peran coping
dan
kepribadian
1
Peran Penilaian Kognitif.
Jika Anda mengalami tekanan,
kadang ringan tapi dipersepsi
berat. Kenapa?
“ Suatu kejadian dapat
menjadi stressfull:
tergantung pada persepsi atau
penilaian kognitif (cognitive
appraisal): a) apakah dalam
pandangan saya stres itu
ringan/ berat; b) apakah saya
mampu mengatasi/tidak.
Faktor biologis stres:
Stress sebagai response : Stress
memberikan reaksi pada tubuh
Stres merupakan stressors atau
stimuli (faktor eksternal, kejadian
yang memicu adanya stress , hal ini
dimediasi oleh: hypothalamus, SNS
(sympathetic nervus system), aktifitas dari
kelenjar hipofisis/ pituitary.
Pengaruh Penilaian kognitif pada The
Human Brain dan efeknya pada emosi.
Cerebral
Cortex
Events
interpreted as
stressors here.
Emotional stress
response begins
here.
The Anterior & Posterior Hypothalamus, The Endocrine
System, and their Roles in the Physio. Stress Response
Cerebral Cortex:
stressor enters!
Mudah Menyukai
marah konflik
Tidak Terburu-
sabar buru
Ambisius
Kepribadian Tipe A & penyakit
jantung
21
Cultural & social context
Faktor kultural adalah hal-hal seperti
tradisi setempat, beliefs, praktek
sehari-hari yang mencerminkan
kebiasaan setempat.
Faktor sosial adalah hal-hal yang termasuk
sebagai struktur sosial (klas sosek,
struktur kekuasaan, dsb.) dan berbagai
setting kelompok masyaraka yang lain.
Semua itu mempengaruhi munculnya stress
(risk factors) sekaligus mencegah
munculnya stress (protective factors).
22
Stressors (1)
Stressors adalah hal-hal yang
menjadi sumber timbulnya stress
pada individu. Stressor dibentuk
oleh konteks kultur dan sosial
setempat.
Tipe-tipe stressors:
a. Major life events kejadian
berat yang disebabkan karena
kehilangan sesuatu yang sangat
berarti (kematian pasangan,
kehilangan pekerjaan, dsb.)
23
Stressors (2)
Lifetransition perubahan penting dalam
kehidupan yang tidak sekedar jangka
pendek tetapi berkelanjutan sehingga
memerlukan skill untuk mengatasi agar
individu tidak stress. Misalnya menjadi
isteri/suami, menjadi janda/duda, dsb.
Daily
hassless hal-hal sehari-hari yang
menjengkelkan tetapi skalanya kecil.
Misalnya kursi patah, motor macet, dsb.
24
Stressors (3)
Ambient / chronic stressors
hal-hal atau situasi-situasi yang
menimbulkan stress bagi individu
dimana dimana situasi tersebut
berlangsung atau terjadi relatif
terus menerus. Misalnya
lingkungan tempat tinggal yang
kumuh, penuh polusi dan kotor,
bising, dsb. Termasuk dalam hal
ini adalah bekerja dalam bidang
yang sulit dan stresful.
25
Resources
Adalah faktor-faktor yang bersumber dari
unsur personal, sosial dan material yang
dapat melindungi individu dari mengalami
stress (protective factors from stress).
Sumber personal kompetensi,
ketrampilan, optimisme, kamauan.
Sumber sosial keluarga, teman,
perkumpulan sosial, serta adat dan tradisi
yang melindungi individu dari stress.
Sumber material uang, pekerjaan,
perumahan, pakaian, makanan,
transportasi.
26
Appraisal
Adalah
bagiamana individu menilai dan
mengartikan suatu situasi.
28
Coping response
29
RESOURCES FOR COPING
(sumber-sumber koping)
SOCIAL SUPPORT
PSYCHOSOCIAL
COMPETENCIES
RELIGION&
SPIRITUALITY
30
Social support
Semua dukungan yang diberikan kepada
individu dari lngkungan sosialnya (keluarga,
kawan, guru, profesional, dsb.)
31
Social support
Generalized support
dukungan yang sehari-
harinya ada dan diterima
individu. Misalnya:
friendship, relationship,
membership, caring &
comfort.
32
Psychosocial competencies
Self & emotional awareness
memahami perasaan dan kekuarangan-
kelebihan orang lain.
Self & emotional regulation
manajemen emosi secara memadai,
fleksibilitas terhadap perubahan-
perubahan, dan tanggung jawab.
Problem solving identifikasi masalah,
mencari strategi, mengantisipasi
konsekuensi dan membuat keputusan
akhir. 33
Psychosocial competencies
(kompetensi psikososial)
Empati
Analisis sosial memahami
dinamika sosial/kelompok,
peta pergaulan sosial
masyarakat.
Kolaborasi
Keterkaitan diri dengan
lingkungan sosial
Manajemen konflik dengan
lingkungan sosial.
34
Penyebab kematian sebelum
usia 65
Reaksi fisiologis
(syaraf otonom), otot-
Otot skeletal
(syaraf somatik)
Perasaan takut
Pandangan common sense
Persepsi
tentang
beruang
Perasaan takut
Reaksi
fisiologis
TeoriJames- Lange tersebut berlawanan dengan
pandangan common-sense tentang hubungan kausal
antara pengalaman emosi dan ekspresinya. Teori
James- Lange mengatakan bahwa aktifitas dan
perilaku otonom yang dipicu oleh kejadian
emosional, seperti adanya detak jantung yang
cepat dan perilaku melarikan diri akan
menghasilkan perasaan emosi tertentu; sedangkan
common-sense mengatakan sebaliknya.
Teori Cannon- Bard
Persepsi
Tentang
beruang
Reaksi
Perasaan takut
fisiologis
Teori Cannon- Bard (1915)
Teori Cannon- Bard (1915):
stimuli emosionil mempunyai dua efek eksitatorik
independen, yakni dapat membangkitkan perasaan
emosi di otak maupun ekspresi emosi di syaraf
otonom dan somatik; artinya teori ini berlawanan
dengan teori James- Lange karena melihat pengalaman
emosional dan ekspresi emosional sebagai proses yang
paralel yang tidak memiliki hubungan kausal
langsung.
Pandangan Biopsikologi Modern
Tidak ditemukannya dukungan yang berkualitas
untuk teori James- Lange maupun Cannon- Bard
melahirkan pandangan biopsikologi modern; yakni
adanya saling mempengaruhi antara persepsi
tentang stimulus yang menginduksi emosi, respon
otonom dan somatik terhadap stimulus tersebut
serta pengalaman emosi.
Pandangan Biopsikologi Modern
Persep
si
Reaksi
tentang
fisiologi
s
beruan
g
Perasa
an takut
Sistem Limbik
Pada 1937 Papez mengusulkan bahwa
ekspresi emosional diatur oleh beberapa
struktur neural yang saling berhubungan yang
disebutnya sebagai sistem limbik (limbik
berarti “batas”); yang terdiri dari amigdala,
badan mamilaria, hipokampus, forniks, korteks
gyrus singulatus, septum, bulba olfaktori dan
hipotalamus.
Kerusakan pada daerah amigdala akan
menimbulkan sindrom Kluver- Bucy, pada
manusia ditandai dengan afek datar, tidak
peduli terhadap orang atau situasi, emosi
tidak sesuai, meniru gerak- geraik orang lain,
ada eksplorasi oral terhadap obyek yang ada
dalam jangkauannya, seperti dijilat, diisap,
dikunyah.
Ekspresi Wajah
Ekman & Fiesen menyimpulkan ada 6 ekspresi wajah
primer : terkejut, marah, sedih, muak, takut dan
senang. Ekspresi wajah lain merupakan campuran
yang dapat diprediksi dari keenam ekspresi primer
tersebut, misalnya ketika menjenguk teman yang sakit
orang akan menunjukkan ekspresi sedih dan bahagia.
Separuh wajah atas utk ekspresi sedih dan wajah
bagian bawah terutama bagian mulut untuk wajah
bahagia.
Facial feedback hypothesis
Facial feedback hypothesis (hipotesis
umpan balik fasial) menyatakan bahwa
ekspresi wajah kita mempengaruhi
pengalaman emosional kita. Tersenyumlah,
maka Anda akan bahagia…, bukan
berbahagialah maka Anda akan
tersenyum…
Kontrol ekspresi wajah yang disengaja
Karena manusia dapat mengontrol otot- otot wajah
secara sengaja, maka dimungkinkan untuk
menghambat ekspresi wajah aslinya dan
menggantinya dengan ekspresi wajah palsu; sebagian
di antaranya positif, misalnya memasang senyuman
palsu untuk menenangkan teman, sebagian lain
negatif misalnya memasang senyuman palsu untuk
menutupi kebohongan.
Membedakan ekspresi wajah asli dan palsu
Pertama, dengan dengan micro-expression
(ekspresi wajah singkat); biasanya sebuah
emosi riil sering menerobos di antara
ekspresi wajah palsu, hanya berlangsung
0.95 detik, tetapi dengan latihan dapat
dideteksi tanpa bantuan fotografi gerak
lambat.
Kedua, dengan membedakan area okuli
orbikularis (yang melingkari mata dan
menarik daerah pipi dan kening ke arah bola
mata) dan daerah Zigomatikus mayor (yang
menarik ujung- ujung bibir ke atas). Area
okuli orbikularis akan terbentuk pada
senyuman yang tulus (disebut senyuman
Duchenne, ahli anatomi Perancis 1862)
Agresi dan testosteron
Perilaku agresif mempunyai fungsi primer
menyerang atau mencelakai. Dua macam
agresi yakni agresi predatorik dan agresi
sosial. Agresi preadatorik bertujuan
memakan spesies lain; agresi sosial
bertujuan untuk memantapkan, mengubah
dan mempertahankan hirarki sosial dalam
spesiesnya.
Agresi dan testosteron
Testosteron meningkatkan agresi sosial pada jantan
di banyak spesies; agresi terlihat berkurang jika
dilakukan kastrasi alat kelamin pada spesies yang
sama.
Pada beberapa spesies, kastrasi tidak menimbulkan
pengaruh pada agresi sosial, namun pada beberapa
spesies, kastrasi menimbulkan pengaruh terutama
pada musim kawin, namun tidak di waktu lain.
Hubungan antara kadar testosteron dengan
agresi sulit diprediksi, misalnya hanya
bermain- main dengan senjata api saja
dapat menaikkan kadar testosteron pada
mahasiswa laki-laki (Klinesmith dkk, 2006).
Takut yang terkondisi
Percobaan Watson dan Reiner pada little
Allbert, tentang takut yang terkondisi.
Stimulus netral diperlihatkan beberapa kali
(sebagai stimulus kondisional) kemudian
diikuti stimulus aversif, misalnya kejutan
listrik (stimulus tak-kondisional).
Yang terlibat secara kritis dalam
perolehan, penyimpaan dan pengekspresian
ketakutan terkondisi adalah nukleus lateral
amigdala, tidak semua bagian amigdala.
DETERMINAN KEPRIBADIAN
pressure
More blood going through small
arteries
Arteriosclerosis
Type B
The absence of Type A behaviors; more relaxed
and “laid-back”
Type C
“Cancer-prone personality”
Suppression of emotion
Compliant and conforming
Arousal Heightened activity No outlet
Remain in state of heightened activation
Reduction of immune system functioning
Greater vulnerability to disease
C personality pattern characterized
by:
passive-aggressive behaviors,
external locus of control (victimhood),
Stres
singkat (akut) memperbaiki fungsi
kekebalan sedangkan stres panjang
(kronis) mempengaruhi sistem
kekebalan secara adversif.