B. Pre-Test
C. Dasar Teori
1
memperbanyak bagian-bagian tanaman terkecil yakni dalam bentuk organ, jaringan,
sel, tepung sari, protoplasma, dan lain-lain dalam keadaan aseptic.
Mikropropagasi
Metabolit sekunder
Somatic Cross
Secara Garis besar denah laboratorium terbagi atas 3 bagian :
Area Publik
Dalam area public terdapat dua ruangan berupa ruang tamu dan ruang
staff. Ruangan ini tidak perlu steril tetapi harus bersih. Ruangan ini juga
dapat digunakan untuk tempat administrasi. Namun tetap harus dijaga
kebersihannya. Beberapa barang yang memang harus ada pada area ini
adalah meja kursi tamu, meja kursi petugas, computer, printer, lemari arsip
dan persediaan air mineral.
Area Transisi
Terdiri atas dua ruangan pokok. Ruang A merupakan ruang cuci dan
sterilisasi dalam ruangan ini terdapat wastafel untuk mencuci peralatan,
menyimpan barang pecah belah, tempat autoklaf, tempat menyimpan jas
lab dan masker serta peralatan yang dibutuhkan ketika membuat media.
Ruamg B merupakan ruang penyimpanan di dalam ruangan ini terdapat
bahan-bahan kimia dan peralatan yang akan digunakan untuk kultur
jaringan. Peralatan yang sering digunakan antara lain pinset, kertas pH,
petridisk, erlrmeyer, beaker glass, gelas ukur, dan pipet.
Area penelitian
Dalam area ini terdapat beberapa ruang diantaranya ruang C merupakan
tempat untuk pembuatan media, dalam ruagan ini harus ada meja, kursi,
rak untuk menyimpan botol steril, timbangan analitik, magnetic stirrer dan
shaker. Ruang D merupakan tempat untuk menyimpan media yang telah
jadi,Ruang penyimpanan media (yang telah satu minggu disimpan baru
dapat dilakukan proses penanaman)Ruag ini berisi rak untuk menyimpan
media yang telah steril. Pada rak-rak tersebut terdapat papan kecil yang
berfungsi untuk mencantumkan jenis atau isi media tersebut. Ruang E
yakni ruang tabur berfungsi untuk menabur dan menanam eksplan.
2
Perabitan yang wajib ada dalam ruangan ini adalah LAF (Laminar Air
Flow) lengkap yang berisi bunsen, alcohol, petridisk, aquades, pinset,
scalpel serta kursi untuk petugas tanam. Serta ruang F adalah ruang
inkubasi merupakan tempat dimana terdapat rak-rak tempat penyimpanan
tabung/ botol untuk tumbuhnya kalus dan planlet. Ruangan ini dilengkapai
dengan lampu sesuai kebutuhan.
III F
II A
II B
III E II D II C
Perabotan yang berada di area I antara lain : meja kursi tamu, meja
kursi petugas, computer, printer, lemari arsip, gantungan baju laboratorium,
serta peralatan ntuk konsumsi.
3
Perabotan yang ada di ruang B, dikenal dengan ruang prnyimpanan
diantaranya : bahan-bahan kimia, timbangan, beberapa perlatan kuktur
jaringan, misalnya peralatan kecil (pinset, kertas pH, petridisk, Erlenmeyer,
beaker glass, gelas ukur, pipet) dan kulkas.
4
Rak Penyimpanan botol media
Perabotan yang ada di ruang F yakni berupa beberapa rak untuk tempat
botol kultur/ tempat ekplan yang akan dinkubasi, serta rak dilengkapi dengan
lanpu sesuai kebutuhan.
5
Gambaran untuk ruang pengamatan.
Pada area public, terdapat 2 ruang khusus yakni ruang tamu dan ruang staf.
Ruangan ini tidak perlu steril, namun harus tetap dijaga kebersihannya. Area
transisi terdiri atas ruang cuci dan sterilisasi serta ruang penyimpanan. Adapun
perlengkapan yang ada dalam ruang cuci dan sterilisasi adalah wastafel guna
untuk mencuci peralatan, alat pecah belah, autoklaf, jas lab beserta masker, serta
timbangan. Pada ruang penyimpanan tersedia bahan-bahan kimia dan peralatan
kultur jaringan. Area penelitian terdapat beberapa ruangan antara lain ruang
pembuatan media, ruang penyimpanan media, ruang tabur dan ruang inkubasi.
Pengertian dari ruang tabur yaitu ruang yang dugunakan untuk menabur atau
menanam eksplan sedangkan ruang inkubasi adalah ruangan dimana terdapat rak-
rak tembat penyimpanan botol kultur untuk tumbuhnya kalus dan planlet.
6
E. Post Test
III F
II A
II B
III E II D II C
Keterangan Gambar :
a. Ruang cuci
b. Ruang penyimpanan botol
*Kerena berhubungan dnegan lingkungan luar yang kurang steril.
7
3. Pengertian ruang tabur dan ruang inkubasi
8
PENGENALAN ALAT, BAHAN KIMIA DAN STERILISASI
ALAT
A. Tujuan
B. Pre test
9
C. Dasar Teori
Persiapan Alat
1. Alat
Pada kulur jaringan, alat-alat yang sering digunakan yakni LAF (Laminar
Air Flow), beaker glass, erlemeyer, gelas ukur, botol kultur, pinsel.
Scalpel, gunting kultur, lampu bunsen, magnetic stirrer, pH meter, oven,
timbangan analitik, timbangan sartorius, dan shaker.
2. Bahan
Adapun bahan kimia yang dibutuhkan di dalam kultur jaringan yakni,
larutan stock sesuai komposisi Murashige and Skoog, vitamin, hormone,
sukrosa, bahan pemadat, air kelapa muda, aqudes, NaOH 0,1 N, HCL 0,1
N, sublimat 0,2%, klorox 5%, alcohol 70% dan 95%, aluminium foil dan
plastic wrap.
3. Proses Sterilisasi
Alat-:Alat dari gelas dan metal dapat disterilkan dengan oven pada suhu
1600C selama 2-4 jam terlebih dulu dibungkus dan ditutup kertas coklat
atau aluminium foil. Setelah proses sterilisasi selesai alat-alat tersebut
dikeluarkan dan dibawa ke dalam LAF kemudian disterilisasi lagi dengan
menggunakan sinar ultraviolet selama 30 menit. Sebelum benar-benar
dipakai alat-alat yang dipergunakan dikeluarkan dari bungkusan kemudian
dicelupkan ke dalam alcohol 95% lalu dibakar. Setiap kali dicelupkan ke
dalam alcohol dan dibakar lagi sebelum digunakan. Lakukan ini selama
kegiatan proses tanam berlangsung.
A. Cara Keja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dipergunakan dalam kegiatan kultur
jaringan
2. Memberikan keterangan dari bagian alat-alat, dan mencatat kegunaan
dari alat yang telah dijelaskan.
3. Mengoperasikan alat-alat yang telah dijelaskan, beupa LAF, Autoclaf,
Magnetic Stirer dan lainnya.
10
4. Pengenalan bahan kimia dan mengetahui kegunaanya.
B. Steilisasi Basah
1. Tabung/botol kultur dicuci bersih kemudian di keringkan.
2. Botol kultur yang telah kering ditutup dengan lapisan aluminium foil.
Sebelumnya botol telah di semprot dengan larutan alcohol 70%.
3. Nyalakan autoklaf. Masukkan tabung kutur ke dalam autoklaf. Kontrol
air dalam autoklaf jangan sampai kering karena akan mengganggu
proses sterilisasi
4. Tutup autoklaf dan atur suhu 121oC, tekanan 17/1 atm selama ± 30
menit.
5. Saat proses sterilisasi selesai, matikan autoklaf dan tunggu hingga
tekanan sampai 0 Psi.
6. Buka tutup autokaf, keluarkan tabung kultur dan letakkan di ruang
penyimpanan.
C. Sterilisasi alat (Kering)
1. Alat-alat yang akan disteril di cuci terlebih dulu kemudian dikeingkan.
2. Alat-alat yang akan disteril dibungkus dengan kertas coklat atau
lapisan aluminium foil.
3. Alat yang telah dibungkus tadi dimasukkan dalam oven.
4. Nyalakan oven dan atur suhu pada 150oC dalam dengan lawa waktu 30
menit.
5. Oven akan mati secara otomatis, tandanya proses sterilasi telah usai.
6. Buka penutup oven, angkat alat-alat dalam oven dan diletakkan dalam
LAF agar siap untuk digunakan.
11
Beberapa peralatan yang diperkenalkan dari praktikum kultur jaringan:
2 Untuk membuat
larutan stock
Beaker glass
3 Mengambil larutan
yang akan
Pipet tetes dipindahkan ke
tabung lain.
4 Menggunting eksplan
Gunting yg diperlukan dalam
kegiatan kultur.
12
5 Tempat meletakkan
media dan eksplan
Tabung Kultur
6 Menggambil larutan
atau bahan kimia
Spatula untuk membuat
larutan
7 Menimbang bahan
Neraca analitik kimia atau bahan lain
untuk kegiatan kultur
8 Alat untuk tempat
Autoklaf sterilisasi botol kultur
dan media
9 Sebagai tempat
Erlemeyer larutan
10 Tempat meletakkan
Petridisk eksplan
Aluminium Foil
13
pembuatan media
Shacker agitasi
14 Mengukur kadar
keasaman pada suatu
Kertas pH meter media
15 Berfungsi untuk
Pinset menjepit eksplan
16 Berfungsi untuk
Skalpel memotong eksplan
17 Alat yg dimanfaatkan
Magnetic stirrer untuk melarutkan
bahan kimia agar
tercampur secara
merata.
18 Alat untuk menanam
LAF dalam laboratorium
kultur jaringan
14
19 Menggambil biji/
Jarum Ose benda yg ukuannya
kecil
20 Membungkus alat
Kertas Coklat kultur yg akan di steril
21 Mengukur bahan
Timbangan sartorius kimia yg ketelitiannya
mencapai 0,01 mg
E. Post Test
15
3. Tahap kerja untuk proses sterilisasi kering dan sterilisasi basah antara lain
:
a. Steilisasi Basah menggunakan autoklaf
1. Tabung/botol kultur dicuci bersih kemudian di keringkan.
2. Botol kultur yang telah kering ditutup dengan lapisan aluminium foil.
Sebelumnya botol telah di semprot dengan larutan alcohol 70%.
3. Nyalakan autoklaf. Masukkan tabung kutur ke dalam autoklaf. Kontol
air dalam autoklaf jangan sampai kering karena akan mengganggu
proses sterilisasi
4. Tutup autoklaf dan atur suhu 121oC, tekanan 17/1 atm selama ± 30
menit.
5. Saat proses sterilisasi selesai, matikan autoklaf dan tunggu hingga
tekanan sampai 0 psi.
6. Buka tutup autokaf, keluarkan tabung kultur dan letakkan di ruang
penyimpanan.
b. Sterilisasi alat (Kering) menggunakan oven
1. Alat-alat yang akan disteril di cuci terlebih dulu kemudian dikeingkan.
2. Alat-alat yang akan disteril dibungkus dengan kertas coklat atau
lapisan aluminium foil.
3. Alat yang telah dibungkus tadi dimasukkan dalam oven.
4. Nyalakan oven dan atur suhu pada 150oC dalam dengan lawa waktu 30
menit.
5. Oven akan mati secara otomatis, tandanya proses sterilasi telah usai.
6. Buka penutup oven, angkat alat-alat dalam oven dan diletakkan dalam
LAF agar siap untuk digunakan.
4. Beberapa contoh bahan kimia yang diberikan selama praktikum antara lain
beberapa unsure makro dan mikro ketika pembuatan media berupa garam-
garam anorganik (nitrogen, fosfor, kalium, sulfur, kalsium klor, mangan,
seng), beberapa jenis glukosa, serta bahan pemadat yang sering digunakan
untuk pembuatan media.
16
PEMBUATAN LARUTAN STOCK DAN
PEMBUATAN MEDIA SERTA STERILISASI
MEDIA
A. Tujuan
B. Pre Test
17
C. Dasar Teori
1. Sterilisasi
Alat-alat terbuat dari gelas dan metal dapat disterilkan dengan oven pada suhu
1600C selama 2-4 jam terlebih dulu dibungkus dan ditutup menggunakan
kertas coklat atau aluminium foil. Setelah selesai disterilisasi alat-alat tersebut
dikeluarkandan dibawa ke LAF kemudian disterilisasi lagi dengan
menggunakan sinar ultra violet selama 30 menit. Sebelum bener-benar alat
digunakan keluarkan bungkusan kemuadiancelupkan dalam alkohol 95% lalu
dibakar. Setiap kali dicelupkan ke dalam alkohol dan dibakar lagi sebelum
digunakan. Lakukan ini selama proses tanam berlangsung.
2. Media tanam
Unsur yang dibutuhkan tanaman :
Garam-garam an-organik
Jenis-jenis yang termasuk unsure makro adalah Nitrogen (N), Fosfor
(P), Kalium (K), Sulfur (S), Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg).
Unsur NPK adalah unsur yang mutlak dibutuhkan oleh tanaman, yang
harus selalu tersedia. Unsur yang termasuk dalam unsure mikro adalah
Klor (Cl), Mangan (Mn), Besi (Fe), Tembaga (Cu), Seng (Zu), Bor (B)
dan Molibdenum (Mo).
18
3. Pembuatan media
Komposisi media kultur jaringan bervariasi tergantung jenis komoditi yang
akan dikembangkan. Pada dasarnya hampir seluruh komoditi menggunakan
media MS yang dimodifikasi dengan vitamin dan hormone sesuai dengan
kebutuhan dan jenis komoditinya. Pada umumnya bahan media terdiri dari
bahan padat, untuk perbuatan terbatas penimbangan bahan sangat kecil
telampau sulit. Untuk lebih praktisnya perlu dibuat larutan stok. Dengan
demikian setiap pembuatan media hanya megambil volume tertentu dari
larutan stock.
Tahapan Pembuatan Media :
Larutkan bahan induk sebanyak volume yang telah ditentukan
Masukkan dalam erlemeyer, tambahkan vitamin dan hormone yang
dibutuhkan eksplan
Larutkan terlebih dulu
Tambahkan sukrosa dan air kelapa muda kemudian larutkan kembali
Tambahkan aquades sampai angka 1000ml pada erlemeyer
Letakkan erlemeyer pada magnetic stirrer lakukan pengukuran pH
meter sampai mencapai 5,8-6
Didihkan larutan diatas ddengan terlebih dulu tambahkan bahan
pemadat
Larutan siap dimasukkan dalam autoklaf atur sampai tekanananya
setara dengan 1 atm, setelah mencapai suhu yang ditetapkan kemudian
tekanan diturunkan kembali.
Larutan dituang dalam botol kultur ±25ml tiap tabung
Tutup tabung kultur dengan aluminium foil
Simpan botol kultur ruang penyimpanan ±1 minggu sebelum proses
penanaman.
A. Cara Kerja
1. Langkah awal dalam pembuatan larutan media, menyiapkan bahan-
bahan kimia beserta buku paduan yang dipakai takaran untuk
membuat larutan stock.
2. Letakkan serbuk yang telah ditimbang ke dalam tabung isi dengan
air aquades hingga ± 250ml, aduk hingga rata.
3. Tutup rapat bagian atas botol menggunakan aluminium foil.
4. Simpan dalam lemari es guna mencegah proses kontaminasi.
B. Langkah pembuatan Media
1. Ambil larutan stok dalam lemari es.
2. Urutkan larutan tadi agar memudahkan dalam proses pembuatan
media.
3. Tuang larutan dengan acuan ± 10ml untuk pembuatan 1 liter media
dan masukkan ke dalam labu erlemneyer.
19
4. Setelah larutan stock selsai tercampur, tambahkan ZPT sesuai
tujuan penanaman.
5. Tambahkan air kelapa murni ±150ml
6. Tambahkan glukosa ±30 gram dan agar-agar ±8gram tambahkan
aquades sampai menunjukkan 1 liter
7. Tutup rapat bagian atas dengan aluminium foil
8. Letakkan dalam magnetic stirrer dan tunggu hingga mendidih.
9. Setelah mendidih langsung diangkat, dan bagi larutan tadi larutan
menjadi ±40botol.
10. Lakukan proses sterilisasi basah.
11. Simpan tabung media yang telah distreril dalam ruang penyimpana,
tunggu sampai seminggu baru dapat dilakukan tahap penanaman.
20
Kebutuhan dalam media MS
Unsur Hara Jumlah (Mg/l)
Media
Unsur Hara
Makro
KNO3 1900
4 3
NH NO 1650
2 2
CaCl 2H O 440
MgSo4 7H2O 370
2 4
KH PO 170
Unsur Hara
Mikro
MnSO4.7H2O 22.3
ZnSO4.7H2O 8.6
H3BO3 6.2
Kl 0.83
CuSO4.5H2O 0.025
2
NaMoO4.2H O 0.25
CaCl2.6H2O 0.025
FeSO4.7H2O 27.8
NaEDTA.2H2O 37.3
Senyawa Organik
Sukrosa 30.000
Myo-inositol 100
Asam Nikonat 0.5
Pyrodoxine 0.5
Thiamine- HCl 0,1
Bahan Pemadat
Agar-Agar 7500
Media VW
Komponen Kebutuhan Konsentrasi Pembagian Kebutuhan /
bahan/liter larutan Stock liter
Ca2(PO4)2 200mg
KNO3 525mg 5250 g/l
KH2PO4 250mg 2500 g/l
NH4SO4 500mg 5000 g/l Stock A 100 ml
MnSO4 7H2O 7,5mg 0,075g/l
MgSO4 7H2O 250mg 2500g/l Stock B 100 ml
FeSO4 7H2O 28mg 27800 g/l
NaFe EDHA 37300 Stock C 100 ml
mg/100ml
Sukrosa 20 mg
Pada dasarnya kedua media diatas sama tapi penggunaan bahan kimia
dengan jumlah takaran yang berbeda. Tahap awal pembuatan media adalah
pelarutan bahan kimia dengan penggunaan aquadest, tahap selanjutnya
21
pembuatan media dan langkah terakhir adalah proses sterilisasi. Ketiga tahap
diatas sangat berkaitan satu sama lain. Kesulitan ketika pembuatan larutan stik
adalah bila ukuran bahan kimia sangatlah kecil, terpaut hingga 0.15mg ini
sangatlah sulit sehingga dibantu dengan timbangan Sartorius yang lebh teliti.
Penggunaan karutan bahan kimia menggunakan takaran 10ml untuk pembutan
1 liter media.
E. Post Test
22
Kebutuhan dalam media MS
23
Jawab. Penggunaan karbohidrat dalam kultur jaringan biasanya dalam
bentuk sukrosa yang berfungsi sebagai sumber makanan bagi eksplan.
Sedangkan hormon diperlukan untuk sebagai komponen medium bagi
pertumbuhan dan deferensiasi. Hormon yang sering digunakan auksin
dan sitokinin.
4. Jelaskan mengapa dalam media digunakan air kelapa ?
Jawab. Karena dalam larutan air kelapa terdapat komponen media
berupa asam amino dan air kelapa muda dapat dijadikan ZPT alami.
24
PENGENALAN BAHAN TANAM DAN
PENANAMAN
A. Tujuan
B. Pre Test
C. Dasar Teori
Penanaman
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan ketika akan melaksanakan
proses penanaman diantaranya :
1. Pemilihan pohon induk
Pohon induk yang dipilih merupakan eksplan yang memiliki
beberapa karakteristik antara lain, produktifitas tinggi, eksplan
25
ketika diambil haruslah sehat dan tidak terserang hama dan
penyakit. Hal diatas multak diperlukan karna akan mengacu pada
tingkat kesuksesan ketika kita akan melkukan perbanyakan
(Mikropropagasi).
2. Sterilisasi bahan tanaman (Eksplan)
Beberapa tahapan yang perlu diperhatikan ketika kita akan
mensterilkan ekspan antara lain :
a. Bahan tanam perlu diterapakan beberapa kali proses pencucian,
antara lain cuci bahan lalu semprot dengan alcohol 70%, lalu
cuci dengan detergen.
b. Masukkan eksplan dan beberapa alat yang akan digunakan ke
dalam LAF (Laminar Air Flow). Sebelumnya lakukan proses
sterilisasi pada LAF.
c. Rendam eksplan dalam sublimat 0,2% selama 10 menit.
d. Bilas dengan aquadest.
e. Rendam ekplan dengan larutan klorox secara berkala.
Larutan Klorox 20% selama 5 menit
Larutan Klorox 10% selama 10 menit dan
Larutan Klorox 5% selama 10 menit
f. Bilas 3-5 kali dengan aquadest steril.
Pengkalusan
Setalah bahan tenam selesai disterilkan, eksplan di inokulasikan
kedalam media yang sesuai, sehingga sel-sel jaringan tersebut tidak
hanya tetap hidup tetapi dapat di induksi untuk tumbuh terus-menerus.
Dengan demikian terjadi penambahan jumlah sel, berat dan
pembesaran sel sebagai akibat nutrisi. Inokulasi eksplan ke dalam
media MS selama ± 4 minggu dan dipelihara dalam ruang kultur yang
terkendalikan memberikan respon dengan terjadiya pembengkakan
pada eksplan dan warna hijau atau berbentuk Kalus. Adapun ZPT yang
berperan saat ini adalah sitokinin. Setalah eksplan membengkak dan
berwarna hijau atau membentuk kalus, segera lakukan sub kultur
dengan cara membelahnya menjadi beberapa bagian ke dalam media
MS yang baru ±2-3 minggu bila memberikan respom yang baik dapat
dipindahkan pada media perakaran. Tetapi bila belum meberikan repon
yang baik dapat dipindahkan ke dalam media pembentukan shoot.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan dalam ruang pemeliharaan. Setiap hari harus
selalu dikontrol, mencegah terjadinya kontaminasi. Kontaminasi dapat
disebabkan oleh jamur maupun bakteri dan dapat terlihat setelah 2-3
hari pada saat penanaman. Kontaminasi harus segera dipindahkan dari
ruang inkubasi agar tidak menyebar pada tabung lainnya.
Diferensiasi
Dengan mengalami pemindahan potongan-potongan kalus tersebut ke
dalam media baru selama periode tertentu maka potongan-potongan
26
tersebut akan mengasilkan tunas dan akar sehingga membntuk tanaman
yang sempurna (Planlet). Dengan teknik kultur jaringan diharapkan
akan terjadi pertumbuhan tanaman secara cepat. Sub kultur dilakukan
2-4 minggu sekali dengan harapan terjadi penggandaan dengan
munculnya anakan baru.
27
Pada prinsipnya, sterilisasi autoclave menggunakan panas dan
tekanan dari uap air. Temprature sterilisasi biasanya 121oC, tekakan
yang biasa dgunakan antara 15 – 17,5 psi (pound per square inci) atau
1 atm. Lamanya sterilisasi tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat
dan air disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit
tergantung dari volume bahan yang disterilkan.
1. Hasil Penanaman
Eksplan Daun melati dan Stek mikro pada jeruk
Berikut adalah tahapan ketika kami melakukan praktikum
penanaman eksplan :
Untuk penanaman eksplan daun melati
a. Lakukan proses cuci dengan larutan klorox sesuai prosedur dan
bilas dengan air aquadest hingga bersih.
b. Siapkan botol-botol media dan masukkan dalam LAF. Lakukan
proses sterilisasi LAF dan masukkan alat-alat yang akan
dipakai ke dalam LAF.
c. Gunakan masker dan jas laboratorium sesuai prosedur.
d. Lakukan prosedur penanaman yakni berupa :
- Letakkan eskplan daun melati yang telah dipotong kecil
kedalam pertidisk.
- Larutkan ±10 tetes betadine larutkan kedalam air aquadest
steril.
- Ekspan daun meleati dipindahkan satupersatu ke dalam
larutan betadine.
- Buka penutup pada media dengan menggunakan pinset,
sebelumnya masukkan pinset pada alcohol 96% dan bakar
dengan api Bunsen hingga steril, lalu gunakan untuk membuka
penutup botol media.
- Masukkan pinset lagi ke dalam larutan alcohol bakar degan
api Bunsen untuk menggambil eksplan dan kemudian taruh
eksplan ke dalam media. Tutup kembali botol media dan
tambahkan plastik wrap agar lebih rapat dan jangan lupa beri
label sebagai penanda.
- Lakukan prosedur diatas sekali lagi dengan menggunakan
eksplan berbeda yakni stek mikro pada jeruk.
28
E. Post Test
29
b. Sub kultur : Teknik dimana dilakukan pemindahan kalus ke
dalam media baru
c. Difrensiasi : Proses dimana dalam pertumbuhan kalus
menghasilkan tunas dan akar sehingga membentuk tananamn baru
yang sempurna.
d. ZPT : Berupa hormon tanaman yang menjadi starter kecepatan
suatu pertumbuhan. Beberapa jenis ZPT yang sering digunakan antara
lain: sitokinin, kinetin, gliberelin dan apkisid acid.
30
AKLIMATISASI DAN PEMELIHARAN
A. Tujuan
B. Pre Test
C. Dasar Teori
31
Tahapan dalam proses aklimatisasi anggrek :
E. Post Test
32
MIKROPROPAGASI STEK MIKRO PADA JERUK (Citrus sp.)
A. Tujuan
B. Pre Test
C. Dasar Teori
33
1. Tingkat mikropropagasi lebih cepat.
2. Tidak memakai lahan yang luas dan tidak tergantung musim ketika
ingin menanam.
3. Dapat membentuk tanaman yang bebas dari virus dan penyakit.
4. Hasil dari kultur jaringan memilki pangsa pasar tersendiri dan lebih
efisien ketika dipasarkan.
5. Dapat dijadikan koleksi plasma nutfah.
1. Kultur kalus
Kalus adalah masa amorf yang tersusun atas sel-sel parenkim
berdinding tipis yang berkembang dari hasil proliferasi sel-sel induk.
Kalus dapat di sub kulturkan setiap 30 hari kemudian dapat dinduksikan
untuk menjadi planlet. Faktor pembentukan kalus disebbakan oleh
bahan tanam yang digunakan, kompisisi nutrisi media dan factor
lingkungan. Manfaat mempelajari kalus pada tanaman diantaranya :
a. Mengetahui aspek nutrisi pada tanaman yang sedag diteliti.
b. Mengenal proses diferensiasi dan morfogenesis pada sel dan organ
tanaman.
c. Peneliti dapat memvariasikan persilangan pada tanaman induk.
d. Dapat menerapkan tranformasi genetic menggunakan teknik
biolistik.
e. Memproduksi metabolit sekunder dan regulasinya.
2. Kultur Sel
Sebagai inokulumnya dapat digunakan kalus yang telah diperlakukan
dengan isolasi sel. Kosep kerapatan sel yamg kritis dapat
mengoptimalkan set cepat tumbuh karena jumlah inokulum terendah
per volume medium. Beberapa keunggulan kultur sel :
a. Suspensi mudah di pipet sehingga memudahkan sub kultur.
b. Tidak seheterogen kultur kalus dan diferensiasi sel tidak terlalu
besar.
c. Dapat dilakukan dengan volume besar hingga 1500 liter.
d. Kondisi lingkungan yang mudah diatur.
e. Dapat di manipulasi untuk metabolit sekunder dengan
menambahkan prekusor.
3. Kultur Protoplasma
Protoplasma merupakan isi sel yang tidak berdinding (membran).
Protoplasma dapat diperoleh dengan menghancurkan/melarutkan
membaran ke dalam enzim (selulose, pektinase, dan protease) atau
dengan cara mekanis menggunakan getaran elektris. Protoplasma dapat
34
digenerasikan sehingga membentuk dinding sel kemudian mengalami
pembelahan selanjutnya ialah membentuk kalus. Kalus dapat ditanam
untuk memproduksi embrio (yang tidak mengandung monitol dan
auksin). Setelah membentuk embryogenesis akan berkembang menjadi
eskplan. Fusi protoplasma menjadi dasar untuk menciptakan galur
murni dan manipulasi sel beupa persilangan.
4. Kultur Maristem
Jaringan maristem biasa dijumpai pada apical (pucuk muda) pada
tanaman. Apical maristem berbentuk kubah dengan ukuran diameter 0,1
mm dan panjang 0,2-0,3 mm. Tahapan dalam kultur maristem ini
berupa :
a. Perbanyakan tunas yang nantinya akan melalui pembentukan kalus.
b. Inisiasi akr degan cara menginduksi dengan hormon diantaranta
auksin.
c. Tumbuh menjadi individu baru.
d. Berikutnya di aklimatisasi dengan menghasilkan tanaman bebas
virus.
5. Kultur Anther
Kultur ini banyak digunakan untuk mendapatkan tanaman yang
homozigot.Tanaman haploid merupakan tanamn yang mempunyai satu
set tunggal kromosom dengan notasi Mendelian dinotasikan dengan n
desamg tanaman diploid mempunyai dua set kromosom identik untuk
setiap kromosom dan dinotasikan 2n. Tanaman haploid berguna untuk
mendapatkan individu yang homozygote yang sangat bermanfaat untuk
mendapatkan sifat-sifat genetic yang dibutuhkan ahli pemulia tanaman.
Dengan teknik KJ tanaman homozygot ini bisa direplikasi dengan
senyawa mutagenic misalnya colchine. Hal ini jauh lebih singkat waktu
yang dibutuhkan daripada dengan metode konvensional. Anther
ataupun polen diambil dari tanaman yang sehat. Diambil dari tunas
bunganya. Anther dapat ditumbuhkan pada media padat ataupun media
cair. Sedangkan untuk pollen dapat dikulturkan di media cair. Polen
juga isa diambil secara aseptic dengan menggunakan ganetofit jantan.
Cara ini dikenal dengan nama androgenesis.
35
- Sebelumnya sterilkan LAF (Laminar Air Flow) satu jam sebelum
melakukan pelatihan. Adapun hal-hal yang dilakukan :
a. Nyalakan autoklaf dengan kondisi lampu UV 1 dan UV 2 tanpa
menyalakan blower.
b. Sungkup LAF dengan kain hitam. Tunggu hingga ± 1jam, baru
LAF siap untuk digunakan.
- Siapkan peralatan yang dibutuhkan untuk menanam, diantaranya
petridisk, scalpel, pinset, dan gunting. Selain alat siapkan pula bahan
yang dibutuhkan diantaranya, eksplan, alkohol murni, air aquadest
steril dan botol media MS.
- Proses penanaman siap untuk dilakukan, dan jangan lupa gunakan
masker ketika melakukan proses tersebut.
Dari hasil pratikum yang telah kami lakukan pada kultur jaringan,
dimulai dengan sterilisasi alat yang akan digunakan sehari sebelum
pelaksanaan praktikum agar alat steril dan tidak terjadi kontaminasi pada
saat melakukan praktikm kultur jaringan. Alat-alat yang digunakan harus
dalam keadaan steril. Karena kondisi steril akan menentukan berhasil
tidaknya suatu kegiatan kultur jaringan. Karena jika kondisinya tidak
steril, maka akan mudah terkena kontaminasi sehinga kemampuan
totipotensi sel akan terhambat. Alat-alat logam dan gelas yang digunakan
pada saat penanaman dapat disterilkan dalam autoklaf. Alat tanam seperti :
pinset dan gunting dapat juga disterilkan dengan pembakaran atau dengan
pemanasan dalam bacticinerator ataupun pembakaran bunsen.Pada
prinsipnya, sterilisasi autoclave menggunakan panas dan tekanan dari uap
air. Temprature sterilisasi biasanya 121oC, tekakan yang biasa dgunakan
antara 15 – 17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm. Lamanya sterilisasi
tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan air disterilkan selama 1
jam, tetapi media antara 20-40 menit tergantung dari volume bahan yang
disterilkan. Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatandalam kultur jaringan
harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di Laminar Air Flow dan
menggunakan alat-alat yang juga steril. Laminar Air Flow merupakan alat
yang letaknya diruang penabur, yaitu fungsinya agar ruang tersebut selalu
dalam keadaan steril. Alat ini digunakan sebagai tahap perlakuan
penanaman. BAgian-bagian dari LAF yaitu, HEPA, Pre Filter, Blower,
Fluorescent light, Optimal UV light. Eksplan yang akan kita pakai berupa
eksplan Stek mikro pada jeruk
Berikut adalah tahapan ketika kami melakukan praktikum penanaman
eksplan : Untuk penanaman eksplan stek mikro pada jeruk :
a. Lakukan proses cuci dengan larutan klorox sesuai prosedur dan
bilas dengan air aquadest hingga bersih.
b. Siapkan botol-botol media dan masukkan dalam LAF. Lakukan
proses sterilisasi LAF dan masukkan alat-alat yang akan dipakai ke
dalam LAF.
c. Gunakan masker dan jas laboratorium sesuai prosedur.
36
d. Lakukan prosedur penanaman yakni berupa :
- Letakkan eskplan daun melati yang telah dipotong kecil
kedalam pertidisk.
- Larutkan ±10 tetes betadine larutkan kedalam air aquadest
steril.
- Ekspan daun meleati dipindahkan satupersatu ke dalam larutan
betadine.
- Buka penutup pada media dengan menggunakan pinset,
sebelumnya masukkan pinset pada alcohol 96% dan bakar
dengan api Bunsen hingga steril, lalu gunakan untuk membuka
penutup botol media.
- Masukkan pinset lagi ke dalam larutan alcohol bakar degan api
Bunsen untuk menggambil eksplan dan kemudian taruh eksplan
ke dalam media. Tutup kembali botol media dan tambahkan
plastik wrap agar lebih rapat dan jangan lupa beri label sebagai
penanda.
E. Post Test
37
3. Skema propagasi tenaman in-vitro
Embryogenesis Eksplan
Pollen
Embryo
Kalus
Suspensi
sel
Organogenesis
Gambaran
Akar
Kultur
akar
Tanama
38
PROSPEK KULTUR JARINGAN TANAMAN HIAS SUB
KULTUR ANGGREK
A. Tujuan
B. Pre Test
39
b. Fusi protoplasma dan budidaya tanaman hasil fusi protoplasma
c. Perbanyakan tanaman bebas virus pada tebu
d. Deteksi dini serakan KAS pada karet dengan teknik PCR
e. DNA plasmid
f. Manipulasi metabolit sekunder
a. Membentuk mikropropagasi
b. Rekayasa genetic/somatic cross
c. Metabolit sekunder
C. Dasar Teori
40
1. Sudah dilaksanakan pada komoditas tanaman hias/anggrek, kelapa sawit, karet,
kakao, kopi, pisang canvendis, serta jeruk.
2. Melalui embryogenesis somatif pada media padat
3. Menggunakan eksplan, dinding anther, nuselus dan daun muda
4. Teknik tersebut berhasil dikembangkan di Pusat Penelitian Bioteknologi Perkebunan
Bogor
5. Teknik Kultur Suspensi sel membuka peluang baru bagi perbanyakan tanaman
melalui media cair, daya multiplikasi sel lebih tinggi.
6. Biaya produksi bibit bisa ditekan
7. Cara ini memungkinkan dilakuakannya perbanyakan sel tanaman dengan skala besar
melalui penggunaan bioreactor
8. Yang kondisinya lebih terkedali sehingga laju penggandaan dapat mencapi tingkat
maksimal
9. Penelitian ini bertujuan mengembangkan teknik kultur suspense sel
10. Untuk meningkatkan produksi sawit, kakao, kopi, karet, pisang cavendis dan jeruk.
Bentuk keterkaitan tanaman hias denga teknik kultur jaringan adalah
kebutuhan akan tanaman hias semakin bervariasi bahkan perkembangan industri
tanaman hias cukup prospektif. Bioteknologi kultur jaringan telah lama diaplikasikan
pada tanaman hias dengan sasaran : Pembibitan, plasma nutfah, variasi bentuk dan
warna untuk mendapatkan fenotip yang dikehendaki, serta mendapatkan varietas
tahan virus dan bakteri.
Beberapa jenis tanaman hias dan bentuk implementasi bioteknologi modern
pada tanaman hias antara lain :
1. Kultur jaringan anggrek
Dengan teknik kultur jaringan anggrek sederhana bisa didaptkan suatu hasil yang
sangat mengangumkan dan bahkan dapat anda lakukan di rumah anda sendiri.
Beberapa teknik kultur jaringan tersebut adalah :
a. Teknik kultur anther, kita bisa mengasilkan dan memunculkan saifat resesif
yang memounyai sifat unggul (yang dalam kondisi normal tertutup dengan
sifat dominan). Dan dapat dihasilkan anggrek dengan genetic haploid, yaitu
anggrek yang berbetuk mini.
b. Teknik kultur maristem, kita bisa mengahsilkan anggrek yang bebas virus.
Dan memungkinkan memperbanyak anggrek spesies yang tahan terserang
hama penyakit atau virus.
c. Teknik poliploid, kita bisa menghasilkan anggrek raksasa
d. Teknik klon, kita bisa menghasilkan anggrek dalam jumlah banyak dan
seragam
e. Teknik Mutasi, kita bisa menghasilkan anggrek mutasi yang harganya relative
mahal. Karena jka secara alami peluang anggrek mutasi adalah 1 :100.000.000
namun dengan kultur jaringan kita bisa mengatur proses mutasi
f. Teknik pertumbuhan minimal, kita bisa menyimpan koleksi anggrek tanpa
harus memounyai lahan yang luas.
2. Anyelir/Carnation (Dianthus caryophilus) dengan menggunakan gen sisipan
pengkode dyhidrovool reductase dan flavonoid yang berfingsi dalam biosintesis
41
pigmen antocyanin delphinidin. Berasal dari gen Petunia hybrida dapat
mengahsilkan anyelir dengan warna ungu.
3. Gladiolus sp yang berhasil dikulturkan secara in vitro. Bahan tanam atau eksplan
tunas nuada atau kultur axilari (Ramawat,2003 prosedur yang dilakukan seperti
disajikan dibawah ini). Dengan berhasil dikulturkan budidaya gladiol dapat klebih
efisien daripada menggunakan teknik konvensional.
42
4. Kultur jaringan Chrysanthemum anuum ( krisan)
Penggambilan eksplan berupa pucuk dan nodus berasal dari tanaman induk krisan
di rumah kaca pembenihan Balithi Segunung dan planlet di laboratorium KJ
Balithi Segunung. Pembuatan media MS yang digunakan adalah media induksi
tunas dan perbanyakan. Komposisi media yang digunakan untuk induksi tunas
adalah ½ MS +0,5 IAA sedang untuk perbanyakan ½ MS + 0,1 IAA. Dalam
43
perbanyakan tanaman secara kultur jaringan eksplan merupakan factor penentu
keberhasilan. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan sebagai bahan
kultur adalah jenis tanaman, bagian tanaman yang digunakan, morfologi
permukaan, lingkungan tumbuh, kondisi tanaman dan musim saat mengambil
eksplan. Umumnya bagian yang digunakan adalah jaringan yang asi muda karena
daya regenerasi yang tinggi. Eksplan yang digunakan tanaman krisan adalah
nodus karena untuk menginduksi tunas aksilar. Kultur aseptic krisan duperlukan
sterilisasi untuk menghilangkan kontaminan organisme yang menempel pada
permukaan eksplan.
5. Kultur jaringan bunga matahari
Bunga matahari dikulturkan dengan bahan tanam biji dan kecambahnya.
D. Metode dan Cara Kerja
E. Post test
44
e. Teknik Mutasi, kita bisa menghasilkan anggrek mutasi yang harganya
relative mahal. Karena jka secara alami peluang anggrek mutasi adalah
1 :100.000.000 namun dengan kultur jaringan kita bisa mengatur proses
mutasi
f. Teknik pertumbuhan minimal, kita bisa menyimpan koleksi anggrek
tanpa harus memounyai lahan yang luas.
Misalnya : Dendrobium sp, Catleya dan Phalaenopsis
2. Fenomena bunga anyelir ungu
Dengan menggunakan gen sisipan pengkode dyhidrovool reductase dan
flavonoid yang berfingsi dalam biosintesis pigmen antocyanin delphinidin.
Berasal dari gen Petunia hybrida dapat mengahsilkan anyelir dengan warna
ungu.
3. Kultur jaringan pada bunga krisan
Penggambilan eksplan berupa pucuk dan nodus berasal dari tanaman induk
krisan di rumah kaca pembenihan Balithi Segunung dan planlet di
laboratorium KJ Balithi Segunung. Pembuatan media MS yang digunakan
adalah media induksi tunas dan perbanyakan. Komposisi media yang
digunakan untuk induksi tunas adalah ½ MS +0,5 IAA sedang untuk
perbanyakan ½ MS + 0,1 IAA. Dalam perbanyakan tanaman secara kultur
jaringan eksplan merupakan factor penentu keberhasilan. Hal-hal yang
harus dipertimbangkan dalam pemilihan sebagai bahan kultur adalah jenis
tanaman, bagian tanaman yang digunakan, morfologi permukaan,
lingkungan tumbuh, kondisi tanaman dan musim saat mengambil eksplan.
Umumnya bagian yang digunakan adalah jaringan yang asi muda karena
daya regenerasi yang tinggi. Eksplan yang digunakan tanaman krisan
adalah nodus karena untuk menginduksi tunas aksilar. Kultur aseptic krisan
duperlukan sterilisasi untuk menghilangkan kontaminan organisme yang
menempel pada permukaan eksplan
45
PROSPEK KJ ISOLASI PROTOPLASMA
DAN FUSI PROTOPLASMA BUDIDAYA
HASIL FUSI PROTOPLASMA
46
A. Tujuan
1. Mahasiswa memahani arti isolasi dan fusi protoplasma
2, Mahasiswa dapat mengerti apa manfaat dari isolasi dan fusi protoplasma
B. Pre Test
1. Gambaran sel tumbuhan beserta organel-organelnya
2. Definisi protoplasma pada sel tumbuhan adalah bagian hidup dari sebuah
sel yang dikelilingi oleh membran plasma
3. Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis
(senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam
suatu reaksi kimia organik.
4. Agitasi media merupakan media cair yang biasa digunakan untuk fusi
protoplasma.
C. Post Test
47
1. Skema isolasi protoplasma
akar
nodus
tunas
Eksplan dipotong
biji
Penanaman pada medium
Ekspla
Sterilis petridish
Sterilis eksplan
48
2. Skema Fusi Protoplasma
49
G
3. Skema budidaya hasil fusi prtoplasma
50
A. Kalus
51
4. Hasil dari fusi protoplasma adalah menghancurkan dinding sel, yang nantiya
protoplasma yang membarannya telah terlepas akan mengapung
Agar mahasiswa dapat menanam eksplan tebu dari gulungan daun tebu
B. Pre Test
C. Dasar Teori
Morel dan Martin (1952 dalam Hu dan Wang, 1983) adalah orang
pertama yang mendemonstrasikan bahwa tanaman tebu bebas virus dapat
diperoleh dari tanaman sakit melalui kultur maristem pucuk. PEjelasan
didasarkan pada perbedaan kecepatan pertumbuhan tanaman dan pembiakan
virus. Karena perbedaan itu, jaringan yang paling muda dan paling cepat
52
tumbuh seperti maristem, masi belum dijamah oleh virus (Philip dan Collins.
1979).
1. Cara kerja
a. Menyiapkan bahan tanam
b. Menyiapkan beragam perlatan yang digunakan untuk menanam
(pinset, petridisk, scalpel dll.)
c. Peserta praktukum mengenakan jas laboratorium dan masker
d. Lakukan proses sterilisasi pada eksplan caranya semprot batang tebu
dengan alkohol 98%, bakar dengang api Bunsen hingga nyala api
padam. Kuliti bagian batang tebu sampai ditemui gulungan putih
paling muda potong dengan scalpel dan rendam dengan cairan aseptic.
e. Siapkan media tanam khusus untuk tebu, dan lakukan proses tanam
f. Simpan pada rak-rak kultur dan lanjutkan dengan proses pengamatan.
Dari hasil praktikum kali ini akan dihasilkan kalus tebu, diamana
batang yang kita tanam akan membengkak dan nantinya akan
membentuk kalus.Setelah membentuk kalus akan dipindahkan ke
media perakaran supaya dapat menjadi planlet. Perlu hati-hati karena
jika botol kultur tekena paparan sinar dengan intensitas lama maka
browning pasti akan terjadi. Selain itu dapat juga terjadi kontaminasi
disebabkan karena kesalahn prosedur atau kurang kehati-hatian dari
pihak perserta. Untuk kontaminiasi bisa beraneka ragam penyababnya
dapat dikarenakan virus atau bakteri yang bekembang dalam botol.
E. Post Test
1. Tanaman bebas virus adalah tanaman yang terbebas dari virus tetapi
bersifat sesat, memungkinkan virus atau bakteri dapat hidup kembali pada
kondisi tertentu
2. Planlet dapat bebas dari virus apabila diambil dari jaringan maristem yang
paling muda. Jika pada tebu akan dijumpai gulungan putih pada batang
tebu yang belum diajamah oleh virus.
53
PROSPEK KJ PENDUGA DINI KAS PADA
TANAMAN KARET Ficus elastic
54
A. Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengerti bahawa KAS dapat diatasi degan teknik kultur
jaringan.
B. Pre Test
1. Sistematika Tanaman Karet
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Urticales
Famili: Moraceae (suku nangka-nangkaan)
Genus: Ficus
Spesies: Ficus elastica
2. Tanaman karet merupakan salah satu komoditas penting karena tanaman karet
adalah salah satu bahan baku industri yang kebutuhannya relative banyak.
C. Post Test
1. KAS merupakan kepanjangan dari Kekeringan Alur Sadap yang dialami
Tanaman Karet. Dimana indikasi awal produksi lateks berkurang adalah dampak
terbesar.
2. Solusi untuk hal ini adalah peggunaan molekul marker berupa Polymerase Chain
Reaction. DInama nantinya akan dilihat apakah susunan DNA pada karet sesuai
dengan DNA KAS. Bila sesuai diduga tanaman karet terkena KAS. Untuk
penanganan selanjutnya bentuk treatment biasanya menggunakan etilen atau myo-
inositol
55
PROSPEK KJ DNA PLASMID TANAMAN
TRANGENIK TEMBAKAU Nicotiana tabacum
56
A. Tujuan
Agar mahasiswa bisa mengenal bioteknologi in-vitro KJ bermanfaat untuk rekayasa
genetic tanaman perkebunan/Insdustri
B. Pre Test
1. Sietematika Tanaman Tembakau
2. Rekaya genetic adalah memanipulasi susuna gen menjadi satu paket gen baru sesuai
keinginan.
57
PROSPEK KJ MANIPULASI METABOLIT
SEKUNDER Rosa hybrida L MENGAHASILKAN
SENYAWA CITRONELLOL
58
A. Tujuan
Agar mahasiswa dapat memahami bahwa teknik KJ dapatdimanfaakan untuk
manipulasi metabolit sekunder yang dihasilkan tanaman dalm hal ini rose oil dari
Rosa hybrida L.
B. Pre Test
1. Sistematika tanaman mawar
Kingdom :Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo :Rosanales
Famili :Rosaceae
Genus :Rosa
Species :R.hybrida
2. Metabolit sekunder adalah hasil samping dari metabolisme sekunder.
C. Post Test
1. Industri yang dibangun berdasarkan bioteknologi kutur jaringan antara lain
industri farmasi, kecantikan, serta tanaman perkebunan dan industri.
2. Kendala yang sering dihadapi adalah bentuk teknologi dan penggunaan dana yang
relatif tinggi, yang tidak didukung oleh kemampuan SDM yang memadahi.
3. Jelaskan
a. Metabolit sekunder : Hasil samping dari metabolisme sekunder
b. Destilasi : alat yang digunakan untuk ekstraksi/penyulingan hasil ekstraksi
c. Ekstraksi : Tahapan membuat bahan ekstrak
d. Citronellol : hasil metabolit sekunder dari mawar
e.
f. Rose oil : Produk dari citronellol.
59
60