Oleh
Nama : Ns. Irma Yahya, S.Kep.,M.Kes
NIDN : 0915019102
S1 Keperawatan
Perencanaan pulang (Discharge planning) perlu diterapkan sejak pasien masuk ke rumah
sakit sampai hari pemulangan. Pemberian informasi yang efektif dapat menambahkan pengetahuan
dan keterampilan pasien dan keluarga untuk melakukan perawatan mandiri dirumah yang di
asumsikan sebagai kesiapan pemulangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy
experiment dengan desain posttest with only control group. Pengambilan sampel adalah purposive
sampling, selama penelitian 1 bulan 1 minggu, mongosidi manado dengan masing-masing sampel
berjumlah 7 responden, kelompok intervensi mendapatkan perlakuan berupa Discharge Planning
model LIMA, sedangkan kelompok control tidak diberikan penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifkan kesiapan pulang pasien kelompok planning model LIMA terhadap
kesiapan pulang pasien.
A. Latar Belakang
sesuai dan belum optimal akan mengakibatkan kerugian bagi pasien seperti
meningkatnya angka kembalinya pasien ke rumah sakit akibat penyakit yang sama,
melaksanakan discharge planning dengan baik dan benar akan memberikan dampak
yang negatif terhadap kwalitas kesehatan pasien (Pribadi, 2019). Perawat harus
planning, dan di inggris bagian barat daya juga menunjukan bahwa sebanyak 34%
orang perawat tidak dapat menjawab dengan benar tentang pertanyaan- pertanyaan
dapat menjawab dengan benar tentang pertanyaan yang diajukan. Ketika ditanya
planning hanya mereka lakukan ketika pasien akan pulang dan terkadang mereka
hanya mengisi formulir saja tanpa berdiskusi langsung dengan pasien terkait dengan
kondisi pasien dan apa yang harus mereka persiapkan ketika akan pulang karena
terbatasnya waktu, pasien yang mendadak pulang, banyaknya pasien yang di rawat
di ruangan yang tidak sebanding dengan jumlah perawat yang bertugas, banyaknya
pekerjaan yang harus perawat lakukan di ruangan yang membuat mereka tidak dapat
2
Kemudian 3 orang perawat mengatakan pelaksanaan discharge planning mereka
lakukan namun hanya sebatas seperti memberikan informasi mengenai
diet, memberikan pendidikan kesehatan, dan menjelaskan tentang obat-obatan,
karna menurut mereka hanya ketiga hal tersebutlah yang sangat penting bagi pasien
Hasil wawancara yang dilakukan dengan 2 orang pasien yang akan pulang tentang
dapatkan adalah tentang jadwal kontrol ulang, cara minum obat dan diet. Sedangkan
untuk perawatan yang dibutuhkan, lingkungan yang baik bagi kesehatan pasien,
discharge planning di ruangan rawat inap RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano”.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perawat agar dapat
lebih memperhatikan lagi tentang pelaksanaan discharge planning yang baik dan
yang benar, agar nantinya dapat diterapkan kepada pasien dan keluarga pasien
RSUD Dr Sam Ratulangi Tondano, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
3
B. Permasalahan Mitra
Hasil wawancara yang dilakukan dengan 2 orang pasien yang akan pulang
dapatkan adalah tentang jadwal kontrol ulang, cara minum obat dan diet. Sedangkan
untuk perawatan yang dibutuhkan, lingkungan yang baik bagi kesehatan pasien,
discharge planning di ruangan rawat inap RSUD Dr. Sam Ratulangi Tondano”.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perawat agar dapat
lebih memperhatikan lagi tentang pelaksanaan discharge planning yang baik dan
yang benar, agar nantinya dapat diterapkan kepada pasien dan keluarga pasien
RSUD Dr Sam Ratulangi Tondano, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
4
C. Tujuan Kegiatan
1. Untuk menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan sosial,
meningkatkan kemnadirian pasien dan keluarganya.
2. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien, membantu rujukan
pasien pada sistem pelayanan yang lain.
3. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan keterampilan serta
sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan pasien.
D. Manfaat kegiatan
Manfaat dari kegiatan ini adalah
1. Memberi kesempatan kepada pasien untuk mendapat pelajaran selama di rumah
sakit sehingga dimanfaatkan sewaktu dirumah.
2. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan untuk melakukan keperawatan
rumah.
3. Tindak lanjut yang sistemis yang di gunakan untuk menjamin komunitas
keperawatan pasien.
BAB II
5
TINJAUAN PUSTAKA
A. Discharge Planning
perawatan yang akan dilakukan setelah pasien pulang dari rumah sakit
(Nursalam, 2015).
terapeutik,
6
rehabilitatif, serta perawatan rutin yang sebenarnya. Perencanaan pulang
perawatan yang diterima pada waktu dirumah sakit dengan perawatan yang
adalah Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis dan sosial,
seperti checklist gejala atau format lain yang bisa digunakan, memilih
Pribadi, 2019).
yaitu : Pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit, dan perawatan yang
aktivitas hidup sehari-hari seperti makan, minum, eliminasi, istirahat dan tidur,
rekreasi dan sekolah, sumber dan sistem pendukung yang ada di masyarakat,
sumber finansial dan pekerjaan, fasilitas yang ada di rumah dan harapan pasien
8
B. Pengetahuan
sebagai pemahaman atau sesuatu hal yang diketahui atau dipahami oleh
dan pengetahuan pra ilmiah. Pengetahuan non ilmiah adalah informasi yang
ilmiah seperti adanya oksigen dimuka bumi ini, terjadinya bencana dan lain-
umum atau awam itulah orang menerima apa adanya saja. Yang kedua
kapabilitas tertentu dalam hal tertentu. Wewenang atau otoritas dimiliki oleh
9
adalah berpikir deduktif yang disebut juga penalaran deduktif merupakan
selalu berasal dari otoritas atau keenangan belaka. Dalam berpikir induktif
ilmiah. Sesuatu disebut ilmiah apa bila bisa ditangakap dengan rasio (pikir).
prosedur ilmiah atau sesuatu dikatakan rasional apabila dapat diterima oleh
akal (Setyosari.2013).
nonformal(Waryana, 2016).
10
Ketiga adalah Budaya, sosial, dan ekonomi. Tradisi atau budaya
memiliki sosial
budaya yang baik maka pengetahuannya pun akan baik begitu pula
mempengaruhi pengetahuan.
baik dan jika kurang baik maka pengetahuan yang diperoleh pun menjadi
seseorang maka akan semakin bagus pula daya tangkap dan pola pikir
C. Sikap
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek, baik
langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
11
tingkatan yaitu menerima,merespons, menghargai, dan bertanggung jawab
(Donsu, 2017). Sama halnya dengan pengetahuan, dalam sikap juga terdapat
seseorang mau menerima hal yang diberikan. Yang kedua adalah menanggapi
(vaving),ketika dan seseorang atau subjek dapat memberikan nilai yang positif
terhadap objek. Dan tingkatan yang tertinggi dari sikap adalah bertanggung jawab
keyakinannya maka harus juga siap dengan mengambil resiko sekalipun terdapat
kecenderungan dalam bertindak. Ketiga komponen ini akan saling menunjang dan
dapat menghasilkan suatu sikap yang utuh pada individu (Azwar, 2013).
D. Penelitian Terkait
di ruang rawat inap RSUD Zainal Abidin Pagaralam Way Kanan tahun 2019”.
Hasil uji statistic chi square didapatkan hasil p=value 0.001 (<0.05) yang
perencanaan pulang di ruang rawat inap RSUD Zainal Abidin Pagaralam Way
Kanan tahun 2018 dengan nilai OR 5,855 yang artinya responden yang memiliki
12
perencanaan pulang dengan baik. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang
menentukan tindakan yang akan dilakukan, pengetahuan yang tinggi dan benar
akan membuat tindakan seseorang menjadi terarah dan dilakukan dengan baik
serta sesuai.
13
2. Penelitian yang dilakukan oleh Baiq Astuty mengenai “Pengaruh beban kerja
sakit TK. II. Dr Soepraoen Malang tahun 2014 “Hasil analisis menggunakan uji
chi-square didapatkan nilai p=value 0,009 yang berarti lebih kecil dari 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara beban kerja
Sakit TK.II dr. Soepraoen Malang”. Kesimpulan: Beban kerja yang berlebihan
pada perawat nantinya akan mengakibatkan stress kerja sehingga hal tersebutlah
kuesioner dan observasi. Data dianalisis secara statistic dengan menggunakan uji
14
yang kurang sebanyak 7 orang (33.3%). Berdasarkan hasil analisis uji Fisher’s
excat test diketahui bahwa nilai p = 0,006 sehingga < α = 0,05, sehingga dapat
planning akan menjadi baik pula, begitu juga jika pengetahuan perawat kurang
akan maksimal.
44 orang. Hasil uji Fisher's Exact Test untuk mengetahui hubungan pengetahuan
Martapura. Dari hasil penilaian diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan
discharge planning.
15
5. Penelitian yang dilakukan oleh Rhadiatul Aulia Sari Junaidi tentang “Analisis
diruangan rawat inap RSUD jambak kabupaten pasaman barat tahun 2017”.
Analisis bivariate dengan uji chi-square dan analisis multivariat dengan regresi
logistic. Hasil penelitian bivariat, tidak ada hubungan yang bermakna antara
karakteristik perawat, usia, jenis kelamin, status perkawinan, sikap dan lama
16
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
Discharge Planning
Pelatihan Discharge Model LIMA Kepada
Planning perawat di RS TK.II R.W
Mongosidi Manado
Berdasarkan kerangka masalah diatas, Pelatihan Discharge Planning model LIMA Kepada
Perawat di RS TK.II R.W Mongosidi Manado
1. Pemberian pelatihan Discharge Planning Model LIMA Kepada perawat di RS TK.II R.W
Mongosidi
C. Khalayak Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah seluruh Perawat di RS TK.II R.W Mongosidi Manado
D. Metode Pengabdian
Metode yang di lakukan dalam kegiatan ini yaitu untuk meningkatkan pelatihan Discharge
Planning Model LIMA Kepada perawat di RS TK.II R.W Mongosidi Manado
E. Tempat dan Waktu Kegiatan
1. Tempat
Tempat di RS TK.II R.W Mongosidi Manado
2. Waktu kegiatan
Waktu kegiatan yaitu pada tanggal 15 Juni 2022
3. Sarana dan Alat yang di gunakan
1. seluruh Perawat
2. Pihak RS TK.II R.W Mongosidi Manado
17
3. Perawat Profesional yang memberikan pelatihan
Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang secara langsung terlibat dalam
pelaksanaan discharge planning yang juga akan menentukan keberhasilan dari pelaksanaan
discharge planning. Perawat yang tidak melaksanakan discharge planning dengan baik dan
benar akan memberikan dampak yang negatif terhadap kwalitas kesehatan pasien.
6. Rancangan dan Upaya Pemecahan
Evaluasi yang akan dilakukan dengan memberikan pelatihan Dischagre Planning Model LIMA
Kepada perawat di RS TK.II R.W Mongosidi Manado
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pemberian pelatihan Discharge Planning Model LIMA Kepada perawat di RS TK.II R.W
Mongosidi Manado
2. Evaluasi yang akan dilakukan dengan memberikan pelatihan Discharge Planning Model
B. PEMBAHASAN
kepada 5 orang perawat, ketika ditanya tentang discharge planning, 4 orang perawat
tidak dapat menjawab dengan benar tentang pertanyaan- pertanyaan yang diberikan
mengenai pelaksanaan discharge planning dan 1 orang perawat dapat menjawab dengan
ketika pasien akan pulang dan terkadang mereka hanya mengisi formulir saja tanpa
berdiskusi langsung dengan pasien terkait dengan kondisi pasien dan apa yang harus
mereka persiapkan ketika akan pulang karena terbatasnya waktu, pasien yang mendadak
pulang, banyaknya pasien yang di rawat di ruangan yang tidak sebanding dengan jumlah
19
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan diatas maka peneliti ingin memberikan
saran sebagai berikut :
1. Untuk perawat agar mengikuti pelatihan tentang pelaksanaan discharge
planning dan agar lebih baik lagi dalam melaksanakan discharge planning
bagi pasien agar dapat meningkatkan mutu pelayanan.
2. Untuk RSUD Dr Sam Ratulangi Tondano agar dapat memperbaiki kembali
format pelaksanaan discharge planning yang ada diruangan dan agar dapat
memberikan pelatihan bagi petugas kesehatan tentang pelaksanaan discharge
planning bagi pasien.
20
3. Bagi penelitian selanjutnya
American Heart Association (AHA), 2012. Heart Disease and stroke statistics2012 update