Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MASYARAKAT SEBAGAI LINGKUNGAN PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH:

DISUSUN OLEH KELOMPOK 8:

ADELEIDE RANTUNG (19507023)

HIJRIA MOKOGINTA (19507052)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan
rahmat dan kemurahanNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini.

Makalah ini dibuat oleh penulis dengan tujuan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
Pengantar Ilmu Pendidikan dan digunakan sebagai pedoman dalam mencari sumber-sumber
belajar.

Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak terkait, terutama dosen pembimbing yang
telah memberikan penjelasan tentang penulisan tugas ini. Ucapan terima kasih juga kepada
teman-teman yang sudah membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam
penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi
sempurna. Selain itu juga, penulis berharap agar makalah ini dapat digunakan sebagai mana
mestinya.

Tondano, 06 Mei 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

BAB I PEDAHULUAN

1.Latar belakang...................................................................................................1

2..Rumusan masalah..............................................................................................1

3.Tujuan................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

1.Komunitas pembelajaran....................................................................................2

2.Memperkuat pendidikan masyarakat..................................................................3

3.Pendidikan berbasis masyarakat.........................................................................4

4.Kemitraan sekolah dengan masyarakat untuk pendidikan.................................5

BAB III PENUTUP

1.Kesimpulan......................................................................................................6

2.Saran ...............................................................................................................7

3.DAFTAR PUSTAKA......................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak,
khususnya keluaga, sekolah dan, masyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang dikenal
sebagai tripusat pendidikan. Fungsi dan peranan tri pusat pendidikan itu, baik sendiri maupun
bersama-sama, merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan yakni
membangun manusia Indonesia seutuhnya serta menyiapkan sumber daya manusia
pembangunan yang bermutu.

Lingkungan (environment) merupakan salah satu unsur/ komponen pendidikan. Lingkungan


itu bermacam-macam yang satu dengan yang lain saling pengaruh-mempengaruhi
berdasarkan fungsinya masing-masing dan kelancaran proses dan hasil pendidikan.
Sebagaimana pendidikan umumnya, kita mengetahui bahwa pendidikan merupakan suatu
kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, baik dalam lingkungan keluarga yaitu
orang tua sebagai pendidik di dalam keluarga dan guru di lingkungan sekolah. Pengaruh serta
timbal balik pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat sangatlah penting karena itu
sangat menentukan kejiwaan serta tingkah laku anak didik dalam kehidupan sosial
masyarakat. Pemahaman peranan keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai lingkungan
pendidikan akan sangat penting dalam upaya membantu perkembangan peserta didik yang
optimal.
B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan pada latar belakang, maka dalam makalah ini yang
menjadi rumusan masalahnya berupa:

1.Bagaimana yang dikatakan dengan komunitas pembelajaran?

2.Bagaimana cara memperkuat pendidikan masyarakat?

3.Bagaimana yang dikatakan dengan pendidikan berbasis masyarakat?

4.Apa saja jenis kemitraan sekolah dengan masyarakat untuk pendidikan?

C.Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan pembahasan dalam makalah kami ini yaitu untuk menjawab dari pertanyaan
yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Pertanyaan tersebut berupa:

1.Bagaimana yang dikatakan dengan komunitas pembelajaran?

2.Bagaimana cara memperkuat pendidikan masyarakat?

3.Bagaimana yang dikatakan dengan pendidikan berbasis masyarakat?

4.Apa saja jenis kemitraan sekolah dengan masyarakat untuk pendidikan?


BAB II

PEMBAHASAN

A.Komunitas Pembelajaran

1.Definisi

Senge (1990) mendefinisikan komunitas adalah sebuah organisasi dimana anggotanya


mengembangkan kapasitasnya secara terus menerus untuk mencapai hasil yang diinginkan,
mendorong pola berpikir yang baru dan luas, dan terus belajar bagaimana belajar bersama-
sama. Dalam komunitas belajar terlihat saling bantu membantu diantara anggota komunitas.
Kelas sebagai suatu komunitas dapat dibentuk menjadi komunitas belajar melalui upaya guru
untuk membuat situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan tumbuhnya suasana
komunitas.

Dengan demikian, definisi komunitas adalah suatu perkumpulan dari beberapa orang untuk
membentu satu organisasi yang memiliki kepentingan bersama. Komunitas dapat bersifat
teritorial atau fungsional. Selain itu istilah komunitas dapat merujuk pada arti warga dalam
sebuah kota, desa atau bahkan negara. Seperti yang kita ketahui warga perkotaan juga
mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk dapat tinggal dan hidup di kota tersebut.

2.Ciri-ciri komunitas pembelajaran

1).Dukungan Pembelajaran. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa belajar sesunguhnya
menyenangkan, bahwa semua anggota komunitas memiliki kapasitas untuk belajar, dan setiap
orang memiliki kemampuan yang dapat digunakan dan karenanya perlu dihormati.

2).Dukungan Guru. Melalui komunitas pembelajaran siswa diberdayakan menjadi pelajar


yang mandiri (self-directed) dan committed. Guru dan administrator merupakan pelajar yang
committed dengan inkuiri danrefleksi yang berkesinambungan. Sedangkan Kepala Sekolah
adalah pemimpin pembelajaran, menjadi model belajar sepanjang hayat dan membantu
pembelajaran anggota komunitas lainnya.
3).Dukungan Orang Tua. Di dalam komunitas pembelajaran, orang tua siswa dan anggota
komunitas lainnya tidak diperlakukan sebagai pihak luar, melainkan sebagai partisipan
penuh. Oleh karena itu suatu sekolah perlu membangun kesejawatan dengan orang tua siswa,
membangun kesan komunitas, membangun jaringan dan kesejawatan dengan komunitas
lainnya.

4).Dukungan Pemimpin. Peran kepemimpinan ini memerlukan pengembangan keterampilan


baru untuk membangun visi yang sama, mengomunikasikan dan mengimplementasikan
prosedur pelaksanaan, dan membantu pola sistematik dalam berpikir.

5).Budaya Kerjasama. Sekolah yang berperan sebagai komunitas pembelajaran memiliki


budaya kerjasama yang dicirikan dengan komitmen untuk peningkatan yang
berkesinambungan.

3.Manfaat sebuah komunitas

Manfaat dari sebuah komunitas pembelajaran antara lain:

-Memberikan kesempatan kepada guru untuk meningkatkan pengajaran mereka,

-Mendorong siswa, guru dan orang tua untuk bekerja sama,

- Menyediakan informasi dan pembelajaran kepada semua stakeholder

- Meningkatkan kualitas dan kedalaman berpikir

- Mendorong proses inkuiri dimana komunitas belajar bersama

- Membangun keterampilan untuk mengelola perubahan

- Menghubungkan sekolah dengan lingkungan yang lebih luas

- Menciptakan kaitan dan integrasi mata pelajaran di dalam kurikulum

- Menggunakan hasil assesmen yang menunjukkan bahwa siswa mengetui dan dapat
melakukannya

-Terus menerus memeriksa apakah perkataan sesuai dengan perbuatan

- Menekankan pentingnya tempat untuk belajar

-Melaksanakan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan individu dan system

-Mendorong peningkatkan melalui program pengembangan


-Memeriksa kembali pandangan tentang pelaksanaan belajar-mengajar

B.Memperkuat Pendidikan Masyarakat

Partisipasi orang tua ini sangat tergantung pada ciri dan kreativitas sekolah dalam
menggunakan pendekatan kepada mereka. Artinya masyrakat akan berpartisipasi secara
optimal terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah sangat tergantung pada apa dan
bagaimana sekolah melakukan pendekatan dalam rangka memberdayakan mereka sebagai
mitra penyelenggaraan sekolah yang berkualitas. Oleh sebab itu orang tua/ masyarakat yang
tidak mendapatkan penjelasan dan informasi dari sekolah tentang apa dan bagaimana mereka
dapat membantu sekolah (lebih-lebih di daerah perdesaan) akan cenderung tidak tahu apa
yang harus mereka lakukan bagaimana mereka harus melakukan untuk membantu sekolah.
Hal tersebut sebagai akibat ketidakmengertian mereka.

Melihat definisi pendidikan yaitu tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan
pemerintah. Kerjasama anatara orang tua dan sekolah (pendidik).

Pada dasarnya cukup banyak cara yang dapat ditempuh untuk menjalin kerja sama antara
keluarga dengan sekolah. Berikut ini beberapa contoh:

1.Adanya Kunjungan ke Rumah Anak Didik. Pelaksanaan kunjungan ke rumah anak didik ini
berdampak sangat positif, di antaranya:

a)Kunjungan melahirkan persaan pada anak didik bahwa sekolahnya selalu memerhatikan
dan mengawasinya.

b)Kunjungan tersebut member kesempatan kepada si pendidik melihat sendiri dan


mengobservasi langsung cara anak didik belajar.

c)Pendidik berkesempatan untuk memberikan penerangan kepada orang tua anak didik
tentang pendidikan yang baik.

d) Hubungan anatara orang tua dengan sekolah akan bertambah erat.

e)Kunjungan dapat memberikan motivasi kepada orang tua anak didik untuk lebih terbuka.

f)Pendidik mempunyai kesempatan untuk mengadakan interview mengenai berbagai macam


keadaan.

g)Terjadinya komunikasi dan saling memberikan informasi tentang keadaan anak.


2.Diundangnya Orang Tua ke Sekolah. Jika ada berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh
sekolah yang memungkinkan untuk dihadiri oelh orang tua, maka akan positif sekali artinya
bila orang tua diundang untuk datang ke sekolah.

3.Case Conference. Merupakan rapat atau konferensi tentang kasus. Biasanya digunakan
dalam bimbingan konseling untuk ikut membicarakan masalah anak didik secaraa terbuka
dan sukarela.

4.Badan Pembantu Sekolah. Berupa organisasi orang tua murid atau wali murid dan guru.
Organisasi dimaksud merupakan kerja sama yang paling terorganisasi anatara sekolah atau
guru dengan orang tua murid.

5.Mengadakan Surat Menyurat anatara Sekolah dan Keluarga. Surat-menyurat ini juga
sebenarnya sangat baik bila dilakukan oleh orang tua kepada guru atau langsung kepala
sekolah/ madrasah untuk memantau keadaan anak didiknya di sekolah.

6.Adanya Daftar Nilai atau Raport. Raport biasanya diberikan setiap catur wulan kepada
murid ini dapat dipakai sebagai penghubung antara sekolah dengan orang tua.

C.Pendidikan Berbasis Masyarakat

Dalam mengembangkan pendidikan berbasis masyarakat seharusnya pemerintah memberikan


pelayanan terbaik bagi masyarakat. Melayani masyarakat, merupakan pilar utama dalam
memberdayakan dan membantu masyarakat dalam menemukan kekuatan dirinya untuk bisa
berkembang secara optimal. Oleh karena itu, masyarakat harus diposisikan sebagai fokus
pelayanan utama.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, Sanafiah Faisal mengemukakan bahwa hubungan antar


sekolah (pendidikan) dengan masyarakat paling tidak, bisa dilihat dari dua segi berikut:

1.Sekolah sebagai patner masyarakat di dalam melaksanakan fungsi pendidikan. Dalam


konteks ini, berarti keduanya, yaitu sekolah dan masyarakat dilihat sebagai pusat-pusat
pendidikan yang potensial dan mempunyai hubungan yang fungsioanal.

a.Fungsi pendidikan di sekolah sedikit banyak dipengaruhi pula oleh corak pengalaman
seseorang di lingkungan masyarakat.
b.Fungsi pendidikan di sekolah akan dipengaruhi oleh sedikit banyaknya serta fungsional
tidaknya pendayagunaan sumber-sumber belajar di masyarakat.

2.Sekolah sebagai prosedur yang melayani pesan-pesan pendidikan dari masyarakat


lingkungannya. Hal ini berarti antara masyrakat dengan sekolah memiliki ikatan hubungan
rasional berdasarkan kepentingan di kedua belah pihak. Berkenaan dengan sudut pandang
tersebut, berikut ini dideskripsikan tentang hubungan rasional dimaksud:

a.Sebagai lembaga layanan terhadap kebutuhan pendidikan masyarakatnya.

b.Akurasi sasaran atau target pendidikan yang ditangani oleh lembaga atau organisasi
persekolahan.

c.Penunaian fungsi sekolah sebagai pihak yang dikontrak untuk melayani pesanan-pesanan
pendidikan oleh masyarakatnya.

Berdasarkan beberapa pertimbangan, maka suatu sekolah perlu memanfaatkan masyarakat


sebaik-baiknya, paling tidak bahwa pendidikan harus dapat mempergunakan sumber-sumber
pengetahuan yang ada di masyarakat dengan alasan sebagai berikut:

1.Dengan melihat apa yang terjadi di masyarakat, anak didik akan mendapatkan pengalaman
langsung (first hand experience) sehingga mereka dapat memiliki pengalaman yang konkret
dan mudah diingat.

2.Pendidikan membina anak-anak yang bersal dari masyarakat, dan akan kembali ke
masyarakat.

3.Di masyarakat banyak sumber pengetahuan yang memungkinkan guru sendiri dalam
mengetahuinya.

4.Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan orang-orang yang terdidik dan


anak didik pun membuthkan masyarakat.

D.Kemitraan Sekolah dengan Masyarakat untuk Pendidikan

1.Pengertian Kemitraan

Secara etimologis, kata atau istilah kemitraan adalah kata turunan dari kata dasar mitra.
Mitra, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya teman, sahabat, kawan kerja. Kemitraan
diartikan sebagai hubungan kooperatif antara orang atau kelompok orang yang sepakat untuk
berbagi tanggungjawab untuk mencapai tujuan tertentu yang sudah ditetapkan.

Dalam kemitraan yang berlaku adalah prinsip egaliter. Masing-masing pihak yang bermitra
memiliki posisi dan tanggung jawab yang sama. Hubungan atasan-bawahan tidak berlaku
dalam konteks kemitraan. Masing-masing menjalankan fungsi dan perannya sesuai dengan
tugas dan batas-batas wewenang yang dimiliki.

Selain berkaitan dengan fungsi dan peran masing-masing dalam kemitraan, dalam kemitraan
tercakup dimensi kepentingan yang dijadikan andalan. Model kemitraan mengandalkan pada
kepentingan pribadi orangtua dan anggota masyarakat yang mau tidak mau membuat mereka
berpartisipasi dalam aktifitas yang berkaitan dengan sekolah.

Kemitraan memandang semua pihak yang memiliki kepentingan terhadap sekolah merupakan
pihak yang dapat didayagunakan dan mampu membantu sekolah dalam rangka peningkatan
mutu pendidikan. Ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam kemitraan. Grant (1979:128)
mengingatkan bahwa kemitraan tidak boleh mengabaikan prinsip akuntabilitas dan
kemandirian. Dalam hal menumbuhkan kemandirian, secara eksplisit Grant menganjurkan
agar setelah terbentuknya kelompok kemitraan masing-masing anggota harus menjaga
kentralan khususnya dalam segi politik.

2. Pengertian Partisipasi

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, partisipasi adalah perihal turut berperan serta dalam suatu
kegiatan atau keikutsertaan atau peran serta. Menurut Made Pidarta (dalam Dwiningrum
2011), partisipasi adalah pelibatan seseorang atau beberapa orang dalam suatu kegiatan.
Keterlibatan dapat berupa keterlibatan mental dan emosi serta fisikdalam menggunakan
segala kemampuan yang dimilikinya (berinisiatif) dalam segala kegiatan yang dilaksanakan
serta mendukung pencapaian tujuan dan tanggung jawab atas segala keterlibatan.

Partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosi dari seseorang di dalam situasi
kelompok yang mendorong mereka untuk menyokong kepada pencapaian tujuan pada tujuan
kelompok tersebut dan ikut bertanggung jawab terhadap kelompoknya. Cohen dan Uphoff
(1997) mengungkapkan partisipasii sebagai keterlibatan dalam proses pembuatan keputusan,
pelaksanaan program, memperoleh kemanfaatan dan mengevaluasi program.

3.Jenjang Kerjasama dalam Kemitraan


Kemitraan dalam opersionalnya merupakan sebuah kerjasama antara orang atau kelompok
orang yang berkomitmen untuk berbagi tanggungjawab untuk mencapai satu tujuan bersama-
pendidikan yang bermutu bagi semua, terutama bagi golongan masyarakat miskin. Dalam
kerjsama tersebut terdapat berbagi jenjang:

- Jaringan (networking): yang dapat membantu mitra untuk bekerja lebih baik.

- Koordinasi (coordination): melakukan penyesuaian agar dapat mengakomodasi yang lain


supaya tidak saling konflik.

- Kooperasi (cooperation): melakukan penyesuaian agar dapat mengakomodasi yang lain.

- Kolaborasi (collaboration): aspek ini pekerjaan menjadi tanggungjawab masing-masing


sesuai bidang keahlian dan akhirnya berbagi hasil bersama.

4.Implementasi Kemitraan Dalam Pembangunan

Kemitraan dalam pembangunan diimplementasikan dengan menggunakan prinsip PACTS:

- Partisipasi (Participation): Semua pihak memiliki kesempatan yang sama untuk menyatakan
pendapa untuk mengampil keputusan yang akan diseakati bersama.

- Akseptasi (Acceptable): saling menerima dengan apa adanya dalam kesetaraan. Masing-
masing memiliki fungsinya sendiri-sendiri.

- Komunikasi (Communication): masing-masing pihak harus mau dan mampu


mengkomunikasikan dirinya serta rencana kerjanya sehingga dapat dikoordinasikan dan
disinergikan.

- Percaya (Trust): saling mempercayai dan dapat dipercaya untuk membina kerjasama. Di sini
transparansi menjadi tuntutan dan tidak bisa ditawar.

- Berbagi (Share): semua yang terlibat dalam kemitraan harus mampu membagikan diri dan
miliknya (waktu, harta dan kemampuan) untuk mencapai tujuan bersama.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Definisi komunitas adalah suatu perkumpulan dari beberapa orang untuk membentu satu
organisasi yang memiliki kepentingan bersama. Dalam komunitas belajar terlihat saling
bantu membantu diantara anggota komunitas.

Partisipasi orang tua ini sangat tergantung pada ciri dan kreativitas sekolah dalam
menggunakan pendekatan kepada mereka, karena pendidikan di sekolah sangat tergantung
pada apa dan bagaimana sekolah melakukan pendekatan dalam rangka memberdayakan
mereka sebagai mitra penyelenggaraan sekolah yang berkualitas.

Dalam mengembangkan pendidikan berbasis masyarakat seharusnya pemerintah memberikan


pelayanan terbaik bagi masyarakat. Melayani masyarakat, merupakan pilar utama dalam
memberdayakan dan membantu masyarakat dalam menemukan kekuatan dirinya untuk bisa
berkembang secara optimal

Kemitraan dalam opersionalnya merupakan sebuah kerjasama antara orang atau kelompok
orang yang berkomitmen untuk berbagi tanggungjawab untuk mencapai satu tujuan bersama-
pendidikan yang bermutu bagi semua, terutama bagi golongan masyarakat miskin.

B.SARAN
Sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, tentunya dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Sehingga saya mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian guna kedepannya jauh lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Arief S. Sadiman. 2010. Media Pendidikan: Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatanya,


Jakarta: Rajawali Pers.

Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Mandikdasmen. 2006. Pemberdayaan Komite


Sekolah.

Dwiningrum. Siti Irene Astuti. 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam
Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hasbullah. 2009. Dasar-dasar llmu Pendidikan. Ed. Revisi. Jakarta. Rajawali Pers.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Jakarta:


PT.Remaja Rosdakarya.

submber: http://rahmadmaulidar1001ilmu.blogspot.co.id/2015/11/makalah-masyarakat-
sebagai-ingkungan.html

Anda mungkin juga menyukai