Anda di halaman 1dari 60

TATA LAKASANA LABORATORIUM BESERTA DENAH

LABORATORIUM KULTUR JARINGAN.


A. Tujuan

1. Mahasiswa memahami denah laboratorium secara baik dan benar.


2. Mahasiswa dapat memahai keterkaitan denah laboratorium dan
keberhasilan operasionalisasi dan tahap-tahap kerja di laboratorium kultur
jaringan.

B. Pre-Test

1. Fungsi utama dari Laboratorium Kultur Jaringan antara lain :


a. Mikropropagasi
b. Rekayasa genetic/somatic cross
c. Akumulasi metabolit sekunder sebagai bahan baku industri farmasi,
kecantikan seta beberapa industri lainnya.
2. Beberapa SOP (Standart Operating Presedure) yang perlu diperhatikan
ketika bekerja didalam laboratorium yaitu :
a. Mengenakan pakaian yang bersih
b. Mengenakan jas laboratorium ketika akan memulai pekerjaan, serta
menggunakan masker.
c. Tetap menjaga kebersihan diri.
d. Menaati setiap SOP peralatan yang hendak digunakan di dalam
laboratorium.
3. Alasan mengapa ketika bekerja di laboratorium harus mengurangi waktu
berbicara karena dapat meneyebabkan kontaminasi pada obyek yang
sedang dikembangkan atau di teliti.
4. Berapa hal penting yang wajib diperhatikan ketika memasuki kawasan
laboratorium termasuk sanitari organ dengan sanitasi laboratorium
diantaranya :
a. Mengenakan jas laboratorium
b. Menggunakan sarung tangan dan masker
c. Menjaha kebersihan badan terutama tangan
d. Menjaga kerbersihan laboratorium
e. Ketika bekerja harus focus
f. Mengurangi waktu untuk berbicara

C. Dasar Teori

Laboratorium untuk kultur jaringan merupakan laboratorium yang khusus,


dalam kondisi steril dan harus dirancang dengan seksama sesuai dengan kebutuhan.
Maksud dan tujuan merancang laboratorium kultur jaringan yakmi agar dapat

1
memperbanyak bagian-bagian tanaman terkecil yakni dalam bentuk organ, jaringan,
sel, tepung sari, protoplasma, dan lain-lain dalam keadaan aseptic.

Tujuan kultur jaringan secara umum yakni :

 Mikropropagasi
 Metabolit sekunder
 Somatic Cross
Secara Garis besar denah laboratorium terbagi atas 3 bagian :
 Area Publik
Dalam area public terdapat dua ruangan berupa ruang tamu dan ruang
staff. Ruangan ini tidak perlu steril tetapi harus bersih. Ruangan ini juga
dapat digunakan untuk tempat administrasi. Namun tetap harus dijaga
kebersihannya. Beberapa barang yang memang harus ada pada area ini
adalah meja kursi tamu, meja kursi petugas, computer, printer, lemari arsip
dan persediaan air mineral.
 Area Transisi
Terdiri atas dua ruangan pokok. Ruang A merupakan ruang cuci dan
sterilisasi dalam ruangan ini terdapat wastafel untuk mencuci peralatan,
menyimpan barang pecah belah, tempat autoklaf, tempat menyimpan jas
lab dan masker serta peralatan yang dibutuhkan ketika membuat media.
Ruamg B merupakan ruang penyimpanan di dalam ruangan ini terdapat
bahan-bahan kimia dan peralatan yang akan digunakan untuk kultur
jaringan. Peralatan yang sering digunakan antara lain pinset, kertas pH,
petridisk, erlrmeyer, beaker glass, gelas ukur, dan pipet.
 Area penelitian
Dalam area ini terdapat beberapa ruang diantaranya ruang C merupakan
tempat untuk pembuatan media, dalam ruagan ini harus ada meja, kursi,
rak untuk menyimpan botol steril, timbangan analitik, magnetic stirrer dan
shaker. Ruang D merupakan tempat untuk menyimpan media yang telah
jadi,Ruang penyimpanan media (yang telah satu minggu disimpan baru
dapat dilakukan proses penanaman)Ruag ini berisi rak untuk menyimpan
media yang telah steril. Pada rak-rak tersebut terdapat papan kecil yang
berfungsi untuk mencantumkan jenis atau isi media tersebut. Ruang E
yakni ruang tabur berfungsi untuk menabur dan menanam eksplan.

2
Perabitan yang wajib ada dalam ruangan ini adalah LAF (Laminar Air
Flow) lengkap yang berisi bunsen, alcohol, petridisk, aquades, pinset,
scalpel serta kursi untuk petugas tanam. Serta ruang F adalah ruang
inkubasi merupakan tempat dimana terdapat rak-rak tempat penyimpanan
tabung/ botol untuk tumbuhnya kalus dan planlet. Ruangan ini dilengkapai
dengan lampu sesuai kebutuhan.

Adapun ruangan yang harus tersedia dalam pembuatan


laboratorium kultur jaringan adalah :

 Ruang cuci /steril


 Ruang penyimpanan barang
 Ruang pembuatan media
 Ruang Tabur
 Ruang inkubasi

Denah Laboratorium Kultur Jaringan dikakatakan baik apabila


memilki daerah yang terpisah satu dengan yang lain, contohnya sebagai
berikut :

III F
II A

II B

III E II D II C

Perabotan yang berada di area I antara lain : meja kursi tamu, meja
kursi petugas, computer, printer, lemari arsip, gantungan baju laboratorium,
serta peralatan ntuk konsumsi.

Perabotan yang ada di ruang A, dikenal dengan ruang cuci/steril antara


lain : Wastafel untuk mencuci peralatan, barang pecah belah, autoclave, jas
laboratorium dan masker, timbangan serta kulkas.

3
Perabotan yang ada di ruang B, dikenal dengan ruang prnyimpanan
diantaranya : bahan-bahan kimia, timbangan, beberapa perlatan kuktur
jaringan, misalnya peralatan kecil (pinset, kertas pH, petridisk, Erlenmeyer,
beaker glass, gelas ukur, pipet) dan kulkas.

(Beberapa contoh barang pecah belah)

Perabotan yang ada di Ruang C dikenal dega ruang pembuatan media


terdapat meja, kursi, rak untuk menyimpan botol-botol media yang telah steril,
timbangan, stirrer dan shaker.

Magnetic Stirrer Autoklaf

Perabotan yang ada di Ruang D, dikenal dengan ruang penyimpanan


media. Media baru dapat digunakan apabila telah disimpan selama satu
minggu. Ruang ini berisi rak untuk menyimpan botel media yang telah steril.
Pada setiap rak terdapat papan kecil untuk mencantumkan jenis atau isi media
tersebut.

4
Rak Penyimpanan botol media

Perabotan yang ada di Ruamg E yang dikenal dengan ruang tabur


disini terdapat LAF legkap dengan Bunsen, alkohol, peteridisk, akuades,
pinset, scalpel dan kursi untuk petugas.

Tata Laksana proses tanam secara in-Vitro

Perabotan yang ada di ruang F yakni berupa beberapa rak untuk tempat
botol kultur/ tempat ekplan yang akan dinkubasi, serta rak dilengkapi dengan
lanpu sesuai kebutuhan.

5
Gambaran untuk ruang pengamatan.

D. Metode dan Cara Kerja

Pengenalan akan ruangan laboratoium kultur jaringan sangatlah penting,


karena sebelum kita terjun lebih dalam mempelajari kultur jaringan wajib
mengenal ruangan apa saja yang tersedia dalam laboratorium. Secara garis besar
denah laboratorium kultur jaringan terdiri atas area public, area transisi dan area
penelitian ketiga ruangan ini memiliki fungsi masing-masing.

Pada area public, terdapat 2 ruang khusus yakni ruang tamu dan ruang staf.
Ruangan ini tidak perlu steril, namun harus tetap dijaga kebersihannya. Area
transisi terdiri atas ruang cuci dan sterilisasi serta ruang penyimpanan. Adapun
perlengkapan yang ada dalam ruang cuci dan sterilisasi adalah wastafel guna
untuk mencuci peralatan, alat pecah belah, autoklaf, jas lab beserta masker, serta
timbangan. Pada ruang penyimpanan tersedia bahan-bahan kimia dan peralatan
kultur jaringan. Area penelitian terdapat beberapa ruangan antara lain ruang
pembuatan media, ruang penyimpanan media, ruang tabur dan ruang inkubasi.
Pengertian dari ruang tabur yaitu ruang yang dugunakan untuk menabur atau
menanam eksplan sedangkan ruang inkubasi adalah ruangan dimana terdapat rak-
rak tembat penyimpanan botol kultur untuk tumbuhnya kalus dan planlet.

6
E. Post Test

1. Gambar denah laboratorium yang baik

III F
II A

II B

III E II D II C

Keterangan Gambar :

Kode A : Ruang cuci dan sterilisasi

Kode B : Ruang penyimpanan

Kode C : Ruang pembuatan media

Kode D : Ruang penyimpanan media

Kode E : Ruang Tabur

Kode F : Ruang Inkubasi

2. Beberapa ruang yang mutlak steril untuk laboratorium kultur jaringan


a. Ruang tabur
b. Ruang inkubasi
*Dibutuhkan kondisi steril supaya tidak ada mikroba asing yang masuk
dalam tabung kultur.

Beberapa ruangan yang sebaiknya steril

a. Ruang pembuatan media


b. Ruang penyimpanan media
*Karena untuk menanggulagi terjadinya kontaminasi.

Beberapa ruangan yang tdak boleh steril

a. Ruang cuci
b. Ruang penyimpanan botol
*Kerena berhubungan dnegan lingkungan luar yang kurang steril.

7
3. Pengertian ruang tabur dan ruang inkubasi

Ruang yang difungsikan dalam proses tanam dan proses pengamatan.


Ruangan untuk menabur / menenem eksplan, sedangkan ruang inkubasi
ruangan dimana terdapat rak-rak tempat penyimpanan tabung untuk
tumbuhnya planlet/ kalus.

4. Menjelaskan beberapa istilah


a. Steril : kondisi dimana bebas dari semua bakteri/virus/hama
b. Sanitasi : Kebersihan diri
c. Mikropropagasi : Perbanyakan tanaman kecil
d. Metabolit sekunder : Hasil samping dari metabolisme sekunder
e. Somatic cross : Persilangan zat hidup

8
PENGENALAN ALAT, BAHAN KIMIA DAN STERILISASI
ALAT

A. Tujuan

1. Agar mahasiswa mengenal dan dapat mengoperasikan peralatan dan


mengenal bahan-bahan kimia serta mengerti dan mendalami sifat-sifat
dari bahan kimia tersebut.
2. Sterilisasi alat adalah sangat penting agar proses-proses dalam kultur
jaringan bisa berhasil bengan baik sehingga mahasiswa dapat
melakukannnya dengan sungguh-sungguh.

B. Pre test

1. Alasan mengapa perlu tahap sterilisasi menentukan keberhasilan


proses kultur jaringan adalah apabila kita tidak mengetahui nama alat
berseta proses sterilisasi dengan benar, maka berpengaruh pada
terjadinya kontaminasi yang lebih tinggi.
2. Beberapa peralatan kultur yang telah diketahui sebelumnya antara lain
:
a. LAF (Laminar Air Flow)
b. Beaker glass
c. Erlenmeyer
d. Gelas Ukur
e. Tabung kultur
f. Pinset
g. Skalpel
h. Gunting kultur
i. Lampu bunsen
j. Magnetic stirrer
k. pH meter
l. Oven
m. Timbangan Sartorius
n. Shaker
3. Perbedaan antara sanitasi dengan sterilisasi
Sanitasi : Kondisi belum terbebas sepenuhnya dari aktivitas
mikroorganisme. Jadi memungkinkan dalam keadaan tertentu
mikroerganisme dapat hidup kembali.
Sterilisasi : Upaya untuk membebaskan dari kebidupan
mikroorganisme dan membentuk kondisi yang aseptik.

9
C. Dasar Teori

Persiapan Alat

1. Alat
Pada kulur jaringan, alat-alat yang sering digunakan yakni LAF (Laminar
Air Flow), beaker glass, erlemeyer, gelas ukur, botol kultur, pinsel.
Scalpel, gunting kultur, lampu bunsen, magnetic stirrer, pH meter, oven,
timbangan analitik, timbangan sartorius, dan shaker.
2. Bahan
Adapun bahan kimia yang dibutuhkan di dalam kultur jaringan yakni,
larutan stock sesuai komposisi Murashige and Skoog, vitamin, hormone,
sukrosa, bahan pemadat, air kelapa muda, aqudes, NaOH 0,1 N, HCL 0,1
N, sublimat 0,2%, klorox 5%, alcohol 70% dan 95%, aluminium foil dan
plastic wrap.
3. Proses Sterilisasi
Alat-:Alat dari gelas dan metal dapat disterilkan dengan oven pada suhu
1600C selama 2-4 jam terlebih dulu dibungkus dan ditutup kertas coklat
atau aluminium foil. Setelah proses sterilisasi selesai alat-alat tersebut
dikeluarkan dan dibawa ke dalam LAF kemudian disterilisasi lagi dengan
menggunakan sinar ultraviolet selama 30 menit. Sebelum benar-benar
dipakai alat-alat yang dipergunakan dikeluarkan dari bungkusan kemudian
dicelupkan ke dalam alcohol 95% lalu dibakar. Setiap kali dicelupkan ke
dalam alcohol dan dibakar lagi sebelum digunakan. Lakukan ini selama
kegiatan proses tanam berlangsung.

D. Metode / Cara Kerja

A. Cara Keja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dipergunakan dalam kegiatan kultur
jaringan
2. Memberikan keterangan dari bagian alat-alat, dan mencatat kegunaan
dari alat yang telah dijelaskan.
3. Mengoperasikan alat-alat yang telah dijelaskan, beupa LAF, Autoclaf,
Magnetic Stirer dan lainnya.

10
4. Pengenalan bahan kimia dan mengetahui kegunaanya.
B. Steilisasi Basah
1. Tabung/botol kultur dicuci bersih kemudian di keringkan.
2. Botol kultur yang telah kering ditutup dengan lapisan aluminium foil.
Sebelumnya botol telah di semprot dengan larutan alcohol 70%.
3. Nyalakan autoklaf. Masukkan tabung kutur ke dalam autoklaf. Kontrol
air dalam autoklaf jangan sampai kering karena akan mengganggu
proses sterilisasi
4. Tutup autoklaf dan atur suhu 121oC, tekanan 17/1 atm selama ± 30
menit.
5. Saat proses sterilisasi selesai, matikan autoklaf dan tunggu hingga
tekanan sampai 0 Psi.
6. Buka tutup autokaf, keluarkan tabung kultur dan letakkan di ruang
penyimpanan.
C. Sterilisasi alat (Kering)
1. Alat-alat yang akan disteril di cuci terlebih dulu kemudian dikeingkan.
2. Alat-alat yang akan disteril dibungkus dengan kertas coklat atau
lapisan aluminium foil.
3. Alat yang telah dibungkus tadi dimasukkan dalam oven.
4. Nyalakan oven dan atur suhu pada 150oC dalam dengan lawa waktu 30
menit.
5. Oven akan mati secara otomatis, tandanya proses sterilasi telah usai.
6. Buka penutup oven, angkat alat-alat dalam oven dan diletakkan dalam
LAF agar siap untuk digunakan.

11
Beberapa peralatan yang diperkenalkan dari praktikum kultur jaringan:

No Nama Alat Gambar Fungsi


1 Membuat api untuk
proses ketika tanam.
Lampu bunsen

2 Untuk membuat
larutan stock
Beaker glass

3 Mengambil larutan
yang akan
Pipet tetes dipindahkan ke
tabung lain.

4 Menggunting eksplan
Gunting yg diperlukan dalam
kegiatan kultur.

12
5 Tempat meletakkan
media dan eksplan

Tabung Kultur

6 Menggambil larutan
atau bahan kimia
Spatula untuk membuat
larutan

7 Menimbang bahan
Neraca analitik kimia atau bahan lain
untuk kegiatan kultur
8 Alat untuk tempat
Autoklaf sterilisasi botol kultur
dan media
9 Sebagai tempat
Erlemeyer larutan

10 Tempat meletakkan
Petridisk eksplan

11 Sebagai penutup dari


botol kultur

Aluminium Foil

12 Alat pengojog dalam

13
pembuatan media
Shacker agitasi

13 Alat yang digunakan


untuk steil alat dikenal
Oven dengan sterlisasi
basah

14 Mengukur kadar
keasaman pada suatu
Kertas pH meter media

15 Berfungsi untuk
Pinset menjepit eksplan

16 Berfungsi untuk
Skalpel memotong eksplan

17 Alat yg dimanfaatkan
Magnetic stirrer untuk melarutkan
bahan kimia agar
tercampur secara
merata.
18 Alat untuk menanam
LAF dalam laboratorium
kultur jaringan

14
19 Menggambil biji/
Jarum Ose benda yg ukuannya
kecil

20 Membungkus alat
Kertas Coklat kultur yg akan di steril

21 Mengukur bahan
Timbangan sartorius kimia yg ketelitiannya
mencapai 0,01 mg

E. Post Test

1. Beberapa perlalatan yang digunakan untuk kultur jaringan beserta


kegunaannya antara lain :
a. Tabung Erlenmeyer : untuk tempat memasak media dan tempat
melarutkan bahan kimia.
b. Petridisk : Tempat meletakkan eksplan
c. Gunting kultur : untung nenggunting eksplan sesuai kebutuhan
d. Skalpel : untuk memotong eksplan sesuai kebutuhan
e. LAF : Untuk proses penanaman secara in-vitro
2. Perbedaan sterilisasi basah dan sterilisasi kering adalah
Sterilisasi basah Digunakan untuk memasak media dan prinsip
kerjanya menggunakan uap dari autoklaf.
Sterilisasi kering Digunakan untuk proses sterilisasi alat seperti
petridisk, scalpel, pinset dan gunting kultur.

15
3. Tahap kerja untuk proses sterilisasi kering dan sterilisasi basah antara lain
:
a. Steilisasi Basah menggunakan autoklaf
1. Tabung/botol kultur dicuci bersih kemudian di keringkan.
2. Botol kultur yang telah kering ditutup dengan lapisan aluminium foil.
Sebelumnya botol telah di semprot dengan larutan alcohol 70%.
3. Nyalakan autoklaf. Masukkan tabung kutur ke dalam autoklaf. Kontol
air dalam autoklaf jangan sampai kering karena akan mengganggu
proses sterilisasi
4. Tutup autoklaf dan atur suhu 121oC, tekanan 17/1 atm selama ± 30
menit.
5. Saat proses sterilisasi selesai, matikan autoklaf dan tunggu hingga
tekanan sampai 0 psi.
6. Buka tutup autokaf, keluarkan tabung kultur dan letakkan di ruang
penyimpanan.
b. Sterilisasi alat (Kering) menggunakan oven
1. Alat-alat yang akan disteril di cuci terlebih dulu kemudian dikeingkan.
2. Alat-alat yang akan disteril dibungkus dengan kertas coklat atau
lapisan aluminium foil.
3. Alat yang telah dibungkus tadi dimasukkan dalam oven.
4. Nyalakan oven dan atur suhu pada 150oC dalam dengan lawa waktu 30
menit.
5. Oven akan mati secara otomatis, tandanya proses sterilasi telah usai.
6. Buka penutup oven, angkat alat-alat dalam oven dan diletakkan dalam
LAF agar siap untuk digunakan.
4. Beberapa contoh bahan kimia yang diberikan selama praktikum antara lain
beberapa unsure makro dan mikro ketika pembuatan media berupa garam-
garam anorganik (nitrogen, fosfor, kalium, sulfur, kalsium klor, mangan,
seng), beberapa jenis glukosa, serta bahan pemadat yang sering digunakan
untuk pembuatan media.

16
PEMBUATAN LARUTAN STOCK DAN
PEMBUATAN MEDIA SERTA STERILISASI
MEDIA
A. Tujuan

1. Agar mahasiswa dapat mengenal dan mempratekkan pembuatan


laruran, stock dan media.
2. Agar mahasiswa dapat mengerti dan melaksanakan proses sterilisasi
media.

B. Pre Test

1. Apakah saudara sudah mengenal ataupun mengerti mengenai larutan stock


sebelum pelatihan ?
Jawab. Sudah.
2. Berapa jenis media yang saudara kenal saat ini yang diperlukan untuk
proses kulutur jaringan ?
Jawab. Terdapat 2 jenis media yakni media padat dan media cair yang
lebih dikenal dengan media agitasi.
3. Sebutkan peralatan yang saudara ketahui untuk pembuatan media !
Jawab. Gelas ukur, pipet, timbangan analitik, spatula, pH meter,
erlemeyer, magnetic stirrer, botol kultur, dan aluminium foil.
4. Sebut pula peralatan yang digunakan untuk sterilisasi media !
Jawab. Autoklaf

17
C. Dasar Teori

No Nama Alat Fungsi


1 Gelas Ukur Untuk mengukur volume
cairan.
2 Pipet Untuk mengambil caian dan
memindahkannya ketabung
lain.
3 Timbangan Untuk memindahkan bahan-
bahan yang diperlukan dalam
kegiatan kult
4 Spatula Untuk mengambil kalus dan
memindahkannya ke tempat
lain.
5 Indikator pH / lakmus Untuk mnegukur pH
6 Sendok kaca Untuk mengaduk larutan
7 Beaker glass, erlemeyer, gelas ukur UNtuk membuat larutan stock
8 Magnetic stirrer Untuk memasak media
9 Autoklaf Guna untuk mensterilkan botol
dan media
10 Botol kultur Untuk tempat media
11 Aluminium foil Untuk menutup botol kultur

1. Sterilisasi
Alat-alat terbuat dari gelas dan metal dapat disterilkan dengan oven pada suhu
1600C selama 2-4 jam terlebih dulu dibungkus dan ditutup menggunakan
kertas coklat atau aluminium foil. Setelah selesai disterilisasi alat-alat tersebut
dikeluarkandan dibawa ke LAF kemudian disterilisasi lagi dengan
menggunakan sinar ultra violet selama 30 menit. Sebelum bener-benar alat
digunakan keluarkan bungkusan kemuadiancelupkan dalam alkohol 95% lalu
dibakar. Setiap kali dicelupkan ke dalam alkohol dan dibakar lagi sebelum
digunakan. Lakukan ini selama proses tanam berlangsung.
2. Media tanam
Unsur yang dibutuhkan tanaman :
 Garam-garam an-organik
Jenis-jenis yang termasuk unsure makro adalah Nitrogen (N), Fosfor
(P), Kalium (K), Sulfur (S), Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg).
Unsur NPK adalah unsur yang mutlak dibutuhkan oleh tanaman, yang
harus selalu tersedia. Unsur yang termasuk dalam unsure mikro adalah
Klor (Cl), Mangan (Mn), Besi (Fe), Tembaga (Cu), Seng (Zu), Bor (B)
dan Molibdenum (Mo).

 Zat- Zat Organik


Diantaranya : Karbohidrat, protein dan lemak

18
3. Pembuatan media
Komposisi media kultur jaringan bervariasi tergantung jenis komoditi yang
akan dikembangkan. Pada dasarnya hampir seluruh komoditi menggunakan
media MS yang dimodifikasi dengan vitamin dan hormone sesuai dengan
kebutuhan dan jenis komoditinya. Pada umumnya bahan media terdiri dari
bahan padat, untuk perbuatan terbatas penimbangan bahan sangat kecil
telampau sulit. Untuk lebih praktisnya perlu dibuat larutan stok. Dengan
demikian setiap pembuatan media hanya megambil volume tertentu dari
larutan stock.
Tahapan Pembuatan Media :
 Larutkan bahan induk sebanyak volume yang telah ditentukan
 Masukkan dalam erlemeyer, tambahkan vitamin dan hormone yang
dibutuhkan eksplan
 Larutkan terlebih dulu
 Tambahkan sukrosa dan air kelapa muda kemudian larutkan kembali
 Tambahkan aquades sampai angka 1000ml pada erlemeyer
 Letakkan erlemeyer pada magnetic stirrer lakukan pengukuran pH
meter sampai mencapai 5,8-6
 Didihkan larutan diatas ddengan terlebih dulu tambahkan bahan
pemadat
 Larutan siap dimasukkan dalam autoklaf atur sampai tekanananya
setara dengan 1 atm, setelah mencapai suhu yang ditetapkan kemudian
tekanan diturunkan kembali.
 Larutan dituang dalam botol kultur ±25ml tiap tabung
 Tutup tabung kultur dengan aluminium foil
 Simpan botol kultur ruang penyimpanan ±1 minggu sebelum proses
penanaman.

D. Metode dan Cara Kerja

A. Cara Kerja
1. Langkah awal dalam pembuatan larutan media, menyiapkan bahan-
bahan kimia beserta buku paduan yang dipakai takaran untuk
membuat larutan stock.
2. Letakkan serbuk yang telah ditimbang ke dalam tabung isi dengan
air aquades hingga ± 250ml, aduk hingga rata.
3. Tutup rapat bagian atas botol menggunakan aluminium foil.
4. Simpan dalam lemari es guna mencegah proses kontaminasi.
B. Langkah pembuatan Media
1. Ambil larutan stok dalam lemari es.
2. Urutkan larutan tadi agar memudahkan dalam proses pembuatan
media.
3. Tuang larutan dengan acuan ± 10ml untuk pembuatan 1 liter media
dan masukkan ke dalam labu erlemneyer.

19
4. Setelah larutan stock selsai tercampur, tambahkan ZPT sesuai
tujuan penanaman.
5. Tambahkan air kelapa murni ±150ml
6. Tambahkan glukosa ±30 gram dan agar-agar ±8gram tambahkan
aquades sampai menunjukkan 1 liter
7. Tutup rapat bagian atas dengan aluminium foil
8. Letakkan dalam magnetic stirrer dan tunggu hingga mendidih.
9. Setelah mendidih langsung diangkat, dan bagi larutan tadi larutan
menjadi ±40botol.
10. Lakukan proses sterilisasi basah.
11. Simpan tabung media yang telah distreril dalam ruang penyimpana,
tunggu sampai seminggu baru dapat dilakukan tahap penanaman.

Dari hasil kami melakukan praktikum diatas kami dapat membuat


larutan stock dan melakukan proses pembuatan media hingga pada proses
sterilisasi. Setelah tahap streilisasi selasai maka botol media disimpan pada
ruang penyimpanan, tunggu sampai satu minggu supaya media dapat ditanami
ekplan. Dari hal inilah kami mengetahui tentang mikropropagasi. Langkah
pembuatan larutan stock terlalu rumit menurut saya, tapi seiring dengan
berjalannya waktu pembuatan larutan stock dapat saya kerjakan. Penting bagi
mahasiswa dapat melakukan hal ini karena dapat menguragi resiko kegagalan
pada saat proses tanam berlangsung. Karena bila terdapat media yang
kontaminasi harus segera diganti dengan media baru agar tidak merambah
pada botol yang lain.

Terdapat 2 media yang menjadi focus kami dalam pembuatan media


diantaranya adalah media MS dan VW, berikut akan kami jabarkan mengenai
sumber media diatas :

20
Kebutuhan dalam media MS
Unsur Hara Jumlah (Mg/l)
Media
Unsur Hara
Makro
KNO3 1900
4 3
NH NO 1650
2 2
CaCl 2H O 440
MgSo4 7H2O 370
2 4
KH PO 170
Unsur Hara
Mikro
MnSO4.7H2O 22.3
ZnSO4.7H2O 8.6
H3BO3 6.2
Kl 0.83
CuSO4.5H2O 0.025
2
NaMoO4.2H O 0.25
CaCl2.6H2O 0.025
FeSO4.7H2O 27.8
NaEDTA.2H2O 37.3
Senyawa Organik
Sukrosa 30.000
Myo-inositol 100
Asam Nikonat 0.5
Pyrodoxine 0.5
Thiamine- HCl 0,1
Bahan Pemadat
Agar-Agar 7500

Media VW
Komponen Kebutuhan Konsentrasi Pembagian Kebutuhan /
bahan/liter larutan Stock liter
Ca2(PO4)2 200mg
KNO3 525mg 5250 g/l
KH2PO4 250mg 2500 g/l
NH4SO4 500mg 5000 g/l Stock A 100 ml
MnSO4 7H2O 7,5mg 0,075g/l
MgSO4 7H2O 250mg 2500g/l Stock B 100 ml
FeSO4 7H2O 28mg 27800 g/l
NaFe EDHA 37300 Stock C 100 ml
mg/100ml
Sukrosa 20 mg

Pada dasarnya kedua media diatas sama tapi penggunaan bahan kimia
dengan jumlah takaran yang berbeda. Tahap awal pembuatan media adalah
pelarutan bahan kimia dengan penggunaan aquadest, tahap selanjutnya

21
pembuatan media dan langkah terakhir adalah proses sterilisasi. Ketiga tahap
diatas sangat berkaitan satu sama lain. Kesulitan ketika pembuatan larutan stik
adalah bila ukuran bahan kimia sangatlah kecil, terpaut hingga 0.15mg ini
sangatlah sulit sehingga dibantu dengan timbangan Sartorius yang lebh teliti.
Penggunaan karutan bahan kimia menggunakan takaran 10ml untuk pembutan
1 liter media.

E. Post Test

1. Uraikan tahap-tahap pembuatan media dan sterilisasinya !


Tahapan pembuatan media :
 Larutkan bahan induk sebnayak volume yang telah ditentukan
 Larutan dimasukkan ke dalam erlemeyer
 Ditambahkan vitamin dan hormone yang diperlukan untuk
perkembangan eksplan
 Larutkan bahan diatas sampai rata
 Menambahkan sukrosa dan air kelapa yang telah ditentukan
 Tambahkan aquades sampai 1000ml
 Semua larutan yang telah tercampur diletakkan pada erlemeyer
 Letakkan erlemeyer diatas magnetic stirrer dan lakukan pengujuran
pH meter (Usahakan pH mencapai 5,8 -6)
 Selanjutnya larutan didihkan dengan terlebih dulu ditambahkan
agar-agar
 Setelah larutan masak, tuang pada botol kultur dengan takaran yang
sama dengan ditutup aluminium foil
 Botol kultur yang telah diisi media, dimasukkan ke dalam autoklaf
dengan tekanan 1 atm
 Setelah proses strerilisasi media selesai simpan dalam ruang
penyimpanan selama ± 1minggu sebelum digunakan.
2. Bagaimana perbedaan dan kesamaan penggunaan media MS dan VW ?
Jawab. Perbedaan pada kedua media diatas adalah kandungan bahan
kimia yang akan dipakai. Sedangkan kesamaan media tidak terlepas
dari unsure hara makro dan mikro

22
Kebutuhan dalam media MS

Unsur Hara Jumlah (Mg/l)


Media
Unsur Hara
Makro
KNO3 1900
NH4NO3 1650
CaCl2 2H2O 440
MgSo4 7H2O 370
KH2PO4 170
Unsur Hara
Mikro
MnSO4.7H2O 22.3
ZnSO4.7H2O 8.6
H3BO3 6.2
Kl 0.83
CuSO4.5H2O 0.025
NaMoO4.2H2O 0.25
CaCl2.6H2O 0.025
FeSO4.7H2O 27.8
NaEDTA.2H2O 37.3
Senyawa Organik
Sukrosa 30.000
Myo-inositol 100
Asam Nikonat 0.5
Pyrodoxine 0.5
Thiamine- HCl 0,1
Bahan Pemadat
Agar-Agar 7500
Media VW

Komponen Kebutuhan Konsentrasi Pembagian Kebutuhan /


bahan/liter larutan Stock liter
Ca2(PO4)2 200mg
KNO3 525mg 5250 g/l
KH2PO4 250mg 2500 g/l
NH4SO4 500mg 5000 g/l Stock A 100 ml
MnSO4 7H2O 7,5mg 0,075g/l
MgSO4 7H2O 250mg 2500g/l Stock B 100 ml
FeSO4 7H2O 28mg 27800 g/l
NaFe EDHA 37300 Stock C 100 ml
mg/100ml
Sukrosa 20 mg

3. Jelaskan penggunaan karbohidrat dan hormon pada media dan apa


fungsinya !

23
Jawab. Penggunaan karbohidrat dalam kultur jaringan biasanya dalam
bentuk sukrosa yang berfungsi sebagai sumber makanan bagi eksplan.
Sedangkan hormon diperlukan untuk sebagai komponen medium bagi
pertumbuhan dan deferensiasi. Hormon yang sering digunakan auksin
dan sitokinin.
4. Jelaskan mengapa dalam media digunakan air kelapa ?
Jawab. Karena dalam larutan air kelapa terdapat komponen media
berupa asam amino dan air kelapa muda dapat dijadikan ZPT alami.

24
PENGENALAN BAHAN TANAM DAN
PENANAMAN

A. Tujuan

1. Mahasiswa memahami tetang memilih bahan tanam ataupun eksplan


yang baik sehinga praktek penanaman dapat berlangsung baik.
2. Mahasiswa mempratekkan beberapa komoditi seperti melati, jeruk,
anggrek dan tebu sehingga kelak dapat memanfaatkannya sebagai
pendidik ataupun sebagai peneliti kultur jaringan.

B. Pre Test

1. Karakter eksplan dikatakan baik apabila :


a. Memiliki tingkat produktifitas tinggi
b. Eksplan yang terseleksi harus sehat.
c. Tanaman tidak sedang terserang oleh penyakit atau bibit penyakit.
*Ketiga karakter diatas mutlak dipenuhi karena pada perbanyakan
secara kultur jaringan ekplan meribahan bahan pembentuk planlet
atau kalus. Diitamakan untuk memilih bagian tanaman yang paling
muda karena jaringan maristematiknya sedang aktif membelah.
2. Beberapa peralatan yang digunakan ketika proses tanam antara lain :
a. LAF (Laminar Air Flow) berfungsi sebagai tempat menanam
prinsip kerjanya sama ketika menggunakan inkas.
b. Petridisk berfungsi untuk meletakkan larutan anti septic dan
eksplan.
c. Bunsen, bermanfaat untuk menstrilkan alat dan media ketika
berada di dalam LAF
d. Gunting kultur, untuk menggunting eksplan.
e. Skalpel berfungsi untuk memotong eksplan
f. Pinset berfungsi untuk menjepit ekplan yang nantinya akan
dimasukkan ke dalam media.
g. Aluminium foil untuk menutup botol kultur
h. Plastic wrap untuk melapisi aluminium foil agar lebih rapat.

C. Dasar Teori

 Penanaman
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan ketika akan melaksanakan
proses penanaman diantaranya :
1. Pemilihan pohon induk
Pohon induk yang dipilih merupakan eksplan yang memiliki
beberapa karakteristik antara lain, produktifitas tinggi, eksplan

25
ketika diambil haruslah sehat dan tidak terserang hama dan
penyakit. Hal diatas multak diperlukan karna akan mengacu pada
tingkat kesuksesan ketika kita akan melkukan perbanyakan
(Mikropropagasi).
2. Sterilisasi bahan tanaman (Eksplan)
Beberapa tahapan yang perlu diperhatikan ketika kita akan
mensterilkan ekspan antara lain :
a. Bahan tanam perlu diterapakan beberapa kali proses pencucian,
antara lain cuci bahan lalu semprot dengan alcohol 70%, lalu
cuci dengan detergen.
b. Masukkan eksplan dan beberapa alat yang akan digunakan ke
dalam LAF (Laminar Air Flow). Sebelumnya lakukan proses
sterilisasi pada LAF.
c. Rendam eksplan dalam sublimat 0,2% selama 10 menit.
d. Bilas dengan aquadest.
e. Rendam ekplan dengan larutan klorox secara berkala.
Larutan Klorox 20% selama 5 menit
Larutan Klorox 10% selama 10 menit dan
Larutan Klorox 5% selama 10 menit
f. Bilas 3-5 kali dengan aquadest steril.
 Pengkalusan
Setalah bahan tenam selesai disterilkan, eksplan di inokulasikan
kedalam media yang sesuai, sehingga sel-sel jaringan tersebut tidak
hanya tetap hidup tetapi dapat di induksi untuk tumbuh terus-menerus.
Dengan demikian terjadi penambahan jumlah sel, berat dan
pembesaran sel sebagai akibat nutrisi. Inokulasi eksplan ke dalam
media MS selama ± 4 minggu dan dipelihara dalam ruang kultur yang
terkendalikan memberikan respon dengan terjadiya pembengkakan
pada eksplan dan warna hijau atau berbentuk Kalus. Adapun ZPT yang
berperan saat ini adalah sitokinin. Setalah eksplan membengkak dan
berwarna hijau atau membentuk kalus, segera lakukan sub kultur
dengan cara membelahnya menjadi beberapa bagian ke dalam media
MS yang baru ±2-3 minggu bila memberikan respom yang baik dapat
dipindahkan pada media perakaran. Tetapi bila belum meberikan repon
yang baik dapat dipindahkan ke dalam media pembentukan shoot.
 Pengamatan
Pengamatan dilakukan dalam ruang pemeliharaan. Setiap hari harus
selalu dikontrol, mencegah terjadinya kontaminasi. Kontaminasi dapat
disebabkan oleh jamur maupun bakteri dan dapat terlihat setelah 2-3
hari pada saat penanaman. Kontaminasi harus segera dipindahkan dari
ruang inkubasi agar tidak menyebar pada tabung lainnya.
 Diferensiasi
Dengan mengalami pemindahan potongan-potongan kalus tersebut ke
dalam media baru selama periode tertentu maka potongan-potongan

26
tersebut akan mengasilkan tunas dan akar sehingga membntuk tanaman
yang sempurna (Planlet). Dengan teknik kultur jaringan diharapkan
akan terjadi pertumbuhan tanaman secara cepat. Sub kultur dilakukan
2-4 minggu sekali dengan harapan terjadi penggandaan dengan
munculnya anakan baru.

D. Metode dan Cara Kerja

1. Kegiatan dan cara kerja


a. Mahasiswa dibimbing cara menyiapkan eksplan dengan baik dan
benar.
b. Mahasiswa mempratekkan menaman di dalam LAF
c. Mencatat tahapan yang diperlukan ketika praktek dan dijadikan
laporan praktikum.
2. Cara Kerja
1. Siapkan satu eksplan yang ingin dijadikan planlet/kalus.
2. Cuci eksplan dengan larutan klorox sesuai prosedur dan bilas
menggunakan air aquadest hingga bersih.
3. Sebelumnya sterilkan LAF (Laminar Air Flow) satu jam sebelum
melakukan pelatihan. Adapun hal-hal yang dilakukan :
a. Nyalakan autoklaf dengan kondisi lampu UV 1 dan UV 2 tanpa
menyalakan blower.
b. Sungkup LAF dengan kain hitam. Tunggu hingga ± 1jam, baru
LAF siap untuk digunakan.
4. Siapkan peralatan yang dibutuhkan untuk menanam, diantaranya
petridisk, scalpel, pinset, dan gunting. Selain alat siapkan pula
bahan yang dibutuhkan diantaranya, eksplan, alkohol murni, air
aquadest steril dan botol media MS.
5. Proses penanaman siap untuk dilakukan, dan jangan lupa gunakan
masker ketika melakukan proses tersebut.

Dari hasil pratikum yang telah kami lakukan pada kultur


jaringan, dimulai dengan sterilisasi alat yang akan digunakan sehari
sebelum pelaksanaan praktikum agar alat steril dan tidak terjadi
kontaminasi pada saat melakukan praktikm kultur jaringan. Alat-alat
yang digunakan harus dalam keadaan steril. Karena kondisi steril akan
menentukan berhasil tidaknya suatu kegiatan kultur jaringan. Karena
jika kondisinya tidak steril, maka akan mudah terkena kontaminasi
sehinga kemampuan totipotensi sel akan terhambat. Alat-alat logam
dan gelas yang digunakan pada saat penanaman dapat disterilkan
dalam autoklaf. Alat tanam seperti : pinset dan gunting dapat juga
disterilkan dengan pembakaran atau dengan pemanasan dalam
bacticinerator ataupun pembakaran bunsen.

27
Pada prinsipnya, sterilisasi autoclave menggunakan panas dan
tekanan dari uap air. Temprature sterilisasi biasanya 121oC, tekakan
yang biasa dgunakan antara 15 – 17,5 psi (pound per square inci) atau
1 atm. Lamanya sterilisasi tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat
dan air disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit
tergantung dari volume bahan yang disterilkan.

Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatandalam kultur jaringan


harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di Laminar Air Flow dan
menggunakan alat-alat yang juga steril. Laminar Air Flow merupakan
alat yang letaknya diruang penabur, yaitu fungsinya agar ruang
tersebut selalu dalam keadaan steril. Alat ini digunakan sebagai tahap
perlakuan penanaman. BAgian-bagian dari LAF yaitu, HEPA, Pre
Filter, Blower, Fluorescent light, Optimal UV light.

1. Hasil Penanaman
Eksplan Daun melati dan Stek mikro pada jeruk
Berikut adalah tahapan ketika kami melakukan praktikum
penanaman eksplan :
Untuk penanaman eksplan daun melati
a. Lakukan proses cuci dengan larutan klorox sesuai prosedur dan
bilas dengan air aquadest hingga bersih.
b. Siapkan botol-botol media dan masukkan dalam LAF. Lakukan
proses sterilisasi LAF dan masukkan alat-alat yang akan
dipakai ke dalam LAF.
c. Gunakan masker dan jas laboratorium sesuai prosedur.
d. Lakukan prosedur penanaman yakni berupa :
- Letakkan eskplan daun melati yang telah dipotong kecil
kedalam pertidisk.
- Larutkan ±10 tetes betadine larutkan kedalam air aquadest
steril.
- Ekspan daun meleati dipindahkan satupersatu ke dalam
larutan betadine.
- Buka penutup pada media dengan menggunakan pinset,
sebelumnya masukkan pinset pada alcohol 96% dan bakar
dengan api Bunsen hingga steril, lalu gunakan untuk membuka
penutup botol media.
- Masukkan pinset lagi ke dalam larutan alcohol bakar degan
api Bunsen untuk menggambil eksplan dan kemudian taruh
eksplan ke dalam media. Tutup kembali botol media dan
tambahkan plastik wrap agar lebih rapat dan jangan lupa beri
label sebagai penanda.
- Lakukan prosedur diatas sekali lagi dengan menggunakan
eksplan berbeda yakni stek mikro pada jeruk.

28
E. Post Test

1. Beberapa peralatan yang telah digunakan dalam proses tanam :


a. LAF (Laminar Air Flow) berfungsi sebagai tempat menanam
prinsip kerjanya sama ketika menggunakan inkas.
b. Petridisk berfungsi untuk meletakkan larutan anti septic dan
eksplan.
c. Bunsen, bermanfaat untuk menstrilkan alat dan media ketika
berada di dalam LAF
d. Gunting kultur, untuk menggunting eksplan.
e. Skalpel berfungsi untuk memotong eksplan
f. Pinset berfungsi untuk menjepit ekplan yang nantinya akan
dimasukkan ke dalam media.
g. Aluminium foil untuk menutup botol kultur
h. Plastic wrap untuk melapisi aluminium foil agar lebih rapat.
2. Tahapan dalam proses sterilisasi eksplan antara lain :
a. Bahan tanam perlu diterapakan beberapa kali proses pencucian,
antara lain cuci bahan lalu semprot dengan alcohol 70%, lalu
cuci dengan detergen.
b. Masukkan eksplan dan beberapa alat yang akan digunakan ke
dalam LAF (Laminar Air Flow). Sebelumnya lakukan proses
sterilisasi pada LAF.
c. Rendam eksplan dalam sublimat 0,2% selama 10 menit.
d. Bilas dengan aquadest.
e. Rendam ekplan dengan larutan klorox secara berkala.
*Larutan Klorox 20% selama 5 menit
*Larutan Klorox 10% selama 10 menit dan
*Larutan Klorox 5% selama 10 menit
f. Bilas 3-5 kali dengan aquadest steril.
3. Tahapan penanaman dan pengakalusan diantaranya :
a. Siapkan segala peralatan yang akan digunakan ketika proses
tanam
b. Terapkan SOP (Standart operate prosedure) dengan benar yakni
menggunakan masker dan jas laboratorium.
c. Buka penutup media
d. Letakkan eksplan dengan menggunakan pinset
e. Tutup kembali dengan aluminium foil dan tambahkan plastic
wrap agar lebih rapat.
f. Letakkan pada rak kultur dan lakukan pengamatan
g. Proses pengkalusan berhasil bila eksplan awal telah bertamah
besar.
4. Pengertian beberapa istilah:
a. Browining : Penciklatan pada media yang diakibatkan paparan
lampu yang terlalu sering.

29
b. Sub kultur : Teknik dimana dilakukan pemindahan kalus ke
dalam media baru
c. Difrensiasi : Proses dimana dalam pertumbuhan kalus
menghasilkan tunas dan akar sehingga membentuk tananamn baru
yang sempurna.
d. ZPT : Berupa hormon tanaman yang menjadi starter kecepatan
suatu pertumbuhan. Beberapa jenis ZPT yang sering digunakan antara
lain: sitokinin, kinetin, gliberelin dan apkisid acid.

30
AKLIMATISASI DAN PEMELIHARAN
A. Tujuan

1. Mahasiswa memahami tentang prosedur aklimatisasi


2. Mahasiswa dilatih untuk memelihara eksplan yang telah ditanam
3. Mahasiswa dilatih untuk melaksanakan aklimatisasi dan melaksanakan
pengamatan.

B. Pre Test

1. Aklimatisasi adalah tahapan penyesuaian tanaman dari kondisi steril yang


akan dilepas di kondisi lapang, dimana sumber makanan harus mencari
sendiri.
2. Beberapa penyebab apabila tanaman layu antara lain :
a. Tanaman kekurangan cairan disebabkan karena kekurangan asupan air
b. Kandungan air disekitar media tanam melebihi jumlah kebutuhan. Pada
beberapa tanaman membutukan kadar air dengan batasan tertentu,
misalnya pada pertumbuhan anggrek aklimatisasi, bila terlalu banyak air
akar dan daun anggrek akan busuk.
c. Terserang penyakit akibat jamur atau bakteri
d. Tanaman kekurangan nutrisi
e. Kekeurangan cahaya matahari
3. Vigor merupakan kemampuan benih untuk tumbuh mormal pada keadaan
lingkungan yang sub-optimal, diluar masa dormansi
4. Manfaat air bagi tanaman antara lain :
a. Sebagai alat transport pada tanaman
b. Sebagai bahan pelarut
c. Sebagai sumber energy sebagai bahan baku fotosintesis

C. Dasar Teori

Proses aklimatisasi dapat dilakukan apabila tanaman anggrek telah berada


9-10 bulan di dalam tabung. Planlet ditaman dibawah sungkup plastic selama 2
minggu. Satu minggu pertama sungkup ditutup rapat sehingga kelembapannya
95%. Dan satu minggu berikutnya planlet dibuka dengan penyiraman yang
cukup sampai planlet memperlihatkan vigor yang baik. Pada tahap ini planlet
dipindahkan ke dalam pot. Media yang digunakan adalah arang anggrek dengan
akar pakis. Proses ini berlangsung selama 6-8 minggu. Pada dua minggu pertama
pemeliharaan bibitdilakukan dibawah naungan 45% kemudian 64% dan pupuk
NPK.

31
Tahapan dalam proses aklimatisasi anggrek :

a. Planlet dikeluarkan dari dari dalam botol


b. Dibersihkan dari agar-agar yang menempel di akar dan cuci hingga
bersih
c. Rendam dalam larutan benlate 1gr/l dan agrimycin 1gr/l
d. Dibilas dengan air bersih
e. Siapkan media tanam di dalam pot diameter 15cm. Media berupa
arang kayu yang ditempatkan pada dasar pot dan pakis diatasnya.
f. Ditanam beberapa planlet didalam satu pot

D. Metode dan Cara Kerja

1. Mahasiswa menyiapkan bahan-bahan untuk aklimatisasi dibantu oleh assiten.


2. Mahasiswa dibimbing unutk menyiapkan eksplan yang baik untuk
diaklimatisasikan.
3. Setelah menanam eksplan, letakkan pada rak-rak yang telah disiapkan.
4. Mahasiswa wajib melakukan pengamatan untuk potnya masing-masing.

E. Post Test

1. Beberapa tahapan ketika aklimatisasi adalah


a. Planlet dikeluarkan dari dari dalam botol
b. Dibersihkan dari agar-agar yang menempel di akar dan cuci hingga bersih
c. Rendam dalam larutan benlate 1gr/l dan agrimycin 1gr/l
d. Dibilas dengan air bersih
e. Siapkan media tanam di dalam pot diameter 15cm. Media berupa arang
kayu yang ditempatkan pada dasar pot dan pakis diatasnya.
f. Ditanam beberapa planlet didalam satu pot
2. Dalam aktifitas aklimatisasi perlu diberikan naungan agar mempercepat
tanaman anggrek beradaptasi dengan lingkungannya yang baru.
3. Media tanam yang digunakan untuk proses aklimatisasi adadalh arang kayu
yang ditempatkan pada dasar pot dan akar pakis diatasnya. Dapat juga
menggunakan sabut kelapa, pasir, dan tanah dengan perbandingan 2:1:1
4. Proses sterilisasi untuk aktifias aklimatisasi :
a. Tanaman anggrek yang tekah dikeluarkan dari dalam botol dibersihan
dari sisa agar-agar yang menempel pada bagian akar
b. Rendam dengan larutan benlate 1gr/l dan agrimycin 1gr/l
c. Bilas dengan air hingga bersih.

32
MIKROPROPAGASI STEK MIKRO PADA JERUK (Citrus sp.)
A. Tujuan

1. Mahasiswa mengerti arti miropropagasi tanaman.


2. Mahasiswa dapat mengerjakan beberapa contoh mikropropagasi. Misalnya
stek mikro pada tanaman jeruk.

B. Pre Test

1. Mikropropagasi merupakan perbanyakan tanaman kecil contohnya pada


teknologi kulitur jaringan.
2. Istilah
a. Kalus adalah suatu masa amoft remah yang tersusun atas sel-sel
parenkim, berdinding tipis yang berkembang dari hasil proliferasi dari
sel induk.
b. Eksplan : Bahan taman yang digunakan dalam teknik kuktur jaringan
c. Planlet : calon individu baru

C. Dasar Teori

Mikropropagasi merupakan perbanyakan sel yang terjadi dengan bagian-bagian


yang sangat kecil. Beberapa contoh teknik kultur jaringan antara lain :
1. Kultur kalus
2. Kultur sel
3. Kultur protoplasma
4. Kultur maristem dan
5. Kultur anther

Beberapa factor yang mempengaruhi keberhasilan kultur jaringan, antara lain :

1. Bahan taman (eksplan), sebagai peneliti sangat diperlukan untuk


mengenal morfologi, keadaan fisiologis pada akspan yang akan kita
gunakan saat penelitian.
2. Medium, hal yang berkitan dengan ZPT dan unsure hara esensisal serta
non essensial yang diperlukan tanaman.
3. Kondisi ruangan, untuk menjamin agar proses perbanyakan kultur
jaringan berhasil diperlukan beberapa syarat agar hasil yang diharapkan
nantinya biasa sesuai. Ketentuan dalam laboratorium kultur adalah
temperature harus tetap dikontrol, keadaan dalam ruangan harus steril,
harus menerapkan SOP yang berlaku pada laboratorium kultur jaringan.

Keuntungan Teknologi kultur jaringan dibandingkan dengan teknik


konvensional.

33
1. Tingkat mikropropagasi lebih cepat.
2. Tidak memakai lahan yang luas dan tidak tergantung musim ketika
ingin menanam.
3. Dapat membentuk tanaman yang bebas dari virus dan penyakit.
4. Hasil dari kultur jaringan memilki pangsa pasar tersendiri dan lebih
efisien ketika dipasarkan.
5. Dapat dijadikan koleksi plasma nutfah.

Berbagai jenis mikropropagasi yang diterapkan pada teknologi kultur


jaringan, antara lain :

1. Kultur kalus
Kalus adalah masa amorf yang tersusun atas sel-sel parenkim
berdinding tipis yang berkembang dari hasil proliferasi sel-sel induk.
Kalus dapat di sub kulturkan setiap 30 hari kemudian dapat dinduksikan
untuk menjadi planlet. Faktor pembentukan kalus disebbakan oleh
bahan tanam yang digunakan, kompisisi nutrisi media dan factor
lingkungan. Manfaat mempelajari kalus pada tanaman diantaranya :
a. Mengetahui aspek nutrisi pada tanaman yang sedag diteliti.
b. Mengenal proses diferensiasi dan morfogenesis pada sel dan organ
tanaman.
c. Peneliti dapat memvariasikan persilangan pada tanaman induk.
d. Dapat menerapkan tranformasi genetic menggunakan teknik
biolistik.
e. Memproduksi metabolit sekunder dan regulasinya.
2. Kultur Sel
Sebagai inokulumnya dapat digunakan kalus yang telah diperlakukan
dengan isolasi sel. Kosep kerapatan sel yamg kritis dapat
mengoptimalkan set cepat tumbuh karena jumlah inokulum terendah
per volume medium. Beberapa keunggulan kultur sel :
a. Suspensi mudah di pipet sehingga memudahkan sub kultur.
b. Tidak seheterogen kultur kalus dan diferensiasi sel tidak terlalu
besar.
c. Dapat dilakukan dengan volume besar hingga 1500 liter.
d. Kondisi lingkungan yang mudah diatur.
e. Dapat di manipulasi untuk metabolit sekunder dengan
menambahkan prekusor.

Kultur sel dapat dikembangkan untuk isolasii protoplasma.

3. Kultur Protoplasma
Protoplasma merupakan isi sel yang tidak berdinding (membran).
Protoplasma dapat diperoleh dengan menghancurkan/melarutkan
membaran ke dalam enzim (selulose, pektinase, dan protease) atau
dengan cara mekanis menggunakan getaran elektris. Protoplasma dapat

34
digenerasikan sehingga membentuk dinding sel kemudian mengalami
pembelahan selanjutnya ialah membentuk kalus. Kalus dapat ditanam
untuk memproduksi embrio (yang tidak mengandung monitol dan
auksin). Setelah membentuk embryogenesis akan berkembang menjadi
eskplan. Fusi protoplasma menjadi dasar untuk menciptakan galur
murni dan manipulasi sel beupa persilangan.
4. Kultur Maristem
Jaringan maristem biasa dijumpai pada apical (pucuk muda) pada
tanaman. Apical maristem berbentuk kubah dengan ukuran diameter 0,1
mm dan panjang 0,2-0,3 mm. Tahapan dalam kultur maristem ini
berupa :
a. Perbanyakan tunas yang nantinya akan melalui pembentukan kalus.
b. Inisiasi akr degan cara menginduksi dengan hormon diantaranta
auksin.
c. Tumbuh menjadi individu baru.
d. Berikutnya di aklimatisasi dengan menghasilkan tanaman bebas
virus.
5. Kultur Anther
Kultur ini banyak digunakan untuk mendapatkan tanaman yang
homozigot.Tanaman haploid merupakan tanamn yang mempunyai satu
set tunggal kromosom dengan notasi Mendelian dinotasikan dengan n
desamg tanaman diploid mempunyai dua set kromosom identik untuk
setiap kromosom dan dinotasikan 2n. Tanaman haploid berguna untuk
mendapatkan individu yang homozygote yang sangat bermanfaat untuk
mendapatkan sifat-sifat genetic yang dibutuhkan ahli pemulia tanaman.
Dengan teknik KJ tanaman homozygot ini bisa direplikasi dengan
senyawa mutagenic misalnya colchine. Hal ini jauh lebih singkat waktu
yang dibutuhkan daripada dengan metode konvensional. Anther
ataupun polen diambil dari tanaman yang sehat. Diambil dari tunas
bunganya. Anther dapat ditumbuhkan pada media padat ataupun media
cair. Sedangkan untuk pollen dapat dikulturkan di media cair. Polen
juga isa diambil secara aseptic dengan menggunakan ganetofit jantan.
Cara ini dikenal dengan nama androgenesis.

D. Metode dan Cara Kerja

1. Kegiatan dan Cara Kerja


- Mahasiswa melakukan praktek menanam dengan bahan tanam tunas
apical pada stek mikro jeruk.
- Semua tahapan dijadikan laporan praktikum
2. Cara Kerja
- Siapkan satu eksplan yang ingin dijadikan planlet/kalus.
- Cuci eksplan dengan larutan klorox sesuai prosedur dan bilas
menggunakan air aquadest hingga bersih.

35
- Sebelumnya sterilkan LAF (Laminar Air Flow) satu jam sebelum
melakukan pelatihan. Adapun hal-hal yang dilakukan :
a. Nyalakan autoklaf dengan kondisi lampu UV 1 dan UV 2 tanpa
menyalakan blower.
b. Sungkup LAF dengan kain hitam. Tunggu hingga ± 1jam, baru
LAF siap untuk digunakan.
- Siapkan peralatan yang dibutuhkan untuk menanam, diantaranya
petridisk, scalpel, pinset, dan gunting. Selain alat siapkan pula bahan
yang dibutuhkan diantaranya, eksplan, alkohol murni, air aquadest
steril dan botol media MS.
- Proses penanaman siap untuk dilakukan, dan jangan lupa gunakan
masker ketika melakukan proses tersebut.
Dari hasil pratikum yang telah kami lakukan pada kultur jaringan,
dimulai dengan sterilisasi alat yang akan digunakan sehari sebelum
pelaksanaan praktikum agar alat steril dan tidak terjadi kontaminasi pada
saat melakukan praktikm kultur jaringan. Alat-alat yang digunakan harus
dalam keadaan steril. Karena kondisi steril akan menentukan berhasil
tidaknya suatu kegiatan kultur jaringan. Karena jika kondisinya tidak
steril, maka akan mudah terkena kontaminasi sehinga kemampuan
totipotensi sel akan terhambat. Alat-alat logam dan gelas yang digunakan
pada saat penanaman dapat disterilkan dalam autoklaf. Alat tanam seperti :
pinset dan gunting dapat juga disterilkan dengan pembakaran atau dengan
pemanasan dalam bacticinerator ataupun pembakaran bunsen.Pada
prinsipnya, sterilisasi autoclave menggunakan panas dan tekanan dari uap
air. Temprature sterilisasi biasanya 121oC, tekakan yang biasa dgunakan
antara 15 – 17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm. Lamanya sterilisasi
tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan air disterilkan selama 1
jam, tetapi media antara 20-40 menit tergantung dari volume bahan yang
disterilkan. Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatandalam kultur jaringan
harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di Laminar Air Flow dan
menggunakan alat-alat yang juga steril. Laminar Air Flow merupakan alat
yang letaknya diruang penabur, yaitu fungsinya agar ruang tersebut selalu
dalam keadaan steril. Alat ini digunakan sebagai tahap perlakuan
penanaman. BAgian-bagian dari LAF yaitu, HEPA, Pre Filter, Blower,
Fluorescent light, Optimal UV light. Eksplan yang akan kita pakai berupa
eksplan Stek mikro pada jeruk
Berikut adalah tahapan ketika kami melakukan praktikum penanaman
eksplan : Untuk penanaman eksplan stek mikro pada jeruk :
a. Lakukan proses cuci dengan larutan klorox sesuai prosedur dan
bilas dengan air aquadest hingga bersih.
b. Siapkan botol-botol media dan masukkan dalam LAF. Lakukan
proses sterilisasi LAF dan masukkan alat-alat yang akan dipakai ke
dalam LAF.
c. Gunakan masker dan jas laboratorium sesuai prosedur.

36
d. Lakukan prosedur penanaman yakni berupa :
- Letakkan eskplan daun melati yang telah dipotong kecil
kedalam pertidisk.
- Larutkan ±10 tetes betadine larutkan kedalam air aquadest
steril.
- Ekspan daun meleati dipindahkan satupersatu ke dalam larutan
betadine.
- Buka penutup pada media dengan menggunakan pinset,
sebelumnya masukkan pinset pada alcohol 96% dan bakar
dengan api Bunsen hingga steril, lalu gunakan untuk membuka
penutup botol media.
- Masukkan pinset lagi ke dalam larutan alcohol bakar degan api
Bunsen untuk menggambil eksplan dan kemudian taruh eksplan
ke dalam media. Tutup kembali botol media dan tambahkan
plastik wrap agar lebih rapat dan jangan lupa beri label sebagai
penanda.
E. Post Test

1. Uaraikan istilah dibawah ini :


a. Kultur kalus : memindahkan kalus pada suatu media baru
b. Kultur sel : teknik mengisolasi sel kemudian di tanam dalam suatu
media agitasi
c. Kultur protoplasma : Kalus dapat ditanam untuk memproduksi embrio
(yang tidak mengandung monitol dan auksin). Setelah membentuk
embryogenesis akan berkembang menjadi eskplan.
d. Kultur maristem : Jaringan maristem biasa dijumpai pada apical (pucuk
muda) pada tanaman. Apical maristem berbentuk kubah dengan ukuran
diameter 0,1 mm dan panjang 0,2-0,3 mm
e. Kultur anther dan pollen : Kultur ini banyak digunakan untuk
mendapatkan tanaman yang homozigot. Anther dapat ditumbuhkan
pada media padat ataupun media cair. Sedangkan untuk pollen dapat
dikulturkan di media cair. Polen juga isa diambil secara aseptic dengan
menggunakan ganetofit jantan
2. Uraian beberapa istilah
a. Colchicin : merupakan hasil metabolit sekunder dari saffron.
b. Androgenesis : Diambil dari tunas bunganya. Anther dapat
ditumbuhkan pada media padat ataupun media cair. Sedangkan
untuk pollen dapat dikulturkan di media cair. Polen juga isa
diambil secara aseptic dengan menggunakan ganetofit jantan.
Cara ini dikenal dengan nama androgenesis.
c. Apikal maristem : Jaringan termuda paling atas pada suatu
tanaman.
d. Critical intial point dencity : kerapatan protoplasma di dalam
suspensi yang terbaik adalah antara 5x104 -2 x 105 per ml.

37
3. Skema propagasi tenaman in-vitro

Embryogenesis Eksplan

Pollen

Embryo
Kalus

Suspensi
sel
Organogenesis

Gambaran

Akar

Kultur
akar

Tanama

Gambar :Skema Propagasi Tanaman secar

38
PROSPEK KULTUR JARINGAN TANAMAN HIAS SUB
KULTUR ANGGREK
A. Tujuan

1. Mahasiswa memahami dan mengerti prospek kultur jaringan yang


diimplementasikan pada tanaman hias.
2. Menstimulasi mahasiswa untuk kreatif dan inovatif sehingga dapat
mengaplikasikan pada penelitian maupun industri.

B. Pre Test

1. Tanaman hias merupakan salah satu pengelompokkan berdasarkan fungsi


dari tanaman hortikultura.Tanaman hias mencakup semua tumbuhan
merambat, semak, perdu ataupun pohon yang sengaja ditanam orang
sebagai komponen taman, kebun rumah, penghias ruangan, ataupun
komponen karangan bunga.
2. Keterkaitan kultur jarinan dengan tanaman hias antara lain, kebutuhan
akan tanaman hias semakin bervariasi bahkan tanaman hias di Indonesia
sangat prospek. Bioteknologi kulur jaringan yang diaplikasikkan pada
tanamn hias untuk mencapai pembibitan dengan sangat cepat tanpa
terbatasss lahan, dapat dijadikan plasma nutfah intuk dikembangkan
dimasa yang akan datang, variasi bunga yang semakin beragam akibat dari
persilangan secara in vitro serta dengan teknik kultur jaringan dapat
membentuk indukan bunga yang tahan terhadap virus.
3. Prospek Kultur jaringan
a. Perbanyakan tanaman komersial seperti tanaman hias serta tanaman
industri antara lian melati, pisang, jeruk, kelapa sawit dengan teknologi
kultur jaringan.

39
b. Fusi protoplasma dan budidaya tanaman hasil fusi protoplasma
c. Perbanyakan tanaman bebas virus pada tebu
d. Deteksi dini serakan KAS pada karet dengan teknik PCR
e. DNA plasmid
f. Manipulasi metabolit sekunder

Keuntungan dan kendala kultr jaringan :

a. Membentuk mikropropagasi
b. Rekayasa genetic/somatic cross
c. Metabolit sekunder

Kendalanya yang dialami berupa pengetahuan kultur jaringan yang


menurut sebagian orang sulit untuk dipahami serta teknik perbnayakan
yang dianggap memerlukan biasanya yang relative tinggi.

C. Dasar Teori

Setiap tanaman memiliki beragam fungsi, tetapi pasti ada fungsi


dominan sesuai karakter dan sifat fisik masing-masing. Memilih jenis tanaman
yang sesuai mengomposisinya secara tepat, serta memeliharanya sesuai dengan
kebutuhan dan kaakter tanaman merupakan tugas yang harus dilakukan untuk
memperoleh taaman idaman.
Permasalahan global yang sedang dihadapi kita bersama adalah
kecukupan pakan dunia mulai terkendala. Beberapa factor yang mempengarui
antara lain :
a. Semakin pesat penduduk dunia tanpa diimbangi dengan perkembangan
produksi pangan yang memadahi.
b. Plant breeding konvensional yang lambat
c. Greem revolution yang kurang memadahi
Prospek kultur jaringan antara lain :
a. Perbanyakan tanaman komersial seperti
tanaman hias serta tanaman industri
antara lian melati, pisang, jeruk, kelapa
sawit dengan teknologi kultur jaringan.
b. Fusi protoplasma dan budidaya tanaman
hasil fusi protoplasma
c. Perbanyakan tanaman bebas virus pada
tebu
d. Deteksi dini serakan KAS pada karet
dengan teknik PCR
e. DNA plasmid
f. Manipulasi metabolit sekunder

Perbanyakan tanaman komersial/ perkebunan melalui kultur in vitro

40
1. Sudah dilaksanakan pada komoditas tanaman hias/anggrek, kelapa sawit, karet,
kakao, kopi, pisang canvendis, serta jeruk.
2. Melalui embryogenesis somatif pada media padat
3. Menggunakan eksplan, dinding anther, nuselus dan daun muda
4. Teknik tersebut berhasil dikembangkan di Pusat Penelitian Bioteknologi Perkebunan
Bogor
5. Teknik Kultur Suspensi sel membuka peluang baru bagi perbanyakan tanaman
melalui media cair, daya multiplikasi sel lebih tinggi.
6. Biaya produksi bibit bisa ditekan
7. Cara ini memungkinkan dilakuakannya perbanyakan sel tanaman dengan skala besar
melalui penggunaan bioreactor
8. Yang kondisinya lebih terkedali sehingga laju penggandaan dapat mencapi tingkat
maksimal
9. Penelitian ini bertujuan mengembangkan teknik kultur suspense sel
10. Untuk meningkatkan produksi sawit, kakao, kopi, karet, pisang cavendis dan jeruk.
Bentuk keterkaitan tanaman hias denga teknik kultur jaringan adalah
kebutuhan akan tanaman hias semakin bervariasi bahkan perkembangan industri
tanaman hias cukup prospektif. Bioteknologi kultur jaringan telah lama diaplikasikan
pada tanaman hias dengan sasaran : Pembibitan, plasma nutfah, variasi bentuk dan
warna untuk mendapatkan fenotip yang dikehendaki, serta mendapatkan varietas
tahan virus dan bakteri.
Beberapa jenis tanaman hias dan bentuk implementasi bioteknologi modern
pada tanaman hias antara lain :
1. Kultur jaringan anggrek
Dengan teknik kultur jaringan anggrek sederhana bisa didaptkan suatu hasil yang
sangat mengangumkan dan bahkan dapat anda lakukan di rumah anda sendiri.
Beberapa teknik kultur jaringan tersebut adalah :
a. Teknik kultur anther, kita bisa mengasilkan dan memunculkan saifat resesif
yang memounyai sifat unggul (yang dalam kondisi normal tertutup dengan
sifat dominan). Dan dapat dihasilkan anggrek dengan genetic haploid, yaitu
anggrek yang berbetuk mini.
b. Teknik kultur maristem, kita bisa mengahsilkan anggrek yang bebas virus.
Dan memungkinkan memperbanyak anggrek spesies yang tahan terserang
hama penyakit atau virus.
c. Teknik poliploid, kita bisa menghasilkan anggrek raksasa
d. Teknik klon, kita bisa menghasilkan anggrek dalam jumlah banyak dan
seragam
e. Teknik Mutasi, kita bisa menghasilkan anggrek mutasi yang harganya relative
mahal. Karena jka secara alami peluang anggrek mutasi adalah 1 :100.000.000
namun dengan kultur jaringan kita bisa mengatur proses mutasi
f. Teknik pertumbuhan minimal, kita bisa menyimpan koleksi anggrek tanpa
harus memounyai lahan yang luas.
2. Anyelir/Carnation (Dianthus caryophilus) dengan menggunakan gen sisipan
pengkode dyhidrovool reductase dan flavonoid yang berfingsi dalam biosintesis

41
pigmen antocyanin delphinidin. Berasal dari gen Petunia hybrida dapat
mengahsilkan anyelir dengan warna ungu.
3. Gladiolus sp yang berhasil dikulturkan secara in vitro. Bahan tanam atau eksplan
tunas nuada atau kultur axilari (Ramawat,2003 prosedur yang dilakukan seperti
disajikan dibawah ini). Dengan berhasil dikulturkan budidaya gladiol dapat klebih
efisien daripada menggunakan teknik konvensional.

42
4. Kultur jaringan Chrysanthemum anuum ( krisan)
Penggambilan eksplan berupa pucuk dan nodus berasal dari tanaman induk krisan
di rumah kaca pembenihan Balithi Segunung dan planlet di laboratorium KJ
Balithi Segunung. Pembuatan media MS yang digunakan adalah media induksi
tunas dan perbanyakan. Komposisi media yang digunakan untuk induksi tunas
adalah ½ MS +0,5 IAA sedang untuk perbanyakan ½ MS + 0,1 IAA. Dalam
43
perbanyakan tanaman secara kultur jaringan eksplan merupakan factor penentu
keberhasilan. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan sebagai bahan
kultur adalah jenis tanaman, bagian tanaman yang digunakan, morfologi
permukaan, lingkungan tumbuh, kondisi tanaman dan musim saat mengambil
eksplan. Umumnya bagian yang digunakan adalah jaringan yang asi muda karena
daya regenerasi yang tinggi. Eksplan yang digunakan tanaman krisan adalah
nodus karena untuk menginduksi tunas aksilar. Kultur aseptic krisan duperlukan
sterilisasi untuk menghilangkan kontaminan organisme yang menempel pada
permukaan eksplan.
5. Kultur jaringan bunga matahari
Bunga matahari dikulturkan dengan bahan tanam biji dan kecambahnya.
D. Metode dan Cara Kerja

1. Mahasiswa mendengarkan paparan tentang prospek kultur jaringan pada


tanaman hias
2. Mahasiswa membuat bagan tentang propagasi tanaman in vitro dan
beberapa komoditas bunga yang dibudiadayakan secara in vitro

TABEL BAHAN TANAM UNTUK TANAMAN HIAS


Macam Tanaman Macam bahan tanam
Daun Tunas Tunas Endosperm Biji
apikal lateral
Dendrobiun sp v v
Helianthus annus v v v v
Rosa hybrida v v v
Dianthus sp v v v
Chrysanthum sp v v v
Gladiolus sp v v v

E. Post test

1. Kultur jaringan untuk tanaman anggrek :


a. Teknik kultur anther, kita bisa mengasilkan dan memunculkan saifat
resesif yang memounyai sifat unggul (yang dalam kondisi normal
tertutup dengan sifat dominan). Dan dapat dihasilkan anggrek dengan
genetic haploid, yaitu anggrek yang berbetuk mini.
b. Teknik kultur maristem, kita bisa mengahsilkan anggrek yang bebas
virus. Dan memungkinkan memperbanyak anggrek spesies yang tahan
terserang hama penyakit atau virus.
c. Teknik poliploid, kita bisa menghasilkan anggrek raksasa
d. Teknik klon, kita bisa menghasilkan anggrek dalam jumlah banyak dan
seragam

44
e. Teknik Mutasi, kita bisa menghasilkan anggrek mutasi yang harganya
relative mahal. Karena jka secara alami peluang anggrek mutasi adalah
1 :100.000.000 namun dengan kultur jaringan kita bisa mengatur proses
mutasi
f. Teknik pertumbuhan minimal, kita bisa menyimpan koleksi anggrek
tanpa harus memounyai lahan yang luas.
Misalnya : Dendrobium sp, Catleya dan Phalaenopsis
2. Fenomena bunga anyelir ungu
Dengan menggunakan gen sisipan pengkode dyhidrovool reductase dan
flavonoid yang berfingsi dalam biosintesis pigmen antocyanin delphinidin.
Berasal dari gen Petunia hybrida dapat mengahsilkan anyelir dengan warna
ungu.
3. Kultur jaringan pada bunga krisan
Penggambilan eksplan berupa pucuk dan nodus berasal dari tanaman induk
krisan di rumah kaca pembenihan Balithi Segunung dan planlet di
laboratorium KJ Balithi Segunung. Pembuatan media MS yang digunakan
adalah media induksi tunas dan perbanyakan. Komposisi media yang
digunakan untuk induksi tunas adalah ½ MS +0,5 IAA sedang untuk
perbanyakan ½ MS + 0,1 IAA. Dalam perbanyakan tanaman secara kultur
jaringan eksplan merupakan factor penentu keberhasilan. Hal-hal yang
harus dipertimbangkan dalam pemilihan sebagai bahan kultur adalah jenis
tanaman, bagian tanaman yang digunakan, morfologi permukaan,
lingkungan tumbuh, kondisi tanaman dan musim saat mengambil eksplan.
Umumnya bagian yang digunakan adalah jaringan yang asi muda karena
daya regenerasi yang tinggi. Eksplan yang digunakan tanaman krisan
adalah nodus karena untuk menginduksi tunas aksilar. Kultur aseptic krisan
duperlukan sterilisasi untuk menghilangkan kontaminan organisme yang
menempel pada permukaan eksplan

45
PROSPEK KJ ISOLASI PROTOPLASMA
DAN FUSI PROTOPLASMA BUDIDAYA
HASIL FUSI PROTOPLASMA

46
A. Tujuan
1. Mahasiswa memahani arti isolasi dan fusi protoplasma
2, Mahasiswa dapat mengerti apa manfaat dari isolasi dan fusi protoplasma
B. Pre Test
1. Gambaran sel tumbuhan beserta organel-organelnya

2. Definisi protoplasma pada sel tumbuhan adalah bagian hidup dari sebuah
sel yang dikelilingi oleh membran plasma
3. Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis
(senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam
suatu reaksi kimia organik.
4. Agitasi media merupakan media cair yang biasa digunakan untuk fusi
protoplasma.
C. Post Test

47
1. Skema isolasi protoplasma

Inkubasi dgn iluminasi

akar

nodus
tunas

Eksplan dipotong
biji
Penanaman pada medium

Ekspla
Sterilis petridish
Sterilis eksplan

48
2. Skema Fusi Protoplasma

Inkubasi dgn iluminasi

49

G
3. Skema budidaya hasil fusi prtoplasma

50
A. Kalus

51
4. Hasil dari fusi protoplasma adalah menghancurkan dinding sel, yang nantiya
protoplasma yang membarannya telah terlepas akan mengapung

PROSPEK KJ TANAMAN BEBAS VIRUS EKSPLAN TEBU


Sacharum officinarum L.
A. Tujuan

Agar mahasiswa dapat menanam eksplan tebu dari gulungan daun tebu

B. Pre Test

1. Sistematika tanaman tebu


Devisi : Spermatopytha
Sub devisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Glumiflora
Famili : Poaceae
Genus : Sacharum
Spesies : Sacharum officinarum L.
2. Manfaat tebu untuk manusia
a. Bahan utama pembuatan gula pasir
b. Membantu pengobatan kanker payudara
c. Membantu menguatkan gigi dan gusi
3. Tebu penting bagi masyarakat karena menjadi komoditas tebu tersebar di
wilayah Indonesia, hal inilah yang menyebabkan konsumsi gula di
Indonesia meningkat.

C. Dasar Teori

Morel dan Martin (1952 dalam Hu dan Wang, 1983) adalah orang
pertama yang mendemonstrasikan bahwa tanaman tebu bebas virus dapat
diperoleh dari tanaman sakit melalui kultur maristem pucuk. PEjelasan
didasarkan pada perbedaan kecepatan pertumbuhan tanaman dan pembiakan
virus. Karena perbedaan itu, jaringan yang paling muda dan paling cepat

52
tumbuh seperti maristem, masi belum dijamah oleh virus (Philip dan Collins.
1979).

Selain virus menyevar secara sistemik melalui jaringan pembuluh.


Jaringan tersebut belum terbentuk dalam bangian-bagian yang masi muda.
Teknik kultur maristem oleh karena itu telah menghasilkan tanaman bebas
virus pada lebih 35 generasi (Quak, 1977).Kultur in vitro tampaknya erupakan
satu-satunya teknik yang efektif untuk meperoleh tanaman bebas virus dari
induk yang telah terinfeksi. Diskontinuitas ini dapat menghambat pergerakan
virus. Apabila virus dalam titer yang rendah masi terdapat pada planlet, maka
tanaman sumber eksplan perlu diperlakukan pada sushu 35-400C sebelum
dikulturkan.

D. Metode dan Cara Kerja

1. Cara kerja
a. Menyiapkan bahan tanam
b. Menyiapkan beragam perlatan yang digunakan untuk menanam
(pinset, petridisk, scalpel dll.)
c. Peserta praktukum mengenakan jas laboratorium dan masker
d. Lakukan proses sterilisasi pada eksplan caranya semprot batang tebu
dengan alkohol 98%, bakar dengang api Bunsen hingga nyala api
padam. Kuliti bagian batang tebu sampai ditemui gulungan putih
paling muda potong dengan scalpel dan rendam dengan cairan aseptic.
e. Siapkan media tanam khusus untuk tebu, dan lakukan proses tanam
f. Simpan pada rak-rak kultur dan lanjutkan dengan proses pengamatan.

Dari hasil praktikum kali ini akan dihasilkan kalus tebu, diamana
batang yang kita tanam akan membengkak dan nantinya akan
membentuk kalus.Setelah membentuk kalus akan dipindahkan ke
media perakaran supaya dapat menjadi planlet. Perlu hati-hati karena
jika botol kultur tekena paparan sinar dengan intensitas lama maka
browning pasti akan terjadi. Selain itu dapat juga terjadi kontaminasi
disebabkan karena kesalahn prosedur atau kurang kehati-hatian dari
pihak perserta. Untuk kontaminiasi bisa beraneka ragam penyababnya
dapat dikarenakan virus atau bakteri yang bekembang dalam botol.

E. Post Test

1. Tanaman bebas virus adalah tanaman yang terbebas dari virus tetapi
bersifat sesat, memungkinkan virus atau bakteri dapat hidup kembali pada
kondisi tertentu
2. Planlet dapat bebas dari virus apabila diambil dari jaringan maristem yang
paling muda. Jika pada tebu akan dijumpai gulungan putih pada batang
tebu yang belum diajamah oleh virus.

53
PROSPEK KJ PENDUGA DINI KAS PADA
TANAMAN KARET Ficus elastic

54
A. Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengerti bahawa KAS dapat diatasi degan teknik kultur
jaringan.
B. Pre Test
1. Sistematika Tanaman Karet
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Urticales
Famili: Moraceae (suku nangka-nangkaan)
Genus: Ficus
Spesies: Ficus elastica
2. Tanaman karet merupakan salah satu komoditas penting karena tanaman karet
adalah salah satu bahan baku industri yang kebutuhannya relative banyak.
C. Post Test
1. KAS merupakan kepanjangan dari Kekeringan Alur Sadap yang dialami
Tanaman Karet. Dimana indikasi awal produksi lateks berkurang adalah dampak
terbesar.
2. Solusi untuk hal ini adalah peggunaan molekul marker berupa Polymerase Chain
Reaction. DInama nantinya akan dilihat apakah susunan DNA pada karet sesuai
dengan DNA KAS. Bila sesuai diduga tanaman karet terkena KAS. Untuk
penanganan selanjutnya bentuk treatment biasanya menggunakan etilen atau myo-
inositol

55
PROSPEK KJ DNA PLASMID TANAMAN
TRANGENIK TEMBAKAU Nicotiana tabacum

56
A. Tujuan
Agar mahasiswa bisa mengenal bioteknologi in-vitro KJ bermanfaat untuk rekayasa
genetic tanaman perkebunan/Insdustri
B. Pre Test
1. Sietematika Tanaman Tembakau

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus: Nicotiana
Spesies: Nicotiana tabacum L. - See more at:
http://tembakaurajangan.blogspot.com/2011/12/klasifikasi-tembakau-nicotiana-
tabacum.html#sthash.rIitNPo0.dpuf

2. Rekaya genetic adalah memanipulasi susuna gen menjadi satu paket gen baru sesuai
keinginan.

57
PROSPEK KJ MANIPULASI METABOLIT
SEKUNDER Rosa hybrida L MENGAHASILKAN
SENYAWA CITRONELLOL

58
A. Tujuan
Agar mahasiswa dapat memahami bahwa teknik KJ dapatdimanfaakan untuk
manipulasi metabolit sekunder yang dihasilkan tanaman dalm hal ini rose oil dari
Rosa hybrida L.
B. Pre Test
1. Sistematika tanaman mawar
Kingdom :Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo :Rosanales
Famili :Rosaceae
Genus :Rosa
Species :R.hybrida
2. Metabolit sekunder adalah hasil samping dari metabolisme sekunder.
C. Post Test
1. Industri yang dibangun berdasarkan bioteknologi kutur jaringan antara lain
industri farmasi, kecantikan, serta tanaman perkebunan dan industri.
2. Kendala yang sering dihadapi adalah bentuk teknologi dan penggunaan dana yang
relatif tinggi, yang tidak didukung oleh kemampuan SDM yang memadahi.
3. Jelaskan
a. Metabolit sekunder : Hasil samping dari metabolisme sekunder
b. Destilasi : alat yang digunakan untuk ekstraksi/penyulingan hasil ekstraksi
c. Ekstraksi : Tahapan membuat bahan ekstrak
d. Citronellol : hasil metabolit sekunder dari mawar
e.
f. Rose oil : Produk dari citronellol.

59
60

Anda mungkin juga menyukai