Data pasien:
Nama : Tn. T
Umur : 61 th
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Alama t: Jl. Margomulyo
Diantar oleh
Nama : Tn. A
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan Klien : Menantu
Pasien untuk control ke penyakit dalam dengan keluhan mudah lelah dan
berkeringat dingin, hasil EKG didapatkan aritmia dan disarankan untuk rawat
inap. Saat dikaji pasien mengeluh nyeri dada kiri. Pasien mengatakan memiliki
riwayat asma sejak kecil, dan sering d rawat inap dengan keluhan sesak nafas.
Dirumah rutin minum obat maag dan obat hipertensi, adapun obat yang
diminum adalah amlodipine 10 mg, candesartan mg, sucrafat syr 3x10 ml.
Pasien juga mengatakan pernah punya riwayat operasi hernia 3 tahun lalu.
riwayat penyakit yang sama dengan dirinya. Pasien sudah menikah dan istrinya
merupakan anak ke 2 dari 7 bersaudara, mereka dikaruniai 2 anak laki-laki dan
2 anak perempuan.
dinding dada simetris namun dangkal, tidak teratur dan terdapat retraksi
dinding dada, pasien mengeluhkan sesak nafas, CRT pasien > 2dtk, pasien
terpasang nasal kanul 3 lpm dengan SPO 2: 96%. Pada perhitungan balance
Keadaan umum pasien lemah dengan TD: 122/69 mmHg, N: 82x/m, RR:
34x/m, S: 36,70C. pasien mengeluhkan nyeri dada kiri yang muncul saat pasien
banyak bergerak, dan akan merda jika beristirahat, pasien mengatakna skla
nyeri 6. Pasien terpasang kateter dengan keluaran urin kuning jernih, saat di RS
4 hari 1 kali BAB dengan konsistensi lunak. Pasien merasa lemah dan mudah
lelah, tidak terdapat nyeri ataupun kaku sendi. Pasien tidak mengeluhkan
gangguan makan selama di RS, BB: 60kg, TB: 158 cm, LILA: 31 cm. Tidak ada
Pantoprazole 1x40mg
Lasix 3x20mg
CPG 1x75mg
Concor 1x0mg
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KRITIS
BIODATA PASIEN
Nama / Inisial : Tn. T
Usia : 61 thn
Jenia Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaaan : Petani
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan Klien : Menantu
I. PENGKAJIAN PRIMER
Pengkajian Primer
Menurut Sheehy, (2018) Primary survey adalah penilaian yang cepat dan
sistematis yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengenali kondisi
b. Breathing
(wheezing)
Tidak terkaji suara lapang paru
c. Circulation
Suhu : 36,7 ºC
Akral dingin
d. Disablility
Pada Kasus
Pasien sadar dan pasien mengatakan nyeri pada daerah dada kiri pada
Kritisi Kelompok
A – alert Kesadaran pasien compos mentis, dapat
mematuhi perintah yang diberikan
V- vocalizes Respon verbal
P- respons to paint only Merespon stimulus nyeri maupun verbal
U- unresponsive to pain Pasien merespon baik stimulus nyeri maupun
verbal
e. Exposure
1. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat penyakit sebelumnya
obat maag dan obat hipertensi, adapun obat yang diminum adalah
amlodipine 10 mg, candesartan mg, sucrafat syr 3x10 ml. Klien juga
Pada kasus
Pasien control ke penyakit dalam dengan keluhan mudah lelah dan
mengatakan memiliki riwayat asma sejak kecil, dan sering di rawat inap
dengan keluhan sesak nafas. Dirumah rutin minum obat maag dan
34x/m, S: 36,70C. pasien mengeluhkan nyeri dada kiri yang muncul saat
pasien banyak bergerak, dan akan merda jika beristirahat, pasien
Pasien merasa lemah dan mudah lelah, tidak terdapat nyeri ataupun
kaku sendi. Pasien tidak mengeluhkan gangguan makan selama di RS,
BB: 60kg, TB: 158 cm, LILA: 31 cm. Tidak ada penurunan berat badan
yang berarti dalam 3 bulan terakhir.Pada pengkajian didapatkan suara
mengeluhkan sesak nafas, CRT pasien > 2dtk, pasien terpasang nasal
kanul 3 lpm dengan SPO2: 96%. Pada perhitungan balance cairan
Concor 1x0mg.
S Pasien control ke penyakit dalam dengan keluhan
(Sign and Symptom) mudah lelah dan berkeringat dingin, hasil EKG
didapatkan aritmia dan disarankan untuk rawat
GCS: E4 V5 M6
dingin
dinding dada.
(Medikamentosa)
P Pasien memiliki riwayat penyakit asma sejak kecil,
(Pass medical or riwayat operasi hernia 3 tahun yang lalu
surgical history)
L Tidak terlampir serta tidak terkaji
(Last oral intake)
E Pasien mengatakan nyeri pada daerah dada daerah
(Events leading up dada sebelah kiri yang muncul saat pasien banyak
c. Riwayat Penyakit Keluarga (Genogram Keluarga)
Keterangan :
: Laki-laki : Pasien
: Perempuan : Garis keturunan
: Meninggal
2. Pengkajian Nyeri
Pada kasus
Terdapat keluhan nyeri pada klien nyeri dada kiri yang muncul saat
Teori
sensasi nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan lainnya. Hal
tersebut menjadi dasar bagi perawat dalam mengatasi nyeri pada klien
(Asmadi, 2008). Menurut Mahon (1994) dalam Potter dan Perry (2005),
nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal
bersifat fisik dan mental, sedangkan kerusakan dapat terjadi pada jaringan
aktual dan pada fungsi ego seseorang individu (Potter dan Perry, 2005).
yang lebih tinggi sehingga timbul respon nyeri. Teori ini tidak
menjelaskan bagaimana faktor-faktor multidimensional dapat
memengaruhi nyeri.
2. Teori Pola (Pattern Theory) Teori ini menerangkan bahwa ada dua
tipe input sensori nyeri yang menafsirkan karakter dan kuantitas input
sensori nyeri.
3. Teori Gerbang Kendali Nyeri (Gate Control Theory) Pada tahun 1959,
Melzack & Wall menjelaskan teori gerbang kendali nyeri, yang
respons perilaku.
1. Respons Fisiologis Perubahan respons fisiologis dianggap
mendengkur.
Ekspresi Wajah Meringis, menggeletukkan gigi,
rentang perhatian.
Sumber : Potter & Perry, (2006) dalam Andarmoyo, (2013:69)
3. Respons Psikologis
(Zakiyah, 2015:16).
Untuk menilai skala nyeri terdapat beberapa macam skala
berikut:
Skala pengukur Nyeri VAS
Skala nyeri pada skala 0 berarti tidak terjadi nyeri, skala
nyeri pada skala 1-3 seperti gatal, tersetrum, nyut-nyutan,
Pemeriksaan Laboratorium
mendistribusikan antibodi.
Nilai krisis leukositosis:
30.000/mm3. Lekositosis
hingga 50.000/mm3
mengindikasikan
gangguan di luar sumsum
disebabkan oleh
leukemia. Penderita
kanker post-operasi
(setelah menjalani
operasi) menunjukkan
dikatakan infeksi.
Waspada terhadap
kemungkinan leukositosis
akibat pemberian obat.
kortikosteroid), nekrosis,
toksin, leukemia dan
keganasan adalah
penyebab lain
leukositosis.
Makanan, olahraga,
Leukopenia, adalah
penurunan jumlah
leukosit <4000/mm3.
Penyebab leukopenia
antara lain:
1. Infeksi virus,
hiperplenism,
leukemia.
2. obat (antimetabolit,
antibiotik,
antikonvulsan,
kemoterapi)
3. Anemia
aplastik/pernisiosa
4. Multipel mieloma
Eritrosit Tidak 4.20 – 5.40 10^6/µL Fungsi utama eritrosit adalah
lupus eritematosus
sistemik. Dapat juga
Misalnya: sitostatika,
antiretroviral.
polisitemia vera,
polisitemia sekunder,
diare/dehidrasi, olahraga
berat, luka bakar, orang
oksigen
(O2) dan karbon dioksida
gm/dL
menunjukkan anemia Nilai
jantung
dan kematian. Nilai >20g/dL
hemokonsenstras.
MCV Tidak 37.0 – 54.0 % MCV adalah indeks untuk
kekurangan folat/vitamin
B12, dan terapi valproat,
kuantitas warna
(normokromik, hipokromik,
digunakan untuk
mendiagnosa anemia.
Peningkatan MCH
mengindikasikan anemia
makrositik
Penurunan MCH
mengindikasikan anemia
mikrositik.
MCHC Tidak 27.0 – 31.0 pg/sel Indeks MCHC mengukur
terlampir konsentrasi Hb rata-rata
tinggi konsentrasinya.
Perhitungan MCHC
anemia pernisiosa.
PT Tidak 10-15 detik PT (Prothrombin time)
tromboplastin ekstrinsik,
defi siensi vit.K, DIC
(disseminated
intravascular
coagulation),
hemorrhragia pada bayi
heparin)
Nilai menurun apabila
konsumsi vit.K
meningkat.
APPT Tidak 21-45 detik Pemeriksaan untuk
darah.
Neutrofil Tidak 0.15 – 0.40 % Neutrofil adalah leukosit
Neutrofilia, yaitu
peningkatan persentase
gangguan metabolit,
perdarahan dan gangguan
myeloproliferatif.
penurunan produksi
neutrofil, peningkatan
penyakit hematologi,
gangguan hormonal dan
infeksi berat.
Peningkatan jumlah
neutrofil berkaitan
dengan tingkat
keganasan infeksi.
Jika peningkatan
neutrofil lebih besar
mengindikasikan infeksi
yang berat.
Merupakan sumber
imunoglobulin yang penting
hormonal. Penurunan
limfosit < 500/mm3
dapat memfagositosis
dengan baik dan termasuk
interferon. Monositosis
berkaitan dengan infeksi
biasanya tidak
mengindikasikan penyakit,
glukokortikoid, myelotoksik
dan imunosupresan.
Esonofil Tidak 0 - 6% Eosinofil memiliki
terlampir kemampuan memfagosit,
pada kasus eosinofil aktif terutama pada
parasit sehingga
peningkatan nilai eosinofil
monitoring penyakit.
Eosinofilia adalah
peningkatan jumlah
eosinofil lebih dari 6%
Eosipenia adalah
penurunan jumlah
(peningkatan produksi
glukokortikosteroid).
Basofilia adalah
peningkatan basofil
berhubungan dengan
leukemia granulositik dan
alergi
Basopenia adalah
penurunan basofi l
berkaitan dengan infeksi
permukaan dinding
endotelia. Trombosit
perdarahan petekia/ekimosis.
KIMIA KLINK
Gula darah sewaktu Tidak 70-140 mg/dL Pemeriksaan glukosa darah
terlampir adalah prosedur skrining
pankreas memproduksi
insulin, ketidakmampuan
ketidakmampuan hati
mengumpulkan dan
memecahkan glikogen.
Peningkatan gula darah
(hiperglikemia) atau
intoleransi glukosa (nilai
feokromasitoma,
penyakit hati kronik, defi
siensi kalium, penyakit
(hipoglikemia) dapat
disebabkan oleh kadar
atau hiperlipidemia
bawaan. Hal ini terjadi
pada
hiperlipoproteinemia tipe
hiperlipidemia bawaan
dan idiopatik serta
penggunaan kontrasepsi
oral yang mengandung
dengan hipoproteinemia
atau alfa-beta
lipoproteinemia.
HDL Tidak 30-70 mg/dL HDL merupakan produk
pasien yang
menggunakan klofi brat,
yang menggunakan
probucol, hidroklortiazid,
Trigliserida meningkat
dari ambang batas
normal dapat terjadi
alkoholik, alkoholisme,
anoreksia nervosa, sirosis
hipertensi, hiperkalsemia,
idiopatik,
hiperlipoproteinemia
(tipe I, II, III, IV, dan V),
penyakit penimbunan
glikogen (tipe I, III, VI),
Penurunan trigliserida
dari ambang batas
hipolipoproteinemia,
limfa ansietas, penyakit
parenkim hati,
malabsorbsi dan
malnutrisi.
Albumin Tidak 3,5-5,5 mg/dL Albumin di sintesa oleh hati
membantu transport
beberapa komponen darah,
hipertiroid, kehamilan,
gangguan fungsi hati, infeksi
dehidrasi, kelebihan
kadar protein, stress,
kemungkinan memiliki
kondisi gagal hati,
malnutrisi, kekurangan
protein di tubuh, dan
overhidrasi
Creatinin Tidak 0,5-1,1 mg/dL Kreatinin adalah produk
fosfokreatinin yang
diekskresikan melalui ginjal.
menurunkan ekskresi
kreatinin.
Pada konsentrasi
kreatinin serum dapat
Pada Konsentrasi
kreatinin serum dapat
lymphoblastic leukemia
(ALL).
SGOT Tidak 5-35 U/L AST (SGOT) adalah enzim
terlampir yang memiliki aktivitas
mengakibatkan terlepasnya
enzim ini ke sirkulasi.
isoniazid, eritromisin,
kontrasepsi oral
mellitus
ELECTROLYTE
Natrium Tidak 135-155 mmo/L Natrium merupakan kation
terlampir yang banyak terdapat di
tekanan osmotik,
keseimbangan asam-basa
menunjukkan adanya
kondisi hipovolemia
(kekurangan cairan
tubuh). Yang biasaya
diuretik, defisiensi
mineralokortikoid,
hipoaldosteronism, luka
bakar, muntah, diare,
pankreatitis.
Jumlah natrium yang
kondisi hypervolemia
(kelebihan cairan tubuh)
(bersama bikarbonat)
berfungsi sebagai buffer
hyperkalemia (yang
menunjukkan kelebihan
yang mempengaruhi
penurunan ekskresi
operasi), asidosis,
penyakit Addison,
(yang menunjukkan
kekuarangn kalium dari
kelelahan, diabetik
asidosis, infeksi akut.
Peningkatan konsentrasi
klorida dalam serum
Saturasi oksigen
digunakan untuk
mengevaluasi kadar
oksigenasi hemoglobin
menggambarkan jumlah
oksigen yang terikat
pada hemoglobin.
PaO₂ Tidak 75-100 mmHg PaO2 adalah ukuran tekanan
paru-paru dalam
menyediakan oksigen bagi
darah.
Implikasi Klinik:
gangguan fungsi
jantung. Nilai PaO2
kurang dari 40 mmHg
perlu mendapat
perhatian khusus.
peningkatan
penghantaran O2 oleh
mekanik), hiperventilasi,
dan polisitemia
oksigen).
PaCO₂ Tidak 35-45 mmHg PaCO2 menggambarkan
darah.
Implikasi Klinik:
hipoksia,
anxiety/nervousness dan
mendapat perhatian
khusus.
Peningkatan nilai PaCO2
Umumnya, peningkatan
PaCO2 dapat terjadi
pada hipoventilasi
sedangkan penurunan
nilai menunjukkan
hiperventilasi.
pH Tidak 7,35-7,45 mmHg serum pH menggambarkan
terlampir keseimbangan asam basa
asidemia (peningkatan
pembentukan asam)
Umumnya nilai pH
meningkat dalam
keadaan alkalemia
(kehilangan asam)
komponen pernafasan
atau metabolik yang
mempengaruhi status
asam basa.
CO₂ Tidak 22-32 mmol/L Dalam plasma normal, 95%
terlampir dari total CO2 terdapat
menunjukkan konsentrasi
bikarbonat.
Implikasi klinik:
Peningkatan kadar CO2
sema, dan
aldosteronisme
asidosis dan
hiperventilasi
AG Tidak 13-17 mEq/L Anion gap digunakan untuk
terlampir mendiagnosa asidosis
organik.
Implikasi Klinik:
tinggi) menunjukkan
penciutan volume
dosis besar.
Anion gap yang tinggi
dengan pH rendah
merupakan manifestasi
singkatan "MULEPAK",
yaitu: akibat asupan
metanol, uremia, asidosis
dilution, hipernatremia,
hiperkalsemia yang
Digambarkan dalam
hubungan sebagai berikut :
Implikasi Klinik:
Peningkatan bikarbonat
menunjukan asidosis
respiratori akibat
penurunan ventilasi
Penurunan bikarbonat
menunjukan adanya
alkalosis respiratori
(akibat peningkatan
Pemeriksaan penunjang
mendeteksi penyakit.
3. Endoskopi
aritm
.
1. Pantoprazole 1 x 40mg Pantoprazole merupakan obat yang digunakan
jantung.
Data Objektif :
a. Terdapat suara nafas
tambahan (wheezing)
b. Pasien terpasang
Nasal Kanul (3lpm)
c. Perkembangan
dinding dada simetris
namun dangkal
d. RR : 34 x/menit
e. SPO2 : 96 %
Data Objektif :
a. Gambaran EKG aritmia
b. BP :122/69 mmHg
c. RR : 34 x/menit
d. Nadi : 84 2/menit
e. Suhu : 36,7%
f. SPO2 : 96%
g. CRT : >2 dtk
h. Akral dingin
4 Data subjektif : Kelemahan Intoleransi
Pasien mengeluh lelah, Aktivitas
meras lemah, pasien
mengeluh nyeri
Data Obyektif :
a. Gambaran EKG
menunjukkan aritmia
saat/setelah
beraktivitas
IX . INTERVENSI KEPERAWATAN
c. Frekuensi napas
(skala 5:
membaik)
d. Pola napas
(skala 5:
membaik)
Keterangan:
1. Memburuk
2. Cukup
memburuk
3. Sedang
4. Cukup
membaik
5. Membaik
Keterangan :
1. Meningkat
2. Cukup
meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun
d. Capillary refill
time (CRT)
(5: membaik)
Keterangan :
1. Memburuk
2. Cukup
memburuk
3. Sedang
4. Cukup
membaik
5. Membaik
4 Intoleransi Toleransi Aktivitas Manajemen energi
Aktivitas (L.05047)
(D.0056) Intervensi yang dilakukan:
(kategori: Setelah dilakukan 1. Monitor kelelahan
fisiologis) tindakan fisik dan emosional
(subkategori: keperawatan di 2. Monitor pola dan jam
aktivitas/istirahat) harapkan curah tidur
jantung dapat 3. Anjurkan melakukan
Definisi: membaik dengan aktivitas secara
Ketidakcukupan kriteria hasil bertahap
energi untuk sebagai berikut :
melakukan a. Keluhan lelah Manajemen Aritmia
aktivitas sehari- (5: menurun) 1. Monitor saturasi
hari. b. Perasaan lemah oksigen
(4: cukup 2. Pasang monitor
menurun) jantung
c. Frekuensi napas 3. Berikan oksigen
(5: membaik)
Keterangan :
1. Meningkat
2. Cukup
meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun