Anda di halaman 1dari 7

TUGAS VILEP KEPERAWATAN MATERNITAS

DOSEN PENGAMPU : Ainun Sajidah, S.Kep, Ners, M.Bio

Disusun oleh :

Amirah Ersa Damaiyanti P07120118048

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2020
BANJARBARU
PENDIDIKAN KESEHATAN PASIEN DENGAN MASALAH REPRODUKSI
A. Pengertian Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh,
yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan
dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. (Depkes, 2001).

B. Unsur-Unsur Pendidikan Kesehatan


1. Input
Sasaran pendidikan : individu, kelompok, masyarakat & pendidik atau pendidikan.
2. Proses
Upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain.
3. Output
Melakukan apa yang diharapkan

C. Tujuan Pendidikan Kesehatan Reproduksi :


Untuk memberikan informasi/pengetahuan tentang reproduksi. Sehingga dpt
mengetahui fungsi organ reproduksi yang mengalami perubahan secara fisik dan juga
perubahan psikologis sesuai dengan kehidupan di lingkungan sosial budayanya. (Devy, dkk
2001).
Tujuan utama kesehatan reproduksi adalah memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi kepada setiap individu dan pasangannya secara komprehensif, khususnya kepada
remaja agar setiap individu mampu menjalani proses reproduksinya secara sehat dan
bertanggungjawab serta terbebas dari perlakuan diskriminasi dan kekerasan, termasuk di
dalamnya pengakuan dan penghormatan atas hak-hak kesehatan reproduksi dan seksual
sebagai bagian integral dari Hak Azasi Manusia.
Tujuan khusus dari pengembangan sistem pendidikan dan pelayanan Kesehatan
Reproduksi bagi remaja adalah untuk melindungi remaja dari resiko pernikahan usia dini,
kehamilan yang tidak dikehendaki, aborsi, Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV/AIDS dan
kekerasan seksual. Pemberian akses pendidikan dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja
diharapkan dapat meningkatkan kemandirian remaja dalam mengatur fungsi dan proses
reproduksinya termasuk kehidupan seksualitasnya, sehinga hak-hak kesehatan reproduksinya
dapat terpenuhi dalam meningkatkan kualitas hidup serta kualitas keturunannya baik fisik,
mental dan sosialnya serta terbebas dari rasa takut, tindakan kekerasan dan diskriminasi.

D. Pentingnya Pendidikan Reproduksi pada Remaja


Kebanyakan orang tua memang tidak termotivasi untuk memberikan informasi
mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi kepada remaja sebab mereka takut hal itu
justru akan meningkatkan terjadinya hubungan seks pra-nikah. Padahal, anak yang
mendapatkan pendidikan seks dari orang tua atau sekolah cenderung berperilaku seks yang
lebih baik daripada anak yang mendapatkannya dari orang lain. Keengganan para orang tua
untuk memberikan informasi kesehatan reproduksi dan seksualitas juga disebabkan oleh rasa
rendah diri karena rendahnya pengetahuan mereka mengenai kesehatan reproduksi
(pendidikan seks/ kespro). Hambatan utamanya adalah justru bagaimana mengatasi
pandangan bahwa segala sesuatu yang berbau seks adalah tabu untuk dibicarakan oleh orang
yang belum menikah, karena remaja seringkali merasa tidak nyaman atau tabu untuk
membicarakan masalah seksualitas dan kesehatan reproduksinya. Akan tetapi karena faktor
keingintahuannya mereka akan berusaha untuk mendapatkan informasi ini. Seringkali remaja
merasa bahwa orang tuanya menolak membicarakan masalah seks sehingga mereka kemudian
mencari alternatif sumber informasi lain seperti teman atau media massa.
Pertanyaannya adalah apakah yang harus dilakukan terhadap remaja yang memiliki
pemahaman keliru tentang seksualitas? Maka dari itulah Pendidikan Kesehatan Reproduksi
hendaknya dapat memberikan dan mengelola pengetahuan kesehatan reproduksi dan seksual
bagi remja, membangun sikap positif pada diri remaja untuk menyikapi persoalan seksualitas
dan reproduksi, dan diharapkan dapat membentuk bersama perilaku remaja yang
bertanggungjawab dalam konteks seksualitas dan reproduksi.
Selain karena permasalahan tersebut di atas, Pendidikan Kesehatan Reproduksi perlu
diberikan karena remaja yang masih duduk di bangku sekolah menyatakan setuju terhadap
hubungan seks karena alasan akan menikah (laki-laki mencapai 72,5% dan perempuan
sebanyak 27,9%). Mereka yang setuju karena alasan saling mencintai: laki-laki mencapai
71,5% dan perempuan sebanyak 28,5% (Sybonete Research, 2004). Ada 86% remaja, baik
laki-laki maupun perempuan, yang tidak mengerti tentang kapan terjadinya masa subur.
Pendidikan Kesehatan Reprodusi memiliki peranan yang sangat penting dalam proses
perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap dan perilaku yang berkaitan dengan seksualitas
dan reproduksi dengan metode monitoring dan evaluasi yang bersifat partisipatif dan
konstruktif.
Membuka akses kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual, berarti membekali
remaja untuk mengerti dan paham terhadap dirinya sendiri, mampu menghargai orang lain,
dan menghormati kehidupan. Kesehatan reproduksi dan seksual, mengajarkan kepada remaja
bagaimana mereka mampu mewujudkan kesejahteraannya baik secara fisik, mental dan sosial
yang utuh dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksinya.
Kesehatan reproduksi memiliki konsep bahwa setiap orang dapat mempunyai suatu
kepuasan dan kehidupan seks yang aman dan bertanggungjawab. Oleh karena itu adalah hak
setiap remaja untuk diberi informasi dan mendapatkan akses terhadap kesehatan reproduksi
dan seksual yang benar, lengkap dan jujur yang memungkinkan mereka dapat membuat
pilihan dan keputusan yang bertanggungjawab berkaitan dengan hak-hak kesehatan
reproduksi dan seksualnya.

E. Tugas Perawat Pada Fase-Fase Peubahan Perilaku Kesehatan


1. Fase pre kontemplasi. klien tidak memiliki kesadaran untuk berubah. Fase mulai terjadi
perubahan perilaku. Klien sudah memiliki motivasi untuk berubah. Mendorong klien
kearah perubahan merupakan tindakan yang sesuai.
2. Fase Komitmen. Klien memiliki niat serius untuk berubah.
3. Fase Maintenens. Klien berusaha menjaga perilaku barunya.
4. Fase Relaps. Klien kembali ke perilaku lamanya.
5. Fase Keluar. Fase dimana perubahan perilaku kesehatan telah terjadi dan dapat dijaga
kelanjutannya.

F. Cara Menjaga Kesehatan Alat Reproduksi Wanita


1. Disarankan agar kaum wanita membersihkan bagian luar vagina setelah buang air
kecil atau air besar, sebaiknya menggunakan air bersih dengan arah dari depan ke
belakang.
2. Ketika haid atau menstruasi, anda disarankan sering mengganti pembalut terutama
pada hari-hari yang banyak darah. Ini karena darah merupakan media yang paling
sesuai untuk kuman berkembangbiak.
3. Hindari douching, yaitu memasukan jari atau ejakulasi ke dalam vagina dengan
tujuan membersihkan bagian dalam vagina. memicu iritasi.
4. Hindari menggunakan sabun pembersih vagina karena dapat menimbulkan efek
samping dan mangubah PH vagina, menyebabkan kekeringan, iritasi dan akan
menjadi gatal.
5. Lakukan pembersihan dengan menggunakan air pada alat kelamin baik itu suami
ataupun istri ketika akan dan setelah melakukan hubungan badan untuk menjamin
kesehatan yang optimal.
6. Lakukan buang air kecil setelah setengah jam sesudah hubungan seksual agar
mengurangi resiko infeksi pada kandung kemih.
7. Ganti celana dalam minimal 2 kali sehari, dan apabila anda mengalami
keputihan/celana basah segera ganti.
8. Periksakanlah keputihan anda jika warna dari keputihan tidak normal, keputihan yang
terjadi di luar waktu-waktu /hari sebelum haid, ketika mengalami gairah hubungan
seksual, kehamilan dan klimakterium atau setelah menopause) disertai bau tidak
sedap, warna yang kuning atau kehijau-hijauan dan rasa gatal yang berlebihan

G. Pendidikan Kesehatan Mencegah Kanker Serviks


1. Jalani pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang cukup nutrisi dan
bergizi
2. Selalu menjaga kesehatan tubuh dan sanitasi lingkungan
3. Hindari pembersihan bagian genital dengan air yang kotor
4. Jika anda perokok, segera hentikan kebiasaan buruk ini
5. Hindari berhubungan intim saat usia dini
6. Selalu setia kepada pasangan anda, jangan bergonta-ganti apalagi diikuti dengan
hubungan intim.
7. Lakukan pemeriksaan pap smear minimal lakukan selama 2 tahun sekali, khususnya
bagi yang telah aktif melakukan hubungan intim
8. Jika anda belum pernah melakukan hubungan intim, ada baiknya melakukan
vaksinasi HPV
9. Perbanyaklah konsumsi makanan sayuran yang kandungan beta karotennya cukup
banyak, konsumsi vitamin c dan e.

H. Tindakan Guna Mengurangi Risiko Kanker


1. tidak merokok;
2. menghindari sengatan sinar matahari;
3. mengikuti pemeriksaan massal penyakit kanker jika ada kesempatan;
4. memakan makanan sehat;
5. membatasi konsumsi minuman beralkohol;
6. memperhatikan peraturan keselamatan di tempat kerja dimana berhadapan dengan
bahan kimia, radiasi, dan bahaya lainnya dapat meningkatkan resiko terkena kanker.

I. Solusi Bagi Penderita Kanker Serviks


1. Metode pertama adalah usaha preventif primer.
Mencakup edukasi untuk mengurangi perilaku seksual berisiko tinggi seperti
berhubungan seksual dengan banyak pasangan, menikah di usia dini, melahirkan anak
di usia muda, dan merokok, Vaksin HPV.
2. Pencegahan sekunder mencakup deteksi dini dan tatalaksana lesi prekanker yang
sangat sederhana, mudah, dan efektif. Kata kuncinya adalah cakupan skrining massal
untuk mendeteksi lesi pre kanker. seperti Pap smear dan inspeksi visual dengan asam
asetat (IVA). Tes Pap smear tetap menjadi standard utama.
3. Pencegahan tersier seperti tatalaksana untuk kanker seperti terapi bedah dan radiasi.
Pemilihannya tergantung pada stadium kanker.

J. Kanker Payudara
1. Dampaknya bisa Keletihan.
 Anjurkan pada pasien untuk mempertahankan pola tidur/ aktivitas atau istirahat yang
normal.
 Anjurkan pada pasien untuk melakukan kegiatan yang ringan pada siang hari.
 Bantu pasien dalam melakukan kegiatan aktivitas sehari-hari.
 penuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat.
2. Dampak lainnya kerusakan kulit
PenKes:
 Gunakan tempat tidur dengan linen yang rata.
 Jaga linen tempat tidur agar tetap bersih dan kering.
 Berikan pelembab pada kulit.
 Bantu pasien untuk melakukan higyene perseorangan secara teratur.
 Beri obat topikal anti pruritus/konsul dokter.
 Anjurkan pasien untuk melakukan ambulasi atau mobilisasi sesuai kemampuan
selama dalam perawatan.
3. Kurang pengetahuan tentang terapi radiasi pada kanker payudara.
 Beritahu pasien dan keluarga mengenai kapan pengobatan tersebut akan di lakukan.
 Jelaskan pada pasien hal yang bisa terjadi akibat radiasi yaitu: rambut rontok, kulit
menjadi lebih hitam (pada lokasi penyinaran) dan limfedema.
 Instruksikan pasien dan keluarga tentang hal yang dapat di lakukan untuk mengatasi
hal tersebut.
 Berikan informasi tersebut secara tertulis.
 Anjurkan pada pasien untuk tidak mengkonsumsi obat yang di jual secara bebas
kecuali atas petunjuk dokter.
4. Pendidikan Kesehatan Bagi Pasien yang Kemoterapi
 Anda harus makan makanan bergizi. Protein yang tinggi….telur: utk meningkatkan
albumin dan leukosit
 Banyak makan buah-buahan. Karena sifat obat kemoterapi adalah panas, jadi banyak
makan buah-buahan akan membantu anda untuk BAB.
 Makan makanan yang berfungsi untuk mengurangi efek samping kemoterapi.
trombosit turun jadi harus sering makan makanan yang dapat menambah trombosit
(jus jambu merah atau rebusan daun singkong)
 Banyak makan sarang burung/protein sejenisnya. Makan sarang burung mitosnya
dapat meningkatkan kondisi badan.
 Kontak dokter pada kondisi darurat.

K. Terapi Radiasi (Radioterapi)


Yaitu suatu jenis pengobatan yang menggunakan atau memanfaatkan sinar pengion
(sinar-X, sinar-Gamma) dan partikel lain (neutron, proton, dll) untuk mematikan sel-sel
kanker tanpa akibat fatal pada jaringan sehat disekitarnya. Terapi radiasi ini akan mematikan
sel-sel kanker jika mencapai dosis tertentu.
 Tahap selanjutnya, akan dilakukan penggambaran lokasi penyinaran atau sering
disebut simulator kepada Anda. Sebelum dilakukan simulator, terkadang diperlukan
pembuatan masker/topeng sebagai alat fiksasi, agar selama radiasi Anda tidak akan
bergerak. Penggunakan masker ini penting agar daerah yang disinar selalu tetap dan
tepat setiap harinya sesuai dengan pada saat disimulator.Kemudian dibuat tanda
dengan tinta dikulit pada daerah yang akan diradiasi. Tanda tersebut dibuat
sedemikian rupa dan tidak boleh dihapus selama dan sampai terapi radiasi selesai
diberikan.
 Setelah persiapan selesai, pasien masih harus menunggu beberapa hari sebelum
radiasi dimulai, karena hasil simulator akan dikirim ke ahli fisika medik untuk
dihitung dan dilakukan kalkulasi dosis serta arah penyinaran. Pasien diharuskan diam
selama pengobatan berlangsung. Dokter dan radiografer dari ruang monitor akan
mengamati melalui monitor dan pasien dapat berkomunikasi dengan mereka melalui
intercom. 
 Selama menjalani radiasi, pasien tidak akan melihat atau merasakan adanya sinar
sehingga tidak akan ada rasa sakit atau rasa tidak nyaman. 
Selama radiasi, setiap lima kali sinar, pasien diwajibkan kontrol ke dokter untuk
mengevaluasi hasil penyinaran dan efek samping radiasi. 
Setelah pengobatan radiasi selesai, pasien tetap diwajibkan ' kontrol berkala ke
dokter.
 Pada kebanyakan tipe kanker, radiasi biasanya diberikan dalam dosis terbagi, 5 hari
berturut-turut (Senin s.d. Jum'at), sehari sekali, kurang lebih selama 6-7 minggu. 
Besaran dosis total yang diberikan tergantung dari tujuan radiasi (kuratif atau
paliatif) dan jenis histopatotoginya. Dosis kuratif umumnya 25 - 30 kali, diberikan 5
kali dalam satu minggu (Senin s.d. Jumat), dengan dosis perkali yang diberikan : 1,8 -
2 Gy. Dosis paliatif umumnya 5-20 kali, dengan dosis perkali yang diberikan 2-5 Gy. 
Umumnya sekali radiasi membutuhkan waktu kurang lebih 15-30 menit
mulai pasien masuk ke ruang radiasi, saat penyinaran, sampai pasien kembali ke luar
ruang radiasi.
 Efek samping lokal : perubahan kulit di area radiasi pasti terjadi, tergantung dari
kepekaan masing-masing pasien. Rambut rontok (bila radiasi daerah kepala), nyeri
ketika kencing (apabila radiasi daerah perut), kerongkongan kering, air liur kental,
sariawan, perubahan pengecapan, sakit menelan (apabila radiasi daerah kepala/leher).
 Efek samping sistemik : seperti kelelahan, perubahan sel darah tepi, demam (apabila
daerah otak yang mendapat radiasi), sakit kepala, pusing, mual, muntah, diare.
Efek-efek samping tersebut akan menghilang dengan berjalannya waktu, dan sifatnya
sangat individual. 
a. Beberapa hal yang patut menjadi catalan selama menerima terapi radiasi
antara lain: 
1. Datang tepat waktu sesuai perjanjian. 
2. Istirahat cukup bila merasa lelah. 
3. Makan dan minum yang cukup sesuai anjuran. 
b.Beberapa hal yang tidak boleh dilakukan selama menjalani terapi: 
1. Mengubah/menghapus tanda di area radiasi. 
2. Menggunakan sabun/deodoran/parfum/make up pada area radiasi karena
bisa menghapus tanda (tanda tidak boleh dibersihkan dengan air atau
bahan dasar lain). 
3. Memakai pakaian sempit/pakaian yang tidak menyerap keringat. 
4. Terkena sinar matahari langsung/berlebih. 
5. Mengompres di area radiasi dengan kompres air panas/dingin. 
6. Mengunakan obat-obat tanpa sepengetahuan dokter. 
7. Memakai salep/krim/obat-obatan pembersih luka di area radiasi. 
8. Merokok atau minum-minuman beralkohol. 
9. Makan makanan yang mengandung penyedap rasa, dibakar/panggang,
dan atau diasap langsung.
c. Hal-hal yang harus dilakukan selama penyinaran misalnya: 
1. Menjaga agar kulit tetap kering, tidak boleh lembab. 
2. Menggunakan salep yang dianjurkan dokter Onkologi Radiasi. 
Jika daerah kepala-leher yang diradiasi, Anda dapat melakukan hal-hal
seperti di bawah ini: 
1. Menjaga kebersihan rongga mulut selama dan setelah pengobatan dengan
radiasi. 
2. Perawatan gigi dan gusi oleh dokter gigi sebelum, selama, dan sesudah
terapi radiasi. 
3. Kumur-kumur sesering mungkin dengan obat kumur/air garam/ rebusan
daun sirih. 
4. Sikat gigi dengan sikat gigi lembut 2-3 kali sehari dan menggunakan
pasta gigi untuk gigi sensitif yang mengandung fluoride.  
5. Memperhatikan nutrisi, sesuai dengan diet yang dianjurkan. variasi
makanan tinggi kalori dan tinggi protein seperti tempe, tahu, telur, ikan,
daging, susu sayuran, buah yang tidak asam, minum vitamin yang
diberikan dokter, dan cukup istirahat. Jika nyeri menelan, penyajian
makanan diubah: diblender, dibuat pudding. Makan dengan porsi kecil,
tetapi sering. 
6. Menggunakan payung/topi bila berada di luar saat siang hari untuk
menghindari paparan sinar matahari yang berlebihan. 
Jika daerah perut yang radiasi, Anda dapat melakukan hal-hal seperti di
bawah ini: 
1. Tetap harus memperhatikan nutrisi, hindari makanan yang
merangsang (cabai, buah-buahan yang membentuk gas), dan minum
banyak air.
2. Apabila area radiasi di pantat, maka setelah Buang Air Besar/Buang
Air Kecil segera dibersihkan dan dikeringkan dengan tissue/kain
yang lembut.

Tambahan sumber : https://pkbi-diy.info/pendidikan-kesehatan-reproduksi/

Anda mungkin juga menyukai