1. 2.
Kemampuan Ketrampilan
(abilities (skill)
4. Okupasi
3. Faktor Terapis
lingkungan sebagai
konsultan
1. Keterlambatan motorik kasar seperti
lari, lompat, jongkok, main bola, dan
lain-lain
2. Ketrampilan motorik halus seperti
ketrampilan memegang pensil, hasil
tulisan tidak rata tebal tipisnya, dan lain-
lain
3. Hiperaktif atau hipoaktif
4. Tidak mampu menjaga proses
berbahasa
5. Tidak mampu menjaga dan mengatur posisi
saat belajar
6. Gangguan persepsi visual seperti tidak
lengkap dalam menyalin tulisan
7. Gangguan atensi dan konsentrasi
8. Menarik diri
9. Kesulitan berinteraksi dengan teman
sebaya
10. Keterlambatan dalam bermain
11. Tidak disiplin
1. Supportive Occupational Therapy, yaitu
menolong penderita untuk menghilangkan
cemas, takut, dan memotivasi penderita
untuk lebih giat didalam melakukan
latihan
2. Fungsional Occupational Therapy untuk
pengaturan posisi, meningkatkan kekuatan
otot dan daya tahan kerja, meningkatkan
motorik kasar maupun motorik halus, serta
meningkatkan konsentrasi dan koordinasi
gerak maupun sikap
1. Aktivitas kehidupan sehari-hari/ADL.
2. Aktivitas bermain.
3. Seni dan hasta karya
1. Terapi khusus untuk pasien mental / jiwa
Untuk Menciptakan suatu kondisi tertentu
sehingga pasien dapat menggembangkan
kemampuannya untuk dapat berhubungan
dengan orang lain dan masyarakat sekitar
6. Dll
Aktifitas dalam terapi okupasi di gunakan
sebagai media baik untuk evaluasi,
diagnosis, terapi, maupun rehabilitasi.
Penting untuk di ingat bahwa aktifitas
dalam terapi okupasi tidak untuk
menyembuhkan, tetapi hanya sebagai
media.
1. Jenis
Latihan gerak badan
Olahrga
Permainan
Kerajinan tangan
Kesehatan, kebersihan, dan kerapihan
pribadi
dll
2. Karakteristik aktivitas
Setiap gerakan harus mempunyai alasan
dan tujuan terapi yang jelas.
Mempunyai arti tertentu bagi pasien,
artinya dikenal oleh atau ada hubungannya
dengan pasien.
Pasien harus mengerti tujuan mengerjakan
kegiatan tersebut, dan apa kegunaannya
terhadap upaya penyembuhan penyakitnya.
Harus dapat melibatkan pasien secara aktif
walaupun minimal.
dll
3. Analisis aktifitas
Hal – hal yang perlu di analaisis adalah
sebagai berikut :
Jenis aktifitas
Maksud penggunaan aktifitas tersebut
(sesuai dengan tujuan terapi).
Bahan yang digunakan
Bagian – bagian aktifitas
Persiapan pelaksanaan
Apakah aktifitas tersebut dapat merangsang
timbulnya interaksidi antara mereka
Apakah aktifitas tersebut membutuhkan
konsentrasi, ketangkasan, inisiatif, penilaian,
ingatan, komprehensi, dll
Apakah aktifitas tersebut melibatkan
imaginasi, kreatifitas, pelampiasan emosi dll
Apakah ada kontraindikasi untuk pasien
tertentu.
Hal yang penting lagi apakah di sukai oleh
pasien.
1. Sebagai motivator dan sumber
reinforces
2. Sebagi guru
3. Sebagai peran model social
4. Sebagi konsultan
1. Seseorang yang kurang berfungsi dalam
kehidupannya karena kesulitan kesulitan yang
di hadapi dalam pengintregrasian
perkembangan psikososisalnya.
2. Kelainan tingkah laku yang terlibat dalam
kesulitannya berkomunikasi dengan orang lain
3. Tingkah laku tidak wajar dalam
mengekspresikan perasaan atau kebutuhan
yang premitif.
4. dll
1. Koleksi data
Data biasa di dapatkan dari kartu rujukan atau status
pasien yang di sertakan ketika pertamakali pasien
mengunjungi unit terapi okupasional.
2. Analisa data dan identifikasi masalah
Dari data yang terkumpul dapat ditarik suatu
kesimpulan sementara tentang masalah atau
kesulitan pasien.
3. Penentuan tujuan
Dari masalah dan latar belakang pasien, maka dapat
di susun data tujuan terapi sesuai dengan prioriats,
baik jangka pendek maupun jangka panjangnya.
4. Analisa data dan identifikasi masalah
Dari data yang terkumpul dapat ditarik
suatu kesimpulan sementara tentang
masalah atau kesulitan pasien
5. Penentuan tujuan
Dari masalah dan latar belakang pasien,
maka dapat di susun data tujuan terapi
sesuai dengan prioriats, baik jangka
pendek maupun jangka panjangnya.
1. Metode
Metode individual
Metode kelompok
2. Waktu
Okupasi terapi dilakukan antara 1-2 jam
setiap sesi baik yang individu maupun
kelompok setiap hari, dua kali atau tiga kali
seminggu tergantung tujuan terapi,
tersedianya tenaga dan fasilitas, dan
sebagainya.
3. Terminasi
Keikutsertaan seorang pasien dalam
kegiatan okupasiterapi dapat diakhiri
dengan dasar bahwa pasien:
Dianggap telah mampu mengawasi
permasalahannya
Dianggap tidak akan berkembang lagi
Dianggap perlu mengikuti program
lainnya sebelum okupasiterapi.
“Rehabilitasi Gangguan Jiwa”
Rehabilitasi adalah segala tindakan fisik,
penyesuaian psikososial dan latihan
vokasional sebagai usaha untuk
memperoleh fungsi dan penyesuaian diri
yang optimal serta mempersiapkan klien
secara fisik, mental, sosial dan vokasional
untuk suatu kehidupan penuh sesuai
dengan kemampuannya
Maksud dan tujuan rehabilitasi klien
mental dalam psikiatri yaitu mencapai
perbaikan fisik dan mental sebesar-
besarnya
1. Tahap persiapan
Orientasi
Identifikasi
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap pengawasan
1. Orientation
Orientation adalah pencapaian tingkat orientasi dan
kesadaran terhadap realita yang lebih baik.
2. Assertion
Assertion yaitu kemampuan mengekspresikan perasaan
sendiri dengan tepat.
3. Accuption
Accuption adalah kemampuan klien untuk dapat percaya
diri dan berprestasi melalui keterampilan membuat
kerajinan tangan
4. Recreation
Recreation adalah kemampuan menggunakan dan
membuat aktifitas yang menyenangkan dan relaksasi
Pelaksanaan rehabilitasi dilakukan oleh
multiprofesi yang terdiri dari dokter,
perawat, psikologi, sosial worker serta
okupasi therapist yang memiliki peran dan
fungsi masing-masing.
1. Pada tahap persiapan, peran Perawat
pada klien dengan gangguan jiwa :
Peran stranger (orang yang tidak
dikenal).
Peran pendidik
Peran wali/pendamping
Peran Kepemimpinan/manajer kasus.
Peran pelaksana
2. Pada tahap pelaksanaan
Peran pelaksana
Peran wali/pendamping