Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Patient Safety ”Risiko Jatuh”

Sasaran : Keluarga pasien


Tempat : Ruang Angsoka RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Hari/Tanggal : Senin, 01 Juli 2019


Waktu : 1 X 30 menit

I. Tujuan Instruksional umum

Setelah proses penyuluhan diharapkan keluarga pasien dapat mengerti tentang risiko jatuh.
II. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :


1. Menyebutkan pengertian Jatuh

2. Menyebutkan tujuan dan manfaat


3. Menyebutkan cara pencegahan risiko jatuh tinggi dan rendah

III. Materi

1. Pengertian jatuh
2. Tujuan dan manfaat risiko jatuh

3. Cara pencegahan risiko jatuh tinggi dan rendah

IV. Metode
1) Diskusi

2) Tanya jawab

V. Media
1. Power Point

2. Leaflet
VI. Seting Tempat

Keterangan:
:
presenter : fasilitator

: moderator : observer

: audiens : meja

VII. Pengorganisasian
Pembimbing Klinik : Ns. Dorkas

Pembimbing Pendidikan : Ns. Rusdi M.Kep


Penyaji : Nurasiyah, S.Kep

Moderator : Welniati Mangesa, S.Kep


Observer : lerim, S.Kep

Fasilitator :
1. Aprilia ika wijayanti, S.Kep

2. Irva Maulida R, S.Kep


3. Shinta Devi, S.Kep

4. Sheela cristina S.Kep


5. Zainal Muttaqin S.Kep

6. Yanuarius Risky Ding S.Kep


7. Dita Puspita Bella S.Kep

8. Didik Cahyo Nugroho S.Kep


9. Hayani S.Kep

10. Muhamad Faisal S.Kep


11. Melisa Damayanti S.Kep

Job Description

1. Moderator : Mengarahkan jalannya acara


2. Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan
3. Fasilitator : Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif dalam
diskusi

4. Observer : Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan, mengevaluasi


jalannya penyuluhan

VIII. Kegiatan Penyuluhan


NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1 5 menit Pembukaan Mendengarkan pembukaan

a) membuka kegiatan dengan yang disampaikan oleh


mengucapkan salam moderator.

b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan

d) Menyebutkan materi yang akan


diberikan

e) Menyampaikan kontrak waktu

2 10 menit Pelaksanaan Mendengarkan dan


Penyampaian materi oleh pemateri: memberikan umpan balik

b) Menggali pengetahuan peserta tentang tehadap materi yang


risiko jatuh disampaikan.

c) Menjelaskan tentang pengertian jatuh


d) Menyebutkan tujuan dan manfaat

mengetahui pasien risiko jatuh


e) Menyebutkan cara pencegahan risiko

jatuh tinggi dan sedang

3 5 menit Tanya jawab Mengajukan pertanyaan

Memberikan kesempatan kepada peserta


untuk bertanya tentang materi yang kurang

dipahami

3 5 menit Evaluasi Menjawab pertanyaan


Menanyakan kembali kepada peserta
tentang materi yang telah diberikan dan
reinforcement kepada peserta yang dapat
menjawab pertanyaan

4 5 menit Penutup Mendengarkan dengan

a) Mempersilahkan fasilitator dari seksama dan menjawab


pembimbing klinik dan pembimbing salam

akademik untuk menambahkan ataupun


menjelaskan kembali jawaban pertanyaan

peserta yang belum terjawab.

b) Menjelaskan kesimpulan dari materi


penyuluhan

c) Ucapan terima kasih


d) Salam penutup

IX. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur
a) Peserta hadir ditempat penyuluhan

b) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang angsoka. Pengorganisasian


penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses
a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

b) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar


3. Evaluasi Hasil

Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti dan
memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
RISIKO JATUH

A. PATIENT SAFETY

Patient safety atau keselamatan pasien merupakan sebuah sistem yang dijumpai di rumah
sakit dimana rumah sakit membuat suatu asuhan yang bertujuan untuk membuat pasien lebih

aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan yang tidak diharapkan
terjadi.Sistem keselamatan pasien meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal

yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes 2011).

1. Sasaran I: Ketepatan identifikasi pasien


a Pasien di identifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan

nomor kamar atau lokasi pasien.


b Pasien di identifikasi sebelum pemberian obat, darah atau produk darah.

c Pasien di identifikasi sebelum mengambil darah dan specimen lain untuk


pemeriksaan klinis.

d Pasien di identifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan atau prosedur.

2. Sasaran II : Peningkatan komunikasi efektif


a Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan

dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah.


b Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan

dibacakan secara lengkap oleh penerima perintah.


c Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang

menyampaikan hasil pemeriksaan.


d Kebijakan komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten.

3. Sasaran III: Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert)
a Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan agar memuat proses identifikasi,

menetapkan lokasi, pemberian label dan penyimpanan elektrolit konsentrasi.


b Implementasi kebijakan dan prosedur.

c Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jka dibutuhkan
secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang kurang hati-hati

di area tersebut sesuai kebijakan.


4. Sasaran IV: Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi.
a Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti untuk identifikasi

lokasi operasi dan melibatkan pasien didalam proses penandaan.


b Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk memverifikasi saat

pre operasi tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien dan semua dokumen serta
peralatan yang diperlukan tersedia, tepat dan fungsional.

c Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur sebelum “ incise
atautime out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur tindakan pembedahan.

d Kebijakan dan prsedur dikembangkan untuk mendukung suatu prses yang seragam
untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur

media dan dental yang dilaksanakan di luar kamar operasi.


5. Sasaran V: Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.

a Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene terbaru yang
diterbitkan dan sudah diterima secara umum ( a.l dari WHO Guidelines on Patient

Safety).
b Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif.

c Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengarakan pengurangan secra


berkelanjutan resiko dari infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.

6. Sasaran VI: Pengurangan resiko pasien jatuh


a Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap resiko jatuh dan

melakukan asessment ulang bila pasien diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan dan lain-lain.

b Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi mereka yang pada
hasil asessment dianggap beresiko jatuh.

c Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan, pengurangan cedera akibat


jatuh dan dampak dari kejadian yang tidak diharapkan,

d Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengarakan pengurangan


berkelanjutan resiko pasien cedera akbiat jatuh di rumah sakit.

B. PENGERTIN RISIKO JATUH


Jatuh merupakan pengalaman pasien yang tidak direncanakan untuk terjadinya jatuh, suatu

kejadian yang tidak disengaja pada seseorang pada saat istirahat yang dapat dilihat/dirasakan
atau kejadian jatuh yang tidak dapat dilihat karena suatu kondisi adanya penyakit seperti stroke,

pingsan, dan lainnya. Jatuh merupakan suatu kejadian yang menyebabkan subyek yang sadar
menjadi berada di permukaan tanah tanpa disengaja. Dan tidak termasuk jatuh akibat pukulan
keras, kehilangan kesadaran, atau kejang. Kejadian jatuh tersebut adalah dari penyebab spesifik

yang jenis dan konsekuensinya berbeda dari mereka yang dalam keadaan sadar mengalami
jatuh (Stanley, 2006) Resiko jatuh adalah Peningkatan kemungkinan untuk jatuh yang dapat

menyebabkan cedera fisik. Identifikasi pasien resiko jatuh adalah upaya yang dilakukan oleh
rumah sakit untuk mengenali pasien resiko jatuh secara tepat.

C. TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan penilaian resiko jatuh yaitu untuk menilai kembali risiko secara berkala setiap pasien
untuk jatuh, termasuk potensi risiko yang terkait dengan rejimen pengobatan pasien, dan

mengambil tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko yang teridentifikasi. Manfaat
penilaian pasien resiko jatuh adalah mengurangi angka kejadian jatuh sehingga tidak terjadi

cidera pada pasien. Deteksi dini pasien resiko jatuh sangat menentukan angka kejadian pasien
resiko jatuh. Adapun elemen yang dapat diukur antara lain :

1. Rumah sakit menerapkan suatu proses untuk penilaian awal pasien untuk risiko jatuh
dan penilaian ulang pasien ketika ditunjukkan oleh perubahan dalam kondisi atau

pengobatan, atau yang lain.


2. Ukuran yang diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang dinilai

beresiko.
3. Ukuran dipantau untuk hasil, baik kesuksesan pengurangan cedera jatuh dan apapun

yang terkait konsekuensi yang tidak diinginkan.


4. Kebijakan dan atau prosedur terus mendukung pengurangan resiko membahayakan

pasien akibat jatuh di organisasi


D. PENCEGAHAN PASIEN RISIKO JATUH
Pencegahan pasien jatuh yaitu dengan penilaian awal risiko jatuh, penilaian berkala setiap

ada perubahan kondisi pasien, serta melaksanakan langkah – langkah pencegahan pada pasien
berisiko jatuh. Implementasi di rawat inap berupa proses identifikasi dan penilaian pasien

dengan risiko jatuh serta memberikan tanda identitas khusus kepada pasien tersebut, misalnya
gelang kuning, penanda di pintu, serta informasi tertulis kepada pasien atau keluarga pasien.

Pada pasien dengan resiko jatuh, upaya pencegahan yang dapat dilakukan yaitu:

1. Memastikan tempat tidur/ brankard dalam posisi roda terkunci


2. Pagar sisi tempat tidur/ brankard dalam posisi berdiri/terpasang

3. Lingkungan bebas dari peralatan yang tidak digunakan


4. Pastikan pasien memiliki stiker penanda resiko tinggi jatuh

5. pada gelang identitas dan tanda kewaspadaan pada panel informasi pasien
DAFTAR PUSTAKA

Akreditasi, 2012. Pembahasan Akreditasi RS 2012 (Baru). [Online] Available at:


http://akreditasi.web.id/2012/?page_id=1313 [Accessed 12 Oktober 2013].

Hasanah, R.A., 2012. Akreditasi Internasional. [Online] Available at: riana-a-h-


fkm10.web.unair.ac.id/artikel_detail-41322-ADMINISTRASI%20RUMAH%20PUSKESMAS-

Akreditasi%20Internasional.html [Accessed 15 Oktober 2013].


Isomi M. Miake-Lye et al. (2013). Inpatient Fall Prevention Programs as a Patient Safety Strategy. A
Systematic Review. Annals of Interbal Medicine. Vol 158. No 5
Pambudi, A., 2008. RS MMR Tutorial I Yogyakarta. [Online] Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta Available at: elearning.mmr.umy.ac.id [Accessed 17 Oktober 2013].


DAFTAR HADIR PESERTA
PENYULUHAN KESEHATAN RISIKO JATUH

DI RUANG ANGSOKA

No. Nama Tanda Tangan

1   1.

2   2.

3   3.

4   4.

5   5.

6   6.

7   7.

8   8.

9   9.

10   10.

11   11.

12   12.

13   13.

14   14.

15   15.

16   16.

17   17.

18   18.

19   19.

20   20.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
RISIKO JATUH

DI RUANG ANGSOKA RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE


SAMARINDA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIYATA HUSADA


SAMARINDA

2019

Anda mungkin juga menyukai