Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

DOSEN: AFRIZAL,S.Sos,M.Si

DISUSUN OLEH: ARDO FAHLEFI

JURUSAN ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UUNIVERSITAS NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
2020/2021
KATA PENGANTAR
            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana berkat rahmat dan
hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Shlawat beriring
salam tak lupa kami hadiahkan untuk junjungan alam nabi besar Muhammad SAW, karena
berkat perjuangan dan jasa-jasa beliaulah kita dapat merasakan alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini.
            Dalam penyusunan makalah ini penulis mengangkat tema tentang “Manajemen
Keuangan Dalam Sektor Publik”. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan informasi dan
pengetahuan baru kepada para pembaca serta dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
            Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak memiliki kekurangan
dan kelemahan dalam segi penulisan.Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun, guna untuk memperbaiki kualitas makalah penulis selanjutnya.

                                                                                                            Penulis


DAFTAR ISI
    
KATA PENGANTAR...................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
         I.a  Latar Belakang..................................................................... 1
         I.b  Tujuan.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
II.a Pengertian Manajemen Keuangan.................................. 2                 
II.b Sifat Dasar Perusahaan....................................................3
II.c Perkembangan Peranan Manajemen Keuangan.............. 4
II.d Pihak-Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan....... 5
II.e Fungsi Anggaran Sektor Publik…….............................. 5
II.f Karakteristik Anggaran Sektor Publik............................. 6
II.g Prinsip Anggaran Sektor Publik...................................... 6
II.h Jenis Anggaran................................................................ 7
II.i Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik.................... 8
II.j Tujuan Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik…… 9
II.k.Kaidah Belanja Negara Dalam Islam…………………...10
II.l. Analisis Kebijakan Pengeluaran Negara ……………….11
BAB III PENUTUP
III.a Kesimpulan....................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN

I.a Latar Belakang


            Manajemen keuangan adalah sebuah system yang harus ada dalam setiap instansi baik
perusahaan swasta, maupun  perusahaan milik pemerintah. Dengan adanya manajemen keuangan
yang baik tentunya akan memberikan dampak yang baik pula dalam sebuah perusahaan. Pada
umumnya manajemen keuangan dalam suatu perusahaan baik swasta maupun public akan
berusaha mencari sumber modal yang kemudian dijadikan odal untuk kegiatan produksi baik itu
memproduksi barang ataupun jasa.
            Dalam makalah ini penulis mencoba menuangkan pemahaman tentang fungsi dari
manajemen keuangan khususnya pada sector public. Bagaimana cara pengimplementasian
konsep-konsep manajemen yang ada dalam sector public dan memahami kendala-kenada dalam
pekasanaan fungsi manajemen dalam sector public tersebut.
I.b Tujuan Penulisan
            Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui Pengertian dari manajemen keuangan
2.      Mengetahui tugas-tugas dari seorang manajer keuangan
3.      Mengetahui fungsi dari manajemen dalam sector public
4.      Memenuhi tugas matakuliah Manajemen Keuangan Sektor Publik
BAB II
PEMBAHASAN
II.a Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk
memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya se-efektif, se-efisien,
seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba. Aktivitas itu meliputi :
II.a.1 Aktivitas Pembiayaan ( FinancingActivity )
Aktivitas pembiayaan ialah kegiatan pemilik dan manajemen perusahaan untuk mencari
sumber modal ( sumber eksternal dan internal ) untuk membiayai kegiatan bisnis.
A.Sumber eksternal
1.      Modal Pemilik atau modal sendiri (Owner Capital atau Owner Equity). Atau modal saham
(Capital Stock ) yang terdiri dari : Saham Istimewa (Preferred Stock) dan Saham Biasa
(Common Stock).
2.      Utang (Debt), Utang Jangka Pendek (Short-term Debt) dan Utang Jangka Panjang (Long-
term Debt).
3.      Lain-lain, misalnya hibah.
B. Sumber Internal :
1.      Laba Ditahan (Retained Earning)
2.      Penyusutan, amortisasi, dan Deplesi ( Depreciation, Amortization, dan Deplention)
3.      Lain-lain, misalnya penjualan harta tetap yang tidak produktif.
II.a.2 Aktiva Investasi (Investment activity)
aktivitas investasi adalah kegiatan penggunaan dana berdasarkan pemikiran hasil yang
sebesar-besarnya dan resiko yang sekecil-kecilnya. Aktivitas itu meliputi :
1.      Modal Kerja (working Capital) atau harta lancar (Current Assets)
2.      Harta Keuangan (Finaceal assets) yang terdiri : investasi pada saham (stock) dan Obligasi
(Bond)
3.      Harta Tetap (real Assets) yang terdiri dari : Tanah,gedung, Peralatan.
4.      Harta Tidak Berwujud (intangible assets) terdiri dari : Hak Paten, Hak Pengelolaan Hutan,
Hak Pengelolaan Tambang, Goodwill.
II.a.3 Aktivitas Bisnis (Business Activity)
Aktivitas bisnis adalah kegiatan untuk mencari laba melalui efektivitas penjualan barang
atau jasa efisiensi biaya yang akan mengahsilkan laba. Aktivitas itu dapat dilihat dari laporan
Laba-Rugi, yang terdiri dari unsur :
1.      Pendapatan (sales atau Revenue)
2.      Beban ( Expenses) 
3.      Laba-Rugi ( Profit-Loss)
II.a.4 Tanggung Jawab Manager Keuangan
Aktivitas perusahaan ditinjau dari sudut manajemen keuangan menjadi tugas manajer
keuangan. Tugasnya antara lain adalah sebagai berikut :
1.      Perolehan dana dengan biaya murah.
2.      Penggunaan dana efektif dan efisien
3.      analisis laporan keuangan
4.      analisis lingkungan Internal dan eksternal yang berhubungan dengan keputusan rutin dan
khusus.
Berdasarkan tugas tersebut, manajemen keuangan memiliki tujuan antara lain adalah ;
1.      Memaksimalkan nilai perusahaan
2.      Membina relasi dengan pasar modal dan pasar uang.

II.b Sifat Dasar Perusahaan


Tujuan perusahaan adalah mencari laba dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Dalam kegiatannya mencari laba,pemilik memberi wewenang kepada manajemen untuk
melaksanakannya. Dalam usahanya memperoleh laba manajemen harus berprilaku:
1.      Memaksimumkan nilai perusahaan, artinya manajemen harus mengahasilkan laba lebih besar
dari biaya modal yang digunakannya.
2.      Tanggung jawab sosial, artinya dalam mencari laba, manajemen tidak boleh merusak
lingkungan alam,sosial, dan budaya.
3.      Etika, artinya manajemen dalam mengusahakan laba harus tunduk pada norma-norma sosial
di lingkungan mereka bekerja dan tidak boleh menipu masyarakat konsumen.
II.c Perkembangan Peranan Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan memiliki peran dalam kehidupan perusahaan ditentukan oleh
perkembangan ekonomi kapitalisme. Pada awal lahirnya kapitalisme sebagai system ekonomi
pada abad 18, manajemen keuangan hanya membahas topic rugi-laba. Selanjutnya berturut-turut
ia memiliki peranan antara lain sebagai berikut :
1.      Tahun 1900 awal : Penerbit surat berharga
2.      Tahun 1930 – 1940 : kebangkrutan, reorganisasi
3.      Tahun 1940 – 1950 : anggaran & internal audit
4.      Tahun 1950 – 1970 : eksternal perusahaan
5.      Tahun 1970 – 1980 : inflasi
6.      Tahun 1980 – 1990 : krisis ekonomi keuangan
7.      Tahun 1990 – sekarang : globalisasi
Perkembangan manajemen keuangan sangat dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain
kebijakan moneter, kebijakan pajak, kondisi ekonomi, kondisi social, dan kondisi politik.
Kebijakan moneter berhubungan dengan tingkat suku bunga dan inflasi. Khususnya inflasi
mempunyai dampak langsung terhadap manajemen keuangan antara lain masalah :
1.      Masalah akuntasi
2.      Kesulitan perencanan
3.      Permintaan terhadap modal
4.      Suku bunga
5.      Harga obligasi menurun
Kondisi ekonomi juga mempunyai dampak lansung terhadap manajemen keuangan antar
alin masalah :
1.      Persaingan internasional
2.      Keuangan internasional
3.      Kurs pertukaran yang berfluktuasi
4.      Marger, pengambilalihan, dan restrukturisasi
5.      Inovasi keuangan dan rekayasa keuangan
II.d Pihak-Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan
Dalam dunia bisnis, ada beberapa pihak yag memerlukan laporan keuangan, yaitu pihak
internal perusahaan dan pihak eksternal perusahaan. Pihak internal perusahaan adalah para
manajer pada semua tingkat. Lapotran keuangan itu dijadikan alat untuk mengambil keputusan
rutin dan keputusan khusus. Keputusan rutin meliputin keputusan0keputusan yang berhubungan
dengan kegiatan oprasi dan keputusan kusus meliputi keputusan-keputusan yang berhubungan
dengan investasi jangka panjang, misalnya mendirikan pabrik baru, memproduksi produk baru,
mendirikan anak perusahaan, riset pemsaran, dan sebagainya.
Pihak eksternal yang membutuhkan laporan keuangan antara lain adalah pemegang
saham, kantor pajak, pasar modal, lembaga keuangan, serikat buruh, dan sebagainya. Mereka
mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dalam menggunakan informasi  laporan keuangan.
Pemegang saham untuk menilai investasi; kantor pajak untuk menentukan besarnya pajak
penghasilan; pasar modal untuk memperkirakan harga saham; serikat buruh untuk
memperkirakan bonus yang akan diterimanya.

II.e Fungsi Anggaran Sektor Publik

Anggaran berfungsi sebagai berikut:

 Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.


 Anggaran merupakn cetak biru akivitas yang akan dilaksanakan di masa mendatang.
 Angggaran sebagai alat komujikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja dan
mekanisme kerja antar atasan dan bawahan.
 Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja.
 Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien dalam
pencapaian visi organisasi.
 Anggaran merupakan instrumen politik.
 Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal.
II.f Karakteristik Anggaran Sektor Publik

Anggaran mempunyai karakteristik:

 Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.


 Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun.
 Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajeman untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan.
 Usulan angggarn ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebvih tinggi adri
penyusunan anggaran.
 Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.

II.g Prinsip Anggaran Sektor Publik

Prinsip-prinsip didalam anggaran sektor publik meliputi:

 Otorisasi oleh legislatif.

Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislatif terlebih dahulu sebelum
eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.

 Komprehensif.

Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Oleh


karena itu, adanya dana non budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran yang bersifat
komprehensif.

 Keutuhan anggaran.

Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum.

 Nondiscretionary Appropriation.
Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien
dan efektif.

 Periodik.

Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, bisa bersifat tahunan maupun multi
tahunan.

 Akurat.

Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi, yang dapat
dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan in efisiensi anggaran serta dapat
mengakibatkan munculnya understimate pendapatan dan over estimate pengeluaran.

 Jelas.

Anggaran hendaknya sederhana, dapat difahami masyarakat dan tidak membingungkan.

 Diketahui publik.

Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

II.h Jenis Anggaran

II.h.1 Anggaran Operasional


Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam
menjalankan pemerintah. Pengeluaran pemerintah yang dapat dikategorikan dalam anggaran
operasional adalah "belanja rutin". Belanja rutin adalah pengeluaran yang manfaatnya hanya
untuk satu tahun anggaran dan tidak dapat menambah aset atau kekayaan bagi penmerintah.
Disebut "rutin" karena sifat pengeluaran tersebut berulang-ulang ada setiap tahun. Secara umum,
pengeluaran yang masuk kategori anggaran operasional antara lain belanja Administrasi Umum
dan Belanja Operasi dan pemeliharaan.
            II.h.2 Anggaran Modal/Investasi
Anggaran modal menunjukan rencana jangka panjang dan pembelnjaan atas aktiva tetap
seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya. Pengeluaran modal yang besar
biasanya dilakukan dengan menggunakan pinjaman. Belanja investasi / modal adalah
pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset
atau kekayaan pemerintah, dan selanjutnya akan menambah anggaran rutin untuk biaya
operasional dan pemeliharaan. Anggaran berfungsi sebagai alat politis yang digunakan untuk
memutuskan prioritas dan kebutuhan keuangan pada sektor tersebut.

II.i Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik

Prisip-prinsip pokok dalam siklus anggaran

 Tahap persiapan anggaran.

Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran
pendapatan yang tersedia. Terkait dengan masalah tersebut, yang perlu diperhatikan adalah
sebelum menyetujui taksiranj pengeluaran, hendaknya terlebih dahulu diulakukan penaksiran
pendapatan secara lebih akurat. Selain itu, harus disadari adanya masalah yang cukup berbahaya
jika anggaran pendapatan diestimasi pada saat bersamaan drengan pembuatan keputusan tentang
angggaran pengeluaran

 Tahap ratifikasi

Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang cukup rumit dan cukup
berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki managerial skill namun juga harus
mempunyai political skill, salesman ship, dan coalition building yang memadai. Integritas dan
kesioapan mental yang tinggi dari eksekutif sangat penting dalam tahap ini. Hal tersebut penting
karena dalam tahap ini pimpinan eksekutif harus mempunyai kemampuan untuk menjawab dan
memberikan argumentasi yang rasional atas segala pertanyaan-pertanyaan dan bantahan-
bantahan dari pihak legislatif.

 Tahap implementasi/pelaksanaan anggaran.

Dalam tahap ini yang paling penting adalah yang harus diperhatikan oleh manajer
keuangan publik adalah dimilikinya sistem (informasi) akuntansi dan sistem pengendalian
manajemen.

 Tahap pelaporan dan evaluasi.

Tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas. Jika tahap implementasi
telah didukung dengan sistem akuntansi dan sistem pengendalian manajemen yang baik, maka
diharapkan tahap budget reporting and evaluation tidak akan menemukan banyak masalah.

II.j Tujuan Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik

 Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan koordinasi antar bagian
dalam lingkungan pemerintah.
 Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa
publik melalui proses pemrioritasan.
 Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.
 Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada DPR atau MPR
dan masyarakat.

II.k.Kaidah Belanja Negara Dalam Islam


Belanja negara adalah semua pengeluaran negara untuk membiayai belanja pemerintah
pusat dan dana perimbangan (Pasal 1 Angka 7 UU Nomor 35 Tahun 2000 Tentang APBN Tahun
2001).
Dalam konsep ekonomi Islam, belanja negara harus sesuai dengan syari’iyyah dan
penentuan skala prioritas. Para ulama terdahulu telah memberikan kaidah umum yang
disyariatkan dalam Al-Qur’an dan as-sunah dalam memandu kebijakan belanja pemerintah.
Kaidah-kaidah tersebut sebagai berikut:
a.       Bahwa timbangan kebijakan pengeluaran dan belanja pemerintahan harus senantiasa
mengikuti kaidah maslahah.
b.      Menghindari masyaqqah, (al-masyaqqah), menurut arti bahasa adalah at-ta’ab, yaitu
kelelahan, kepayahan, kesulitan dan kesukaran.
c.       Mudarat individu dapat dijadikan alasan demi menghindari mudarat skala besar.
d.      Pengorbanan individu atau kerugian individu dapat dikorbankan demi menghindari kerugian
dan pengorbanan dalam skala umum.
e.       Kaidah “al-giurmu bil gunmi’, yaitu kaidah yang menyatakan bahwa yang mendapatkan
manfaat harus siap menanggung beban.
f.       Kaidah “ma> la> yatimmu al-wa>jibu illa> bihi fahuwa wa>jib”, yaitu kaidah yang
menyatakan bahwa; ”sesuatu hal yang wajib ditegakkan, dan tanpa ditunjang oleh faktor
penunjang lainnya tidak dapat dibangun, maka menegakkan faktor penunjang tersebut menjadi
wajib hukumnya.

Kaidah-kaidah tersebut dapat membantu dalam merealisasikan efektivitas dan efisiensi dalam
pola pembelanjaan pemerintah dalam Islam sehingga tujuan-tujuan dari pembelanjaan
pemerintah dapat tercapai. Tujuan pembelanjaan pemerintah dalam Islam, sebagai berikut:
a.       Pengeluaran demi memenuhi kebutuhan hajat masyarakat.
b.      Pengeluaran sebagai alat retribusi kekayaan.
c.       Pengeluaran yang mengarah pada semakin bertambahnya permintaan efektif.
d.      Penegeluaran yang berkaitan dengan investasi dan produksi.
e.       Pengeluaran yang bertujuan menekan tingkat inflasi dengan kebijakan intervensi pasar

Kebijakan belanja umum pemerintah dalam sistem ekonomi syariah dapat dibagi menjadi tiga
bagian, sebagai berikut:
a.       Belanja kebutuhan operasional pemerintah yang rutin.
b.      Belanja umum yang dapat dilakukan pemerintah apabila sumber dananya tersedia.
c.       Belanja umum yang berkaitan dengan proyek yang disepakati oleh masyarakat berikut
sistem pendanaannya.
Adapun kaidah syariah yang berkaitan dengan belanja kebutuhan operasional pemerintah yang
rutin mengacu pada kaidah-kaidah yang telah disebutkan di atas, secara lebih perinci
pembelanjaan negara harus didasarkan pada hal-hal berikut ini:
a.       Bahwa kebijakan belanja rutin harus sesuai dengan  asas maslahat umum, tidak boleh
dikaitkan dengan kemaslahatan seseorang atau kelompok masyarakat tertentu, apalagi
kemaslahatan pemerintah.
b.      Kaidah atau prinsip efisiensi dalam belanja rutin, yaitu mendapatkan sebanyak mungkin
manfaat dalam biaya semurah-murahnya, dengan sendirinya jauh dari sifat mubadzir dan kikir di
samping alokasinya pada sektor-sektor yang tidak bertentangan dengan syariah.
c.       Kaidah selanjutnya adalah tidak berpihak pada kelompok kaya dalam pembelanjaannya,
walaupun dibolehkan berpihak pada kelompok miskin. Kaidah tersebut cukup berlandaskan pada
nas-nas yang sahih seperti pada kasus “al-hima” yaitu tanah yang diblokir oleh pemerintah yang
khusus diperuntukkan bagi kepentingan umum. Ketika Rasulullah mengkhususkan tanah untuk
pengembalaan ternak kaum duafa, Rasulullah melarang ternak-ternak milik para agniya atau
orang kaya yang mengembala di sana. Bahkan Umar berkata: “Hati-hati jangan sampai ternak
Abdurrahman bin Auf mendekati lahan pengembalaan kaum duafa.”
d.      Kaidah atau prinsip komitmen dengan aturan syariah, maka alokasi belanja negara hanya
hanya boleh pada hal-hal yang mubah dan menjauhi yang haram.
e.       Kaidah atau prinsip komitmen dengan skala prioritas syariah, di mulai dari yang wajib,
sunah, dan mubah.
Adapun belanja umum yang dapat dilakukan pemerintah apabila sumber dananya tersedia,
mencakup pengadaan infrastruktur air, listrik, kesehatan, pendidikan, dan sejenisnya. Selanjutnya
adalah belanja umum yang berkaitan dengan proyek yang disepakati oleh masyarakat  berikut
sistem pendanaannya. Bentuk belanja seperti ini biasanya melalui mekanisme produksi barang-
barang yang disubsidi. Subsidi sendiri sesuai dengan konsep syariah yang memihak kepada
kaum fuqara dalam hal kebijakan keuangan, yaitu bagaimana meningkatkan taraf hidup mereka.
Tetapi konsep subsidi harus dibenahi sehingga mekanisme tersebut mencapai tujuannya. Konsep
tersebut di antaranya adalah dengan penentuan subsidi itu sendiri, yaitu bagi yang membutuhkan
bukan dinikmati oleh orang kaya, atau subsidi dalam bentuk bantuan langsung.
II.l. Analisis Kebijakan Pengeluaran Negara Sepanjang Sejarah Dalam Islam
Menurut Ibnu Taimiyah,, prinsip dasar dari pengelolaan pengeluaran adalah pendapatan
yang berada di tangan pemerintahan atau negara merupakan milik masyarakat sehingga harus
dibelanjakan untuk kebutuhan masyarakat sesuai dengan pedoman Allah SWT. Saat
membelanjakan membelanjakan uang masyarakat, maka harus diprioritaskan kepada hal-hal
yang penting. Dalam pandangannya, pembelanjaan utama antara lain:
a.       Kaum miskin dan yang membutuhkan.
b.      Pemeliharaan tentara untuk jihad dan pertahanan.
c.       Pemeliharaan ketertiban dan hukum internal.
d.      Pensiun dan gaji pegawai.
e.       Pendidikan.
f.       Infrastruktur.
g.      Kesejahteraan umum.
Dalam pengalokasian sumber penerimaan terhadap pengeluaran tidak serta-merta
dilakukan untuk pengeluaran tersebut di atas. Ada pengaturan dan penyesuaian antara sumber
pendapatan dan pengeluaran. Untuk penerimaan dari zakat dan ganimah peruntukannya sudah
ditentukan seara jelas dalam Al-Qur’an, sedangkan fai pemanfaatannya lebih fleksibel untuk
meng-cover pengeluaran publik lainnya.
Menurut Sakti, dalam Islam, semua jenis pendapatan dimasukan ke dalam bait al-ma>l,
lalu digunakan pada dua jenis penyaluran, anggaran untuk kesejahteraan dan anggaran untuk
umum. Adapun anggaran untuk umum berasal dari pendapatan lainnya, seperti pajak dan non-
pajak. Didapatkan bahwa Islam lebih terfokus pada kesejahteraan masyarakatnya daripada
pertumbuhan ekonomi semata. Dalam pengelolaan agama Islam  pemerintah sebaiknya
mendahulukan kepentingan syariah daripada pertimbangan negara yang bersifat keduniaan.
Berikut ini tabel alokasi pengeluaran dari sumber penerimaan negara:
Alokasi Pengeluaran dari Sumber Penerimaan Negara
Penerimaan Pengeluaran
Jenis Regulasi
Zakat Kebutuhan dasar
Kharaj Kesejahteraan sosial
Jizyah Pendidikan dan penelitian
Jenis Sukarela
Usyr Infrastrukutur (fasilitas publik)
Infak-sedekah Dakwah dan propaganda Islam
Wakaf Administrasi Negara
Jenis Kondisional
Khums
Pajak
Keuntungan BUMN
Lain-lain

a.       Kebijakan pengeluaran zaman non-zakat Rasulullah


Dari sisi pengeluaran negara, catatan mengenai pengeluaran secara rinci pada masa
pemerintahan Rasulullah memang tidak tersedia, namun tidak berarti menimbulkan kesimpulan
bahwa sistem keuangan negara yang ada waktu itu tidak berjalan dengan baik dan benar.  
 Secara garis besar pengeluaran negara pada zaman Rasulullah sebagai berikut:
1)      Pengeluaran primer
a)      Biaya pertahanan, seperti persenjataan, unta, kuda, dan persediaan.
b)      Penyaluran zakat dan usyr kepada yang berhak menerimanya sesuai ketentuan Al-Qur’an.
c)      Pembayaraan gaji untuk wali, qadi, guru, imam, muazin, pejabat negara lainnya.
d)     Pembayaraan upah para sukarelawan.
e)      Pembayaran utang negara
f)       Bantuan untuk musafir (dari daerah Fadak).
2)      Pengeluaran sekunder
a)      Bantuan untuk orang yang belajar agama di Madinah.
b)      Hiburan untuk para delegasi keagamaan.
c)      Hiburan untuk para utusan suku dan negara serta biaya perjalanan mereka.
d)     Hadiah untuk pemerintahan negara lain.
e)      Pembayaran denda atas mereka yang terbunuh secara tidak sengaja oleh pasukan muslim.
f)       Pembayaran utang orang yang meninggal dalam keadaan miskin.
g)      Pembayaran tunjangan untuk orang miskin.
h)      Tunjangan untuk sanak saudara Rasulullah.
i)        Pengeluaran rumah tangga Rasulullah (hanya jumlah kecil, yakni 80 butir kurma dan 80
butir gandum untuk setiap isterinya).
j)        Persediaan darurat (sebagian dari pendapatan pada perang Khaibar).

Dari Kebijakan yang dilakukan Rasulullah, menurut kami sebagai pemakalah, kebijakan
beliau dalam menggunakan harta negara lebih memprioritaskan kepada masyarakat dan
persediaan dana untuk perang, tujuannya tidak lain demi kemaslahatan umat.

 
BAB III
PENUTUP

III.a Kesimpulan
              Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk
memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya se-efektif, se-efisien,
seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.
Perkembangan manajemen keuangan sangat dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain
kebijakan moneter, kebijakan pajak, kondisi ekonomi, kondisi social, dan kondisi politik.
Anggaran mempunyai karakteristik:

 Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.


 Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun.
 Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajeman untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan.
 Usulan angggarn ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebvih tinggi adri
penyusunan anggaran.
 Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.

Tujuan Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik

 Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan koordinasi antar bagian
dalam lingkungan pemerintah.
 Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa
publik melalui proses pemrioritasan.
 Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja. Meningkatkan
transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada DPR atau MPR dan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Bastian Indra. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, BPFE UGM, Yogyakarta, 2001.
Ihyaul Ulum. Akuntansi Sektor Publik, UMM PRESS, Yogyakarta, 2004.
Mardiasmo. Akuntansi Sektor Publik. ANDI Yogyakarta, Yogyakarta, 2002.
Richard A. Musgrave, Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek. Erlangga, Jakarta 1993
Drs. M. Suparmoko, M.A, Ph.D Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek, BPFG,
Yogyakarta.2000.
J. Fred Weston & Thomas E. Copeland. Manajemen Keuangan Edisi Revisi Jilid I, Binarupa
Aksara. 1995.

Anda mungkin juga menyukai