Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING PRAKTEK PROFESI

MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG BEDAH HERBA

RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

PERIODE II 27 April - 23 Mei 2020

DISUSUN OLEH : D2 KELOMPOK 3

Ayu Okta Miftachul J., S.Kep. 131913143091


Maya Rahma Ruski, S.Kep 131913143092
Nia Istianah, S.Kep 131913143105
Isnaini Via Zuraiyahya, S.Kep 131913143076
Regina Dwi Fridayanti, S.Kep 131913143108
Aisyah Niswatus Sakdiyah, S.Kep 131913143069
Arman Rosyadio Firmansyah, S.Kep 131913143080
Bilqies Rahma M., S.Kep 131913143113
Homsiyah, S.Kep 131913143068
Dewita Pramesti S., S.Kep 131913143103
Herlyn Afifah Nurwitanti, S.Kep 131913143075

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karuniaNya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan laporan Discharge planning
pada praktek profesi manajemen keperawatan di ruang Bedah Herbra RSUD Dr.
Soetomo Surabaya. Proposal ini bertujuan untuk merencanakan kegiatan dalam
pemenuhan kompetensi manajemen keperawatan dalam penerapan model asuhan
keperawatan profesional pada profesi manajemen.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pembimbing klinik Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga, pembimbing klinik di RS, serta teman- teman
kelompok yang telah membantu dalam proses penyelesaian laporan Discharge
planning. Penyusun berharap agar laporan ini dapat memberikan pengetahuan, infomasi
dan bermanfaat bagi semua calon perawat dan masyarakat pada umumnya.
Kami selaku tim penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna,
begitu pula laporan yang kami buat, baik dari segi isi maupun penulisan. Kritik dan
saran dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan kami
selanjutnya.

Surabaya, Mei 2020


Tim Praktik Manajemen Keperawatan
Ruang Bedah Herbra RSUD Dr.Soetomo,
Surabaya
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kepuasan pasien saat dirumah sakit merupakan salah satu indicator kualitas
dalam suatu pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien adalah hasil penilaian dari
pasien terhadap pelayanan kesehatan yang telah diberikan dengan membandingkan
apa yang diharapkan sesuai dengan kenyataan pelayanan kesehatan yang di berikan
dan di terima oleh tatanan kesehatan rumah sakit (Kolter et al, 2009). Dengan begitu
kepuasan pasien di rumah sakit tergantung bagaimana pelayanan yang telah
diberikan oleh pihak pelayanan rumah sakit. Perawat adalah salah satu tim tenaga
medis yang memegang peran penting dalam pemberian layanan kesehatan dirumah
sakit karena perawat selalu berinteraksi dengan pasien selama 24 jam. Pelayanan
keperawatan salah satunya perencanaan pasien pulang atau discharge planning
merupakan bagian penting dari program keperawatan klien yang dimulai segera
setelah pasein masuk rumah sakit hingga pasien pulang dari rumah sakit (Nursalam
dan Efendi, 2009).
Program perencanaan pulang (discharge planning) pada dasarnya merupakan
suatu program pemberian pendidikan kesehatan kepadaa pasien meliputi nutrisi,
aktifitas/latihan, obat-obatan, dan instruksi khusus yaitu tanda dan gejala penyakit
pasien (Potter dan Perry, 2005). Informasi yang diberikan perawat kepada pasien
pada saat perencanaan pulang bertujuan agar pasien dan keluarga mampu
mengenali tanda bahaya dan mengetahui bagaimana cara manajemen pemberian
perawatan di rumah. Perencanaan pasien pulang bertujuan untuk meningkatkan
status kesehatan pasien secara signifikan dan menurunkan biaya yang diperlukan
untuk rehabilitasi lanjut. Dengan adanya discharge planning, pasien diharapkan
dapat mempertahankan kesehatan dan membantu untuk lebih
mempertanggungjawabkan kesehatan pasien secara mandiri (Nursalam, 2015).
Hasil data yang diperoleh di Ruang Bedah Herbra RSUD dr.Soetomo
menunjukkan bahwa pada ruangan Bedah Herbra sudah dilakukan Discharge
planning pada pasien yang akan pulang menggunakan form Discharge planning.
Proses pelaksanaan Discharge planning dilakukan di ruang perawat dengan cara
memanggil keluarga dan pasien. Kartu Discharge planning sudah ada dengan isi
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan yaitu mencangkup identitas pasien,
tanggal kontrol, aturan diet, obat, perawatan luka di rumah, aktivitas dan istirahat,
perawatan umum, dan hasil pemeriksaan yang dibawa pulang. Namun pada Ruang
Bedah Herbra belum terdapat leaflet mengenai perawatan lanjutan selama di rumah.
Discharge planning dilakukan oleh PP tepat sebelum akan pulang.
Data yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan observasi di Ruang Bedah
Herbra RSUD Dr. Soetomo bahwa Discharge planning sudah dilakukan pada saat
pasien datang dan akan pulang menggunakan form Discharge planning yang telah ada
di ruangan. Pasien yang akan pulang akan dilakukkan Discharge planning di ruang
perawat dengan cara memanggil pasien atau keluarga untuk diberikan edukasi secara
lisan terkait kebutuhan perawatan di rumah. Kartu Discharge planning sudah ada sesuai
dengan standar, meliputi identitas pasien, tanggal kontrol, aturan diet, obat, perawatan
luka di rumah, aktivitas dan istirahat, perawatan umum, dan hasil pemeriksaan yang
dibawa pulang. Namun untuk edukasi yang diberikan hanya lisan saja, belum ada
bentuk materi seperti leaflet mengenai perawatan lanjutan selama pasien pulang dan
melakukan perawatan pemulihan di rumah.
Proses Discharge planning di Ruang Bedah Herbra RSUD Dr. Soetomo Surabaya
dilakukan saat pasien pertama kali masuk rumah sakit hingga pasien akan pulang ke
rumah. Kegiatan pelaksanaan Discharge planning diharapkan didokumentasikan pada
form discharge planning di Ruang Bedah Herbra RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Proses
saat pasien pertama kali masuk dilakukkannya Discharge planning mengenai
pemberian informasi mengenai penyakitnya, tindakan medis yang akan dilakukan,
rehabilitasi, penjelasan komplikasi yang mungkin terjadi, dan pengobatan. Pendidikan
kesehatan yang akan diberikan pada pasien mengenai hal-hal yang perlu diketahui oleh
pasien sehingga paien memiliki pengetahuan saat perawatan di rumah. Hal yang
diharapkan pada saat pasien keluar dari rumah sakit keluarga mampu mengatahui cara
perawatan saat dirumah. Alat bantu yang akan dilepas ketika pasien akan pulang,
meliputi NGT, urin kateter, drain, balutan luka, iv canule, dan gelang identitas. Adapun
kendala yang mungkin terjadi saat proses kegiatan discharge planning yaitu proses
pelaksanaan yang kurang optimal dan mendukung dikarenakan belum adanya informasi
secara tertulis atau leaflet yang dapat ditunjukan keluarga saat discharge planning agar
pasien dan keluarga pasien lebih mudah mengerti dan leaflet dapat di bawa pulang.
Dilakukkannya kegiatan roleplay di Ruang Bedah Herbra RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, diharapkan memperbaiki sistem discharge planning secara maksimal agar
pasien beserta yang akan pulang dapat mendapatkan info yang lebih jelas dan
mendapatkan media yang akan dibawa pulang sebagai pedoman.

1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Setelah pelaksanaan praktek keperawatan manajemen diharapkan mahasiswa
dan perawat di Ruang Bedah Herbra RSUD Dr. Soetomo Surabaya mampu
menerapkan discharge planning dengan baik dan benar.
1.1.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menyusun perencanaan discharge planning dan bekerja
sama dengan perawat.
2. Adanya pemberian leaflet dan penjelasan tentang isi leaflet yang diberikan
pada pasien yang akan pulang oleh mahasiswa.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan health education saat discharge planning
dengan menggunakan leaflet.
4. Mahasiswa mampu mendokumentasikan pelaksanaan discharge planning
secara khusus pada form dokumentasi discharge planning.
5. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil pelaksanaan discharge planning.
6. Mahasiswa mampu menyusun media leaflet untuk membantu pemberian
informasi kepada pasien dan keluarga.
7. Melakukan evaluasi kepada klien atau keluarga selama pelaksanaan discharge
planning perawatan di rumah
2.1 Manfaat
2.1.1 Bagi Klien
1. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam memperbaiki serta
mempertahankan status kesehatan klien.
2. Meningkatkan kemandirian klien dan keluarga dalam kesiapan perawatan di
rumah.
3. Meningkatkan kemandirian klien dan keluarga dalam melakukan perawatan
diri sendiri di rumah.
4. Meningkatkan kualitas perawatan secara berkelanjutan pada klien saat di
rumah
2.1.2 Bagi Mahasiswa
1. Membantu mahasiswa dalam mengembangkan ilmu yang telah dimiliki serta
mengaplikasikannya.
2. Terjadi pertukaran informasi antara mahasiswa sebagai perawat dan klien
sebagai penerima pelayanan.
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengkaji kebutuhan pasien
secara komprehensif untuk menentukan perencanaan pulang bagi pasien secara
tepat.
4. Mengevaluasi pengaruh intervensi yang terencana dalam discharge planning
pada penyembuhan klien.
2.1.3 Bagi Rumah Sakit
1. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan dapat mengidentifikasi
pendokumentasian asuhan keperawatan, khususnya pelaksanaan discharge
planning di Rumah Sakit.
2. Sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan manajemen,
khususnya manajemen keperawatan yang berimplikasi kepada
pendokumentasian asuhan keperawatan yang terkait dengan discharge
planning di Rumah Sakit
3. Untuk pengembangan pedoman discharge planning dari Rumah Sakit.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Discharge planning


Perencanaan pulang atau discharge planning ialah proses mempersiapkan
pasien untuk meninggalkan satu tingkat asuhan ke tingkat lain di dalam atau di
luar institusi layanan kesehatan saat ini (Kozier et al, 2010). Biasanya
perencanaan pulang mengacu pada pemulangan pasien ke rumah dari rumah sakit
dan perencanaan pulang juga terjadi antar-tatanan perawatan. Dalam sebuah
sebuah fasilitas, hal ini dapat terjadi dari satu unit ke unit lain. Sebagai contoh,
pasien yang mengalami cedera pembuluh darah otak dapat pindah dari unit medis
ke unit rehabilitasi, atau pasien yang mengalami trauma multiple dapat pindah
dari unit gawat darurat ke unit perawatan intensif. Pasien dapat juga pindah dari
rumah sakit ke institusi layanan kesehatan jangka panjang, dari pusat rehabilitasi
ke rumah, atau dari tatananan perawatan di rumah ke rumah sakit, dan sebagainya.

Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis


dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan
kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan
sesudah pulang (Carpenito, 1999 dalam Nursalam, 2011). Menurut Hurts (1990)
dalam Nursalam (2011), perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis agar
tim kesehatan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan pasien
melakukan perawatan mandiri di rumah. Perencanaan pulang didapatkan dari
proses interaksi dimana perawat profesional, pasien dan keluarga berkolaborasi
untuk memberikan dan mengatur kontinuitas keperawatan. Perencanaan pulang
diperlukan oleh pasien dan harus berpusat pada masalah pasien, yaitu pencegahan,
terapeutik, rehabilitatif, serta perawatan rutin yang sebenarnya (Swenberg, 2000
dalam Nursalam, 2015).

Tiap instansi biasanya memiliki kebijakan dan prosedur sendiri terkait


perencanaan pulang. Banyak instansi memiliki perencanaan pemulangan, seorang
profesional layanan kesehatan atau layanan sosial yang mengkoordinasi
pemindahan dan bertindak sebagai penghubung antara institusi yang
memulangkan pasien dan fasilitas yang menerima pasien tersebut. Sering kali,
perawat mengemban tanggung jawab ini dalam memberikan kontinuitas asuhan
(Kozier, et al., 2010).

2.2 Tujuan Discharge planning


Persiapan untuk perencanaan pulang pasien dilakukan sesegera mungkin,
sehingga perawat perlu untuk merencanakan pulang bagi pasien. (Nursalam,
2015) menjelaskan bahwa tujuan perencanaan pulang pasien adalah : menyiapkan
klien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan sosial, meningkatkan kemandirian
klien dan keluarga, meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada klien,
membantu klien dan keluarga memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap
dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan klien, melaksanakan
rentang perawatan antar-rumah sakit dan masyarakat.

Raden & Traft (1993) dalam (Nursalam dan Efendi, 2009) mengemukakan
bahwa tujuan perencanaan pulang adalah membantu klien dan keluarga untuk
memahami permasalahan, pencegahan yang harus dilakukan sehingga dapat
mengurangi angka kambuh, dan penerimaan kembali di rumah sakit serta terjadi
pertukaran informasi antara klien sebagai penerima pelayanan dengan perawat
mulai dari pertama kali klien masuk sampai keluar rumah sakit. Tujuan perawat
memberikan pendidikan perencanaan pulang kepada pasien untuk memberikan
pengetahuan dan keterampilan dalam memenuhi kebutuhan perawatan
berkelanjutan (Potter dan Perry, 2005).

Christensen dan Kockrow (2011) menyebutkan bahwa discharge planning


pada akhirnya memiliki tujuan untuk memastikan pasien melakukan hal- hal
sebagai berikut:
1. Mengerti tentang penyakitnya
2. Patuh pada terapi medikasinya
3. Mengikuti anjuran dietnya dengan hati-hati
4. Mengatur level aktivitasnya
5. Memahami treatment yang harus dijalani
6. Mengetahui komplikasi yang mungkin terjadi
7. Mengetahui kapan harus kontrol ke pelayanan kesehatan untuk follow-up
2.3 Manfaat Discharge planning
Discharge planning mempunyai manfaat antara lain sebagai berikut (Nursalam,
2015) :
1. Memberi kesempatan kepada pasien untuk mendapat pangajaran selama di
rumah sakit.
2. Tindak lanjut yang sistematis yang digunakan untuk menjamin kontinutas
keperawatan pasien.
3. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada penyembuhan
pasien dan mengidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan keperawatan baru.
4. Membantu kemandirian pasien dalam melakukan perawatan.

2.4 Prinsip Discharge planning


Prinsip pada pelaksanaan Discharge planning menurut Nursalam (2015),
yaitu:
1. Nilai keinginan dan kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi,kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah
yang mungkin timbul nanti, sehingga kemungkinan masalah yang mungkin
timbul dapat segera diantisipasi.
3. Perencanaa pulang dilakukan secara kolaboratif, perencanaan pulang
merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama.
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada,
tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan dengan
pengetahuan dari tenaga yang tersedia
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan, setiap
pasien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus dilakukan.

Perencanaan pulang perlu disusun sejak pasien masuk ke instansi,


terutama di rumah sakit dengan masa rawat inap yang semakin
singkat (Kozier et al, 2010).
Perencanaan yang efektif mencakup:

1. Pengkajian berkelanjutan untuk mendapatkan informasi yang


komprehensif mengenai kebutuhan pasien yang terus muncul,
2. Pernyataan diagnosis keperawatan, dan
3. Rencana untuk memastikan kebutuhan pasien dan pemberi asuhan terpenuhi.

2.5 Jenis Discharge planning


Terdapat tiga jenis pemulangan pasien menurut Chesca (1982) dalam (Nursalam,
2016) yaitu: pulang sementara atau cuti (conditioning discharge), pulang mutlak
atau selamanya (absolute discharge), pulang paksa (judicial discharge).
1. Pulang sementara (conditioning discharge), keadaan pulang ini dilakukan
apabila kondisi klien baik dan ridak terdapat komplikasi. Klien untuk
sementara dirawat di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak rumah
sakit atau puskesmas terdekat.
2. Pulang mutlak atau selamanya (absolute discharge) merupakan akhir dari
hubungan klien dengan rumah sakit. Namun apabila klien perlu dirawat
kembali, maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.
3. Pulang paksa (judicial discharge) adalah kondisi klien diperbolehkan pulang
walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi klien
harus dipantau dengan melakukan kerja sama dengan perawat puskesmas
terdekat.
2.6 Sasaran Discharge planning
Setiap klien memerlukan perawat yang terampil dalam pengkajian dan
mampu mengelola pelayanan keperawatan yang komprehensif. Klien juga
memerlukan pelayanan keperawatan yang terkoodinasi yang baik dengan tim
kesehatan yang lain dan dukungan-dukungan pelayanan, sehingga mereka dapat
selalu dipantau bagi yang lemah dan tinggal sendirian dirumah maupun tinggal
bersama keluarga dengan dukungan keluarga secara minimal, serta anak-anak dan
orang dewasa penyandang cacat akan memerlukan perencanaan pulang pasien.
Perencanaan pulang pasien yang tidak memadai merupakan faktor yang
memberikan kontribusi bagi tunawisma pada orang-orang yang mengalami sakit
mental maupun gangguan penggunaan narkoba (Baron, et al 2008). Menurut
Potter & Perry 2006 mengatakan bahwa setiap klien yang dirawat di rumah sakit
membutuhkan perencanaan pulang. Tetapi ada beberapa kondisi yang
menyebabkan klien beresiko tidak dapat memenuhi kebutuhan perawatan setelah
klien pulang. Kondisi klien dengan penyakit terminal, kecacatan permanen,
kurangnya sumber dana, operasi besar, operasi radikal, isolasi sosial dan emosi
atau mental yang tidak stabil dapat beresiko dalam perencanaan pulang. Jika klien
mengalami kondisi seperti ini, maka perlu dilakukan pengkajian tentang keinginan
dan kemampuan klien untuk perawatan di rumah.

2.7 Mekanisme Discharge planning


Discharge planning mencakup kebutuhan seluruh pasien, mulai dari fisik,
psikologis, sosial, budaya, dan ekonomi. Proses ini terdiri dari tiga fase, yaitu
akut, transisional, dan pelayanan berkelanjutan. Pada fase akut, diutamakan upaya
medis untuk segera melaksanakan Discharge planning. Pada fase transisional,
semua cangkupan pada fase akut dilaksankan tetapi urgensinya berkurang. Pada
fase pelayanan berkelanjutan, pasien mampu untuk berpartisipasi dalam
perencanaan dan pelaksanaan aktivitas perawatan berkelanjutan (Perry & Potter
2005).
1. Pengkajian
1) Sejak pasien masuk kaji kebutuhkan Discharge planning pasien, focus pada
terhadap kesehatan fisik, status fungsional, sistem pendukung sosial, finansial,
nilai kesehatan, latar belakang budaya dan etnis, pendidikan, serta rintangan
terhadap keperawatan.
2) Kaji pasien dan keluarga terhadap pendidikan kesehatan berhubunga dengan
kondisi yang akan diciptakan di rumah tempat tinggal pasien setelah keluar
dari rumah sakit sehingga terhindar dari komplikasi.
3) Kaji cara pembelajaran yang disukai oleh pasien agar pendidikan kesehatan
yang diberikan bermanfaat dan dapat ditangkap oleh pasien maupun keluarga.
Tipe materi pendidikan yang berbeda-beda dapat mengefektifkan cara
pembelajaran yang berbeda pada pasien.
4) Kaji bersama-sama dengan pasien dan keluarga terhadap setiap faktor
lingkungan di dalam rumah yang mungkin menghalangi dalam perawatan diri
seperti ukuran ruangan, kebersihan jalan menuju pintu, lebar jalan, fasilitas
kamar mandi, ketersediaan alat-alat yang berguna (seorang perawat perawatan
di rumah dapat dirujuk untuk membantu dalam pengkajian).
5) Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam mengkaji
kebutuhan untuk rujukan pelayanan kesehatan rumah maupun fasilitas lain.
6) Kaji persepsi pasien dan keluarga terhadap keberlanjutan perawatan kesehatan
di luar rumah sakit. Mencakup pengkajian terhadap kemampuan keluarga
untuk mengamati care giver dalam memberikan perawatan kepada pasien.
Dalam hal ini sebelum mengambil keputusan, mungkin perlu berbicara secara
terpisah dengan pasien dan keluarga untuk mengetahui kekhawatiran yang
sebenarnya atau keragu-raguan diantara keduanya.
7) Kaji penerimaan pasien terhadap penyakit yang sedang diderita berhubungan
dengan pembatasan.
8) Konsultasikan tim pemberi layanan kesehatan yang lain tentang kebutuhan
setelah pemulangan (seperti ahli gizi, pekerja sosial, perawat klinik spesialis,
perawat pemberi perawatan kesehatan di rumah). Tentukan kebutuhan rujukan
pada waktu yang berbeda. Diagnosa keperawatan
9) Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian Discharge planning,
dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan keluarga. Keluarga
sebagai unit perawatan memberi dampak terhadap anggota keluarga yang
membutuhkan perawatan.
2. Perencanaan
Perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan
spesifik klien. Kelompok perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran
yang baik untuk persiapan pulang klien yang disingkat dengan METHOD,
yaitu:
1) Medication (obat)
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah pulang.
2) Environment (Lingkungan)
Lingkungan tempat tinggal klien setelah dari rumah sakit sebaiknya aman.
Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk
kontinuitas perawatannya.
3) Treatment (pengobatan)
Perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah klien
pulang, yang dilakukan oleh klien atau anggota keluarga. Jika hal ini tidak
memungkinkan, perencanaan harus dibuat sehingga seseorang dapat
berkunjung ke rumah untuk memberikan keterampilan perawatan.
a. Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Klien sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan kesehatan.
Termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan pearwatan
kesehatan tambahan.
b. Out patient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen
komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang kontinu.
c. Diet
Klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya. Ia
sebaiknya mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya.
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral.
Seluruh pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan
perawat dan ringkasan pulang (Discharge summary). Instruksi tertulis
diberikan kepada klien. Demonstrasi ulang menjadi harus memuaskan. Klien
dan pemberi perawatan harus memiliki keterbukaan dan melakukannya dengan
alat yang akan digunakan di rumah.
Penyerahan homecare dibuat sebelum klien pulang. Informasi tentang klien
dan perawatannya diberikan kepada agen tersebut. Seperti informasi tentang jenis
pembedahan, pengobatan (termasuk kebutuhan terapi cairan IV di rumah), status
fisik dan mental klien, faktor sosial yang penting (misalnya kurangnya pemberi
perawatan, atau tidak ada pemberi perawatan) dan kebutuhan yang diharapkan
oleh klien dan transportasi harus tersedia pada saat ini.
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan pada pasien sebelum
diperbolehkan pulang, sebagai berikut:
1) Pendidikan kesehatan: diharapkan dapat mengurangi angka kambuh atau
komplikasi dan meningkatkan pengetahuan pasien serta keluarga tentang
perawatan tersebut. Pendidikan kesehatan terkait keperawatan post operatif
yang perlu diberikan pada pasien meliputi kontrol (waktu dan tempat),
lanjutan keperawatan (luka operasi dan tindakan lainnya), diet/ nutrisi yang
harus dikonsumsi, aktivitas atau istirahat, dan keperawatan diri (kebersihan
dan mandi)
2) Program pulang bertahan: bertujuan untuk melatih pasien untuk kembali ke
lingkungan keluarga dan masyarakat. Program ini meliputi apa yang harus
dilakukan pasien di rumah sakit dan apa yang harus dilakukan oleh
keluarga.
3) Rujukan: integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan antara
perawat komunitas atau praktik mandiri perawat dengan rumah sakit
sehingga dapat mengetahui perkembangan pasien di rumah.
5. Evaluasi
Pasien dan anggota keluarga menjelaskan tentang penyakit, pengobatan
yang dibutuhkan, tanda tanda fisik atau gejala yang harus dilaporkan kepada
dokter, pasien atau anggota keluarga mendemonstrasikan setiap pengobatan
yang akan dilanjutkan dirumah, mengidentifikasi rintangan yang dapat
membahayakan bagi pasien, dan menganjurkan perbaikan.

2.8 Faktor-faktor yang perlu dikaji dalam Discharge planning


Faktor yang perlu dikaji dalam perencanaan pulang adalah :
1. Pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit, terapi dan perawatan yang
diperlukan;
2. Kebutuhan psikologis dan hubungan interpersonal di dalam keluarga
3. Keinginan keluarga dan pasien menerima bantuan dan kemampuan mereka
memberi asuhan;
4. Bantuan yang diperlukan pasien;
5. Pemenuhan kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari seperti makan, minum,
eliminasi, istirahat dan tidur, berpakaian, kebersihan diri, keamanan dari
bahaya, komunikasi, keagamaan, rekreasi, dan sekolah;
6. Sumber dan sistem pendukung yang ada di masyarakat;
7. Sumber finansial dan pekerjaan;
8. Fasilitas yang ada di rumah dan harapan pasien setelah dirawat;
9. Kebutuhan perawatan dan supervisi di rumah.
Menurut Neylor (2003) dalam Nursalam (2011), beberapa tindakan
keperawatan yang dapat diberikan pada pasien sebelum pasien diperbolehkan
pulang adalah sebagai berikut.
1. Pendidikan kesehatan: diharapkan bisa mengurangi angka kambuh atau
komplikasi dan meningkatkan pengetahuan pasien serta keluarga tentang
perawatan pasca rawat.
2. Program pulang bertahap: bertujuan untuk melatih pasien kembali ke
lingkungan keluarga dan masyarakat. Program ini meliputi apa yang harus
dilakukan pasien di rumah sakit dan apa yang harus dilakukan oleh keluarga.
3. Rujukan: integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung
antara perawat komunitas atau praktik mandiri perawat dengan rumah sakit
sehingga dapat mengetahui perkembangan pasien di rumah.
The Joint Commision (TJC), (2008) dalam Christensen and Kockrow (2011)
menyarankan beberapa pedoman sebelum pasien meninggalkan layanan
kesehatan, yaitu:
1. Penggunaan obat dan peralatan medis secara aman dan efektif
2. Pengajaran tentang nutrisi dan modifikasi diet
3. Teknik rehabilitasi untukmendukung adaptasi untuk dan
atau disabilitas fungsional di lingkungan
4. Tersedianya akses ke sumber komunitas yang diperlukan
5. Kapan dan bagaimana untuk memperoleh perawatan lanjutan
6. Tanggung jawab dari pasien dan keluarga yang memerlukan pelayanan
kesehatan secara terus menerus. Pengetahuan dan kemampuan diperlukan
untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut
7. Pemeliharaan personal hygiene yang sesuai standar.

2.9 Langkah Discharge planning


Adapun langkah perencanaan pulang pada pasien menurut Potter (2005) adalah:

Tabel 2.1 Langkah memulangkan pasien

Langkah Memulangkan Pasien


Saat Pasien Masuk RS

1. Sejak waktu penerimaan pasien, lakukan pengkajian tentang kebutuhan


pelayanan kesehatan untuk pasien pulang, dengan menggunakan riwayat
keperawatan, rencana perawatan, dan pengkajian kemampuan fisik dan
fungsi kognitif yang dilakukan secara terus-menerus.
2. Kaji kebutuhan pendidikan kesehatan untuk pasien dan keluarga yang
berhubungan dengan terapi di rumah, hal yang harus dihindari akibat
dari gangguan kesehatan yang dialami, dan komplikasi yang mungkin
terjadi.
3. Bersama pasien dan keluarga, kaji faktor lingkungan di rumah yang
dapat mengganggu perawatan diri.
4. Berkolaborasi dengan dokter dan disiplin ilmu yang lain (contoh, terapi
fisik) mengkaji perlunya rujukan untuk mendapat perawatan di rumah
atau tempat pelayanan yang diperluas lainnya.
5. Kaji penerimaan terhadap masalah kesehatan dan larangan yang
berhubungan dengan masalah kesehatan tersebut.
6. Konsultasi dengan anggota tim kesehatan lain tentang berbagai
kebutuhan pasien setelah pulang.
7. Tetapkan diagnosa keperawatan dan rencana perawatan yang tepat.
Lakukan implementasi rencana perawatan. Evaluasi kemajuan secara
terus-menerus. Tentukan tujuan pulang yang relevan, yaitu sebagai
berikut:
a. Pasien akan memahami masalah kesehatan dan implikasinya
b. Pasien akan mampu memenuhi kebutuhan individualnya
c. Lingkungan rumah akan menjadi aman
d. Tersedia sumber perawatan kesehatan di rumah

Sebelum Hari Pemulangan

1. Anjurkan cara untuk merubah pengaturan fisik di rumah sehingga


kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
2. Berikan informasi tentang sumber pelayanan kesehatan di masyarakat
kepada pasien dan keluarga.
3. Lakukan pendidikan untuk pasien dan keluarga sesegera mungkin
setelah pasien di rawat di rumah sakit (contoh, tanda dan gejala
komplikasi; informasi tentang obat-obatan yang diberikan, penggunaan
peralatan medis dalam perawatan lanjutan, diet, latihan, hal yang harus
dihindari sehubungan dengan penyakit atau operasi yang dijalani),
Pasien mungkin dapat diberikan pamflet atau buku.
Langkah Memulangkan Pasien

Saat Hari Pemulangan

1. Biarkan pasien dan keluarga bertanya atau berdiskusi tentang berbagai


isu yang berkaitan dengan perawatan di rumah.
2. Periksa order pulang dari dokter tentang resep, perubahan tindakan
pengobatan, atau alat-alat khusus yang diperlukan.
3. Tentukan apakah pasien dan keluarga telah mengatur transportasi untuk
pulang ke rumah.
4. Tawarkan bantuan ketika pasien berpakaian atau mempersiapkan
seluruh barang- barang pribadinya untuk dibawa pulang. Berikan privasi
bila diperlukan.
5. Periksa seluruh kamar mandi dan lemari bila ada barang pasien yang
masih tertinggal.
6. Berikan pasien resep atau obat-obatan sesuai dengan pesan dokter.
Periksa kembali instruksi sebelumnya.
7. Hubungi kantor keuangan lembaga untuk menentukan apakah pasien
masih perlu membayar sisa tagihan biaya. Atur pasien atau keluarga
untuk pergi ke kantor tersebut.
8. Gunakan alat pengangkut barang untuk membawa barang-barang pasien.
Berikan kursi roda untuk pasien yang tidak bisa berjalan sendiri.
9. Bantu pasien pindah k ekursi roda dengan menggunakan mekanika
tubuh dan teknik pemindahan yang benar.
10. Kunci kursi roda. Bantu pasien pindah ke mobil atau alat transportasi
lain.
11. Kembali ke unit dan beritahukan departemen penerimaan atau
departemen lain yang berwenang mengenai waktu kepulangan pasien.
12. Catat kepulangan pasien pada format ringkasan pulang. Pada beberapa
institusi, pasien akan menerima salinan dari format tersebut.
13. Dokumentasikan status masalah

Kesehatan saat pasien pulang. Sumber: Potter,


Patricia A (2005).

2.10 Alur Discharge planning


Keterangan:
Tugas perawat primer:
1. Membuat perencanaan pulang (discharge planning)
2. Membuat leaflet
3. Memberikan konseling
4. Memberikan pendidikan kesehatan
5. Menyediakan format discharge planning
6. Mendokumentasikan discharge planning.
Tugas perawat associate:
Melaksanakan agenda discharge planning (pada saat perawatan dan
diakhir perawatan).
2.11 Peran Perawat dalam Discharge planning
1) Kepala ruangan
a. Membuka acara Discharge planning kepada pasien
b. Menyetujui dan menandatangani format Discharge planning
2) Perawat primer
a. Membuat rencana Discharge planning
b. Membuat leaflet/ booklet
c. Menyediakan format Discharge planning
d. Memberikan konseling dan pendidikan kesehatan
e. Mendokumentasi Discharge planning
3) Perawat associate
Ikut membantu dalam melaksanakan Discharge planning yang sudah
direncanakan oleh perawat primer.

2.11 Keberhasilan Discharge planning


Menurut Potter dan Perry (2006), hasil yang diperoleh harus ditujukan untuk
keberhasilan perencanaan pulang dimana :
1. Pasien dan keluarga memahami diagnosa, antisipasi tingkat fungsi, obat-
obatan dan tindakan pengobatan untuk kepulangan, antisipasi perawatan
tingkat lanjut, dan respon yang diambil pada kondisi kedaruratan.
2. Pendidikan khusus diberikan kepada pasien dan keluarga untuk memastikan
perawatan yang tepat setelah klien pulang.
3. Sistem pendukung di masyarakat dikoordinasikan agar memungkinkan pasien
untuk kembali ke rumahnya dan untuk membantu klien dankeluarga membuat
koping terhadap perubahan dalam status kesehatan pasien.
4. Melakukan relokasi klien dan koordinasi sistem pendukung atau memindahkan
klien ke tempat pelayanan kesehatan lain.

2.12 Dokumentasi
Menurut Iyer dan Camp (2005) dalam Arwani & Supriyatno (2006), sebuah
format yang memuat petunjuk yang mengingatkan pemberian pelayanan
kesehatan yang mengimplementasikan dan mendokumentasikan perencanaan
pemulangan sering dicantumkan dalam format terpisah dalam rekam medis,
format ini biasanya berisi hal-hal- berikut:
1. Pengkajian awal terhadap kebutuhan perencanaan pulang
2. Usaha untuk menempatkan pasien pada fasilitas yang tepat agar
mendapatkan perawatan yang kontinyu atau untuk mengatur pasien agar
mendapatkan perawatan di rumah sesuai kebutuhan.
BAB 3
RENCANA KEGIATAN
3.1 Rencana pelaksanaan Discharge Planning
Hari/ tanggal : Selasa/ 12 Mei 2020
Waktu : 10.00 WIB
Pelaksana : Kepala Ruangan, Perawat Primer, Perawat Associate
Tempat : Ruang Bedah Herbra RSUD Dr. Soetomo Surabaya

3.2 Struktur Pengorganisasian


Penanggung jawab : Maya Rahma Ruski, S.Kep
Kepala Ruangan : Ayu Okta Miftachul J., S.Kep.
PP : Maya Rahma Ruski, S.Kep
PA : Nia Istianah, S.Kep
Pembimbing Akademik : 1. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons)
2. Dr. Hanik Endang N., S.Kep., Ns., M.Kep.
3. Retnayu Pradanie, S.Kep., Ns., M.Kep.
Pembimbing Klinik : 1. Sumail, S.Kep., Ns.
2. Evi Tri Wahyuningsih, S.Kep. Ns., M.Kes.
3.3 Metode
Metode yang digunakan dalam Discharge planning adalah diskusi, ceramah dan
tanya jawab setelah diberikan penjelasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
perawatan klien oleh keluarga selama di rumah sakit dan setelah keluar dari rumah
sakit.
3.4 Media
Media yang digunakan dalam pelaksanaan Discharge planning kepada klien
dan keluarganya diantaranya :
1. Rekam medis pasien
2. Format Discharge planning
3. Leaflet
3.5 Mekanisme Kegiatan

Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana


Persiapan 1. Kepala Ruangan 10 menit Kantor PP
mengucapkan salam kepala
menanyakan bagaimana ruangan
persiapan PP untuk
pelaksanaan discharge
planning dan kelengkapan
medical record (rekam Karu
medis pasien, format
discharge planning dan
leaflet) PP
2. PP melaporkan sudah siap
dengan pelaksanaan
discharge planning (rekam
medis pasien, format
discharge planning dan
leaflet) dan mengkaji dan
melengkapi data sebelumnya
untuk menentukan masalah
keperawatan pada pasien PP
3. PP menyebutkan masalah
klien dan hal- hal yang perlu
diajarkan atau
diinformasikan pada klien
dan keluarga
4. Kepala ruangan memeriksa Karu
kelengkapan discharge
planning terkait form
edukasi.
Pelaksanaan 1. Kepala ruangan membuka 20 menit Bed Karu
acara discharge planning pasien
dengan memperkenalkan diri, PP dan PA
PP, dan PA kepada keluarga
dan pasien serta
menyampaikan mengenai
tujuan menemui pasien dan
keluarga.
2. PP dibantu PA
menyampaikan pendidikan PP
kesehatan, dan menjelaskan
tentang :
a. Menjelaskan mengenai
jadwal kontrol, aktivitas PP
dan nutrisi pasien.
b. Menjelaskan jangan
menggunakan atau
menghentikan obat yang
telah diberikan tanpa
konsultasi atau anjuran
dokter.
3. PP menanyakan kembali PP
kepada pasien dan keluarga
tentang materi yang telah
disampaikan.
4. PP mengucapkan terima
PP dan PA
kasih
5. PP dibantu PA
melakukan
pendokumentasian.
Penutup Kepala ruangan 5 menit Kantor Karu, PP
mengevaluasi, memberikan kepala dan PA
pujian dan masukan atau saran ruangan
kepada PP dan PA

3.6 Evaluasi

1. Struktur
a. Menentukan penanggungjawab discharge planning.
b. Menyusun proposal discharge planning dan dikoordinasikan dengan
pembimbing klinik dan akademik.
c. Menetapkan pasien dalam roleplay discharge planning.
d. Menetapkan pengorganisasian peran.
e. Menyiapkan dan menyusun media dalam pelaksanaan discharge planning.
2. Proses
a. Mahasiswa melakukan discharge planning bersama bersama dengan tim
pelaksana roleplay.
b. Persiapan discharge planning disiapkan oleh Perawat Pelaksana dibantu oleh
Perawat Associate dan diawasi oleh Kepala Ruang yang diperankan oleh
mahasiswa.
c. Discharge planning dilakukan oleh ketua tim yang diperankan oleh mahasiswa
yang bertanggungjawab dan dilakukan di kamar pasien.
d. Pemberian HE kepada pasien dan keluarga sebelum pulang oleh mahasiswa.
e. Pemberian leaflet kepada pasien dan keluarga oleh mahasiswa.
f. Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh klien dan keluarga dan ada
dokumentasi dalam rekam medis pasien.
3. Hasil
a. Mahasiswa mampu melakukan discharge planning sesuai dengan alur
discharge planning.
b. Mahasiswa mensosialisasikan ulang pelaksanaan discharge planning yang
benar.
c. Adanya leaflet bagi pasien dan keluarga yang diberikan oleh mahasiswa.
d. Adanya dokumentasi pelaksanaan discharge planning pasien oleh perawatan
oleh mahasiswa.
e. Mahasiswa mampu melakukan HE kepada pasien dan keluarga.

BAB 4

PENUTUP

4.1 Simpulan

Discharge Planning merupakan suatu proses dimana mulainya pasien


mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik
dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan dan meingkatkan derajat
kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya oleh karena
itu apabila terjadi kegagalan dalam memberikan dan mendokumentasikan perencanaan
pulang akan beresiko terhadap beratnya penyakit ancaman hidup dan disfungsi fisik
dalam perencanaan pulang di perlukan komunikasi yang baik terarah sehingga apa yang
disampaikan dapat dimengerti dan berguna untuk keperawatan di rumah.

4.2 Saran

Sebagai calon petugas kesehatan diharapkan kita dapat melakukan dan


mendokumentasikan perencanaan pulang dengan baik dan benar dan sesuai alur.

DAFTAR PUSTAKA

Arwani & Supriyatno. 2006. Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta: EGC.


Christensen, B.L and Kockrow, E.O, 2011, Foundations of nursing, Elsevier, United States of
America.

Kozier, B., Erb, G., Berman, A. & Synder, S.J, 2010, Buku ajar fundamental keperawatan:
konsep, proses, dan praktik, EGC, Jakarta.
Kotler, P., Keller and Lane, K. (2009) Manajemen Pemasaran. 13th edn. Edited by A.
Maulana and W. Hardani. Erlangga.
Nursalam dan Efendi, Ferry, 2009, Pendidikan dalam keperawatan, Salemba Medika,
Jakarta.

Nursalam, 2011, Modul manajemen bangsal: Metode asuhan keperawata profesional


(MAKP)/ MPKP langkah pengelolaan manajemen bangsal, Tidak diterbitkan,
Surabaya.

Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktek Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam, 2016, Manajemen keperawatan: aplikasi dalam praktik keperawatan profesional,
Edisi 5, Salemba Medika, Jakarta.

Potter, Patricia, 2005, Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan praktik, EGC,
Jakarta.
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, Praktik. Jakarta
: EGC
Profil Ruang Bedah Herbra RSUD Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2019.

SCENARIO OF ROLE PLAY DISHARGE PLANNING

NUM : Ayu Okta Miftachul J., S.Kep.


PP : Maya Rahma Ruski, S.Kep
PA : Nia Istianah, S.Kep

Pada tanggal 12 Mei 2020 pukul 10.00 WIB, pasien atas nama Ny. A yang di rawat
di Ruang Bedah Herba RSUD dr. Soetomo Surabaya dengan diagnosis medis
Acute appendicitis setelah 5 hari di rawat di rumah sakit. Kepala Ruangan, PP,
dan PA di Ruang Kepala Ruangan Bedah Herba akan melakukan Discharge
Planning dengan memberikan edukasi terkait masalah pasien.

PP (Maya) : “Selamat pagi Ns. Okta, saya ingin memberitahukan hari ini pasien Ny.
A dengan diagnosis medis Apendiksitis akut (Post op) sudah
diperbolehkan pulang oleh dokter setelah 5 hari dirawat."

Kepala Ruangan (Okta) :”Selamat pagi Ns. Maya, kalau begitu agenda kita pagi hari ini
pada pasien Ny. A adalah melakukan Discharge Planning dengan
memberikan edukasi mengenai penyakit Ny. A, Bagaimana persiapan Ns.
Maya untuk persiapan discharge planningnya?”
PP (Maya) :”Untuk persiapan discharge planning pada Ny. A sudah siap Ns. Okta.
Pasien dengan diagnosis Apendiksitis akut (post op). Untuk masalah
yang dirasakan pada pasien saat ini adalah nyeri sehingga akan diberikan
penjelasan mengenai cara mengatasi meredahkan nyeri. Status pasien dan
form discharge planning sudah disiapkan."
Kepala Ruangan (Okta) :”Terima kasih untuk Ns. Maya, saya cek terlebih dulu.”
PP (Maya) :”Baik Ns. Okta. Ini berkas untuk persiapan discharge planning untuk
Ny. A silahkan dicek terlebih dahulu.”

Setelah Kepala Ruangan memeriksa kelengkapan berkas, Kepala Ruangan beserta


PP dan PA ke ruangan pasien untuk melakukan discharge planning
Kepala Ruangan (Okta) :”Untuk berkasnya sudah lengkap Ns. Rahma. Kalau begitu
mari kita ke ruangan pasien”
PP (Maya) :”Oke Ns. Okta.”
Tahap pelaksanaan
Kepala Ruangan (Okta) :” Selamat pagi Ny. A. Perkenalkan nama saya Ns. Okta, saya
adalah kepala ruangan Bedah Herba sekarang saya didampingi oleh
perawat yaitu Ns. Maya dan Ns. Nia yang telah merawat ibu di ruangan
ini. Bagaimana kabar ibu hari ini, apakah ada keluhan?”
Pasien : "Alhamdulillah baik, namun saya merasa nyeri pada perut saya."
Kepala Ruangan (Okta) :” Pada hari ini ibu sudah diperbolehkan pulang oleh dokter.
Hari ini Ns. Maya dan Ns. Nia akan memberikan informasi kepada ibu
mengenai jadwal control, aktivitas, dan kebutuhan nutrisi serta
bagaimana mengatasi nyeri pada perut ibu, yang bisa ibu lakukan
dirumah sebelum pulang ya Bu."
Pasien : "Iya Sus."
Kepala Ruangan (Okta) : “Baik kalau begitu silahkan Ns. Maya dan Ns. Nia dimulai,
jika sudah selesai silahkan menemui saya di ruangan saya.”
PP dan PA : “Baik Ns. Okta.”
PP (Maya) : " Sebelumnya saya akan menjelaskan untuk jadwal kontrol ibu pada
tanggal 19 Mei 2020 di poli bedah umum ya Bu, di ingat-ingat agar tidak
lupa. Lalu apakah ibu sekarang sering merasa sakit pada perut ibu ? "
Pasien : "Iya saya sekarang merasa nyeri pada perut saya."
PP (Maya) : " Apabila Ibu merasa nyeri ibu sebaiknya istirahat dan melakukkan
teknik relaksasi nafas dalam hingga rilex (PP memberikan contoh dan
mempraktekan dengan pasien) dan selama ibu dirumah jangan
melakukkan aktivitas yang berat berat dulu ya bu.
Pasien : "iya, baik sus."
PA (Nia) : " Setelah pulang dari rumah sakit, Ibu di rumah harus makan dalam
porsi kecil namun sering, menghindari makanan biji bijian seperti kacang
kacangan, asam, dan pedas, minum air putih yang cukup. Ibu harus tetap
makan yang banyak mengandung protein dan bergizi, makan sayur dan
buah juga sangat penting ya Bu. Diusahakan makan makanan yang
mudah dicerna dan mengandung protein tinggi, karena protein
dibutuhkan tubuh untuk memperbaiki sel-sel tubuh, seperti luka jahitan
ibu."
Pasien : "Contohnya makanan apa itu sus?"
PP (Maya) : "Contohnya seperti sayur sup, labu, nasi tim, telur, tahu, tempe atau
puding Bu. Hindari makanan pedas dan asam ya bu.
Pasien : "Iya sus, saya akan melakukkan yang telah dianjurkan."
PA (Nia) : “Bagaimana ibu penjelasan kami, apakah ada yang ingin ditanyakan ?"
Pasien : "Tidak sus, saya sudah jelas"
PA (Nia) : Kalau begitu saya yang bertanya ya Bu, kapan jadwal kontrol Ibu
selanjutnya ?
Pasien : "Tanggal 19 Mei 2020 sus"
PA (Nia) : “Jadi apa saja yag harus ibu lakukkan selama di rumah?”
Pasien : “ Saya harus beristirahat, tidak boleh beraktivitas yang terlalu berat, jika
nyeri melakukkan teknik relaksasi yang telah diajarkan, dan saya harus
makan makanan yang bergizi berprotein tinggi serta lunak, tidak boleh
makan yang pedas dan asam.”
PP (Maya) : "Wah bagus Bu, Ibu harus melaksanakan yang telah dikatakan oleh kita
dan anjuran dokter ya bu. Mohon Ibu tanda tangan di sebelah sini ya bu.
Ini leaflet untuk Ibu yang berisi mengenai informasi efek dari kemoterapi
dan cara mengatasinya seperti yang kami jelaskan tadi, bisa ibu terapkan
dan lakukan dirumah. Saya dan Ns. Nia permisi dahulu dan mohon maaf
apabila ada salah kata atau kami pernah melakukan kesalahan selama
merawat Ibu. Semoga sehat selalu.”
Pasien : "Iya Sus, Terima kasih"
Pa (Nia) : “Maaf Ns.Okta, kami melaporkan bahwa kami telah melakukan
discharge planning, dan meminta tanda tangan pasien dan keluarga untuk
status pasien dan formulir discharge planning oleh keluarga pasien”
(berikan formulir, resume dan tanda keluarga pasien ke Kepala ruangan).
Kepala Ruangan (Okta): OK (periksa status dan tanda pasien) Saya sudah
menyelesaikannya. Terima kasih Ns. Maya dan Ns. Nia. Anda dapat
kembali merawat pasien lain.
PP dan PA : “Terima kasih Ns. Okta”

SCENARIO OF ROLE PLAY DISHARGE PLANNING

NUM : Ayu Okta Miftachul J., S.Kep.


PP : Maya Rahma Ruski, S.Kep
PA : Nia Istianah, S.Kep

On May 12, 2020 at 10:00 WIB, the patient named is Mrs. A was treated in the in
the Herbal Surgery Room Dr. Soetomo Surabaya with a medical diagnosis of
Acute appendicitis after 5 days in the hospital. The Head of Room, PP, and PA in
the Head Room of the Herbal Surgery Room will manage Discharge Planning by
giving education associated with patient problems
PP (Maya) : "Good morning, Ns. Okta, I want to tell today's patient Mrs. A with a
medical diagnosis of acute Appendixitis (Post op) chemotherapy has
been allowed to go home by the doctor after 5 days treated. "
Head of Room (Okta): "Good morning Ns. Maya, then our agenda this morning is for
the patient, Mrs. A is doing Discharge Planning by providing education
about Mrs. A, How is the preparation for Ns. Rahma in preparation for
the discharge planning? "

PP (Maya) : "For the preparation of discharge planning in Mrs. A is ready Ns. Okta.
Patients with a diagnosis of acute appendixitis (post op). For the problem
that is felt in patients now is pain in stomach, an explanation will be
given on how to deal with pain relief. Patient status and form discharge
planning have been prepared. "
Head of Room (Okta): "Thank you for Ns. Maya, I will check first. "
PP (Maya) : "Good, Ns. Okta. This file is for the preparation of discharge planning
for Mrs. A please check first. "
After the Head of the Room checks the completeness of the file, the Head of the
Room along with PP and PA to the patient's room for discharge planning
Head of Room (Okta): " For the complete file Ns. Maya. Then let's go to the patient
room"

PP (Maya) : "Okay, Ns. Okta. "


Implementation phase
Head of Room (Okta): "Good morning, Mrs. A. Introduce my name Ns. Okta, I am the
head of the Herb Surgery room. Now I am accompanied by a nurse, Ns.
Maya and Ns. Nia who took care of mother in this room. How are you
today, are there any complaints? "
Patient : "Thank God, it's good, but I feel pain in my stomach."
Head of Room (Okta): " Today the mother has been allowed to go home by the doctor.
Today Ns. Maya and Ns. Nia will provide information to mothers about
the schedule of control, activities, and nutritional needs and how to deal
with pain in the stomach of the mother, which you can do at home
before going home, ma'am. "
Patient : "Yes Ners."
Head of Room (Okta): "Okay, then please Ns. Maya and Ns. Nia starts, when it's
finished please meet me in my room. "
PP and PA : "Okay, Ns. Okta. "
PP (Maya) : "Previously, I will explain to the mother's control schedule on May 19,
2020 in general surgery, ma'am, remember to not forget. Then do you
often feel pain in your stomach?"
Patient : "Yes, I now feel pain in my stomach."
PP (Maya) : "If you feel pain, you should rest and do deep breathing relaxation
techniques until Rilex (PP provides examples and practices with patients)
and while you are at home do not engage in strenuous activities
beforehand, ma'am.
Patient : "yes, good sus."
PA (Nia) : "After returning from the hospital, the mother at home must eat small
but frequent meals, avoiding grains such as beans, acids and spicy,
drinking enough water. She must continue to eat lots of protein. and
nutritious, eating vegetables and fruit is also very important yes ma'am.
Try to eat foods that are easily digested and contain high protein, because
protein is needed by the body to repair body cells, such as maternal
wound sores. "
Patient : "What example food can I eat Ners?"
PP (Maya) : "For example, vegetable soup, pumpkin, team rice, eggs, tofu, tempeh
or pudding. Avoid spicy and sour foods, ma'am.
Patient : "Yes Ners, I will do what has been recommended."
PA (Nia) : "How is our explanation, any questions?"
Patient : "No Ners, I'm understand"
PA (Nia) : Then I will ask, Ma'am, when is your next control schedule?
Patient : "May 19, 2020 Ners"
PA (Nia) : "So what should you do while you are at home?"
Patient : "I have to rest, I can't move too hard, if the pain uses relaxation
techniques that have been taught, and I have to eat nutritious foods that
are high in protein and soft, not allowed to eat spicy and sour foods. "
PP (Maya) : "Wow, Ma'am, you have to carry out what we have been told and
doctor's advice, Ma'am. Please sign here, Ma'am. This is a leaflet for you
that contains information on the effects of chemotherapy and how to
overcome them as shown. we explained earlier, you can apply it and do it
at home. Me and Ms. Nia excuse me first and apologize if there is a word
wrong or we have made mistakes while caring for you. Good luck
always. "
Patient : "Yes Ners, Thank you"
Pa (Nia) : " Excuse me Ns.Okta, we report that we have done discharge planning,
and ask for the patient's and family's signature for the patient's status and
discharge planning form by the patient's family" (give the patient's form,
resume and family sign to the head of the room ).
Head of Room (Okta): OK (check patient status and markings) I have finished it. Thank
you, Ns. Maya and Ns. Nia You can again treat other patients.
PP and PA : "Thank you Ns. Okta "
Head of Room (Okta): "Okay, you're welcome."
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai