pembeku darah.
g. Jaringan Limfa dan getah bening
Merupakan jaringan yang terdiri dari sel-sel limfosit dan makrofag dan serat-serat
retikuler. Jaringan limfa terdapat pada organ- organ limfa seperti timus, tonsil, dan
limpa. Getah bening merupakan bagaian dari darah yang keluar dari pembuluh
darah. Komponen utamanya berupa air, yang didalamnya terlarut glukosa, lemak
dan garam-garam. Komponen selulernya berupa limfosit dan granulosit.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa jaringan dasar pada hewan terbagi menjadi 4, yaitu :
1. Jaringan epitel
Berdasarkan fungsi :
• Epitel pelindung
• Epitel kelenjar
• Epitel penyerap
• Epitel indra
Berdasarkan bentuk susunan :
• Epitel pipih selapis • Epitel silindris berlapis semu
• Epitel pipih berlapis • Epitel kubus selpis
• Epitel silindris selapis • Epitel kubus berlapis banyak
• Epitel silindris berlapis • Epitel transisi
banyak
2. Jaringan otot
• Otot polos
• Otot lurik
• Otot jantung
3. Jaringan ikat
• jaringan ikat longgar • jaringan tulang sejati
• jaringan ikat padat • jaringan darah
• jaringan lemak (adiposium) • jaringan limfa dan getah
• jaringan tulang rawan bening
4. Jaringan saraf
• saraf sensorik
• saraf interneuron
• saraf motoric

B. Saran
Semoga materi Jaringan Dasar Pada Hewan dapat kita pergunakan untuk bahan belajar
mengajar. Besar harapan kami sebagai kelompok penyaji dalam dsikusi ini mengenai
Jaringan Hewan dapat memberi kita pemahan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Biology, Campbell
Biology et al, 1999

Materi78.files.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai