KOMUNITAS KOMPETEN
teramati lewat tanggap rasa, cerapan dan konsep yang ketiganya merupakan cetusan
alam fikir dan alam rasa (Notohadiprawiro, 2006). Identifikasi masalah adalah suatu
tahap permulaan dari penguasaan masalah yang di mana suatu objek tertentu dalam
situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah. Tujuan dari identifikasi
masalah yaitu agar kita maupun pembaca mendapatkan sejumlah masalah yang
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
kebutuhan komunitas, mampu menemukan dan menyepakati cara dan alat mencapai
sumber daya yang berasal dari tingkat komunitas, tingkat kabupaten, tingkat provinsi
skala prioritas
Kata sepakat adalah suatu syarat yang logis dalam suatu kontrak, karena
dalam kontrak setidak-tidaknya harus terdapat dua orang yang saling berhadapan dan
mempunyai kehendak untuk saling mengisi atau saling memberi. Pada dasarnya
kesepakatan dalam suatu kontrak tiada lain adalah penawaran yang diakseptir oleh
pihak lainnya dalam kontrak itu sendiri (Sukirman, 2009). Seseorang dikatakan
kebutuhan manusia, dapat diketahui kebutuhan mana yang harus didahulukan dan
kebutuhan mana yang dapat ditunda (Primawati, 2010). Penentuan skala prioritas
dan kepastian hukum. Skala prioritas juga diharapkan tidak hanya ditentukan oleh
besaran nilai dari masing-masing kegiatan tetapi lebih berorientasi pada output dan
Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau
keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan. Konsep strategi merupakan bagian
dari penetapan target sasaran dan rencana terstruktur terkait dengan taktik yang
kondisi ekologis. Untuk itu, kearifan lokal komunitas dalam konteks pertimbangan
kawasan perkomunitasan menjadi faktor perhatian penting. Dari dasar inilah, strategi
2005).
dibutuhkan sebuah strategi atau metode untuk mencapainya. Strategi adalah cara
yang digunakan dengan menggunakan sasaran menjadi tujuan yang telah ditentukan
perencanaan dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu (Maryono,
2007).
tindakan yang akan diambil oleh organisasi atau komunitas dalam suatu wilayah
perilaku yang diharapkan oleh suatu komunitas yang merujuk pada kerangka
pengalaman dan cara pandang yang sempit. Dengan berkerjasama akan lebih
mungkin untuk menemukan kekuatan dan kelemahan diri, belajar untuk menghargai
bersama. Dengan bekerjasama, para anggota kelompok kecil akan mampu mengatasi
(Ramadevi, 2012).
tujuan-tujuan yang sama, Model kerja sama dapat berbentuk mengerjakan tugas-
Program berencana pada garis besarnya dapat ditinjau dalam dua pengertian.
Pertama, dalam arti luas bermakna sebagai perubahan sosial terencana dengan
sasaran perbaikan dan peningkatan bidang ekonomi dan sosial. Kedua, dalam arti
sempit adalah perubahan sosial terencana di lokasi tertentu, dikaitkan dengan proyek
Program berencana juga memiliki arti yang lain, yaitu sebagai perwujudan
2006).
pembangunan yang berbasis masyarakat dan dapat diwujudkan secara nyata (Tahoba,
2011).
(Wahyuningrum, 2013).
2.2. Pembangkitan tekad masyarakat yang menolong diri sendiri dan tidak
aktif dan sukarela, baik karena alasan-alasan dari dalam dirinya (intrinsik) maupun
dari luar dirinya (ekstrinsik) dalam keseluruhan proses kegiatan yang bersangkutan.
Partisipasi juga dapat dikatakan sebagai suatu keterlibatan mental dan emosi
Prinsip dalam partisipasi adalah melibatkan atau peran serta masyarakat secara
langsung, dan hanya mungkin dicapai jika masyarakat sendiri ikut ambil bagian.
(Razali, 2008).
material adalah kemampuan produktif guna memenuhi kebutuhan materi dasar. serta
cadangan dan mekanisme untuk dapat bertahan pada waktu krisis (Nuryanto, 2014).
2.3. Bantuan teknik ( dari pihak lain ), termasuk personil, peralatan dan
dana
strategy) dapat dilakukan dengan pemberian bantuan yang berasal dari luar, baik
yang bersifat teknis maupun keuangan tetap dimungkinkan, tetapi dengan jumlah
pembangunan dapat berjalan lancar dan berhasil. Selain itu juga terdapat bantuan
(Cook, 2006).
(Curristine, 2005).
2.4. Pemanduan berbagai keahlian yang membantu komunitas
pengetahuan dengan orang lain. Pikirkan tentang apa yang bisa Anda berikan
misalnya mengajar orang untuk membaca dan menulis. Sasarannya adalah anak-anak
atau orang dewasa dalam komunitas yang kesulitan dalam membaca dan menulis,
dan mental yang kuat, mengambil keputusan yang cepat dan menentukan prioritas
sebagai seorang pekerja, produktif, mempunyai inovasi dan tidak malas, memperkuat
belajarlah untuk berkolaborasi dengan profesional antar budaya. Selain, belajar untuk
memiliki pengalaman kerja yang hebat, jangan pernah sombong dan berusaha untuk
bekerja sendiri. dan jangan sok tahu.Susun komunitas yang mudah diajak kerja sama,
pribadi maupun permasalahan yang berasal dari tempat kerja (Comisiak, 2011).
DAFTAR PUSTAKA
Batool, Abeha dan Bariha Batool. 2012. Effects of Employees Training on The
Organization Competitive Advantage: Empirical Study of Private Sector of
Islamabad, Pakistan. Jurnal Far fast jurnal of Psychology and Business. 6
(1).
Cook, Thomas D. 2006. Describing What Is Special About The Role Of Experiments
In Contemporary Educational Research: Putting The ‘Gold Standard’
Rhetoric Into Perspective. Journal Of Multidisciplinary Evaluation. 6: 1–7.
Comisiak S. 2011. The Employee Assistance Program:A Brief Review for Managers.
Federal. Occupatonal Heath.
Elaine B. Johnson. 2007. Contextual Teaching and Learning: what it is and why it’s
here to stay. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan
Belajar - Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Penerjemah: Ibnu
Setiawan. Bandung : Mizan Learning Center.
Nuryanto, M. Rahmat Budi. 2014. Studi Tentang Solidaritas Sosial di Desa Modang
Kecamatan Kuaro Kabupaten Paser (Kasus Kelompok Burung Bongkar
Muatan. Jurnal Konsentrasi Sosiolog. 2 (3) : 53-63.
Primawati, A. 2010. Peningkatan Kualitas TKI untuk Bersaing di Luar Negeri di Era
Globalisasi. Jurnal Imilah Sociae Polities Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Kristen Indonesia. 11 (31): 31 -42.
Setiyanti, S.W. 2012. Membangun Kerja Sama Tim (Kelompok). Jurnal STIE
Semarang. 4(3) : 59-65.
Sitorus, Felix dan Agusta. 2005. Metodologi Kajian Komunitas. Penerbit IPB. Bogor.