Anda di halaman 1dari 7

RESPON PERTUMBUHAN TANAMAN UBI JALAR

(Ipoema batatas L) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK


KANDANG SAPI DAN PUPUK TSP

OUTLINE

Oleh :

SYAHRIL SOBIRIN
2004290013
AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
DAFTAR ISI

Halaman
PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
Latar Belakang .............................................................................. 1
Tujuan Praktikum.......................................................................... 3
Rumusan masalah ........................................................................ 3
BAHAN DAN METODE .......................................................................... 4
Tempat dan Waktu ........................................................................ 4
Bahan dan Alat .............................................................................. 5
Metode penelitian.......................................................................... 5
Parameter ...................................................................................... 6
19

JUDUL PENELITIAN

RESPON PERTUMBUHAN TANAMAN UBI JALAR (Ipoema batatas L)


TERHADAP PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK TSP

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) atau dikenal juga dengan istilah ketela

rambat merupakan tanaman yang termasuk ke dalam jenis tanaman palawija,

dapat berfungsi sebagai pengganti bahan makanan pokok (beras) karena

merupakan sumber karbohidrat.. Provinsi Jawa Barat merupakan daerah sentra

dan penghasil komoditas ubi jalar terbesar di Indonesia. Selama periode 2005-

2009, produksi ubi jalar Jawa barat meningkat dengan rata-rata 1,90% / tahun.

(Handawi, 2015).

Penyebaran ubi jalar pertama kali terjadi ke Spanyol melalu Tahiti,

Kepulauan Guam, Fiji, dan Selandia Baru. Orang- orang Spanyol dianggap

berjasa menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia, terutama Filipina, Jepang dan

Indonesia. Pada tahun 1960-an penanaman ubi jalar sudah meluas hampir semua

propinsi di Indonesia. Daerah sentra produk pada mulanya terpusat dari Propinsi

Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua dan Sumatra Utara,

(Rukmana. 2016).

Komoditas ubi jalar memegang peranan yang cukup penting karena

mempunyai banyak manfaat dan nilai tambah. Ubi jalar merupakan salah satu

penghasil karbohidrat (sebagai sumber energi) yang potensial dan dapat

digunakan sebagai sumber pangan alternatif (selain nasi), bahan pembuatan pakan

dan bahan industri. Nilai tambah dari ubi jalar cukup banyak yang dapat diperoleh
20

dengan cara pengolahan ubi jalar segar menjadi tepung, selai, keripik, mie, sitk

dan saos., gula permanen, obat-obatan, cuka, manisan kering, kecap, lem, dan

pakan. Varian dari tepung ubi jalar diantaranya: kue kering (cookies), kue bolu

(cake), ice cream, roti manis, juice dan bakpia (Heny Kusumayanti, 2016).

Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) sebagai tanaman pangan termasuk keluarga

Convolvulaceae. Tanaman ini dalam budidayanya membutuhkan input dan tenaga

kerja yang lebih sedikit dibandingkan tanaman pangan lainnya. Tanaman ini dapat

mentolerir kondisi marjinal, seperti tanah kering atau tanah dengan kesuburan

rendah. Ubi jalar memiliki potensi produksi + 25-40 ton/ha sebagai tanaman

palawija dengan waktu tanam sekitar 3,5-6 bulan. Sehingga ubi jalar merupakan.

salah satu jenis tanaman yang memiliki potensi yang sangat besar untuk

dikembangkan. Selain sebagai salah satu bahan diversifikasi pangan yang

ekonomis, ubi jalar juga memiliki kandungan gizi serta kalori yang tinggi

dibandingkan tanaman lainnya. Ubi jalar dapat dimanfaatkan sebagai bahan

industri makanan, farmasi dan pakan ternak. Produksi ubi jalar di Indonesia masih

rendah. Hasil umbi basah rata-rata pada tingkat petani 7,3 ton per hektar, 2

sedangkan rata-rata produksi di tingkat nasional 9,5 ton per hektar

(Hayati dkk., 2016).

Kroket ubi jalar merupakan salah satu olahan berbahan dasar ubi jalar

yang bisa dijadikan suatu inovasi yang kreatif. Ubi jalar yang digunakan nantinya

bila dicampur akan menghasilkan kroket yang menarik dan memiliki citra rasa

yang berbeda dari kroket pada umumnya. Dan kroket diharapkan dapat menjadi

makanan kaya vitamin A yang dapat membantu masyarakat dalam menjaga

kekebalan tubuh dan mencegah bertambahnya penyakit degeneratif yang


21

membuat kita harus mencari makanan alternatif. Kandungan beta karoten yang

terdapat pada kroket ini dapat mencegah penyakit yang degeneratif

(Yoandari, 2017).

Tujuan praktikum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang sapi dan pupuk

TSP terhadap pertumbuhan tanaman umbi jalar (Ipomea batatas L.)

Perumusan Masalah

1. Adanya pengaruh pemberian pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan

tanaman ubi jalar (ipomea batatas L)

2. Adanya pengaruh pemberian pupuk TSP terhadap terhadap pertumbuhan

tanaman ubi jalar (ipomea batatas L)

3. Adanya respon dari kombinasi pupuk kandang sapi dan pupuk TSP terhadap

pertumbuhan tanaman ubi jalar (ipomea batatas L)


22

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian ini di lakukan di Lahan Percobaan UMSU, Desa Sampali,

Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang, di Ketinggian 25 - 37,5 Mdpl.

Bahan dan Alat

Bahan yang di gunakan pada praktikum ini adalah tanah, bibit Tanaman ubi

Jalar (Ipomea batatas), pupuk TSP

Alat yang di gunakan pada praktikum ini yaitu alat tulis, cangkul, gembor,

tali plastik, meteran, plang perlakuan dan pisau.

Metode Analisis

Metode analisis menggunakan rancangan acak kelompok (RAK)

merupakan salah satu bentuk rancangan yang telah digunakan secara meluas

dalam berbagai bidang penyelidikan pertanian, industri dan sebagainya.

Rancangan ini dicirikan oleh adanya kelompok dalam jumlah yang sama, dimana

setiap kelompok dikenakan perlakuan-perlakuan. Melalui pengelompokan yang

tepat atau efektif, maka rancangan ini dapat mengurangi galat percobaan.

Disamping itu rancangan ini juga fleksibel dan sederhana. Jika pada RAL yang

dipelajari adalah satu keragaman yang menyebabkan nilai-nilai pengamatan

beragam yaitu keragaman karena perlakuan yang dicobakan, maka pada RAK

yang diperhatikan adalah disamping perlakuan dan pengaruh galat masih dilihat

juga adanya kelompok yang berbeda.

Model linear dan analisis ragam RAK dengan satu pengamatan per petak

percobaan, maka model linear untuk RAK adalah


23

Dimana :

Yij : nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dalam kelompok ke-j

u : nilai tengah populasi

Ʈi : pengaruh aditif dari perlakuan ke-i

bj : pengaruh aditif dari kelompok ke-j

ϵij : pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i pada kelompok ke-j

Anda mungkin juga menyukai