Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

Secara keseluruhan mayoritas massa ovarium bersifat jinak dan memiliki risiko seumur
hidup untuk berkembang menjadi kanker ovarium sebesar 2%. Usia merupakan faktor yang
paling penting dalam menemukan risiko keganasan. Massa adneksa sering ditemukan selama
usia reproduksi. Selama tahap kehidupan ini, massa tersebut biasanya disebabkan oleh kista
ovarium fungsional, neoplasma ovarium jinak, aiau pembahan pascainfeksi pada luba Fallopii.
Pada anak perempuan yang berusia di bawah 20 tahun dan wanita di atas 50 tahun, 10% dari
massa yang teraba bersifat ganas. Sekitar 85-90% kanker ovarium terjadi pada wanita
pascamenopause. Berbagai neoplasma ovarium baik jinak maupun ganas dapat berasal dari
setiap jenis sel yang terdapal di dalam ovarium. Kista sederhana dapat bersifat fungsional dan
terbentu pada lokasi ovulasi atau selama perkembangan korpus luteum. Kista ini sangat banyak
ditemukan dan dapat dibedakan dari neoplasma sejati berdasarkan riwayat alami perubahan sel.
Biasanya kista-kista ini menghilang dalam 6 minggu setelah ditemukan. Massa yang kompleks
atau padat dan yang menetap cenderung merupakan neoplasma sejati dan membutuhkan
diagnosis secara histologis.1
BAB II

PEMBAHASAN

Definisi

Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat
berasal dari ketiga dermoblast ( ektodermal, endodermal, mesodermal ) dengansifat-sifat
histiologis maupun biologis yang beraneka ragam.

Terdapat pada usia perimenopause kira-kira 60% dalam masa reproduksi 30% dan 10%
terpadat pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak tapi
juga tidak jelas / pasti ganas ( borderline malignancy atau carcinoma of low- maligna potensial)
dan jelas ganas (true malignant) .

Kanker ovarium sebagian besar berbentuk kista berisi cairan maupun padat. Kanker
ovarium disebut sebagai silent killer. Karena ovarium terletak di bagian dalam sehingga tidak
mudah terdeteksi 70-80% kanker ovarium baru ditemukan pada stadium lanjut dan telah
menyebar (metastatis) kemana-mana.2

Anatomi dan Fisiologi

Ovarium

Indung telur pada orang dewasa kira-kira sebesar ibu jari tangan, terletak di kiri dan di
kanan uterus, dekat pada dinding pelvis di fossa ovarika. Ovarium dihubungkan dengan uterus
melalui ligamentum ovarii proprium. Arteria ovarika berjalan menuju ovarium melalui
ligamentum suspensorium ovarii (ligamentum infundibulopelvikum)

Ovarium terletak pada lapisan belakang ligamentum latum. Sebagian besar ovarium
berada intraperitoneal dan tidak dilapisi oleh peritoneum. Sebagian kecil ovarium berada di
dalam ligamentum latum, disebut hilus ovarii. Pada bagian hilus ini masuk pembuluh darah dan
saraf ke ovarium. Lipatan yang menghubungkan lapisan belakang ligamentum latum dengan
ovarium dinamakan mesovarium.
Bagian ovarium yang berada di dalam kavum peritonei dilapisi oleh epitel selapis kubik-
silindrik, disebut epithelium germinativum. Di bawah epitel ini terdapat tunika albuginea dan di
bawahnya lagi ditemukan lapisan tempat folikel-folikel primordial. Tiap bulan satu folikel,
kadang-kadang dua folikel , berkembang menjadi folikel de Graaf. Folikel-folikel ini merupakan
bagian ovarium terpenting dan dapat ditemukan di korteks ovarii dalam letak yang beraneka
ragam , dan juga dalam tingkat-tingkat perkembangan dari satu sel telur yang dikelilingi oleh
satu lapisan sel saja sampai folikel de Graaf matang. Folikel yang matang ini terisi dengan likuor
folikuli yang mengandung estrogen, dan siap untuk berovulasi. 2

Pada waktu dilahirkan bayi perempuan mempunyai sekurang-kurangnya 750.000


oogonium. Jumlah ini berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel-folikel. Pada umur
6-15 tahun ditemukan 439.000, pada 16-25 tahun 159.000, antara umur 26-35 tahun menurun
sampai 59.000, dan atara 24-45 hanya 34.000 . Pada masa menopause semua folikel sudah
menghilang.

Gambar 1. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita (www.healthyorigin.org)


Epidemiologi

Menurut Surveillance, Epidemiology and End Results (SEER) Program di USA,


berdasarkan data 1 Januari 2009, kira – kira sebanyak 182.758 wanita yang hidup terdiagnosa
sebagai penderita kanker ovarium (jumlah tersebut termasuk wanita yang sudah melalui tahap
penyembuhan).

Tahun Insidens Kematian


1999 19,676 13,627
2000 19,672 14,060
2001 19,719 14,414
2002 19,792 14,682
2003 20,445 14,657
2004 20,069 14,716
2005 19,842 14,787
2006 19,994 14,487
2007 20,749 14,621
2008 21,613 14,362
2009 20,460 14,436
2010 21,880 13,850
2011 21,990 15,460
2012 22,280 15,500
2013 22,240 14,030

Tabel 1. Jumlah penderita kanker ovarium.

Kanker ovarium menyumbang sekitar tiga persen dari kanker pada wanita. Sementara
kanker yang paling umum ke-11 di kalangan perempuan, kanker ovarium merupakan penyebab
utama kematian kelima terkait kanker di kalangan perempuan, dan merupakan yang paling
mematikan dari kanker ginekologi. Angka kematian sedikit lebih tinggi untuk wanita Kaukasia
daripada wanita Afrika-Amerika. Risiko terjadinya kanker ovarium pada wanita adalah 1:72.
Risiko kematian wanita yang terkena kanker ovarium adalah 1:100.

Sekitar 1,2 persen didiagnosis di bawah usia 20 tahun; 3,6 persen antara 20 dan 34; 7,4
persen antara 35 dan 44; 18,6 persen antara 45 dan 54; 23,4 persen antara 55 dan 64; 20,1 persen
antara 65 dan 74; 17,6 persen antara 75 dan 84; dan 8,1 persen 85 + tahun.

Gambar No.3 Perkiraan diagnosis kanker ovarium berdasarkan umur.

Dari tahun 2005 sampai 2009, usia rata-rata saat diagnosis adalah 63. Untuk periode yang
sama, usia rata-rata kematian akibat kanker ovarium adalah 71.3,4,5

Etiologi dan Faktor Resiko

 Faktor Lingkungan

Insidens kanker ovarium tinggi pada Negara – Negara industri. Penyakit ini juga tidak
ada hubungannya dengan obesitas, minum alcohol, merokok, maupun minum kopi. Juga
tidak ada kaitannya dengan penggunaan bedak talcum ataupun intake lemak yang
berlebihan.

 Faktor reproduksi
Makin meningkat siklus haid berovulasi ada hubungannya dengan meningkatnya risiko
timbulnya kanker ovarium. Hal ini dikaitkan dengan pertumbuhan aktif permukaan
ovarium setelah ovulasi. Induksi siklus ovulasi mempergunakan klomifen sitrat
meningkatkan resiko 2 sampai 3 kali. Kondisi yang menyebabkan turunnya siklus ovulasi
menurunkan risiko kanker seperti pada pemakaian pil Keluarga Berencana menurunkan
risiko sampai 50%, bila pil dipergunakan 50 tahun atau lebih ; multiparitas, dan riwayat
pemberian air susu ibu termasuk menurunkan risiko kanker ovarium.

 Faktor Genetik
5% - 10 % penyakit ini karena faktor herediter (ditemukan di keluarga sekurang-
kurangnya dua keturunan dengan kanker ovarium).5 Sebagian kecil dari kanker ovarium
disebabkan oleh mutasi gen yang diwariskan. Gen-gen yang diketahui meningkatkan
risiko kanker ovarium disebut gen kanker payudara 1 (BRCA1) dan gen kanker payudara
2 (BRCA2). Gen ini awalnya diidentifikasi dalam keluarga dengan beberapa kasus
kanker payudara, tapi wanita dengan mutasi ini juga memiliki peningkatan risiko yang
signifikan dari kanker ovarium. Link genetik lain yang dikenal melibatkan sindrom
diwariskan turun-temurun disebut kanker kolorektal nonpolyposis (HNPCC). Perempuan
dalam keluarga HNPCC akan meningkatkan risiko kanker dinding rahim (endometrium),
usus besar, ovarium dan perut.

 Riwayat keluarga kanker ovarium.


 Diagnosis kanker sebelumnya. Jika Anda telah didiagnosa dengan kanker payudara , usus
besar, rektum atau rahim, risiko kanker ovarium meningkat .
 Bertambahnya usia. Risiko Anda meningkat kanker ovarium seiring pertambahan usia.
Kanker ovarium paling sering berkembang setelah menopause, meskipun dapat terjadi
pada usia berapa pun.
 Wanita yang belum pernah hamil memiliki peningkatan risiko kanker ovarium.6

Ada 3 jenis kanker ovarium yang diturunkan yakni:

1. Kanker ovarium site specific family


2. Sindrom kanker payudara – ovarium, yang disebabkan oleh mutasi gen BRCA-1 dan
berisiko sepanjang hidung (lifetime) sampai 85% menimbulkan kanker payudara dan
beriisiko lifetime sampai 50% timbulnya kanker ovarium pada kelompok tertentu.
Walaupun mastektomi profilaksis kemungkinan menurunkan risiko, tetapi presentase
kepastian belum diketahui. Ooforektomia profilaksis mengurangi risiko sampai 2%.
3. Sindroma kanker Lynch tipe II, dimana beberapa anggota keluarga dapat timbul berbagai
jenis kanker, termasuk kanker kolorektalnonpoliposis, endometrium dan ovarium.6

Gejala Klinik

Sebagian besar pasien tidak merasa ada keluhan (95%) dan keluhan – keluhan yang
timbul tidak spesifik seperti :

• Dispareunia
• Berat badan meningkat karena ada asites atau ada massa.
• Rasa penuh pada bagian perut atau kembung
• Ketidaknyamanan atau nyeri pada panggul
• Gangguan pencernaan, mual
• Perubahan kebiasaan buang air besar, seperti konstipasi
• Perubahan kebiasaan berkemih, termasuk peningkatan frekuensi buang air kecil
• Kehilangan nafsu makan atau cepat merasa kenyang
• Peningkatan lingkar perut
• Energi terasa berkurang / Lemas
• Nyeri punggung bawah.7

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik terkadang hasil yang ditemukan normal, tidak tampak kelainan
pada stadium awal dari kanker ovarium, namun dapat pula ditemukan asites, efusi pleura, massa
pada daerah abdominal atau pelvis dan juga obstruksi saluran pencernaan. Sehingga untuk
mempertegak diagnosis diperlukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut.

Pemeriksaan Penunjang
Untuk jenis kanker ovarium jenis epitel dapat dilakukan pemeriksaan terhadap penanda
tumor yaitu CA-125, tumor sel germinal yaitu LDH,hCG,AFP, dan tumor sex cord yaitu inhibin.
Selain itu dapat pula dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang yang lainnya seperti :

• Pemeriksaan darah tepi


• Fungsi hati
• Tes fungsi ginjal, serta biokimia darah lainnya perlu dilakukan.
• Pemeriksaan radiologic berupa foto paru – paru, untuk mengevaluasi metastasis paru,
efusi pleura serta pemeriksaan CT abdomen pelvis.5
• Tes pencitraan seperti computed tomography (CT) scan , magnetic resonance imaging
(MRI) scan, dan USG dapat memastikan apakah massa panggul. Studi-studi ini tidak
dapat memastikan bahwa massa adalah kanker, tetapi berguna jika sedang mencari
penyebaran kanker ovarium ke jaringan dan organ lainnya. USG dapat berguna
menemukan sebuah tumor ovarium d an melihat jika itu adalah massa padat ( tumor )
atau kista berisi cairan. CT scan tidak menunjukkan tumor ovarium yang kecil dengan
baik, tetapi mereka bisa melihat tumor yang lebih besar, dan mungkin dapat melihat
apakah tumor tumbuh ke dalam struktur di dekatnya. CT scan juga dapat menemukan
pembesaran kelenjar getah bening, tanda-tanda kanker menyebar ke hati atau organ
lain , atau tanda-tanda bahwa tumor ovarium mempengaruhi ginjal atau kandung
kemih.
• Bila ada keluhan simptomatis, perlu dilakukan pielografi intravena dan/atau barium
enema untuk evaluasi kandung kemih dan perluasan ke usus.

Klasifikasi:

Jenis kanker ovarium meliputi :

- Kanker yang dimulai di sel-sel di bagian luar ovarium. Disebut tumor epitel, kanker ini
dimulai pada lapisan tipis jaringan yang menutupi bagian luar ovarium. Tumor epiter
terdapat sekitar 65% dari kanker ovarium.
- Kanker yang dimulai di sel-sel yang memproduksi sel telur. Disebut tumor sel germinal,
kanker ovarium ini cenderung terjadi pada wanita muda.
- Kanker yang dimulai di sel-sel yang memproduksi hormon. Kanker ini yang disebut
tumor stroma, dimulai pada jaringan ovarium yang menghasilkan hormon estrogen,
progesteron dan testosteron.8

Klasifikasi Berdasarkan Histopatologi

Jenis epitel (65% kanker ovarium) terdiri dari serosum (20% sampai 50%), musinosum
(15% sampai 25%), yang dapat tumbuh sangat besar (permagna), endometrioid (5% dan kira –
kira 10% bersamaan dengan endometriosis), sel jernih (5% dengan prognosis buruk) dan Brenner
(2% sampai 3%, sebagian besar jinak). Kira – kira 15% dari kanker jenis epitel menunjukkan
potensi keganasan rendah (low potential malignant).

Tumor sel germinal (25% dari semua kanker ovarium) dan yang tersering disgerminoma,
diikuti tumor campuran sel germinal. Tipe lainnya adalah teratoma imatur, koriokarsinoma,
tumor sinus endodermal, dan karsinoma embrional.

Tumor stroma sex cord (5% dari semua kanker endometrium). Yang tersering adalah
tumor sel granulose. Tipe lainnya tumor sel Sertoli – Leydig. Jenis lainnya : sarcoma, tumor,
metastasis.6

Stadium Klasifikasi FIGO 1988

Stadium surgikal pada kanker ovarium

Tumor terbatas pada ovarium.

IA : Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul utuh, tidak ada tumor pada permukaan luar,
tidak terdapat sel kanker pada cairan asites atau pada bilasan peritoneum.

IB : Tumor terbatas pada kedua ovarium, kapsul utuh, tidak terdapat tumor pada permukaan
luar, tidak terdapat sel kanker pada cairan asites atau pada bilasan peritoneum.

IC : Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium dengan tanda – tanda sebagai berikut: kapsul
pecah, tumor pada permukaan luar kapsul, sel kanker positif pada cairan asites atau
bilasan peritoneum.
Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan perluasan ke pelvis.

IIA : Perluasan dan / implant ke uterus dan / atau tuba falopii. tidak terdapat sel kanker pada
cairan asites atau pada bilasan peritoneum.

IIB : Perluasan ke organ pelvis lainnya. tidak terdapat sel kanker pada cairan asites atau pada
bilasan peritoneum.

IIC : Tumor pada stadium IIA/ IIB dengan sel kanker positif pada cairan asites atau pada
bilasan peritoneum.

Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan metastasis ke peritoneum yang dipastikan secara
mikroskopik di luar pelvis dan / atau metastasis ke kelenjar getah bening regional.

IIIA : Metastasis peritoneum mikroskopik di luar pelvis

IIIB : Metastasis peritoneum makroskopik di luar pelvis dengan diameter terbesar 2 cm atau
kurang.

IIIC : Metastasis peritoneum di luar pelvis dengan diameter terbesar lebih dari 2 cm dan / atau
metastasis ke kelenjar getah bening regional

IV : Metastasis jauh di luar rongga peritoneum. Bila terdapat efusi pleura maka cairan pleura
mengandung sel kanker positif. Termasuk metastasis pada parenkim hati.6

Penatalaksanaan Berdasarkan Stadium Kanker Ovarium

Tindakan pembedahan ada dua tujuan yakni pengobatan dan penentuan stadium surgikal.
Terapi pembedahan termasuk histerektomi, salpingo-ooforektomi, omentektomi, pemeriksaan
asites, bilasan peritoneum, dan mengupayakan delbulking optimal (kurang dari 1 cm tumor
residu), limfadenektomi (pengambilan sampel untuk pemeriksaan histopatologi) pada stadium
awal, stadium IA sampai IB derajat 1 dan 2, atau semua stadium pada jenis tumor potensial
rendah ovarium. Kemudian dilakukan observasi dan pengamatan lanjut dengan pemeriksaan CA-
125.

Pasien dengan stadium IA derajat 1 dan 2 jenis epitel mempunyai kesintasan hidup 5
tahun 95% dengan atau pemberian kemoterapi. Beberapa klinikus akan memberikan kemoterapi
pada kanker ovarium derajat 2 stadium IA dan IB derajat 3, stadium II sampai IV : Kemoterapi :
paclitaxel (taxol) dengan carboplatin dan cisplatin.

Setelah selesai pengobatan dengan kemoterapi, ada pilihan 3 yang ditetapkan pada pasien
: observasi, teruskan pengobatan, bila tumor regresi tapi belum hilang seluruhnya dan terapi
konsolidasi dengan kemoterapi lain. Biasanya diberikan hexamethylmelamine secara terus –
menerus untuk menekan agar tidak timbul residif.6

Penatalaksanaan Kanker Ovarium Secara Umum:

- Pembedahan
Pembedahan adalah pengobatan utama untuk kanker ovarium. Banyaknya operasi
yang dijalani tergantung dari perkembangan kanker itu sendiri. Untuk wanita usia subur
yang memiliki beberapa jenis tumor dan kanker yang masih dalam tahap awal,
dimungkinkan untuk mengobati penyakit tanpa melepaskan kedua indung telur dan
rahim.
Untuk kanker ovarium epithelial, operasi memiliki 2 tujuan utama : pementasan
dan debulking (menghilangkan tumor sebanyak mungkin). Tujuan operasi debulking
adalah meninggalkan tidak ada tumor yang lebih besar dari 1 cm. Kanker yang sel
tumornya dapat dihilangkan secara tuntas disebut optimal debulking. Wanita dengan
kanker ini memiliki prospek yang lebih baik untuk bertahan hidup daripada kanker yang
tidak debulked benar (disebut sub - optimal debulking). Wanita dengan kanker ovarium
sub - optimal debulked mungkin perlu menjalani operasi lagi nanti. Untuk jenis lain dari
kanker ovarium (tumor sel germinal dan tumor stroma) , tujuan utama dari pembedahan
adalah untuk mengangkat kanker.
Pembedahan untuk kanker ovarium memiliki 2 tujuan utama. Tujuan pertama
adalah untuk mengetahui tahapan kanker - untuk melihat seberapa jauh kanker telah
menyebar dari ovarium. Biasanya ini berarti mengangkat rahim (operasi ini disebut
histerektomi) , bersama dengan kedua ovarium dan tuba fallopi (ini disebut salpingo -
ooforektomi bilateral atau BSO). Selain itu, omentum juga diangkat (sebuah
omentectomy). Omentum adalah lapisan jaringan lemak yang menutupi isi perut seperti
apron , dan kanker ovarium kadang-kadang menyebar ke jaringan ini. Beberapa kelenjar
getah bening di panggul dan perut yang dibiopsi (diambil untuk melihat apakah mereka
mengandung kanker menyebar dari ovarium).
Jika ada cairan di panggul atau rongga perut , maka cairan tersebut akan diambil
untuk dianalisis. Dokter bedah dapat "mencuci" rongga perut dengan air garam (saline)
dan mengirim cairan tersebut untuk dianalisis. Staging sangat penting karena kanker
ovarium pada tahap yang berbeda diperlakukan berbeda .
Sebagian besar tumor sel germinal ovarium diperlakukan dengan histerektomi dan
salpingo-ooforektomi bilateral . Jika kanker hanya dalam satu ovarium dan pasien masih
ingin untuk dapat memiliki anak , hanya ovarium yang mengandung kanker dan tuba
falopi di sisi yang sama dihapus (meninggalkan yang lainnya tabung ovarium dan tuba
dan rahim).
Tumor stroma ovarium sering hanya terbatas pada satu ovarium , sehingga operasi
mungkin terbatas pada penghapusan ovarium itu . Jika kanker telah menyebar , jaringan
lebih mungkin perlu diangkat. Hal ini bisa berarti histerektomi dan salpingo-ooforektomi
bilateral dan operasi bahkan debulking dapat dilakukan.

- Kemoterapi
Kemoterapi (kemo) adalah penggunaan obat untuk mengobati kanker. Paling sering,
kemoterapi adalah pengobatan sistemik - obat yang diberikan dengan cara yang
memungkinkan mereka untuk memasuki aliran darah dan mencapai semua area tubuh.
Kemoterapi sistemik dapat berguna untuk kanker yang telah metastasis (menyebar).
Selama ini, kemoterapi sistemik menggunakan obat-obatan yang disuntikkan ke
pembuluh darah (IV) atau diberikan melalui mulut. Untuk beberapa kasus kanker
ovarium, kemoterapi juga dapat disuntikkan melalui kateter langsung ke dalam rongga
perut. Ini disebut intraperitoneal (IP) kemoterapi. Obat yang diberikan dengan cara ini
juga diserap ke dalam aliran darah , sehingga kemoterapi IP juga merupakan jenis
kemoterapi sistemik. Kemo untuk kanker ovarium paling sering adalah kombinasi dari 2
atau lebih obat, diberikan IV setiap 3 - 4 minggu. Memberikan 2 atau lebih obat dalam
kombinasi tampaknya lebih efektif dalam pengobatan awal kanker ovarium daripada
memberikan hanya satu obat saja.
Pendekatan standar adalah kombinasi dari senyawa platinum , seperti cisplatin
atau carboplatin , dan taxane , seperti paclitaxel ( Taxol ® ) atau docetaxel ( Taxotere ® )
. Untuk kemoterapi IV , kebanyakan dokter mendukung carboplatin lebih cisplatin karena
memiliki efek samping yang lebih sedikit dan sama efektifnya. Terapi kemoterapi untuk
kanker ovarium epitel melibatkan 3 sampai 6 siklus . Siklus adalah jadwal rutin dosis
obat , diikuti dengan periode istirahat.
Kanker ovarium epitel sering menyusut atau bahkan tampaknya hilang dengan
kemoterapi , tetapi sel-sel kanker pada akhirnya mungkin mulai tumbuh lagi. Jika kemo
pertama tampaknya bekerja dengan baik dan kanker menghilang untuk sementara waktu ,
itu bisa diobati dengan siklus tambahan kemoterapi yang sama yang digunakan pertama
kali. Dalam beberapa kasus , obat yang berbeda dapat digunakan. Beberapa obat kemo
yang membantu dalam mengobati kanker ovarium meliputi:
 Albumin terikat paclitaxel ( menangkap - paclitaxel , Abraxane ® )
 Altretamine ( Hexalen ® )
 Capecitabine ( Xeloda ® )
 Cyclophosphamide ( Cytoxan ® )
 Etoposide ( VP - 16 )
 Gemcitabine ( Gemzar ® )
 Ifosfamide ( IFEX ® )
 Irinotecan ( CPT - 11 , Camptosar ® )
 Liposomal doxorubicin ( Doksorubisin ® )
 Melphalan
 Pemetrexed ( ALIMTA ® )
 Topotecan
 Vinorelbine ( Navelbine ® )

Obat kemoterapi membunuh sel kanker, tetapi juga merusak beberapa sel normal.
Oleh karena itu, dokter akan berhati-hati untuk menghindari atau meminimalkan efek
samping, yang tergantung pada jenis obat, jumlah yang diambil , dan lamanya
pengobatan .
Efek samping yang umum sementara meliputi:
 Mual dan muntah
 Kehilangan nafsu makan
 Kehilangan rambut
 Tangan dan kaki ruam
 Sariawan

Kemoterapi dapat merusak sel-sel darah yang memproduksi sumsum tulang ,


sehingga pasien mungkin memiliki jumlah sel darah rendah . Hal ini dapat
mengakibatkan :
 Meningkatnya kemungkinan infeksi ( disebabkan oleh kekurangan sel darah putih
)
 Pendarahan atau memar setelah luka kecil atau luka ( yang disebabkan oleh
kekurangan trombosit darah )
 Kelelahan ( yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah yang rendah )
 Sindrom myelodysplastic atau leukemia myeloid akut

Kebanyakan efek samping menghilang setelah pengobatan dihentikan. Rambut


akan tumbuh kembali setelah perawatan berakhir, meskipun mungkin terlihat berbeda.
Beberapa obat kemoterapi dapat memiliki efek jangka panjang atau bahkan sisi
permanen. Sebagai contoh, cisplatin dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Untuk
mencegah hal ini, dokter memberikan banyak cairan IV sebelum dan sesudah obat ini
diberikan. Kedua cisplatin dan taxanes dapat menyebabkan kerusakan saraf / neuropati.
Hal ini dapat menyebabkan masalah dengan mati rasa, kesemutan, atau bahkan rasa sakit
di tangan dan kaki. Cisplatin juga dapat merusak saraf telinga, yang dapat menyebabkan
gangguan pendengaran / ototosik. Kemo juga dapat menyebabkan menopause dini dan
infertilitas yang mungkin permanen.
Jarang , beberapa obat kemo secara permanen dapat merusak sumsum tulang .
Dalam intraperitoneal (IP) kemoterapi untuk kanker ovarium, selain memberikan
kemoterapi paclitaxel obat IV, obat cisplatin dan paclitaxel yang disuntikkan ke dalam
rongga perut melalui kateter (tabung tipis). Pemberian kemoterapi dengan cara ini
memberikan dosis yang paling terkonsentrasi dari obat untuk sel-sel kanker di dalam
rongga perut. Kemo ini juga akan diserap ke dalam aliran darah sehingga bisa mencapai
sel-sel kanker di luar rongga perut. Kemoterapi IP bekerja dengan baik , tetapi efek
samping sering lebih parah daripada dengan kemoterapi biasa. Dalam sebuah penelitian
terhadap wanita dengan kanker ovarium tingkat lanjut, wanita mendapatkan kemoterapi
IP mengalami nyeri lebih perut, mual , muntah , dan efek samping selain wanita
mendapatkan kemoterapi melalui pembuluh darah. Efek samping ini benar-benar
membuat beberapa wanita menghentikan pengobatan mereka awal. Namun, para wanita
mendapatkan kemoterapi IP hidup lebih lama daripada wanita mendapatkan kemoterapi
biasa.
Kemoterapi IP saat ini hanya diberikan kepada beberapa wanita dengan kanker
ovarium yang telah menyebar ke bagian dalam perut. Kemudian karena IP bisa sangat
beracun , perempuan harus memiliki fungsi ginjal normal dan berada dalam kondisi
secara keseluruhan baik untuk dokter mereka harus bersedia untuk mencoba IP kemo.
Mereka juga tidak bisa memiliki banyak adhesi atau jaringan parut di dalam perut mereka
karena hal ini dapat mencegah kemoterapi menyebar dengan baik.

Pasien dengan kanker sel germinal sering harus diobati dengan kombinasi
kemoterapi . Kombinasi yang paling sering digunakan disebut PEB ( atau BEP ) , dan
termasuk obat kemoterapi cisplatin (Platinol) , etoposid , dan bleomycin. Disgerminoma
biasanya sangat sensitif terhadap kemoterapi, dan kadang-kadang dapat diobati dengan
kombinasi kurang beracun dari carboplatin dan etoposid.
Kombinasi obat lainnya dapat digunakan jika kanker tidak menanggapi
pengobatan atau untuk mengobati kanker yang telah berulang ( kembali ) . Ini termasuk :
 TIP : paclitaxel ( Taxol ) , ifosfamide , dan cisplatin
 VeIP : vinblastine , ifosfamide , dan cisplatin
 VIP : etoposid ( VP - 16 ) , ifosfamide , dan cisplatin
Kemo untuk tumor germ cell memiliki beberapa risiko yang sama dan efek
samping sebagai kemoterapi untuk kanker ovarium epitel. Ini termasuk mual / muntah,
rambut rontok, neuropati, infertilitas, dan menopause dini juga dapat terjadi .
Perkembangan selanjutnya dari leukemia jarang terjadi. Bleomycin dapat menyebabkan
kerusakan paru-paru, sehingga beberapa dokter memesan tes fungsi paru-paru sebelum
menggunakan obat ini. Ifosfamide dapat menyebabkan sistitis hemoragik (iritasi dan
perdarahan dari lapisan kandung kemih).
Tumor stroma ovarium tidak sering diobati dengan kemoterapi.

- Terapi hormon
Terapi hormon adalah penggunaan hormon atau obat hormon - blocking untuk
melawan kanker. Jenis terapi sistemik jarang digunakan untuk mengobati kanker ovarium
epithelial, tetapi lebih sering digunakan untuk mengobati tumor stroma ovarium.
Luteinizing hormon - releasing hormone ( LHRH ) agonis. Agonis LHRH (
kadang-kadang disebut agonis GnRH ) menghentikan produksi estrogen oleh indung
telur. Obat ini digunakan untuk menurunkan kadar estrogen pada wanita yang
premenopause. Contoh agonis LHRH termasuk goserelin (Zoladex ®) dan leuprolide
(Lupron ®). Obat ini disuntikkan setiap 1 sampai 3 bulan. Efek samping bisa termasuk
salah satu gejala menopause, seperti hot flashes dan kekeringan vagina. Jika mereka
diambil untuk waktu yang lama (tahun), obat ini dapat melemahkan tulang (kadang-
kadang menyebabkan osteoporosis).
Tamoxifen adalah obat yang sering digunakan untuk mengobati kanker payudara.
Hal ini juga dapat digunakan untuk mengobati tumor stroma ovarium dan jarang
digunakan untuk mengobati kanker ovarium lanjut epitel. Tamoxifen bertindak sebagai
anti - estrogen dalam berbagai jaringan dalam tubuh, tetapi terkadang dapat sebagai
estrogen lemah. Tujuan terapi tamoxifen adalah untuk menjaga setiap estrogen yang
beredar dalam tubuh wanita dari merangsang pertumbuhan sel kanker. Kegiatan anti -
estrogen dari obat ini dapat menyebabkan hot flashes dan kekeringan vagina. Karena
tindakan tamoxifen seperti estrogen lemah di beberapa area tubuh, tidak menyebabkan
kehilangan tulang dan dapat meningkatkan risiko pembekuan darah serius di kaki.
Aromatase inhibitor adalah obat yang menghalangi enzim (disebut aromatase)
yang mengubah hormon lain menjadi estrogen pada wanita pasca-menopause. Obat ini
tidak menghentikan indung telur dari membuat estrogen, sehingga mereka hanya
membantu dalam menurunkan kadar estrogen pada wanita setelah menopause. Obat ini
terutama digunakan untuk mengobati kanker payudara, tetapi juga dapat digunakan untuk
mengobati beberapa tumor ovarium stroma yang rekuren setelah perawatan. Yang
termasuk obat ini adalah letrozole (Femara ®), anastrozole (Arimidex ®), dan
exemestane (Aromasin ®). Obat ini dalam bentuk pil dan diminum sekali sehari.

- Terapi target
Terapi Target adalah jenis yang lebih baru pengobatan kanker yang menggunakan
obat-obatan atau zat lain untuk mengidentifikasi dan menyerang sel kanker saat
melakukan sedikit kerusakan sel-sel normal. Terapi ini menyerang inner sel kanker.
Setiap jenis terapi yang ditargetkan bekerja secara berbeda, tetapi semua mengubah cara
sel kanker tumbuh, membagi, perbaikan itu sendiri, atau berinteraksi dengan sel lain .
Obat terapi bertarget yang telah dipelajari yang paling dalam kanker ovarium
adalah bevacizumab (Avastin ®). Obat ini membantu memblokir sinyal bahwa sel-sel
kanker mengirimkan menyebabkan pembuluh darah baru untuk membentuk tumor baru
untuk menyehatkan. Dalam studi, bevacizumab telah terbukti untuk mengecilkan atau
memperlambat pertumbuhan kanker ovarium lanjut. Ujian untuk melihat apakah
bevacizumab bekerja lebih baik bila diberikan bersama dengan kemoterapi telah
menunjukkan hasil yang baik dalam hal menyusut (atau menghentikan pertumbuhan)
tumor. Tapi itu belum ditunjukkan untuk membantu wanita hidup lebih lama.
Bevacizumab belum disetujui oleh Food and Drug Administration untuk mengobati
kanker ovarium , tetapi telah disetujui untuk mengobati kanker lainnya. Ini mungkin
pilihan pengobatan untuk beberapa wanita. Obat terapi target lain sedang diteliti .

- Terapi radiasi
Terapi radiasi menggunakan energi tinggi sinar-x atau partikel untuk membunuh
sel kanker. X-ray ini dapat diberikan dalam prosedur yang jauh seperti memiliki
(diagnostik) x - ray biasa. Dalam radiasi masa lalu digunakan lebih sering untuk kanker
ovarium , tapi sekarang terapi radiasi jarang digunakan sebagai pengobatan utama untuk
kanker.
Terapi radiasi sinar eksternal, dalam prosedur ini , radiasi dari mesin di luar tubuh
difokuskan pada sel kanker. Ini adalah jenis utama dari terapi radiasi digunakan untuk
mengobati kanker ovarium. Perawatan diberikan 5 hari seminggu selama beberapa
minggu. Setiap pengobatan hanya berlangsung beberapa menit dan mirip dengan
memiliki x - ray biasa. Seperti dengan x - ray biasa, radiasi melewati kulit dan jaringan
lain sebelum mencapai tumor. Waktu yang sebenarnya dari paparan radiasi sangat pendek
, dan sebagian besar kunjungan dihabiskan mendapatkan pasien tepat diposisikan
sehingga radiasi ditujukan secara akurat pada kanker.

Beberapa efek samping yang umum termasuk :


 Perubahan kulit - kulit di daerah yang dirawat mungkin terlihat dan merasa
terbakar matahari atau bahkan melepuh dan mengelupas
 Kelelahan
 Mual
 Diare
 Iritasi vagina
Efek samping ini membaik setelah pengobatan dihentikan. Perubahan kulit secara
bertahap memudar , dan kulit kembali normal dalam 6 sampai 12 bulan.
Terapi radiasi juga dapat diberikan sebagai implan bahan radioaktif, yang disebut
brachytherapy, ditempatkan di dekat sel kanker. Hal ini jarang dilakukan untuk kanker
ovarium.
Fosfor radioaktif digunakan di masa lalu, tetapi tidak lagi merupakan bagian dari
pengobatan standar untuk kanker ovarium. Untuk pengobatan ini, larutan fosfor
radioaktif ditanamkan ke dalam perut. Solusinya masuk ke sel-sel kanker yang melapisi
permukaan perut dan membunuh sel tersebut. Terapi ini memiliki sedikit efek samping
langsung tetapi dapat menyebabkan jaringan parut dari usus dan menyebabkan masalah
pencernaan, termasuk penyumbatan usus.7
Strategi Pencegahan Wanita Berisiko Tinggi

 Konseling genetik dan Skrining untuk Gen BRCA. Pedoman terbaru dari Preventive
Services Task Force (USPSTF) merekomendasikan pengujian BRCA bagi perempuan
yang berisiko tinggi untuk kanker ovarium. USPSTF tidak merekomendasikan konseling
rutin genetik atau pengujian untuk gen BRCA pada wanita berisiko rendah (tidak ada
riwayat keluarga mutasi genetik BRCA1 atau BRCA2).
 Skrining dengan USG atau Tes Darah.
 Skrining perempuan berisiko tinggi tidak dianjurkan :
USG transvaginal tidak membantu untuk mengidentifikasi kanker ovarium stadium awal
pada wanita berisiko tinggi . Selain itu, USG tidak memberikan informasi spesifik yang
cukup untuk andal menentukan massa abnormal kanker atau bukan kanker.
CA- 125 tes darah tidak disetujui untuk skrining pada populasi umum.
Bukti menunjukkan bahwa tes skrining tidak membantu mencegah kematian akibat
kanker ovarium. Selain itu, tes ini menghasilkan tingkat tinggi " positif palsu, " yang
berarti bahwa perempuan mungkin salah sasaran tes yang tidak perlu invasif untuk
kanker ovarium.
 Pengangkatan Ovarium (Ooforektomi). Operasi pengangkatan indung telur , yang disebut
ooforektomi , secara signifikan mengurangi risiko kanker ovarium. Ketika digunakan
untuk secara khusus mencegah kanker ovarium pada wanita berisiko tinggi, prosedur ini
disebut ooforektomi profilaksis. Ooforektomi profilaksis adalah sekitar 95 %
perlindungan terhadap kanker ovarium dan dianjurkan untuk wanita berisiko tinggi untuk
kanker ovarium. Para perempuan ini umumnya memiliki BRCA1 atau BRCA2 mutasi
genetik, atau memiliki dua atau lebih kerabat tingkat pertama yang telah menderita
kanker ovarium.
Ooforektomi bilateral adalah pengangkatan kedua indung telur. Salpingo-ooforektomi
bilateral adalah pengangkatan kedua saluran tuba ditambah kedua ovarium. Beberapa
penelitian terbaru menunjukkan bahwa salpingo - ooforektomi sangat efektif dalam
mengurangi risiko kanker ovarium pada wanita yang membawa mutasi BRCA1 atau
BRCA2.
Bahkan setelah ooforektomi , perempuan dalam kelompok berisiko tinggi untuk kanker
ovarium masih memiliki risiko untuk perkembangan kanker pada peritoneum (selaput
tipis yang melapisi bagian dalam perut).
Wanita premenopause harus menyadari bahwa ooforektomi menyebabkan menopause
langsung, yang menimbulkan risiko untuk beberapa masalah kesehatan, termasuk
penyakit jantung dan osteoporosis . Pengganti estrogen , diberikan untuk jangka waktu
tertentu , dapat membantu mengimbangi masalah ini tetapi dapat menyebabkan masalah
sendiri. Wanita yang memiliki ooforektomi bilateral dan tidak menerima terapi
penggantian hormon mungkin mengalami panas berkedip lebih parah dibandingkan
wanita yang memasuki masa menopause alami.8

Tingkat Kelangsungan Hidup Penderita Kanker Ovarium

Tingkat kelangsungan hidup kanker ovarium jauh lebih rendah daripada kanker jenis lain
yang mempengaruhi perempuan. Tingkat kelangsungan hidup bervariasi tergantung pada tahap
diagnosis. Wanita yang didiagnosis pada tahap awal memiliki jauh lebih tinggi tingkat
kelangsungan hidup lima tahun dibandingkan mereka yang didiagnosis pada tahap berikutnya.
Hanya sekitar 15 persen pasien kanker ovarium didiagnosis dini. Wanita yang didiagnosis
dengan kanker ovarium pada tahun 1975 memiliki tingkat kelangsungan hidup lima tahun 36
persen; hari ini, American Cancer Society memperkirakan tingkat kelangsungan hidup lima
tahun menjadi 43 persen.

Prognosis

Untuk semua jenis kanker ovarium yang diambil bersama-sama, sekitar 3 dari 4 wanita
dengan kanker ovarium hidup selama setidaknya 1 tahun setelah diagnosis. Hampir setengah
(46%) dari wanita dengan kanker ovarium yang masih hidup setidaknya 5 tahun setelah
diagnosis. Wanita didiagnosis ketika mereka lebih muda dari 65 lebih baik dari wanita yang
lebih tua.
Stadium I

Relative 5-Year
Stage Survival Rate

I 89%

IA 94%

IB 91%

IC 80%

Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium stadium I memiliki prognosis yang sangat
baik. Saya pasien Tahap I dengan tumor kelas memiliki ketahanan hidup 5 tahun lebih dari 90%,
seperti yang dilakukan pasien dalam tahap IA dan IB. Tingkat kelangsungan hidup seringkali
didasarkan pada studi dari sejumlah besar orang, tetapi mereka tidak dapat memprediksi apa
yang akan terjadi dalam hal apapun orang tertentu. Faktor-faktor lain mempengaruhi prognosis
wanita, termasuk kesehatannya secara umum, kelas kanker, dan seberapa baik kanker merespon
pengobatan.

Stadium II

Relative 5-Year
Stage Survival Rate

II 66%

IIA 76%

IIB 67%
IIC 57%

Kebanyakan wanita didiagnosis dengan kanker ovarium Tahap II memiliki tingkat


kelangsungan hidup lima tahun sekitar 66%.

Stadium III

Relative 5-Year
Stage Survival Rate
III 34%

IIIA 45%

IIIB 39%

IIIC 35%

Kebanyakan wanita didiagnosis dengan kanker ovarium Tahap III memiliki tingkat
kelangsungan hidup lima tahun sekitar 34%.

Stadium IV

Kebanyakan wanita didiagnosis dengan kanker ovarium Tahap IV memiliki tingkat


kelangsungan hidup lima tahun sekitar 18%.9

Faktor Prognosis

Faktor – faktor yang memperbaiki prognosis termasuk derajat diferensiasi rendah,


stadium awal, tumor ganas potensi rendah, debulking optimal, dan usia muda.

Sementara itu faktor yang memperburuk prognosis termasuk karsinoma sel jernih, jenis
serosum, stadium lanjut, adanya asites, debulking yang tidak optimal, derajat diferensiasi
tinggi/buruk, dan usia tua.6
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kanker ovarium merupakan kanker yang menyerang wanita dan memiliki angka
kelangsungan hidup terendah dibandingkan dengan kanker payudara dan kanker endometrium.
Kanker ovarium memeiliki beberapa faktor risiko diantaranya adalah faktor lingkungan, faktor
reproduksi, faktor genetik, riwayat keluarga, usia, dan infertilitas. Gejala klinis dari kanker
ovarium pada sebagian besar pasien tidak merasa ada keluhan / asimptomatik (95%) dan jika
terdapat keluhan, keluhan – keluhan yang timbul tidak spesifik. Kanker ovarium memiliki
klasifikasi berdasarkan histopatologinya yaitu berasal dari epitel, stroma, dan germ cell. Terapi
untuk kanker ovarium juga disesuaikan dengan histopatologi dan stadium dari penderita kanker.
Pencegahan bagi kanker ovarium adalah dengan melakukan konseling genetik, skrining Ca-125
dan juga pengangkatan ovarium bagi wanita berisiko tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Heffner LJ, Schust DJ. At a glance system reproduksi. Edisi ke-2. Jakarta :
Erlangga.2006.h.90-1.

2.Norwitz, Errol dan Schorge, John, 2007. At a Glance Obstetri & Ginekologi Edisi kedua.
Penerbit Erlangga. Jakarta.

3. Surveillance, Epidemiology, and End Results Program/ Ovarian cancer. Diunduh dari :
http://seer.cancer.gov/statfacts/html/ovary.html. Pada tanggal 20 Juni 2014.
4. Ovarian Cancer National Alliance. Ovarian cancer. Diunduh dari :
http://www.ovariancancer.org/about-ovarian-cancer/statistics/. Pada tanggal 20 Juni
2014.
5. Centers for Disease Control and Prevention. Ovarian cancer rates by rate and ethnicity.
Edisi 12 Agustus 2013. Diunduh dari :
http://www.cdc.gov/cancer/ovarian/statistics/race.htm. Pada tanggal 20 Juni 2014.
6. Prawirohardjo S, Wijknjosastro H, Sumapraja S, Saifuddin AB. Ilmu Kandungan. Edisi
ketiga. Jakarta : PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2011. h.307-11.
7. Mayo Clinic. Disease and conditions ovarian cancer. Edisi 10 November 2012. Diunduh
dari : http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ovarian-
cancer/basics/definition/CON-20028096. Pada tanggal 20 Juni 2014.
8. American Cancer Society. Ovarian cancer. Diunduh dari :
http://www.cancer.org/cancer/ovariancancer/ Pada tanggal 20 Juni 2014.
9. Ovarian Cancer Research Fund. Ovarian cancer staging. Diunduh dari:
http://www.ocrf.org/about-ovarian-cancer/treatment-of-ovarian-cancer/staging-and-
grading/stage-iv. Pada tanggal 20 Juni 2014.

Anda mungkin juga menyukai