Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR CAIRAN
DI RUANG PENYAKIT DALAM (SAKTI)
RS TK III DR. R. SUHARSONO BANJARMASIN

Oleh :
Soffia Maghfiroh
P07120118114

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
JURUSAN KEPERAWATAN
BANJARBARU
2019
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN


KEBUTUHAN CAIRAN DI RUANG PENYAKIT DALAM (SAKTI)
RS TK III DR. R. SUHARSONO BANJARMASIN

A. Konsep Pemenuhan Kebutuhan Dasar Cairan


1. Pengertian Cairan
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stresor fisiologis
dan lingkungan. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah
satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang
terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang
mengjasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan
cairan intervena (IV) dan distribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elktrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke
dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu
dengan yang lain. Dalam keadaan normal kebutuhan cairan adalah 35 cc/KgBB/hr.
namun bila dirata-ratakan, kebutuhan intake (masukan) air pada orang dewasa adalah
ingesti liquid 1500 cc, dari makanan 700 cc, air dari oksidasi 200 cc sehingga totalnya
menjadi 2400 cc/hari.

Fungsi cairan tubuh :

1. Sebagai sarana transportasi dalam tubuh


2. Sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit
3. Sebagai bahan dalam metabolisme
4. Untuk membentuk struktur tubuh
5. Memelihara suhu tubuh
2. Fisiologi
Air beserta unsur-unsur didalamnya yang diperlukan untuk kesehatan disebut
cairan tubuh. Cairan ini sebagian berada di luar sel (ekstraselular) dan sebagian lagi di
dalam sel (intraseluler). Pada orang dewasa kira-kira 40 % berat badannya atau 2/3
dari TBW-nya berada di dalam sel (cairan intraseluler/ICF), sisanya atau 1/3 dari
TBW atau 20 % dari berat badannya berada di luar sel (ekstraseluler) yang terbagi
dalam 15 % cairan interstitial, 5 % cairan intavaskuler dan 1-2 % transeluler.
Cairan tubuh terdiri dari :
1. Cairan Intraseluler (CIS) adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh
tubuh. 50% dari berat badan letaknya didalam sel dan mengandung elektrolit,
kalium fosfat dan bahan makan seperti glukosa dan asam amino. Kerja enzim
dalam sifatnya konstan, memecah dan membangun kembali sebagaimana
dalam semua metabolisme untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
2. Cairan Ekstraselular (CES) adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri
dari tiga kelompok yaitu :
a Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler.
b Cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel.
3. Cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal,
cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

Untuk menjaga agar cairan tubuh relatif konstan dan komposisinya stabil
merupakan hal yang penting. Dalam pengaturan yang mempertahankan kekonstanan
cairan tubuh diperlukan adanya pengaturan volume cairan tubuh, cairan ekstraseluler,
keseimbangan asan dan basa, kontrol pertukaran antara kompartemen cairan
ekstraseluler dan intraseluler.

Prinsip dasar keseimbangan cairan :

1. Air bergerak cepat melintasi membrane sel karena osmolaritas cairan


interseluler dan ekstraseluler.
2. Membran sel hampir sangat impermeabel terhadap banyak zat terlarut karena
jumlah osmol dalam cairan ekstraseluler atau intraseluler konstan.

Cairan tubuh merupakan sarana untuk mentranspor zat makanan dan metabolisme
membawa nutrient mulai dari proses absorbsi, mendistribsikan sampai ketingkat
intraseluler.

Transpor Cairan dalam Tubuh :

1. Difusi
Pergerakan molekul melintasi membran semipremeabel dari kompartemen
berkonsentrasitinggi menuju kompartemen rendah. Difusi cairan berlangsung
melalui pori- pori tipis membran kapiler. Laju difusi dipengaruhi: ukuran
molekul, konsetrasi larutan, dan temperatur larutan
2. Filtrasi
Proses perpindahan cairan dan solut (substansi yang terlarut dalam cairan)
melintasi membran bersama- sama dari kompartemen bertekanan tinggi
menuju kompartemen bertekanan rendah. Contoh Filtrasi adalah pergerakan
cairan dan nutrien dari kapiler menuju cairan interstitial di sekitar sel.
3. Osmosis
Pergerakan dari solven (pelarut) murni (air) melintasi membran sel dari
larutan berkonsentrasi rendah (cairan) menuju berkonsentrasi tinggi (pekat).
4. Transpor Aktif
Proses transpor aktif memerlukan energi metabolisme. Proses tranpor
aktif penting untuk mempertahankan keseimbangan natrium dan kalsium
antara cairan intraseluler dan ekstraseluler. Dalam kondisi normal,
konsentrasi natrium lebih tinggi pada cairan intraseluler dan kadar kalium
lebih tinggi pada cairan ekstraseluler.

Cairan tubuh normalnya berpindah antara kedua kompartemen atau ruang utama
dalam upaya untuk mempertahankan keseimbangan kedua ruang itu. Kehilangan dari
cairan tubuh dapat mengganggu keseimbangan ini. Kadang cairan tidak hilang dari
tubuh, tetapi tidak tersedia untuk dipergunakan baik oleh ruang cairan intraseluler
ataupun ruang cairan ekstraseluler.Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan
tubuh dan komponen kimia dari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas
yang nyaman. Dalam kondisi normal intake cairan sesuai dengan kehilangan cairan
tubuh yang terjadi. Kondisi sakit dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh. Dalam rangka mempertahankan fungsi tubuh maka tubuh
akan kehilanagn caiaran antara lain melalui proses penguapan ekspirasi, penguapan
kulit, ginjal (urine), ekresi pada proses metabolisme.Selama aktifitas dan temperatur
yang sedang seorang dewasa minum kira-kira 1500 ml per hari, sedangkan
kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per hari sehingga kekurangan sekitar 1000
ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama proses metabolisme.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Cairan


Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan tubuh antara lain :

1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan.
Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan
dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan
keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.

2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit
melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang
panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
3. Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intakecairan dan elektrolit. Ketika
intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak
sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal
keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal
ini akan menyebabkan edema.
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan
pemecahan glikogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan
retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
5. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan
dan elektrolit tubuh Misalnya
a Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
b Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses Pasien
dengan penurunan tingkat kesadaran.
c Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk
memenuhinya secara mandiri.
Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak Sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi
dehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan
darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di
mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walupun kadang terjadi secara
sendiri. Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh
tractus gastrointestinal. Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :
1. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius
merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal
outputurine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam
pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine
bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat
maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan
keseimbangan dalam tubuh.
2. IWL (Invisible Water Loss)
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, melalui kulit dengan mekanisme
difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini
adalah berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu
tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat
3. Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas,
respon ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer
melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf
simpatis pada kulit
4. Feses
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang
diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a Riwayat Kesehatan
1) Asupan cairan dan makanan (oral dan Parental).
2) Tanda dan gejala gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
3) Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostatis cairan dan
elektrolit.
4) Pengobatan tertentu yang tengah dijalani yang dapat mengganggu status
cairan.
5) Status perkembangan (usia atau kondisi sosial).
6) Faktor psikologis (perilaku emosional).
b Pengukuran Klinik
1. Berat Badan (BB)
Peningkatan atau penurunan 1 kg BB setara dengan penambahan atau
pengeluaran 1 liter cairan, ada 3 macam masalah keseimbangan cairan yang
berhubungan dengan berat badan :
1)Ringan : ± 2%
2)Sedang : ± 5%
3)Berat : ±10%

Pengukuran berat badan dilakukan setiap hari pada waktu yang sama dengan
menggunakan pakaian yang beratnya sama.

2. Keadaan Umum
Pengukuran tanda-tanda vital seperti suhu, nada, pernapasan, dan tekanan
darah serta tingkat kesadaran.
3. Asupan cairan
Asupan cairan meliputi:
1) Cairan oral : NGT dan oral
2) Cairan parental : termasuk obat-obat intravena
3) Makanan yang cenderung mengandung air
4) Iritasi kateter
4. Pengukuran keluaran cairan
1) Urin : volume, kejernihan/kepekatan
2) Feses : jumlah dan konsistensi
3) Muntah
4) Tube drainage & IWL
5. Ukuran keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya sekitar 200cc.
c Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kebutuhan cairan difokuskan pada :

1. Integumen : Keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani,


dan sensasi rasa.
2. Kardiovaskuler: Distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin, dan
bunyi jantung.
3. Mata: Cekung, air mata kering.
4. Neurologi : Refleks, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
5. Gastrointestinal: Keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah,
dan bising usus.
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan elektrolit, darah lengkap, PH, berat janis urine, dan analisis gas
darah.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan Volume Cairan
Definisi :

Kondisi ketika individu mengalami atau beresiko mengalami kelebihan beban cairan
intraseluler atau interstisial.

Batasan Karakteristik :

a. Edema
b. Kulit tegang, mengkilap.
c. Asupan melebihi keluaran.
d. Sesak napas
e. Kenaikan berat badan
Faktor yang berhubungan :

a. Berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi cairan, sekunder akibat gagal


jantung.
b. Berhubungan dengan preload, penurunan kontraktilitas, dan penurunan curah jantung,
sekunder akibat infark miokard, gagal jantung, penyakit katup jantung.
c. Berhubungan dengan hipertensi porta, tekanan osmotic, koloid plasma yang rendah,
retensi natrium, sekunder akibat penyakit hepar, serosis hepatis, asites, dan kanker.
d. Berhubungan dengan gangguan aliran balik vena, sekunder akibat varises vena,
thrombus, imobilitas, flebitis kronis.
e. Berhubungan dengan retensi natrium dan air, sekunder akibat penggunaan
kortikosteroid.
f. Berhubungan dengan kelebihan asupan natrium/cairan.
g. Berhubungan dengan rendahnya asupan protein pada diet lemak, malnutrisi.
h. Berhubungan dengan venostasis/bendungan vena, sekunder akibat imobilitas, bidai atau
balutan yang kuat, serta berdiri atau duduk dalam waktu yang lama.
i. Berhubungan dengan kompresi vena oleh uterus pada saat hamil.
j. Berhubungan dengan drainase limfatik yang tidak adekuat, sekunder akibat mastetomi.

2. Kekurangan Volume Cairan


Definisi :
kondisi ketika individu, yang tidak menjalani puasa, mengalami atau resiko memgalami
resiko dehidrasi vascular, interstisial, atau intravascular.

Batasan Karakteristik :

a Ketidak cukupan asupan cairan per oral.


b Balanc negative antara asupan dan haluaran.
c Penurunan berat badan.
d Kulit/membrane mukosa kering ( turgor menurun).
e Peningkatan natrium serum.
f Penurunun haluaran urine atau haluaran urine berlebih.
g Urine pekat atau sering berkemih.
h Penurunan turgor kulit.
i Haus, mual/anoreksia
Faktor yang berhubungan :

a. Berhubungan dengan haluaran urine berlebih, sekunder akibat diabetes insipidus.


b. Berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan kehilangan cairan melalui
evaporasi akibat luka bakar.
c. Berhubungan dengan kehilangan cairan, sekunder akibat demam, drainase abnormal,
dari luka, diare.
d. Berhubungan dengan penggunaan laksatif, diuretic atau alcohol yang berlebihan.
e. Berhubungan dengan mual, muntah.
f. Berhubungan dengan motivasi untuk minum, sekunder akibat depresi atau keletihan.
g. Berhubungan dengan masalah diet.
h. Berhubungan denganpemberian makan perselang dengan konsentrasi tinggi.
i. Berhubungan dengan konsentrasi menelan atau kesulitan makan sendiri akibat nyeri
mulut.

3. Gangguan keseimbangan Elektrolit(kalium)


Definisi
kondisi saat kadar elektrolit di dalam tubuh menjadi tidak seimbang ,baik terlalu tinggi
atau terlalu rendah.
Batasan Karakteristik :
a. Perubahan kadar kalium.
b. Aritmia.
c. Kram tungkai.
d. Mual.
e. Hipotensi.
f. Bradikardia.
g. Kesemutan.
Faktor yang berhubungan :
a. Berhubungan dengan kerusakan jaringan, sekunder akibat trauma panas.
b. Berhubungan dengan pengeluaran kalium berlebih karena muntah, diare.
c. Berhubungan dengan gangguan regulasi elektrolit, sekunder akibat kerusakan ginjal.
d. Berhubungan dengan diet tinngi-kalium/rendah-kalium.

3. Rencana Asuhan Keperawatan


a Kelebihan volume cairan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah
kelebihan volume cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil, terbebas dari edema, efusi,
bunyi nafas bersih, tidak ada dyspneu/ortopneu

Intervensi Rasional

1. Kaji asupan diet dan 1. Untuk mengontrol asupan klien


kebiasaan yang mendorong
terjadinya retensi cairan.
2. Anjurkan klien untuk
menurunkan konsumsi 2. Konsumsi garam yang berlebihan
garam. me-ningktkan tekanan darah.

3. Anjurkan klien untuk: 3. Makanan yg meng-gunakan


1) Menghindari makanan penyedap rasa dan pengawet.
gurih, makanan kaleng
dan makanan beku.
2) Mengkonsumsi mkann
tnpa garam dan
menambahkan bumbu
aroma.
3) Mggunakan cuka
pengganti garam utk
penyedap rasa sop,
rebusan dll.
4. Kaji adanya tanda venostasis 4. Na+mengikat air,jadi tubuhakan
dan bendungan vena pada lebihmerasa lebihcepat haus
bagian tubuh yang
mengantung.
5. Untuk drainase limfatik 5. Venostasis dapat mengakibatkan
yang tidak adekuat. terhambatnya aliran darah.
6. Tinggikan ekstremitas 6. Guna memperlancar sirkulasi.
dengan mnggunakn bantal,
imobilitas, bidai/ balutan
yang kuat, serta
berdiri/duduk dlm waktu yg
lama.
7. Jangan memberikan 7. Perlukaan pada daerah yang sakit
suntikan/infuse pada lengan menyebabkan kurang lancarnya
yang sakit. sirkulasi peredaran darah di daerah
tsb.
8. Lindungi kulit yg edema 8. Untuk mepercepat perbaikan
dari cidera. jaringan tubuh.

b. Kekurangan volume cairan


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah
kekurangan volume cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil,terjadi peningkatan asupan
cairan min. 2000ml/hari (kecuali terjadi kontraindikasi),mempertahankan berat jenis urine
dalam batas normal,tidak menunjukan tanda-tanda dehidrasi.

Intervensi Rasional

1. Kaji cairan yang disukai 1. Membuat klien lebih kooperatif


klien dalam batas diet
2. Rencanakan target 2. Mempermudah untuk
pemberian asupan cairan memantauan kondisi klien.
untuk setiap sif, mis :
siang 1000 ml, sore 800 ml
dan malam 200 ml
3. Kaji pemahaman klien 3. Pemahaman tentang alasan
tentang alasan tersebut membantu klien dlm
mempertahankan hidrasi mengatasi gangguan.
yg adekuat.
4. Catat asupan dan keluaran 4. Untuk mengontrol asupan klien.
5. Pantau asupan per oral, 5. Untuk mengetahui prkembangan
min. 1500 ml/ 24 jam. status kesehatan klien

c Gangguan keseimbangan elektrolit ( kalium)


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah gangguan
keseimangan elektrolit dapat teratasi dengan kriteria hasil, klien menjelaskan diet yang
sesuai untuk mempertahankan kadar kalium dalam batas norma,klien berpartipasi untuk
melaporkan tanda–tanda klinis hipokalemia atau hiperkaenia,kadar kalium dlam batas
normal/dapat ditoleransi

Intervensi Rasional

1. Observasi tanda dan gejala 1. Denga


hipokalemia (vertigo, n mengetahui tanda hipokalemia,
hipotensi aritmia, mual, perawat dapat menetapkan langkah
muntah, diare, distensi selanjutnya.
abdomen,penurunan
peristaltik, kelemahan otot,
dan kram tungkai).
2. Tentukan status hidrasi klien 2. Kelebi
bila terjadi hipokalemia han cairan dapat menyebabkan
penurunan kadar kalium serum.
3. Kenali perubahan tingkah 3. Nilai kalium yang rendah dapat me-
laku yang merupakan tanda- nyebabkan konfusi, mudah marah,
tanda hipokalemia depresi mental.

4. Anjurkan klien dan keluarga 4. Kalium membantu


untuk mngkonsmsi makan-an menyeimbangkan cairan tubuh
tinggi kalium (misalnya Buah-
buahan, sari buah, buah kering,
sayur, daging, kacang-kacangan,
teh, kopi, dan kola).
5. Kaji tanda dan gejala 5. Nilai kalium yang rendah dapat me-
toksisitas digitalis jika klien ningkatkan kerja digitalis.
tengah mendapat obat golongan
digitalis dan diuretik atau steroid
6. Observasi tanda dan gejala 6. Dengan mengetahui tanda hipo-
hiperkalemia (misalnya kalemia, perawat dapat menetapkan
Bradikardia, kram abdomen, langkah selnjutnya
oliguria, kesemutan dan kebas
pada ekstremitas).
7. Kaji haluaran urin. Sedikitnya 7. Haluaran urin yg sedikit dapat me-
25ml/jam atau 600 ml/ hari. nyebabkan hiper-kalemia.
8. Laporkan nilai kalium serum 8. Nilai kalium lebih dari 7mEq/ l
yang melebihi 5mEq/l batasi dapat menyebabkan henti jantung.
asupan kalium jika perlu.
9. Pantau EKG 9. Untuk melihat adanya pelebaran
kompleks QRS dan gelombang T tggi
yg merupkan tanda hiperkalemia.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall.1995.”Diagnosa Keperawatan”.Jakarta : EGC


Harnawatiaj.2008.Keseimbangan Cairan dan Elektrolit, (http://wordpress.com/, diakses 24 April
2010)
Mubarak, Wahid.I & Chayatin, NS.Nurul..2008.”Kebutuhan Dasar Manusia”. Jakarta: EGC.
Faqih, Moh. Ubaidillah.2009.”Cairan dan Elektrolit dalam Tubuh Manusia”,
(http://www.scribd.com/ diakses 25 april 2010)
Obet.2010.Kebutuhan Cairan dalam Tubuh, (http://akarrumput21.blogspot.com/, diakses 24
April 2010)
Price A & Wilson L. 1995. Pathofisiology Clinical Concept of Disease Process (Patofisiologi
konsep klinis proses-proses penyakit), alih bahasa: Dr. Peter Anugrah. Jakarta: EGC

Diagnosa Medis & NANDA NIC – NOC. Yogyakarta : Media Action Publishing

Anda mungkin juga menyukai