Anda di halaman 1dari 17

Apa itu Terapi Okupasi: Gambaran Umum

Definisi dan Gambaran Umum

Terapi okupasi adalah jenis terapi yang secara khusus digunakan untuk membantu orang -orang
untuk hidup mandiri dengan berbagai kondisi kesehatan yang telah ada. Terapi ini digunakan
sebagai bagian dari program pengobatan untuk orang-orang yang mengidap suatu penyakit, seperti
keterlambatan perkembangan sejak lahir, masalah psikologis, atau cedera jangka panjang. Tujuan
utama terapi okupasi adalah untuk membantu meningkatkan kualitas hidup mereka dalam
memaksimalkan kemandirian. Hal ini membantu pasien mendapatkan harapan positif dan tujuan
hidup.
Terapi okupasi mencakup program pengobatan yang beragam dan unik untuk masing-masing
pasien yang bertujuan untuk membantu pasien dalam mencapai kepuasan hidup and memastikan
bahwa mereka mendapatkan pandangan yang positif.

Terapis okupasi membantu pasien dari semua kalangan umur, dari anak hingga lansia. Pada pasien
anak, perhatian lebih diberikan untuk perkembangan kemampuan konsentrasi dan bersosialisasi.

Sasaran Terapi Okupasi

Terapi okupasi memiliki banyak unsur, karena tujuannya adalah untuk membantu pasien secara
keseluruhan untuk kesehatannya dalam konteks aktivitas kehidupan sehari -hari. Oleh karena itu,
pasien yang sedang menjalani terapi ini akan mendapatkan pengarahan dan latihan dalam berbagai
hal, antara lain:

 Perawatan pribadi – Pasien yang menjalani terapi okupasi akan dilatih untuk merawat
dirinya meskipun dalam keadaan sakit. Contoh perawatan diri yang diajarkan seperti
makan, mandi, dan berpakaian.
 Pekerjaan rumah – Untuk mencapai kehidupan normal sebisa mungkin , pasien juga dilatih
untuk menjalani aktivitas sehari-hari di dalam rumah seperti membersihkan rumah,
memasak, dan berkebun.
 Pengelolaan diri – Untuk membantu pasien memiliki kehidupan yang produktif, terapi
okupasi juga mengajarkan untuk menyusun jadwal sehari-hari seperti orang-orang pada
umumnya.
 Mobilitas – Jika pasien berencana mengemudi atau menggunakan mode transportasi lain,
program ini akan mengajarkan mereka untuk melakukannya dengan aman. Para terapis
bertanggung jawab untuk mengembangkan kemampuan yang perlu dimiliki dalam
mengemudi seperti kemampuan menilai, mengambil keputusan, dan berpikir.
 Latihan fisik – Sebagai bagian dari program, latihan fisik juga memiliki andil yang besar
dalam terapi okupasi. Pasien yang menderita penyakit kronik atau dalam tahap pemulihan
cedera perlu untuk tetap aktif. Para pasien akan dilatih untuk mempertahankan gerakan
sendi, kekuatan otot, fleksibilitas, dan postur, dengan cara yang aman dan tidak
menghabiskan seluruh energinya.
 Menggunakan alat bantu – Jika pasien perlu menggunakan alat bantu seperti gips,
penyangga, kursi roda, perlengkapan dengan kendali komputer, dan sejenisnya sebagai
bagian dari terapinya, para terapis juga bertanggung jawab untuk mencari metode
alternatif untuk menjalani aktivitas sehari-hari yang mampu dilaksanakan pasien; seperti
penggunaan sikat gigi elektrik, pembuka kaleng elektrik, keyboard khusus, dan sebagainya.
Dengan adanya perkembangan teknologi, peralatan dengan kontrol suara juga dapat
digunakan untuk membantu pasien yang mengalami gangguan pergerakan.
 Keamanan fisik – Hal ini juga merupakan tugas terapis untuk memastikan keamanan fisik
pasien dalam lingkungannya. Bila perlu, dapat dilakukan peningkatan keamanan pada hal -
hal sederhana seperti meletakan keset yang tidak licin di dalam kamar mandi, gagang atau
pegangan di tangga, dan peninggian posisi toilet.
 Rehabilitasi tempat kerja – Elemen terapi ini difokuskan untuk membantu pasien untuk
kembali bekerja atau mencari pekerjaan yang cocok dengan kondisi mereka. Pekerjaan
pasien dapat berupa pekerjaan yang dibayar atau preokupasi lain seperti relawan atau
hanya merawat anak. Tugas terapis adalah untuk mengusulkan beberapa pilihan karir,
menilai keamanan tempat kerja, menilai peran dan tanggung jawab pasien, menilai
pekerjaan dan kemampuan pasien untuk menjalankannya, menyediakan latihan tambahan
jika diperlukan, dan mengedukasi atasan dan teman kerja pasien untuk mengerti kondisi
kesehatan pasien.
 Edukasi untuk keluarga dan pengasuh – Tugas lain dari terapis adalah untuk mengedukasi
keluarga dan pengasuh bagaimana merawat dan membantu pasien jika dibutuhkan.

Selain hal-hal yang disebutkan di atas, para terapis juga dapat melakukan peninjauan kembali
terhadap aktivitas yang mungkin sulit untuk dilaksanakan pasien, dan mencoba mencari cara untuk
membantu pasien melaksanakannya, baik dengan cara sederhana, atau penyelesaian dengan cara
baru. Terapis biasanya membagi satu aktivitas ke dalam banyak gerakan kecil dan membantu
pasien melakukan gerakan tersebut hingga dapat melaksanakan aktivitas tersebut secara utuh.
Selain memberikan perawatan, bantuan, dan latihan, terapis juga perlu mempertimbangkan biaya
terapi yang terjangkau bagi pasien. Terapis juga bertanggung jawab memantau dan mengevaluasi
kemajuan pasien dalam beberapa aspek sepert efek fisik, emosional, dan psikol ogis pada pasien.
Jika aspek tertentu tidak memberikan manfaat, diperlukan adanya perubahan rencana intervensi.

Kemana Mencari Terapis Okupasi?


Terapi okupasi saat ini banyak tersedia dan mudah dijangkau. Jika terapi ini merupakan bagian
dari rencana pengobatan untuk kondisi kesehatan Anda, dokter Anda akan mengarahkan Anda ke
seorang terapis. Jika Anda baru menjalani operasi, terapis dapat dihubungi lewat rumah sakit
tempat anda menjalani operasi.
Jika Anda ingin menghubungi terapis okupasi secara langsung, Anda akan dibantu oleh American
Occupational Therapy Association (AOTA), asosiasi terapis, asisten, dan mahasiswa okupasi.
Mereka saat ini memiliki 35,000 anggota yang dapat Anda pilih. AOTA juga bertanggung jawab
untuk memastikan kualitas pelayanan yang diberikan memenuhi Standar Etik yang harus dipatuhi.

Kapan Anda Harus Mencari Terapis Okupasi?

Tenaga medis yang menyediakan program terapi okupasi disebut terapis okupasi. Terapi okupasi
digunakan untuk membantu:

 Gangguan mental bawaan dan cacat fisik

 Cedera akibat kecelakaan kerja (penyembuhan jangka pendek atau cedera jangka panjang)
 Stroke atau serangan jantung

 Kerusakan otak

 Amputasi
 Penyakit kronik seperti sklerosis multiple, ALS, penyakit Parkinson, penyakit paru
obstruktif kronik, dan lain-lain

 Gangguan belajar

 Gangguan kesehatan mental seperti Alzheimer atau stress pasca trauma

 Gangguan perilaku seperti gangguan makan dan penyalahgunaan obat


TERAPI REKREASI

A. PENGERTIAN
Rekreasi berasal daripada bahasa Latin yaitu recretio yang berarti
penyegaran kesehatan (Torkildsen, 1992). Dengan kata lain, rekreasi membawa
maksud penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang.
Menurut Edington & Kraus et al. (1990), rekreasi merupakan satu aktiviti
yang dilakukan semasa waktu lapang, menyenangkan dan mempunyai kualiti
social.
Jadi rekreasi secara keseluruhannya digambarkan sebagai perbuatan
seseorang individu menyertai sesuatu aktiviti dengan kerelaan serta kesenangan
pada masa lapang.

B. MACAM
Rekreasi terbagi menjadi dua, yaitu
1. Rekreasi aktiv
Rekreasi aktif adalah jenis rekreasi yang memerlukan banyak aktivitas fisik/
tenaga. Seperti: mendaki gunung, sepak bola, traveling.
2. Rekreasi Pasif
Rekreasi pasif adalah jenis rekreasi yang banyak melibatkan aktivitas relaksasi
dan tidak memerlukan banyak tenaga. Contoh: menonton TV, mendengarkan
music, kuliner.

C. TERAPI REKREASI
Terapi rekreasi merupakan cara baru untuk memberikan perawatan kepada
orang-orang yang menderita dari berbagai cacat dan penyakit. Terapi rekreasi
digunakan di beberapa daerah penyakit seperti Alzheimer, Parkinson, gangguan
kognitif dan neurologis.
Terapi reakreasi ialah suatu bentuk terapi yang mempergunakan media
reakresi (bermain, berolahraga, berdarmawisata, menonton TV, dan
sebagainnya) dengan tujuan mengurangi keterganguan emosional dan
memperbaiki prilaku melalui diskusi tentang kegiatan reakresi yang telah
dilakukan, sehingg perilaku yang baik diulang dan yang buruk dihilangkan.
Yaitu terapi yang menggunakan kegiatan pada waktu luang, dengan tujuan
pasien dapat melakukan kegiatan secara konstruktif dan menyenangkan serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial.
Terapi rekreasi membantu untuk menyembuhkan orang dengan cara yang
positif dan juga sebagai per umpan balik dari pasien dan penelitian, orang-orang
yang menggunakan terapi ini jarang depresi atau stres karena penyakit mereka.

D. MANFAAT TERAPI REKREASI


Adapun manfaat dari terapi rekreasi khususnya untuk klien dengan gangguan
jiwa antara lain :
1. Perkembangan dan pemeliharaan kekuatan, ketahanan, toleransi kerja, dan
koordinasi.
2. Mempraktekkan pengguna gerakan volunteer maupun refleks dalam
tugas/kagiatan terarah.
3. Untuk mengeksplorasi potensi yang bersifat vocational atau melatih skill
yang dibutuhkan dalam penyesuaian kerja.
4. Meningkatkan fungsi sensasi, persepsi dan cognisi.
5. Meningkatkan keterampilan sensasi sosialisasi serta pengembangan emosi

E. JENIS TERAPI REKREASI


Jenis alat bantu yang akan digunakan sepenuhnya tergantung pada jenis
terapi rekreasi orang telah memilih. Misalnya, orang dengan masalah kognitif
dianjurkan untuk mengambil pelajaran musik. Mereka diajarkan musik dengan
bantuan alat musik seperti gitar dan piano. Namun, beberapa orang mungkin
tidak sepenuhnya cocok untuk menggunakan hal-hal ini.
Ada beberapa jenis terapi rekreasi dan beberapa yang paling populer
adalah:

 Alat bantu musik seperti gitar dan piano,


 hewan yang membantu terapi,
 teknik relaksasi,
 mediasi,
 spiritualitas,
 yoga,
 terapi bioskop,
 berkebun

F. PENERAPAN TERAPI REKREASI


Contoh 1 :
Memodifikasi alat bantu instrumen (dan bukan hanya alat-alat musik) agar
sesuai kebutuhan orang. Penyandang cacat dan orang cacat sekarang bisa
belajar musik, instrumen untuk bermain, berkebun dan hortikultura. Ada
berbagai macam jenis alat bantu untuk berbagai keperluan dalam terapi
rekreasi. Bahkan pakaian pribadi seperti sepatu dansa khusus dibuat atau orang-
orang cacat. Sebagai contoh, seseorang dengan gangguan pendengaran dapat
menggunakan teknologi berbasis visi untuk membaca dan memahami hal.
Seseorang yang tuli adalah selalu juga bodoh dalam banyak kasus dan itulah
sebabnya perangkat berbasis visi dapat lebih bermanfaat bagi mereka.

Contoh 2 :
Penerapan terapi yang lain bisa dengan terapi relaksasi. Salah satu cara terapi
relaksasi ialah mandi rempah-rempah. Mandi rempah-rempah yaitu mandi
dengan berbagai jenis rempah-rempah, susu, dan garam serta coklat. Mandi
merendam memakai bahan-bahan tertentu. ( Janny Bodhipala )
Manfaat mandi rempah-rempah :

 Rileksasi ( kenyamanan pikiran )


 Merawat dan menyehatkan tubuh
 Menyehatkan kulit dan sistem muskuloskeletal
Beragam jenis mandi rempah-rempah :

1. Mandi aroma terapi

 Menggunakan bahan rempah-rempah secara tradisional


 Diracik sesuai kebutuhan klien
 Dikemas dalam liquid ( cairan minyak esensial ekstra tumbuh-tumbuhan
dan bunga-bungaan )

1. Tujuannya :

 Menstimulasi peredaran darah


 Merileksasikan otot-otot tubuh yang tegang
 Meredakan sters
c. Proses berendam :

 Siapkan air hangat ( sesuai suhu tubuh )


o Pilih beberapa jenis bunga-bungaan (sesuaikan dengan kesenangan
aromaterapeutik klien) yang mengandung bahan anti
inflamasi,ekspektoran, bronhodilator.
o Tuangkan bahan-bahan bunga tersebut ke dalam air hangat.
o Biarkan dengan sesaat ± 15 menit.
o Berendamlah selama ± 20-30 menit.
o Pada saat berendam, pori-pori kulit terbuka dan mengeluarkan
kotoran
o Bilas dengan air bersih,sebelum badan dikeringkan
o Pori-pori kulit akan kembali bersih
TERAPI KEAGAMAAN
Terapi keagamaan adalah terapi yang menggunakan unsur-unsur agama dalam pengobatan
permasalahan kesehatan mental. Pendekatan terapi keagamaan dapat dirujuk dari informasi al-Qur’an
sendiri sebagai kitab suci.
Dalam kondisi dimana seseorang tidak mampu menahan keinginan bagi terpenuhinya
kebutuhan dirinya, maka dalam kondisi seperti itu akan terjadi pertentangan (konflik) dalam batin.
Pertentangan ini akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam kehidupan rohani yang dalam kesehatan
mental disebut dengan kekusutan rohani. Kekusutan rohan seperti ini disebut dengan kekusutan
fungsional.
Bentuk kekusutan fungsional ini bertingkat, yaitu psychopat, psychoneuros,
psikotis. Psychoneuros ditandai bahwa seseorang tidak mengikuti tuntutan-tuntutan bagi masyarakat.
Pengidap psychoneuros menunjukkan perilaku menyimpang. Sedangkan penderita psikotis dinilai
mengalami kekusutan mental yang berbahaya sehingga memerlukan perawatan khusus.
Diantara konsep terapi gangguan mental ini adalah pernyataan Allah, dalam surat Yunus dan
surat Isra’.
“ Wahai manusia, sesungguhnya sudah datang dari Tuhan Mu Al-Qur’an yang mengandung
pengajaran, penawar bagi penyakit bathin (jiwa), tuntunan serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman” (QS. Yunus: 57)
“ Dan kami turunkan Al-Qur’an yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”
(QS. Isra’: 82)
Kesehatan mental adalah suatu kondisi bathin yang senantiasa berada dalam keadaan tenang
aman dan tentram. Upaya untuk menemukan ketenangan bathin dapat dilakukan antara lain melalui
penyesuaian diri secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan).
Upaya untuk menemukan ketenangan bathin dapat dilakukan antara lain melalui penyerahan
diri sepenuhnya kepada Tuhan.
Ayat-ayat yang berhubungan dengan ketenangan dan kebahagian jiwa
1. Ayat tentang kebahagian
a. (QS. Al-Qashash: 77)
Dalam ayat ini Allah memerintahkan orang islam untuk merebut kebahagian akhirat dan kenikmatan
dunia dengan jalan berbuat baik dan menjahui perbuatan munkar.
b. (QS. Al-Nahl: 97)
Dalam ayat ini Allah menjanjikan kehidupan yang baik kepada orang yang berbuat amal saleh yang
beriman.
c. (QS. Ali’ Imron: 104)
Dalam ayat ini Allah menjanjikan kemenangan kepada orang yang mengajak kepada kebaikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dri yang munkar.
Tiga ayat tersebut menyimpulkan bahwa keimanan, ketakwaan, amal soleh, berbuat makruf,
dan menjauhi perbuatan keji dan munkar adalah merupakan faktor penting dalam usaha pembinaan
kesehatan mental.
2. Ayat tentang ketenangan jiwa
a. ( QS A-Ra’d :28)
Dalam ayat ini ALLAH dengan tegas menerangkan, bahwa ketenangan jiwa dapat dicapai dengan
zikir(mengingat) Allah.
b. (QS Al’-araf :35)
Dalam ayat ini Allah mengatakan bahwa rasa takwa dan perbuatan baik adalah metode pencegahan dari
rasa-rasa takut dan sedih.
c. ( QS Al- Baqarah : 15)
Dalam ayat ini Allah menunjukkan jalan bagaimana cara seseorang mengatasi kesukaran dan problema
kehidupan sehari-hari, yaitu dengan kesabaran dan solat.
d. (QS Al-Fath: 4)
Dalam ayat ini allah menyifati diri- NYA bahwa Dia-lah Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Bijaksana
yang dapat memberikan ketenangan jiwa kedalam hati orang yang beriman.
Penjelasan Tentang 6 Rukun Iman
1. Iman Kepada Allah SWT

Rukun Iman itu mempunyai 6 (enam) pilar dan yang pertama adalah imam / mempercayai Allah SWT
tuhan sang pencipta alam itu ada serta menyakini bahwa tiada tuhan selain Allah karena orang yg
beriman, percaya dan menyembah kpd Allah akan mendapatkan ketenangan dan ketentraman jiwa yg
muncul dari hati secara ikhlas. Seperti Firman Alloh SWT yang berbunyi :

“ Adapun Orang2 yg beriman kepada Alloh dan berpedang teguh kepada agamanya (Islam) niscaya
Allah akan memasukkan mereka ke dlm rahmat yg besar dari’nya (Surga) dan limpahan karunia’nya
dan menunjuki mereka kpd jalan yg lurus untuk sampai kepada’nya (QS. An-Nisa : 175)”.

2. Iman Kepada Malaikat – Malaikat Gusti Alloh

Adapun Rukun Iman yg kedua adalah meyakini adanya Malaikat – Malaikate Gusti Alloh dan
meyakini bahwa Alloh memiliki Malaikat2 yg diciptakan dari cahaya dan serta mereka (Para Malaikat)
adlh hamba Alloh yg dimuliakan karena apapun yg Alloh perintahkan kpd mereka maka mereka akan
langsung melaksanakannya.

3. Iman Kepada Kitab – Kitab Alloh

Yang mempunyai pengertian bahwa kita sebagai seorang Muslim harus meyakini bahwa Alloh
memiliki kitab – kitab yg diturunkan kpd Nabi dan Rosul (Sebelum Al-qur’an) yg benar – benar
merupakan kalam / Firman’nya dan ia (Kitabnya) adlah cahaya dan petunjuk serta apa yg terkandung
didlmnya adlah suatu kebenaran. Adapun kitab – kitab Gusti Alloh yg disebutkan namanya oleh Alloh
antara lain Kitab Taurat, Kitab Injil, Zabur dan Al – Qur’an, Kitab Al-Qur’an sendiri merupakan tolak
ukur kebenaran dari kitab – kitab terdahulu.

4. Iman Kepada Para Rosul – Rosul

Rukun Iman yg ke empat adalah menyakini adanya para Rosul – Rosul atau Nabi utusan Alloh yang
diberi wahyu oleh Alloh dan ditugaskan untuk menyampaikan pesan atau wahyu tersebut kpd hamba-
hambanya yg intinya untuk memberikan jalan yg lurus yang dibenarkan oleh Alloh SWT. Sedangkan
untuk Rosul atau Nabi merupakan sosok seseorang yg sdh ditinggikan derajatnya oleh Alloh dan Rosul
atau Nabi yg diutus oleh Alloh berjumlah 25 orang.

5. Iman Kepada Hari Akhir / Kiamat

Rukun Iman yang kelima adlh menyakini bahwa hari akhir / kiamat itu ada dan bakal terjadi di dunia
ini karena kita mengetahui sendiri bahwa kehidupan ini tidaklah kekal dan suatu saat pasti akan
berakhir. Adapun kita sebagai umat muslim harus percaya bahwa urunan setelah dunia ini hancur
beserta dg semua isinya akan di bangkitkan kembali semua umat manusia didlm kubur, lalu
dikumpulkannya lagi di padang mahsyar, kemudian di hitungnya semua alam perbuatan manusia di
dunia (Hisab), lalu ditimbangkan semua amal perbuatannya tersebut untuk mengetahui lebih banyak
mana amal baik maupun amal buruknya, kemudian sampai kpd pembalasan di masukanya di dlm surga
atau di neraka.

6. Iman Kepada Adanya Qadha dan Qadar

Rukun Iman yang terakhir adalah mempercayi dg adanya Qadha dan Qadar, Qadha sendiri mempunyai
pengertian kehendak atau ketetapan hukum Alloh terhadap segala sesuatu.. Sedangkan Qadar adalh
ukuran atau ketentuan Alloh SWT terhadap segala sesuatu.
Sholat Minta Hujan

Yang dimaksud dengan shalat Istisqo’ adalah shalat sunnah yang dikerjakan karena ada keperluan untuk mohon turunnya
hujan. Mengenai hukumnya shalat Istisqo’ adalah sunnah Mu’akkad sebagaimana telah diketahui bahwa shalat selain shalat
fardhu lima waktu adalah hukumnya sunnah.

Adapun mengenai waktu mengerjakan shalat Istisqo’ adalah sewaktu-waktu dimana sangat membutuhkan air dan saat itu
sudah lama sekali tidak turun hujan.

Cara Mengerjakan Shalat Sunnah Istisqo’


Cara mengerjakan Shalat Istisqo’ adalah sebagai berikut :

1. Sebelum mengerjakan shalat Istisqo’, kurang tiga hari supaya ada orang yang memerintahkan kepada para penduduk
untuk berpuasa tiga hari, selama berpuasa dianjurkan supaya memperbanyak amal kebajikan dan memperbanyak
bertaubat serta mohon ampun dengan membaca istighfar dan memperbanyak sedekah dan menjauhi segala
kemaksiatan.
2. Setelah pelaksanaan berpuasa selesai, pada hari keempat, supaya semua penduduk dianjurkan keluar menuju tanah
lapang dengan menggiring semua binatang ternaknya, dan hendaklah berpakaian sederhana dan tidak memakai wangi-
wangian, kemudian mengerjakan shalat Istisqo’ secara berjamaah.
3. Setelah salam, kemudian khotib berkhutbah dengan dua khutbah. Pada khutbah awal khotib membaca istighfar
Sembilan kali, dan membaca istighfar tujuh kali pada khutbah yang kedua.
Khutbah Shalat Sunnah Istisqo’
Cara berkhutbah istisqo’ itu ada perbedaan dengan khutbah Jumat atau lainnya, yaitu dalam khutbahnya banyak
menganjurkan istighfar, merendahkan diri serta penuh keyakinan bahwa Allah akan mengabulkan permohonannya yakni
akan mencurahkan hujan.

Ketika berdoa pada khutbah yang kedua untuk memohon agar segera turun hujan, maka khotib menghadap kiblat
membelakangi ma’mum sambil berdoa bersama-sama dengan suara yang nyaring dan mengangkat tangan yang setinggi-
tingginya. Disamping itu khotib disunnahkan memakai selendang dan sewaktu berdoa supaya memindahkan selendangnya,
yang semula di sebelah kanan dipindahkan ke sebelah kiri, dan yang sebelah kiri di pindan ke sebelah kanan dan
mengangkat tangan setinggi-tinggi sampai jauh berpisah dari badan.

Membaca Istighfar

ASTAGHFIRULLAAHAL ‘ADHIIMAL LADZII LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QOYYUMU WA


ATUUBU ILAIHI. Artinya : “Saya mohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung. Tidak ada Tuhan kecuali Dia Yang
Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri dan saya bertaubat kepada-Nya”.

Dalam pelaksanaan untuk meminta hujan ini ada tiga cara yaitu :

1. Berdoa pada sembarang waktu atau tempat dengan menadahkan tangan setinggi-tingginya.
2. Pada hari Jumat Khotib berdoa mohon diturunkan hujan ketika berkhutbah yang kedua pada saat membaca doa.
3. Dengan melaksanakan shalat Istisqo’ sebagaimana telah diuraikan di atas beserta khutbahnya.
4.
Lafazd Niat Shalat Istisqo’ :
USHOLLII SUNNATAL ISTISQOO’I ROK’ATAINI IMAAMAN/MA’MUUMAN LILLAAHI TA’AALAA ALLAAHU
AKBARU. Artinya : “Saya berniat shalat sunnah istisqo’ dua rakaat jadi Imam/Ma’mum karena Allah Ta’ala. Allaahu
Akbar”.

Bilangan Rakaat Shalat Sunnah Hajat :


Bilangan rakaat shalat sunnah Istisqo’ hanya dua rakaat.

Anjuran Shalat Sunnah Istisqo'


Firman Allah SWT : “Wahai kaumku, mohon ampunlah kepada Tuhan kalian, kemudian taubatlah kalian kepada-Nya,
pasti Dia akan menurunkan hujan yang sangat lebat atas kalian, dan Dia akan menambahkan kekuatan pada kekuatan
kalian. Dan janganlah kalian berpaling dengan berbuat dosa”. (QS. Hud : 52).
Dengan demikian, maka jelaslah bahwa shalat Istisqo’ sangat dianjurkan untuk mengerjakannya, dengan memperbanyak
istighfar dan bertaubat agar segera dikabulkan permohonannya.

Doa Sesudah Mengerjakan Shalat Sunnah Istisqo'


Di bawah ini beberapa doa untuk minta hujan terutama setelah mengerjakan shalat istisqo’ atau pada waktu khotib berdoa
bersama-sama jamaah :

ALLAAHUMMAJ’AL SUQYAA ROHMATIN WA LAA TAJ’ ALHAA SUQYAA ‘ADZAABIN WA LAA MUHQIN
WA LAA BALAA’IN WA LAA HADAMIN WA LAA GHOROQIN. Artinya : “Wahai Allah, Jadikanlah hujan ini
sebagai siraman rahmat, janganlah Engkau jadikan sebagai siraman siksa, memusnahkan harta, bencana, menghancurkan
dan menenggelamkan”.

ALLLAAHUMMA BIL ‘IBAADI WAL BILAADI MINAL JUHDI WAL JUU’I WADLONKI WA LAA NASYKUU
ILLAA ILAIKA. Artinya : “Wahai Allah, hamba dan negeri sedang dilanda kemalaratan, kelaparan, kesempitan hidup
dan kami tidak bisa mengadukan kecuali kepada-Mu”.

ALLAHUMMA ‘ALATH THIROOBI WAL AKAAMI WA MANAABITISY SYAJARI WA BUTHUUNIL AUDIYATI


ALLAAHUMMA HAWAALAINAA WA LAA ‘ALAINAA. ALLAAHUMMA ASQINAL GHOITSA WA LAA TAJ’
ALNAA MINAL QOONITHIINA. Artinya : “Ya Allah, curahkanlah hujan di atas gundukan tanah, bukit-bukit, tempat
tumbuh-tumbuhan pohon, dan pada waduk-waduk lembah. Ya Allah curahkanlah hujan di sekitar kami dan jangan di atas
kami. Ya Allah, curahkanlah hujan pada kami dan janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang-orang yang putus asa”.
SHOLAT RAWATIB

Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts wal Ifta di tanya, “apa yang dimaksud dengan shalat sunnah rawatib?
Apabila saya melaksanakan shalat 4 rakaat sebelum dzuhur dan 4 rakaat sebelum ashar, apakah
diharuskan untuk salam setiap 2 rakaat ataukah bagaimana? Jazakumullahu khairan“.

Mereka menjawab:

Shalat sunnah rawatib ada 12 rakaat:

 4 rakaat sebelum dzuhur dengan 2 salam,


 2 rakaat setelahnya dengan sekali salam,
 2 rakaat setelah maghrib dengan 1 salam,
 2 rakaat setelah isya dengan 1 salam,
 2 rakaat sebelum shubuh dengan 1 salam.

Dan Rasulullah Shalallahu’alaihi wa Sallam selalu menjaga ke-12 rakaat tersebut ketika beliau sedang
tidak bepergian. Beliau bersabda,

‫ بني له بهن بيت في الجنة‬، ‫من صلى ثنتي عشرة ركعة تطوعا في اليوم والليلة‬

“barangsiapa yang shalat sunnah 12 rakaat dalam sehari semalam, Allah akan bangunkan untuknya
rumah di surga” (HR. Muslim no. 728).

Terdapat salah satu hadits yang menafsirkan 12 rakaat ini dengan shalat sunnah rawatib. Maka
barangsiapa yang menjaganya, ia akan selalu dalam kebaikan yang besar. Di dalam hadits tersebut
dijanjikan sebuah rumah di surga bagi orang yang melaksanakan shalat rawatib 12 rakaat tersebut.
Yaitu 4 rakaat sebelum dzuhur dengan 2 salam, 2 rakaat setelahnya dengan sekali salam, 2 rakaat
setelah maghrib dengan 1 salam, 2 rakaat setelah isya dengan 1 salam, 2 rakaat sebelum shubuh dengan
1 salam. Shalat-shalat ini disebut shalat rawatib.

Jika seseorang shalat 4 rakaat setelah shalat dzuhur maka di dalamnya terdapat keutamaan.
Sebagaimana terdapat di dalam hadits,

‫من حافظ على أربع قبل الظهر وأربع بعدها حرمه هللا على النار‬

“barangsiapa yang shalat 4 rakaat sebelum dan sesudah dzuhur, maka Allah mengaharamkan neraka
untuknya” (HR. Tirmidzi no. 428, Abu Daud no. 1269, An Nasa-i no. 1816).

Akan tetapi, 4 rakaat setelah dzuhur bukanlah shalat sunnah yang rawatib, karena yang menjadi rawatib
hanya 2 rakaat saja. Jika kemudian menambah dan melaksanakan 2 rakaat untuk menambah rakaat
dalam rangka meneladani tuntunan Nabi Shalallahu’alaihi wa Sallam, maka hal ini baik. Sebagaimana
sabda Rasulallah Shalallahu’alaihi wa Sallam dalam hadits Ummul Mu’minin Ummu Habibah binti
Abi Sufyan –radiyallahu’anha-, bahwa beliau mendengar Rasulallah Shalallahu’alaihi wa Sallam
bersabda,

‫من حافظ على أربع قبل الظهر وأربع بعدها حرمه هللا على النار‬

“barangsiapa yang shalat 4 rakaat sebelum dan sesudah dzuhur, maka Allah mengaharamkan neraka
untuknya”

Dan dianjurkan pula untuk shalat 4 rakaat sebelum ashar, namun bukan termasuk ke dalam shalat
rawatib. Akan tetapi, dianjurkan untuk mengerjakannya dengan 2 kali salam sesuai dengan sabda
Rasulullah Shalallahu’alaihi wa Sallam,

‫رحم هللا امرأ صلى قبل العصر أربعا‬


“Allah akan merahmati urusan seseorang bila ia shalat 4 rakaat sebelum shalat ashar”. Hadits ini
diriwayatkan oleh Ahmad, tirmidzi, dan jamaah dengan sanad shahih dari Ibnu Umar
Radiyallahu’anhuma.

Dianjurkan pula untuk melaksanakan shalat sunnah di antara adzan dan iqamat dalam setiap waktu
shalat, terlebih pada saat shalat maghrib dan isya. Rasulallah Shalallahu’alaihi wa Sallam bersabda,

‫ “لمن شاء‬: ‫ بين كل أذانين صالة” وقال في الثالثة‬، ‫بين كل أذانين صالة‬

“di setiap 2 adzan terdapat shalat, di setiap 2 adzan terdapat shalat, beliau berkata yang ketiga
kalinya: bagi siapa yang menginginkan untuk melakukannya”. (HR. Al Bukhari no. 627, Muslim no.
828).

Rasulullah Shalallahu’alaihi wa Sallam juga bersabda,

‫ “لمن شاء‬: ‫ صلوا قبل المغرب” ثم قال‬، ‫صلوا قبل المغرب‬

“shalatlah kalian sebelum maghrib, shalatlah kalian sebelum maghrib, beliau berkata yang ketiga
kalinya: bagi siapa yang menginginkan untuk melakukannya”. (HR. Al Bukhari nol 1183).

Para sahabat Radhiyallahu’anhum selalu melaksanakan shalat sunnah setelah maghrib 2 rakaat. Mereka
juga melaksanakan shalat 2 rakaat setelah adzan maghrib sebelum waktu iqamat dikumandangkan.
Shalat sunnah ini bukanlah shalat sunnah yang rawatib akan tetapi shalat sunnah biasa. Empat rakaat
setelah dzuhur bukanlah shalat sunaah rawatib, karena shalat sunnah rawatib setelah dzuhur hanya 2
rakaat. Shalat 4 rakaat sebelum shalat ashar dengan 2 salam adalah sunnah, tetapi bukanlah shalat
sunnah yang rawatib. akan tetapi, shalat sunnah tersebut nabi perintahkan dan tekankan untuk
mengerjakannya. Namun, jika seorang mu’min menjaga shalat sunnah 4 rakaat sebelum ashar tersebut
sebagaimana sabda beliau,

‫رحم هللا امرأ صلى قبل العصر أربعا‬

“Allah akan merahmati urusan seseorang bila ia shalat 4 rakaat sebelum shalat ashar”.

Ia akan mendapatkan keutamaan.

Pertama, jika ia menjaga shalat tersebut, berarti ia telah mengikuti contoh dari Nabi Shalallahu’alaihi
wa Sallam. Begitu pula jika ia shalat 2 rakaat antara adzan dan iqamah shalat maghrib, 2 rakaat antara
adzan dan iqamah shalat isya, 2,4, atau lebih shalat dhuha, yakni ketika matahari telah meninggi
sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Shalallahu’alaihi wa Sallam.

Rasulallah Shalallahu’alaihi wa Sallam melaksanakan shalat dhuha di sebagian kesempatan, lalu beliau
mewasiatkan kepada para sahabatnya untuk melaksanakannya pula. Shalat ini dianjurkan baik ketika
bepergian maupun tidak bepergian. Begitu pula shalat tahajjud di malam hari setelah shalat isya. Maka
shalatlah siapa saja yang dimudahkan oleh Allah untuk melaksanakannya, kemudian berwitir dengan 1
rakaat. Seorang tersebut shalat tahajjud sebanyak 3,5,7,9,11,13, atau lebih.

Maka shalatlah siapa saja yang dimudahkan oleh Allah untuk melaksanakannya di awal malam,
pertengahan, atau akhir malam dalam rangka meneladani Nabi Shalallahu’alaihi wa Sallam. Rasulallah
Shalallahu’alaihi wa Sallam biasa melaksanakan shalat tahajjud yang kemudian beliau pungkasi
dengan 1 rakaat shalat witir. Terkadang beliau Shalallahu’alaihi wa Sallam melaksanakan shalat witir
di awal malam, dan di sebagian kesempatan pada pertengahan malam. Beliau Shalallahu’alaihi wa
Sallam kerahkan seluruh kesungguhannya untuk melaksanakan shalat tahajjud dan witirnya di akhir
malam. Ini merupakan waktu yang paling utama bagi orang yang dimudahkan untuk mengerjakannya.
Nabi Shalallahu’alaihi wa Sallam bersabda,

‫ وذلك أفضل‬، ‫ ومن طمع أن يقوم آخره فليوتر آخر الليل؛ فإن صالة آخر الليل مشهودة‬، ‫من خاف أال يقوم من آخر الليل فليوتر أوله‬

“siapa saja yang khawatir dirinya tidak bisa bangun di akhir malam, maka shalat witirlah di awal
malam. Namun, siapa yang biasa bangun akhir malam maka shalat witirlah di akhirnya. Karena shalat
di akhir malam adalah sesuatu yang disaksikan, dan hal tersebut adalah shalat yang utama” (HR.
Muslim no. 755).

Jumlah minimal rakaat dalam shalat witir adalah 1 rakaat. Dapat dilakukan setelah shalat rawatib
ba’diyyah isya. Tiga rakaat shalat witir lebih utama, dan bila lebih dari 3 maka lebih utama lagi. Setiap
2 rakaat salam kemudian disempurnakan dengan shalat witir di akhir malam. Ketika beliau
Shalallahu’alaihi wa Sallam shalat 13 rakaat, maka beliau melakukan salam setiap 2 rakaat dan ini
lebih utama. Namun jika seorang shalat 3,5, atau 7 rakaat dengan 1 salam di akhir rakaat, maka hal ini
tidaklah mengapa. Rasulallah Shalallahu’alaihi wa Sallam telah melakukan hal tersebut, dan itu
termasuk ke dalam sunnah.

Beliau Shalallahu’alaihi wa Sallam terkadang shalat 6 rakaat lalu melakukan tasyahud awal, kemudian
beliau berdiri untuk melanjutkan rakaat ke-7. Namun bila ingin shalat 9 rakaat, maka harus duduk
tasyahud di rakaat ke-8 kemudian berdiri melanjutkan rakaat ke-9.

Akan tetapi, yang paling utama adalah dengan melakukan salam setiap 2 rakaat, sebagaimana terdapat
hadits dari Ummul Mu’minin ‘Aisyah Radhiyallahu’anha,

‫ ويوتر بواحدة‬، ‫ يسلم من كل ثنتين‬، ‫كان النبي – صلى هللا عليه وسلم – يصلي إحدى عشرة في الليل‬

“Nabi Shalallahu’alaihi wa Sallam shalat malam dengan 11 rakaat, setiap 2 rakaat beliau melakukan
salam, kemudian melengkapkannya dengan 1 witir” (HR. Bukhari no. 1164, Muslim no. 765).

Beliau Shalallahu’alaihi wa Sallam juga bersabda,

‫صالة الليل مثنى مثنى – يعني ثنتين ثنتين – فإذا خشي أحدكم الصبح صلى ركعة واحدة توتر له ما قد صلى‬

“shalat malam 2 rakaat-2 rakaat. Jika salah seorang dari kalian khawatir terlewat shalat malam, maka
shalatlah 1 rakaat untuk mengganjilkan hitungan rakaat shalatnya” (HR. Bukhari no. 472, Muslim no.
749).

Inilah yang utama. Jika seseorang khawatir dirinya tidak bisa bangun di akhir malam, maka hendaknya
ia shalat sebelum tidur. Shalatlah 3, 5 ataupun lebih dari itu. Lakukanlah salam di akhir setiap rakaat
kedua dalam rangka khawatir tidak dapat bangun di akhir malam. Hal ini termasuk ke dalam bab
semangat dalam beribadah.

Pengertian Asmaul Husna Menurut Bahasa Dan Istilah


Asmaul husna menurut bahasa berarti nama-nama yang baik.
Asmaul Husna menurut istilah Asmaul Husna adalah nama-nama yang balk bagi Allah SWT. Sebagai bukti
kemahaagungan dan kesempurnaan-Nya. Sebagaimana dalam Alquran disebutkan : “Dialah Allah Yang
Menciptakan, Yang Men gadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyal Nama-Nama Yang Paling Baik.
Bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS.
Al Hasyr :24)

1. Ar Rahman = ‫ = الرحمن‬Yang Maha Pengasih


2. Ar Rahiim ‫ = الرحيم‬Yang Maha Penya= Yang
3. Al Malik ‫ = الملك‬Yang Maha Merajai/Memerintah
4. Al Quddus ‫ = القدوس‬Yang Maha Suci
5. As Salaam ‫ = السالم‬Yang Maha Memberi Kesejahteraan
6. Al Mu`min ‫ = المؤمن‬Yang Maha Memberi Keamanan
7. Al Muhaimin ‫ = المهيمن‬Yang Maha Pemelihara
8. Al `Aziiz ‫ = العزيز‬Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
9. Al Jabbar ‫ = الجبار‬Yang Maha Perkasa
10. Al Mutakabbir ‫ = المتكبر‬Yang Maha Megah, = Yang Memiliki Kebesaran
11. Al Khaliq ‫ = = الخالق‬Yang Maha Pencipta
12. Al Baari` ‫ = البارئ‬Yang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan)

13. Al Mushawwir ‫ = المصور‬Yang Maha Membentuk Rupa (makhluknya)


14. Al Ghaffaar ‫ = الغفار‬Yang Maha Pengampun
15. Al Qahhaar ‫ = القهار‬Yang Maha Memaksa
16. Al Wahhaab ‫ = الوهاب‬Yang Maha Pemberi Karunia
17. Ar Razzaaq ‫ = الرزاق‬Yang Maha Pemberi Rejeki
18. Al Fattaah ‫ = الفتاح‬Yang Maha Pembuka Rahmat
19. Al `Aliim ‫ = العليم‬Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)
20. Al Qaabidh ‫ = القابض‬Yang Maha Menyempitkan (makhluknya)
21. Al Baasith ‫ = الباسط‬Yang Maha Melapangkan (makhluknya)
22. Al Khaafidh ‫ = الخافض‬Yang Maha Merendahkan (makhluknya)
23. Ar Raafi` ‫ = الرافع‬Yang Maha Meninggikan (makhluknya)
24. Al Mu`izz ‫ = المعز‬Yang Maha Memuliakan (makhluknya)
25. Al Mudzil ‫ = المذل‬Yang Maha Menghinakan (makhluknya)
26. Al Samii` ‫ = السميع‬Yang Maha Mendengar
27. Al Bashiir ‫ = البصير‬Yang Maha Melihat
28. Al Hakam ‫ = الحكم‬Yang Maha Menetapkan
29. Al `Adl ‫ = العدل‬Yang Maha Adil
30. Al Lathiif ‫ = اللطيف‬Yang Maha Lembut
31. Al Khabiir ‫ = الخبير‬Yang Maha Mengenal

32. Al Haliim ‫ = الحليم‬Yang Maha Penyantun


33. Al `Azhiim ‫ = العظيم‬Yang Maha Agung
34. Al Ghafuur ‫ = الغفور‬Yang Maha Pengampun
35. As Syakuur ‫ = الشكور‬Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai)
36. Al `Aliy ‫ = العلى‬Yang Maha Tinggi
37. Al Kabiir ‫ = الكبير‬Yang Maha Besar
38. Al Hafizh ‫ = الحفيظ‬Yang Maha Memelihara
39. Al Muqiit ‫ = المقيت‬Yang Maha Pemberi Kecukupan
40. Al Hasiib ‫ = الحسيب‬Yang Maha Membuat Perhitungan
41. Al Jaliil ‫ = الجليل‬Yang Maha Mulia
42. Al Kariim ‫ = الكريم‬Yang Maha Mulia
43. Ar Raqiib ‫ = الرقيب‬Yang Maha Mengawasi
44. Al Mujiib ‫ = المجيب‬Yang Maha Mengabulkan
45. Al Waasi` ‫ = الواسع‬Yang Maha Luas
46. Al Hakiim ‫ = الحكيم‬Yang Maha Maka Bijaksana
47. Al Waduud ‫ = الودود‬Yang Maha Mengasihi
48. Al Majiid ‫ = المجيد‬Yang Maha Mulia
49. Al Baa`its ‫ = الباعث‬Yang Maha Membangkitkan
50. As Syahiid ‫ = الشهيد‬Yang Maha Menyaksikan
51. Al Haqq ‫ = الحق‬Yang Maha Benar
52. Al Wakiil ‫ = الوكيل‬Yang Maha Memelihara
53. Al Qawiyyu ‫ = القوى‬Yang Maha Kuat
54. Al Matiin ‫ = المتين‬Yang Maha Kokoh
55. Al Waliyy ‫ = الولى‬Yang Maha Melindungi
56. Al Hamiid ‫ = الحميد‬Yang Maha Terpuji
57. Al Muhshii ‫ = المحصى‬Yang Maha Mengkalkulasi
58. Al Mubdi` ‫ = المبدئ‬Yang Maha Memulai
59. Al Mu`iid ‫ = المعيد‬Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
60. Al Muhyii ‫ = المحيى‬Yang Maha Menghidupkan
61. Al Mumiitu ‫ = المميت‬Yang Maha Mematikan
62. Al Hayyu ‫ = الحي‬Yang Maha Hidup

62. Al Hayyu ‫ = الحي‬Yang Maha Hidup


63. Al Qayyuum ‫ = القيوم‬Yang Maha Mandiri
64. Al Waajid ‫ = الواجد‬Yang Maha Penemu
65. Al Maajid ‫ = الماجد‬Yang Maha Mulia
66. Al Wahiid ‫ = الواحد‬Yang Maha Tunggal
67. Al Ahad ‫ = االحد‬Yang Maha Esa
68. As Shamad ‫ = الصمد‬Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta
69. Al Qaadir ‫ = القادر‬Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan
70. Al Muqtadir ‫ = المقتدر‬Yang Maha Berkuasa
71. Al Muqaddim ‫ = المقدم‬Yang Maha Mendahulukan
72. Al Mu`akkhir ‫ = المؤخر‬Yang Maha Mengakhirkan
73. Al Awwal ‫ = األول‬Yang Maha Awal
74. Al Aakhir ‫ = األخر‬Yang Maha Akhir
75. Az Zhaahir ‫ = الظاهر‬Yang Maha Nyata
76. Al Baathin ‫ = الباطن‬Yang Maha Ghaib
77. Al Waali ‫ = الوالي‬Yang Maha Memerintah
78. Al Muta`aalii ‫ = المتعالي‬Yang Maha Tinggi
79. Al Barri ‫ = البر‬Yang Maha Penderma
80. At Tawwaab ‫ = التواب‬Yang Maha Penerima Tobat
81. Al Muntaqim ‫ = المنتقم‬Yang Maha Pemberi Balasan
82. Al Afuww ‫ = العفو‬Yang Maha Pemaaf
83. Ar Ra`uuf ‫ = الرؤوف‬Yang Maha Pengasuh
84. Malikul Mulk ‫ = الملك مالك‬Yang Maha Penguasa Kerajaan (Semesta)
85. Dzul Jalaali Wal Ikraam ‫ = اإلكرام و الجالل ذو‬Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
86. Al Muqsith ‫ = المقسط‬Yang Maha Pemberi Keadilan
87. Al Jamii` ‫ = الجامع‬Yang Maha Mengumpulkan
88. Al Ghaniyy ‫ = الغنى‬Yang Maha Kaya

89. Al Mughnii ‫ = المغنى‬Yang Maha Pemberi Kekayaan


90. Al Maani ‫ = المانع‬Yang Maha Mencegah
91. Ad Dhaar ‫ = الضار‬Yang Maha Penimpa Kemudharatan
92. An Nafii` ‫ = النافع‬Yang Maha Memberi Manfaat
93. An Nuur ‫ = النور‬Yang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)
94. Al Haadii ‫ = الهادئ‬Yang Maha Pemberi Petunjuk
95. Al Baadii ‫ = البديع‬Yang Indah Tidak Mempunyai Banding
96. Al Baaqii ‫ = الباقي‬Yang Maha Kekal
97. Al Waarits ‫ = الوارث‬Yang Maha Pewaris
98. Ar Rasyiid ‫ = الرشيد‬Yang Maha Pandai
99. As Shabuur ‫ = الصبور‬Yang Maha Sabar

Anda mungkin juga menyukai