Anak lahir tuli oleh karena kegagalan dari perkembangan sistem pendengaran, akibat
faktor genetik (keturunan), kerusakan dari mekanisme pendengaran semasa embrional,
kehidupan janin di dalam kandungan atau selama proses kelahiran. Faktor-faktor di atas akan
menyebabkan anak tuli sebelum lahir atau tuli waktu lahir, sehingga anak tersebut tidak akan
pernah mendengar suara, maka ia akan acuh tak acuh terhadap sekitarnya.
Tuli kongenital ini dapat dibedakan atas :
1. Genetik.
Secara garis besar gangguan pendengaran yang berdasarkan kelainan genetik terbagi
menjadi ketulian non sindromik dan ketulian sindromik. Perubahan genetik yang terjadi dapat
berupa mutasi pada gen tunggal atau merupakan kombinasi mutasi pada gen yang berbeda
dan faktor lingkungan. Sekitar 50% merupakan kelainan pendengaran bentuk mutasi gen dan
dapat diturunkan kepada keturunannya. Ketulian non sindromik merupakan gangguan
pendengaran tersendiri yang tidak memiliki kaitan dengan kelinan fisik lainnya. Ketulian non
sindromik lebih sering merupakan kelainan pendengaran sensorineural. Sekitar 70 % tuli
genetik adalah non sindromik dan 30 % adalah sindromik. Penyebab yang paling banyak dari
tuli genetik non sindromik adalah akibat mutasi gen pengkode protein koneksin 26 (CX26)
bersifat resesif dan biasanya mengenai kedua telinga dengan kasus sebanyak 50% - 60%.
Sumber:
Buku ajar Ilmu kesehatan THT FK UI
Grindle, C. R. (2014). Pediatric hearing loss. Pediatrics in review, 35(11), 456-63.