Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK USIA 2-6 TAHUN

DOSEN PENGAMPUH :
Dr. Alfonds A. Maramis, M,Si

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 5 :


1. Winda Pobela (19507031)
2. Gratia Olivia Tampi ( 19507065 )

Kelas : Pendidikan Biologi / c

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan yang maha esa, karena berkat rahmat dan karunianya
semata sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang mendukung dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini
kami buat untuk pemenuhan tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan sebagai sumber inspirasi
bagi pembaca. Diharapkan makalah ini nantinya dapat menambah pengetahuan dan sebagai
sumber inspirasi bagi pembaca.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami juga sangat mengharapkan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kotamobagu, 1 Mei 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover……………………………………………………………………………….............
………………i
Kata
Pengantar……………………………………………………………………………………...….ii
Daftar Isi…………………………………….……………………………..........
…………………...…iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………….…..
…………...1
B. Rumusan Masalah……………...........................................................1
C. Tujuan……………………………………………………………………........
………………..1
BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Fisik…………………………………………………………….……….2
B. Perkembangan Kognitif……………………………….………………………...……3
C. Pengembangan Kepribadian………………………………………………….……5
D. Hubungan Keluarga & Seksualitas……………………………………………..5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………....…………..
…7
B. Saran………………………………………………………………….......……………..
……..7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………........
…………………iv

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dengan
bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar,
gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Ciri-ciri perktumbuhan dan
perkembangan anak antara lain, menimbulkan perubahan, berkolerasi dengan pertumbuhan,
memiliki tahap yang berurutan dan mempunyai pola yang tetap.
Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan
masa dimana anak mulai sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-
masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara
individual. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap
merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana perkembangan fisik dari anak usia 2-6 tahun ?
2. Bagaimana perkembangan kognitif anak usia 2-6 tahun ?
3. Bagaimana pengembangan kepribadian anak usia 2-6 tahun ?
4. Bagimana hubungan keluara dan seksualitas anak usia 2-6 tahun ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan fisik dari anak usia dini
2. Untuk mengetahui perkembangan kognitif anak usia dini
3. Untuk mengetahui pengembangan kepribadian anak usia dini
4. Untuk mengetahui hubungan keluarga dan seksualitas anak usia dini
5. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Fisik
Umur 2-6 tahun adalah anak usia dini atau tahun-tahun prasekolah atau masa menjalani
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), baik formal maupun nonformal. Pendidikan anak usia dini
merupakan upaya pembinaan dan pengembangan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan enam tahun.
Seperti bayi dan balita, anak-anak prasekolah tumbuh dengan cepat, baik secara fisik
maupun kognitif. Dengan perubahan yang cepat itu, bukan tidak mungkin seorang yang tadinya
gemuk pendek dan hampir tidak dapat berbicara tiba-tiba menjadi seorang anak yang lebih tinggi
dan ramping yang mampu berbicara secara baik dan lancar. Terutama terlihat pada anak usia dini
adalah kenyataan bahwa perkembangannya benar-benar terintegrasi baik secara biologis,
psikologis, maupun perubahan sosial yang terjadi saat ini yang saling terkait.
Beberapa pengaruh penting pada perkembangan fisik selama masa prasekolah adalah
perubahan kemampuan otak, keterampilan motorik kasar dan halus, serta kesehatan anak.
a. Perubahan Fisik
Ketika masih bayi anak-anak begitu banyak berlemak. Pada usia ini, anak-anak
mulai kehilangan lemak bayi atau kegemukan mereka, yaitu sekitar usia 3 tahun. Anak
balita segera tumbuh lebih ramping dan lebih atletis. Badan dan kaki anak tumbuh,
sementara betuk otot-otot perut berubah dan mengalami pengetatan. Pada tahap awal
kehidupan, anak laki-laki cenderung memiliki massa otot lebih dibandingkan dengan
perempuan. Proporsi fisik anak-anak prasekolah juga terus berubah, dengan besar kepala
mereka yang masih tidak proposional, tapi kurang begitu tampak dibandingkan dengan
pada masa balita. Tinggi dan berat badan anak pada usia 2-6 tahun, seperti juga ketika
mereka mereka sudah dewasa berbeda tergantung pada status sosial ekonomi, gizi,
kesehatan, dan faktor keturunan.
b. Perkembangan Otak
Perkembangan otak dan sistem saraf pada anak usia dini juga terus berlangsung
dramatis. Otak dan sitem saraf anak-anak berkembang lebih baik, disertai dengan
perkembangan perilaku dan kognitif yang lebih kompleks. Otak manusia terdiri dari dua
bagian, yaitu belahan otak kanan dan otak kiri yang bersifat lateral. Lateralisasi mengacu
pada lokalisasi berbagai macam fungsi, kompetensi, dan keteramapilan dalam salah satu
atau kedua belahan otak, Secara khusus, bahasa, menulis, logika, dan keterampilan
matematika tampaknya terletak di belahan otak kiri,sedangkan kreativitas, fantasi,
artistik, dan keterampilan musik tampaknya terletak di belahan otak kanan. Meskipun
belahan mungkin memiliki fungsi yang terpisah, massa otak ini hampir selalu
mengkoordinasikan fungsi dan bekerja sama.

2
c. Keterampilan Motorik
Keterampilan Motorik terdiri dari dua jenis, yaitu keterampilan motorik kasar dan
keterampilan motorik halus. Keterampilan Motorik adalah kemampuan fisik atau
keterampilan Motorik kasar yang meliputi berjalan, melompat, meloncat, berputar,
melempar, menyeimbangkan, dan menari yang melibatkan menggambar, menulis dan
mengikat tali sepatu, dan aktivitas yang melibatkan penggunaan tubuh kecil. Kedua
keterampilan Motorik kasar dan halus berkembang dan disempurnkan pada anak usia
dini. Namun demikian, keterampilan Motorik halus berkembang lebih lambat pada anak-
anak prasekolah.
d. Kesehatan
Anak-anak prasekolah umumnya cukup sehat, tetapi mungkin sebagian
mengalmai masalah-masalah medis. Penyakit ringan khas yang biasanya diderita
berlangsung tidak lebih dari 14 hari, termasuk pilek, batuk, dan sakit perut. Penyakit
pernapasan paling umum diderita oleh anak-anak pada usia ini karena paru-paru mereka
memang masih rentan. Kebanyakan penyakit anak-anak biasanya tidak memerlukan
perhatian dokter atau perawat. Selain itu, penyakit ringan dapat membantu anak-anak
untuk belajar menghadapi keterampilan, khusunya bagaimana menghadapi
ketidaknyamanan fisik dan marabahaya.
Penyakit ringan juga dapat membantu anak-anak belajar empati atau belajar cara
memahami ketidaknyamanan dan penderitaan orang lain. Sebaliknya, penyakit utama
dari anak usia dini, yang parah dan berlangsung lebih lama dari 14 hari, termasuk
influenza, radang paru-paru, kanker, dan lain-lain. Selain masalah fisik, anak-anak
menderita penyakit jangka panjang memiliki hambatan psikologis yang signifikan untuk
mengatasinya, termasuk memperlambat perkembangan, kecemasan, dan rasa sakit. Selain
itu, anak-anak yang menderita sakit harus belajar mengatasi stres di rumah tangga,
depresi, dan potensi kerugian perawat mereka.

B. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif anak melibatkan proses belajar yang progresif seperti perhatian,
memori/ingatan, dan logika berpikir. Perkembangan keterampilan tersebut penting agar si Kecil
bisa memproses informasi, belajar mengevaluasi, menganalisis, mengingat, membandingkan dan
memahami hubungan sebab akibat.
Menurut Pieget yang merupakan seorang Filsuf perkembangan kognitif terjadi antara
umur 2 dan 7 tahun sebagai tahap properasional. Pada tahap ini, anak-anak meningkatkan
penggunaan bahasa dan simbol lainnya, mereka meniru perilaku dan permainan orang dewasa.
Anak-anak mengembangkan daya tarik dengan bahasa atau kata-kata baik dan buruk.
Setelah melewati masa praoperasional, anak memasuki fase operasional untuk mengacu
pada kemampuan istilah operasional untuk mengacu pada kemampuan reversible, bahwa anak-
anak belum berkembang. Dengan reversible, Piegem menyebut tindakan mental atau fisik yang

3
bisa berulang atau menggunakan cara lain yang mirip yang berarti mereka dapat menggunakan
lebih dari satu cara atau arah. Menambahkan ( 3 + 3 = 6 ) dan mengurangkan ( 6 – 3 = 3 ).
Pieget percaya bahwa kemampuan Kognitif anak-anak prasekolah dibatasi oleh
egosentrisme atau ketidakmampuan untuk membedakan antara titik pandang mereka sendiri dan
sudut pandang orang lain. Kapasitas egosentris jelas pada semua tahap perkembangan kognitif,
tetapi egosentrisme sangat jelas pada tahun-tahun prasekolah. Anak-anak akhirnya mengatasi
bentuk egosentrisme awal ketika belajar bahwa orang lain memiliki pandangan, perasaan, dan
keinginan yang berbeda.
Berikut 4 tahap perkembangan Kognitif anak
1 Tahap Sensori-Motorik:
Sejak lahir hingga usia 2 tahun, pemahaman anak mengenai lingkungan masih
terbatas pada persepsi sensoris dan aktivitas motoriknya. Artinya, perilaku yang tampak
atau berbagai hal yang dilakukan anak sebenarnya merupakan respons motorik
sederhana terhadap stimuli sensoris dari sekitarnya. Di usia usia 7 – 9 bulan, barulah
bayi mulai mengembangkan yang dinamakan object permanence. Apa maksudnya? Si
kecil mulai mempunyai kemampuan untuk mengerti bahwa objek tetap ada walau tidak
terlihat. Misalnya saat Anda menyembunyikan mainannya di bawah selimut. Meski bayi
tidak dapat melihat mainannya, dia tahu mainan itu ada dan akan berusaha mencari di
bawah selimut.
2 Tahap Pra-Operasional
Selanjutnya adalah tahap di mana anak belajar menggunakan bahasa yang terjadi
pada rentang usia 2 – 6 tahun. Pada tahap ini anak belum mengerti logika, belum dapat
dimanipulasi dengan informasi dan belum dapat melihat dari sisi orang lain. Meski
begitu, si kecil mulai menganalisis simbol, khususnya kata, bentuk dan gambar. Tahap ini
disebut pra-operasional karena saat ini anak belum mampu mengoperasikan aspek
kognitif spesifik, seperti hitungan matematika. Sebagai tambahan untuk penggunaan
simbol, anak suka berpura-pura memainkan peran seorang tokoh seperti pura-pura jadi
ayah, jadi pilot jadi guru dan lain-lain.
3 Tahap Operasional Konkret
Selanjutnya periode antara 7 – 11 tahun, di mana anak mulai memahami operasi
kognitif. Maksudnya anak mulai berpikir logis tentang kejadian nyata, namun belum
benar-benar mampu memahami konsep abstrak atau yang berkaitan dalam analisis simbol
misalnya, di usia ini anak umumnya sudah mampu memahami arti beberapa simbol tokoh
dan mampu berganti-ganti dalam aksi meniru berbagai simbol tokoh-tokoh tersebut.
4 Tahap Operasional Formal
Saat anak sudah berusia 12 tahun sampai kelak ia dewasa, anak mulai
mengembangkan kemampuan berpikir tentang konsep abstrak, kemampuan berpikir

4
logis, mencari alasan rasional, dan membuat rencana yang sistematis. Inilah yang disebut
tahap operasional formal dalam tahapan perkembangan kognitif anak.

C. Pengembangan Kepribadian
Tahun-tahun prasekolah erat kaitannya dengan keutamaan pengembangan kepribadian
dan sosialisasi bagi anak-anak muda. Masa prasekolah anak-anak tidak lagi sepenuhnya
bergantung pada orang tua mereka, di mana anak-anak prasekolah mulai menempuh perjalanan
panjang untuk menjadi mahir berfungsi pada dunia mereka sendiri. Selama anak usia dini ( 2-6 )
tahun, anak-anak mendapatkan beberapa rasa yang terpisah dan independen dari orang tua
mereka.
Kepribadain meliputi ciri-ciri psikologis yang stabil yang mendefiniskan bahwa setiap
manusia merupakan pribadi unik. Baik anak-anak maupun orang dewasa memiliki ciri-ciri
kepribadian dan sikap dasar yang berubah, seperti kemurungan.
Menurut Freud, tahun kedua dari kanak-kanak adalah tahap perkembangan psikoseksual
anak, ketika orang tua menghadapi banyak tantangan baru untuk melatih anak-anak mereka.
Fiksasi pada tahap ini dapat menimbulkan ciri-ciri kepribadian selayaknya karakteristik yang
muncul di usia dewasa. Ciri-ciri kepribadian termasuk retensi dubur, seperti kerapian yang
berlebihan atau kekacauan dan altruisme.

D. Hubungan Keluarga & Seksualitas


Hubungan Keluarga
Hubungan keluarga sangat penting untuk perkembangan kesehatan fisik, mental, dan
sosial anak prasekolah. Banyak aspek dan dimensi teknis yang terkait dengan pengasuhan
keluarga, seperti disiplin, jumlah dan urutan kelahiran saudara kandung, keuangan, keadaan dan
kondisi, dan kesehatan keluarga yang memberi kontribusi bagi perkembangan psikososial anak-
anak muda.
1. Anak
Fungsi orang tua antara lain adalah mengasuh anak dengan baik, seperti halnya guru
kepada peserta didiknya. Orang tua yang berbeda menggunakan teknik pengasuhan yang
berbeda pula kepada anak-anaknya. Teknik kepengasuhan para orang tua tergnatung pada
standar budaya dan masyarakat, situasi, danperilaku anak-anak pada waktu itu. Para
orang tua menggunakan teknik kepengasuhan dalam berhubungan dengan anal-anak
mereka dicirikan oleh derajat kontrol dan kehangatan orang tua. Ada orang tua yang
menggunakan kontrol kepengasuhan yang ketat, ada pula yang dilakukan dengan penuh
kegangatan dan rasa cinta. Orang tua yang otoriter menunjukkan kontrol yang tinggi dan
kehangatan rendah.
2. Saudara Kandung

5
Saudara adalah kelompok sepermainan pertama dan terutama bagi anak-anak di dalam
keluarga dan dalam pendampingan untuk pergaulan sosial. Sebutan pendampingan
mengandung makna bahwa katika berinteraksi dengan individu atau kelompok di luar
keluarga, mereka nyaris selalu ditemani oleh saudara kandung, keluarga dekat, atau orang
tuanya. Anak-anak prasekolah dapat belajar banyak atau lebih dari saudara mereka.
Terlepas dari perbedaan usia, menyediakan persiapan dasar untuk berhubungan dengan
orang di luar rumah.
3. Keadaan Keluarga dan Kelas Sosial
Keadaan keluarga secara pasti mempengaruhi perkembangan anak-anak muda.
Karenanya, dengan keluarga yang aman dan utuh serta mempunyai kemampuan
keuangan yang baik anak-anaknya pun cenderung berkembang dengan baik. Untuk
mengetahui seberapa jauh efek sosial pada sikap dan perkembangan anak, sosiolog
Melvin kohn mempelajari perbedaan dalam gaya pengasuhan orang tua kelas pekerja dan
kelas menengah. Kohn menemukan bahwa orang tua kelas pekerja cenderung stres pada
anak-anak mereka ketika keluar, sementara orang tua kelas menengah cenderung stres
pada aspek ekspresi diri, motivasi, dan rasa ingin tahu pada anak-anak mereka. Kohn
menyimpulkan bahwa kelas sosial dimana sikap dan perilaku orang tua diturunkan
kepada anak-anak juga mereka memainkan peran dalam pengembangan psikososial anak-
anak muda.

Seksualitas
Anak usia 3-6 tahun ditandai dengan tahap perkembangan psikoseksual falik, ketika
mereka telah melalui pengalaman konkret pada alat kelaminnya. Freud berspekulasi bahwa pada
fase tertentu anak-anak secara erotis tertarik pada orang tua yang berlawanan jenis. Anak-anak
laki-laki cenderung mengalami oedipal kompleks, sedangkan anak-anak perempuan mengalami
elektra kompleks,

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Perkembanan diartikan sebagai
perubaha-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaanaan
berlangsung secara sistematis dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari masih banyaknya kekurangan dalam
pembuatan makalah ini oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://bubuhanunlam.blogspot.com/2013/05/perkembangan-peserta-didik-usia-2-6.html
https://kumparan.com/kumparanmom/4-tahap-perkembangan-kognitif-anak-1rp9kEmxldZ
https://www.nutriclub.co.id/kategori/balita/aktivitas-edukasi/tahap-perkembangan-kognitif-pada-
anak/
sumber : dari buku

Anda mungkin juga menyukai