Anda di halaman 1dari 7

NUR WANDA HAMIDA (CO51171313)

WA ODE NUR RAHMA (C051171311)

Theory of Reasoned Action (TRA)

1. Definisi Theory of reasoned action(TRA)


Theory Reasoned Action berasal dari suatu program penelitian yang
dimulai pada tahun 1950-an dan berkaitan dengan prediksi dan pemahaman
semua bentuk perilaku manusia dalam konteks sosial (Ajzen & Fishbein, 1980).
Teori itu didasarkan pada alasan bahwa manusia merupakan pembuat
keputusan yang rasional yang memanfaatkan informasi apapun yang tersedia
bagi mereka. (Bestable, 2002)
TRA (Theory Of Reasoned Action), adalah teori perilaku kesehatan yang
menggunakan pendekatan psikologi sosial untuk melihat determinan dari
perilaku sehat yang dikembangkan oleh Azen dan Fishbein menjelang tahun
1970-an. Menurut teori ini, kehendak atau niat seseorang untuk menampilkan
sesuatu perilaku tertentu berkaitan erat dengan tingkah laku aktual itu sendiri.
Ada dua asumsi pokok yang menjadi dasar teori ini yaitu:
 Bahwa perilaku ada dalam kendali si pelaku.
 Bahwa manusia adalah makhluk rasional.

Maka juga teori “Fesbein-Ajzen” menekankan pentingnya peranan dari


“intention” atau niat sebagai alasan atau faktor penentu perilaku. Selanjutnya
niat ini ditentukan oleh :
a. Sikap
Penilaian yang menyeluruh terhadap perilaku atau tindakan yang akan
diambil.
b. Norma Subjektif
Kepercayaan terhadap pendapat orang lain apakah menyetujui atau
tidak menyetujui tentang tindakan yang akan diambil tersebut.
c. Pengendalian Perilaku
Bagaimana persepsi terhadap konsekuensi atau akibat dari perilaku
yang akan diambilnya.
Asumsi dari TRA adalah bahwa individu ialah "faktor rasional". Artinya,
semua individu memproses informasi dan termotivasi untuk bertindak. TRA
mengasumsikan bahwa ada alasan yang mendasari yang menentukan motivasi
seseorang untuk melakukan suatu perilaku. Alasan-alasan ini, terdiri dari
keyakinan perilaku dan normatif seseorang, menentukan sikap dan norma
subjektif mereka, terlepas dari apakah keyakinan yang rasional, logis, atau
benar oleh beberapa standar objektif.

2. Kelebihan Theory of Reasoned Action (TRA)


Teori ini memberikan pegangan untuk menganalisis komponen perilaku
dalam item yang operasional. Fokus sasaran adalah prediksi dan pengertian
perilaku yang dapat diamati secara langsung dan berada dalam kendali
seseorang, artinya perilaku sasaran harus diseleksi dan diidentifikasi secara
jelas. Tuntutan ini memerlukan pertimbangan mengenai perbedaan tindakan
(action), sasaran (target), konteks, dan harus menentukan hasil dan kelompok
referensi yang penting bagi perilaku populasi. Dengan demikian, harus
diketahui nilai dan norma kelompok sosial yang diselidiki (yang penting bukan
budaya itu sendiri, tetapi cara budaya memengaruhi sikap, intensi, dan
perilaku). (Maulana,2009)

3. Kekurangan Theory of Reasoned Action (TRA)


TRA adalah bahwa kehendak dan perilaku hanya berkorelasi sedang,
intensi tidak selalu menuju pada perilaku itu sendiri, terdapat hambatan-
hambatan yang mencampuri atau memengaruhi intensi dan perilaku (Van Oost,
1991 dalam Smet, 1994). TRA hanya dimaksudkan untuk menjelaskan perilaku
yang akan dikerjakan secara sukarela, bukan perilaku perilaku yang diwajibkan
atau tanpa ada niat dari pelakunya
TRA tidak mempertimbangkan pengalaman sebelumnya dengan
perilaku dan mengabaikan akibat-akibat jelas dari variabel eksternal (variabel
demografi, gender, usia, dan keyakinan kesehatan) terhadap pemenuhan
intensi perilaku. Model ini kurang mengena jika digunakan untuk memprediksi
perilaku yang spontan. Selain itu, TRA hanya untuk sampai perubahan perilaku,
sedangkan untuk mempertahankannya perlu metode lain yang sesuai.
(Maulana,2009)

4. Aplikasi Theory of Reasoned Action (TRA)


Theory of Reasoned Action paling berhasil ketika diaplikasikan pada
perilaku yang di bawah kendali individu sendiri. Jika perilaku tersebut tidak
sepenuhnya di bawah kendali atau kemauan individu, meskipun ia sangat
termotivasi oleh sikap dan norma subjektifnya, ia mungkin tidak akan secara
nyata menampilkan perilaku tersebut.
Contoh aplikasi dari TRA adalah niat seorang ibu untuk mendaftarkan
anaknya imunisasi. Bagi sang ibu, imunisasi memberikan dampak yang positif
yaitu mencegah anak terinfeksi virus dan menambah kekebalan tubuh anak.
Namun disisi lain terdapat dampak negatif dari imunisasi yaitu anak akan
merasa kesakitan dan tidak enak badan karena demam. Maka ibu akan
mempertimbangkan mana yang lebih penting diantara keduanya. Apakah
membiarkan anak menangis karena rasa tidak enak badan atau
mempertimbangkan dampak dari imunisasi terhadap kekebalan tubuh anak.
Bidan desa yang memberi informasi tentang pentingnya imunisasi kepada ibu
akan berpengaruh terhadap keyakinan ibu untuk segera mendaftarkan
anaknya berimunisasi. Hal tersebut terdapat kecenderungan positif untuk
berperilaku.
Keyakinan ibu memilih imunisasi untuk kekebalan tubuh anak agar tidak
mudah terserang penyakit merupakan perilaku yang dijalankan dan
dipertahankan.
Social Ecological Model (1979)

1. Definisi Social Ecological Model (1979)


Model Sosio-Ekologis dikembangkan untuk memajukan pemahaman
tentang interelasi dinamis di antara berbagai faktor pribadi dan lingkungan.
Ekologi sosial adalah ilmu tentang hubungan penduduk dengan lingkungan
alam, teknologi, dan masyarakat manusia. Diperkenalkan sebagai model
konseptual pada tahun 1970-an, diformalkan sebagai teori pada tahun 1980-
an, dan terus direvisi oleh Urie Bronfenbrenner. Dalam teori awalnya,
Bronfenbrenner mendalilkan bahwa untuk memahami perkembangan manusia,
seluruh sistem ekologi di mana pertumbuhan terjadi perlu diperhitungkan.
Ada lima sistem lingkungan teori ekologi Bronfenbrenner yaitu
mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem, dan kronosistem.

2. Kelemahan Social Ecological Model :


Studi ekologi tak dapat dipakai untuk menganalisis hubungan sebab akibat
karena dua alasan.
 Alasan pertama adalah ketidakmampuan menjembatani kesenjangan
status paparan dan status penyakit pada tingkat populasi dan individu
 Alasan kedua adalah studi ekologi tak mampu untuk mengontrol faktor
perancu potensial.

3. Kelebihan Social Ecological Model :


 Menggunakan data insidensi, prevalensi, maupun mortalitas (data
sekunder)
 Rancangan ini tepat sekali digunakan pada penyelidikan awal hubungan
penyakit, sebab mudah dilakukan dan murah dengan memanfaatkan
informasi yang ada.
 Dapat mengevaluasi program, kebijakan dan regulasi.

4. Aplikasi yang cocok untuk teori Social Ecological Modul:


Penerapan teori dan model ekologi sosial berfokus pada beberapa tujuan untuk
menjelaskan interaksi orang-lingkungan, untuk meningkatkan transaksi
lingkungan-orang, untuk memelihara pertumbuhan dan perkembangan
manusia di lingkungan tertentu, dan untuk meningkatkan lingkungan sehingga
mereka mendukung ekspresi dari disposisi sistem individu . Beberapa contoh
adalah:
 Membina sikap sosial yang menghargai kerja yang dilakukan atas nama
anak-anak di semua tingkatan: orang tua, guru, keluarga besar, mentor,
pengawas kerja, legislator.
 Dalam promosi kesehatan masyarakat: mengidentifikasi titik pengaruh
dan perantara dampak tinggi dalam organisasi yang dapat memfasilitasi
keberhasilan implementasi intervensi peningkatan kesehatan,
menggabungkan komponen yang berfokus pada orang dan berbasis
lingkungan dalam program promosi kesehatan yang komprehensif, dan
mengukur ruang lingkup dan keberlanjutan hasil intervensi dalam jangka
waktu yang lama . Dasar program intervensi untuk mengatasi masalah
seperti bullying, obesitas, makan berlebihan dan aktivitas fisik.
 Intervensi yang menggunakan model ekologi sosial sebagai kerangka
kerja termasuk kampanye media massa, pemasaran sosial, dan
pengembangan keterampilan.
 Dalam ilmu ekonomi: ekonomi, kebiasaan manusia, dan karakteristik
budaya dibentuk oleh geografi. Dalam ekonomi, output adalah fungsi
dari sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan
teknologi. Lingkungan (macrosystem) menentukan sejumlah besar gaya
hidup individu dan ekonomi negara. Misalnya, jika wilayahnya
bergunung-gunung atau kering dan hanya ada sedikit lahan untuk
pertanian , negara itu biasanya tidak akan makmur sama seperti negara
lain yang memiliki sumber daya yang lebih besar.
 Dalam komunikasi risiko: digunakan untuk membantu peneliti untuk
menganalisis waktu ketika informasi diterima dan mengidentifikasi
penerima dan pemangku kepentingan. Situasi ini adalah pengaruh
lingkungan yang mungkin sangat jauh jangkauannya. Tingkat
pendidikan individu, pemahaman, dan kemakmuran dapat menentukan
informasi apa yang dia terima dan proses dan melalui media apa.
 Dalam nutrisi manusia: digunakan sebagai model untuk penelitian dan
intervensi nutrisi. Model ekologi sosial melihat pada berbagai tingkat
pengaruh pada perilaku kesehatan tertentu. Tingkat termasuk
intrapersonal (pengetahuan individu, demografi, sikap, nilai,
keterampilan, perilaku, konsep diri, harga diri), interpersonal (jaringan
sosial, dukungan sosial, keluarga, kelompok kerja, teman sebaya,
teman, tetangga), organisasi (norma, insentif, budaya organisasi, gaya
manajemen, struktur organisasi, jaringan komunikasi), komunitas
(sumber daya komunitas, organisasi lingkungan, praktik rakyat,
organisasi nirlaba, praktik kepemimpinan formal dan informal), dan
tingkat kebijakan publik (undang-undang, kebijakan, pajak, peraturan
agensi, hukum). Intervensi multi level dianggap paling efektif dalam
mengubah perilaku.

Dalam kesehatan masyarakat: memanfaatkan model ini untuk mengatasi


kesehatan penduduk suatu negara dipandang sebagai sangat penting untuk
penyelarasan strategis kebijakan dan layanan di seluruh rangkaian kebutuhan
kesehatan penduduk, termasuk rancangan promosi kesehatan yang efektif dan
strategi pencegahan dan pengendalian penyakit. Demikian juga, dalam
pengembangan sistem perawatan kesehatan universal , adalah tepat untuk mengakui
" Kesehatan di Semua Kebijakan " sebagai kerangka kebijakan menyeluruh, dengan
kesehatan masyarakat, perawatan kesehatan primer dan layanan masyarakat
sebagai kerangka kerja lintas sektor untuk semua layanan kesehatan dan yang
berhubungan dengan kesehatan yang beroperasi di seluruh spektrum dari
pencegahan primer hingga perawatan jangka panjang dan kondisi tahap akhir.
Meskipun perspektif ini logis dan berakar kuat, kenyataannya berbeda di sebagian
besar pengaturan, dan ada ruang untuk perbaikan di mana-mana.

5. Perbandingan antara kedua teori dan model :


Perbedaan antara teori dan model yang sudah dijelaskan di atas terletak pada
TRA dan Social Ecological Model (1979) menyediakan kerangka yang sangat
baik untuk konseptualisasi, mengukur, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang
menentukan hubungan perkembangan manusia. TRA berfokus pada faktor
kognitif (keyakinan dan nilai-nilai) yang menentukan motivasi (niat perilaku),
dan sangat berguna dalam menjelaskan perilaku, terutama perilaku yang
berdasarkan kontrol kehendak. Sedangkan, Social Ecological Model (1979)
berfokus pada memahami hubungan penduduk dengan lingkungan alam,
teknologi, dan masyarakat manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Rifda, D. Z., Azhari, A. R., Tidy, T., Atikah, Miranti, Fauziah, D. A., . . . Sari, Y. A.
(2015). Theory of Reasoned Action dan Theory of Planed Behavior.
UNIVERSITAS DIPONEGORO, FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT,
Semarang.

https://en.wikipedia.org/wiki/Social_ecological_model

https://www.academia.edu/21746501/BAB_2_TINJAUAN_PUSTAKA_2.1_Definisi_S
tudi_Ekologi_Korelasi

Anda mungkin juga menyukai