Anda di halaman 1dari 18

MESIN INDUKSI

(ASINKRON)
DISUSUN OLEH :
1. NAUFAL ARSYI MAUL ANA (073001800039)
2. NIS ANDRO JOHANES LUHUKAY
(073001800041)
3. NUR SULISTIANY PUTRI (073001800043)
4. RIZKY ANGGITO PANGESTU (07300180005)
A. PENGERTIAN
Prinsip kerja mesin induksi sama dengan transformator
dimana lilitan stator identik dengan lilitan primer dan rotor
identik dengan lilitan sekunder. Namun,pada terdapat
bagian yang berputar dengan perputaran medan disebut
perputaran sinkron(ns) dan perputaran rotor(n).
120 f
ns  rpm
p
Perbedaan putaran ( slip)
ns  n
Slip ( s )  x100%
ns
Dalam keadaan beban penuh (full load) S  4%
tanpa beban (no load) S  0.5%

P  jumlah kutub
f  frekuensi
n  perputaran rotor
Konstruksi Dasar Bagian-Bagian
Mesin Induksi
A. Stator Macam-macam rotor
Terdiri dari 3 lilitan 3 phasa dan 1. Phase wound Rotor
dihubungkan dengan sebuah Merupakan lilitan 3 phasa. Salah satu ujung dari tiap lilitan saling
tegangan bolak balik 3 phasa dihubungkan secara bintang, sedangkan ujung yang lain dari tiap lilitan
phasa dihubungkan pada cincin kontak. Dan melalui sikat-sikat
B. Rotor
dihubungkan pada tahanan start
Rotor berbentuk silinder,dibuat dari
2. Rotor Sangkar
lapisan-lapisan logam yang
berisolasi dengan jalur-jalur tempat Dibagi atas 3 macam:
a. Single squirrel cage
lilitan pada kepalanya b. Deep bar rotor
c. Two cages rotor
Phase wound Rotor

Rotor Sangkar
Lilitan /batang penghantar terletak
di dalam rotor dan tertutup dari celah udara

Lilitan terletak dalam rotor dan terbuka dengan


celah udara

Dua batang penghantar yang terhubung


celah udara
B. KONDISI KERJA MESIN
INDUKSI
(B.1 Dalam Keadaan Sebagai Motor)
Bila stator dihubungkan dengan sumber arus bolak-balik 3
phasa dan rotor dalam keadaan terbuka maka dalam keadaan
seperti ini mesin indusi bekerja seperti transformator dalam
keadaan tak berbeban.Medan putar stator berputar terhadap
rotor dengan kecepatan ns dan menginduksikan GGL sebesar E 2
pada rotor.E2 berfungsi sama dengan tegangan pada stator
Bila circuit motor dalam keadaan tertutup maka dalam
keadaan tertutup maka pada motor akan mengalir arus sebesar I 2
yang akan menimbulan medan magnet. Flux yang timbul di
stator dan di rotor akan menghasilkan sebuah flux resultante
dan di dalam konduktor akan menimbulkan gaya sebesar F
Dalam kondisi sebagai motor maka slip mesin induksi
akan terletak antara
0  n  ns atau 0  S  1
B.2 Sebagai Generator
Dengan adanya tenaga penggerak maka rotor mesin
induksi perputarannya dapat dipercepat, jadi harga n dapat lebih
besar dari ns.Harga slip di sini menjadi negatif. Sehingga
perputaran dari flux relatif terhadap rotor menjadi berlawanan
dengan perputaran flux pada mesin bila bekerja sebagai motor.
Sehubungan dengan ini maka arah GGL E2, arus dan
koperl pada poros juga berbalik arah. Akibatnya kopel yang
dibangkitkan makin mengecil menjadi kopel lawan terhadap
kopel penggeraknya. Disini tenaga mekanik diruban menjadi
tenaga listrik
 
B.3 KOPEL ELEKTROMAGNETIK
Pada saat rotor diam, S=1 maka pada rotor terinduksi
tegangan E2.Bila rotor berputar dengan perputaran n maka
terhadap medan stator motor akan berputar dengan kecepatan
ns-n. Tegangan yang diinduksikan akan mempunyai frekuensi
f2=S.f1
f 2 ~ ns  n
f 1 ~ ns

f2
E 2 S  E 2.  E 2S (Berputar dengan slip S)
f1
f2
X 2 S  X 2.  X 2S
f1
E2
Sehingga : I 2 
(r 2 2  ( X 2 S ) 2
C. HUBUNGAN ANTARA ARUS
DAN SLIP

E 2S E 2S
I2   I2 
r 22  ( X 2S )2 Z2
M  k .I 2. cos  2
r2 r2
cos  2  
Z2 r 22  ( X 2S )2
 2  sudut pahasa antara I2 dan E2
k  faktor perbanding an
M  kopel pada poros yang timbul karena interaksi dari flux
E 2 Sr 2
M  k. 2
r 2  ( X 2S )2
Maka didapat kesimpulan bahwa
:

1. Besarnya kopel(momen) merupakan fungsi dari slip


2. Untuk suatu harga S tertentu maka I2 akan turun bila r2
atau X2 naik
3. I2 akan naik bila E2 naik;E2 naik bila tegangan jala-jala naik
atau I2 sebanding dengan tegangan jala-jala
4. Bila harga S naik atau turun maka I2 juga akan naik atau
turun
D. STARTING MOTOR INDUKSI

E 2S E2
I2  
r 2  ( X 2S )
2 2
(r 2 / S ) 2  X 2 2
Pada waktu start untuk n  0  S  1
E2
I2 
r 22 X 2

Arus start I2 dapat diperkecil dengan cara :


1.memperbe sar r2
2.memperbe sar X2
3.memperke cil E2
1. Memperbesar R2
A. Dengan menghubungkan tahanan luar pada kumparan
rotor
B. Pemasangan sebuah tahanan yang dipasang disebelah
dalam
C. Dasar pendorongan arus
D. Dengan menggunakan 2 buah rotor atau lebih
2. Memperbesar X2

Dengan cara memperbesar X2 hampir tak dapat


dilakukan,sebab dengan memperbesar X2
akibatnya akan menyebabkan momen menjadi
turun.

E 2.S .r 2
M  k. 2
r 2  ( X 2.S ) 2
3. Memperkecil E2

a. Dengan menghubungkan tahanan di depan lilitan stator


Kerugian: - Rugi-rugi panas
- Kopel start turun
b. Dengan menghubungkan reaktansi di depan lilitan stator
Kerugian: Faktor kerja diperkecil
c. Dengan menggunaan transformator.ini baik, tetapi kerugiannya adalah mahal
d. Dengan menggunakan saklar bintang segitiga. Mula-mula lilitan stator
dihubungkan secara bintang kemudian secara delta
E. PENGATURAN KECEPATAN
Pengaturan kecepatan dapat dilakukan dengan mengadakan
perubahan-perubahan terhadap :
1. Jumlah kutub (p)
2. Frekuensi (f)
3. E2
4. R2
5. X2
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai