Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN


BAGI TENAGA KEPENDIDIKAN

Disusun Oleh Kelompok 10 :


1. LIDIA YOHANA MOMONGAN (19507060)
2. NATASYA WUNGOW (19507061)
Kelas :
PENDIDIKAN BIOLOGI C

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2020
Kata pengantar
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “STANDAR
PENDIDIKAN NASIONAL BAGI TENAGA KEPENDIDIKAN“
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Tuhan memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Tondano , 5 juni 2020

 penulis
Daftar Isi
Kata pengantar                                                                                                            2
Daftar isi                                                                                                                     3
BAB I : Pendahuluan                                                                                               4
A.    Latar belakang                                                                                                            4
B.     Rumusan masalah                                                                                           5
C.     Tujuan                                                                                                             6
BAB II : PEMBAHASAN                                                                                       7
A.    Definisi standar pendidikan nasional                                                              7
1.      Standar isi                                                                                                             8
2.      Standar kompetensi lulusan                                                                      9
3.      Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan                                           13
4.      Standar Pengelolaan                                                                                 16
5.      Untuk mengetahui definisi Standar Penilaian                                          20
6.      Standar Sarana Prasaran                                                                           22
7.      Standar Proses                                                                                          25
8.      Standar Biaya                                                                                           25
BAB III : kesimpulan dan saran                                                                27
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Persoalan pendidikan di zaman teknologi dan informasi sekarang ini dipandang
sebagai problem yang sangat luar biasa sulit di berbagai negara. Walaupun demikian negara-
negera yang peduli terhadap masalah ini mengakui bahwa pendidikan sebagai tugas
negarayang maha penting. Pendidikan merupakan kunci dalam membangun dan memperbaiki
sikapindividu dalam menghadapi keadaan dunia yang terancam oleh berbagai potensi
bencana boleh jadi diawali oleh pemenasan global, dan tanpa kunci itu usaha tersebut akan
gagal.Dalam konteks tersebut, maka setiap negara di dunia terus melakukan
peningkatan pendidikan masing-masing. Indonesia, dalam hal ini melakukan perubahan
sistem pendidikanguna mencapai kualitas atau mutu pendidikan yang terus menerus menuju
ke arah lebih baik.Hal ini perlu diupayakan secara serius dan fokus, oleh karena peradaban
masyarakat bangsaIndonesia ditentukan oleh bagaimana pendidikan dijalani oleh
masyarakat.Sistem pendidikan, menurut Sukarno (2005) merupakan bangunan sekaligus
ihktiar yang sangat strategis untuk itu, oleh karena system pendidikan mengandaikan adanya
pembagian  kewenangan  antara negara dan masyarakat dan tatakelolanya yang meliputi
pemeliharaan, kontrol, kreasi, adopsi dan distribusi nilai, pengetahuan, ketrampilan
maupuntata-hubungan kuasa. Oleh karena itu kebijakan pendidikan yang tepat pada
umumnyaharus secara struktural dapat memadukan daya masyarakat, negara dan dunia usaha
secara tepat dan secara individual memicu mobilitas kultural, vertikal dan horisontal individu
yang ketiganya pada gilirannya mengembangkan produktifitas budaya, sosial dan ekonomi
sekaligus menuntut pengembangan habitat yang demokratis. Namun demikian, bila kebijakan
yang diambil salah, upaya pendidikan dapat jatuh menjadi sekedar upaya mereproduksi
tatanan dan struktur sosial ekonomi dan politik lama dan memberikan bahan ajar-materi
didik, sistem pengelolaan dan akses pendidikan maupun peluang kerja yang tidak memadai
dan tidak berkeadilan. Ketertinggalan structural (tata hubungan kuasa) dan budaya (nilai,
ilmu, teknologi dan tata-nilai hubungan kuasa), akan lebih mempersulit bagi upaya transisi
menuju demokrasi dan upaya memenangkan kompetisi dari globalisasi.
Cara dan sistem pendidikan yang sudah berakar dalam dan bertahan lama sebenarnya
membutuhkan reformasi pendidikan secara menyeluruh. Dalam hal pemerintah mencoba
memotong kompas dengan gagasan untuk menyamaratakan mutu pendidikan di Indonesia.
Namun, upaya ini sering menjadi sasaran kritik dan kecaman karena belum meratanya taraf
kehidupan di masing-masing wilayah di Indonesia. Sehingga pemerataan standar pendidikan
yang mengacu pada standar nasional harus dilaksana secara bertahap, sesuai dengan taraf
kehidupan masyarakat di masing-masing wilayah.
Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, untuk menjamin
mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Standar Nasional Pendidikan yang telah ditetapkan pemerintah mencakup standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Dari delapan standar tersebut, yang telah dijabarkan dan telah disahkan
penggunaannya oleh Mendiknas adalah standar isi dan standar kompetensi lulusan.

B.     Rumusan masalah


1.      Bagaimana definisi standar isi?
2.      Bagaimana definisi Standar Kompetensi Lulusan?
3.      Bagaimana definisi Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan?
4.      Bagaimana definisi Standar Pengelolaan?
5.      Bagaimana definisi Standar Penilaian?
6.      Bagaimana definisi Standar Sarana Prasarana?
7.      Bagaimana definisi Standar Proses?
8.      Bagaimana definisi Standar Biaya?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi standar isi
2.      Untuk mengetahui definisi Standar Kompetensi Lulusan
3.      Untuk mengetahui definisi Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
4.      Untuk mengetahui definisi Standar Pengelolaan
5.      Untuk mengetahui definisi Standar Penilaian
6.      Untuk mengetahui definisi Standar Sarana Prasaran
7.      Untuk mengetahui definisi Standar Proses
8.      Untuk mengetahui definisi Standar Biaya

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi standar pendidikan nasional

Imzakiah (2014) Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005, Standar
Nasional Pendidkan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berangkat dari definisi diatas dapat difahami bahwa sistem pendidikan indonesia
diarahkan pada tercapainya cita-cita pendidikan yang ideal dalam rangka mewujudkan
peradaban bangsa Indonesia yang bermartabat. Sebagaimana terungkap dalam UU
No.20/2003 tentang Sisdiknas pasal 4 ayat 1 yang menyebutkan, “Pendidikan nasional
bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak dan berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap, serta menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air”.
Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat.[1]
Menurut R Indonesia (2005) ( dalam hamza b. uno google scholar) Lingkup Standar
Nasional Pendidikan meliputi: (a)standar isi; (b)standar proses; (c)standar kompetensi
lulusan;(d)standar pendidik dan tenaga kependidikan; (e)standar sarana dan prasarana;
(f)standar pengelolaan; (g)standar pembiayaan;dan (h)standar penilaian pendidikan.[2]
1.      Standar isi
Menurut Fitri Yafrianti (2015) Standar isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat
kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.Standar isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum,
beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan.
Dimana tujuan standar isi ialah meningkatkan mutu pendidikan yang diarahkan untuk
pengembangan potensi peserta didik sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, seni, serta
pergeseran paradigma pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik.[3]
Menurut Milakarmila (2013) Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh
peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu, (Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005).
Standar isi adalah suatu bagan rencana lingkup materi minimal, dan tingkat kompetensi
minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal, pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.  Standar Isi ditetapkan dengan peraturan menteri pendidikan nasional No. 22 Tahun
2006.
Implementasi Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dijabarkan kedalam sejumlah peraturan antara lain peraturan pemerintah Nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan pemerintah ini memberikan arahan
tentang perlunya disusun dan dilaksanakan dengan delapan standar nasional pendidikan ,
yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan. Dalam standar isi mencakup:
a.       Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.
b.      Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah.
c.       Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan standar isi.
d.      Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
Standar Isi dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005. (sumber: LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006
TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR ISI)[4]
2.      Standar kompetensi lulusan
Menurut Ainul Haris (2012) Standar Kompetensi Lulusan (SKL) satuan pendidikan
adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencangkup pengetahuan, ketrampilan dan
sikap, yang digunakan sebagai  pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik
dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau
kelompok mata pelajaran.
SKL pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
SKL pada jenjang pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
SKL pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan
sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar Kompetensi
Lulusan tersebut meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan
menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar
kompetensi lulusan minimal mata pelajaran. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No 23 Tahun 2006 menetapkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pelaksanaan SI-SKL Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 24
Tahun 2006 menetapkan tentang pelaksanaan standar isi dan standar kompetensi lulusan
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah[5]
Menurut LPMP  (dalam hamza b. uno google scholar) Dalam Peraturan Pemerintah No.
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan:
1)      Pasal 2 ayat (1): Lingkup standar nasional pendidikan meliputi standar: (1) isi, (2) proses, (3)
kompetensi lulusan, (4) pendidik dan tenaga kependidikan, (5) sarana dan prasarana, (6)
pengelolaan, (7) pembiayaan, dan (8) penilaian pendidikan.
2)      Pasal 1 butir 4: SKL adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini lebih ditegaskan pada pasal 25 ayat (4) kompetensi
lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
3)      Pasal 25 ayat (2): SKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi untuk
seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran dan mata kuliah atau kelompok mata
kuliah.
4)      Pasal 26 ayat (1): SKL pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Ayat (2): SKL pada jenjang pendidikan menengah
umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Ayat (3): SKL
pada jenjang pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
5)      Pasal 6 (1): Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah kelompok mata pelajaran terdiri atas:
a)      agama dan akhlak mulia;
b)      kewarganegaraan dan kepribadian;
c)       ilmu pengetahuan dan teknologi;
d)     estetika; dan
e)      jasmani, olahraga, dan kesehatan.
6)      Pasal 7  (1): Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada SD/MI/SDLB/Paket A,
SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/ PAket C, SMK/MAK, atau bentuk lain
yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan,
kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan. (2)
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada SD/MI/ SDLB/Paket A,
SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/ PAket C, SMK/MAK, atau bentuk lain
yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia,
kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani. (3) Kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB/Paket A, atau bentuk lain yang
sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, ketrampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang
relevan. (4) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SMP/MTs/SMPLB/Paket B, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan
dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,
ketrampilan/kejuruan, dan/atau teknologi informasi dan komunikasi, serta  muatan lokal yang
relevan. (5) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SMA/MA/SMALB/ Paket C, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan
dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,
ketrampilan/kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta  muatan lokal yang relevan.
(6) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMK/MAK, atau bentuk
lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan, kejuruan, teknologi informasi dan
komunikasi, serta  muatan lokal yang relevan. (7) Kelompok mata pelajaran estetika pada
SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/ Paket C,
SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan
bahasa, seni dan budaya, ketrampilan, dan muatan lokal yang relevan. (8) Kelompok mata
pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan pada SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/
SMPLB/Paket B, SMA/MA/ SMALB/Paket C, SMK/ MAK, atau bentuk lain yang sederajat
dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan
kesehatan, ilmu pengatahuan alam, dan muatan lokal yang relevan.[6]
3.      Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Menurut Rina ratnasari (2012) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan di bawah ini
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan
1.      Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembeajaran,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional (pasal 28 ayat 1)
Yang dimaksud dengan pendidik pada ketentuan ini adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi dan berkompetensi sebagai guru, dosen, konselor, pamong, pamong pelajar,
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannyaserta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan
Yang dimaksud dengan pendidik sebagai agen pembelajaran (learning agent) pada
ketentuan ini adalah peran pendidik antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan
pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik
2.      Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau
sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang – undangan yang berlaku. (pasal
28 ayat 2)
3.      Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan anak usia dini meliputi (pasal 28 ayat 3):

a.       Kompetensi pedagogik;


Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
b.      Kompetensi kepribadian;
Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia.
c.       Kompetensi profesional;
Yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
d.      Kompetensi sosial
Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendiidk, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
4.      Standar Pengelolaan
Menurut Rieny Susilowati (2012) Standar pengelolaan adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar
tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan satuan pendidikan
menjadi tanggung jawab kepala satuan pendidikan.
Standar Pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni standar pengelolaan oleh satuan
pendidikan, standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah dan standar pengelolaan oleh
Pemerintah. Setiap satuan pendidikan harus memiliki pedoman yang mengatur tentang:
1)      Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus.
2)      Kalender pendidikan/akademik, yang menunjukkan seluruh kategori aktivitas satuan
pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan minggu
3)      Struktur organisasi satuan pendidikan
4)      Pembagian tugas di antara pendidik
5)      Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan
6)      Peraturan akademik
7)      Tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata tertib pendidik, tenaga
kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
8)       Kode etik hubungan antara sesama warga di dalam lingkungan satuan pendidikan dan
hubungan antara warga satuan pendidikan dengan masyarakat
9)      Biaya operasional satuan pendidikan.
5.      Untuk mengetahui definisi Standar Penilaian
Menurut Asmawi Zainul dan Noehi Nasution(dalam marito 2012) mengartikan penilaian
adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes.
Menurut Djemari Mardapi (1999: 8) penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau
mendeskripsikan hasil pengukuran. Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan
tentang nilai.
Menurut Akhmat Sudrajat penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan
penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil
belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.
Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta
didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan
nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau
penentuan nilai kuantitatif tersebut  secara khusus, dalam konteks pembelajaran di kelas,
penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa
kesulitan belajar, memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, dan penentuan
kenaikan kelas. Melalui penilaian dapat diperoleh informasi yang akurat tentang
penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik, guru, serta proses
pembelajaran itu sendiri. Berdasarkan informasi itu, dapat dibuat keputusan tentang
pembelajaran, kesulitan peserta didik dan upaya bimbingan yang diperlukan serta keberadaan
kurikukulum itu sendiri.
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah terdiri atas :
a.       Penilaian hasil belajar oleh pendidik;
b.      Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan;
c.       Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
6.      Standar Sarana Prasaran
Menurut yamilah (2014) Sarana pendidikan adalah fasilitas-fasilitas yang digunakan
secara langsung dalam proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai. prasarana
pendidikan merupakan segala sesuatu yang secara tidak langsung menunjang proses
pendidikan.
Sarana dan prasarana pendidikan menjadi penting karena mutu pendidikan dapat
ditingkatkan melalui pengadaan sarana dan prasarana.
Standar sarana dan prasarana merupakan kebutuhan utama sekolah yang harus terpenuhi
sesuai dengan amanat Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, PP
No 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007. Selain itu,
juga harus memenuhi dari ketentuan pembakuan sarana dan prasarana pendidikan yang telah
dijabarkan dalam:(1) Keputusan Mendiknas Nomor 129a/U/2004 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Pendidikan;
(2) Pembakuan Bangunan dan Perabot Sekolah Menengah Pertama Tahun 2004 dari
Direktorat Pembinaan SMP; dan (3) Panduan Pelaksanaan dan Panduan Teknis Program
Subsidi Imbal Swadaya: Pembangunan Ruang Laboratorium Sekolah Tahun 2007 dari
Direktorat Pembinaan SMP. Standar sarana dan prasarana pendidikan yang dimaksudkan di
sini baik mengenai jumlah, jenis, volume, luasan, dan Iain-lain sesuai dengan kategori atau
tipe sekolahnya masing-masing.

7.      Standar Proses


Menurut nurul  fauziah (2017) Proses merupakan kriteria mengenai pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah untuk
mencapai kompetensi lulusan. Standar proses mencakup perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses
pembelajaran.[11]
Menurut Noviastrini chemsunj (2010) Standar proses pendidikan adalah suatu bentuk
teknis yang merupakan acuan atau kriteria yang dibuat secara terencana atau didesain dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Dasar hukum yang mengatur standar proses pendidikan terdapat dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses
Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar proses adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan.[12]
8.      Standar Biaya
Menurut Imzakiah (2014) Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005,
Standar Nasional Pendidkan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berangkat dari definisi diatas dapat difahami bahwa sistem pendidikan indonesia
diarahkan pada tercapainya cita-cita pendidikan yang ideal dalam rangka mewujudkan
peradaban bangsa Indonesia yang bermartabat. Sebagaimana terungkap dalam UU
No.20/2003 tentang Sisdiknas pasal 4 ayat 1 yang menyebutkan, “Pendidikan nasional
bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak dan berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap, serta menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air”.
Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat.
Standar Pembiayaan adalah  kriteria mengenai komponen dan besarnya  biaya operasi
satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
Ada tiga macam biaya dalam standar ini :
a.       Biaya investasi satuan pendidikan yaitu biaya penyediaan sarana dan prasarana,
pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.
b.      Biaya personal sebagaimana adalah biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta
didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
c.       Biaya operasi satuan pendidikan, meliputi :
1)      Gaji dan tunjangan pendidik dan tenaga kependidikan
2)      Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan
biaya operasi pendidikan tak langsung seperti air, pemeliharaan sarana dan prasarana, pajak,
asuransi, lain sebagainya.
BAB III
kesimpulan
Standar pendidikan sangat berperan penting agar para siswa dan pengajar dapat
memahami dan tanggap mata pelajaran yang di ajarkan. Adapun tujuan pendidikan yaitu
meliputi :
·         Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu
·         Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat.
·         Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan
sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
Jadi dengan adanya standar-standar pendidikan ini para siswa akan mendapatkan fasilitas-
fasilatas pendidikan untuk menambah pengagetahuan para siswa dan dapat bersaing dengan
siswa lain untuk meraih prestasi dari tingkat privinsi, nasional maupun internasional.

Saran
Menurut saya pendidikan sangat berarti, jadi untuk meningkatkan mutu pendidikan
kita harus menetapkan standar pendidikan mengingat bahwa pendidikan merupakan sesuatu
yang penting dalam kehidupan bangsa, membuat segala pihak berasumsi dengan arti serta
pendefinisian yang berbeda-beda, hal tersebut bisa saja berdampak buruk bagi pemikiran
orang awam. Di karenakan orang awam(orang tidak berpindidikan) belum mengerti/paham
mengenai dunia pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
Ainun haris 2012 (http://nasrudinhadi.blogspot.co.id/2012/05/makalah-standar-kompetensi-lulusan-
skl.html)
Fitri yafrianti 2015 (http://sakura-ilmi.blogspot.co.id/2015/01/pengertian-dan-hakikat-standar-
isi.html )
Hamza B. Uno. (https://scholar.google.co.id/scholar?
cites=11786483726198492655&as_sdt=2005&sciodt=0,5&hl=id )
Hamza B. Uno (https://scholar.google.co.id/scholar?
cites=14190154992714899268&as_sdt=2005&sciodt=0,5&hl=id )
Imzakiah 2014 (http://kiaelf.blogspot.co.id/2014/05/standar-nasional-pendidikan.html)
Imzakiah 2014( http://kiaelf.blogspot.co.id/2014/05/standar-nasional-pendidikan.html)
Marito 2012 (http://maritosukses.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-penilaian.html)

Anda mungkin juga menyukai