Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
lindungannya, sehingga makalah ini berhasil penyusun selesaikan. Penyusunan
makalah ini merupakan tugas mata kuliah Manajemen Publik. Adapun judul yang
diambil dalam makalah ini adalah “Manajemen Keuangan pada Organisasi Sektor
Publik”.
Ucapan terima kasih penyusun berikan kepada semua pihak yang telah
membantu untuk menyelesaikan makalah ini. Tanpa dukungan dari mereka
semua, penyusunan makalah ini belum tentu bisa terselesaikan tepat pada
waktunya.
16 Desember 2021
Kelompok 4
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………...1
1.1. Latar Belakang Masalah……………………………………………….. 1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………1
1.3. Tujuan Penelitian……………………………………………………….1
1.4. Manfaat Penelitian……………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………2
2.1. Pengertian Manajemen Keuangan ……………………………………. 2
2.2. Perkembangan Peranan Manajemen Keuangan………………..……… 5
2.3. Prinsip Anggaran Sektor Publik……………………………………….. 6
2.4. Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik….………………………..7
2.5. Tujuan Proses Anggaran Sektor Publik……….……………………......9
2.6. Keuangan kota Lhokseumawe………………………………………….9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...14
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Manajemen keuangan adalah sebuah system yang harus ada dalam setiap
instansi baik perusahaan swasta, maupun perusahaan milik pemerintah. Dengan
adanya manajemen keuangan yang baik tentunya akan memberikan dampak yang
baik pula dalam sebuah perusahaan. Pada umumnya manajemen keuangan dalam
suatu perusahaan baik swasta maupun public akan berusaha mencari sumber
modal yang kemudian dijadikan odal untuk kegiatan produksi baik itu
memproduksi barang ataupun jasa.
1
2. Manfaat Akademis
Diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran kepada mahasiswa
selanjutnya, kepada masyarakat, dan yang ingin memahami lebih dalam
tentang etika administrasi publik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pasar, karena dengan memiliki kertas tersebut, pemilik dapat memperoleh
penghasilan (baik yang tetap, atau pun tidak tetap).
Besar kecilnya dana yang harus diperoleh oleh manajer keuangan tentu saja
harus disesuaikan dengan kebutuhan untuk operasi perusahaan itu. Penggunaan
dana untuk operasi perusahaan dapat digunakan untuk keperluan yang sangat
bermacammacam. Tetapi kalau dipandang dari dimensi waktunya, maka
penggunaan dana tersebut dapat untuk modal kerja (jangka pendek) dapat juga
untuk investasi modal (jangka panjang).
4
2. Kedua, manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai
keputusan investasi dan pembiayaan, serta segala hal yang berkaitan
dengannya.
3. Ketiga, manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lain
di perusahaan agar perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin
5
Perkembangan manajemen keuangan sangat dipengaruhi oleh berbagai
factor antara lain kebijakan moneter, kebijakan pajak, kondisi ekonomi,
kondisi social, dan kondisi politik. Kebijakan moneter berhubungan dengan
tingkat suku bunga dan inflasi. Khususnya inflasi mempunyai dampak
langsung terhadap manajemen keuangan antara lain masalah:
1. Masalah akuntasi
2. Kesulitan perencanan
3. Permintaan terhadap modal
4. Suku bunga
5. Harga obligasi menurun
Kondisi ekonomi juga mempunyai dampak lansung terhadap manajemen
keuangan antar lain masalah:
1. Persaingan internasional
2. Keuangan internasional
3. Kurs pertukaran yang berfluktuasi
4. Marger, pengambilalihan, dan restrukturisasi
5. Inovasi keuangan dan rekayasa keuangan
2. Komprehensif.
6
3. Keutuhan anggaran.
3. Nondiscretionary Appropriation.
4. Periodik.
5. Akurat.
6. Jelas.
7. Diketahui publik.
7
perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiranj pengeluaran,
hendaknya terlebih dahulu diulakukan penaksiran pendapatan secara lebih
akurat. Selain itu, harus disadari adanya masalah yang cukup berbahaya jika
anggaran pendapatan diestimasi pada saat bersamaan drengan pembuatan
keputusan tentang angggaran pengeluaran
2. Tahap ratifikasi
Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang cukup rumit
dan cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki managerial
skill namun juga harus mempunyai political skill, salesman ship, dan coalition
building yang memadai. Integritas dan kesioapan mental yang tinggi dari
eksekutif sangat penting dalam tahap ini. Hal tersebut penting karena dalam
tahap ini pimpinan eksekutif harus mempunyai kemampuan untuk menjawab
dan memberikan argumentasi yang rasional atas segala pertanyaan-pertanyaan
dan bantahan- bantahan dari pihak legislatif.
Dalam tahap ini yang paling penting adalah yang harus diperhatikan oleh
manajer keuangan publik adalah dimilikinya sistem (informasi) akuntansi dan
sistem pengendalian manajemen.
Tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas. Jika tahap
implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan sistem
pengendalian manajemen yang baik, maka diharapkan tahap budget reporting
and evaluation tidak akan menemukan banyak masalah.
8
2.5 Tujuan Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik
9
terhadap pemerintah pusat dan penerimaan pendapatan bersumber dari
Pendapatan Asli Daerah yang belum optimal, Pemerintah Kota Lhokseumawe
perlu meningkatkan penerimaan sumber daya dan penerimaan dari perpajakan
dan retribusi daerah. Selain itu pemerintah juga perlu mengoptimalkan kinerja
Badan Usaha Milik Daerah agar dapat menyokong Pendaptan Asli Daerah
agar kedepannya bisa tumbuh menjadi daerah yang mandiri, mampu
mengelola keuangannya dengan baik dan benar, serta kesejahteraan
masyarakat lebih meningkat.
10
target sebesar Rp.3.305.000.000,- atau setara dengan 92,21 persen. Komponen
PAD dari Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) selama periode 2012-2016, rata-
rata realisasi ZIS melebihi dari target yang telah ditetapkan, dari rata-rata
anggaran sebesar Rp.5.925.347.000,- terealisasi sebesar Rp.6.831.855.513,-
atau setara dengan 115,30 persen. Secara keseluruhan tren anggaran dan
realisasi ZIS cenderung meningkat. Selama periode tahun 2012-2016 rata-rata
realisasi lain-Lain PAD yang Sah tidak mencapai target yang telah ditetapkan,
dari rata-rata anggaran sebesar Rp.12.631.265.172,- terealisasi sebesar
Rp.9.975.245.535,- atau sebesar 78,97 persen. Selama periode 2012-2016
rata-rata Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah berada pada kategori
Cukup Efektif. Capaian ini tentunya belum mencerminkan keberhasilan
pencapaian realisasi Pendapatan Asli Daerah. Masih diperlukan usaha-usaha
yang lebih optimal dalam mencapai realisasi Pendapatan Asli Daerah. Rasio
Efektivitas dari masing-masing komponen PAD, dapat dilihat bahwa rata-rata
Rasio Efektivitas Pajak Daerah selama periode 2012-2016 berada dalam
kategori Cukup Efektif. Perlu peningkatan usaha-usaha pencapaian pajak
daerah dari target yang telah ditetapkan. Sedangkan Rasio Efektivitas
Retribusi Daerah dan Lain-Lain PAD yagn Sah berada dalam kategori Kurang
Efektif. Capaian ini tentunya masih jauh dari yang diharapkan. Masih
diperlukan usaha-usaha pencapaian target yang ditetapkan setiap tahunnya.
11
Pada tahun 2012 Rasio Belanja Rutin mencapai 65.68 persen dan Rasio
Belanja Pembangunan hanya sebesar 34.32 persen. Besarnya Rasio Belanja
Rutin tersebut sangat dipengaruhi oleh besarnya Belanja Pegawai baik pada
Belanja Tidak Langsung maupun Belanja Langsung. Pemerintah Kota
Lhokseumawe setiap tahunnya terus melakukan penyeimbangan terhadap
proporsi belanja rutin dan belanja pembangunan. Hingga pada akhir tahun
2016 Rasio Belanja Kota Lhokseumawe hampir proporsional, dimana Rasio
Belanja Pembangunan Kota Lhokseumawe terus mengalami peningkatan
hingga mencapai 41.48 persen dan Belanja Rutin sebesar 58.52 persen.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
13
Daftar Pustaka
Drs. M. Suparmoko, M.A, Ph.D Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek,
BPFG, Yogyakarta.2000.
J. Fred Weston & Thomas E. Copeland. Manajemen Keuangan Edisi Revisi Jilid
I, Binarupa Aksara. 1995.
14