penulis
Daftar Isi
Kata pengantar 2
Daftar isi 3
BAB I : Pendahuluan 4
A. Latar belakang 4
B. Rumusan masalah 5
C. Tujuan 6
BAB II : PEMBAHASAN 7
A. Definisi standar pendidikan nasional 7
1. Standar isi 8
2. Standar kompetensi lulusan 9
3. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 13
4. Standar Pengelolaan 16
5. Untuk mengetahui definisi Standar Penilaian 20
6. Standar Sarana Prasaran 22
7. Standar Proses 25
8. Standar Biaya 25
BAB III : kesimpulan dan saran 27
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Persoalan pendidikan di zaman teknologi dan informasi sekarang ini dipandang
sebagai problem yang sangat luar biasa sulit di berbagai negara. Walaupun demikian negara-
negera yang peduli terhadap masalah ini mengakui bahwa pendidikan sebagai tugas
negarayang maha penting. Pendidikan merupakan kunci dalam membangun dan memperbaiki
sikapindividu dalam menghadapi keadaan dunia yang terancam oleh berbagai potensi
bencana boleh jadi diawali oleh pemenasan global, dan tanpa kunci itu usaha tersebut akan
gagal.Dalam konteks tersebut, maka setiap negara di dunia terus melakukan
peningkatan pendidikan masing-masing. Indonesia, dalam hal ini melakukan perubahan
sistem pendidikanguna mencapai kualitas atau mutu pendidikan yang terus menerus menuju
ke arah lebih baik.Hal ini perlu diupayakan secara serius dan fokus, oleh karena peradaban
masyarakat bangsaIndonesia ditentukan oleh bagaimana pendidikan dijalani oleh
masyarakat.Sistem pendidikan, menurut Sukarno (2005) merupakan bangunan sekaligus
ihktiar yang sangat strategis untuk itu, oleh karena system pendidikan mengandaikan adanya
pembagian kewenangan antara negara dan masyarakat dan tatakelolanya yang meliputi
pemeliharaan, kontrol, kreasi, adopsi dan distribusi nilai, pengetahuan, ketrampilan
maupuntata-hubungan kuasa. Oleh karena itu kebijakan pendidikan yang tepat pada
umumnyaharus secara struktural dapat memadukan daya masyarakat, negara dan dunia usaha
secara tepat dan secara individual memicu mobilitas kultural, vertikal dan horisontal individu
yang ketiganya pada gilirannya mengembangkan produktifitas budaya, sosial dan ekonomi
sekaligus menuntut pengembangan habitat yang demokratis. Namun demikian, bila kebijakan
yang diambil salah, upaya pendidikan dapat jatuh menjadi sekedar upaya mereproduksi
tatanan dan struktur sosial ekonomi dan politik lama dan memberikan bahan ajar-materi
didik, sistem pengelolaan dan akses pendidikan maupun peluang kerja yang tidak memadai
dan tidak berkeadilan. Ketertinggalan structural (tata hubungan kuasa) dan budaya (nilai,
ilmu, teknologi dan tata-nilai hubungan kuasa), akan lebih mempersulit bagi upaya transisi
menuju demokrasi dan upaya memenangkan kompetisi dari globalisasi.
Cara dan sistem pendidikan yang sudah berakar dalam dan bertahan lama sebenarnya
membutuhkan reformasi pendidikan secara menyeluruh. Dalam hal pemerintah mencoba
memotong kompas dengan gagasan untuk menyamaratakan mutu pendidikan di Indonesia.
Namun, upaya ini sering menjadi sasaran kritik dan kecaman karena belum meratanya taraf
kehidupan di masing-masing wilayah di Indonesia. Sehingga pemerataan standar pendidikan
yang mengacu pada standar nasional harus dilaksana secara bertahap, sesuai dengan taraf
kehidupan masyarakat di masing-masing wilayah.
Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, untuk menjamin
mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Standar Nasional Pendidikan yang telah ditetapkan pemerintah mencakup standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Dari delapan standar tersebut, yang telah dijabarkan dan telah disahkan
penggunaannya oleh Mendiknas adalah standar isi dan standar kompetensi lulusan.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi standar isi
2. Untuk mengetahui definisi Standar Kompetensi Lulusan
3. Untuk mengetahui definisi Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
4. Untuk mengetahui definisi Standar Pengelolaan
5. Untuk mengetahui definisi Standar Penilaian
6. Untuk mengetahui definisi Standar Sarana Prasaran
7. Untuk mengetahui definisi Standar Proses
8. Untuk mengetahui definisi Standar Biaya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi standar pendidikan nasional
Imzakiah (2014) Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005, Standar
Nasional Pendidkan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berangkat dari definisi diatas dapat difahami bahwa sistem pendidikan indonesia
diarahkan pada tercapainya cita-cita pendidikan yang ideal dalam rangka mewujudkan
peradaban bangsa Indonesia yang bermartabat. Sebagaimana terungkap dalam UU
No.20/2003 tentang Sisdiknas pasal 4 ayat 1 yang menyebutkan, “Pendidikan nasional
bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak dan berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap, serta menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air”.
Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat.[1]
Menurut R Indonesia (2005) ( dalam hamza b. uno google scholar) Lingkup Standar
Nasional Pendidikan meliputi: (a)standar isi; (b)standar proses; (c)standar kompetensi
lulusan;(d)standar pendidik dan tenaga kependidikan; (e)standar sarana dan prasarana;
(f)standar pengelolaan; (g)standar pembiayaan;dan (h)standar penilaian pendidikan.[2]
1. Standar isi
Menurut Fitri Yafrianti (2015) Standar isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat
kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.Standar isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum,
beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan.
Dimana tujuan standar isi ialah meningkatkan mutu pendidikan yang diarahkan untuk
pengembangan potensi peserta didik sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, seni, serta
pergeseran paradigma pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik.[3]
Menurut Milakarmila (2013) Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh
peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu, (Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005).
Standar isi adalah suatu bagan rencana lingkup materi minimal, dan tingkat kompetensi
minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal, pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Standar Isi ditetapkan dengan peraturan menteri pendidikan nasional No. 22 Tahun
2006.
Implementasi Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dijabarkan kedalam sejumlah peraturan antara lain peraturan pemerintah Nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan pemerintah ini memberikan arahan
tentang perlunya disusun dan dilaksanakan dengan delapan standar nasional pendidikan ,
yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan. Dalam standar isi mencakup:
a. Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan
kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.
b. Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah.
c. Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan
berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan standar isi.
d. Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
Standar Isi dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005. (sumber: LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006
TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR ISI)[4]
2. Standar kompetensi lulusan
Menurut Ainul Haris (2012) Standar Kompetensi Lulusan (SKL) satuan pendidikan
adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencangkup pengetahuan, ketrampilan dan
sikap, yang digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik
dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau
kelompok mata pelajaran.
SKL pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
SKL pada jenjang pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
SKL pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan
sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar Kompetensi
Lulusan tersebut meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan
menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar
kompetensi lulusan minimal mata pelajaran. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No 23 Tahun 2006 menetapkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pelaksanaan SI-SKL Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 24
Tahun 2006 menetapkan tentang pelaksanaan standar isi dan standar kompetensi lulusan
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah[5]
Menurut LPMP (dalam hamza b. uno google scholar) Dalam Peraturan Pemerintah No.
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan:
1) Pasal 2 ayat (1): Lingkup standar nasional pendidikan meliputi standar: (1) isi, (2) proses, (3)
kompetensi lulusan, (4) pendidik dan tenaga kependidikan, (5) sarana dan prasarana, (6)
pengelolaan, (7) pembiayaan, dan (8) penilaian pendidikan.
2) Pasal 1 butir 4: SKL adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini lebih ditegaskan pada pasal 25 ayat (4) kompetensi
lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
3) Pasal 25 ayat (2): SKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi untuk
seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran dan mata kuliah atau kelompok mata
kuliah.
4) Pasal 26 ayat (1): SKL pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Ayat (2): SKL pada jenjang pendidikan menengah
umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Ayat (3): SKL
pada jenjang pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
5) Pasal 6 (1): Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah kelompok mata pelajaran terdiri atas:
a) agama dan akhlak mulia;
b) kewarganegaraan dan kepribadian;
c) ilmu pengetahuan dan teknologi;
d) estetika; dan
e) jasmani, olahraga, dan kesehatan.
6) Pasal 7 (1): Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada SD/MI/SDLB/Paket A,
SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/ PAket C, SMK/MAK, atau bentuk lain
yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan,
kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan. (2)
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada SD/MI/ SDLB/Paket A,
SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/ PAket C, SMK/MAK, atau bentuk lain
yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia,
kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan jasmani. (3) Kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB/Paket A, atau bentuk lain yang
sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, ketrampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang
relevan. (4) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SMP/MTs/SMPLB/Paket B, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan
dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,
ketrampilan/kejuruan, dan/atau teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang
relevan. (5) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SMA/MA/SMALB/ Paket C, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan
dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,
ketrampilan/kejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan.
(6) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMK/MAK, atau bentuk
lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan, kejuruan, teknologi informasi dan
komunikasi, serta muatan lokal yang relevan. (7) Kelompok mata pelajaran estetika pada
SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/ Paket C,
SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan
bahasa, seni dan budaya, ketrampilan, dan muatan lokal yang relevan. (8) Kelompok mata
pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan pada SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/
SMPLB/Paket B, SMA/MA/ SMALB/Paket C, SMK/ MAK, atau bentuk lain yang sederajat
dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan
kesehatan, ilmu pengatahuan alam, dan muatan lokal yang relevan.[6]
3. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Menurut Rina ratnasari (2012) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan di bawah ini
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan
1. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembeajaran,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional (pasal 28 ayat 1)
Yang dimaksud dengan pendidik pada ketentuan ini adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi dan berkompetensi sebagai guru, dosen, konselor, pamong, pamong pelajar,
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan
kekhususannyaserta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan
Yang dimaksud dengan pendidik sebagai agen pembelajaran (learning agent) pada
ketentuan ini adalah peran pendidik antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan
pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik
2. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau
sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang – undangan yang berlaku. (pasal
28 ayat 2)
3. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan anak usia dini meliputi (pasal 28 ayat 3):
Saran
Menurut saya pendidikan sangat berarti, jadi untuk meningkatkan mutu pendidikan
kita harus menetapkan standar pendidikan mengingat bahwa pendidikan merupakan sesuatu
yang penting dalam kehidupan bangsa, membuat segala pihak berasumsi dengan arti serta
pendefinisian yang berbeda-beda, hal tersebut bisa saja berdampak buruk bagi pemikiran
orang awam. Di karenakan orang awam(orang tidak berpindidikan) belum mengerti/paham
mengenai dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ainun haris 2012 (http://nasrudinhadi.blogspot.co.id/2012/05/makalah-standar-kompetensi-lulusan-
skl.html)
Fitri yafrianti 2015 (http://sakura-ilmi.blogspot.co.id/2015/01/pengertian-dan-hakikat-standar-
isi.html )
Hamza B. Uno. (https://scholar.google.co.id/scholar?
cites=11786483726198492655&as_sdt=2005&sciodt=0,5&hl=id )
Hamza B. Uno (https://scholar.google.co.id/scholar?
cites=14190154992714899268&as_sdt=2005&sciodt=0,5&hl=id )
Imzakiah 2014 (http://kiaelf.blogspot.co.id/2014/05/standar-nasional-pendidikan.html)
Imzakiah 2014( http://kiaelf.blogspot.co.id/2014/05/standar-nasional-pendidikan.html)
Marito 2012 (http://maritosukses.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-penilaian.html)