Anda di halaman 1dari 27

Asuhan Keperawatan

Pada Pasien Efusi Pleura


Nama kelompok :
1. Andin Septiana W. (202101005)
2. Arian Chumaini H. (202101007)
3. Fiki Dias Puapitasari (202101022)
4. Fita Eka Nurrohmah (202101023)
5. Maimun Romzahtun(202101038)
6. Maria Dolorosa L. (202101039)
7. Sara Amanda S. (202101055)
8. Sofi Laelatul M. (202101056)
Anatomi dan fisiologi
1. Pleura merupakan struktur pelengkapan dari system pernafasan yang
berfungsi sebagai struktur penunjang yang dibutuhkan dalam proses
berjalannya system pernafasan tersebut. Struktur perlengkapan lainnya yaitu
dinding pada dada yang tersusun dari iga dan otot, otot abdomen,
diagfragma maupun pleura itu sendiri. Pada anatomi pleura terdapat pleura
viseralis, rongga pleura dan pleura parietalis,

2. Pleura berperan dalam sistem pernpasan melalui tekanan pleura yang


ditimbulkan oleh rongga pleura yang berisi cairan 10-20 cc sehingga
mempengaruhi pengembangan paru paru dalam proses respirasi.
Definisi dan Etiologi
Efusi pleura adalah penimbunan cairan pada rongga pleura yang melebihi
batas normal. Dalam keadaan normal terdapat 10 – 20 cc cairan. Sehingga
pada rongga pleura terdapat cairan pleura dalam jumlah yang berlebihan yang
disebabkan oleh ketidak seimbanggan antara pembentukan dan pengeluaran
cairan pleura.

ETIOLOGI
Penyebab efusi pleura lain yang kurang umum antara lain tuberkulosis, penyakit
autoimun, perdarahan (karena trauma dada), chylothorax (karena trauma), infeksi
dada dan perut, efusi pleura abses ( karena paparan asbes), sindrom Meig (karena
tumor ovarium jinak), dan sindrom hiperstimulasi ovarium. Efusi pleura dapat
terjadi pada beberapa jenis kanker termasuk kanker paru-paru, kanker payudara,
dan limfoma.
Klasifikasi Efusi Pleura
Efusi transudative
Karakteristik transudat adalah rendahnya konsentrasi protein dan molekul
besar lainnya, terjadi akibat kerusakan/perubahan faktor-faktor sistemik
yang berhubungan dengan pembentukan dan penyerapan cairan pleura.
Penyebab utama biasanya gagal jantung ventrikel kiri dan sirosis hati

Efusi eksudatif
Karakteristik eksudat kandungan protein lebih tinggi dibandingkan
transudat. Hal ini karena perubahan faktor lokal sehingga pembentukan dan
penyerapan cairan pleura tidak seimbang. Penyebab utama, yaitu
pneumonia bakteri, keganasan (ca paru, mamae,limfoma, ovarium), infeksi
virus dan emboli paru
Manifestasi klinis
Efusi pleura terdapat beberapa gejalanya disebabkan oleh penyakit
dasar pneumonia yang akan menyebabkan demam, mengigil, dan
nyeri dada pleuritik. Efusi pleura dapat mengakibatkan dipsnea
dan batuk. Ukuran efusi akan menentukan keparahan gejala.

1. Efusi luas : sesak napas, bunyi pekak atau datar pada saat
perkusi di atas area yang terisi cairan, bunyi napas minimal atau
tak terdengar dan pergeseran trakea menjauhi tempat yang sakit.

2. Efusi ringan sampai sedang : dipsnea bisa tidak terjadi. (Ketut &
Brigitta, 2019).
Patofisiologi
Pasien datang ke Rs. Abdoel Moeloek pada tanggal
24 maret 2019 melalui UGD pukul 21.23 WIB.
Klien mengatakan sesak napas. Pasien mengatakan
sesak yang dirasakan hilang timbul, sesak berat
KASUS
dirasakan saat beraktivitas dan sesak terasa ringan
saat dalam keadaan rileks dan memposisikan
setengah duduk dan miring sebelah kanan, Pasien
mengatakan dada sebelah kanan atas terasa berat,
frekuensi sesak tidak menentu, sesak
mengakibatkan pasien mual dan tidak nafsu makan.
Sesak sudah dirasakan sejak 3 hari yang lalu,
dengan TTV:
1. TD : 120/90,
2. RR : 28 x/menit,
3. S : 36,0 0C,
4. N : 92 x/menit,
5. SaO2 : 98%
Identitas Pasien
Nama Ny. N
Ruangan Cempaka
Umur 53 tahun
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan IRT
Jenis kelamin Perempuan
Alamat Pare rt 03/ rw02, Kediri
Tanggal MRS 24 Maret 2022
Tanggal Pengkajian 25 Maret 2022
Diagnose Efusi Pleura
Data Hasil

Keluhan utama Sesak nafas

Riwayat penyakit sekarang Pasien mengatakan pasien mengalami sesak nafas


yang hilang timbul, dada sebelah kanan terasa berat,
mual dan tidak nafsu makan, sejak 3 hari yang lalu.

Riwayat penyakit dahulu Pasien mengatakan tidak pernah masuk rumah sakit
sebelumnya, pasien tidak pernah mengalami operasi
sebelumnya.

Riwayat penyakit keluarga Pasien mengatakan keluarga pasien tidak ada yang
memiliki Riwayat penyakit TBC, jantung, diabetes
militus, dan hipertensi.

Riwayat alergi Pasien mengatakan tidak memiliki Riwayat alergi baik


alergi obat maupun makanan.
Keadaan umum a. Pasien terpasang infus RI 500cc
b. Pasien dengan posisi semi fowler
c. Pasien terpasang WSD

Kesadaran Composmentis
Ttv TD : 120/90 mmHg
N : 92x/menit
RR : 28x/menit
S : 36 C
SPO2 : 98%
Kenyamanan / nyeri P : terdapat nyeri tekan pada ulu hati
Q : nyeri dirasakan seperti terlilit
R : nyeri dibagian ulu hati
S : skala nyeri 4
T : nyeri dirasakan hilang timbul
Status fungsional Sebelum sakit pasien beraktivitas` dan bekerja seperti
biasa, seetelah sakit pasien hanya terbaring di tempat
tidur dan aktivitasnya dibantu oleh keluarga. Pasien
mengatakan sebelum masuk rumasakit tidurnya 6-8
jam/hari. Pasien mengatakan tidak dapat tidur dengan
nyenyak dan sering terbangun saat tidur karena nyeri
Pemeriksaan thorak system Pasien mengatakan sesak saat melakukan aktivitas
Pernafasan dan cepat Lelah, pasien tidak batuk
Inspeksi
Bentuk dada asimetris, Gerakan dinding dada
asimetris (pergerakan dada kanan tertinggal), tidak
terdapat benjolan atau lesi, tampak retraksi dinding
dada. Pernafasan dangkal dan cepat, tampak kesulitan
bernafas.
Palpasi
Terdapat nyeri tekan, vocal fremitus menurun,
ekspansi dada tidak maksimal ada ketertinggalan
gerak pada dada sebelah kanan, tidak teraba getaran
antara IC 6-8 pada dada sebelah kanan depan
Perkusi
Terdapat suara redup antara IC 6-8 pada sebelah
kanan
Auskultasi
Terdengar suara vesikuler pada thorax sinistra dan
terdengar suara ronkhi pada thorax dextra antara IC
6-8 depan
Pemeriksaan sistem pencernaan Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit
dan status nutrisi pasien makan 3 kali dalam seharian selalu
menghabiskan 1 piring setiap makan. Semenjak
masuk rumah sakit nafsu makan pasien berkurang
dan hanya menghabiskan sedikit atau ½ porsi
makanan yang diberikan rumah sakit. Pasien
mengatakan minum dalam sehari sekitar 8-9 gelas.
Selama 24 jam terakhir pasien makan 3 kali dalam
sehari. Pasien mengatakan di rumah sakit tidak
menghabiskan makanan yang disediakan. Pasien
mengatakan nyeri ulu hatinya dan pasien merasa
mual dan tidak nafsu makan. Pasien tampak lemas.
Pasien mengatakan dirumah frekuensi buang air kecil
normal dalam satu hari 3-4 kali perhari dengan
konsistensi kuning jernih, bau normal. BAB 1x dalam
sehari dengan konsitensi padat. Sedangkan pasien
mengatakan saat dirumah sakit frekuensi buang air
kecil dalam sehari 4-5 kali perhari dengan warna
kuning jernih dan bau seperti bau obat.
Abdomen Inspeksi
Tidak ada lesi dan stomatitis, terdapat distensi
abdomen, klien terpasang kolostomi

Auskultasi
Bising usus 10x/menit

Palpasi
Terdapat nyeri tekan pada ulu hati pasien. Pasien
mengatakan nyeri seperti terlilit dan hilang timbul,
nyeri akan hilang jika pasien berbaring setengah
duduk dan menarik nafas dalam, dan akan timbul jika
pasien melakukan aktivitas, nyeri tidak menyebar
dengan skala 4. Tidak ada pembesaran hepar

Perkusi
Terdapat suara timpani pada kuadran kanan atas.
Analisa data Etiologi Diagnosa keperawatan

DS: pasien mengatakan sesak Peradangan pleura Pola Nafas Tidak Efektif
nafas dan sesak dirasakan Ketika ↓ Berhubungan dengan hambatan
pasien beraktivitas Penumpukan cairan pada rongga upaya nafas (kelemahan otot
DO: pleura pernafasan) (D.0005)
TTV : ↓
- TD : 120/90mmHg Penurunan Ekspansi paru
- RR : 28x/mnt ↓
- S : 36 C Sesak nafas
- N : 92x/mnt ↓
-vocal fremitus menurun Ketidakefektifan pola nafas
-terpasang WSD
-tampak sulit bernafas
-pernafasan dangkal dan cepat
-tampak retraksi dinding dada
-pernafasan cuping hidung
-frekuensi nafas 28x/menit
-terpasang nasal kanul 2 lpm
DS: pasien mengatakan mual dan Peradangan pleura Resiko Defisit Nutrisi
tidak nafsu makan ↓ berhubungan dengan mual dan
DO: Penumpukan cairan pada rongga kurangnya nafsu makan
TTV : pleura (D.0032)
- TD : 120/90mmHg ↓
- RR : 28x/mnt Penurunan Ekspansi paru
- S : 36 C ↓
- N : 92x/mnt Sesak nafas

-pasien tampak lemas Penekanan struktur abdomen
-pasien tampak distensi abdomen ↓
-pasien tampak menghabiskan ½ Anoreksia
dari porsi makan yang diberikan ↓
Gangguan pemenuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan
DS: pasien mengatakan mudah Peradangan pleura Intoleransi Aktivitas berhubungan
Lelah, sesak jika banyak ↓ dengan kelemahan
beraktivitas Penumpukan cairan pada rongga (D.0056)
DO : pleura
TTV : ↓
- TD : 120/90mmHg Penurunan Ekspansi paru
- RR : 28x/mnt ↓
- S : 36 C Sesak nafas
- N : 92x/mnt ↓
-pasien tampak lemas Penurunan suplai O2
-aktivitas dibantu oleh perawat dan ↓
keluarga Kelemahan, kelelahan
-pasien terpasang nasal kanul 2 ↓
lpm Intoleransi aktivitas
Diagnosa keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif


berhubungan dengan
hambatan upaya nafas
2. Resiko defisit nutrisi
berhubungan dengan mual
dan kurangnya nafsu makan
3. Intoleransi aktifitas
berhubungan dengan
kelemahan
Diagnosa keperawatan Luaran SLKI Intervensi SIKI

Pola Nafas Tidak Efetif (L.01004) Manajemen jalan nafas (I.01011)


( D.0005 ) Setelah dilakukan perawatan 3 x Observasi
24 jam diharapkan hasil: 1. Monitor pola nafas
1. Frekuensi nafas cukup (frekuensi,kedalaman,usaha
membaik (4) nafas)
2. Penggunaan otot bantu nafas 2. Monitor bunyi nafas tambahan
cukup menurun (4) (ronkhi)
3. Dispnea cukup menurun (4)
4. Pernafasan cuping hidung Terapuetik
cukup menurun (4) 3. Posisikan semi fowler atau
5. Kedalaman nafas cukup fowler
membaik (4) 4. Berikan minum air hangat
6. Vocal fremitus cukup 5. Lakukan fisioterapi dad, jika
meningkat (4) perlu
6. Berikan oksigen jika perlu
7. Pemantauan terhadap WSD
(cairan yang mengatur) jika
terpasang
Edukasi
1. Ajarkan Teknik batuk efektif

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.

Resiko defisit nutrisi (L.03030) Manajemen gangguan makan


(D.0032) Setelah dilakukan perawatan 3x24 (L.03111)
jam diharapkan hasil : Observasi
1. Porsi makanan yang 1. Monitor asupan dan keluarnya
dihabiskan cukup meningkat makanan dan cairan serta
(4) kebutuhan kalori
2. Nafsu makan cukup membaik Terapuetik
(4) 2. Timbang berat badan secara
3. Nyeri abdomen cukup rutin
menurun (4) Edukasi
3. Tanyakan kepada pasien
makan yang disukai, tetapi
tidak melanggar diet.
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang kebutuhan kalori dan
pilihan makanan
Intoleransi aktivitas (L.05047) Manajemen energi (I.05178)
(D.0056) Setelah dilakukan perawatan 3x24 Observasi
jam diharapkan hasil : 1. Identifikasi gangguan fungsi
1. Keluhan Lelah cukup tubuh yang mengakibatkan
menurun (4) kelelahan
2. Dispnea saat aktivitas cukup 2. Monitor kelelahan fisik
menurun (4) 3. Monitor lokasi dan ketidak
3. Perasaan lemah cukup nyamanan selama melakukan
menurun (4) aktivitas
Terapeutik
4. Batasi pengunjung
5. Batasi penggunaan cahaya
6. Jaga kebersihan dan
keharuman ruangan
7. Stel lagu lagu kerohanian
(sholawatan)
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan aktifitas secara
bertahap
3. Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak kekurangan

Kolaborasi
1. kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makan
Implementasi dan evaluasi
Hari / tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Ttd
keperawatan
Jum’at, Pola nafas tidak 1. Memeriksa tanda tanda S:
25/03/2022 efektif vital 1. Pasien mengatakan sesak
08.00 2. Mengauskultasikan dada 2. Pasien mengatakan sesak
sebelah kiri pasien bertambah saat
3. Memposisikan pasien beraktivitas
dengan posisi semi fowler O:
4. Mengajarkan pasien untuk 3. Terpasang O2 nasal
batuk dan nafas dalam kanul 2 1pm
yang efektif 4. Posisi px semi fowler
5. Memonitor frekuensi 5. Terpasang WSD
nafas 6. TTV :
6. Memberi terapi oksigen TD :120/90mmHg
7. Memantau WSD cairan N : 92x/mnt
yang dibuang 100ml RR : 28x/mnt
8. Kolaborasi pemperian S : 36 C
obat
1. Bunyi nafas ronkhi
2. Terdapat penggunaan
otot bantu pernafasan
3. Tampak pernafasan
cuping hidung
4. Tampak retaksi dinding
dada
5. Pernafasan dangkal dan
cepat jumlah cairan yg
dibuang 100ml
A:
Pola nafas tidak efektif
belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
6. monitor kualitas,
frekuensi, dan
kedalaman nafas
7. Monitorbunyi mafas dan
catat adanya bunyi nafas
tambahan
Jum’at Resiko defisit 1. Memonitor asupan dan S:
25/03/2022 nutrisi keluarnya makanan dan 1. Pasien mengatakan
09.00 cairan serta kebutuhan masih mual dan tidak
kalori nafsu makan
2. Menimbang berat badan O:
secara rutin 2. Makanan yang dimakan
3. Kolaborasi dengan ahli hanya ½ porsi yang
gizi terkait makanan yang diberikan
di sukai oleh pasien 3. Berat badan turun 1 kg
A:
4. Resiko defisit nutrisi
belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
Jum’at Intoleransi 1. Mengidentifikasi S:
25/03/2022 aktifitas gangguan fungsi tubuh 1. Pasien mengatakan
10.00 yang mengakibatkan masih sesak jika
kelelahan melakukan aktifitas
2. Memonitor kelelahan O:
fisik 2. Pasien terlihat lemas
3. Memonitor lokasi dan 3. Memerlukan bantuan
ketidaknyamanan selama jika ingin melakukan
melakukan aktivitas aktifitas (ke kamar
4. Membatasi pengunjung mandi)
5. Membatasi penggunaan 4. Terpasang O2 nasal
cahaya kanul 2 lpm
6. Menjaga kebersihan dan A:
kebersihan ruangan 5. Intoleransi aktivitas
7. Memutar music belum teratasi
kerohanian (sholawatan) P: intervensi dilanjutkan
6. memonitor kelelahan
fisik
7. Batasi pengunjung
8. Batasi penggunaan
cahaya
9. Jaga kebersihan ruangan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai