Anda di halaman 1dari 10

MAKNA MENJADI SUPERVISOR BAGI KEPALA RUANGAN

DI RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

Dewi Setya Paramitha*, Yati Afiyanti**, Yuliani Budiyarti***

Email: ds_paramitha@yahoo.co.id

ABSTRAK

Supervisi di rumah sakit adalah salah satu kunci untuk tetap mempertahankan kualitas asuhan
keperawatan. Kompetensi kepala ruangan dalam melaksaksanakan perannya sebagai supervisor di
ruang rawat harus menitik beratkan pada pengembangan sikap professional, keterampilan klinis
serta peningkatan karir staf. Oleh karena itu penelitian ini berusaha untuk mengungkap makna
pengalaman yang dirasakan kepala ruangan saat berperan menjadi supervisor di ruang rawat. Studi
ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi melalui wawancara mendalam pada enam orang
kepala ruangan di RSUD Ratu Zalecha Martapura. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
menjadi seorang supervisor bagi kepala ruangan juga berarti sebagai pengarah dalam
mengembangkan pengetahuan perawat, sebagai bagian tugas dan kewajiban dalam pekerjaan dan
sebagai bagian pencapaian aktualiasasi diri. Supervisor memainkan peran penting untuk mendukung
pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas. Hasil penelitian ini diharapkan agar kepala ruangan
selalu berupaya menjadi role model bagi perawat pelaksana, meningkatkan pengetahuan tentang
supervisi dan manajemen kepemimpinan secara berkesinambungan.

Kata Kunci : Kepala ruangan, makna, supervisor


Daftar Rujukan : 32 (2001 – 2017)

1
PENDAHULUAN
Kepala ruangan sebagai pemegang kekuasaan
Pelayanan asuhan keperawatan sebagai salah tertinggi di ruang rawat berhak merubah
satu pelayanan terbesar di rumah sakit perilaku stafnya sesuai perilaku yang
tentunya senantiasa harus dipantau diharapkan. Kepala ruangan yang berhasil,
pelaksanaannya untuk menjamin kualitasnya akan menggunakan semua sumber yang
sesuai dengan standar. Beberapa ahli dimilikinya dalam merubah perilaku stafnya.
mengatakan diperlukan cara untuk mengatur Pendekatan asertif dan pemilihan waktu yang
pelayanan asuhan keperawatan agar pasien tepat diperlukan saat memberikan motivasi,
menerima hasil yang sebaik-baiknya. Salah saran, nasehat dan bantuan kepada perawat
satu cara tersebut yaitu melalui kegiatan pelaksana. Kepala ruangan juga harus mampu
supervisi. Supervisi merupakan bagian dari melakukan penilaian secara objektif dan benar
fungsi pengarahan dalam proses manajemen terhadap kinerja perawatnya (Arwani &
keperawatan dan menjadi syarat utama dalam Supriyatno, 2006; Kuntoro, 2010; Sitorus &
pemberian layanan keperawatan yang Panjaitan, 2011).
berkualitas tinggi melalui sistem evaluasi,
kesempatan mempelajari hal-hal baru, Data di atas menunjukan bahwa kompetensi
meningkatkan retensi staf, efisiensi dan setiap kepala ruangan dalam
efektivitas. Supervisi sangat penting dalam melaksaksanakan perannya sebagai
pelayanan keperawatan untuk menghasilkan supervisor di ruang rawat harus menitik
asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi beratkan pada pengembangan sikap
dan keberhasilan pencapaian tujuan rumah professional, keterampilan klinis serta
sakit (Sugiharto et al., 2012; Sitorus & peningkatan karir staf. Akan tetapi penelitian
Panjaitan, 2011). yang ada belum menggambarkan secara
jelas arti atau makna supervisor itu sendiri
Bukti empiris mengemukakan bahwa bagi kepala ruangan. Perlu dipahami dengan
supervisi tidak sebatas aktivitas pengawasan seksama apakah peran sebagai supervisor
untuk memastikan bahwa suatu proses memberikan nilai tersendiri bagi kepala
berjalan sesuai dengan tujuan organisasi dan ruangan.
standar yang ditetapkan. Supervisi yang
efektif adalah melakukan observasi, Fenomena di atas penting untuk diketahui
memberikan umpan balik atau refleksi, karena persepsi setiap kepala ruangan bersifat
membimbing, memberikan dukungan, subjektif dan sulit untuk dikuantifikasi.
mengembangkan keterampilan, menyediakan Persepsi yang sangat beragam berhubungan
informasi, mengatur pelayanan dan mencari dengan pemahaman kepala ruangan itu
alternatif pemecahan masalah (Brunero & sendiri. Oleh sebab itu fenomena tersebut
Parbury, 2008; Brunetto et al., 2011; Choi & melandasi studi ini untuk mengambarkan
Kim, 2014; Cruz, 2011; de Abreu & Marrow, lebih mendalam bagaimana kepala ruangan
2012; Francke & de Graaff, 2012; Widiyanto memaknai perannya sebagai supervisor di
et al., 2013). ruang rawat.

Supervisi merupakan pengawasan partisipatif


dengan cara memberikan penghargaan, METODOLOGI PENELITIAN
membuat bawahan tidak merasa sedang
dinilai namun memberikan solusi dan Penelitian ini merupakan bagian dari
bimbingan untuk hal yang masih belum dapat penelitian sebelumnya tentang pengalaman
dilakukan (Mularso, 2007). Simamora (2012) kepala ruangan dalam menjalankan supervisi
menjelaskan pelaksanaan supervisi di rumah sakit (Paramitha, 2017). Jenis
memerlukan keterampilan interpersonal dan penelitian ini adalah kualitatif fenomenologi.
humanistik seorang supervisor. Penelitian kualitatif fenomenologi berfokus

2
pada analisis kepala ruangan dan pandangan- persetujuan etik dari Komisi Etik Universitas
pandangannya atau interpretasinya serta Muhammadiyah Banjarmasin dengan Nomor:
tindakan-tindakannya dan dipengaruhi oleh 291/UMB/KE/XI/2016.
teori-teori yang berada dalam paradigma HASIL PENELITIAN
humanis. Penelitian kualitatif fenomenologi
ini bertujuan untuk memahami realitas sosial Karakteristik Responden
yang dipahami oleh kepala ruangan sebagai Berdasarkan hasil penelitian diperoleh enam
aktor atau pelaku yang mengalami (Afrizal, responden yang masih menjabat sebagai
2014). kepala ruangan di RSUD Ratu Zalecha
Martapura. Responden terdiri atas tiga orang
Sejumlah enam responden diambil sebagai laki-laki dan tiga orang perempuan. Usia
sampel dengan teknik purposive sampling. responden berkisar antara 42-49 tahun.
Kriteria yang menjadi responden adalah Rentang masa jabatan sebagai kepala ruangan
menjadi kepala ruangan di ruang rawat inap antara 5-16 tahun. Enam responden tersebut
minimal tiga tahun, bersedia menjadi memiliki latar belakang pendidikan terakhir
responden dan mampu mengungkapkan yang cukup bervariasi, yaitu Ners, Sarjana
pengalaman dengan baik. Pengambilan data Keperawatan, Sarjana Kesehatan Masyarakat
dilakukan pada November 2016 - Januari dan Sarjana Sains Terapan.
2017 di RSUD Ratu Zalecha Martapura.
Analisis Tematik
Pengumpulan data dilakukan dengan cara Tema utama pada studi ini adalah makna
in-depth interview menggunakan panduan menjadi supervisor di ruang rawat. Tema ini
wawancara. Selain itu untuk merekam dibentuk berdasarkan tiga subtema. Pertama,
informasi dari hasil percakapan digunakan supervisor sebagai pengarah dalam
mengembangkan pengetahuan perawat.
alat digital voice recorder. Pengumpulan
Kedua, supervisor sebagai tugas dan
data juga didukung field note untuk kewajiban dalam pekerjaan. Ketiga,
mencatat respon nonverbal responden saat supervisor sebagai bagian pencapaian
proses wawancara. aktualiasasi diri.
Analiasis data penelitian ini menggunakan a. Supervisor sebagai pengarah dalam
analisis tematik. Proses analisis data dimulai mengembangkan pengetahuan perawat.
dengan mendengarkan derkripsi verbal para
responden, diikuti dengan kegiatan membaca Pada subtema ini terbentuk dari
dan membaca kembali transkrip verbatim. pernyataan-pernyataan responden yang
Menganalisis setiap pernyataan yang spesifik mengatakan bahwa supervisi adalah cara
dan mengkategorisasikan ke dalam kluster- mengevaluasi dan mengarahkan perawat,
kluster yang akan membentuk suatu tema bahan pembelajaran dan berbagi
(Afiyanti & Rachmawati, 2014). pengalaman.

Penelitian ini menjunjung tinggi hak-hak “Bagi diriku, kalau aku, supervisi itu
responden. Menghargai harkat dan martabat bisa mengevaluasi teman-teman ke
responden dengan memenuhi hak-hak depannya, akhirnya bisa mengarahkan
responden, dengan cara menjaga kerahasiaan ke teman-teman gitu dan tujuan
identitas responden (anonymity) dan akhirnya pasti kepuasan pasien.”
kerahasiaan data (confidentiality). (Responden 5)
Memerhatikan kemanfaatan (beneficience)
dan meminimalkan resiko (nonmaleficience), Responden ke-5 tersebut menyatakan
serta Menerapkan keadilan (justice) untuk bahwa baginya supervisi adalah cara
semua responden. Berdasarkan prinsip-prinsip untuk mengevaluasi kinerja para staf
tersebut penelitian ini telah mendapat

3
perawatnya, sehingga dari hasil evaluasi responden ke-3 juga menyatakan bahwa
tersebut dapat diketahui perbaikan- menjadi supervisor sudah diatur dalam
perbaikan apa yang harus dilakukan untuk surat keputusan atasan yang ditujukan
meningkatkan mutu asuhan keperawatan kepadanya sehingga harus dilaksanakan.
pada pasien. Seperti yang diungkapkannya berikut:

Bagi responden ke-6 supervisi lebih “Saya dapat SKnya, saya gak minta di-
ditekankan sebagai bahan pembelajaran SK-kan, saya dikasih uraian tugasnya
bagi perawat, sehingga dengan proses dan itu saya laksanakan dan
tersebut menjadikan dasar baginya alhamdulillah ruangan saya jarang sih
menentukan rencana tindak lanjut. Seperti ada komplain, ada konflik selalu saya
yang diungkapkannya berikut: selesaikan langsung gak pernah sampai
ke atas.” (Responden 3)
“Kalau aku sih memaknainya ini
pembelajaran. Pembelajaran nyata ya c. Supervisor sebagai bagian pencapaian
kan. Artinya jadi dasar kita, misalnya aktualiasasi diri.
untuk langkah berikutnya.” (Responden
6) Subtema ini dibangun berdasarkan
pernyataan-pernyataan responden yang
Senada dengan itu, supervisi juga sebagai mengatakan bahwa keberhasilan supervisi
media untuk berbagi pengalaman, seperti berarti kepuasan dan supervisi adalah
yang diungkapkan responden ke-2 amanat yang dipercayakan kepadanya.
berikut: Supervisi yang berhasil dilaksanakan
dapat memberikan kepuasan bagi
“Kalau menurut aku, ibaratnya masih supervisor, seperti yang diungkapkan
sebatas pengalaman yang sudah ada, responden ke-1 berikut:
sedikit kelebihan pengalaman itu aja,
tapi tidak juga yang selalu berbangga “Memang ada maknanya, kalau itu bisa
dengan kelebihan.” (Responden 2) kita jalankan dengan baik apa yang kita
ajarkan itu berhasil… puas itu
b. Supervisor sebagai tugas dan kewajiban maknanya. Kalaunya tidak berhasil itu
dalam pekerjaan. berarti kita tidak mampu memanajemen
suatu ruangan atau suatu tim itu tidak
Subtema ini terbentuk dari pernyataan- bisa….apabila saya berhasil, senang.”
pernyataan responden yang mengatakan (Responden 1)
bahwa supervisi adalah kegiatan
melaksanakan kewajiban sebagai kepala Selain itu, menjadi supervisor itu adalah
ruangan dan melaksanakan tugas yang amanat, seperti yang diungkapkan oleh
telah diatur dalam surat keputusan. responden ke-3. Ketika mendapat amanat
artinya orang lain percaya pada
Seperti yang disampaikan oleh responden kemampuannya.
ke-4 bahwa supervisi itu adalah tuntutan
pekerjaan yang harus dilaksanakan “Diberi amanat jadi kan harus saya
laksanakan dan alhamdullilah sudah
“Supervisi pekerjaan ya? Karena kita sekian tahun berjalan dan dikasih
kepala ruangan, pekerjaan artinya kepercayaan untuk perawat perawat
pekerjaan itu pekerjaan yang yang bengal-bengal artinya apa yang
menuntut.” (Responden 4) diamanahkan ke saya itu yang saya
laksanakan, yang jelas saya gak minta,
Sependapat dengan responden ke-4, saya gak minta suatu jabatan artinya

4
orang percaya pada saya, saya diberi dianggap sebagai faktor penting yang
kepercayaan.” (Responden 3) mempromosikan praktik berbasis bukti dalam
keperawatan. Choi dan Kim (2014) dalam
PEMBAHASAN risetnya juga melaporkan pentingnya supervisi
sebagai bagian dari dukungan organisasi
Berdasarkan hasil penelitian makna menjadi dalam perannya mendukung pengembangan
supervisor bagi kepala ruangan di ruang rawat kemampuan perawat.
adalah supervisor sebagai pengarah dalam
mengembangkan pengetahuan perawat, Berdasarkan temuan tersebut peneliti
supervisor sebagai tugas dan kewajiban berpendapat bahwa keterampilan keperawatan
dalam pekerjaan, dan supervisor sebagai merupakan kompetensi utama yang harus
bagian pencapaian aktualiasasi diri. dimiliki seorang perawat. Melakukan tindakan
keperawatan tentunya diperlukan
Makna supervisor sebagai pengarah dalam keterampilan psikomotorik yang terlatih.
mengembangkan pengetahuan perawat Kemampuan ini tidak akan diperoleh secara
berarti supervisi sebagai cara mengevaluasi, instan, melainkan dengan pengalaman.
bukan berfungsi untuk menilai kemampuan Tentunya kemampuan mempraktikan
staf tetapi lebih pada upaya memastikan keterampilan keperawatan ini merupakan fase
bahwa staf memiliki kemampuan sesuai yang yang harusnya sudah terlewati bagi seorang
diharapkan. Hal ini sejalan dengan penelitian supervisor.
Widiyanto et al. (2013) yang melaporkan
adanya pengaruh supervisi terhadap kualitas Sebagai supervisor saat ini peran mereka
tindakan perawatan. tidak lagi harus melakukan tindakan
keperawatan secara langsung tetapi justru
Penelitian oleh Cruz (2011) yang dilakukan sudah mampu memastikan apakah semua
secara kuantitatif dan kualitatif juga tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan
mengekplorasi penerapan supervisi klinis sesuai dengan standar operasional prosedur.
pada model keperawatan. Hasilnya Kepala ruangan yang berperan sebagai
menunjukkan bahwa supervisi klinik adalah supervisor memainkan peran penting untuk
kunci untuk meningkatkan kualitas pelayanan mendukung praktik keperawatan bebasis
keperawatan. bukti ke dalam praktik keperawatan sehari-
hari. Melalui supervisi kepala ruangan
Pada banyak keadaan kegiatan supervisi berbagi pengalaman dan mencontohkan
dengan tujuan mengajarkan keterampilan dan langsung kepada para juniornya di ruang
mengembangkan pengetahuan diisi dengan rawat. Bagaimana mungkin seorang
kegiatan kepala ruangan memberikan contoh supervisor mampu mengidentifikasi tindakan
ataupun memperagakan keterampilan- yang dilakukan perawat pelaksana kurang
keterampilan yang dirasa masih kurang tepat jika dia sendiri tidak mengetahui
mampu dilaksanakan oleh perawatnya. Hasil tentang prinsip tindakan tersebut dilakukan.
penelitian ini sesuai dengan penelitian Cruz Tantangannya adalah supervisor harus
(2011) yang menunjukan bahwa nilai tertinggi mampu melakukan penilaian secara objektif
untuk supervisi berada pada dimensi dan benar terhadap kinerja perawatnya
memperbaiki kualitas dan keterampilan (Arwani & Supriyatno, 2006; Kuntoro, 2010;
perawat. Smith (2009) juga mengatakan Sitorus & Panjaitan, 2011).
bahwa supervisi bertujuan mengenalkan dan
mempraktikkan tindakan keperawatan yang Makna kedua, supervisor sebagai tugas dan
sesuai dengan tugas perawat. kewajiban dalam pekerjaan berarti kegiatan
supervisi adalah tanggung jawab kepala
Patelarou dan Vlasiadis (2013) juga ruangan. Supervisor adalah peran yang
mengemukakan bahwa perawat manajer melekat pada jabatan sebagai kepala

5
ruangan. perawat dan memberikan pelayanan yang
terbaik bagi pasien (North & Hughes, 2012).
Kepala ruangan merupakan manajer lini Produktivitas dalam keperawatan bersifat
pertama di rumah sakit yang akan kompleks, oleh karena itu penting bagi
menggerakan stafnya dalam mencapai tujuan perawat manajer untuk memahami tentang
rumah sakit. Manajer lini pertama ini produktivitas karena akan berdampak pada
mempunyai peran dan fungsi manajerial yang perawatan pasien.
berbeda dengan manajer lain yang lebih tinggi
atau sejajar dengannya. Untuk mencapai Ternyata tugas dan fungsi supervisor tidak
kepuasan klien terhadap asuhan keperawatan lepas dari tugas dan fungsi manajemen
yang diberikan oleh staf keperawatan keperawatan itu sendiri, yaitu planning,
pengaruh kepemimpinan kepala ruang sangat organizing, actuating dan controlling. Pada
besar. Salah satunya melalui perannya sebagai fungsi planning, langkah yang dapat
supervisor (Pratiwi & Utami, 2010). dilakukan dengan penetapan daftar prioritas
masalah yang perlu dipecahkan, menyusun
Menurut Gillies (2001), manajer lini pertama jadwal supervisi dan membuat standar
adalah kepala ruang yang dalam fungsinya evaluasi kerja (Kuntoro, 2010; Sitorus &
bertugas mengarahkan, mengkoordinasi, dan Panjaitan, 2011).
mengevaluasi secara langsung pada staf
keperawatan. Kepala ruang sebagai manajer Rosyidi (2013) menjelaskan pada fungsi
lini pertama mempunyai dua tugas. Tugas pengorganisasian dilakukan untuk
pertama adalah pemberian keperawatan yang menetapkan, mengelompokkan dan mengatur
efektif melalui usaha bawahannya. Tugas berbagai macam kegiatan, penetapan tugas
kedua adalah memberi kesejahteraan fisik, dan wewenang seseorang serta pendelegasian
emosional dan jabatan bagi ruangan yang wewenang.
dipimpinnya. Kepala ruang akan
melaksanakan peran dan fungsi manajemen Pada tahap actuating kepala ruangan menjadi
sesuai dengan tingkat hirarkhinya seperti role model bagi perawat pelaksana dalam
memecahkan konflik di tingkat ruang, memberi asuhan keperawatan kepada pasien
memotifasi staf ditingkat ruang dan dan keluarga, membangun hubungan yang
sebagainya. positif dengan seluruh staf melalui kominikasi
yang efektif, mengidentifikasi kelebihan dan
Manajer bukan pekerja, manajer berperan kelemahan staf, mengajar/membimbing,
melakukan supervisi sebagai sumber utama mengarahkan, melatih, mengembangkan staf
peningkatan produktivitas (Deming dalam untuk memberikan asuhan keperawatan
Robbins, 2015). Supervisi merupakan salah (tindakan dan dokumentasi asuhan
satu standar dari praktek profesional dalam keperawatan) sesuai kebutuhan, memberi
organisasi rumah sakit yang harus dilakukan bimbingan untuk meningkatkan keterampilan
oleh kepala ruangan. Supervisi adalah suatu staf, melatih staf untuk pengambilan
strategi tata kelola untuk meningkatkan keputusan klinis, membantu staf dalam
kemampuan praktisi baik dari kualitas pemecahan masalah, memfasilitasi staf dalam
maupun kompetensi yang bertujuan untuk menyelesaikan pekerjaan dan memberikan
meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan bantuan atau hal-hal lain terkait dengan
pelayanan sesuai kebutuhan (Marquis &
Mengukur produktivitas kerja perawat Huston, 2015; Miri et al., 2014; Sitorus &
merupakan masukan bagi mutu pelayanan Panjaitan, 2011).
keperawatan. Input, proses dan hasil ukur
adalah merupakan umpan balik yang Pada tahap controlling ini kepala ruangan
memungkinkan manajer mengambil mengontrol jadwal kerja dan kehadiran staf,
keputusan untuk meningkatkan produktivitas menganalisa keseimbangan staf dan pekerjaan

6
mengontrol tersedianya fasilitas/peralatan/ Kepuasan supervisor bergantung pada
sarana untuk hari ini, mengontrol area terpenuhi atau tidaknya kebutuhannya.
supervisi, mengidentifikasi kendala/masalah Supervisor merasa puas apabila ia
yang muncul, mengontrol dan mengevaluasi mendapatkan apa yang dibutuhkannya,
pekerjaan staf dan kemajuan staf dalam semakin besar kebutuhannya terpenuhi
melaksanakan pekerjaan dan mengawasi dan semakin puas pula supervisor tersebut.
mengevaluasi kualitas asuhan keperawatan Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat
pasien (Rashed et al., 2015; Sitorus & bahwa kepuasan supervisor adalah ketika dia
Panjaitan, 2011). Pengendalian atau merasa berasil menjalankan supervisi dan
pengawasan dilaksanakan supervisor agar ketika perawat pelaksananya mampu
lebih meningkatkan rasa tanggung jawab menjalankan apa yang diarahkannya.
perawat dan komitmennya terhadap program
kerja. Melalui pengontrolan akan dapat Seperti yang diungkapkan Hamsyah (2004),
diketahui adanya penyimpangan pada perawat menyatakan bahwa suasana kerja perawat
dalam melaksanakan tugas-tugasnya dan mempengaruhi kepuasan kerja perawat.
sebab-sebab terjadinya penyimpangan Faktor suasana kerja yang mempengaruhi
(Kuntoro, 2010). kepuasan kerja yaitu faktor standar
pelaksanaan pekerjaan, faktor penghargaan
Makna ketiga, supervisor sebagai bagian dan faktor keterbukaan.
pencapaian aktualiasasi diri. Makna ini
berarti bahwa menjadi supervisor adalah Pelayanan keperawatan merupakan kunci
bagian dari kepuasan terhadap potensi diri pokok keberhasilan dalam pelayanan rumah
yang dimilikinya. Kebutuhan untuk sakit karena tenaga perawat secara langsung
mengungkapkan diri atau aktualisasi diri berhadapan dan memberikan pelayanan
merupakan kebutuhan manusia yang paling kepada pasien. Ketika supervsior memperoleh
tinggi dalam teori Maslow. Kebutuhan ini kepuasan dalam bekerja maka supervsior
akan muncul apabila kebutuhan-kebutuhan berusaha semaksimal mungkin dengan segala
yang ada di bawahnya telah terpuaskan kemampuan yang dimilikinya untuk
dengan baik. Akan tetapi, Maslow juga menyelesaikan tugas-tugasnya. Apabila
menggambarkan manusia sebagai makhluk supervisor banyak yang mengalami
yang tidak pernah berada dalam keadaan ketidakpuasan kerja maka berdampak kepada
sepenuhnya puas karena kepuasan itu tidak optimalnya evaluasi pelayanan
sifatnya sementara. Jika suatu kebutuhan keperawatan yang diberikan pada pasien.
telah terpuaskan, maka kebutuhan-kebutuhan
yang lainnya akan muncul menuntut Selain itu, Schultz (2010) mendefinisikan
pemuasan, begitu seterusnya. aktualisasi diri sebagai perkembangan yang
paling tinggi dan penggunaan semua bakat,
Aktualisasi diri adalah keinginan untuk pemenuhan semua kualitas dan kapasitas.
memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri Orang yang memiliki aktualisasi diri dapat
(self fullfilment), untuk menyadari semua dikorelasikan dengan orang yang dapat
potensi dirinya, untuk menjadi apa saja yang dipercaya melaksanakan tugas karena
dia dapat melakukannya, untuk menjadi dianggap memiliki kemampuan. Seperti studi
kreatif dan bebas mencapai puncak prestasi metaanalisis Colcuittt et al. (2007)
potensinya. Manusia yang dapat mencapai menunjukan bahwa orang dipercaya
tingkat aktualisasi diri ini menjadi manusia berdasarkan pada tiga hal, yaitu kemampuan,
yang utuh, memperoleh kepuasan dari kebajikan, dan integritas.
kebutuhan-kebutuhan yang orang lain bahkan
tidak menyadari ada kebutuhan semacam itu Kepercayaan oleh responden diartikan sebagai
(Notoatmodjo, 2010). amanah. Amanah memiliki peran penting
dalam relasi interpersonal individu. Sikap dan

7
perilaku amanah mampu membentuk KESIMPULAN
hubungan positif antar individu dan
kelompok. Kepala ruangan sebagai pemegang kekuasaan
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013) tertinggi di ruang rawat berhak merubah
amanah adalah sesuatu yang dititipkan kepada perilaku stafnya sesuai perilaku yang
orang lain, setia, dan dapat dipercaya. diharapkan. Supervisor memainkan peran
Amanah merupakan kepercayaan yang penting untuk mendukung praktik
diberikan kepada seseorang untuk ditunaikan keperawatan bebasis bukti ke dalam praktik
kepada yang berhak (Amirin, 2007). Orang keperawatan sehari-hari. Bagi kepala ruangan
yang amanah adalah orang yang dapat menjadi supersivor adalah sebagai pengarah
menjalankan tugas yang diberikan. Dalam dalam mengembangkan pengetahuan
konteks psikologi, amanah dikaitkan dengan perawat, bukan hanya menilai kemampuan
kepercayaan (trust) dan keterpecayaan staf tetapi lebih pada upaya memastikan
(trustworthiness). Sementara Colcuitt et al. bahwa staf memiliki kemampuan sesuai yang
(2007) mengatakan kepercayaan dapat diharapkan.
diartikan sebagai keinginan untuk menerima
risiko terhadap trustee berdasarkan harapan Supervisi adalah tanggung jawab kepala
positif atas aksi yang dimilikinya. ruangan. Supervisor adalah peran yang
melekat pada jabatan sebagai kepala
Bagi seorang pekerja muslim yang profesional ruangan. Tugas dan fungsi supervisor tidak
haruslah memiliki sifat amanah, terpercaya lepas dari tugas dan fungsi manajemen
dan bertanggung jawab, bekerja dengan keperawatan itu sendiri, yaitu planning,
sungguh-sungguh dan mencurahkan segala organizing, actuating dan controlling.
potensi yang dimiliki demi untuk Supervisor bagi kepala ruangan juga bagian
mewujudkan tujuan organisasi dan bukan pencapaian aktualiasasi diri, supervisor
hanya mencari kepentingan pribadinya, adalah bagian dari kepuasan terhadap
sehingga muncul jiwa amanah yaitu mampu potensi diri yang dimiliklinya. Menjadi
menjalankan tugas dan bertanggung jawab supervisor adalah sebuah kepercayaan yang
atas tugas yang diberikan. Bekerja dengan diemban sehingga dalam bekerja harus
sifat amanah adalah bagian dari ibadah. berdasarkan sifat amanah. Ketika amanah
tersebut dilaksanakan dengan baik maka akan
Berdasarkan definisi tersebut dapat memberikan dampak positif dan kepuasan,
disimpulkan bahwa bagi kepala ruangan tidak hanya bagi kepala ruangan itu sendiri
menjalankan peran sebagai supervisor adalah tepati bagi perawat ruangan dan pasien.
menjalankan kepercayaan. Ada dua
komponen yang melekat pada kepercayaan.
Pertama, keinginan untuk menerima segala SARAN
risiko dan kedua, harapan positif.
Kepala ruangan agar selalu berupaya menjadi
Keinginan menerima segala risiko berarti role model bagi setiap perawat pelaksana
bahwa dia memiliki bertanggung jawab dengan menunjukan teladan yang baik untuk
memastikan para perawat pelaksana meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
memberikan pelayanan sesuai dengan standar Kepala ruangan juga perlu diberikan pelatihan
operasional prosedur. Harapan positif berarti supervisi dan manajemen kepemimpinan
setiap supervisor memiliki harapan agar secara berkesinambungan. Kedepannya ketua
evaluasi dan bimbingan yang dilaksanakannya tim, kepala bidang keperawatan, kepala seksi
memberikan dampak positif pada mutu asuhan keperawatan dan kepala seksi mutu
asuhan keperawatan. keperawatan juga disarankan terlibat langsung
agar supervisi berjenjang dapat dijalankan.

8
unique relationships with risk taking and
DAFTAR PUSTAKA job performance, Journal of Applied
Psychology,92 (4), pp.909–927.
Afiyanti, Y & Rachmawati, I.N. (2014). Cruz, S.S.S.M.S. (2011). Clinical supervision
Metodologi penelitian kualitatif dalam in nursing: effective pathway to quality.
riset keperawatan. Edisi 1. Jakarta: Procedia-Social and Behavioral Sciences
Rajawali Pers. (Internet), 29, pp.286-291. Available
Afrizal. (2014). Metode penelitian kualitatif: from:<http://doi:10.1016/j.sbspro.2011.1
sebuah upaya mendukung penggunaan 1.240> (Accessed 3rd August 2016)
penelitian kualitatif dalam berbagai De Abreu, W.J.C.P. & Marrow, C.E. (2012).
disiplin ilmu. Edisi 1. Jakarta: Rajawali Clinical supervision in nursing practice: a
Pers. comparative study in Portugal and The
Amirin, T.M (2007). Kepemimpinan yang United Kingdom. Sanare, Sobral
amanah. Dinamika Pendidikan, 1(14), (Internet), July-December, 11 (2) pp.16-
pp.1-11. 24. Available from:
Arwani & Supriyatno, H. (2006). Manajemen <https://sanare.emnuvens.com.br/sanare/
bangsal keperawatan. Jakarta: EGC. article/download/285/255> (Accessed 3rd
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa August 2016)
Kemdikbud. (2014). Kamus Besar Francke, A.L. & de Graaff. F.M. (2012). The
Bahasa Indonesa (KBBI). effects of group supervision of nurses: a
Brunero, S & Parbury, J.S. (2008). The systematic literature review.
effectiveness if clinical supervision in International Journal of Nursing Studies
nursing: an evidenced based literature (Internet), 49 (9) pp.1165-1179.
review. Australian Journal of Advanced Available from:
Nursing (Internet), January, 25 (3) pp 86- <http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2
94. Available from: 2177568> (Accessed 2nd August 2016)
<https://opus.lib.uts.edu.au/bitstream/104 Gillies, D.A. (2001). Nursing Management, A
53/12822/1/2008000703.pdf> (Accessed System Approach. 3th ed. Philadelphia:
13th August 2016) WB Saunder Company.
Brunetto, Y., Wharton, R.F. & Shacklock, K. Hamsyah, A. (2004). Analisis Pengaruh
(2011). Supervisor-nurse relationships, Suasana Kerja terhadap Tingkat
teamwork, role ambiguity and wellbeing: Kepuasan Kerja Perawat di Bangsal
public versus private sector nurses. Asia Rawat Inap RSU Ungaran. Tesis
Pacific Journal of Human Resources Program Studi Ilmu Kesehatan
(Internet), 49 (2) pp.143-164. Available Masyarakat Konsentrasi Administrasi
from: <http://dx.doi.org/10.1177/ Rumah Sakit Universitas Diponegoro
1038411111400161> (Accessed 3rd Semarang.
August 2016) Kuntoro, A. (2010). Buku ajar manajemen
Choi, K.S. & Kim, J.H. (2014). The keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
relationship between problem solving Marquis, B.L. & Huston, C.J.
ability, professional self concept, and (2015). Leadership roles and
critical thinking disposition of nursing management functions in nursing: theory
students. International Journal of Bio- and application. 8th Edition.
Science and Bio-Technology (Internet), 6 Philadelphia: Wolters Kluwer Health.
(5) pp.131-142. Available from: <http:// Miri, S.A., Mansor, N.N.A., A, A. & Chikaji,
dx.doi.org/10.14257/ijbsbt.2014.6.5.13> A. (2014). The Role of First Line Nurse
(Accessed 3rd August 2016) Manager. Review of European Studies
Colquitt, J.A, Scott,B .A and LePine, J. A. Available from: 10.5539/res.v6n4p31
(2007). Trust, trustworthiness, and trust (Accessed 13th August 2016)
propensity: a metaanalytic test of their Mularso. (2007). Supervisi Keperawatan di

9
RSUD Dr. Abdul Aziz Singkawang. Schultz, D. (2010). Psikologi Pertumbuhan:
Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada. Model-Model Kepribadian Sehat.
Available from: <http://etd.repository. Yogyakarta: Kanisius.
ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_det Simamora, R.H. (2012). Buku ajar
ail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ manajemen keperawatan. Jakarta: EGC.
=html&buku_id=34812> (Accessed 15th Sitorus, R & Panjaitan, R. (2011). Manajemen
August 2016) keperawatan: manajemen di ruang
North, N., & Hughes, F. (2012). A system rawat. Jakarta: Sagung Seto.
perspective on nursing productivity. Smith, K.L. (2009). A brief summary of
Journal of Health Organization and supervision models (Internet).
Management, 26 ( 2), pp.192 – 214 Milwaukee: Marquette University
Notoatmodjo S. (2010). Promosi Kesehatan Available from:
Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Rineka http://www.marquette.edu/education/grad
Cipta /documents/brief-summary-of-
Paramitha, D.S. (2017). The head nurse’s supervision-models.pdf (Accessed 14th
supervision in the hospital. Naskah August 2016)
dipresentasikan dalam The 1st Andalas Sugiharto, A.S., Keliat, B.A. & Hariyati,
International Nursing Conference 2017 R.T.S. (2012). Manajemen keperawatan:
Proceeding. aplikasi MPKP di rumah sakit. Jakarta:
Patelarou, A & Vlasiadis, K. (2013). Nurse EGC.
manager and nurse leader. Synonyms or Widiyanto, P., Hariyati, R.T.S. & Handayani,
complementary terms? The Hellenic H. (2013). Pengaruh pelatihan supervisi
Journal of Nursing Science (HJNS). terhadap penerapan supervisi klinik
Available from: http://journal-ene.gr/wp- kepala ruang dan peningkatan kualitas
content/uploads/2013/10/nurse_manager tindakan perawatan luka di RS PKU
_nurse_leader.pdf (Accessed 14th August Muhammadiyah Temanggung. Naskah
2016) dipresentasikan dalam Prosiding
Pratiwi, A. & Utami , Y.W. (2010). Konferensi Nasional PPNI Jawa Tengah
Pembinaan dan pendampingan (Internet), pp.44-50. Available from:
pimpinanan keperawatan dalam <http://download. portalgaruda.org/
melaksanakan peran dan fungsi article.php?article=98508&val= 426>
th
manajemen pada kepala ruang di RS (Accessed 14 August 2016)
PKU Muhammadiyah Surakarta. Warta,
13 (1), pp.37 – 47 Peneliti :
Rashed, S.A.E., Al Torky, M.A.M. & Morsey,
S.M. (2015). Performance of head nurses 1. Dewi Setya Paramitha
management functions and it’s effect on Dosen Program Magister
nurses' productivity at Assiut University Keperawatan FKIK Universitas
Hospital. IOSR Journal of Nursing and Muhammadyah Banjarmasin
Health Science (IOSR-JNHS) (Internet), 2. Yati Afiyanti
September-October, 4 (5) pp.38-49. Dosen Program Magister
Available from: Keperawatan FKIK Universitas
<http://www.iosrjournals.org/iosr- Muhammadyah Banjarmasin
jnhs/papers/vol4issue5/Version2/G04523 3. Yuliani Budiyarti
849.pdf> (Accessed 13th August 2016) Dosen Program Magister
Robbins, S.P. & Judge, T.A. (2015). Perilaku Keperawatan FKIK Universitas
organisasi. Jakarta: Salemba Empat. Muhammadyah Banjarmasin
Rosyidi, K. (2013). Manajemen
kepemimpinan dalam
keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.

10

Anda mungkin juga menyukai