Anda di halaman 1dari 8

Studi Kasus

Manajemen Risio:
RS.Aman Sekali

Kelompok 6
Deti Nurdianti
NIM 012022127

Adhani Kusumawati
NIM 012022155

Aprilia Elisabet
NIM 012022166

Kelompok 6 Mary Septarika Rajagukguk


NIM 012022167

Julius Sahputra Martua Rajagukguk


NIM 012022185

Alberto Taolin
NIM 012022201
Studi Kasus
RS Aman Sekali adalah rumah sakit yang berlokasi di sebuah kota besar. RS Aman Sekali baru diresmikan 1
tahun yang lalu dan telah mendapat ijin operasional RS tipe C, namun belum terakreditasi. Melalui laporan
rutin dari kepala unit, sering kali didapati masalah kekurangan bahan medis (obat/alkes), komplain pasien
waktu masuk rawat inap yg lama, juga keluhan tentang pemasangan akses intravena berulang lebih dari 3
kali dan timbulnya flebitis berulang pada pasien-pasien post perawatan ICU. Dari sisi sarana prasarana,
didapati tiap hari ada gangguan sinyal internet. Layanan unggulan RS Aman Sekali adalah Layanan Jantung,
namun spesialis jantung baru 1 orang dan dikeluhkan pasien sering datang terlambat.
Dari segi administrasi keuangan, sering terjadi adalah kesalahan penagihan ke pasien, rata-rata terjadi 30
kali kejadian dalam sebulan. Risiko pasien kabur juga sering terjadi meskipun jumlah kurang lebih Rp. 5
juta sebulan. RS Aman Sekali menerima pasien BPJS Kesehatan, namun sering terjadi keterlambatan dalam
pengiriman klaim BPJS kesehatan. Petugas keamanan juga tidak selalu siaga 24 Jam di IGD. Sering juga
terjadi kesalahan pengambilan obat namun belum ada upaya konkrit untuk meningkatkan keamanan
medikasi dan komite mutu masih dirangkap oleh kepala pelayanan medis.

Tugas: Sebagai Direktur RS Aman Sekali, lakukanlah identifikasi risiko dan pengendalian risiko yang dapat
dilakukan disertai dengan penetapan skala prioritas. (Urutkan dari tingkat resiko yg penting untuk ditangani
terlebih dahulu).
Hasi Menris RS.Ama Sekal
(kli d sin )
Terimakasih
ANALISA RISIKO INHERENT EVALUASI RIISIKO ALTERNATIF TEKNIK PENANGANAN RISIKO RISIKO RESIDUAL PEMILIK RISIKO/
TUJUAN OPSI TEKNIK PENANGGUNGJA TARGET
No IDENTIFIKASI RISIKO
KEGIATAN/IDENTIFIKASI
AREA / LOKASI KODE RENCANA PENGENDALIAN PROBABILI PERINGKAT APAKAH PERLU PENANGANAN PROBABILI PERINGKAT WAKTU
SEBAB RISIKO
RISIKO DAMPAK PERNYATAAN RISIKO DAMPAK
TAS
SKOR
RISIKO RISIKO ?
PENGENDALIAN URAIAN PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAAN RISIKO DAMPAK
TAS
SKOR
RISIKO
WAB
RISIKO
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25)
1 Kesalahan pengambilan obat Tidak ada lagi kejadian salah Ruang Rawat inap/ Rawat R.1 1.Tidak dilakukan pengecekan Dampak yang terjadi pada 1.Update atau refresh pengetahuan 1.Update atau refresh pengetahuan Komite mutu RS, 3 bulan
namun belum ada upaya pengambilan obat yang dilakukan jalan / Farmasi RS 1.Penyebabnya dapat terjadi ulang terhadap resep obat yang pasien dapat 1. keterbatasan tenaga perwatan/ dan pemahaman tentang medication dan pemahaman tentang medication Tim PKPO
konkrit untuk meningkatkan oleh PPA karena ketidaksesuaian akan diberikan ke pasien mengakibatkan bahaya farmasi error bagi tenaga medik, farmasi, error bagi tenaga medik, farmasi,
keamanan medikasi penulisan instruksi di catatn 2.Pemanjang Pasien yang rawat (KTD), Perwatan pasien 2.Medication eror ini dapat terjadi keperawatan keperawatan
pada tahap, peresepan, pemyiapan, 2.Pembuatan SPO Intalasi Farmasi
medik dan di resep inap yang lama sehingga dan pemberian obat
2.Pembuatan SPO Intalasi Farmasi 3.Pembuatan SPO Sistem Pelaporan
2.Tingginy beban kerja PPA 3.Komplain pasien terhadap membuat biaya perawtan 3.Komunikasi yang tidak efektif 3.Pembuatan SPO Sistem Pelaporan Medication Error
3.Komunikasi yang buruk pelayanan RS juga membesar, bisa terjadi Medication Error
antara professional perawatan tuntutan ke rs
kesehatan dengan pasien. Cegah kerugian
5 4 20 Extreme ya (Mengurangi Retensi risiko 2 1 3 Low
Probabilitas)

2 Keluhan tentang pemasangan Tidak ada lagi pemasangan akses Rawat Inap, IGD 1.Sebeb akses Iv gagl dapat R.2 1.Komplen pasien dan keluarga 1.Sehingga memperlambat Karena keterbatasan kompetensi Kepala pelayanan 3 bulan
akses intravena berulang intavena berulang kali terjadi karena kondisi pasien 2.Keruskan vena kesembuhan pasien terutama pemasangan akses IV 1.IHT (pelatihan ulang pemasangan 1.IHT (pelatihan ulang pemasangan medis, komite
lebih dari 3 kali 2.Kurangnya kompeten PPA 3.Pengobatan akses intravena 2.Komplen pasien dan tenaga perawat / bidan di ranap akses IV) akses IV) mutu, komite
dalm akses IV tidak berjalan dengan baik keluarga maupun di igd sehingga membuat 2.Rekredensial ulang PPA 2.Rekredensial ulang PPA keperawatm
keterlambatan pegobatan, komplen Cegah kerugian 3. Pembaharuan SPO tentang
3. Pembaharuan SPO tentang
pasien dan kelurga terhadap tindakan 4 4 16 Extreme ya; prosedur pemasangan infus Retensi risiko 2 1 3 Low
(Mengurangi
prosedur pemasangan infus Probabilitas) (Percobaan pemasangan infus 3x
(Percobaan pemasangan infus 3x jika jika 3x gagal maka pemasangan
3x gagal maka pemasangan infus infus dilakukan oleh PPA senior yg
dilakukan oleh PPA senior yg kompeten)
kompeten)
3 Layanan unggulan RS Aman Pasien dapat menerima pelayanan RS AMAN SEKALI (Rawat Keterbatasan dokter dan faktor R.3 Kepuasan paien terhadap layanan Risiko komplain pasien Karena keterbatasan dokter spesialis a)SPO Jadwal Visit dokter HR atau Kepala 6 bulan
Sekali adalah Layanan unggulan (pelayanan dokter inap dan Rawat Jalan) kedatangan dokter spesialis spesialis Jantung berkurang . yang tinggi, kepuasan Jantung hanya satu maka b)Melakukan rekrutmen lebih banyak penunjang medis,
Jantung, namun spesialis sepesiallis jantung) dengan tepat jantung yg sering telat pasien dengan sakit jantung dapat pasien berkurang (tehadap kemungkinan saat visit pasien bisa untuk spesialis jantung direktur rs
jantung baru 1 orang dan waktu dengan adanya terlambat untuk ditangani, layanan ranap/rajal), terlewat dikarenakan pasie banyak, c)Perbaikan jadwal konsultasi.
dikeluhkan pasien sering penambahan dokter spesialis kemungkinan pasien menerima terapi a). Melakukan rekrutmen lebih banyak
datang terlambat. Jantung , pasien dapat menerima
Menurunkan kualitas pelayanan kunjungan pasien menurun dapat terlambat sehingga dapat d)Menerapkan sistem pemberitahuan
Cegah kerugian untuk spesialis jantung
perawatn yang sesuai dengan unggulan jantung, Kepercayaan menimbulkan komplain pelayanan , otomatis untuk mengingatkan
4 3 12 Tinggi ya (Mengurangi b). Perbaikan jadwal konsultasi c0. Retensi risiko 2 1 3 Low
penyakitnya masyarakat terhadap RS dapat dokter jantung yang hanya berjumlah spesialis tentang janji konsultasi Probabilitas) Meningkatkan pelayanan terhadap
berkurang satu dapat mengakibatkan kelelahan spesalis jantung
sehingga dapat menurunkan performa
dokter sepesialis

4 Timbulnya flebitis berulang - pencegahan komplikasi Ruang ICU - pemasangan akses intravena R.4 - kerusakan pembuluh darah - Meningkatkan risiko infeksi - tidak adanya SOP terkait - Peningkatan pelatihan untuk perawat - peningkatan pelatihan petugas Kepala pelayanan 3 bulan
pada pasien-pasien post tambahan pada pasien post yang kurang professional (vascular) lokal pada lokasi penyisipan perawatan pasien ICU. dalam pemasangan akses intravena kesehatan medis, komite
perawatan ICU. perawatan ICU - memilih lokasi yang tidak tepat - infeksi local atau sistemik atau infeksi sistemik yang - kurangnya keterampilan perawat yang tepat dan selektif. - pemantauan berkala dan evaluasi mutu, komite
- perbaikan kualitas perawatan di - penggunaan cairan infus yang - gangguan pada aliran cairan dapat mempengaruhi dalam pemasangan akses IV - Memastikan praktik kebersihan yang - Memberikan edukasi yang jelas keperawatm, Tim
ruang ICU tidak sesuai kepada pasien dan keluarga mengenai PPI, Kepala
- mengurangi kejadian flebitis di - kurangnya pengawasan dan
intravena kesehatan pasien secara - Flebitis dapat menyebabkan ketat selama prosedur pemasangan, tanda-tanda flebitis, serta pentingnya Ruangan ICU
ruang ICU pemantauan pasien keseluruhan. ketidaknyamanan dan rasa sakit, dan pemantauan berkala untuk tanda- memberikan informasi segera kepada
- Meningkatkan mengurangi kepuasan pasien. tanda infeksi. tim perawatan jika ada gejala atau
ketidaknyamanan dan rasa - Peningkatan pemantauan pasien Cegah kerugian ketidaknyamanan.
sakit pada pasien. pasca-ICU untuk mendeteksi dan 3 4 12 High ya (Mengurangi - Meningkatkan pemantauan pasien Retensi risiko 2 2 4 Low
- Prolonged ICU stay dapat menangani flebitis secara dini. Probabilitas) yang telah keluar dari ICU untuk
meningkatkan biaya dan - Pemberian edukasi yang memadai mendeteksi dini tanda-tanda flebitis.
risiko infeksi terkait dengan kepada pasien mengenai tanda-tanda Menetapkan prosedur pemantauan
pasca-ICU yang rutin dan menyeluruh.
perawatan di ICU. flebitis dan tindakan yang dapat
- Menurunkan kepuasan diambil untuk mencegahnya.
pasien terhadap perawatan
yang diberikan.

5 Petugas keamanan tidak Memastikan ketersediaan petugas IGD - Keterbatasan Sumber Daya R.5 - Ketidakamanan Pasien dan - Kehadiran petugas - Ketidaksiagaan petugas keamanan - Merancang jadwal shift petugas - Memberikan pelatihan yang intensif manager 3 bulan
selalu siaga 24 Jam di IGD keamanan di IGD sepanjang waktu Manusia Keluarga keamanan yang tidak 24 jam di IGD dapat meningkatkan keamanan agar dapat memberikan kepada petugas keamanan untuk keamanan,
untuk mengatasi dan mencegah - Kebijakan atau Keputusan - Potensi tindak kriminal dan optimal dapat meningkatkan risiko ketidakamanan bagi pasien kehadiran selama 24 jam meningkatkan kemampuan mereka manager SDM
potensi situasi keamanan yang Manajemen kejahatan risiko terjadinya tindak dan keluarga selama kunjungan di - Memperkuat keamanan fisik dengan dalam menangani situasi darurat,
dapat membahayakan pasien. - Tidak Optimalnya Sistem merespons kejadian keamanan, dan
Manajemen Keamanan
- Potensi Keterlambatan dalam kriminal seperti, pencurian, malam hari atau selama keadaan menggunakan teknologi keamanan, bekerja secara efektif dalam skenario
Tanggapan Keamanan penyerangan, atau perilaku darurat. seperti kamera pengawas, sistem yang mungkin terjadi.
- Risiko Pasien Kabur merugikan lainnya di area - Kurangnya pengawasan yang akses pintu terkendali, dan Cegah kerugian - Melibatkan staf medis dalam
- Potensi Risiko keamanan IGD. optimal dapat meningkatkan risiko pencahayaan yang memadai untuk 3 4 12 High ya (Mengurangi perencanaan keamanan dan Retensi risiko 1 2 3 Low
Terhadap Staf Medis - Keterbatasan pengawasan pasien mencoba untuk kabur dari mengurangi risiko kejahatan. Probabilitas) memberikan pelatihan tentang
- Pengaruh Negatif pada Citra dapat meningkatkan risiko IGD, berpotensi membahayakan - Menyusun prosedur tanggap darurat langkah-langkah keamanan yang
Rumah Sakit pasien mencoba untuk keselamatan pasien. yang jelas dan memastikan bahwa harus diambil jika terjadi situasi
kabur dari IGD petugas keamanan terlatih untuk darurat.
merespons situasi darurat medis atau
keamanan dengan cepat dan efisien.

6 Keterlambatan dalam Mencegah keterlambatan Administrasi/Ruang Rawat 1. Sering terjadi keterlambatan R.6 1. Keterlambatan pembayaran 1. Kerugian pihak RS akibat 1. Kurangnya kemampuan 1. SOP pengumpulan dan 1. Memperbaiki SOP tentang Bagian 3 bulan
pengiriman klaim BPJS pengiriman BPJS yang merugikan Inap/Ruang Rawat Jalan dalam melengkapi RME baik di klaim BPJS hingga pengurangan pengurangan klaim BPJS 2. manajerial dari Ruang kelengkapan klaim BPJS serta penyelesaian RME dengan tenggat Administrasi
kesehatan RS Rawat Jalan maupun di Rawat penerimaan RS akibat adanya RS terlambat melakukan tenggat waktu bulanan 2. Perlunya waktu 2. Menambah petugas yang Rawat Inap,
administrasi dalam melakukan dibutuhkan agar data yang Administrasi
Inap 2. Petugas Administrasi kasus yang tidak terklaim pembayaran logistik RS ke pengumpulan serta melengkapi dokter/tenaga medis ahli yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan Rawat Jalan
kurang terlatih untuk penyedia bahan medis melakukan pengecekan kelengkapan
klaim BPJS 2. Kurangnya jumlah Cegah kerugian klaim BPJS dapat terpenuhi dalam
melengkapi pengisian klaim RME setiap harinya, agar tidak terjadi tenggat waktu yang ditentukan 3.
staf administrasi yang 3 4 12 High ya (Mengurangi Retensi risiko 2 2 4 Low
BPJS sehingga sering sekali keterlambatan akibat kelalaian dalam Probabilitas) Memaksimalkan fungsi dari case
terdapat pengembalian berkas melengkapi kebutuhan klaim melengkapi RME 3. Penambahan staf management untuk melakukan
klaim yang belum lengkap BPJS 3. Diperlukan staf medis medis dan administrasi apabila tetap pendataan pasien yang akan
khusus yang melakukan ditemukan kekurangan setelah dipulangkan dari rawat inap
pengecekan kelengkapan RME di evaluasi berikutnya
Rawat Inap dan Rawat Jalan
ANALISA RISIKO INHERENT EVALUASI RIISIKO ALTERNATIF TEKNIK PENANGANAN RISIKO RISIKO RESIDUAL PEMILIK RISIKO/
TUJUAN OPSI TEKNIK PENANGGUNGJA TARGET
No IDENTIFIKASI RISIKO
KEGIATAN/IDENTIFIKASI
AREA / LOKASI KODE RENCANA PENGENDALIAN PROBABILI PERINGKAT APAKAH PERLU PENANGANAN PROBABILI PERINGKAT WAKTU
SEBAB RISIKO
RISIKO DAMPAK PERNYATAAN RISIKO DAMPAK
TAS
SKOR
RISIKO RISIKO ?
PENGENDALIAN URAIAN PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAAN RISIKO DAMPAK
TAS
SKOR
RISIKO
WAB
RISIKO
7 Kekurangan bahan medis Mencegah kekurangan bahan Bagian logistik/Farmasi 1. Petugas logistik jarang R.7 1. Tidak tersedianya obat yang 1. Perburukan kondisi 1. Tidak adanya SOP mengenai 1. SOP pengecekan stok bahan medis 1. Merevisi SOP pengadaan bahan Bagian logistik, 6 bulan
(obat/alkes) medis RS/Administrasi/Bagian melakukan pemeriksaan diperlukan di pelayanan Rawat pasien di rawat inap 2. pengecekan stok bahan medis 2. disempurnakan dan dipatuhi 2. medis serta menjadwalkan Petugas Farmasi,
Keuangan gudang dan pendataan bahan Inap 2. Tertundanya pelayanan di Kematian pasien akibat Penambahan staf di bagian farmasi pengecekan berkala setiap Administrasi
Kurangnya tenaga di farmasi pertengahan serta akhir bulan 2. Keuangan
medis 2. Farmasi terlambat ruang bedah dan kebidanan keterlambatan tindakan yang bertugas untuk melakukan yang khusus untuk pengecekan
Menambah jumlah petugas khusus
melaporkan jumlah pemakaian akibat kekurangan alkes 3. operasi 3. Komplain pasien logistik 3. Administrasi harus lebih
penrhitungan kebutuhan obat untuk mendata di bagian logistik
obat bulanan 3. Administrasi Komplain pasien mengenai mengenai lambatnya teliti dalam menerima laporan dari tiap dan kefarmasian 3. Petugas farmasi
sering terlambat melaporkan lambatnya pelayanan farmasi di penanganan RS bulanan, serta registrasi obat bagian 4. Keuangan harus diberikan Cegah kerugian
harus memiliki jadwal rutin untuk
jumlah pasien bulanan dalam rawat jalan masuk dan keluar 3. Administrasi tenggat waktu dalam menangani
3 4 12 High ya (Mengurangi
pengecekan berkala ketersediaan
Retensi risiko 2 2 4 Low
membutuhkan pelatihan Probabilitas)
rapat manajemen 4. Bagian kebutuhan darurat obat serta registrasi keluar masuk
keuangan lambat merespon manajerial untuk lebih teliti dalam obat.
permintaan dari logistik mengecek laporan dari tiap
mengenai keperluan bahan bagian 4. Keuangan kurang sigap
medis dalam menindaklanjuti laporan
dari bagian
8 Komplain pasien waktu masuk Mempersingkat waktu masuk IGD, Rawat Inap, 1. Keterbatasan jumlah staf R.8 1. Komplain pasien dan keluarga 1. Kepuasan pasien turun Komplain pasien waktu masuk 1. Melakukan perbaikkan sistem 1. Pelatihan dan penambahan petugas Kepala pelayanan 6 bulan
rawat inap yg lama rawat inap Administrasi Rawat Inap IGD pasien 2. Keterlambatan rawat inap yg lama. administrasi (proses asuransi,dll) administrasi bagian asuransi IGD, Administrasi
2. Keterbatasan jumlah bed di 2. Penumpukkan pasien di IGD penanganan pasien IGD 2. Evaluasi pelayanan medis IGD 2. Penambahan dan pelatihan staf IGD Rawat Inap,
Ruang Rawat Inap 3. IGD full, sehingga pasien lain dapat berakibat meliputi penilaian kondisi pasien, Cegah kerugian 3. Penambahan bed/kamar di Rawat Administrasi
(Mengurangi Inap Kebendaharaan,
3. Kegawatdaruratan pasien terlambat mendapat penanganan memburuknya prognosis keterbatasan fasilitas dan SDM 4 5 20 Extreme ya
4. Rapat komite medis untuk
Retensi risiko 2 3 6 Moderate
Tenaga Medis
4. Spesialis belum memberi pasien Probabilitas)
mengatasi masalah slow respon dari IGD, Tenaga
instruksi Spesialis Spesialis
5. Administrasi pengguna
asuransi kesehatan lama
9 Administrasi keuangan, sering Administrasi keuangan tepat dan Administrasi Keuangan, Poli 1. Kesalahan pada proses R.9 1. Penghitungan jasa pelayanan 1. Kerugian bagi pasien Dari segi administrasi keuangan, 1. Evaluasi sistem informasi pada 1. Penggantian petugas yang terbukti Administrasi 3 bulan
terjadi adalah kesalahan terkendali Pelayanan, Kasir penginputan dari unit tidak tepat/lengkap 2. Kerugian bagi petugas sering terjadi adalah kesalahan administrasi keuangan RS paling sering melakukan kelalaian Keuangan, Kasir,
penagihan ke pasien, rata- pelayanan 2. Penghitungan biaya obat tidak 3. Kerugian bagi Rumah 2. Mengganti petugas yang paling 2. Pelatihan petugas administrasi Poli Pelayanan,
rata terjadi 30 kali kejadian penagihan ke pasien, rata-rata keuangan dan kasir Tim Audit Internal
2. Resep tidak masuk ke kasir sinkron dengan jumlah obat keluar Sakit terjadi 30 kali kejadian dalam sering melakukan kelalaian
dalam sebulan. 3. Pembuatan dan penyampaian SOP
3. Billing system tidak 3. Data piutang pasien rawat penginputan Cegah kerugian
sebulan. Alur Pelayanan Resep yang mencakup
sempurna inap/jalan tidak akuntabel 3. Memberikan training terhadap 3 5 15 Extreme ya (Mengurangi hingga ke kasir Retensi risiko 2 2 4 Low
4. Salah penghitungan biaya 4. Kasir/Petugas mengganti petugas administrasi keuangan Probabilitas) 4. Perbaikkan billing system
5. Transaksi penerimaan kehilangan uang 5. Membuat jadwal pengauditan
pembayaran pasien kurang 5. Pasien membayar lebih dari bagian Kasir dan Administrasi
teliti yang seharusnya Keuangan secara berkala
6. Kalibrasi klaim perawatan dengan
Petugas BPJS setiap bulan
10 Risiko pasien kabur juga Tidak ada lagi risiko pasien kabur Security, Ruang Tunggu, 1. Lamanya waktu tunggu R.10 1. Perhitungan pelayanan yang 1. Kerugian bagi Rumah Risiko pasien kabur juga sering terjadi 1. Meningkatkan sistem keamanan 1. Mengaudit bagian administrasi untuk Petugas 3 bulan
sering terjadi meskipun jumlah Pintu Masuk/Keluar RS administrasi diberikan tidak sinkron dengan Sakit meskipun jumlah kurang lebih Rp. 5 juta RS menghindari waktu tunggu yang lama Keamanan
kurang lebih Rp. 5 juta 2. Security tidak dapat pemasukan RS 2. Penyebaran penyakit sebulan. 2. Membenahi sistem administrasi 2. Pembuatan dan penyampaian SOP (Security),
sebulan. membedakan 2. Pasien dengan infeksi infeksius pasien yang lama skrining pasien dan pengunjung RS, Administrasi
Cegah kerugian membuat pengkodean pengunjung dan Rawat Inap, Kasir,
pasien/pengunjung penularan tinggi keluar dari ruang 3. Perburukan prognosis 2 4 8 Moderate ya (Mengurangi pasien Retensi risiko 1 3 3 Low Manajemen RS
3. Pintu rumah sakit banyak, isolasi pasien Probabilitas) 3. Menambah petugas security untuk (keamanan dan
tetapi penjagaan minim 3. Pasien yang kabur dalam mengamankan setiap pintu RS SDM)
4. Pasien menghindari keadaan sakit dapat 4. Security melakukan pengecekan
pembayaran memperburuk prognosisnya bukti pelunasan bagi pasien yang akan
pulang
11 Komite mutu masih dirangkap Kepala pelayanan medis tidak lagi Komite Mutu 1. Kurangnya minat pegawai R.11 1. Komite Mutu tidak bersifat 1. Perbaikkan terpusat di Komite mutu masih dirangkap oleh 1. Melakukan rapat manajemen untuk 1. Reorganisasi Komite Mutu Kepala Rumah
oleh kepala pelayanan medis. menjabat menjadi komite mutu RS untuk menjadi Komite Mutu objektif karena dipegang oleh beberapa pelayanan saja kepala pelayanan medis. reorganisasi komite mutu 2. Memberikan pelatihan kepada Sakit, Komite
2. Pegawai RS yang lain tidak Kepala Pelayanan Medis 2. Penurunan mutu 2. Memberikan pelatihan kepada Segregasi Komite Mutu yang baru Mutu, Kepala
memahami fungsi, tanggung 2. Beban kerja Kepala Pelayanan pelayanan Rumah Sakit Komite Mutu yang baru 3 4 12 High ya (Pemisahan / 3. Komite Mutu yang lama memberikan Retensi risiko 2 2 4 Low Pelayanan Medis,
Duplikasi) pengarahan kepada Komite Mutu baru Tenaga Medis,
jawab, dan hak Komite Mutu" Medis cukup berat, 3. Kepuasan pasien 4. Memberikan dan menjelaskan poin Manajemen SDM
memungkinkan kinerja Komite menurun lebih dari Komite Mutu
Mutu menurun 3 Bulan
12 Gangguan sinyal internet Melengkapi fasilitas kesehatan Ruang Rawat inap/ Rawat 1. Gedung pelayanan yang R.12 1. Tertundanya pelayanan di 1. Kejadian medication error Sulitnya koneksi internet 1. pemasangan wifi area rumah sakit 1. pemasangan wifi area rumah sakit Kepala pelayanan
dalam peningkatan koneksi jalan / Farmasi RS/ OK tertutup sehingga koneksi ruang rawat jalan/rawat akibat kurangnya terutama di titik-titik yang terutama di titik-titik yang memerluhkan medis
internet untuk mempermudah internet tidak serabil 2.Provider inap/farmasi/bedah akibat komonikasi pelayanan 2. memerluhkan komunikasi melalui komunikasi melalui internet 2.
komonikasi dalam pelayanan yang kurang menunjang di kesulitan dalam menjalankan Risiko komplain pasien internet 2. pemasangan wifi di dalam Cegah kerugian pemasangan wifi di dalam ruangan
melalui jejaring internet (Mengurangi yang tertutup
wilayah tertentu komonikasi 2.Komplain keluarga yang tinggi, kepuasan ruangan yang tertutup 1 5 5 Moderate ya Retensi risiko 1 3 3 Low
pasien mengenai lambatnya pasien berkurang, Probabilitas)
pelayanan 3. Komplain keluarga kunjungan pasien menurun
pasien mengenai sulitnya
mengakses internet 1 bulan
13 Belum terakreditasi. Melakukan akreditasi sebagai RS AMAN SEKALI Rumah sakit masih tergolong R.13 1. kurangnya kepercayan dan 1. rumah sakit kurang Belum terakreditasi 1. Membuat persiapan kebutuhan Melakukan akreditasi rumah sakit Kepala pelayanan
upaya peningkatan mutu rumah baru daya jual dari rumah sakit untuk diminati Akreditasi Cegah kerugian sebagai upaya peningkatan mutu medis, komite
sakit costumer 2. Melakukan akreditasi rumah sakit (Mengurangi mutu, komite
3 5 15 Extreme tidak Retensi risiko 2 2 4 Low
Probabilitas) keperawatm, Tim
PPI, seluruh unit
rumah sakit 6 bulan

Peringkat prioritas berdasarkan RPN tertinggi


Risiko Skor Peringkat
Komplain pasien waktu masuk 20 1
rawat inap yg lama
Kesalahan pengambilan obat 20
namun belum ada upaya
konkrit untuk meningkatkan
keamanan medikasi

Keluhan tentang pemasangan 16 2


akses intravena berulang lebih
dari 3 kali

Administrasi keuangan, sering 15 3


terjadi adalah kesalahan
penagihan ke pasien, rata-rata
terjadi 30 kali kejadian dalam
sebulan.
3
ANALISA RISIKO INHERENT EVALUASI RIISIKO ALTERNATIF TEKNIK PENANGANAN RISIKO RISIKO RESIDUAL PEMILIK RISIKO/
TUJUAN OPSI TEKNIK PENANGGUNGJA TARGET
No IDENTIFIKASI RISIKO
KEGIATAN/IDENTIFIKASI
AREA / LOKASI KODE RENCANA PENGENDALIAN PROBABILI PERINGKAT APAKAH PERLU PENANGANAN PROBABILI PERINGKAT WAKTU
SEBAB RISIKO
RISIKO DAMPAK PERNYATAAN RISIKO DAMPAK
TAS
SKOR
RISIKO RISIKO ?
PENGENDALIAN URAIAN PENANGANAN RISIKO PEMBIAYAAN RISIKO DAMPAK
TAS
SKOR
RISIKO
WAB
RISIKO
Belum terakreditasi. 15

Anda mungkin juga menyukai