Disusun Oleh :
Kelompok H
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan
alhamdulillah tepat pada waktunya. Dalam penulisan laporan tutorial ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
hasil laporan tutorial ini, khususnya kepada :
Dalam penulisan laporan tutorial ini penulis menyadari kekurangan baik secara
teknis penulisan maupun materi, mengingatkan kemampuan yang penulis miliki. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan pembuatan laporan tutorial
ini. Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal kepada
mereka yang telah memberikan bantuan dan semoga apa yang telah kami sampaikan
dalam laporan tutorial ini bisa memberikan manfaat khususnya bagi kami yang masih
dalam tahap belajar dan umumnya bagi semua pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus severe acute respiratory syndrome corona virus 2 (SARS-CoV-
2). COVID-19 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari
gejala yang ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia.
COVID-19 merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak
bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae.
Coronaviridae dibagi dua subkeluarga dibedakan berdasarkan serotipe dan
karakteristik genom. COVID-19 ini dapat mudah menyebar dari satu individu
ke individu lainnya melalui droplet dan air liur.
Penyebaran virus ini sangatlah cepat hingga memakan banyak nyawa di
berbagai negara. Akibat dari maraknya virus corona ini mengakibatkan
berbagai hal yang baru hampir dikerjakan dari rumah, baik sekolah, kuliah,
bekerja ataupun aktivitas yang lainnya. Bahkan tempat ibadah pun sebagian
telah ditutup demi mengurangi penyebaran covid-19.
Di Indonesia, masih melawan Virus Corona hingga saat ini, begitupun
juga di negara-negara lain. Jumlah kasus Virus Corona terus bertambah dengan
beberapa melaporkan kesembuhan, tapi tidak sedikit yang meninggal. Sehingga
berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah, seperti physical distancing (jaga
jarak), lock down, serta PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Namun
masih banyak masyarakat yang tidak mematuhi peraturan tersebut sehingga
akhirnya penyebaran virus ini berjalan sangat cepat.
Dengan demikian, dibutuhkan pemahaman yang intensif mengenai
virus corona serta cara menanggulanginya agar angka penyebaran tidak
semakin meningkat. Mengingat banyak sekali mesyarakat yang masih
1
2
meremehkan adanya virus corona ini serta belum tersnedianya vaksin yang
dapat membantu kesembuhan pasien karena masih dalam pencarian dan
penelitian oleh para ahli. Sehingga perlu untuk dikaji lebih dalam mengenai
permasalahan penanggulangan dan pencegahan Covid-19 ini.
B. Batasan Masalah
1. Step 1 : Klasifikasi istilah
2. Step 2 : Identifikasi masalah
3. Step 3 : Analisa masalah
4. Step 4 : Hipotesa
5. Step 5 : Learning Objective
6. Step 6 : Belajar Mandiri
7. Step 7 : Sintesis
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep Covid 19 ?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan ?
3. Bagaimana peran perawat komunitas ?
4. Bagiamana upaya pencegahan infeksi termasuk covid itu sendiri ?
5. Bagaimana asuhan keperawatan komunitas yang berkaitan dengan
infeksi ?
D. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu memahami terkait konsep Covid19
2. Mahasiswa mampu memahami faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan
3. Mahasiswa mampu memahami peran perawat komunitas
4. Mahasiswa mampu memahami upaya pencegahan infeksi termasuk
covid itu sendiri
3
E. Metode Penyusunan
1. Studi Pustaka
Yaitu suatu pengumpulan data yang diperoleh dengan cara penelusuran
buku-buku tentang tata tulis karya ilmiah untuk memperoleh ketentuan
dasar terhadap materi yang dihadapi.
2. Pencarian Dari Internet
Yaitu penelusuran dari berbagai macam alamat web yang mengenai
materi tentang tata tulis karya ilmiah yang ada di dalam internet untuk
memperoleh materi yang dihadapi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Skenario Kasus
4
5
IgM dan IgG membutuhkan waktu yang cukup lama, bisa hingga 2–4
minggu setelah virus masuk ke dalam tubuh. Oleh sebab itu, hasil
negatif pada rapid test tidak bisa dijadikan penentu seseorang tidak
terinfeksi virus Corona. Hasil positif pada rapid test juga tidak bisa
dijadikan penentu bahwa seseorang terinfeksi virus Corona. Hal ini
karena antibodi yang terdeteksi bisa saja IgM dan IgG yang dibentuk
oleh tubuh karena infeksi virus yang lain, termasuk virus dari kelompok
coronavirus selain SARS-CoV-2. Hasil seperti ini dikatakan hasil
positif palsu (false positive). Di sinilah pentingnya melakukan tes PCR.
Tes PCR akan memastikan hasil dari rapid test. Sampai saat ini, tes PCR
merupakan pemeriksaan diagnostik yang dianggap paling akurat untuk
memastikan apakah seseorang menderita COVID-19 atau tidak. (putri
meisa)
7. Preventif adalah suatu upaya melakukan berbagai tindakan untuk
menghindari terjadinya berbagai masalah kesehatan yang mengancam
diri kita sendiri maupun orang lain di masa yang akan datang (Bayu)
Preventif adalah pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan
sebelum kegiatan itu dilaksanakan guna mencegah terjadinya
penyimpangan dalam hubungan kerja yang diulangi lagi. (Hilmi)
Preventif adalah Membantu untuk mencegah suatu kejadian/
pencegahan (Indri M)
8. Rapid test adalah metode pemeriksaan / tes secara cepat didapatkan
hasilnya. Pemeriksaan ini menggunakan alat catridge untuk melihat
adanya antibodi yang ada dalam tubuh ketika ada infeksi virus. Tes ini
dijalankan dalam rangka menyaring pasien dalam pengawasan (PDP)
dan orang dalam pemantauan (ODP) dengan mengambil sampel darah
dari kapiler ( jari ) atau dari vena. (Via)
b. Urine
c. Tinja
d. Ludah
e. Lendir tenggorokan
f. Dahak
g. Cairan otak dan tulang belakang (serebrosipinal)
h. Sampel jaringan tubuh (Astri)
5. Pencegahan utama :
a. Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama
20 detik hingga bersih.
b. Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam
keadaan kotor atau belum dicuci.
c. Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang
sakit.
d. Hindari menyentuh hewan atau unggas liar.
e. Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering
digunakan.
f. Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu.
Kemudian, buanglah tisu dan cuci tangan hingga bersih.
g. Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
h. Kenakan masker dan segera berobat ke fasilitas kesehatan ketika
mengalami gejala penyakit saluran napas.
i. Terapkan social distencing saat berhadapan atau bertemu
dengan orang luar (Mela)
6. Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan (menurut bloom) :
a. Keturunan
b. Pelayanan kesehatan
c. Perliaku
d. Lingkungan ( Via)
17
E. Step 4 Hipotesa
Hasil Wawancara :
2) Sakit kepala
3) Konjungtivitis
4) Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium
bau
5) Ruam di kulit : gejala-gejala COVID-19 ini umumnya
muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah
penderita terpapar virus Corona. Sebagian pasien yang
terinfeksi virus Corona bisa mengalami penurunan
oksigen tanpa adanya gejala apapun. Kondisi ini disebut
happy hypoxia.
c. Pencegahan Covid-19
Pencegahan covid Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk
mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19. Oleh sebab itu,
cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari
faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini,
yaitu:
1) Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak
minimal 1 meter dari orang lain, dan jangan dulu ke luar
rumah kecuali ada keperluan mendesak.
2) Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau
keramaian, termasuk saat pergi berbelanja bahan
makanan dan mengikuti ibadah di hari raya, misalnya
Idul Adha.
3) Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand
sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60%,
terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di
tempat umum.
4) Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum
mencuci tangan.
24
S2 memiliki fungsi dalam fusi membran antara sel virus dan sel
inang.
Setelah terjadi fusi membran, RNA virus akan
dikeluarkan dalam sitoplasma sel inang. RNA virus akan
mentranslasikan poliprotein pp1a dan pp1ab dan membentuk
kompleks replikasi-transkripsi (RTC). Selanjutnya, RTC akan
mereplikasi dan menyintesis subgenomik RNA yang
mengodekan pembentukan protein struktural dan tambahan.
Gabungan retikulum endoplasma, badan golgi, genomik RNA,
protein nukleokapsid, dan glikoprotein envelope akan
membentuk badan partikel virus. Virion kemudian akan berfusi
ke membran plasma dan dikeluarkan dari sel-sel yang terinfeksi
melalui eksositosis. Virus-virus yang dikeluarkan kemudian
akan menginfeksi sel ginjal, hati, intestinal, dan limfosit T, dan
traktus respiratorius bawah, yang kemudian menyebabkan
gejala pada pasien.
e. Etiologi Covid-19
Etiologi Coronavirus (CoV) merupakan subfamily dari
Coronaviridae ordo Nidovirales dan dikelompokkan dalam 4
subfamily a, b, g dan d berdasarkan genomic dan serotypenya.
Coronavirus merupakan virus RNA dengan genomic terbesar
(>27 Kb). Struktur tubuh virus (virion) ini terdiri dari membran,
selubung lipid bilayer (envelope), glikoprotein yang menyerupai
paku (spike), genom RNA positif, dan protein nukleokapsid.
Sebagian besar coronavirus menginfeksi hewan dan menjadi
pembawa (Carrier) pathogen coronavirus sebelum menginfeksi
manusia. Carrier yang paling sering adalah musang, kelelawar
dan tikus. Sampai saat ini terdapat 6 coronavirus yang dapat
menginfeksi manusia yaitu:
27
1) 229E
2) NL63
3) 0C43
4) HP
5) SARS-CoV
6) MERS-CoV
f. Pemeriksaan Diagnostik Covid-19
Pemeriksaan diagnostik Untuk menentukan apakah pasien
terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan gejala yang
dialami pasien dan apakah pasien baru saja bepergian atau
tinggal di daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona
sebelum gejala muncul. Dokter juga akan menanyakan apakah
pasien ada kontak dengan orang yang menderita atau diduga
menderita COVID-19. Guna memastikan diagnosis COVID-19,
dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:
1) Rapid test untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG)
yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona
2) Swab test atau tes PCR (polymerase chain reaction)
untuk mendeteksi virus Corona di dalam dahak
3) CT scan atau Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat
atau cairan di paru-paru. Hasil rapid test COVID-19
positif kemungkinan besar menunjukkan bahwa Anda
memang sudah terinfeksi virus Corona, namun bisa juga
berarti anda terinfeksi kuman atau virus yang lain.
Sebaliknya, hasil rapid test COVID-19 negatif belum
tentu menandakan bahwa anda mutlak terbebas dari
virus Corona.
4) Foto Toraks
28
a. Pengkajian
No Variable Sub Sub Pertanyaan Sumber Metode
variable subvariabel data
1 Core Sejarah/ Resiko 1. Berapa Masyarakat Pemeriksaan
riwayat terjadinya penduduk fisik
kesehatan penyakit yang
infeksi terindikasi
tidak
mengalami
gejala?
2. Berapa
penduduk
yang
terindikasi
tidak
mengalami
gejala namun
dengan
penyakit
komorbid?
Demografi Bepergian 1. Berapa banyak Masyarakat Kuisioner
ke luar kota penduduk
disini yang
pernah ke luar
kota ?
2. Berapa banyak
penduduk
disini yang
44
tidak pernah ke
luar kota ?
Etnis Kebiasaan 1. Apakah Masyarakat Kuisioner
penduduk pria
disini
mempunyai
kebiasaan
merokok?
2. Berapa banyak
penduduk yang
merokok?
3. Berapa banyak
penduduk yang
dulu pernah
merokok?
4. Berapa banyak
penduduk yang
tidak pernah
merokok?
Sikap 1. Bagaimana Masyarakat Kuisioner
masyarakat sikap
penduduk
dalam
menanggapi
penyakit
infeksi?
2. Apakah ada
upaya
45
penduduk
untuk
melakukan
pencegahan
penyakit
infeksi?
3. Apakah upaya
yang dilakukan
penduduk
untuk
mencegah
penyakit
infeksi?
Perilaku 1. Apakah Masyarakat Kuisioner
masyarakat penduduk dan Ketua dan
melakukan RW wawancara
upaya
pencegahan
penyakit
infeksi?
2. Berapa
penduduk
yang
melakukan
pencegahan
preventif ?
3. Berapa
penduduk
46
yang hanya
kadang-
kadang
melakukan
pencegahan
preventif ?
2 8 Komunikasi Informasi 1. Apakah ada Masyarakat Kuisioner
subsistem kesehatan informasi
terkait
penyakit
infeksi?
2. Berapa
penduduk yang
memiliki
pengetahuan
yang baik
tentang
penyakit
infeksi?
3. Berapa
penduduk yang
memilki
pengetahuan
rendah tentang
penyakit
infeksi?
Data inti/ core :
1) Sejarah/ riwayat kesehatan
47
a. 65 %
b. 10%
c. 15%
d) Berapa banyak penduduk yang tidak pernah
merokok?
a. 65 %
b. 10%
c. 15%
Sikap Masyarakat
a) Bagaimana sikap penduduk dalam menanggapi
penyakit infeksi?
a. Tidak peduli dan tidak menerapkan protocol
kesehatan
b. Takut sehingga menerapkan upaya pencegahan
b) Apakah ada upaya penduduk untuk melakukan
pencegahan penyakit infeksi?
a. Ada
b. Tidak
c) Apakah upaya yang dilakukan penduduk untuk
mencegah penyakit infeksi?
a. Mencuci tangan, pakai masker, dan social
distancing
b. Berada di kerumunan orang banyak
Perilaku Masyarakat
a) Apakah penduduk melakukan upaya pencegahan
penyakit infeksi?
a. Ada
b. Tidak
49
Total 10 100%
2) Demografi
Data distribusi penduduk berdasarkan bepergian ke luar kota di
Kp. X Kota Cimahi
3) Etnis
Data distribusi penduduk berdasarkan kebiasaan merokok di
Kp. X Kota Cimahi
1 Merokok 98 65%
2 Kadang-kadang 95 60%
4) Komunikasi
Data distribusi penduduk berdasarkan Informasi kesehatan di
Kp. X Kota Cimahi
DO DS Masalah keperawatan
komunitas
Kriteria
No Diagnose 1 2 3 4 5 6
Jumlah Rangking
(BxS) (BxS) (BxS) (BxS) (BxS) (BxS)
B=2 B=4 B=3 B=1 B=5 B=6
cukup
(pengetahuan )
di Kp. X Kota
Cimahi
Prioritas masalah
1) Perilaku kesehatan senderung beresiko berhubungan dengan
kurang pemahaman di Kp. X kota Cimahi
2) Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan
sumber daya tidak cukup (pengetahuan ) di Kp. X Kota Cimahi
3) Defisiensi kesehatan komunitas berhubungan dengan kurang
dukungan social untuk program di Kp. X Kota Cimahi
a. Targetkan sasaran
pada kelompok
beresiko tinggi dan
rentang usia yang
akan mendapat
manfaat besar dari
pendidikan
kesehatan
b. Rumuskan tujuan
dam program
pendedeikan
kesehatan
c. Hindari
penggunaan teknik
menakut nakuti
sebagai strategi
untuk memotivasi
2 Ketidakefektifan Setelah Setelah dilakukan 1. Peningkatan kesaaran
pemeliharaan dilakukan pengetahuan perilaku diri :
kesehatan promosi kesehatan dan a. Berbagi observasi
berhubungan kesehatan pengetahuan promosi tentang pola
dengan sumber diharapkan kesehatan diharapkan perilaku dan respon
daya tidak cukup strategi untuk : pasien
(pengetahuan ) mencegah b. Bantu pasien untuk
1. Strategi
di Kp. X Kota penyebaran mengidentifikasi
menghindari
Cimahi penyakit sumber motivasi
paparan bahaya
menuluran 2. Fasilitasi tanggung
lingkungan
meningkat jawab diri :
meningkat
58
mengembangkan
program aksi di
komunitas
d. Lakukan program
edukasi untuk
kelompok yang
beresiko
3 Defisiensi Setelah Setelah dilakukan 1. Manajemen penyakit
kesehatan dilakukan penyuluhan menular :
komunitas peyuluhan dan diharapkan: a. Monitor factor –
berhubungan promosi factor lingkungan
1. Tingkat partisipasi
dengan kurang kesehatan yang
dalam pelayanan
dukungan social diharapkan mempengaruhi
perawatan
untuk program penduduk penyebaran
kesehatan
di Kp. X Kota dapat penyakit menular
preventive
Cimahi meningkatkan b. Monitor populasi
meningkat
status yang beresiko
2. Prevalansi
kesehatan dalam rangka
program
komunitas pemenuhanregimen
peningkatan
prevensi dan
kesehatan
perawatan
meningkat
c. Sediakan informasi
3. Pemeliharaan
mengenai
skrining
persiaoan dan
difokuskan pada
penympanan
deteksi dini
makanan memadai
sempurna
seperti yang
4. Pendidikan
dibutuhkan
kepada anggota
60
Masalah Sum
Sasara Wak Tem Medi
keperawat Tujuan Kegiatan ber PJ
n tu pat a
an dana
n terhadap kekuatan
realita situasi dirinya dan
kesehatan menguatkan
dan mampu nyaa
berperilaku c. Identifikasi
patuh perubhan
perilaku
TUK
target
Setelah dengan
dilakukan istilah yang
kegiatan khusus atau
penyuluhan konkret
di harapkan : 2. Fasilitasi
pembelajara
1. Penduduk n:
mampu a. Tentukan
mengenali tujuan
realita pembelajara
kesehatan n dua arah
2. Mampu yang
mencari realistic
informasi bersama
kesehatan pasien
3. Penduduk b. Sesuaikan
mampu intruksi
menigkatk dengan
an tingkat
aktivitas pendidikan
rekomend dan
asi dengan kemampuan
profession memahami
al pasien
kesehatan c. Sesuaikan
informasi
62
paparan sebanyak
bahaya mungkin
lingkunga c. Berikan
n umpan balik
meningkat positif untuk
2. Strategi memintan
untuk tanggung
mencegah jawab
penyebara tambahan
n penyakit dan atau
meningkat perubahan
3. Layanan perilaku
peningkat 3. Manageman
an lingkungan
kesehatan komunitas :
meningkat a. Inisiasi
4. Teknik skrining
skrining resiko
diri kesehatan
meningkat berasal dari
5. Latihan lingkungan
rutin yang b. Monitor
efektif status
meningkat kesehatan
6. Resiko yang sudah
penyakit diketahui
yang di c. Berkolabora
turunkan si dalam
meningkat mengemban
gkan
program aksi
di komunitas
d. Lakukan
program
65
edukasi
untuk
kelompok
yang
beresiko
Defisiensi TUM 1. Manajemen Masyar Rabu Balai 1 juta Video Ketu
kesehatan penyakit akat , 14 desa dari a RT
Setelah Leafl
komunitas menular : Kp. X Okto Kp. uang Kp.
dilakukan eat,
berhubunga a. Monitor Kota ber X kas X
penyuluhan poster
n dengan factor – Cimahi 2020 Kota RT Kota
dan promosi
kurang factor Cima Cim
kesehatan
dukungan lingkungan hi ahi
diharapkan
social yang
penduduk
untuk mempengaru
dapat
program hi
meningkatka
penyebaran
n status
penyakit
kesehatan
menular
komunitas
b. Monitor
populasi
yang
TUK beresiko
dalam
Setelah
rangka
dilakukan
pemenuhanr
penyuluhan
egimen
diharapkan:
prevensi dan
1. Tingkat perawatan
partisipasi c. Sediakan
dalam informasi
pelayanan mengenai
perawatan persiaoan
kesehatan dan
penympanan
66
preventive makanan
meningkat memadai
2. Prevalansi seperti yang
program dibutuhkan
peningkata d. Tingkatkan
n akses pada
kesehatan pendidikan
meningkat kesehatan
3. Pemelihar yang
aan memadai
skrining sehubungan
difokuskan dengan
pada pencegahan
deteksi dan
dini pengobatan
sempurna terhadap
4. Pendidika penyakit
n kepada menualr dan
anggota pencegahan
komunitas berulang nya
akan kejadian,
pentingnya
skrining
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil data pengkajian yang telah dilakukan di Kp.X
Kota Cimahi didapatkan permaslaahan kesehatan komunitas diantaranya
Perilaku kesehatan cenderung beresiko, Defisiensi kesehatan komunitas, dan
Ketidakefektifam pemeliharaan kesehatan. Setelah ditemukan masalah
kesehatan komunitas maka akan disusunlah suatu rencana keperawatan
komunitas dengan strategi Planning Of Action (POA). Dimana POA sendiri
terdiri dari berbagai macam rencana keperawatan yang akan dilakukan oleh
perawat komunitas dengan melibatkan peran serta masyarakat di dalamnya.
B. Saran
1. Untuk perawat
Diharapkan dapat melakukan asuhan keperawatan dengan strategis,
terstruktur serta dapat diharapkan memberikan tindakan keperawatan
yang komprehensif pada masyarakat, dan memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat secara berkala
2. Untuk masyarakat
Diharapakan menciptakan suasana yang nyaman di area lingkungan
tempat tinggal masyarakat, memanfaatkan sarana dan prasarana
kesehatan lebih baik, meningkatkan kualitas hisup dengan menerapkan
gaya hidup PHBS, serta tetap menerapkan protocol kesehatan yang
telah ditetapkan pemerintah dimanapun dan kapanpun berada.
67
DAFTAR PUSTAKA
3. Hal-hal Seputar Pemeriksaan Penyakit Infeksi yang Perlu Anda Tahu. (2020).
Diakses 3 October 2020, Online https://www.alodokter.com/hal-hal-seputar-
pemeriksaan-penyakit-infeksi-yang-perlu-anda-tahu
8. Pandemi Covid-19: Pertahankan Pola Hidup Bersih dan Sehat Sebagai New
Normal. (2020). Diakses 3 October 2020, Online
68
69
https://www.google.co.id/amp/s/www.enervon.co.id/amp/article/1102/pandem
i-covid-19-pertahankan-pola-hidup-bersih-dan-sehat-sebagai-new-normal/