Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MANAJEMEN PATIENT SAFETY

Dosen Pengampu : Ns.Elok Faiqotul H, S.kep,MKKK

Oleh :
AYU NUR AZIZAH
NIM. 22144010009

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2023
Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Tuhan yang
Maha Esa. Karena atas rahmatnya kami sebagai penyusun bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “MANAJEMEN PATIENT SAFETY”. Makalah ini
disusun untuk membantu Mahasiswa dalam mempelajari tentang beberapa hal
penting yang akan dibahas pada makalah ini. Penulisan makalah ini diharapkan
dapat memberikan berbagai informasi dan pengetahuan kepada setiap pembaca.
Kami yakin,tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Maka makalah ini tidak
akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu kami ingin mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Ibu Yuana Dwi Agustin, SST, M.Kes. Sebagai Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso
2. Ns. Leni Agustin, M.Kep sebagai dosen pengampu mata kuliah etika
keperawatan
3. Semua pihak yang terkait yang telah membantu proses penyelesaian
makalah ini.

Bondowoso, Juni 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah .....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................2
1.3 Tujuan .................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................4
2.1 Manajemen Patient Safety Pada Keperawatan Anak ..........................4
2.2 Manajemen Patient Safety Pada Keperawatan Jiwa ...........................7
2.3 Manajemen Patient Safety Pada Keperawatan Pasien dengan Total
Care .....................................................................................................9
BAB III PENUTUP ............................................................................................13
3.1 Kesimpulan .........................................................................................13
3.2 Saran ...................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Keselamatan pasien adalah elemen penting dari sistem pelayanan
kesehatan yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang wajib menerapkan
keselamatan pasien karena bersifat kompleks, sehingga memberikan lebih banyak
kesempatan untuk terjadinya kesalahan.
Keselamatan merupakan kerangka kerja yang membuat asuhan
keperawatan pasien lebih aman, termasuk evaluasi risiko, mengidentifikasi dan
mengelola pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk mengambil
keuntungan dari kejadian dan perkembangannya, serta melakukan jawaban untuk
membatasi peluang dan mencegah luka yang dibawa. Jaminan bahwa semua
aktivitas dan latihan yang berhubungan dengan pasien yang dilakukan oleh
petugas Kesehatan berlangsung dengan aman. Memberikan gambaran yang luar
biasa, kewajiban sosial moral dan pelaksanaan kesejahteraan pasien dengan tujuan
agar kualitasnya lebih baik. Keselamatan pasien akan terus tercipta, jika upaya
paling maksimal yang dilakukan oleh rumah sakit untuk menawarkan jenis
bantuan kepada pasien melalui pemanfaatan teknik dan pedoman yang sah dan
melalui norma-norma terukur untuk membatasi kesalahan medis (Sriningsih and
Marlina, 2020).
Manajemen patient safety adalah suatu kebijakan maupun pengaturan yang
dilakukan oleh sebuah penyedia layanan Kesehatan demi terciptanya keselamatan
pasien. Setiap penyedia layanan kesehatan tentunya harus melaksanakan
manajemen patient safety. Tanpa adanya manajemen patient safety, terkadang
keselamatan pasien belum menjadi hal yang diutamakan. Terkadang, petugas
medis seolah terjebak pada rutinitas kerja semata sehingga kepekaan terhadap
pentingnya keselamatan jiwa manusia belum sepenuhnya dimiliki. Maka,patient
safety seharusnya juga menjadi fokus utama seorang petugas medis dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. (Nunung dan Yayang, 2019).

1
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai manajemen patien safety pada
tiga ketegori yaitu, Manajemen Patient Safety Pada Keperawatan Anak,
Manajemen Patient Safety Pada Keperawatan Jiwa, dan Manajemen Patient
Safety Pada Keperawatan Pasien dengan Total Care.
Pasien anak lebih berisiko menderita beberapa masalah kesehatan selama
rawat inap karena kekhususan morfologi, kognitif, sosial serta emosional yang
berbeda dengan orang dewasa (Donaldson et al., 2021). Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Savitri et al pada tahun 2017, yang dilakukan di
Yogyakarta, prevalensi IKP sebesar 35% dengan IKP terbesar yaitu tidak
memakai gelang identitas sebesar 22%.
Pelayanan anak merupakan salah satu unit yang memiliki kejadian insiden
keselamatan pasien terbesar dikarenakan anak rentan terhadap bahaya yang terkait
dengan perawatan medis. Anak-anak memerlukan perhatian khusus terhadap
keselamatan dirinya karena masih berada pada tahap pertumbuhan dan
perkembangan.
Pasien Gangguan jiwa dengan berbagai kondisi mulai dari gangguan
schizophrenia, psikosi, psikoneurosis, psikosomatik dan lainlain memiliki
berbagai macam karakter kejiwaan. Karakter kejiwaan tersebut secara garis besar
terbagi menjadi dua macam golongan yaitu golongan gaduh gelisah (ditangani
secara intensive care) dan golongan tenang (ditangani secara intermediate care).
Selanjutnya Pasien dengan Total Care merupakan pasien dengan
ketergantungan paling besar. Hal ini dikarenakan, pasien tersebut membutuhkan
bantuan perawat secara penuh dan membutuhkan perawatan yang lebih lama
dibandingan dengan pasien lainnya. Sehingga, manajemen patient safety yang
baik sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya insiden-insiden yang tidak
diinginkan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka, rumusan masalahnya adalah
1. Bagaimana Manajemen Patient Safety Pada Keperawatan Anak?
2. Bagaimana Manajemen Patient Safety Pada Keperawatan Jiwa?

2
3. Bagaimana Manajemen Patient Safety Pada Keperawatan Pasien dengan
Total Care?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah
1 Untuk mengetahui Manajemen Patient Safety Pada Keperawatan Anak.
2 Untuk mengetahui Manajemen Patient Safety Pada Keperawatan Jiwa.
3 Untuk mengetahui Manajemen Patient Safety Pada Keperawatan Pasien
dengan Total Care.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Patient Safety Pada Keperawatan Anak


2.1.1 Pengertian Keperawatan Anak
Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi sampai remaja yang dalam proses
berkembang anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping serta
perilaku sosial (Yuliastati & Nining, 2016). Anak merupakan seseorang yang
berusia dibawah 18 tahun (UNICEF, 2019). Dalam keperawatan anak, yang
menjadi individu (klein) adalah anak yang merupakan generasi penerus cita-cita
perjuangan bangsa yang akan menentukan masa depan bangsa dan negara kita
(Soediono, 2014).

2.1.2 Pelaksanaan Patient Safety Pada Keperawatan Anak


Patient safety pada keperawatan anak merupakan upaya pencegahan injuri
pada anak yang disebabkan langsung oleh pemberi pelayanan kesehatan itu
sendiri. Lebih dari 10 tahun terakhir, patient safety menjadi prioritas utama dalam
sistem pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan termasuk perawat memiliki
tanggung jawab terhadap pengobatan dan perawatan anak selama berada di rumah
sakit termasuk patient safety. Salah satu cara untuk meningkatkan patient safety
pada anak adalah penggunaan teknologi informasi dalam keperawatan menurut
WHO 2011 (dalam Parulian)
Tujuh langkah pelaksanaan keselamatan pasien anak, yaitu :
1. Membangun Kesadaran Akan Nilai Keselamatan Pasien
Menurut Permenkes No 11 Tahun 2017 dalam membangun
kesadaran diperlukan lingkungan dengan budaya yang adil dan terbuka
dalam melaksanakan keselamatan pasien. Peran pemimpin sangat penting
dalam mengatur anggota-anggotanya untuk membangun kesadaran dan
mendukung stafnya dalam melaksanakan keselamatan pasien seperti
memberikan sosialisasi dan menjadikan keselamatan pasien sebagai
agenda prioritas saat melakukan rapat atau pertemuan.

4
Peran perawat pelayanan anak terkait membangun kesadaran akan
nilai keselamatan pasien diketahui bahwa perawat melakukan diskusi dan
sharing dengan sesama rekan kerja mengenai pentingnya mengutamakan
keselamatan pasien.
2. Memimpin Dan Mendukung Staf
Menurut Permenkes No 11 Tahun 2017, seharusnya dalam
memimpin dan mendukung staf dilakukan dengan membuat agenda
pertemuan di unit dan memasukkan keselamatan pasien ke dalam program
pelatihan.3
Adanya program pelatihan yang dibuat, artinya sebagai pemimpin
yang membuat pelatihan harusnya mendapatkan pelatihan keselamatan
pasien terlebih dahulu. Dalam organisasi perubahan tidak akan terjadi
tanpa kepemimpinan yang kuat serta dukungan sumber daya manusia yang
andal. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya perlu adanya pemimpin
yang betul-betul mengerti tentang keselamatan pasien.
3. Mengintegrasikan Aktivitas Pengelolaan Risiko.
Berdasarkan Permenkes No 11 Tahun 2017, perlu adanya
pengembangan sistem dan proses pengelolaan risiko, serta melakukan
identifikasi dan asesmen hal yang potensial bermasalah untuk
meminimalisir terjadinya risiko dan sebagai pembelajaran dalam
melakukan pengelolaan risiko.
Peran perawat anak dalam mengintegrasikan aktivitas pengelolaan
risiko dengan memperhatikan penilaian risiko dan melalui simbol-simbol
yang berhubungan dengan keselamatan pasien untuk mencegah terjadinya
risiko, seperti pemberian tanda warna kuning di tempat tidur pasien
sebagai simbol yang menandakan pasien berisiko jatuh.
4. Melakukan Pelaporan Insiden.
Berdasarkan Permenkes No 11 Tahun 2017 sistem pelaporan
sangat vital di dalam pengumpulan informasi yang digunakan sebagai
dasar analisa dan menyampaikan rekomendasi, sehingga pelaporan insiden
harus benar-benar dilaksanakan.

5
Peran perawat anak terkait melakukan pelaporan insiden dengan
mencatat kejadian yang terjadi kemudian dituliskan di buku pelaporan
khusus yaitu “incident report”. Proses pelaporan insiden menjadi tanggung
jawab setiap orang dalam sistem pelayanan kesehatan. Dalam sistem
pelaporan insiden, diatur bahwa setiap petugas kesehatan yang
menemukan atau melakukan insiden harus menuliskan laporan sebagai
sarana untuk belajar.
Dokter sebagai pemberi pelayanan klinis juga melakukan
pelaporan ketika terjadi insiden disaat melakukan pelayanan, bukan hanya
perawat saja yang melakukan pelaporan insiden
5. Melakukan Komunikasi.
Memastikan para pasien dan keluarga mendapat informasi yang
benar dan jelas, memberikan dukungan, pelatihan serta dorongan semangat
kepada staf agar selalu terbuka kepada pasien dan keluarganya merupakan
komunikasi terbuka kepada pasien yang harus dilakukan untuk
meningkatkan keselamatan pasien (Permenkes, 2017).
Peran perawat anak dalam melakukan komunikasi diperoleh
informasi tentang komunikasi kepada pasien, yaitu dengan melakukan
komunikasi terbuka kepada pasien saat asuhan pelayanan dan pada saat
terjadi risiko ataupun sebelum terjadi risiko karena perlakuan medis.
6. Mempelajari Tentang Keselamatan Pasien.
Berdasarkan Permenkes No 11 Tahun 2017, mempelajari
keselamatan pasien merupakan belajar dan berbagi pengalaman tentang
keselamatan pasien dimana setiap anggota yang terkait terlatih untuk
melakukan kajian insiden secara tepat untuk mengidentifikasi penyebab
dan mengembangkan kebijakan kriteria pelaksanaan analisis akar masalah
yang mencakup insiden yang terjadi.
Peran perawat anak dalam mempelajari keselamatan pasien
dilakukan dengan bersama-sama dan saling membicarakan topic tentang
keselamatan pasien. Berdasarkan hasil observasi yang dilihat, belum
adanya blanko metode pemecahan masalah dan kebijakan dan laporan

6
analisis akar masalah serta bukti melakukan diskusi dengan unit lain
belum tersedia.

Anda mungkin juga menyukai