Anda di halaman 1dari 20

BABI

PENDAHULUAN

A. Pengertian okupasi terapi


Pengertian terapi okupa'>i sangat banyak, antara lain sebagai
berikut: Occupation : kesibukan / peketjaan.
Terapi okupasi adalah usaha penyembuhan mela)uj kesibukan atau peketjaan tettentu.
Terapi okupasi adalah salah satu jenjs terapi kesehatan yang merupakan bagian dari
rehabilitas medis. Penekanan terapi ini adalah sebagai pada sensomotorik dan proses
neurologi dengan cara memanjpulasi, memfa'lilitasi dan mengnibisi lingkungan,
sehingga tercapai peningkatan, perbaikan dan pemelihardan katnampuan anak.
Dengan memperhatikan asset (kemampuan) dan Emitasi (keterbatasan) yang diiniliki
anak, terapi inj bettujuan untuk membantu pertutnbuhan dan perkembangan anak.
Terapi okupasi adalah p1ilaku atau kegiatan - kegiatan individu yang akan dilakukan
pada area kerja, perawatan diI·i dan rekreasi.
Terapi okupasi adalah suatu aktifitas - aktifitas yang secara rusadari dapat dilihat,
diI·encanakan dan menyenangkan.
Terapi okupasi adalah ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi seseorang dalam
melaksanakan suatu tugas te1pilih yang telah ditentukan dengan maksud
mempe1mudah belajar ftu1gsi dan keahlian yang dibutuhkan dalam proses
penyesuaian diI·i dengan lingkungan.
Prinsip :
Pasien tidak merasa dipaksa, tetapi memahami kegiatan ini sebagai suatu kebutuhan
dan akhir suatu keahlian yang dapat dijadikan bekal hidup.

1
B. Fungsi dan tujuan okupasiterapi
Okupasiterapi adalah terapan medic yang terarah bagi pasien fisik maupun mental
dengan menggw1akan aktivitas sebagai media terapi dalam rangka memulihkan
kembali fungsi seseorang sehingga dia dapat mandiri semaksimal mungkin. Aktivitas
tersebut adalah berbagai macam kegiatan yang direncanakan dan disesuaikan dengan
tujuan terapi.
Pasien yang dikirimkan oleh dokter, untuk 1nendapatkan okupasiterapi adalah dengan
maksud sebagai berikut:

1. Terapi khusus untuk pasien mental/jiwa

• Menciptakan suatu kondisitertentu sehingga pasien dapat mengembangkan


ke1nampuannya untuk dapat berhubungan dengan orang lain dan
masyarakat sekitarnya.
• Me1nbantu dalam melampiaskan gerakan-gerakan e1nosi secara wajar dan
produktif.
• Membantu menemukan kemrunpuan ketja yang sesuai dengan bakat dan
keadaannya.
• Membantu dala1n pengumpulan data guna penegakan diagnose dan
penetapan terapi lainnya.
2. Terapi khusus untuk mengembalikan fungsi fisik, meningkatkan ruang gerak
sendi, kekuatan otot dan koordinasi gerakan.
3. Mengajarkan aktivitas kehidupan sehari-hari, seperti 1nakan, be1pakaian,
belajar menggunakan fasilitas wntun (telpon, televise, dan lain-lain), baik
dengan maupun tanpa alat bantu, mandi yang bersih, dan lain-lain.
4. Membantu pasien untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaan rutin di
rumahnya, dan memberi sru·an penyederhanaru1 (siplifikasi) ruangan maupun
letak alat-alat kebutuhan sehari-hari.

2
5. Meningkatkan toleransi kerja, memelihara dan 1neningkatkan ke1nampuan
yang 1nasih ada.
6. Menyediakan berbagai macam kegiatan untuk dijajaki oleh pasien sebagai
langkah dalam pre-cocational training. Dari aktivitas ini akan dapat diketahui
kemampuan 1nental dan fisik, kebiasaan kerja, sosialisasi, minat, potensi dan
lain-lainnya dari si pasien dalam mengarahkannya kepekerjaan yang tepat
dalam latihan ke1ja.
7. Membantu penderita untuk menerima kenyatan dan menggunakan waktu
selama masa rawat dengan berguna.
8. Mengarahkan minat dan hoby agar dapat digunakan setelah kembali ke
keluarga.

Program okupasiterapi adalah bagian daii pelayanan medik untuk tujuan


rehabilita<;i total seseorang pasien melalui ke1ja sama dengan petugas lain dirumah
sakit. Dalam pelaksanaan okupasiterapi keliahataru1ya akan banyak overlapping
dengan terapi lainnya, sehingga dibutuhkan adanya ke1jasa1na yang terkoordinir dan
terpadu.

C. Peranan okupasiterapi/pekerjaan untuk terapi


Aktivitas dipercayai sebagai jembatan antai-a batin dan dunia luai·. Melalui
aktivitas manusia dihubungkan dengan lingktu1gan, ke1nudian mempelajai·inya,
mencoba keterampilan atau pengetahuan, 1nengekspresikan pe1-asaan, 1nemenuhi
kebutuhan fisik maupun emosi, mengembangkan kemampuan, dan sebagai alat w1tuk
mencapai tujuan hidup. Potensi tersebutlah yang digunakan sebagai dasar dalam
pelaksanaan okupasite1-api, baik bagi penderita fisik maupun mental
Aktivitas dalam okupasiterapi digunakan sebagai media baik untuk evaluasi,
diagnosis, terapi, maupun rehabilitasi. Dengan mengamati dan mengevaluasi pasien
waktu menge1jakan suatu aktivitas dan dengan 1nenilai hasil peke1jaan dapat
ditentukan arah terapi dan rehabilitasi selanjutnya dai·i pasien tersebut.

3
Penting untuk diingat bahwa aktivitas dalam okupasiterapi tidak untuk
menye1nbuhkan, tetapi hanya sebagai 1nedia. Diskusi yang terarah setelah
penyelesaian suatu aktivitas adalah sangat penting karena dalam kesempatan
tersebutlah terapis dapat mengarahkan pa<;ien. MelaJuj diskusi tersebutlah pasien
belajar mengenal dan mengatasi persoalannya.
Melalw aktivitas pasien diharapkan akan berkomunikasi lebih baik untuk
mengekpresikan dirinya. Melalui aktivitas kemampuan pasien akan dapat diketahui
baik oleh terapi maupun oleh pasien itu seniliri. Dengan menggunakan alat-alat atau
bahan-bahan dalam melakukan suatu aktivitas pasien akan didekatkan dengan
kenyataan te1utama dalam ha! kemampuan dan kelemahannya.
Menge1jakan suatu aktivitas dalam kelompok akan dapat merangsang terjadinya
intraksi diantara anggota yang bergtu1a dala1n meningkatkan sosialisasi, dan menilai
ke1nampuan di1i masing-masing dalam ha! keefisiensiannya berhubungan dengan
orang lain.

D. Aktifitas
Aktivitas yang digunakan dalam okupasiterapi sangat dipengaruhi sangat
dipengaruhi oleh konteks terapi secant keseluruhan, lingkungan, sumber yang
tersedia, dan juga oleh kemampuan si terapis sendiri (pengetahuan, keterampilan,
rninat dan kreativitasnya).
1. Jenis
Jenis aktivitas dalam okupasiterapi adalah :
o Latihan gerak badan
o Olahraga
o Pennainan
o Kerajinan tangan
o Kesehatan, kebersihan, dan kerapihan pribaili
o Peketjaan sehari-hari (aktivitas kehidupan sehati-hati)
o Praktik pre-vokasional

4
0 Seni (tari musik lukis drama dan lain-lain)
' ' ' '
o Rekreasi (tamasya, nonton bioskop/drama, pesta ulang tahun dan lain
lain)
o Diskusi dengan topik tertentu (betita surat kabar, majalah, televise, radio
atau keadaan lingkungan).
o Dan lain- lain.

2. Karakteristik aktivitas
Aktivitas dala1n okupasiterapi adalah segala macain aktivitas yang dapat
menyibukan seseorang secai·a produktif yaitu sebagai suatu 1nedia untuk belajar
dan berkembang, sekaligus sebagai sumber kepuasaan emosional maupun fisik.
Oleh karena itu setiap aktivitas yang digunakan dalam okupasiterapi haius
mempunyai karaktetisti sebagai berikut :
a. Setiap gerakan hruus me1npunyai alasan dan tujuan terapi yang jelas. Jadi
bukan hanya sekedru· menyibukan pasien
b. Mempunyai ruti tettentu bagi pasten, ru·tinya dikenal oleh atau ada
hubungannya dengan pasien.
c. Pasien han1s mengerti tujuan mengerjakan kegiatan tersebut, dan apa
kegunaannya terhadap upaya penyembuhan penyakitnya.
d. Hai·us dapat melibatkan pasien secai·a aktif walaupun minimal.
e. Dapat mencegah lebih beratnya kecacatan atau kondisi pasien, bahkan hru·us
dapat meningkatkan atau setidak-tidaknya memelihru-a koondisinya.
f. Hai·us dapat member dorongan agar si pasien mau berlatih lebih giat
sehingga dapat mandiri.
g. Hai·us sesuai dengan 1ninat, atau setidaknya tidak dibenci olehnya.
h. Hai·us dapat dimodifikasi untuk tujuan peningkatan atau penyesuaian dengan
dengan kemampauan pasien.

5
Faktor yang perlu diperhatikan dalam 1nemilih aktivitas:
a) Apakah bahan yang digunakan merupakan yang mudah dikontrol, ulet, kasar,
kotor, halus dan sebagainya.
b) Apakah aktivita<; ru1nit atau tidak
c) Apakah perlu dipersiapkan sebelum dilaksanakan
d) Cara pemberian inst111ksi bagaimana
e) Bagaimana kira-kira setelah basil selesai
t) Apakah perlu pasien membuat keputusan
g) Apakah perlu konsentrasi
h) Interaksi yang mungkin terjadi apakah menguntungkan
i) Apakah diperlukan kemampuan berkomunikasi
j) Berapa lama dapat diselesaikan
k) Apakah dapat dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat disesuaikan
dengan kemampuan dan ketera1npilan pasien, dan sebagainya.

3. Analisa aktivitas
Untuk dapat 1nengenal karakteristik maupun potensi atau aktivitas dalam
rangka perencanaan terapi, maka aktivitas tersebut harus dianalisa terlebih dahulu.
Hal-ha! yang perlu dianalisa adalah sebagai berikut:
a. Jenis aktivitas
b. Maksud dan tujuan penggunaan aktivitas tersebut (sesuai dengan tujuan
terapi)
c. Bahan yang digunakan:
• Khusus atau tidak
• Karakteristik bahan:
Mudah ditekuk atau tidak
Mudah dikontrol atau tidak
Menimbulkan kekotoran atau tidak

6
Licin atau tidak
Rangsangan yang dapat ditimbulkan:
Taktil
Pendengaran
Pembauan
Penglihatan
Perabaan
Gerakan sendi, dan sebagainya

• Warna
Macam-1nacamnya dan na1nanya
Banyaknya
d. Bagian-bagian aktivitas

• Banyaknya bagian
• Rumit atau sederhana
• Apakah membutuhkan pengulangan
• Apakah membutuhkan perhitungan 1natematika
e. Persiapan pelaksanaan:
• Apakah harus dipersiapkan terlebih dahulu

• Apakah hai11s ada contoh atau cukup dengan lisan


• Apakah bahan telah tersedia atau haius dicaii terlebih dahulu
• Apakah 1uangan untuk melaksanakan hai·us diattu
f. Pelaksanaan
• Apakah dalam pelaksanaan tugas ini perlu
adanya: Konsentrasi
Ketangkasan
Rasa social diantai·a pasien
Kemampuan mengatasi masalah
Kemampuan beketja senditi

7
Toleransi terhadap frustasi
Ke1nampuan mengikuti instruksi
Ke1nampuan membuat keputusan
g. Apakah aktivitas tersebut dapat merangsang tilnbulnya interaksi diantara
mereka
h. Apakah aktivitas tersebut membutuhkan konsentrasi, ketangkasan, inisiatif,
penilaian, ingatan, komprehensi, dan lail1-lain.
i. Apakah aktivitas tersebut melibatkan ilnajinasi, kreativitas, pelampiasan
emosi dan lain-lain
j. Apakah ada kontra indikasi untuk pas1en te1tentu. Dalam hal ini harus
bertindak hati- hati, karena dapat berbahaya bagi pasien maupun
sekelilingnya (misalnya untuk pasien dengan paranoid sangat 1iskan
1nemberikan benda tajam)
k. Yang penting lagi adalah pakah disukai oleh pasien.

E. lndikasi untuk okupasi terapi


l. Seseorang yang kurang berfungsi dalam kehidupannya karena kesulitan
kesulitan yang dihadapi dalam pengil1tegrasian perkembangan psikososialnya
2. Kelainan tingkah laku yang terlihat dalam kesulitannya berkomunikasi
dengan orang lain.
3. Tingkah lau tidak wajar dalam mengekpresikan perasaan atau kebutuhan
yang primitive
4. Ketidak mampuan menginterprestasikan rangsangan sehingga reaksinya
terhadap rangsangan tersebut tidak wajar pula
5. Terhentinya seseorang dalam fase pertu1nbuhan tertentu atau seseorang yang
mengalami ke1nunduran
6. Mereka yang lebih mudah mengekspresikan perasaannya melalui suatu
aktivitas dari pada dengan percakapan

8
7. Mereka yang merasa lebih 1nudah me1npelajari sesuatu dengan cara
me1npraktikannya drui pada dengan me1nbayangkan
8. Pasien cacat tubuh yang mengala1ni gangguru1 dalam kep1ibadiannya
9. Da11 sebagainya

F. proses okupasi terapi yang benar


Dokter yang mengirimkan pasien untuk okupasaiterapi akan menyertakan juga
data mengenai pasien berupa diagnosa, masalahnya dan juga akan menyatakan apa
yang perlu diperbuat denga11 pasien tersebut. Apakah untuk mendapatkan data
yang lebih banyak untuk keperluan diagnose, atau untu terapi, atau untuk
rehabilitasi Setelah pasien berada diunit okupasiterapi maka terapis akan bettindak
sebagai be1ikut:
1. Koleksi data
Data biasa didapatkan drui krutu rujukan atau status pasien yang disertakan
waktu pertama kali pasien mengujungi unit terapi okupasional. Jika dengan
mengadakan interview dengan pasien atau keluru·ga11ya, atau dengan
mengadakan kunjungan nunah. Data ini diperlukan untuk menyusun rencana
terapi bagi pasien. Proses ini dapat berlangsung beberapa hru·i sesuai dengan
kebutuhan.
2. Analisa data dan identifikasi masalah
Dari data yang terkumpul dapat ditru·ik suatu kesimpulan sementru·a tentang
1nasalah dan atau kesulitan pasien. Ini dapat berupa 1nasalah dilingkungan
keluarga atau pasien itu sendiri
3. Penentuan tujuan
Dari masalah dan latru· belakang pasien maka dapat disusun daftru· tujua11
terapi sesuai dengan ptioritas baik jangka pendek maupun jangka panjangnya
4. Penentuan aktivitas
Setelah tujuan terapi ditetapka11 1naka dipilihlah aktivitas yang dapat
mencapai tujuan terapi tersebut. Dalam proses ini pasien dapat diikut
sertakan dalam
9
menentukan jenis kegiatan yang kan dilaksanakan sehingga pasien merasa
ikut bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaannya.
Dalam hal ini haius diingat bahwa aktivitas itu sendiri tidak akan
menyembuhkan penyakit, tetapi hanya sebagai media untuk dapat menge1ti
masalahnya dan mencoba mengatasinya dengan bimbingan terapis. Pasien itu
sendiri hai·us dibetitahu alasan-alasan mengenai dia hai11s 1nengerjakan
aktivitas tersebut sehingga dia sadai· dan dihai·apkan akan mengetjakannya
dengan aktif.

5. Evaluasi
Evaluasi harus dilaksanakan secai·a teratur dan terencana sesuai dengan tujuan
terapi. Hal ini perlu agai· dapat 1nenyesuaikan program terapi selanjutnya
sesuai dengan perkembangan pasien yang ada. Daii basil evaluasi dapat
direncanakan kemudiat1 mengenai peneyesuain jenis aktivitas yang kan
dibetikan. Namun dalam hal te1tentu penyesuain aktivitas dapat dilakukan
setelah bebrapa waktu setelah 1nelihat bahwa tidak ada kemajuan atau kurang
efektif terhadap pasien.

Hal-ha! yang perlu di evalausi antai·a lain adalah sebagi betikut:


a. Kemampuan membuat keputusan
b. Tingkah laku sela1na beke1ja
c. Kesadai1tn adai1ya orang lain yang bekerja bersaina dia dan yang
mempunyai kebutuhan sendiri
d. Kerjasa1na
e. Cara 1nemperlihatkan emosi (spontan, wajai·, jelas, dan lain-lain).
f. Inisiatif dan tanggung jawab
g. Kemampuan untuk diajak atau mengajak berunding
h. Menyatakan pe11tsaan tanpa agresi
I.' Kompetisi tanpa petmusuhan

10
j. Menerima kritik dari atasan atau te1nan sekerja
k. Kemampuan menyatakan pendapat sendiri dan apakah bertanggung jawab
atas pendapatnya tersebut
I. Menyadari keadaan di1inya dan mene1imanya
m. Wajar dalam pena1npilan
n. Orientasi, te1npat, waktu, situasi, orang lain
o. Kemampuan men1ima instruksi dan 1nengingatnya
p. Kemampuan beke1ja tanpa terus 1nenerus diawasi
q. Kerapian beke1ja
r. Kemampuan merencanakan suatu pekerjaan
s. Toleransi terhadap frustasi
t. Lainbat atau cepat
u. Dan lain sebagainya yang dianggap perlu

11
BAB II
PELAKSANAAN

1. Persiapan terapi okupasi


A. Penetuan materi latihan
Mate1i latihan dipilih dan ditentukan dengan memperhatikan karakteristik
atau cara khas masing - masing klien
B. Penetuan cara atau pendekatan dengan system kelompok / individu
C. Penentuan waktu. Kapan latihan diberikan pagi, siang atau sore hari
dan berapa lamanya.
D. Penetuan tempat disesuaikan dengan keadaan klien, mate1i latihan dan alat
yang digunakan.

2. Metode
Okupasiterapi dapat dilakukan baik secara indivisual, maupun
berkelompok, tergantung dari keada,m pasien, tujuan terapi dan lain-lain:
a. Metode individual dilakukan untuk:

• Pasien baru yang betiujuan untuk mendapatkan lebih banyak infonnasi


dan sekaligus untuk evaluasi pasien
• Pasien yang behun dapat atau mampu tu1tuk be1interaksi dengan cukup
baik didalatn suatu kelo1npok sehingga dianggap akan mengganggu
kelancaran suatu kelomppok bila dia dimasukan dalatn kelompok tersebut
• Pasien yang sedang menjalani latihan ke1ja dengan tujuan agar terapis
dapat 1nengevaluasi pasien lebih efektif
b. Metode kelompok dilakukan untuk:
• Pasien lama atas dasar seleksi dengan n1asalah atau hainper bersamaan,
atau dalam melakukan suatu aktivitas untuk tujuan tertentu bagi bebrapa
pasien sekaligus.

12
• Sebelum memulai suatu kegiatan baik secara individual maupun
kelompok maka terapis harus me1npersiapkan terlebih dahulu segala
sesuatunya yang 1nenyangkut pelaksanaan kegiatan tersebut.
Pasien juga perlu dipersiapkan dengan cara 1nemperkenalkan kegiatan
dan menjelaskan tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut sehingga dia atau
mereka lebih 1nengerti dan berusaha untuk ikut aktif. Jumlah anggota dalam
suatu kelo1npok disesuaikan dengan jenis aktivitas yang ak,u1 dilakaukan,
dan kemampuan terapis mengawasi.

3. Waktu
Okupasiterapi dilakukan antara 1 - 2 jam setiap session baik yang individu
maupun kelompok setiap hari,dua kali atau tiga kali seminggu tergantung tujuan
terapi, tersedianya tenaga dan fasilitas, dan sebagainya. Ini dibagi menjadi dua
bagian yaitu ½ - 1 jam untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan dan 1 - 1 ½ jam
untuk diskusi. Dalam diskusi ini dibicarakan mengenai pelaksanaan kegiatan
tersebut, antara lain kesulitan yang dihadapi, kesan 1nengarahkan diskusi tersebut
kearah yang sesuai dengan tujuan terapi.

4. Terminasi
Keikut sertaan seseorang pasien dalam kegiatan okupasiterapi dapat diakhiri
dengan dasru· bahwa pasien :

• Dianggap telah mrunpu mengatsi persolannya


• Dianggap tidak akan berkembang lagi

• Dianggap perlu mengikuti program lainnya sebelum okupasiterapi

5. IMPLEMENTASI
Pertahankan tingkat fungsional klien untuk melakukan aktivitas hidup sehru·i
-hrui

13
Tingkatkan kesei1nbangan antara istiraha dan aktivitas

Bantu klien untuk berwaspada, gunakan petunjuk dan penguatan yang positif
Pertahankan keadaan fisik yang sei1nbang
Pertahankan diet yang seimbang dan pastikan asupan cairan yang adekuat
Membuat persediaan oto dan kondisi tubuh u1nurnnya, berfungsi
sebagaimana mestinya sehingga dapat me1nenuhi kebutuhan hidup.
Pertahankan hubungan social yang baik
Hindari atau batasi situasi yang memalukan secara social dukung dan jaga
mrutabat pasien.
Kurangi sti1nulasi lingkungan bila klien ce1nas.

6. EVALUASI HASIL
Klien mempe1tahankan kema1npuannya melakukan aktivitas sehrui - hru·i dalam
lingkungan yang berstruktur
Klien menunjukkan perawatan di1i yang baik pada segi nutrisi maupun dirinya
Klien menunjukkan hubungan sosialisasi yang baik pada keluru·ga dan lingkungan
sekitru·.

14
BAB Ill
PENUTUP

A. KES™PULAN
Daii pembahasan tentang 1nateri terapi okupasi diatas dapat kami simpulkan
beberapa ha! sebagai berikut :
Penge1tian : terapi okapasi adalah usaha penyembuhan melalui kesibukan atau
peke1jaan tertentu.
Sasai·an : Pe1nulihan, pengembangan, pemelihai·aan fisik, intelektual, social, dan
.
e os1.
Fisik: Kecepatan bergerak dan kekuatan pemelihai-aan daerah gerak sendi kontrol otot
Intelektual: Menyelesaikan masalah yang dihadapi meningkatkan daya kreativitas,
integrasi antai·a otot dan pengetahuan pasien, ekspresi pe1-asaan klien.
Sosial dan Emosi : Peningkatan hubungan yang sehat di dalam kelompok.
Menjalankan atw-an main dala1n kelompok, memimpin dan mengikuti kepemimpinan
01-ang lain.
Tujuan : terapi okupasi tidak hanya sebatas aktivitas fisik, tetapi 1nencakup
pengembangan intelektual, social, e1nosi, 1naupun kreatifitas.
Diversional : Terapi okupasi dapat di gunakan untuk mengalihkan perhatian agai·
tidak terjadi neorosis ( kegagalan individu memecahkan masalah atau tuntutan
dimasyan1kat yang membuatnya terganggu dala1n pe1nelihai·aan maupun penyesuaian
diri )
Pemulihan Fungsional : Membuat persediaan otot, dan kondisi tubuh umumnya
be1fungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat 1nemenuhi kebutuhan hidup.
Latihan dan Prefokasional. : Memberi peluang persiapan menghadapi tugas,
peke1jaan atau profesi yang sesuai dengan kondisinya.

15
B. SARAN-SARAN
•!• Bagi keluarga klien
•!• Berikan dukungan dan support dalam terapi okupasi kepada klien
•!• Dapatkan tim yang jelas tentang tujuan dan tindakan terapi dari tim 1nedis.
•!• Kenali gejala-gejala yang timbul dan segera memerlukan perawatan medis
•!• Bagi pen1wat atau ti1n medis
•!• Tetapkan intervensi terapi okupasi sesuai dengan basil pengkajian
•!• Berikan informasi yang jelas kepada keluar·ga maupun klien tentang tujuan
dan tindakan yang akan di lakukan.
•!• Berikan penyuluhan mengenai penyebab, gejala, pengobatan dan pencegahan.

16
DAFfAR PUSTAKA

http://wdnurhaeny.blogspot.coin/20 I0/02/terapi-okupasi-dan-rehabilitasi-wnes.html
http://bloeku gratis.bloespot.con1/2009/04/terapi-okupasi IO.htntl
http://fkunhas.co111/l/askep+pada+okupasi.htn1i
http://www.bloggoup.com/search/skiipsi%20okupasi/
DAFTARISI

KATA PENGANTAR................................................................................... •
I

DAFTAR ISi.................................................................................................. ••
I

BABIPENDAHULUAN
A.. Pengertian okupasi terapi ..................................................................... l
B. Fungsi dan tujuan okupasiterapi........................................................... 2
C. Peranan okupasiterapi/pekerjaan untuk terapi ..................................... 3
D. Aktifitas................................................................................................ 4
1. Jen.is............................................................................................... 4
2. Karakteristik aktivita..................................................................... 5
3. Analisa aktivitas............................................................................ 6
E. Indikasi untuk okupasi terapi ............................................................... 8
F. proses okupasi terapi yang ben,u·......................................................... 9
1. Koleksi data.................................................................................... 9
2. Analisa data dan identifikasi masalah............................................ 9
3. Penentuan tujuan ............................................................................ 9
4. Penentuan aktivitas......................................................................... 9
5. Evaluasi.......................................................................................... 10

BABIIPELAKSANAAN

l . Pers.1apant erap1.k. o upas1....................................................................... 12


2. . Metode.................................................................................................. 12
3. Waktu ................................................................................................... 13
4. Terrninasi ......................................................... a, .•...•.•.•...•.•.•...•.•.•...•.•.•• 13
5. IMPLEMENTASI ................................................................................ 13
6. EVAL.U.ASI HAS1L ............................................................................. 14

..
II
BAB ill PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 15
B. Sru·an-Sru·an•.••••••••••..••.••••..•••••..••.••••..•••••..••.••••••.•••.•••.•••.••••..•••••..••.••••.• 16

DAFTAR PUSTAKA

Ill
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala li1npahan rahmat taufik
dan inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan 1nakalah ini yang berjudul

"OKUPASI TERAPI " dalam bentuk dan isinya yang sangat sederhana, semoga
makalal1 ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan dan petunjuk 1naupun
pedoman bagi pembaca dalam pembelajaran kehidupan sehati-hati.

Harapan kami semoga 1nakalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengala1nan bagi pembaca sehingga kami dapat memperbaiki isi dan bentuk 1nakalah
1n1.
Makalah ini ka1ni akui masih banyak kekurangan k,u·ena pengala1nn yang
ka1ni miliki masih kurang, oleh kru-ena itu ka1ni hai·ap kepada pembaca untuk
membe1ikan masukan-masukan yang bersifat 1nembangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

.
I

Anda mungkin juga menyukai