Di Susun Oleh :
Astriyanti 185050039
Desi Oktavia Sari 185050040
Khairunisa 185050041
Khasanah Pratiwi 185050043
Sri Suhartinah 185050038
Windi Astuti 185050042
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah pada mata kuliah Dasar Patologi dengan makalah
yang berjudul “Pasar Monopolistik”.
Dalam penyusunan tugas dan materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan teman-teman yang telah memberikan dukungan moril sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehinng tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.
Penyusun,
Kelompok III
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia hidup tidak lepas dari berbagai hal yang disebut kebutuan sehari-hari. Mulai dari
kebutuhan primer (kebutuhan yang paling utama atau kebutuhan tingkat satu seperti pangan,
sandang dan papan), kebutuhan sekunder (kebutuhan tingkat dua setelah kebutuhan primer
seperti peralatan mandi, obat-obatan dan alat tulis), sampai kebutuhan tersier (kebutuhan tingkat
tiga setelah kebutuhan primer dan sekunder seperti kendaraan, radio, dan alat rias wajah). Untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, manusia dapat mengandalkan hasil alam kemudian
mengolahnya menjadi barang yang memiliki daya guna lebih. Selain memanfaatkan hasil alam,
manusia juga menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penunjangnya.
Namun seperi yang kita ketahui, tidak semua manusia memiliki keahlian atau
kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya. Masyarakat Indonesia pernah melalui zaman
dimana mereka memenuhi kebutuhan hidupnya dengan melakukan barter. Namun sistem barter
kurang efektif karena barang yang menjadi objek barter memiliki nilai tukar yang tidak sama.
Oleh karena itu diciptakanlah alat tukar yang disebut uang. Uang yang digunakan sampai saat ini
adalah uang berbentuk uang kertas dan uang logam. Mata uang yang menjadi mata uang di
Indonesia adalah rupiah.
Adanya uang membuat manusia yang memiliki keahlian dan kemampuan menghasilkan
barang kebutuhan, membuka sistem jual beli atau berdagang. Para pedagang atau produsen
menjual barang atau jasa kepada para pembeli atau konsumen. Seiring dengan bertambah
banyaknya produsen maka dibentuklah suatu sistem yang disebut pasar. Pasar adalah adalah
salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana
usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Pasar
terbagi menjadi dua yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna. Pasar
persaingan tidak sempurna terbagi lagi menjadi tiga yaitu pasar monopoli, pasar oligopoli dan
pasar monopolistik.
Pasar di Indonesia didukung oleh sumber daya alam yang melimpah yang
memungkinkan untuk seseorang memproduksi barang dengan jumlah yang banyak sehingga
dengan mudah setiap produsen mendapat bahan untuk berproduksi. Ketika banyak produsen
memproduksi barang yang sama, walaupun dengan kemasan, merk dan kualiatas yang berbeda.
Maka disnilah terjadi pasar persaingan monopolistik. Dalam makalah ini, penulis makalah akan
membahas lebih rinci mengenai pasar monopolistik.
PEMBAHASAN
Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli
barang ataupun jasa. Manusia dalam memenuhi kebutuhannya pasti membutuhkan pasar, karena
seperti yang kita ketahui, di pasar lah barang kebutuhan manusia tersedia.
1) Menurut Stanton, pasar adalah tempat bagi sekelompok manusia yang berkeinginan untuk
membelanjakan uang yang dimilikinya sebagai bentuk kepuasan.
2) Menurut H. Nystrom, pasar adalah suatu aktivitas yang salah satu pihaknya menyalurkan
atau memberikan barang atau jasa kepihak lain. Pihak yang memberikan barang atau jasa disebut
pihak pembeli sedangkan yang menyalurkan disebut pihak produsen.
3) Menurut Philip dan Duncan, pasar adalah suatu langkah yang dipakai atau digunakan untuk
menempatkan barang dari tangan produsen ke tangan konsumen yang bersifat tangible.
1) Pasar Monopoli : pasar yang penjual suatu barang di pasar hanya satu orang. Contohnya
PT Kereta Api Indonesia
2) Pasar Oligopoli : pasar yang didalamnya terdapat beberapa penjual dengan dipimpin
oleh salah satu dari penjual tersebut mengendalikan tingkat harga barang. Contohnya perusahaan
Otomotif Astra Indonesia.
3) Pasar Monopolistik : Pasar monopolistik adalah salah satu bentuk pasar dimana
terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam
beberapa aspek.
Pasar monopolistik adalah salah satu bentuk pasar dimana terdapat banyak produsen yang
menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada
pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter
tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya.
Produsen atau penjual di pasar ini jumlahnya sangat tidak terbatas tetapi barang atau
produk yang dihasilkan setiap produsen memiliki karakter tersendiri yang membedakannya pada
barang lainnya. Contohnya seperti : sikat gigi, sabun, shampo, pasta gigi, dan lain-lain.
Didalam pasar Monopolistik, harga tidak menjadi faktor utama dalam penentu angka
penjualan namun bagaimana persepsi konsumen terhadap produk yang dijual. Dalam hal ini,
perusahaan yang ada di pasar monopolistik harus selalu aktif dalam melakukan promosi terhadap
produk sekaligus yang dijual untuk menjaga citra perusahaan.
2.1 Contoh Pasar Monopolistik
Pada pasar monopolistik terdapat suatu diferensi produk, hal ini dapat memberikan
kebebasan kepada konsumen dalam mencari produk yang akan dibeli, pada umumnya konsumen
tidak mudah berpindah pada produk lain walaupun banyak sekali produk baru yang telah
tersedia.
Differensiasi produk adalah usaha untuk membedakan produk yang dihasilkan oleh
perusahaan untuk memberikan daya tarik baik langsung maupun tidak langsung kepada
konsumen dibandingkan perusahaan lain yang menghasilkan produk yang sama atau sejenis
ataupun yang berbeda.
Jumlah perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik banyak. Di Indonesia dapat dilihat
begitu banyaknya merek pakaian dan sepatu. Banyaknya perusahaan menyebabkan
keputusan perusahaan tentang harga dan output tidak perlu harus memperhitungkan reaksi
perusahaan lain, karena setiap perusahaan menghadapi kurva permintaannya masing-masing.
Laba super normal yang dinikmati perusahaan mengundang perusahaan pendatang untuk
memasuki indsutri. Jika mereka mampu bertahan, dalam jangka panjang dapat mengalahkan
perusahaan yang lain. Tetapi jika kalah mereka harus keluar, agar kerugian tidak menjadi
lebih besar. Sama halnya dengan pasar persaingan sempurna, dalam pasar persaingan
monopolistik proses masuk keluar akan terhenti bila semua perusahaan hanya memperoleh
laba normal.
Meskipun demikian, pasar ini tidak memiliki produsen atau penjual sebanyak pasar persaingan
sempurna dan tidak ada satu pun produsen yang mempunyai skala produksi yang lebih besar dari
produsen lainnya.
2. Barang yang diproduksi dan diperjualbelikan berbeda corak (ukuran, mutu, dan satuan
harga)
Apabila kita lihat secara fisik suatu produk , akan tanpak jelas perbedaan tersebut. Maka kita
dapat membedakan mana produk suatu perusahaan dengan product perusahaan yang lainnya. Di
samping perbedaan dalam bentuk fisik , juga terdapat perbedaan dalam bentuk bungkus atau
pembungkusan product, dan ada pula yang berbeda dalam cara membayar barang yang akan di
beli. Akibat dari berbagai macam perbedaan ini , barang yang di produksi oleh perusahaan pasar
monopolistis ini tidak bersifat barang pengganti sempurna akan tetapi ia bersifat barang
pengganti yang dekat.
3. Perusahaan tidak memiliki kekuatan penuh untuk mempengaruhi harga dan menentukan
harga
Sama seperti Pasar Persaingan Sempurna, dalam Pasar Monopolistik produsen dapat bebas
masuk dan keluar pasar. Bebas masuk dan keluar pasar yang dimaksud adalah tidak ada halangan
bagi produsen baru yang ingin menjual produk mereka dalam pasar atau produsen lama yang
ingin keluar dari pasar.
Diferensiasi produk adalah ketika produsen memproduksi produk yang sedikit berbeda namun
serupa dengan produk pesaingnya. Sebagai contoh; Adidas, Nike, Skechers, Fila, dan Puma
sama-sama memproduksi running shoes, namun tiap produk mereka memiliki ciri khas
tersendiri. Dalam pasar monopolistik, ketika harga dari salah satu produsen naik sedangkan
harga produk dari produsen lain tetap konstan, maka permintaan akan produk tersebut akan
turun. Contoh ketika Adidas menaikan harga running shoesnya namun Nike, Skechers, Fila, dan
Puma tidak, maka konsumer akan beralih untuk membeli produk substitusinya. Diferensiasi
produk sendiri dapat dilakukan dari segi karakteristik produk maupun dari segi kualitas produk.
7. Masing-masing produsen bersaing dari segi kualitas, harga, serta cara pemasaran produk
mereka
Karena produk yang ada pada pasar monopolistik cenderung serupa, maka produsen akan
bersaing dari segi kualitas, harga, serta cara pemasaran produk mereka masing-masing. Produsen
akan berlomba-lomba memperbaiki kualitas produknya seperti melalui desain produk mereka
ataupun servis yang diberikan kepada konsumen. Dari kualitas produk tersebut, produsen dapat
mengatur harga produknya. Ketika produk yang diproduksi memiliki kualitas yang tinggi, maka
produsen dapat memberikan harga yang tinggi pada produk tersebut. Namun, produsen harus
meyakinkan konsumen bahwa produk mereka adalah produk dengan harga yang tinggi tersebut
juga memiliki high quality. Oleh sebab itu, untuk meyakinkan konsumen, produsen harus
melakukan trik pemasaran yang tepat seperti membuat kemasan yang lebih mewah, memberikan
insentif seperti bonus produk lain, ataupun melalui iklan-iklan yang menyatakan bahwa produk
mereka lebih baik dibandingkan produk lain yang serupa.
Kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan monopolistik lebih
elastis dari yang dihadapi monopoli. Tetapi tidak sampai mencapai elastis sempurna
sebagaimana kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan dalam pasar
persaingan sempurna.
Keseimbangan jangka pendek dan panjang pasar persaingan monopolistic di bagi menjadi
dua :
Di dalam bagian ini analisis yang dibuat hanya meliputi penilaian ke atas efek dari pasar
bersifat persaingan monopolistis kepada penggunaan sumber-sumber daya, dorongan untuk
mengembangkan teknologi dan melakukan inovasi, dan corak distribusi pendapatan. Salah satu
kegiatan penting yang dilakukan oleh perusahaan monopolistis adalah melakukan promosi
penjualan secara iklan.
Kebaikan dan keburukan dari kegiatan ini akan dinilai dalam bagian berikut.
Biaya ; produksi per unit adalah pada tingkat yang paling minimum
- Biaya per unit adalah Ps.
- Harga yang berlaku di pasar adalah PS.
- Jumlah barang yang diproduksikan adalah Qs.
Biaya · produksi per unit perusahaan monopolistis adalah lebih tinggi dari biaya produksi
per unit yang paling minimum.
Kepada para konsumen, barang yang sejenis tetapi berbeda tersebut menimbulkan
suatu keuntungan pula, yaitu pilihan mereka untuk membeli sesuatu barang menjadi lebih
beraneka ragam. Ini memungkinkan mereka memilih barang yang benar-benar sesuai
dengan keinginan. Seperti telah disinggung sebelum ini, ahli-ahli ekonomi banyak- yang
memandang pilihan yang beraneka ragam itu sebagai suatu kompensasi terhadap ketidak
efisienan persaingan monopolistis di dalam menggunakan, sumber-sumber daya.
Dari ketiga jenis iklan ini, yang dilakukan perusahaan dalam pasar persaingan
monopolistis adalah jenis iklan yang pertama dan iklan jenis pertama terutama digunakan
pada waktu perusahaan memperkenalkan hasil-hasil produksinya yang baru. Sedangkan
iklan jenis kedua digunakan untuk mempertahankan kedudukannya di pasar
I. Terjadi ketidak efesienan produksi karena produsen tidak berproduksi pada Biaya rata-
rata Minimum. Hal ini akibat dari kurva permintaan yang menurun harus bersinggungan
dengan AC, sehingga tidak mungkin terjadi AC minimum melainkan pada saat AC
menurun. Inimenandakan bahwa perusahaan dalam jangka panjang masih belum
memanfaatkan adanya economies of scale secara penuh, sehingga terjadi pemborosan
sumber ekonomimasyarakat.
II. Konsumen masih harus membayar harga produk yang lebih tinggi dari ongkos
marginaluntuk menghasilkan produk tersebut (P>MC). Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat masihmengalami kerugian akibat adanya kekuasaan monopoli perusahaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://govindabright.blogspot.com/2015/07/makalah-pasar-monopolistik.html
http://devidevristyana.blogspot.com/2014/11/makalah-pasar-persaingan-monopolistik.html