Anda di halaman 1dari 3

LATAR BELAKANG

Televisi merupakan media elektronik yang sangat digandrungi oleh masyarakat Indonesia saat ini.
Banyak sekali program yang ditayangkan di saluran televisi mulai dari berita, infotainment, dan
entertainnment. Program-program yang ditayangan televisi tentunya banyak sekali manfaat yang
bisa diambil diantaranya kita mendapatkan informasi yang faktual, dan aktual. Televisi juga banyak
menyuguhkan program entertainment yang selalu menghibur kita setiap saat. Salah satu program
entertainment yang sangat digemari masyarakat Indonesia adalah tayangan sinetron. Sinetron yang
ditayangkan di Indonesia merupakan tayangan drama tentang kehidupan remaja, percintaan,
permasalahan keluarga, dan perselingkuhan.

Televisi swasta menayangkan program swasta saat jam berkumpul keluarga sehingga seluruh
anggota keluarga bebas dalam menonton tayangan tersebut. Sinetron harus memiliki batasan usia
dalam penayangannya, karena jika anak ikut menonton acara tersebut memiliki dampak negatif bagi
perkembangan anak. Program sinetron menampilkan kehidupan yang tidak realistik dimana remaja
perempuan digambarkan sosok yang lemah, cengeng, dam tertindas. Sementara remaja laki-laki
digambaran sosok yang kuat, tampan, dan kaya. Konflik yang ditampilkan dalam sinetron juga tidak
baik ditonton anak-anak yang biasa berupa kekerasan, saling fitnah, bunuh diri, dan menjebak
saingan.

ARGUMEN

Sinetron berbahaya ditonton oleh anak-anak karena mereka belum bisa membedakan antara hal
yang patut dicontoh ataupun halyang harus dijauhi, akibatnya banyak anak yang meniru adegan
yang cenderung berdampak negatif. Akibat tontonan tersebut anak SD jadi lebih tertarik dengan
lawan jenis dan mulai meniru pacaran padahal usianya masih dini. Kebiasaan-kebiasaan
mementingan kehidupan percintaan dibanding dengan kegiatan sekolah juga bisa ditiru anak-anak.
Gaya berpakaian ala sinetron menjadi patokan walapun tidak sesuai dengan usianya. Anak laki-laki
terbuai dengan mimpi yang ditampilkan di senetron layaknya kehidupan mewah, motor, dan mobil
yang keren. Misalnya jika kehidupan nyata anak yang beranjak remaja tidak sesuai dengan angan
tersebut dan memaksa orang tua agar dibelikan motor bagus tetapi tidak mampu maka si anak
cenderung emosional.

Kreator: Nurul Muhammad Ismail Faruqi


FAKTA FAKTA

dalam penelitian milik Fiqhiyah dan Ardoyono, bahwa tayangan sinetron Anak Langit memiliki
pengaruh terhadapperilaku siswa siswi di Jakarta Selatan. Seorang anak yang tadinya
berpendapat bahwaberkelahi adalah hal yang menyeramkan dapat mengubah persepsinya
hanya denganmelihat tayangan perkelahian antar geng motor, yang pemenangnya akan
diagung-agungkan oleh anggota geng tersebut. Miller (2011) menjelaskan dalam bukunya yang
berjudul Theories of DevelopmentalPsychology bahwa salah satu tokoh penting perkembangan
psikologi bernama Jean Piagetmemiliki teori mengenai perkembangan kognitif anak. Ia
mengatakan bahwa dalam masaperkembangan kognitif seorang anak, terdapat proses adaptasi
yang terdiri dari asimilasidan akomodasi. Menurut Piaget, asimilasi adalah proses dimana
seseorang memasukanpersepsi, konsep atau pengalaman baru ke dalam pola pikir yang sudah
ada, danakomodasi adalah bentuk penyesuaian organisasi kognitif terhadap pola pikir yang
baru.Pada kasus ini, asimilasi terjadi ketika seorang anak mengubah persepsinya bahwa
menjadianggota geng motor yang berkelahi itu tidak lagi menyeramkan, melainkan berubah
menjadisuatu hal yang keren dan membanggakan. Akomodasinya adalah ketika anak
tersebutakhirnya gabung kedalam geng motor dan melakukan tindak kekerasan.

Wakil Ketua Bidang Program dan Eksternal Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan
Anak (P2TP2A), Margaretha Hanita, mengatakan tayangan tidak bermanfaat yang hadir di televisi
Indonesia sangat mengganggu perkembangan anak.

Tayangan yang dimaksud Margaretha di antaranya sinetron dan acara drama percintaan. Dua
tayangan itu dapat merekam dan mencerna ke dalam otak anak-anak, bahkan bisa dicontoh ke
kehidupan nyata.

“Kami sudah mengusulkan berulang-ulang, menonton sinetron itu tidak mendidik. Ngajarin anak-
anak jadi konsumtif, hedonis, saling membenci dan percintaan yang tidak sewajarnya disaksikan oleh
anak-anak di bawah umur,” kata Margaretha.

Sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga menegaskan bahwa tayangan sinetron
di televisi sangat tidak mendidik.

Oleh karena itu, Komisioner KPAI, Maria Ulfah Anshor, meminta kepada pihak terkait untuk segera
menghentikan penanyangannya.

“Tayangan sinetron ini berdampak ketika anak melihat sinetron yang penuh dengan tindakan
kekerasan, maka anak akan mengikutinya,” kata Maria di Gedung PP Muhammadiyah, Jakarta,
Kamis, 4 Februari 2016.
KESIMPULAN

Dari kasus dan teori yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa tayangan yang tidak
sesuai dengan usia konsumen dan bersifat kurang mendidik dapat menimbulkan efek yangfatal.
Anak-anak yang seharusnya sedang berfokus pada menimba ilmu demi masa depanyang cerah,
dapat menghancurkan masa depannya begitu saja hanya karena salahbertindak. Dengan
begitu, orang tua memiliki peran yang cukup besar dalam hal ini. Orangtua perlu mengetahui
tontonan seperti apa yang dikonsumsi oleh anak-anaknya danmemberikan perhatian
kepada hal tersebut, agar anak-anaknya tidak mengkonsumsi tayangan yang kurang
mendidik dan tidak sesuai dengan umurnya.

Tontonan anak dapat memengaruhi psikologinya. Melansir dari Association for Natural Psychology,
anak yang terlalu banyak menyaksikan tontonan anak memiliki gaya hidup yang lebih pasif.
Tentunya, hal ini dapat memengaruhi pikiran dan perilaku anak. Beberapa tontonan anak
mengandung adegan kekerasan atau hal-hal yang tidak realistis sehingga menyebabkan ia
mengembangkan imajinasinya dan berpikir bahwa mereka dapat melakukan hal yang serupa.

Anda mungkin juga menyukai