Anda di halaman 1dari 35

BRONKOPNEUMONIA

pada anak

Kalista Yeni
112017076

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU


PENYAKIT ANAK
RS BHAKTI YUDHA
1
 Pneumonia adalah infeksi saluran
pernafasan akut bagian bawah yang
mengenai parenkim paru.
 Pneumonia pada anak dibedakan menjadi:
1. Pneumonia lobaris
2. Pneumonia interstisial (bronkiolitis)
3. Bronkopneumonia

2
BRONKOPNEUMONIA
• Peradangan pada parenkim paru yang
melibatkan bronkus atau bronkiolus
dan juga mengenai alveolus yang
berupa distribusi berbentuk bercak-
bercak
• Bila alveolus radang  terisi oleh
nanah dan cairan  fibrosis dan
pelebaran  kemampuan menyerap
oksigen terganggu  gangguan proses
respirasi di paru- paru.
3
EPIDEMIOLOGI
 Pneumococcus merupakan penyebab
utama pneumonia.
 Insidens ↑ pada usia > 4 tahun dan ↓
dengan meningkatnya umur.
 Pneumonia lobaris hampir selalu
disebabkan oleh pneumococcus, ditemukan
pada orang dewasa dan anak besar.
 Bronkopneumonia lebih sering dijumpai
pada anak kecil dan bayi.
4
ETIOLOGI
BAKTERI VIRUS JAMUR

Diplococus Pneumonia Respiratory syntical virus Citoplasma Capsulatum

Pneumococcus Virus influenza Criptococcus Nepromas

Stretococcus Hemoliticus Virus sitomegalik Blastomices Dermatides


Aureus

Haemophilus Influenza Cocedirides Immitis

Basilus Friendlander Aspergillus Sp


(Klebsial Pneumoni)

Mycobacterium Candinda Albicans


Tuberculosis

Mycoplasma Pneumonia

5
PATOGENESIS
PNEUMOCOCCUS

PARU

STADIUM KONGESTI

STADIUM HEPATISASI MERAH

STADIUM HEPATISASI KELABU

STADIUM RESOLUSI
6
STADIUM KONGESTI
Peradangan (↑ aliran
darah & permabilitas
kapiler)
Pelepasan mediator
peradangan &
degranulasi sel mast
Otot polos vaskuler
lemas & ↑
permeabilitas kapiler
paru

Perpindahan eksudat Edema kapiler dan ↓ saturasi oksigen


ke dalam ruang alveolus hemoglobin
interstitium

7
STADIUM HEPATISASI
MERAH
Alveolus terisi sel darah merah

Lobus dan lobulus yang terkena memadat

Warna paru menjadi merah

Pada perabaan seperti hepar

Udara dalam alveoli sangat minimal (anak
menjadi sesak) 8
STADIUM HEPATISASI
KELABU
Lobus masih padat

Warna merah menjadi pucat kelabu

Kapiler tidak lagi kongestif

Fibrin >>, leukosit >>

Permukaan pleura suram karena diliputi fibrin

9
STADIUM RESOLUSI
Eksudat berkurang

Makrofag >>, leukosit nekrosis

Fibrin diresorbsi

10
MANIFESTASI KLINIS
GEJALA KLINIS GEJALA KHAS
Biasanya didahului infeksi saluran Sianosis pada mulut dan hidung
pernafasan bagian atas

Suhu dapat naik secara mendadak (38 – Sesak nafas, pernafasan cepat dan
40 ºC), dapat disertai kejang (karena dangkal disertai pernafasan cuping hidung
demam tinggi)

Gelisah, cepat lelah


Batuk mula-mula kering kemudian
produktif

Kadang-kadang muntah dan diare,


anoreksia.

11
PEMERIKSAAN FISIK
• Inspeksi : retraksi otot epigastrik,
interkostal, suprasternal, dan pernapasan
cuping hidung.
• Palpasi : fremitus simetris.
• Perkusi : tidak ada kelainan.
• Auskultasi : crackles sedang nyaring.

12
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan laboratorium : Analisa gas


darah, sputum, jumlah darah lengkap, laju
endap darah, elektrolit, bilirubin.
 Pemeriksaan serologi
 Pemeriksaan fungsi paru
 Pemeriksaan radiologi

13
GAMBARAN RADIOLOGI

- Bercak infiltrat inhomogen di


daerah hilus
-Corakan bronkovaskular meningkat
dan kasar
-Air bronchogram (+)
- Tidak ada pembesaran jantung
-Diafragma bilateral normal

14
KRITERIA DIAGNOSTIK
 Sesak napas disertai dengan pernafasan cuping
hidung dan tarikan dinding dada
 Panas badan
 Ronkhi basah halus-sedang nyaring (crackles)
 Foto thorax menunjukkan gambaran infiltrat
difus
 Leukositosis
Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 dari
gejala diatas

15
Antibiotik
 Kloramfenikol 25 mg/kgBB setiap 8 jam
 Seftriakson 50 mg/kgBB i.v setiap 12 jam
 Amoksisilin 25 mg/kgBB dibagi dalam 2 dosis
sehari selama 3 hari.
 Kotrimoksazol (trimetoprim 4 mg/kgBB –
sulfametoksazol 20 mg/kgBB) dibagi dalam 2
dosis sehari selama 5 hari

16
Penatalsanaan Suportif
 Pemberian oksigen lembab 2-4 L/menit  sampai
sesak nafas hilang
 Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi
elektrolit.
 Obat penurun panas diberikan hanya pada
penderita dengan suhu tinggi

17
PROGNOSIS

 Sebagian besar bronkopneumia yang di


sebabkan oleh virus dapat sembuh
spontan tanpa terapi spesifik.
 Bronkopneumonia yang disebabkan oleh
bakteri biasanya memberikan respon
cepat terhadap terapi antibiotik.

18
ASMA PADA ANAK

19
Definisi
Menurut Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) 2004,
Asma adalah mengi berulang dan/atau batuk persisten
(menetap) dengan karakteristik sebagai berikut:
 timbul secara episodik,
 cenderung pada malam/dini hari (nokturnal),
 musiman,
 setelah aktivitas fisik,
 ada riwayat asma atau atopi lain pada pasien dan/atau
keluarganya.

20
 Sedangkan menurut GINA ( Global Initiative for
Asthma ) Asma didefinisikan sebagai gangguan
inflamasi kronik saluran respiratorik dengan
banyak sel yang berperan, khususnya sel mast,
eosinofil, dan limfosit T.

21
Pencetus Asma

22
Sign dan Simptom
Trias Asma
1. Mengi
2. Dipsneu
3. Batuk
Hal ini terjadi secara episodik, timbul bersama,
dan diakhiri dengan batuk yang menghasilkan
mukus yang lengket seperti benang liat.

23
Klasifikasi Asma GINA

24
25
Asma episodik jarang (Asma ringan)
1. 70–75% dari populasi asma anak.
2. Biasanya terdapat pada anak umur 3–6 tahun.
3. Serangan umumnya dicetuskan oleh infeksi
virus saluran napas atas.
4. Banyaknya serangan 3–4 kali dalam satu tahun.
5. Lamanya serangan paling lama hanya beberapa
hari saja

26
Asma episodik sering (Asma sedang)
1. Golongan ini merupakan 28% dari populasi
asma anak.
2. Pada dua pertiga golongan ini serangan pertama
terjadi pada umur sebelum 3 tahun.
3. Frekuensi serangan paling banyak pada umur
8−13 tahun.
4. Umumnya gejala paling buruk terjadi pada
malam hari dengan batuk dan mengi yang dapat
mengganggu tidur.

27
Asma kronik atau persisten (Asma berat)
1. Pada 25% anak serangan pertama terjadi
sebelum umur 6 bulan, 75% sebelum umur 3
tahun.
2. sering memerlukan perawatan di rumah sakit.

28
Diagnosis
 Anamnesis yang baik cukup untuk menegakan
diagnosis.
 Ditambah dengan pemeriksaan fisik dan,
 Pemeriksaan penunjang.

29
Pemeriksaan Penunjang
 Uji faal paru, efektif untuk anak usia >6tahun
 Foto rontgen thoraks
 Uji provokasi bronkus
 Eosinofil sputum
 Penilaian status alergi

30
Pencetus (alergen debu rumah dan serbuk sari yang tersensitisasi, iritan seperti
udara dingin, polutan atau asap rokok, infeksi virus, dan aktivitas fisik/olahraga)

31
32
33
Kesimpulan
 Asma merupakan penyakit inflamasi kronik
saluran napas yang disebabkan oleh reaksi
hiperresponsif sel imun tubuh seperti mast sel,
eosinophils, dan T-lymphocytes terhadap stimuli
tertentu dan menimbulkan gejala dyspnea,
whizzing, dan batuk akibat obstruksi jalan napas
yang bersifat reversibel dan terjadi secara
episodik berulang.

34
35

Anda mungkin juga menyukai