Kelompok :
Afifah Awaliah
Apriadi
Arifudin Zainullah
Eneng Suryani
Indah Lestari
Indah Ayu Lestari
Intan Trias Wulandari
Kurnia Dwi Noviana
Mugi Pudji Rahayu
Putri Laras Andini
Refina Tri Santi
Resty Ramadhiansari
Sefti Melia
Shelly Noviana
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Nama : Ny. SW
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 56 tahun
Status Perkawinan : menikah
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Wirausaha (Warung Sembako )
Alamat : jl. Menuju Sehat
Golongan Darah : O
Tanggal Pengkajian : 10 Oktober 2020
B. KELUHAN UTAMA
Seorang wanita, berinisial Ny.SW usia 54 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak
nafas yang bertambah berat sejak 3 SMRS sampai saat ini, sesak muncul saat
beraktivitas ringan seperti berjalan sekitar 30 meter dan terkadang sesak dirasakan
saat beristirahat. klien mengatakan Sesak berkurang saat klien beristirahat disertai
dengan kenaikan berat badan 2 kg, 44kg – 46kg.. Klien juga mengatakan sulit tidur
malam hari, sering terbangun di malamm hari karena sesak dan bisa teratasi apabila
tidur dengan posisi duduk dengan ganjalan 2 bantal. Klien mengatakan perut terasa
penuh, klien mengeluh bengkak di kaki. perut terasa penuh, mual sudah 2x. Klien
mengatakan tiap hari cemas dengan penyakit yang semkin memperburuk kondiinya
H. RIWAYAT SPIRITUAL
Klien beragama Islam, dan klien sholat dan mengaji serta berdoa untuk
kesembuhannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
I. GENOGRAM
: Mati
: perempuan
: hidup bersama
: Laki laki
: pasien
J. PEMERIKSAAN FISIK
1. KEADAAN UMUM
Keadaan umum : klien tampak lemah dan terlihat sesak.
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
MAP : 110 + (2x70) = 83,3
3
Nadi : 88x/menit
Pernapasan : 24 x/menit
Temperatur : 36,6 0C
BB : 46 kg (44 kg)
TB : 149 cm
IMT : 20,7 kg/m2 (normoweight)
2. KEADAAN SPESIFIK
Kepala : Normosefali,tampak simetris, ekspresi wajar, warna rambut hitam-
putih.
Mata : mata simetris, sklera normal, reflek cahaya (+), pergerakan mata ke
segala arah baik, terlihat lingkaran hitam. Konjungtiva anemis.
Hidung : Bagian luar hidung tak ada kelainan
Mulut : tidak ada Sariawan maupun pembesaran tonsil,
Telinga : Kedua meatus akustikus eksternus tak ada kelainan
Leher : JVP (5+2) cmH2O, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
Thorax
Pulmo
Inspeksi : tidak ada retraksi dinding dada, terlihat penggunaan otot bantu
napas
Palpasi : Stem fremitus kanan dan kiri sama, tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru, batas paru hepar ICS VI, dengan
peranjakan satu jari.
Auskultasi : suara vesikuler normal pada paru kanan dan kiri, Bunyi nafas
terdengar lemah dengan terdapat suara ronkhi basah halus dikedua
basal paru.
Jantung
Palpasi : Iktus kordis teraba ICS VII linea aksilaris anterior sinistra
Perkusi : Batas kanan linea parasternalis dekstra, batas atas ICS III linea
sternalis sinistra, dan batas kiri jantung ICS VII linea aksilaris
anterior sinistra.
Auskultasi : HR 88 x/menit, reguler. BJ I&II (+), terdapat BJ4 murmur (+)
sistolik di katup trikuspid grade 3/6. Terdengar Murmur sistolik , di
katup mitral grade 3/6. Murmur diastolik di katup pulmonal grade
3/6.
Abdomen
Inspeksi : permukaan yang sedikit cembung, venektasi kolateral (-), scar (-)
Palpasi : terasa penuh, terdapat nyeri tekan di daerah epigastrium, hepar
teraba 2 jari dibawah arcus costae. Lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : Bising usus normal
Ekstremitas atas: clubbing finger (-), pucat (+), akral sianosis (-), CRT 3.
Ekstremitas bawah : edema di ekstremitas bawah grade 2, CRT 3.
3. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
Kimia klinik
No Pemeriksaan Hasil Satuan normal
1 GDS 100 mg/dl <180 mg/dl
2 Uric a cid 6,1 mg/dl 3 – 7 mg/dL
3 Ureum 207,9 mg/dl 10 -50 mg/dL
4 Kreatinin 1,5 mg/dl 0,5 – 1,4 mg/dL
5 Protein t otal 8,3 g /dl 6,7 – 8,6 g/dl
6 SGOT 40 U/ I 6 – 30 U/ l
7 SGPT 16 U/ I 7 – 32 U/ l
8 Natrium 170 m mol/l 135 – 153 mmol/l
9 Kalsium 4,0 m mol/l 8,5 – 10,5
10 Kalium 5,9 mmol/dL 3,5 – 5,1 mmol/dL
Kolestrol
No Pemeriksaan Hasil Satuan Normal
1 Cholesterol total 73 mg/dl <200 mg/dL
2 HDL 17 m g/dl L = >40 mg/dL
P= >50mg/Dl
3 LDL 42 m g/dl 70 – 100 mg/dL
4 Trigliserida 126,5 m g/dl <150 mg/dL
5 Albumin 3,3 g /dl 3,5 – 5,5 g/dL
6 Globulin 5,0 g /dl 2,0 – 3,5 g/dl
Pemeriksaan AGD
No Pemeriksaan Hasil Satuan normal
1 pH 7,36 7,35 - 7,45
2 PCO2 30 35 – 45 mmHg
3 PO2 72 80 – 100 mmHg
4 HCO3 20 22 – 26 mmHg
5 Saturasi O2 85 95 – 100 %
Hasil Interpretasi AGD : alkalosis respiratorik terkompensasi penuh
Pemeriksaan foto rontgen thorax
Kesan: Kardiomegali (CTR > 50%). Terlihat bercak ercak
Pemeriksaan EKG
Kesan : sinus ritme dan old MCI Anterior
Pemeriksaan ECHO
Kesan: Left ventricle hypertrophy. LV dilatasi, LA dilatasi, PR moderate, TR
mild, Mitral valve prolaps severe (PML flailed dengan MR severe) susp.
ruptur chorda, LVEF 43%
5. PENATALAKSANAAN
a. Non farmakologis :
O2 nasal 2-3 L/m
Balance cairan :
IVFD RL 7 tpm (1 kolf/ 24 jam)
Diit :
Diet jantung III (DD3)
b. Farmakologis :
Furosemid 2×1 (IV)
Letonal 1×1/2 tab (PO)
Mini aspi 1×1 tab (PO)
Injeksi omeprazole 1×1 (IV)
Digoxin 2x½ tab (PO)
6. DATA FOKUS
7. ANALISA DATA
DO
Tekanan darah 110/70 mmHg
Nadi 88x/menit
Pernapasan 24 x/menit
distensi vena jugularis, JVP (5+2)
cmH2O, ronkhi basah halus dikedua
basal paru.
Hepar teraba 4 jari bawah arcus
costae, dan didadapatkan adanya
edema grade 2 di tungkai bawah
Batuk terlihat dahak disertai dengan
darah dan berbuih
rontgen thorax : Kardiomegali (CTR
> 50%). Terlihat bercak bercak
Pemeriksaan ECHO
Kesan: Left ventricle hypertrophy.
LV dilatasi, LA dilatasi, PR
moderate, TR mild,Mitral valve
prolaps severe (PML flailed dengan
MR severe) susp. ruptur chorda,
LVEF 43%.
DO:
distensi vena jugularis, JVP (5+2)
cmH2O
ronkhi basah halus dikedua basal
paru.
Pada pemeriksaan jantung
didapatkan kesan kardiomegali.
Hepar teraba 4 jari bawah arcus
costae, dan didadapatkan adanya
edema di tungkai bawah.
Asupan cairan oral klien 2 gelas
(500cc) saja setiap hari IVFD RL 1
kolf / 24 jam (7 tetes/ menit)
Saat dirawat pasien buang air kecil
500ml/hari,
Bb sebelum 44 kg, setelah sakit 46
kg
Ureum 207.9 mg/Dl, kreatinin 2,2
mg/dl, Na 170 mmol/l, kalsium 4,0
mmol/l, kalium 5.9 mmol/l, kreatinin
darah 2,4mg/dl
3. DS: Gangguan Perubahan Membran
sesak nafas yang bertambah berat Pertukaran gas Alveolus- Kapiler
sejak 3 SMRS sampai saat ini, sesak
muncul saat beraktivitas ringan
seperti berjalan sekitar 30 meter dan
terkadang sesak dirasakan saat
beristirahat.
Klien mengatakan tiap hari cemas
dengan penyakit yang semkin
memperburuk
DO :
Pernapasan 24 x/menit
ronkhi basah halus dikedua basal
paru.
Batuk terlihat dahak disertai dengan
darah dan berbuih
CRT 3
area ekstremitas atas dan bawah
terlihat pucat
rontgen thorax : Kardiomegali (CTR
> 50%). Terlihat bercak bercak
hasil AGD :
Ph 7.36, PCO2 30, PO2 72, HCO3 20,
Saturasi O2 85.
alkalosis respiratorik
terkompensasi penuh
8. DIAGNOSA
a. Penurunan curah jantung b.d perubahan preload
b. Hipervolemia b.d gangguan aliran balik vena
c. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveolus-kapiler
d. Intoleransi Aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
9. INTERVENSI
Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi
Penurunan Curah Setelah dilakukan PERAWATAN JANTUNG
Jantung perawatan 1 x 24jam
A. Observasi
diharapkan curah jantung
1. Monitor tekanan darah
pasien meningkat
2. Monitor intake dan
dengan kriteria hasil :
output cairan
Frek. Nafas dalam
- intake cairan perhari :
batas normal
Edema tidak ada 30 ml x 46 kg = 1,38 /
Hasil lab dalam 1,4 L
batas normal
EF mwningkat - output cairan / hari : 1 x
30ml/kg BB =
30ml x 46kg = 1.380 ml
3. Edukasi
2. Kolaborasi
Kolaborasi
Pemberian O2 3 L
Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN ENERGI (I. 05178)
keperawatan diharapkan
1. Observasi
klien dapat melakukan
kegiatan sehari hari seperti Monitor kelelahan
semula denigan kriteria fisik dan emosional
hasil : Monitor pola dan jam
- Nafas dengan normal tidur
tanpa menggunakan 2. Terapeutik
otot bantu nafas Sediakan lingkungan
- TTV dalam batas nyaman dan rendah stimulus
normal (mis. cahaya, suara,
- Klien terlihat segar kunjungan)
dan bersemangat Lakukan rentang gerak
- Klien dapat pasif dan/atau aktif
melakukan aktivitas Berikan aktivitas
tanpa sesak distraksi yang
- Pola tidur klien menyenangkan
terpenuhi Fasilitas duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
3. Edukasi
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
Anjurkan
menghubungi perawat jika
tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
Ajarkan strategi
koping untuk mengurangi
kelelahan
4. Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
B. TERAPI AKTIVITAS (I.05186)
Monitor respon
emosional, fisik, social, dan
spiritual terhadap aktivitas
2. Terapeutik
Sepakati komitmen
untuk meningkatkan
frekuensi dan rentang
aktivitas
Fasilitasi memilih
aktivitas dan tetapkan tujuan
aktivitas yang konsisten
sesuai kemampuan fisik,
psikologis, dan social
Fasilitasi pasien dan
keluarga dalam
menyesuaikan lingkungan
untuk mengakomodasikan
aktivitas yang dipilih
Fasilitasi aktivitas fisik
rutin (mis. ambulansi,
mobilisasi, dan perawatan
diri), sesuai kebutuhan
Libatkan kelarga
dalam aktivitas, jika perlu
Jadwalkan aktivitas
dalam rutinitas sehari-hari
Berikan penguatan
positfi atas partisipasi dalam
aktivitas
3. Edukasi
Anjurkan melakukan
aktivitas fisik, social,
spiritual, dan kognitif,
dalam menjaga fungsi dan
kesehatan
Anjurkan keluarga
untuk member penguatan
positif atas partisipasi dalam
aktivitas
K. Analisa Jurnal
1. Karakteristik Hasil Pemeriksaan Ekokardiografi pada Penderita Gagal Jantung
yang Dirawat di Rumah Sakit Roemani Periode 1 Januari – 31 Desember 2010 :
La ode Rinaldi , Kuntio Sri Herlambang, Andra Novitasari
a. Prevalensinya adalah 1-2 % pada populasi dengan umur < 55 tahun dan
meningkat secara dramatis pada usia > 75 tahun sebanyak 10 %. Gagal
jantung dapat terjadi pada semua usia tergantung pada penyebabnya. Data
longitudinal yang diperoleh dari Framingham Heart Study menunjukkan
bahwa awal mula terjadinya disfungsi sistolik atau diastolik dari ventrikel kiri
berhubungan erat dengan peningkatan insiden gagal jantung.
b. Gagasan tersebut mendukung bahwa gagal jantung terjadi secara progresif.
Analisis lain yang dilakukan pada ekokardiografi dari 36.000 lebih pasien
yang menjalani rawat jalan menunjukkan bahwa kebanyakan dari mereka
adalah disfungsi diastolik sedang dan berat. Sehingga diambil kesimpulan
disfungsi diastolik ringan adalah prediktor kematian yang independen.
c. Ekokardiografi dua dimensi (2-D) sangat direkomendasikan dalam evaluasi
awal pada pasien yang diketahui atau dicurigai gagal jantung. Fungsi ventrikel
dapat dievaluasi, dan kelainan katup primer atau sekunder bisa dinilai dengan
akurat
d. Gagal jantung dapat dipresipitasi oleh penyakit jantung yang mendasarinya :
- Dekompensasi secara klinis muncul pertama kali ketika proses intristik
misalnya akibat penyempitan katup aorta atau katup mitral
- Infeksi sistemik atau perkembangan dari penyakit yang tidak ada
hubungan dengan jantung juga bisa menyebabkan gagal jantung. Infeksi
sistemik mempresipitasi gagal jantung dengan meningkatkan metabolisme
total sebagai konsekuensi dari demam, gelisah, dan batuk, sehingga beban
hemodinamik jantung meningkat.
- Begitu juga dengan syok septik yang mempresipitasi gagal jantung dengan
cara menekan kontraksi miokardial.
- Infeksi dan inflamasi yang terjadi di jantung seperti miokarditis atau
endokarditis infektif sangat berbahaya, karena langsung menyebabkan
gangguan fungsi miokardial dan memperparah penyakit jantung yang
sudah ada.
2. Gambaran Aktivitas Listrik Jantung Pasien Rawat Inap Dengan Congestive Heart
Failure (CHF) Di Irina F-Jantung Rsup Prof Dr. R. D. Kandou Manado : I Made S. K.
Raka, Vennetia R. Danes, Wenny Supit
a. Hasil Penelitian :
- Semua sampel berjenis kelamin laki-laki (11 org/100%)
- Usia paling banyak 61-70 tahun (45,5%)
- Pada distribusi berdasarkan penyebab CHF yang terbanyak ialah CHF
dengan penyebab Hypertensive Heart Disease (HHD) (45,5%), yang
paling sedikit CHF dengan penyebab OMI (18,2%).
- EKG pada pasien CHF et causa HHD memberikan gambaran irama
jantung yang normal dan juga takikardi, interval PR dan kompleks QRS
normal, aksis deviasi kekiri, elevasi dan depresi segmen ST pada sadapan
yang berbeda, serta Q patologik.
- EKG pada pasien CHF et causa coronary arterial disease (CAD)
memberikan gambaran irama jantung normal dan juga takikardi, interval
PR dan kompleks QRS normal, aksis normal, elevasi segmen ST, dan Q
patologik.
- EKG CHF et causa OMI memberikan gambaran irama jantung normal,
interval PR dan kompleks QRS normal, aksis normal, dan Q patologis.
2. Karakteristik Pasien Gagal Jantung Akut di RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Periode
Januari-Desember 2018 : Rudolof A. Donsu, Starry H. Rampengan, Natalia Polii
a. Hasil Penelitian :
1) Berdasarkan Usia : Pasien terbanyak pada kelompok usia >60 tahun yaitu
terdapat 49 orang (55%), usia 50 – 59 tahun terdapat 20 orang (22,4%),
usia 40 – 49 terdapat 17 orang (19,1%), dan yang paling sedikit terdapat
pada kelompok usia <40 tahun yaitu 3 orang (3,33%)
2) Berdasarkan Etiologi : Hipertensi sebanyak 33 orang (37%), Penyakit
jantung koroner sebanyak 24 orang (26%), Aritmia sebanyak 17 orang
(20%), Kelainan katup jantung sebanyak 14 orang (16%), Penyakit
jantung bawaan sebanyak 1 orang (1%).
3) Berdasarkan hasil EKG : Didapatkan atrial takikardi/flutter/fibrilasi pada
35 pasien (39,1%), Iskemia pada 7 pasien (8,2%), Infark pada 3 pasien
(4,1%), Durasi QRS >0,12 detik pada 12 pasien (13,1%), Gelombang Q
pada 10 pasien (11,1%), Hipertrofi ventrikel kiri pada 7 pasien (8,2%),
Dan lain-lain yang terdiri dari sinus takikardi, sinus bradikardi, dan
normal sinus rythm pada 15 pasien (16,2%).
4) Berdasarkan faktor pencetus : Hipertensi tidak terkontrol pada 40 pasien
(45%), Iskemia akut/infark pada 35 pasien (39%), Tidak patuh komsumsi
obat pada 10 pasien (12%), Endokarditis pada 4 pasien (4%).
3. Perubahan Status Pernafasan: SaO2 dan Respirasi Rate (RR) Pasien Congestive
Heart Failure (CHF) Pada Posisi Head Up 30° dan Semi Fowler 45° di ICCU
RSUD Prof. dr. Margono Soekardjo Purwokerto : Suci Khasanah, Danang Tri
Yudono, Surtiningsih
a. Tujuan penelitian :
Mayoritas posisi pasien CHF dilakukan atas dasar keinginan pasien sendiri
atau senyaman mungkin. Selain itu sering kali perubahan status pernafasan
belum menjadi kajian bagi perawat dalam perubahan posisi. Oleh karena itu
penulis tertarik untuk meneliti “Perubahan Status Pernafasan: SaO2 dan
Respirasi Rate (RR) Pasien Congestive Heart Failure (CHF) Pada Posisi Head
Up 30° dan Semi Fowler 45° di ICCU RSUD Prof. dr. Margono Soekardjo
Purwokerto”.
b. Metode penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD Prof DR Margono Soekarjo Purwokerto.
Besar sampel 38 responden pasien CHF yang dilakukan rawat inap pada hari
kedua di unit rawat inap. Dengan teknik sampling adalah Consequtif sampling
selama 1. Adapun perubah yang diamati meliputi tekanan darah, nadi, SaO2
dan RR, pada setiap perubahan posisi yang dimanipulasi penulis dari awal
head up, semi fowler dan fowler. Adapun desain yang digunakan adalah pre
experiment dengan desain penelitian one group pretest-posttest serial design.
c. Hasil penelitian
- Rata - rata umur responden adalah 58,3 tahun, dengan umur paling rendah
adalah 40 tahun dan paling tinggi adalah 80 tahun, sebagian responden
lebih banyak berjenis kelamin perempuan yaitu 17 responden (55,3%)
dengan CHF grade NHYA III. Dari hasil menunjukan bahwa rerata SaO2
dari posisi head up ke semi fowler meningkat 0,5 point, dan dari posisi
semi fowler ke fowler naik 0,2 point, dengan p value 0.002 yang
menunjukan ada perbedaan nilai SaO2 pada tiga posisi tersebut.
- Hasil penelitian El-Moaty, El-Mokadem, Abd-Elhy (2017) menujukan
bahwa ada peningkatan siginifikan nilai SaO2 pasien cedera kepala
setelah diposisikan fowler 30° atau posisi head up 30°. Hasil penelitian
tersebut menujukan hasil yang berbeda dengan penelitian ini. Hal ini
mungkin dikarenakan kondisi pasien yang berbeda dan pemberian awal
posisi serta lama waktu memposisikan yang berbeda. Pada penelitian ini
posisi awal adalah head up, sementara pada penelitian sebelumnya posisi
awal adalah 15°, dan lama waktu memposisikan pada penelitian ini adalah
15 menit, sementara pada penelitian sebelumnya 30 menit.
- Sedangkan rerata RR dari head up ke semi fowler turun 0,5 point dan
posisi semi fowler ke fowler naik 0,1 point, dengan p value 0,11 yang
menunjukan tidak ada perbedaan SaO2 dan RR antar 3 posisi tersebut.
- Hasil penelitian menunjukan bahwa respirasi rate (RR) cenderung
menurun dan dari posisi semi fowler ke fowler RR cenderung tetap
(walaupun meningkat, namun peningkatan tersebut sangat kecil dan hasil
analisis multivarate menunjukan tidak ada perbedaan bermakna nilai RR
antar posisi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Annisa, Utomo
dan Utami (2018) yang menunjukan bahwa tidak ada pengaruh posisi
fowler rendah, semi fowler dan fowler terhadap respirasi rate pada pasien
dengan gangguan pernafasan.
3. Perbedaan Gambaran EKG Pada Pasien Hipertensi Dengan Lama Riwayat Menderita
< 5 tahun dan ≥ 5 tahun Di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit H. Damanhuri Barabai :
Taufikurrahman, Abdurahman Wahid, Ichsan Rizany
a. Tujuan penelitian
Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan gambarann EKG pada pasien
hipertensi dengan lama riwayat menderita <5 tahun dan ≥5 tahun di Poli Penyakit
Dalam Rumah Sakit H. Damanhuri Barabai
b. Metode penelitian
Penelitian menggunakan deskriptif komparatif dengan desainncross sectional
dengan populasi penelitian ini semua penderita hipertensi di poli penyakit dalam
Rumah Sakit H. Damanhuri Barabai pada bulan Januari-Maret 2018 yakni
sebanyak 412 orang.
Teknik sampling penelitian ini menggunakan accidental sampling dengan sampel
60 pasien yang dibagi menjadi dua keIompok dimana 30 orang untuk kelompok
responden yang lama riwayat menderita <5 tahun dan 30 orang untuk kelompok
responden yang lama riwayat menderita 5 tahun.
c. Hasil penelitian
- Penelitian menunjukkan gambaran EKG pada pasien hipertensi dengan lama
riwayat menderita <5 tahun yang normal sebanyak 22 orang (73,3%) dan lama
riwayat menderita ≥5 tahun tidak normal sebanyak 21 orang (70%)
- Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan gambaran EKG pada pasien
hipertensi dengan lama riwayat menderita <5 tahun dan ≥5 tahun. Semakin
lama menderita hipertensi, dapat berpotensi gambaran EKG mengarah pada
gambaran hipertrofi ventrikel kiri, yang berakibat pada prevalensi gagal
jantung
4. Gambaran Kadar Elektrolit (Natrium dan Kalium) Darah, Tekanan Darah dan
Denyut Nadi Pasien Terapi Gagal Jantung di RSUP Dr. M. Djamil Padang : Suharti,
Eka Fitri Elfi, Elsa Marsellinda
a. Populasi dan Sampel
Penelitian dilaksanakan dibangsal rawat inap Di Bangsal Jantung RSUP Dr. M.
jamil Padang bulan Juli s/d Desember 2015). Penelitian dilakukan dengan
analisis deskriptif dan secara Prospektif dan Retrospektif. Sumber data meliputi
rekam medik pasien wawancara dengan pasien atau keluarga. Pengambilan data
dilakukan melalui pencatatan rekam medik meliputi data kualitatif dan
kuantitatif. Metode untuk menganalisa natrium dan kalium adalah secara flame
photometry dimana kation-kation tersebut diukur berdasarkan intensitas garis
spektral emisi atomik saat mendapat eksitasi dari sinar kontrol. Penelitian ini
didanai DIPA Fakultas Farmasi Unand.
b. Hasil penelitian
Hasil diperoleh pasien dengan kadar kalium awal normal 33.33 % dan hanya 10 %
pengukuran terakhir tetap normal. Pasien dengan kadar kalium awal rendah 60 %
pada pengukuran terakhir hanya 6,25 % jadi normal dan jadi tinggi 3,12 % dan tetap
rendah 21,87 %. Pasien dengan kadar kalium awal tinggi 15,62 % pada pengukuran
terakhir jadi normal 6,66 %. dan turun 6,66 %. Pasien dengan kadar awal natrium
normal 33,33 % dan pada pengukuran terakhir hanya 13,33 % tetap normal dan 10 %
jadi turun. Pasien dengan kadar awal natrium tinggi 6,66 % pada pengukuran
terakhir 6,66 % jadi normal. Pasien dengan kadar awal natrium rendah 60 % pada
pengukuran terakhir 16,66 % jadi normal dan 6,66 % jadi tinggi dan 40 % tetap.
DAFTAR PUSTAKA
A. Donsu, Rudolof, Starry H. Rampengan, dan Natalia Polii. 2020. Karakteristik Pasien
Gagal Jantung Akut di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Periode Januari – Desember 2018.
Medical Scope Journal (MSJ), Vol. 1(2), 30 – 37
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA international Nursing Diagnoses:
Definitions & classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell.
Khasanah, Suci, Danang Tri Yudono, Sutriningsih. 2019. Perbedaan Saturasi Oksigen dan
Respirasi Rate Pasien Congestive Heart Failure Pada Perubahan Posisi. Jurnal Ilmu
Keperawatan Medial Bedah, Vol 2(1), 1 – 54
Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical surgical Nursing.
Mosby: ELSIVER
Raka, I Made, Vennetia R. Danes, dan Wenny Supit. 2015. Gambaran Aktivitas Listrik
Jantung Pasien Rawat Inap Dengan Congestive Heart Failure (CHF) Di Irina F-Jantung
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal e-Biomedik (eBm), Vol. 3(3), 753 – 756
Rinaldi, La ode, Kuntio Sri Herlambang, dan Andra Novitasari. 2013. Karakteristik Hasil
Pemeriksaan Ekokardiografi pada Penderita Gagal Jantung yang Dirawat di Rumah Sakit
Roemani Periode 1 Januari – 31 Desember 2010. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, Vol.
1(2), 60 – 69
Suhatri, Eka Fitra Elfi, dan Elsa Marsellinda. 2018. Gambaran Kadar Elektrolit (Natrium dan
Kalium) Darah, Tekanan Darah dan Denyut Nadi Pasien Terapi Gagal Jantung di RSUP Dr.
M. Djamil Padang, Jurnal Sains Farmasi & Klinis, Vol. 5 (3), 243 - 246
Taufikurrahman, Abdurahman Wahid, dan Ichsan Rizany. 2019. Perbedaan Gambaran Ekg
Pada Pasien Hipertensi Dengan Lama Riwayat Menderita < 5 Tahun Dan ≥ 5 Tahun Di Poli
Penyakit Dalam Rumah Sakit H. Damanhuri Barabai. Dinamika Kesehatan Jurnal
Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 10 (1), 427 – 439
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia