Nama : Nur Akny Sulistya Islamy.

Kelas : 8.1.
Absen : 25.
Teks Ulasan Film “Terima Kasih Cinta”.

Judul film : “Terima Kasih Cinta”.

Pemeran : Putri Marino, Cut Mini, Gary Iskak, Achmad Megantara,
Allan Dastan, Unique Priscilla, Okan Cornelius, Meisyarah
Oemri, A.Z.Bintang Kamil, Bunga Jasmine Azalea.
Sutradara : Tema Patrosza.
Produser : Ade Puspita Sari, Wiwik Hargono.
Skenario : Andi Athira.
Produksi : Bintang Pictures.
Fotografi : Azis Nurmawan.
Penulis naskah : Titien Wattimena.
Genre : Drama.
Durasi : 101 menit.

“Terima Kasih Cinta” adalah film drama keluarga Indonesia yang tayang
perdana pada tanggal 17 Januari 2019. Dan berhasil menyita perhatian banyak
warga masyarakat Indonesia. Yang tidak lagi dikarenakan film ini diangkat dari
kisah nyata adaptasi dari sebuah novel berjudul “728 Hari” karya Djono W.
Oesman yang bercerita mengenai perjuangan seorang gadis remaja dalam
melawan penyakit lupus.
Film ini menceritakan sosok tokoh wanita utama yang sering jatuh
pingsan bernama Eva (Putri Marino) yang memiliki jiwa semangat yang kuat
dalam menjalani penyakit yang Ia derita. Yang mana pada mulanya Ia tidak
mengetahui penyakitnya sebelum orang tuanya diberi kabar bahwa anaknya di
diagnosa oleh dokter terkena penyakit lupus dan dirawat di RSUD Bekasi.
Sedangkan Ryan merupakan seorang kekasih Eva yang sama-sama bersekolah di
SMAN 1 Bekasi dan sama-sama menggeluti ekstrakurikuler dan hobi yang sama,
yaitu basket. Mereka berdua pertama kali bertemu saat menjalani MOS (Masa
Orientasi Siswa). Ia juga merupakan orang yang selalu membawa Eva ke rumah
sakit jika jatuh pingsan di sekolahnya.
Di rumah sakit itulah pertama kali Eva bertemu dengan sahabat barunya
bernama Dewi yang mengidap penyakit kanker pankreas stadium 4 dan dirawat
di kamar yang sama dengan Eva. Mereka memiliki kesamaan, yaitu sama-sama
meyukai hujan. Semakin hari, semakin lama Eva dirawat, Ia selalu merindukan
sosok Ryan yang tak pernah kunjung datang. Dan yang akhirnya Eva mengakhiri
hubungannya dengan Ryan.
Suatu hari, Dewi mengajak Eva duduk di ranjangnya sambil menatap kaca
jendela luar untuk menikmati suara hujan dari earphone. Eva pun langsung
terpikirkan untuk mencari payung yang akhirnya Ia minta dari perawat untuk
dinikmatinya bersama dengan Dewi. Setelah mereka merasa puas, mereka
tertidur pulas di ranjang mereka masing-masing. Alangkah terkejutnya Eva saat
bangun dari tidurnya dan melihat Dewi yang sudah tidak sadarkan diri.
Malamnya, datanglah kakaknya Dewi bernama Nanan yang segera Eva marahi
karena menurutnya Nanan adalah sosok kakak yang tega (tidak menaruh belas
kasihan) terhadap adiknya yang tak pernah ia jenguk selama sakit.
Setelah beberapa bulan Dewi meninggal, Eva selalu rutin untuk berziarah
ke makam Dewi. Dan saat suatu hari ketika Eva sedang berziarah, datanglah
Nanan yang segera menjelaskan semuanya tentang dia terhadap adiknya
kepada Eva yang selama ini salah paham. Tidak lama kemudian, Nanan dan Eva
pun menyatakan perasaan sukanya dan akhinya berpacaran. Dan saat Eva lulus
SMA dengan nilai dan prestasi yang memuaskan, Ia pun melangsungkan
pernikahannya dengan Nanan yang pada awalnya tidak disetujui oleh Ibunya
Nanan.
Film “Terima Kasih Cinta” ini banyak mengandung nilai moral yang dapat
diambil, yaitu seberapa besar ujian / musibah yang dihadapi, hendaklah kita
selalu semangat, bersabar, dan juga tak lupa untuk selalu meminta doa kepada
Allah Swt. Dan apapun keadaan hidup kita, kita harus dapat menerimanya dan
selalu bepikir positif bahwa Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik untuk
kita.
 Namun dibalik kelebihan yang dimiliki film ini, juga terdapat beberapa
kekurangan yang menurut para penonton tidak layak dicontoh dan ditonton
oleh anak-anak yang berusia dibawah 18 tahun, diantaranya gaya berpacaran
Eva yang pada saat itu masih duduk dibangku SMA tetapi sudah terlalu dewasa,
dan gaya berpakaian Eva yang dinilai terlalu minim / terbuka. Kekurangan dalam
film ini dikhawatirkan dapat memberi pengaruh yang buruk bagi penontonnya
yang masih berusia belia. Kesalahan lain dari film ini adalah akting dari adik-
adiknya Eva yang menurut para penonton masih terlihat kaku.