Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DISUSUSN OLEH:
NAMA : ROSALINA NOVIA RUMLUS
NPM : 1420118046
PRODI : KEPERAWATAN
SEMESTER VI (enam)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA
KAIRATU
2021

Asuhan Keperawatan Keluarga di desa Dukuhwaluh


DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Lampiran
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Metode Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI DAN PEMBAHASAN
2.1 Konsep Keluarga secara umum
2.1.1 Defenisi Keluarga
2.1.2 Tipe keluraga
2.1.3 Delapan Tahap perkembangan Keluarga
2.1.4 Struktur keluarga
2.1.5 fungsi keluarga
2.2. Contoh kasus sesuai format pengkajian

2.2.1 Narasi Kasus keluarga


2.2 2 Analisa data & Klasifikasi data
2.2. 3 Penerapan Fungsi keluarga
2.2.4 Perhitungan skoring Konsep Dasar tearapi komplomenter
2.3.1 Defenisi
2.3.2 Tujuan/sasaran
2.3.3 Manfaat
2.3.4 Ruang lingkup
2.4 Kelemahan terepi komplomenter
2.5 Kelebihan terapi kompolmenter
BAB III. KESIMPULAN & SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Asuhan Keperawatan Keluarga di desa Dukuhwaluh


BAB I

PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan individu
manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian dari keluarga dan
dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian
kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.

Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan


keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang
diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan
struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya dan perlu paham
setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.

Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit
dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi jalanya suatu
penyakit dan status kesehatan anggota keluarga. Keluarga cenderung dalam pembuatan
keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para anggota keluarga.
Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya hidup bersama-sama dalam satu
rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga
tersebut sebagai rumah tangga mereka.

Pada keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan pergi atau keluar
meninggalkan rumah atau orang tuanya. Didalam kehidupan keluarga dewasa dimana orang
tuanya akan merasa banyak kehilangan karena perginya anak-anak dari rumah. Pada keluarga ini
juga terdapat berbagai masalah yang dialami oleh keluarga itu sendiri. Dan perawat sangat
berperan penting dalam memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan kesehatan kepada keluarga.

Dari data yang sudah kami sajikan tentang keluarga pada dewasa pertengahan, maka disini
kelompok tertarik untuk membahas lebih spesifik tentang konsep dan asuhan keperawatan
keluarga pada dewasa pertengahan , agar dapat memenuhi kebutuhan akan informasi yang
mengenai kesejahteraan hidup dan khususnya kesehatan, yang nantinya akan kami bahas secara
rinci dan mendalam pada bab selanjutnya.

Asuhan Keperawatan Keluarga di desa Dukuhwaluh


B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum

Untuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan keluarga dewasa pertengahan.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar keluarga.

b. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep keluarga dewasa.

c. Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga dewasa.

C. METODE PENULISAN
Dalam pembuatan makalah ini tim penulis menggunakan metode  deskriptif yaitu dengan
mengumpulkan data-data yang diambil dari sumber buku perpustakaan dan internet, diskusi
kelompok, serta konsultasi dengan dosen pembimbing.

Asuhan Keperawatan Keluarga di desa Dukuhwaluh


BAB II

TINJAUAN TEORI DAN PEMBAHASAN

2.1KONSEP KELUARGA SECARA UMUM

2.1.1 DEFENISI KELUARGA

Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa komponen yang
saling berinteraksi satu dengan lainnya (Logan’s, 2004).

Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang komplek dengan atribut yang
dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai
sebagaimana individu ( Illis, 2004).

Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih masing-masing
mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, dan nenek.
(Raisner, 2009). Duvall (1986, dalam Ali, 2009 ),

menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,


kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari setiap anggota
keluraga.

Istilah keluarga akan menghadirkan gambaran adanya individu dewasa dan anak yang
hidup bersama secara harmonis dan memuaskan. Keluarga bukan sekedar gabungan dan
jumlah dari beberapa individual. Keluarga memiliki keragaman seperti anggota individunya
dan klien memiliki nilai – nilai tersendiri mengenai keluarganya yang harus dihormati.
Keluarga sebagai suatu kelompok hubungan yang indentifikasi klien sebagai keluarga atau
jaringan individu yang mempengaruhi kehidupan masing – masing tanpa melihat adanya
hubungan biologis atau pun hukum (Perry, 2009, hal 202).

Menurut (Friedman, 1998), membuat defenisi yang berorientasi pada tradisi dan digunakan
sebagai referensi secara luas :

1. Keluarga terdiri dari orang – orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan
adopsi.

Asuhan Keperawatan Keluarga di desa Dukuhwaluh


2. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama – sama dalam satu rumah, atau jika
mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai
rumah mereka.

3. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran – peran sosial
keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki – laki dan anak perempuan, saudara dan
saudari.

4. Keluarga sama – sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari
masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

2.1.2 TIPE KELUARGA


Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola
kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang mengikuti.
Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka
perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga (Suprajitno, 2004).

Menurut (Friedman, 2009), adapun tipe keluarga sebagai berikut :

1. Tipe keluarga tradisional

a. Keluarga Inti (The nuclear family):Keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak
(kandung atau angkat).

b. Keluarga Dyad:Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.

c. Single Parent :Keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau
angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.

d. Single adult living alone:Suatu rumah tangga yang terdiri dari 1 orang dewasa hidup
sendiri.

e. The childless : Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, bisa disebabkan karena
mengejar karir atau pendidikan.

f. Keluarga Besar (The extended family): Keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah
keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.

g. Commuter family: Kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari
minggu atau hari libur saja.

Asuhan Keperawatan Keluarga di desa Dukuhwaluh


h. Multi generation:Beberapa generasi atau kelompok umum yang tinggal bersama dalam 1
rumah.

i. Kin-network family: Beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan
menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.

j. Blended family: Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.

k. Keluarga usila: Keluarga terdiri dari suami dan istri yang ssudah usia lanjut, sedangkan
anak sudah memisahkan diri.

2. Tipe keluarga non tradisional

a. Keluarga Orang Tua Tunggal Tanpa Menikah (The unmerrid teenage mother).Keluarga
yang terdiri dari 1 orang dewasa terutama ibu dan anak dari hubungan tanpa nikah.

b. The step parents family Keluarga dengan orang tua tiri.

c. Commune family : Keluarga yang terdiri dari lebih dari satu paangan monogami yang
menggunakan fasilitas secara bersama.

d. The nonmarrital hetero seksual cohabiting family: Keluarga yang hidup bersama berganti-
ganti pasangan tanpa nikah.

e. Keluarga Homoseksual (Gay and lesbian family): Seorang yang mempunyai persamaan
seks tinggal dalam 1 rumah sebagaimana pasangan suami istri.

f. Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
alasan tertentu.

g. Groupmarriage family : Beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah
berbagi sesuatu termasuk seks dan membesarkan anak.

h. Group nertwork family : Beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan,
hidup berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung jawab
membesarkan anak.

i. Foster family Keluaraga yang menerima anak yang tidak ada  hubungan saudara untuk
waktu sementara.

Asuhan Keperawatan Keluarga di desa Dukuhwaluh


j. Home less family: Keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena
keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.

k. Gang: Keluarga yang dekstruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional,
berkembang dalam kekerasan dan kriminal.

2.1.4 FUNGSI KELUARGA


Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu :

1. Fungsi afektif

Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan
keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan
fungsi afektif tampak pada kebahagian dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap
anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan
dikembangan melalui interaksi dan hubungan dalam kelurga. Dengan demikian kelurga yang
berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat mengembangkan konsep diri
yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam fungsi afektif adalah :

a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar
anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari
anggota yang lain maka kemampuan untuk memberikan kasih sayang akan maningkat
yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan
intim didalam keluarga merupakan modal dasar memberi hubungan dengan orang lain
diliat keluarga atau masyarakat.

b. Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan
dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka
fungsi afektif akan tercapai.

c. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan
anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuian pada
berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengemban proses
identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut.

Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kabahagian keluarga keretakan
keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah kelurga timbul karena fungsi
afektif keluarga tidak terpenuhi.

2. Fungsi sosialisasi

Asuhan Keperawatan Keluarga di desa Dukuhwaluh


Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial.
Sosialisasi dimulai sejak lahir, keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi
atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga
belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi
dengan keluarga.

3. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.

4. Fungsi ekonomi

Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang seperti kebutuhan makanan, tempat
tinggal dan lain sebagainya.

5. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu mencegah
terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan
keluarga memberikan asuahan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga.
Kesanggupan kelurga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas
kesehatan keluarga yang dilaksanakan.

Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :

a. Mengenal masalah.

b. Membuat keputusan tindakan yang tepat.

c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.

e. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.

2.1.5 DIMENSI STRUKTUR KELUARGA


Menurut (Friedman, 2009), struktur keluarga terdiri atas:

1. Pola dan proses komunikasi

Pola interaksi keluarga yang berfungsi:

a. Bersifat terbuka dan jujur.

Asuhan Keperawatan Keluarga di desa Dukuhwaluh


b. Selalu menyelesaikan konflik keluraga.

c. Berfikir positif.

d. Tidak mengulang-ulang isu dan pendapatnya sendiri.

Karakteristik komunikasi keluarga yang berfungsi:

a. Karakteristik pengirim:

1) Yakin dalam mengemukakan pendapat.

2) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.

3) Selalu minta maaf dan menerima umpan balik.

b. Karakteristik penerima :

1) Siap mendengar.

2) Memberikan umpan balik.

3) Melakukan validasi.

2. Struktur peran

Peran adalah serangkaian prilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan.
Yang dimaksud dengan posisi atau status individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami
atau istri atau anak.

3. Struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan dalam (potensial atau aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah prilaku seseorang kearah positif. Tipe
struktur kekuatan antara lain :

a. Legitimate power/authority : Hak untuk mengatur seperti orang tua pada anak.

b. Referent power : Seseorang yang ditiru.

c. Reword power : Pendapat ahli.

d. Coercive power : Dipaksakan sesuai keinginan.

e. Informational power : Pengaruh melalui persuasi.

f. Affectif power : Pengaruh melalui manipulasi cinta kasih.

Asuhan Keperawatan Keluarga di desa Dukuhwaluh


4. Nilai –nilai dalam keluarga

Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
memepersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu
pedoman prilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola
perilaku yang baik, menurut masyrakat bardasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya
adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan
tujuan untuk menyelesaikan masalah.

2.2 CONTOH KASUS SESUAI FORMAT PENGKAJIAN


2.2.1 NARASI KASUS KELUARGA

Asuhan Keperawatan Keluarga di desa Dukuhwaluh

Anda mungkin juga menyukai