Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.

W DENGAN PENCEGAHAN
COVID-19 DI DESA GAMBIRO GUNUNGGAJAH, KECAMATAN BAYAT,
KABUPATEN KLATEN, PROVINSI JAWATENGAH

Disusun Oleh :

MEITA SARAH ASMARA, S.Kep

P1905024

PROGRAM PROFESI NERS STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

TAHUN AJARAN 2020


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. DATA UMUM

1. Nama KK : Tn.W
2. Usia KK : 50 Tahun
3. Alamat KK : Gambiro Gununggajah, Bayat, Klaten
4. Pekerjann KK : Wirausaha
5. Pendidikan KK : SMA
6. Komposisi Keluarga :

Tingk
at
L/ Pendi Status
No Nama P Hub Umur dikan Imunisasi Keterangan
Dg Kk Bcg Dpt Polio Hept Campak
123 123 123

Kepala 50 Imunisasi
1. Tn. W L Keluarga Tahun SMA V V V V V Lengkap

48 Imunisasi
2. Ny. S P Istri Tahun D3 V V V V V Lengkap

24 Imunisasi
3. Sdr. R L Anak Tahun SMA V V V V V Lengkap

23 Imunisasi
4. Nn. M P Anak Tahun S1 V V V V V Lengkap

7. Genogram :

Tn. W adalah anak kedua dari 5 bersaudara yang 2 berjenis kelamin laki-laki dan 3
perempuan tetapi 1 perempuan saudaranya meninggal. Tn. W menikah dengan Ny. S
dikarunia dua anak yaitu satu laki-laki dan satu perempuan. Tn. W tinggal satu rumah
dengan Ny.S.
Keterangan :

: Laki-laki

: Perempun

: Laki-laki sudah meninggal

: Perempuan sudah meninggal


: Garis keturunan
------ : Tinggal satu rumah
8. Tipe Keluarga :
9. Suku Bangsa
Tn. W dan keluarga tinggal di suku Jawa dan bangsa Indonesia
10. Agama

Tn. W dan keluarga menganut agama islam. Keluarga menjalankan ibadah sholat 5 waktu
dengan rutin dan kadang sholat dhuha. Setiap kegiatan yang dilakukan selalu berpedoman
kepada norma-norma agama Islam. Tn.W dan keluarga mengatakan merasa keluraga senang
dan tenang, karena telah melaksanakan kewajiban beribadah. Usia yang semakin bertambah
keluarga lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Keluarga selalu bersyukur atas rizki
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan lainnya.
11. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Pendapatan keluarga Tn. W tiap bulannya tidak menentu, kurang lebih Rp 2.50000/bulan.
Jumlah pengeluaran tiap bulan tergantung pada jumlah pendapatan tiap bulannya, namun
sumber pendapatan keluarga dirasa sudah mencukupi kebutuhan sehari-hari karena keluarga
sudah terbiasa hidup sederhana.
Jumlah uang sebanyak Rp 2.50000, keluarga mengalokasikan untuk keperluan makan sehari-
hari, kebutuhan sembako, pembayaran listrik, dan jika ada keperluan mendadak seperti
pengumpulan uang untuk tetangga atau keluarga yang sakit. Kondisi keuangan ini keluarga
berusaha untuk menggunakan uang secukup-cukupnya. Keluarga selalu berusaha agar
penggunaan uang yang ada benar-benar cukup untuk satu bulan. Sedangkan untuk jaminan
kesehatan keluarga mempunyai kartu BPJS. Keluarga bersyukur mempunyai kartu BPJS
mandiri karena tidak semua warga di desanya mempunyai kartu BPJS.
12. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Aktifitas rekreasi pada keluarga yaitu menonton televisi (TV) dirumah bersama keluarga.
Bagi keluarga menonton TV merupakan rekreasi yang menyenangkan dan murah sehingga
tidak perlu mengeluarkan uang.

I. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANAGN KELUARGA


13. Tahap perkembanagn keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan usia pertengahan (middle
age) atau paruh baya. Tahap perkembangan keluarga yang sudah terpenuhi saat ini adalah :
satu orang anaknya telah menikah, berati telah mampu memperluas siklus keluarga, keluarga
Tn. W telah membantu anak untuk mandiri, hal ini dibuktikan bahwa satu anaknya sudah
berkeluarga dan mempunyai rumah sendiri, komunikasi masing-masing anggota keluarga
sering berkomunikasi maupun tidak lansung atau lewat via telephon.
14. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga Tn. W merasa belum terpenuhi karena anaknya masih satu yang belum
menikah.
15. Riwayat keluarga inti
Tn. W dan istrinya bertemu ketika di jalan tak sengaja berpapasan, beberapa bulan setelah
berkenalan kemudian melanjutkan untuk pacaran, dan tidak lama kemudian memutuskan
untuk menikah setelah istrinya lulus kuliah. Dalam pernikahannya dikaruniai 2 orang anak.
Tn. W mempunyai riwayat hipertensi sejak setengah tahun yang lalu.
16. Riwayat keluarga sebelunya
Tn. W mengatakan sekarang hanya tinggal bersama istrinya dan kedua mertua. Belum
mempunyai cucu, keluarga Tn. W tidak ada yang menderita hipertensi dan tidak memiliki
alergi makanan apapun.

II. LINGKUNGAN
17. Karakteristik rumah
a. Gambaran Tipe Tempat Tinggal
Rumah keluarga Tn. W adalah rumah permanen dan milik sendiri. Luas seluruh
pekarangan dan rumah sebesar 490 m2. Luas bangunan rumah 90 m2 yang terdiri dari teras
pada bagian depan (timur), ruang tamu dan keluarga pas-pasan, dua buah kamar tidur, satu
buah dapur, satu buah kamar mandi dan toilet.
Denah rumah :

5
U
4

B T

3b

S
2
3a

Keterangan

1 : Teras

2 : Ruang tamu

3a, 3b : Kamar tidur

4 : Dapur

5 : Kamar mandi

b. Gambaran Kondisi Rumah

Kondisi di dalam rumah keadaan ventilasi tetap ada di setiap jendela. Terdapat beberapa

genting kaca di ruang belakang untuk memberikan pencahayaan pada siang hari. Penerangan

rumah dengan listrik, lantai rumah ruang tamu di cor dan keramik dan dapur, lantai rumah bersih.

Penataan ruangan dan perabot-perabot rapi.

Dapur terletak dibagian belakang rumah lantai masih dicor , keadaan ventilasi baik karena ada

jendela yand dibuka, penerangan baik, bersih dan tertata rapi. Sumber air minum berasal dari

sumur kondisi air minum yang jernih, bening, tidak berbau, tidak berasa.
Kamar mandi berada di dalam rumah bagian samping dapur. Keadaan penerangan cukup, kamar

mandi bersih, airnya bersih, lantai kamar mandi bersih. Selain itu juga tidak ada pegangan di

kamar mandi. Keluaraga mempunyai septi tank. Pekarangan terdiri dari satu buah yang ada

didepan rumah yang ditanami tanaman seperti tanaman dan bunga. Pembuangan sampah dirumah

dibuang samping rumah dibakar.

Terdapat 2 kamar tidur yang terpakai semua. Keadan kamar tidur tertata rapi, penerangan baik

terdapat ventilasi, dan merasa nyaman dengan tempat tidurnya. Keluarga menganggap rumahya

sangat nyaman, aman, memadai, dan keluarga bersyukur mempunyai rumah sendiri untuk

menjaga privasi dan sebagai tempat berteduh.

18. Karakteristik tetangga dan komunitas


Keluarga Bp. W tinggal di daerah pedesaan yang lumayan padat penduduk. Tetangga
sekitar rumah ramah-ramah, jarak rumah satu dengan yang lain berdekatan, mayoritas
tetangga bekerja sebagai buruh dan petani. Hubungan keluarga dengan tetangga berjalan
dengan baik. Jika mempunyai hajatan atau sedang mengalami kesulitan tetangga selalu
memberi bantuan tanpa di suruh mereka dengan ikhlas membantu. Masyarakat di lingkungan
sekitar ramah- ramah.
Mayoritas tetangga beragama Islam dan sering mengadakan pengajian setiap seminggu
sekali dan saat ada peringatan hari besar bagi agama islam. Mayoritas masyarakat di dukuh
Gambiro RW 06 masih menganut adat Jawa yang kuat yang terbukti dari kegiatan-kegiatan
yang sering dilakukan dalam masyarakat seperti, yasinan bagi orang meninggal, kenduri.
Masyarakat juga masih menganut sifat kebersamaan dan gotong royong yang terbukti dari
sering diadakannya gotong royong bersih desa maupun gotong-royong ketika ada tetangga
yang sedang mempunyai hajatan. Jalan keadaan tempat tinggal juga terpelihara dicor,
sanitasi jalan dialirkan melalui selokan dan akhirnya ke sungai.
Untuk fasilitas ekonomi disekitar rumah terdapat warung kelontong dan took-toko yang
letaknya dekat dengan tempat tinggal keluarga dimana fasilitas membeli bahan-bahan
kebutuhan rumah tangga. Terdapat fasilitas pendidikan seperti TK dan SD di desa. Tidak
terdapat sarana transportasi yang mudah dijangkau dan terdapat fasilitas pelayanan
kesehatan bidan praktik mandiri.
19. Mobilitas geografi keluarga :
Rumah Tn. W bersifat permanen dan milik sendiri, sehingga Tn. W dan keluarga menetap
ditumah tersebut. Tn. W bekerja di jogja bersama istrinya dan tinggal ngontrak disana setiap
dua minggu sekali pulang. Dan banyak kegiatan saat dirumah, saat bepergian sering diantar
memakai kendaraan.
20. Perkumpulan keluarga dan internet dengan masyarakat :
Anggota keluarga saling berinteraksi dengan baik, kalau ada masalah kesehatan yang
menimpa salah satu anggota keluarga selalu dibicarakan bersama untuk mencari jalan
keluarnya. Keluarga juga berinteraksi baik dengan masyarakat sekitar. Keluarga jarang aktif
dalam mengikuti kegiatan di desa, misalnya pengajian, yasinan, arisan, gotong-royong dan
kegiatan kemasyarakatan lainnya.

III. STRUKTUR KELUARGA


21. Pola komunikasi keluarga :
Keluarga Tn. W berasal dari Jawa sehingga bahasa yang dingunakan sehari-hari dalam
keluarga adalah bahasa Jawa karena lebih sopan dan menghormati yang lebih tua.
Komunikasi antar keluarga lancar dan bisa berlangsung satu arah dengan anggota keluarga.
Komunikasi dalam keluarga berlangsung tidak setiap waktu karena keluarga Tn. W lebih
banyak beraktivitas di Jogja.
22. Struktur kekuatan keluarga :
Keluarga Tn. W menerima keadaan masing-masing dan bertekad menjaga kerukunan
keluarga dengan komunikasi bahasa Jawa. Keluarga membuat keputusan dengan
bermusyawarah bersama anggota keluarga karena keputusan yang diambil adalah hasil yang
terbaik untuk dilakukan dalam keluarga dan menghormati keputusan dari anak-anaknya.
23. Struktur peran :
Formal :
1.) Tn. W berperan sebagai kepala keluarga sekaligus menjadi ayah bagi anak-anaknya yang
harus bertanggung jawab merawat, melindungi keluarga dan bertanggung jawab terhadap
keluarganya (kepada Ibu. S). Selain itu sebagai suami mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga sebagai pemberi nafkah dikeluarganya. Tn. W juga bertanggung jawab dalam
mengelola ekonomi keluarga. Tidak pernah ada konflik peran dalam keluarga, selama ini
keluarga Tn. W sangat harmonis.
2.)Ibu. S sebagai istri dari Tn. W yang menghormati keputusan dari Tn. W Ibu. S selalu
membantu pekerjaan rumah. Tn. W tidak menuntut Ibu. S untuk bekerja keras.
Informal :
1.) Tn. W : sebagai suami sekaligus kepala keluarga berperan dalam mengambil keputusan
juga berperan dalam hal yang informal seperti dalam kegiatan masyarakat (yasinan,
pengajian, rapat desa, arisan RW dan gotong royong) Tn. W jarang mengikutinya, karena
sibuk berkerja di jogja dan jarang dirumah. Selain itu Tn. W lebih banyak berperan sebagai
kepala keluarga dan koordinator.
2.)Ibu. S : sebagai istri dari Tn. W, menghormati dan mematuhi suaminya, selain itu, ibu. S
juga bisa melakukan pekerjaan sederhana dirumahnya (memasak dan ikut membantu
suaminya berdagang).
24. Nilai dan norma keluarga :
Keluarga Tn. W menganut nilai dan norma Jawa dan Islami dalam kehidupan sehari-hari.
Tn. W adalah kepala keluarga sebagai pemimpin dan imam bagi keluarga yang lain.
Keluarga selalu menerapkan menghormati kepala keluarganya. Tn. W dan Ibu. S dengan
ikhlas menerima kondisi yang dialaminya saat ini. Keluarga memandang sakit adalah ujian
dari Allah SWT, dan mereka yakin Allah SWT akan menyembuhkan penyakitnya. Tidak ada
nilai dan norma yang bertentangan dengan kesehatan karena baik dalam tuntunan agama
maupun adat jawa.
IV. FUNGSI KELUARGA
25. Fungsi afektif :
Keluarga selalu berusaha menjaga keharmonisan dalam keluarga dengan cara memelihara
dengan baik hubungan antar keluarga. Selain itu dengan cara saling menghormati sesama
anggota keluarga dan bila ada keluarga sedang membutuhkan bantuan maka anggota
keluarga yang lain akan berusaha untuk membantu.
26. Fungsi sosial :
Interaksi antar anggota keluarga dapat berjalan dengan lancar dan baik. Hal tersebut
disebabkan Ibu. S selalu berusaha untuk mentaati aturan-aturan dalam keluarga dan
menanamkan sikap saling menghormati dan menghargai sesama anggota keluarga. Keluarga
juga selalu berusaha mematuhi dan mengikuti aturan atau norma yang ada di masyarakat,
misalnya tidak boleh menerima tamu lebih dari jam 22.00 wib, tamu yang menginap 1x24
diharapkan melapor ke RT untuk mencegah hal- hal yang tidak baik, memakai masker jika
keluar rumah, cuci tangan, menjaga kebersihan dan hidup dengan perilaku hidup yang sehat
untuk pencegahan covid-19. Keluarga juga berusaha untuk mengikuti adat istiadat di desa
seperti; menjenguk orang yang sakit, takziah, membantu atau menghadiri acara hajatan jika
di undang serta mengikuti gotong- royong bersih desa. Hal tersebut dilakukan keluarga agar
dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar sehingga dapat hidup berdampingan
dengan damai dan rukun.
27. Fungsi perawatan dan kesehatan :
Keluarga beragama Islam dan selalu menjalankan ibadahnya dengan tertib dan baik. Di
dalam keluarga menerapkan nilai-nilai adat Jawa yang mana bersikap sopan santun,
menghormati yang lebih tua, tata krama dalam bicara, tolong-menolong, musyawarah dan
gotong royong dengan masyarakat. Keluarga berusaha untuk menjaga kesehatan dan
menghindari berbagai penyakit serta mengikuti protokol pencegahan covid-19. Tetapi
keluarga tidak banyak tahu tentang hal yang berkaitan dengan kesehatan seperti kalau
masalah yang sedang dialami Tn. W sekarang yaitu hipertensi dan mempunyai riwayat
penyakit asma. Ibu. S mengatakan bahwa kalau Tn. W mau pergi ke petugas/ pelayanan
kesehatan kalau merasa sakit saja. Keluarga kurang mengetahui tentang gejala penyakit dan
keluarga belum mengetahui cara merawat keluarga yang sakit dengan benar terutama
dalalam merawat dirinya sendiri serta belum mengetahui pencengahan covid-19.
Kondisi usia yang semakin bertambah usia yang dialami Tn. W maka tentu akan mudah
sekali terserang penyakit karena kondisi fisik yang semakin menurun serta aktifitas yang
padat. Oleh karena itu, keluarga terkadang menyadari bahwa usia yang semakin bertambah
akan mudah terserang penyakit. Sehingga keluarga berusaha agar tetap sehat atau terhindar
dari segala penyakit. Masalah yang saat ini terjadi pada keluarga adalah masalah hipertensi.
Keluarga mengatakan bahwa sehat apabila mampu beraktifitas sehari-hari tanpa ada
keluhan-keluhan sakit di badan. Sedangkan sakit merupakan sesuatu yang tidak
menyenangkan dan kondisi badan terganggu sehingga tidak dapat melakukan aktifitas
sehari-hari. Tn. W mengatakan mempunyai sakit hipertensi sejak 1,5 tahun yang lalu,
kambuh apabila kecapekan, banyak pikiran, makan tidak teratur, ditandai nyeri tengkuk,
susah tidur, pilek, badan terasa pegal-pegal, mudah marah.
Keluarga selalu bersyukur atas pemberian nikmat dari ALLAH SWT terutama diberikan
kesehatan, tetapi bila ada keluarga salah satu anggota keluarga yang sakit akan menerima
dengan ikhlas karena sakit adalah cobaan dari ALLAH SWT. Tn. W menerima keadaannya
sekarang karena ini adalah cobaan dan menganggap dirinya sudah tua. Bp. M akan berusaha
merawat dan mengobati penyakitnya agar cepat sembuh.
Sehari-hari memasak makanan sendiri, membeli sayuran, tahu tempe dan terkadang beli.
Cara memasaknya menurut selera kadang digoreng, tumis, dan kadang diberi kuah, bahan
bakar untuk memasak menggunakan kompor gas. Keluarga makan sehari 2-3 kali dengan
porsi yang cukup. Keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang makanan untuk penderita
hipertensi.
Jadwal tidur keluarga tidak sama atau tidak tentu. Tn. W mengatakan pada siang hari
sering tidur siang 30-1 jam dari jam 13.00-14.00 WIB, tidurnya sangat nyenyak. Pada
malam hari Bp. M tidur mulai dari jam 21.00-04.30 WIB, tidurnya bisa nyenyak, terkadang
bila malam hari merasa tidur tidak nyenyak dan di pagi hari merasa lesu. Sedangkan Ibu. S
mengatakan pada siang hari sering tidur siang 30 menit-1 jam dari jam 13.00-12.00 WIB.
Tidur nyenyak, tidak ada gangguan.
Tn. W mengatakan aktivitas sehari-hari sebagai tulang punggung keluarga seperti
berdagang di toko. Tn. W selama melakukan aktifitas terkadang mengalami kecapekan
sehingga Tn. W akan beristirahat sejenak, kemudian melanjutkan kegiatannya. Tn. W
mengatakan kemungkinan kecapekan karena sudah bertambah usia. Sedangkan Ibu S
mengeluh kepalanya pusing, seperti ditusuk-tusuk. Skala nyeri 5, nyeri hilang timbul. Nyeri
terasa saat untuk berjalan dan duduk. Keluarga jarang berolahraga. Keluarga rekreasi itu hal
yang penting untuk menyegarkan pikiran tetapi karena keterbatasan waktu, rekreasi
dilakukan dengan sederhana yaitu menonton tv, bincang-bincang dengan keluarga, itu sudah
cukup menyenangkan.
Keluarga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang merokok, minum alkohol,
penggunaan obat-obat terlarang karena itu semua tidak baik untuk kesehatan dan berbahaya.
Pengetahuan keluarga Tn.W mengenai penyakit hipertensi terbatas, keluarga tidak begitu
mengetahui mengenai hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk merawat Tn. W saat
hipertensi kambuh. Apabila hipertensi Tn. W kambuh hanya minum obat Captropril.
Keluarga kurang mengetahui tentang pengertian nyeri, faktor-faktor penyebab nyeri,
macam-macam nyeri, cara untuk mengontrol nyeri, obat untuk mengurangi nyeri. Apabila
nyeri hanya dioles freshcare saja. Keluarga hanya memberikan obat tersebut tetapi keluarga
tidak tahu kegunaan dan aturan obat yang dikonsumsi.
Keluarga selalu berusaha dan untuk merawat agar cepat sembuh. Selalu mengingatkan
agar Tn. W tidak terlalu capek dan untuk beristirahat. Tn. W mandi 2 kali dalam sehari pagi
dan sore hari menggunakan sabun mandi, menggosok gigi dengan sikat dan pasta gigi,
keramas bila rambut kotor dan gatal. Sedangkan Ibu. S mandi 2 kali dalam sehari pagi dan
sore menggunakan sabun mandi, menggosok gigi, keramas bila rambut kotor dan gatal.
Keluarga mencuci pakaian setiap sore hari dan mencuci peralatan makan dan minum setelah
dipakai.
Rumah Tn. W cukup luas dan rapi, banyak barang-barang atau perabot rumah tangga yang
tertata dengan rapi. Ventilasi rumah cukup baik dan selalu dibuka, lantai sudah dicor dan
tidak berdebu, penerangan baik. Dapur bersih, rapi, lantai dapur sudah di cor, lantai kamar
mandi di keramik, memasak menggunakan kompor gas dan penggunaan obat nyamuk sudah
elektrik. Pekarangan depan luas dan tapi dimanfaatkan seperti ditanami tanaman pisang dan
palawija. Kebiasaan membuang sampah biasanya dibakar disamping rumah. Keluarga sangat
menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan yang bersih dapat mencegah penyebaran
berbagai jenis penyakit.
Pengetahuan keluarga tentang cara pencegahan penyakit hipertensi dan menjaga kebersihan
lingkungan sudah lumayan baik. Kebiasaan keluarga dalam memeriksakan jarang melakukan
pemeriksaan kesehatan secara rutin, kalau merasa badan tidak enak, demam, pilek, batuk
biasanya hanya membeli obat di warung kemudian untuk istirahat. Apabila sakitnya tidak
kunjung sembuh biasanya baru memeriksakan ke pelayanan kesehatan.
Tn. W mengatakan setelah rutin konsumsi obat ini hipertensi jarang kambuh dan merasa
cocok. Dalam keluarga ada yang mempunyai penyakit menurun seperti hipertensi, diabetes
melitus, jantung, asma dan penyakit kronis lainnya. Tn. W menderita penyakit hipertensi.
Keluarga belum mampu memaksimalkan pelayanan kesehatan yang ada, karena jarang
melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Keluarga mempunyai jaminan kesehatan
berupa BPJS yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk berobat kerumah sakit. Tn. W
mengatakan bahwa jarak dengan pelayanan kesehatan yang ada di daerahnya dekat, tetapi
jarak puskesmas dan rumah sakit agak jauh.
28. Fungsi reproduksi :
Tn. W berusia 50 tahun. Tn. W tidak mempunyai riwayat penyakit atau masalah dengan
organ reproduksinya. Dalam pernikahannya, dikaruniai 2 orang anak, laki-laki dan
perempuan. Anak kedua sudah menikah dan berkeluarga sedangkan anak pertama berkerja
di Jakarta.
29. Fungsi ekonomi :
Dalam pemenuhan kebutuhan keluarga Tn. W mencari nafkah dengan berdagang di
tokonya (rokok, snack, gula, beras, minuman botol dll). Pendapatan keluarga kurang lebih
Rp 2.000.000/bulan. Sedangkan kedua anaknya sendiri jarang mengirim uang untuk
memenuhi kebutuhan keluarga orang tuanya. Sebagian besar uang keluarga hanya digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan atau kebutuhan pokok, kadang
disisakan untuk keperluan yang mendadak. Keluarga mempunyai BPJS mandiri untuk
memperingan dana kesehatan jika dibutuhkan. Status sosial ekonomi keluarga Tn. W
termasuk dalam ekonomi menengah. Di tengah pandemi Tn. W bekerja dengan mematuhi
protokol kesehatan, menggunakan masker, menyediakan cuci tanggan, social distancing dan
PHBS.
V. STRESS DAN KOPING KELUARGA
30. Stressor jangka panjang dan jangka pendek :
a. Stres jangka pendek
Stressor yang nampak pada keluarga saat ini memikirkan masalah kesehatan yang dialami
oleh Tn. W yang mengalami sakit hipertensi yang sangat memerlukan perhatian lebih bagi
anggota keluarga dan membuat tidurnya kurang nyenyak. Keluarga berharap tidak terjadi
komplikasi pada penyakit Tn. W. Keluarga sangat mengharapkan Tn. W dapat cepat
sembuh.
b. Stres jangka panjang
Tn. W mengatakan sudah tambah usia, Tn. W mengetahui keadaan saat ini dan tidak mau
membuat anak dan orang lain repot untuk mengurusinya. Ibu. S selalu memberikan
dukungan dan semangat pada Tn. W. Ibu. S juga membantu memecahkan setiap
permasalahan yang ada di keluarga dengan cara bermusyawarah dan mencari titik tengah
dalam permasalahan jika ada konflik dalam keluarga. Disamping itu keluarga juga berusaha
dan tidak lupa berdoa untuk bisa keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi. Keluarga
mampu menerima dengan ikhlas dan lapang dada kondisi saat ini. Keluarga berusaha
menghadapi dan menerima situasi yang ada sebagai ujian dari Allah.
31. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor :
Keluarga Tn. W merespon setiap masalah dengan kepala dingin dan berserah kepada
Allah.
32. Strategi koping yang digunakan :
Bila ada masalah dalam keluarga maka teknik pemecahan masalah yang digunakan
keluarga adalah dengan bermusyawarah antara Tn. W dengan Ibu. S dan anak-anaknya. Jika
ada salah satu anggota keluarga yang membutuhkan bantuan atau dalam kesulitan, maka
anggota keluarga yang lain akan membantu semaksimal mungkin sampai kesulitan yang
dihadapi anggota keluarga dapat berkurang atau teratasi.
Keluarga tidak pernah menyalahkan siapapun yang berkaitan dengan penyakit yang
diderita, keluarga merasakan bahwa sakit yang diderita Tn. W adalah cobaan dari Allah
SWT. Ibu. S selalu memberikan semangat dan motivasi kepada Tn. W agar tidak mudah
putus asa dan menyerah menghadapi penyakitnya, begitu juga sebaliknya.
33. Strategi adaptasi disfungsional :
Apabila ada salah satu anggota keluarga yang salah maka anggota keluarga yang lain akan
menegur atau mengingatkan. Keluarga mengingatkan dengan kata kata yang halus tanpa
melukai anggota keluarga yang melakukan kesalahan sehingga tidak ada dendam atau
perasaan tidak suka dalam diri setiap anggota keluarga dan keluarga tidak pernah
menggunakan kekerasan, perlakuan kejam terhadap suami/istri/anak, mengkambing
hitamkan orang lain, menberikan ancaman-ancaman dalam menyelesaikan masalah.
VI. HARAPAN KELUARGA
Keluarga sangat mengharapkan agar masalah kesehatan keluarga yang dihadapi dapat
berkurang atau teratasi dan keluarga juga berharap adanya bantuan dari petugas kesehatan
untuk mengurangi masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga serta dapat mengubah
kebiasaan keluarga yang kurang sehat menjadi pola hidup yang sehat. Keluarga Tn. W
berharap semoga pandemi covid-19 segera selesai dan bisa beraktivitas normal lagi.
VI. PEMERIKSAAN FISIK

No Nama Umur TTV Kepala Leher Dada Abdmen Ekstremitas


.
1. Tn. W 50 170/90 Bentuk kepala Tidak ada Paru : I : simetris, tidak ada Atas :
tahun mmHg mesocepal, rambut pembesaran I :bentuk dada jejas, tidak ada Lengkap, tidak ada
RR : hitam sedikit kelenjar thyroid, simetris, ekspansi masa, tidak ada kelainan jari, ada
22 x/mnt beruban, bersih, JVP tidak paru simetris kanan asites warna kulit edema, kemerahan
S : tidak ada luka meningkat, dan kiri, tidak ada sama dengan yang bagian tangan kiri.
36,8 ˚C Mata : simetris, tidak ada nyeri retraksi otot dinding lain, pusat tepat
N : konjungtiva tak telan dada. ditengah Bawah :
98 x/mnt anemis, sklera P :ekspansi paru Lengkap, tidak ada
TB : tak ikterik,pupil simetris kanan dan A :peristaltik usus kelainan, tidak ada
160 cm isokor, fungsi kiri, vokal fremitus 14 x/menit. edema, tidak
BB : penglihatan teraba sama kanan varises.
60 kg normal, tidak dan kiri, P : suara thympani Kekuatan otot
penggunakan alat R : 22x/menit. 5 5
bantu penglihatan. P : suara sonor P : tidak ada nyeri 5 5
Telinga : simetris, A :suara nafas tekan, tidak ada
bersih,tidak ada vasikuler. pembesaran organ Genitalia :
nyeri tekan, fungsi Jantung: bersih,tidak ada
pendengaran I : tidak tampak ictus kelainan,tidak ada
telinga baik, cordis gannguan organ
serumen tidak ada. P : ictus cordis reproduksi
Hidung : bersih, teraba di intercosta
tidak ada IV sub clavicula
pernafasan cuping sinistra,
hidung,tidak ada P :terdengar redup.
polip, fungsi A : S1 dan S2
penciuman baik. reguler
Mulut : bersih,
mukosa bibir
lembab, gigi baik.
2. Ibu. S 48 130/80
mmHg
RR :
22 x/mnt
S :
36,7 ˚C
N :
95 x/mnt
TB :
149 cm
BB :
58 kg
3. Sdr. R
dijakart
a

4. Nn. M 23 110/80
tahun mmHg
RR :
22 x/mnt
S :
36,9 ˚C
N :
96 x/mnt
TB :
158 cm
BB :
50 kg

Anda mungkin juga menyukai