MATA ACARA I
Oleh:
NIM : 2004070029
Kelas : Kehutanan 02
Semester : IV
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , yang telah memberikan rahmat,
berkat dan perlindunga-Nya kepada kami, sehingga pada kesempatan ini kami dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini tepat pada waktunya. Laporan Praktikum yang berjudul
“Struktur Buah dan Biji Kehutanan” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Silvikultur.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Silvikultur , Ibu
Wilhelmina Seran S.Hut., M.Si dan Kakak Maria Tania selaku pembimbing pelaksanaan
praktikum.
Kami sangat berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar laporan ini bisa membantu pembaca dalam
mempraktekkan di kehidupan sehari-hari. Kami merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar belakang...................................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................................1
1.3 Manfaat.............................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................2
2.1 Dasar Teori........................................................................................................................2
BAB III............................................................................................................................................3
METODE PRAKTIKUM................................................................................................................3
3.1 Waktu dan Tempat............................................................................................................3
3.2 Alat dan Bahan..................................................................................................................3
3.3 Cara Kerja.........................................................................................................................3
BAB IV............................................................................................................................................4
HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................................................4
4.1 Hasil..................................................................................................................................4
4.2 Pembahasan.......................................................................................................................5
BAB V.............................................................................................................................................6
PENUTUP.......................................................................................................................................6
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................................6
5.2 Saran..................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................7
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mahasiswa mengetahui susunan/struktur buah dan biji spesies beberapa tanaman
kehutanan.
2. Mahasiswa dapat membedakan buah yang mempunyai satu biji dan buah yang
mempunyai lebih dari satu biji.
3. Mahasiswa dapat membedakan cadangan makanan yang terdapat pada biji
angiospermae (biji tertutup) dan gymnospermae (biji terbuka.
4. Mahasiswa mampu mengetahui struktur biji yang berukuran besar, sedang, dan
kecil.
5. Mahasiswa mampu mengidentifikasi biji tipe rekalsitran dan ortodoks.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah;
1. Mahasiswa dapat mengetahui struktur pada masing masing buah dan biji pohon
kehutanan dan membedakan buah satu biji dan lebih dari satu bii, sehingga dapat
mempermudah identifikasi pohon hutan
2. Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan cadangan makanan yang terdapat pada
biji angiospermae dan gymnospermae.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Buah semu atau buah tertutup, yaitu buah terbentuk dari bakal buah
beserta bagian-bagian lain bunga, yang perlahan menjadi bagian utama
buah ini, sedang buah yang sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi.
2. Buah sejati atau buah telanjang, yang melulu terjadi dari bakal buah, dan
jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak
merupakan bagian buah yang berarti.
Buah yang telah matang (kecuali caryopses) secara botanis dapat dibedakan
secara jelas dua bagian utama, yaitu biji (seed) dan kulit buah (pericarp). Dalam
pengertian umum buah terdiri dari kulit buah, daging buah, dan biji. Umumnya pericarp
terdiri atas tiga lapisan dari luar kedalam yaitu :
Setiap biji matang (mature seed) selalu terdiri paling kurang 2 bagian yaitu:
1. Embrio (need), terbentuk atau berasal dari telur yang dibuahi (zygote)
dengan mengalami pebelahan sel di dalam embrio.
2. Kulit biji (testa) terbentuk atau berasal dari integument (satu atau lebih)
dari ovule (Kartasapoetra, 2003).
Pembuahan pada tumbuhan berbunga melibatkan plasmogami, yakni persatuan
protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.
Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji
tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi
berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering
dan keras (pada buah geluk atau nux). Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga
biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya
umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi (Mauseth, 2003).
2
dengan dihasilkanya biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya, dan dapat pula
terpencar ke lain tempat.
3
BAB III
METODE PRAKTIKUM
4
BAB IV
4.1 Hasil :
4.2 Pembahasan :
Buah adalah bagian dari tumbuhan yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah
(ovarium). Buah terbentuk setelah terjadi proses penyerbukan. Buah pada umumnya
membungkus dan melindungi biji. Aneka bentuk dari buah tidak terlepas kaitannya dengan
fungsi penting buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan. Buah sendiri dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu buah sejati dan buah semu. Buah sejati adalah buah yang terbentuk dari
bakal buah saja dan biasanya tidak diselubungi oleh bagian lain sehingga bisa disebut buah
telanjang, contohnya adalah buah kepel matoa (Pometia pinnata) dan mahoni (Swietenia
macrophylla). Buah semu adalah buah yang terbentuk tidak dari bakal buah saja melainkan
beserta bagian tumbuhan tanaman yang lain, contohnya adalah buah jambu mete (Anacardium
occidentale). Struktur buah pada umumnya terdiri atas eksokarp/epikarp yang merupakan bagian
terluar dari dinding buah dan umumnya memiliki kulit yang tipis dan berkutikula, mesokarp
yang merupakan bagian tengah dan umumnya terdiri atas jaringan parenkim, dan endocarp yang
merupakan lapisan paling dalam pada buah dan biasanya mengelilingi biji. Masak fisiologis
merupakan proses perubahan yang terjadi pada buah dimana pada keadaan tersebut buah berada
pada keadaan terbaik untuk dapat dipanen dan telah mencapai puncak pertumbuhan dan
perkembangan tetapi belum memasuki masa penuaan. Perubahan tersebut dapat berupa
perubahan warna kulit buah tergantung dari jenis buahnya. Buah jambu mete pada saat muda
berwarna hijau sedangkan saat matang berwarna oren sampai merah. Buah yang sudah masak
secara fisik dapat dilihat dari kelunakan buah dan mudah tidaknya buah dilepaskan dari tangkai
buah. Buah yang belum matang cenderung lebih keras dan sulit dilepaskan dari batangnya,
sedangkan buah yang sudah matang cenderung lebih lunak dan mudah dilepaskan dari
batangnya. Biji (semen) adalah bakal biji (ovulum) dari tumbuhanberbunga yang telah masak.
Biji dapat terlindung oleh organ lain (buah, padaAngiospermae atau Magnoliophyta) atau tidak
(pada Gymnospermae). Dari sudut pandang evolusi, biji merupakan embrio atau tumbuhan kecil
yang termodifikasi sehingga dapat bertahan lebih lama pada kondisi kurang sesuai untuk
pertumbuhan. Berdasarkan responnya terhadap perubahan kadar air, biji dapat dibagi menjadi
biji ortodoks dan biji rekalsitran. Biji ortodox adalah jenis biji yang tahan dikeringkan sampai
kadar air yang rendah (2-5%) dan kelembaban serta suhu yang rendah tanpa menurunkan
viabilitas benih secara nyata. Ciri khas dari biji orthodox ini adalah secara fisik berukuran kecil
hingga sedang, memiliki masa dormansi, dan banyak ditemukan di daerah dengan kadar air yang
rendah. Contoh dari biji orthodox adalah biji saga (Adenanthera pavonina). Biji rekalsitran
5
adalah biji yang hanya mampu hidup pada kadar air yang tinggi (36 – 90%) yang akan rusak
apabila dikeringkan dan tidak tahan disimpan pada suhu dan kelembaban yang rendah. Ciri khas
dari biji rekalsitran ini adalah tidak memiliki masa dormansi, tidak mampu disimpan dalam
jangka waktu yang lama, dan banyak ditemukan di daerah dengan kadar air yang tinggi. Contoh
dari biji rekalsitran adalah biji gmelina (Gmelina arborea). Struktur biji pada umumnya terdapat
kulit biji yang berfungsi untuk melindungi biji dari kekeringan, kerusakan mekanis atau serangan
cendawan, bakteri dan insekta, jaringan penyimpan cadangan makanan yang berupa kotiledon
ataupun endosperm, dan Embrio yang dikelilingi oleh kotiledon dan endosperma yang
merupakan persediaan makanan dan terdiri atas epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon batang),
kotiledon (calon daun) dan radikula (calon akar). Pengamatan struktur buah dan biji dilakuhkan
pada sepuluh sampel buah dan biji tanaman kehutanan. Preparat yang digunakan yaitu
Anacardium occidentale, Chrysophylum cainito, Artocarpus heterophyllus, Mangifera indica,
Pometia pinnata, Swietenia macrophylla, Gmelina arborea, Adenanthera pavonina, Dialum
indum,Bauhimia pinnata.Kesepuluh preparat yang diamati hampir semuanya memiliki tiga
bagian pada buah yaitu eksokarpiumium, mesokarpiumium, dan endokarpium. Bagian biji rata-
rata hampir sama namun memiliki bentuk yang berbeda. Pada beberapa biji ditemukan plasenta
yang jelas terlihat dan lapisan testa.
6
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum acara I ini adalah :
1. Kesepuluh preparat yang digunakan memiliki struktur buah dan biji yang lengkap.
Struktur buah terdiri atas eksokarp, mesokarp, dan endokarp, sedangkan struktur
biji terdiri atas embrio, jaringan penyimpan makanan, dan kulit biji. Pada biji saga
terdapat plasenta pada testa.
2. Perbedaan buah yang memiliki satu biji atau memiliki biji lebih dari satu dapat
diketahui dengan membelah biji secara melintang dan membujur. Jenis buah
polongan memiliki biji lebih dari satu dan jenis buah berkampuh juga memiliki
biji lebih dari satu. Jenis buah buni, batu, dan samara dapat diidentifikasi dengan
cara membelahnya.
3. makanan biji angiospermae terletak di endosperma sedangkan pada biji
gymnospermae terletak di sclerotesta.
4. Biji yang berukuran besar, sedang, kecil memiliki struktur/susunan yang sama
yaitu terdiri dari embrio, jaringan penyimpan makanan, dan kulit biji.
5. Ciri-ciri biji ortodoks adalah secara fisik berukuran kecil hingga sedang, memiliki
masa dormansi, dan banyak ditemukan di daerah dengan kadar air yang rendah.
Ciri-ciri dari biji rekalsitran adalah tidak memiliki masa dormansi, tidak mampu
disimpan dalam jangka waktu yang lama, dan banyak ditemukan di daerah dengan
kadar air yang tinggi.
5.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan setelah melakukan praktikum acara ini adalah dalam pengamatan
struktur buah dan biji harus teliti dan cermat serta pada saat menggambar jangan sampai salah
memberikan keterangannya. Kemudian untuk penggunaan alatnya harus berhati-hati karena
semua alat tersebut tajam.
7
DAFTAR PUSTAKA
Kartasapoetra A.G., 2003. Teknologi Benih : Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum.
Rineka Cipta: Jakarta.
Mauseth, James D. 2003. Botany: an introduction to plant biology. Jones and Bartlett
Publishers:Boston
Nugroho, S., T. Anis dan A. Nutfah. 2015. Analisis keanekaragaman jenis tumbuhan berbuah di
hutan lindung Surokonto, Kendal, Jawa Tengah dan potensinya sebagai kawasan
konservasi burung. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon (4): 1
Sumarno, Edi. 2015. “Perkecambahan Biji”. Jurnal Kehutanan dan Ilmu Lingkungan. Vol 1 hal 2
8
DAFTAR GAMBAR