Anda di halaman 1dari 160

PEMETAAN KONFLIK TAMBANG GALIAN GOLONGAN C (DUSUN

GROBOGAN DESA KARANGPAKIS KECAMATAN KABUH


KABUPATEN JOMBANG)

Untuk Memperoleh Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana


Strata 1 (S1) Pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik dengan Minat Utama Pemerintah Daerah

Oleh : ILMA SUFIA


155120601111001

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
ii
Curriculum Vitae

Nama : Ilma Sufia

Tempat, Tanggal Lahir : Mojokerto, 24 April 1997

Alamat Asal : Dsn. Ngasem, RT 02/ RW 01, Ds. Jombok, Kec. Ngoro,

Kab. Jombang

Alamat Domisili : Jalan Tlogosari No. 37i, Kelurahan Lowokwaru, Malang

No. Handpohone : 0812-6682-6231

E-mail : ilmasufia2@gmail.com

Kewarganegaraan : Indonesia

Pendidikan sekarang : S-1 Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Brawijaya


HALAMAN PERSEMBAHAN

LEMBAR PERSEMBAHAN

ALHAMDULILLAH... Selesai sudah pengerjaan skripsi ini.

Karya ini saya persembahkan kepada orangtua yang saya cintai, yaitu Bapak

Sutan dan Ibu Sri Indarti yang telah berjuang untuk saya dengan kerja

kerasnya hingga saat ini demi mendapatkan gelar sarjana S1, serta kakak-

kakak saya yang selalu membantu kebutuhan material saya selama masa

kuliah, sahabat aku yang telah membantu selama penelitian skripsi dan juga

teman-teman yang telah mendukung saya dalam mengerjakan skripsi,

sehingga saya termotivasi untuk menyelesaikannya.

Note: Tidak masalah jika kalian lebih lambat dari yang lain, kalian harus

bersiap untuk melompat lebih jauh dari yang lain.

Saya berharap semoga skripsi saya menjadi awal dalam mewujudkan cita-cita

saya dan untuk para pembaca bisa lebih sukses untuk kedepannya.

Aamiin ya rabbalalamin.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tak lupa selalu penulis panjatkan kepada Allah SWT.

Hanya kepada-Nya lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami bersyukur,

kami meminta ampunan dan kami meminta pertolongan. Shalawat serta salam

tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi kita, yaitu Nabi Muhammad

SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang

merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang

sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam

semesta.

Dengan hormat serta pertolongan-Nya, puji syukur, pada akhirnya penulis

dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “PEMETAAN KONFLIK TAMBANG

GALIAN GOLONGAN C (DUSUN GROBOGAN DESA KARANGPAKIS

KECAMATAN KABUH KABUPATEN JOMBANG)” dengan lancar. Penulis

pun menyadari dengan sepenuh hati bahwa tetap terdapat kekurangan pada

laporan saya ini.

Dalam penulisan laporan Skripsi yang penulis lakukan selama ini, penulis

banyak mendapatkan masukan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada :

1. Allah subhanahu wa ta'ala yang telah memberikan saya banyak sekali

nikmat umur panjang, dan kesehatan sehingga saya dapat

menyelesaikan skripsi saya dengan tepat waktu


2. Kedua orang tua tercinta yang selalu menjadi motivasi penulis dalam

melaksanakan kegiatan skripsi dan proses penulisan laporan.

3. Ibu Ratnaningsih Damayanti, S.IP, M.Ec.,Dev. Selaku dosen

pembimbing selama proses skripsi yang telah memberikan banyak

sekali pelajaran, bimbingan, dan pengarahan sampai penyelesaian

laporan Skripsi.

4. Bapak Fathur Rahman, S.IP., M.A. Selaku Ketua Program Studi Ilmu

Pemerintahan FISIP Universitas Brawijaya Malang.

5. Seluruh dosen serta karyawan Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP

Universitas Brawijaya.

6. Bapak Kardi selaku Ketua RW Dusun Grobogan yang sudah

meluangkan waktunya untuk penulis wawancarai.

7. Bapak Waridi selaku Kepala Desa di Desa Karangpakis yang sudah

meluangkan waktunya untuk penulis wawancarai.

8. Bapak Sugeng Riyadi selaku pemilik CV Jalak yang sudah

meluangkan waktunya untuk penulis wawancarai.

9. Ibu Sri Wahyuni, Ibu Partini, Ibu Mariyati, Ibu Suliswati, dan Bapak

Waeso yang telah memberikan kesempatan saya untuk mewawancarai

beliau-beliau ini.

10. Kakak-kakak saya Irnandi Ruhana dan Etika Innami yang selalu

memberikan dukungan kepada penulis sampai penyelesaian laporan

Skripsi.
11. Sahabat saya Indah Iswari yang telah membantu penulis selama

penelitian terjun lapang dan penyelesaian skripsi.

12. Teman saya sedari maba Nabella Pravita Sari dan Syanti Anisa’ yang

selalu memberikan dukungan kepada penulis sampai penyelesaian

laporan Skripsi.

13. Teman-teman seperjuangan pada Program Studi Ilmu Pemerintahan

FISIP Universitas Brawijaya Malang yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu.

Penulis menyatakan diri bahwa skripsi ini masih sangat jauh

dari sempurna dan masih banyak kelemahan.Walaupun demikian besar

harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya

dan pembaca pada umumnya.

Malang, 23

September 2019

Penulis

Ilma Sufia

ix
ABSTRAK
ILMA SUFIA (155120601111001), PROGRAM STUDI ILMU
PEMERINTAHAN, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK,
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG TAHUN 2019. PEMETAAN
KONFLIK TAMBANG GALIAN GOLONGAN C (DUSUN GROBOGAN
DESA KARANGPAKIS KECAMATAN KABUH KABUPATEN
JOMBANG).

Pembimbing : Ratnaningsih Damayanti, S.IP, M.Ec.,Dev.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pemetaan Konflik Tambang


Galian Golongan C di Dusun Grobogan Desa Karangpakis Kecamatan Kabuh
Kabupaten Jombang. Dari pemetaan konflik tersebut bisa mengetahui penyebab
konflik yang terjadi antara masyarakat dengan perusahaan galian. Pemetaan
konflik juga bisa mengetahui aktor – aktor yang terlibat dalam konflik Galian C
yang terjadi di Dusun Grobogan Desa Karangpakis Kecamatan Kabuh Kabupaten
Jombang. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode pnelitian kualitatif
deskriptif dengan menggunakan metode pengumpulan data primer dan sekunder
melalui wawancara, observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Dalam penelitian
ini penulis menggunakan teori pemetaan konflik Otomar J. Bartos dan Paul Wehr
(Wehr dan Bartos). Terdapat 7 (tujuh) indikator yang dibahas di teori pemetaan
konflik Wehr dan Bartos. Hasil dari pemetaan konflik ini yaitu yang pertama
untuk mengetahui awal konflik antara Masyarakat Dusun Grobogan dengan CV
Jalak. Awal konflik bermula karena tidak ada operasioanal jam kerja dan saat
musim kemarau. Kedua aktor yang terlibat yaitu CV Jalak, Masyarakat Dusun
Grobogan dan Pemerintah Desa Karangpakis. Ketiga yaitu sebab konflik karena
masalah kekeringan air, debu bertebaran, jalan rusak, tidak ada operasional jam
kerja, kompensasi kurang jelas dan tidak ada reklamasi. Keempat tujuannya yaitu
agar CV Jalak memperbaiki permasalahan yang sudah ditimbulkan dan
pemerintah desa bisa bersikap netral. Kelima yaitu dinamika konflik yang terjadi
5 (lima) kali konflik tahun 2017-2019. Keenam yaitu bentuk positif, masyarakat
diborkan air oleh CV Jalak dan diberikan tandon untuk masyarakat bagian atas
yang kekeringan, perbaikan jalan yang rusak dan adanya penyedot debu untuk
meminimalisir debu yang bertebaran. Ketujuh yaitu potensi peraturan, Pemerintah
Kabupaten Jombang akan merevisi Perda RTRW nomor 21 tahun 2009 terkait
zonasi dan akan merencanakan membuat perda terkait Galian C yang ada di
Kabupaten Jombang agar lebih tertib lagi.

Kata Kunci: Galian Golongan C, Aktor Konflik, Pemetaan Konflik.


ABSTRACT
ILMA SUFIA (155120601111001), GOVERNMENT STUDIES PROGRAM,
FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCES, BRAWIJAYA
UNIVERSITY MALANG IN 2019. CONFLICT MAPPING OF MINING
QUARRYING C (GROBOGAN HAMLET, KARANGPAKIS VILLAGE,
KABUH DISTRICT, JOMBANG REGENCY).

Advisor: Ratnaningsih Damayanti, S.IP, M.Ec.,Dev.

This study aims to determine how the Mapping Conflict of mining quarrying C in
Grobogan Hamlet Karangpakis Village, Kabuh District, Jombang Regency. From
the mapping of the conflict, we can find out the cause of the conflict between the
community and the mining company. Conflict mapping can also identify actors
involved in the quarrying C conflict that occurred in Grobogan Hamlet,
Karangpakis Village, Kabuh Subdistrict, Jombang Regency. The research method
used is descriptive qualitative research method using primary and secondary data
collection methods through interviews, observations, literature studies and
documentation. In this study the authors used the theory of conflict mapping
Otomar J. Bartos and Paul Wehr (Wehr and Bartos). There are 7 (seven)
indicators discussed in the Wehr and Bartos conflict mapping theory. The results
of this conflict mapping are the first to find out the beginning of the conflict
between the Grobogan Hamlet Community and CV Jalak. The beginning of the
conflict began because there were no operational working hours and during the
dry season. The two actors involved were CV Jalak, Grobogan Hamlet
Community and Karangpakis Village Government. Third is the cause of conflict
due to problems of water drought, scattered dust, damaged roads, no working
hours, compensation is less clear and there is no reclamation. The four objectives
are that the Jalak CV can improve the problems that have been caused and the
village government can be neutral. The fifth is the dynamics of conflict that
occurred 5 (five) times the conflict in 2017-2019. The sixth is positive form, the
community is drained of water by CV Jalak and given a reservoir for the upper
part of the community which is drought, repairing damaged roads and the
existence of a vacuum cleaner to minimize the scattered dust. Seventh, namely the
potential for regulations, the Government of Jombang Regency will revise
Regional Regulation RTRW number 21 of 2009 related to zoning and will plan to
make regulations related to the existing C Regulations in Jombang to make it even
more orderly.

Keywords: Mining Quarrying C, Conflict Actor, Conflict Mapping.


DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................ii
LEMBAR PENYATAAN ORISINALITAS...........................................................iii
LEMBAR PERSEMBAHAN...................................................................................iv
KATA PENGANTAR................................................................................................v
ABSTRAK...............................................................................................................viii
ABSTRACT...............................................................................................................ix
DAFTAR ISI...............................................................................................................x
DAFTAR TABEL.....................................................................................................xii
DAFTAR BAGAN...................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................xiv
DAFTAR ISTILAH.................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................11
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................11
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................12

2.1 Penelitian Terdahulu........................................................................................12


2.2 Tinjauan Teori..................................................................................................19
2.2.1 Konflik..........................................................................................................19
2.2.2 Pemetaan Konflik..........................................................................................21
2.2.3 Teori Pemetaan Konflik Wehr dan Bartos....................................................23
2.3 Kerangka Pikir.................................................................................................28
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................29

3.1 Jenis Penelitian.................................................................................................29


3.2 Fokus Penelitian...............................................................................................30
3.3 Lokasi dan Obyek Penelitian...........................................................................30
3.4 Teknik Penentuan Informan.............................................................................30
3.5 Teknik Pengumpulan Data...............................................................................31
3.6 Teknik Analisa Data.........................................................................................34
BAB IV GAMBARAN DUSUN GROBOGAN..................................................37
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................................37
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Galian Golongan C di Dusun Grobogan.............37
4.1.2 Gambaran Umum Peusahaan Galian CV Jalak.............................................39
4.1.3 Gambaran Umum Pemerintah Desa Karangpakis Kecamatan Kabuh..........41
BAB V ANALISIS PEMETAAN KONFLIK....................................................48
5.1 Kronologi Konflik............................................................................................48
5.2 Analisis Teori Pemetaan Konflik Wehr dan Bartos.........................................57
5.2.1 Tentukan Konteksnya (Specify the context)..................................................57
5.2.2 Mengidentifikasi Para Aktor (Identiify The Parties)....................................66
5.2.3 Memisahkan Penyebab Dari Konsekuensi ( Separate Causes From consequ-
ences)...........................................................................................................................
..72
5.2.4 Memisahkan Tujuan Daru Kepentingan (Separate Goals From Interest)....75
5.2.5 Memahami Dinamika (Understand The Dynamics).....................................76
5.2.6 Mencari Fungsi Yang Positif (Search For Positive Function).....................81
5.2.7 Memahami Potensi Peraturan (Understand The Regulation Potential)........83
BAB VI PENUTUP..............................................................................................86
6.1 Kesimpulan......................................................................................................86
6.2 Rekomendasi....................................................................................................89
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................90
LAMPIRAN...........................................................................................................93
DOKUMENTASI..................................................................................................93
DAFTAR TABEL

2.1 Tabel Daftar Penelitian Terdahulu...................................................................16

3.1 Tabel Daftar Narasumber.................................................................................31

4.1 Tabel Jumlah Penduduk Berdasar Mata Pencaharian......................................45

5.1 Tabel kronologi Konflik...................................................................................48


DAFTAR BAGAN

4.1 Bagan Struktur Organisasi CV Jalak..........................................41

4.2 Bagan Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Karangpakis..........................43


DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Foto Tuntutan Masyarakat Dusun Grobogan.....................................55

Gambar 5.2 Foto Rumah Dusun Grobogan Yang Berdekatan Dengan Galian......62

Gambar 5.3 Foto Tempat Galian Yang Menyebabkan Polusi Udara.....................63

Gambar 5.4 Foto Salah Satu Warga Menutup Akses Jalan Menuju Galian..........64

Gambar 5.5 Foto Bekas Galian C Yang Tidak di Reklamasi................................65

Gambar 5.6 Tandon air yang dibuatkan oleh CV Jalak.........................................78

Gambar 5.7 Foto Bekas Galian C Yang Tidak di Reklamasi................................79


DAFTAR ISTILAH

Bego : Alat Berat atau Mesin yang digunakan untuk menggali

pasir di penggalian pasir.

Dampak Negatif : Pengaruh kuat yang mendatangkan akibat negatif

Desa : Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan.

Dusun : Satu wilayah Kecil didalam sebuah desa yang merupakan

lingkungan pelaksanaan pemerintah desa yang ditempati

oleh sejumlah penduduk sebagai satu kesatuan masyarakat

yang utuh.

Galian Golongan C : Bahan tambang yang biasanya digunakan untuk

pembangunan infrastrukur baik bangunan pribadi, swasta

maupun pemerintah yang berasal dari batu, koral, serta

pasir.

IUP : Izin Usaha Pertambangan merupakan Izin usaha yang

diberikan untuk melaksanakan usaha pertambangan yang

merupakan kewenangan Pemerintah Pusat.

Kepala Dusun : Orang yang mengepalasi sebuah Dusun, satu wilayah di

bawah Desa.
Ketua RW : Yang disebut juga dengan Rukun Warga yaitu Pemimpin

di lingkungan Masyarakat.

Kompensasi : Istilah yang menggambarkan suatu bentuk ganti rugi.

Konflik : Suatu keadaan pertentangan antara dua pihak untuk

beusaha memenuhi tjuan dengan cara menentang pihak

lawan

Lurah : Biasanya disebut juga dengan Kepala Desa yang

merupakan pimpinan penyelenggaraan pemerintah desa.

Mediasi : Upaya penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak

ketiga yaitu netral.

Musim Ketigo : Istilah dari bahasa Jawa yang artinya Musim Kemarau.

Negosiasi : Cara untuk mencari penyelesaian masalah melalui

diskusi atau musyawarah secara langsung antara pihak

yang bersengketa yang hasilnya diterima oleh para pihak

berkonflik.

Pemerintah Desa : Lembaga pemerintah yang bertugas mengelola wilayah

tingkat desa.

Penambangan : Kegiatan penggalian terhadap bahan tambang dari dalam

bumi yang kemudian untuk dilakukan pengolahan dan

penjualan.
Pemetaan Konflik : Merupakan suatu teknik yang digunakan untuk

menggambarkan konflik secara grafis, menghubungkan

pihak – pihak dengan masalah dan dengan pihak lainnya

Reklamasi : Aktivitas perbaikan dan pemulihan kawasan yang rusak

atau tidak berguna menjadi lebih baik dan bermanfaat.

Tambang : Tempat terjadinya kegiatan penambangan.

Tandon : Suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau

penampungan air, baik yang berasal dari sumur, sumber

mata air, air hujan, dan lain – lain.

WIUP : Wilayah izin usaha pertambangan merupakan tahap awal

dari setiap tahapan yang wajib dipenuhi bagi setiap

pemohon yang ingin mendapatkan IUP (Izin Usaha

Pertambangan).

xix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan

alam yang melimpah. Banyak sumber daya alam yang terkandung di perut

bumi Indonesia seperti pasir, minyak bumi, emas, batu bara, dan lain – lain.

Menurut Undang – Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan

Mineral dan Batubara pasal 1 nomor 1 adalah sebagian atau seluruh tahapan

kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau

batubara yang meliputi penyelidikan umum, ekplorasi, studi kelayakan,

konstruksi, penambangan, pengelolaan dan pemurnian, pengangkutan dan

penjualan, serta kegiatan pasca tambang.1

Maraknya keberadaan tambang galian C (pasir) ditengah – tengah

masyarakat merupakan usaha masyarakat dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya melalui usaha galian pasir. Penambang yang biasanya

dilakukan oleh pengusaha pengelola tambang dan masyarakat sekitar yang

pemukimannya digunakan oleh penambang untuk penggalian pasir merupakan

dua komponen yang saling mempengaruhi. Dari tahun ke tahun tingginya

permintaan pasir yang membuat banyak pengusaha swasta melakukan

penggalian pasir secara legal maupun illegal demi memenuhi permintaan

pasar.

1
Undang – Undang Nomor 4 Tahun 2009 pasal 1 nomor 1 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara.
1
Kegiatan penambangan pasir sering disamakan dengan kegiatan yang

merusak lingkungan atau ekosistem alam. Ini membuat beberapa masyarakat

yang daerah lingkungannya dijadikan sebagai penambangan pasir merasa

resah dan terganggu dengan aktivitas tambang galian C (pasir) tersebut.

Kegiatan dari penambang pasir tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dan

benar akan menimbulkan dampak lingkungan yang beragam baik yang bersifat

positif maupun yang bersifat negatif bagi lingkungan sekitar.

Penambang Galian C (pasir) yang selalu dipikirkan masyarakat akan

merusak lingkungan sekitarnya ini sudah marak terjadi di daerah Kabupaten

Jombang. Banyaknya penambang galian C (pasir) di Kabupaten Jombang,

membuat beberapa warga menjadi resah dan geram karena aktivitas tambang

tersebut yang merusak lingkungan penduduk dan mengganggu aktivitas warga

setempat. Tersebar sebanyak 30 an penambang galian C (pasir) yang ada di

Kabupaten Jombang, tetapi hanya ada 12 penambang galian C yang

mendapatkan izin usaha pertambangan.2 Meskipun penambang atau pengusaha

pihak swasta sudah mendapatkan izin pelegalan untuk usaha pertambangan

galian, tidak membuat mereka bisa seenaknya mengambil alih wilayah

pertambangan dan merusak wilayah sekitar.

Kerusakan lingkungan bisa dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu

bentuk kerusakan lingkungan akibat peristiwa alam dan kerusakan lingkungan

2
Wawancara bersama Amin Kurniawan selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup. 19 November
2019.
karena faktor manusia.3 Di salah satu desa yang ada di Kecamatan Kabuh

Kabupaten Jombang tepatnya di Dusun Grobogan Desa Karangpakis terjadi

permasalahan kerusakan lingkungan akibat adanya Galian C. Persoalan

kerusakan lingkungan yang terjadi akibat aktivitas penambang Galian C yang

terjadi di Dusun Grobogan Desa Karangpakis ini dilakukan oleh pelaku –

pelaku penambang galian C yang tidak melakukan reklamasi tambang setelah

kegiatan penambangan. Yang dimaksud dengan reklamasi yaitu seperti

aktivitas perbaikan dan pemulihan kawasan yang rusak atau tidak berguna

menjadi lebih baik dan bermanfaat.

Usaha pertambangan kini banyak menimbulkan pro dan kontra di

banyak kalangan. Reaksi pro yang mendukung biasanya akan muncul dari

masyarakat sekitar tambang yang terlibat dalam aktivitas atau pekerjaan

pertambangan yang dilakukan oleh pihak swasta yang merekrut para pekerja

dari masyarakat sekitar yang membutuhkan pekerjaan. Untuk reaksi kontra

yang menolak aktivitas pertambangan galian pasir biasanya terjadi pada

masyarakat sekitar wilayah galian pasir yang tidak setuju akan adanya

aktivitas tersebut. Masyarakat menolak karena akan tejadi kerusakan

lingkungan, akan banyak dampak negatif daripada dampak positifnya.4

Banyak dari pengusaha yang sudah mempunyai izin usaha galian C

yang diprotes warga sekitar karena kegiatan pertambangannya yang merusak

3
Afandi Kusuma. Lingkungan Hidup, Kerusakan Lingkungan, Pengertian, Kerusakan Lingkungan
dan Pelestarian. Http:afand.cybermq.com/post/detail/2405/lingkungan-hidup-kerusakan
lingkungan-pengertian-kerusakan-lingkungan-dan-pelestarian-. Diakses pada 22 Feberuari
2013.
4
Wawancara dengan Bapak Amin Kurniawan selaku Kepala Kantor Lingkungan Hidup
Kabupaten Jombang. 19 November 2018.
wilayah penduduk sekitar. Meskipun mempunyai izin, bukan berarti

pengusaha tersebut akan tetap selalu aman melakukan penggalian pasir di

tempat atau daerah tersebut. Karena aktivitas penggalian pasir ini juga selalu

berkaitan dengan kerusakan lingkungan, apabila penggalian dilakukan secara

terus menerus akan mengakibatkan dampak negatif untuk wilayah sekitar

galian, seperti jalanan warga yang rusak, air menjadi kotor, akses jalan yang

terputus dan lain – lain.5

Izin usaha untuk melakukan penambangan juga berlaku bagi

pengusaha yang akan melakukan galian di suatu daerah. Pihak pemohon izin

galian harus melakukan perizinan ke Pemerintah Pusat Jawa Timur selaku

pengelola perizinan galian C (pasir). Setelah mendapat izin dari Pemerintah

Pusat, baru Pemerintah Daerah setempat mengizinkan proses atau kegiatan

pertambangan yang akan dilakukan oleh pengusaha swasta tersebut.

Pemerintah Daerah berperan hanya sebagai pengawas jalannya penggalian

pasir bukan untuk memutuskan perizinan galian, karena untuk memutuskan

perizinan itu Pemerintah Pusat Jawa Timur. Pemohon izin galian harus

menyelidiki terlebih dahulu kelayakan tata ruang daerah yang akan digali

sebelum mengajukan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP). Setelah

mengetahui layak tidaknya daerah tersebut, pemohon harus membuat

persyaratan dokumen yang dikirim ke Pemerintah Pusat Provisi Jawa Timur.

Baru setelah persyaratan masuk ke Pemerintah Pusat, Pemerintah Pusat bisa

mengeluarkan Izin Usaha


5
Ibid.
Pertambangan (IUP) dan setelah itu Pemerintah Daerah setempat bisa

melegalkan izin usaha pertambangan tersebut.6

Salah satu pengusaha yang sudah mendapatkan izin di Kabupaten

Jombang yaitu CV Jalak oleh Sugeng Riyadi selaku pemilik galian C (pasir)

tersebut. CV Jalak merupakan kontraktor cut and fill yang berlokasi di

Jombang Jawa Timur. CV Jalak juga yang menangani pekerjaan penggalian

pasir di Dusun Grobogan. Meskipun CV Jalak sudah mengantongi izin dari

Pemerintah Pusat Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Jombang, tidak

luput juga CV Jalak mendapat berbagai protes dari warga sekitar karena telah

merusak lingkungan warga sekitar.7 Meskipun CV Jalak selaku penggali pasir

di Dusun Grobogan sering mendapat teguran dan protes dari masyarakat,

penggalian pasir di Dusun Grobogan masih terus berjalan dan membuat

masyarakat semakin geram dan resah akan aktivitas galian yang dilakukan CV

Jalak di daerah tempat tinggal penduduk.

Tambang pasir tersebut beroperasi sejak tahun 2012, awalnya

masyarakat sekitar merasa senang dengan adanya tambang galian pasir di

daerah tersebut. Karena dengan adanya tambang galian pasir bisa memberikan

lapangan pekerjaan baru dan tentunya akan meningkatkan ekonomi

masyarakat sekitar yang membutuhkan pekerjaan. Selain itu, pemerintah juga

berpendapat bahwa dari adanya tambang galian golongan C akan memberikan

dampak positif seperti bertambahnya pendapatan asli daerah (PAD),

terpenuhinya

6
Ibid.
7
Ibid.
kebutuhan pasir masyarakat, dan juga terbukanya lapangan pekerjaan baru.8

Setelah berlagsung lama, aktivitas tambang galian C juga akan menimbulkan

dampak negatif pula dari kerusakan lingkungan sekitar tambang galian pasir

tersebut.

Dusun Grobogan masuk dalam Desa Karangpakis yang terdapat 7

Dusun di dalamnya yaitu Dusun Grobogan, Dusun, Watulurung, Dusun

Pumpungan, Dusun Karangjati, Dusun Karangpakis, Dusun Karanganom,

Dusun Karangdon. Galian golongan C yang terletak di Dusun Grobogan yang

berdampingan dengan Dusun Watulurung ini yang merupakan daerah

permukiman warga, sehingga banyak dari warga sekitar mengeluh dan

melakukan protes karena jalan yang semakin rusak, akses jalan satu – satunya

menuju ke Dusun Watulurung terputus dan juga ramainya jalan oleh truk pasir

yang mengangkut hasil galian pasir yang menyebabkan banyaknya debu yang

bertebaran dari truk tersebut.

Semakin hari aktivitas Galian Golongan C tersebut membuat daerah

sekitar semakin buruk, meskipun CV Jalak sudah memberikan kompensasi

yang diterima warga perbulan dengan jumlah 350 ribu, tetapi warga tidak

merasa menerima uang kompensasi setiap bulannya. Masyarakat sudah geram

dan terganggu dengan adanya aktivitas penambang pasir tersebut. Ini

membuat puluhan warga Dusun Grobogan, Desa Karangpakis, Kecamatan

Kabuh melakukan demo dan menuntut CV Jalak karena telah merusak

lingkungan Dusun Grobogan dan aktivitas penambang yang sangat

mengganggu warga
8
Ibid.
sekitar.9 Ditambah juga akibat dari galian tersebut tidak melakukan reklamasi

dan bekas kubangan galian tersebut terisi air hujan yang digunakan berenang

oleh anak – anak sekitar. Pada tanggal 9 Desember karena tidak dilakukan

reklamasi di tempat itu, membuat 2 anak laki – laki masih duduk di bangku

SMP meninggal dunia di kubangan tersebut, karena terlalu dalam mencapai

kurang lebih 3 meter.

Warga membuat tuntutan untuk CV Jalak setelah melakukan

musyawarah bersama dengan Pak RW Dusun Grobogan. Karena adanya

penambang pasir dari CV Jalak, membuat banyak dampak negatif yang

dirasakan warga Dusun Grobogan. Dari protes warga yang dilakukan ke CV

Jalak terdapat beberapa tuntutan yang diajukan yaitu diantaranya yang

pertama, dampak negatif dari aktivitas penggalian pasir seperti banjir, debu,

hingga longsor harus diperhatikan. Kedua, warga tidak menyetujui rencana

tanah mardan digali lagi lantaran akan mempengaruhi sumber air. Ketiga,

pemilik galian diminta untuk mengecor akses jalan menuju Dusun Watulurung

karena jalan menuju dusun tersebut rusak akibat aktivitas para petambang

pasir. Keempat, pemilik galian harus menutup atau menguruk kembali tanah

yang sudah digali lantaran melampaui batas kedalaman. Kelima, warga

kesulitan air bersih karena aktivitas penambang yang merusak sumber air di

Desa Grobogan. Keenam, warga merasa terganggu dengan aktivitas

penambangan pasir yang pengerjaannya hingga malam hari.10

9
Aan. Dikutip dari web kabarjombang.com/kompensasi-tidak-ditepati-warga-tutup-akses-jalan-
10
menuju-lokasi-galian/11/1/17. Diakses pada 11 Januari 2017.
Surat tuntutan warga Dusun Grobogan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Desa Karangpakis.2018.
Masyarakat di Dusun Grobogan Desa Karangpakis merupakan

kelompok masyarakat yang dikuasai oleh adanya Galian Golongan C, karena

sejatinya pelaku penggalian CV Jalak ingin mempertahankan untuk terus

melakukan penggalian, sehingga masyarakat selaku kelompok yang dikuasai

ingin mengadakan perubahan – perubahan yang signifikan. Perubahan –

perubahan yang dilakukan oleh masyarakat yaitu dengan mengadakan demo

dan mengajukan tuntutan kepada pelaku penggalian CV Jalak, dari situ awal

mula terjadinya konflik.

Dalam mengajukan tuntutan yang dilakukan oleh masyarakat Desa

Grobogan ditujukan ke CV Jalak tepatnya pada tanggal 29 Oktober 2018,

setelah terdapat tuntutan tersebut tidak dilakukan aksi protes. Karena tuntutan

tersebut hanya ingin dibuat warga untuk pegangan bila sewaktu – waktu CV

Jalak melakukan pelanggaran atau tidak mematuhi yang sudah ada dalam surat.

Saat peneliti melakukan penelitian di Dusun Grobogan, tuntutan

tersebut tidak disetujui oleh pihak desa karena ditakutkan akan terjadi konflik

aksi demo lagi seperti tahun sebelum – sebelumnya. Karena masyarakat

merasa kecewa dan marah dengan pihak desa yang seakan mendukung

aktivitas galian tersebut, maka tuntutan tersebut dibawa ke Pemerintah

Kabupaten Jombang dan melaporkan kalau banyak masalah yang terjadi di

Dusun Grobogan dengan adanya aktivitas Galian C beberapa tahun terakhir.

Masyarakat berharap Pemerintah Kabupaten Jombang dapat membantu

menyelesaikan permasalahan yeng tengah terjadi di Dusun Grobogan terkait

Galian C di Dusun tersebut.


Dengan adanya tuntutan tersebut Karena tuntutan yang dilakukan

masyarakat tersebut sudah terdengar sampai ke Pemerintah Kabupaten

Jombang, maka membuat Pemerintah Kabupaten Jombang langsung turun

tangan untuk menyelesaikan konflik yang tengah terjadi antara masyarakat

Desa Grobogan dan CV Jalak. Pemerintah Jombang akan melakukan kajian

ulang mengenai galian C yang terjadi di Kabupaten Jombang, karena lebih

utama menjaga ekosistem alam daripada sebuah tambang alian C yang tidak

memikirkan keseimbangan alam sekitar.11

Dari total 30 Galian Golongan C yang ada di Jombang dan 12 Galian

Golongan C yang sudah legal, satu diantaranya yaitu Galian Golongan C di

Dusun Grobogan yang membuat penulis ingin melakukan penelitian di sana.

Karena Galian Golongan C di Desa Grobogan merupakan galian pasir legal

yang ada di Kabupaten Jombang dan merupakan galian pasir yang sering

dilaporkan oleh warga ke Pemerintah Kabupaten Jombang karena sudah

merusak lingkungan warga.12

Aktor yang terlibat dalam permasalahan ini yaitu terdapat masyarakat

Dusun Grobogan, CV Jalak, Pemerintah Desa Karangpakis. Di sini 2 (dua)

aktor yang terlibat konflik yaitu Masyarakat yang terdampak oleh aktivitas

tambang pasir (Masyarakat Dusun Grobogan) dengan pengelola tambang pasir

yaitu CV Jalak. Disisi lain dengan adanya konflik antara masyarakat dengan

CV Jalak, Pemerintah Desa Karangpakis dan Pemerintah Kabupaten Jombang

11
Wawancara dengan Bapak Amin Kurniawan selaku Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten
12
Jombang. 19 November 2018.
Ibid.
membantu untuk menyelesaikan konflik yang tengah terjadi dengan

menurunkan langsung dinas – dinas yang terkait dengan masalah galian

golongan C agar dapat segera mengkaji ulang tentang aktivitas galian pasir

tersebut.

Karena dengan profil CV Jalak yang merupakan perusahaan yang

besar dan terkenal di Daerah Kabuh - Jombang, tetapi perusahaan tersebut

merupakan perusahaan yang sering dilaporkan dan dituntut masyaakat karena

masalah galian pasir yang merusak lingkungan karena banyaknya dampak

negatif yang ditimbulkan dari adanya galian pasir tersebut. Banyaknya konflik

antara masyarakat dengan CV Jalak di Galian Golongan C di Dusun Grobogan

yang menyebabkan 5 (lima) konflik selama 2 tahun terakhir dari tahun 2017-

2018, membuat peneliti memilih Galian Golongan C di Dusun Grobogan

untuk di bahas dalam penelitian ini.

Pemerintah Kabupaten Jombang akan menengahi masalah galian pasir

tersebut yang sudah membuat masyarakat resah. Dengan adanya pihak ke tiga

yang membantu menyelesaikan konflik antara CV Jalak dengan masyarakat

Dusun Grobogan membuat konflik antar keduanya agar tidak semakin

membesar. Pemerintah Kabupaten Jombang membantu mencarikan solusi

yang baik yang menguntungkan kedua belah pihak.

Dari adanya konflik yang terjadi antara masyarakat Dusun Grobogan

dengan CV jalak, akhirnya terdapat beberapa perubahan atau pembenahan

yang dilakukan oleh CV Jalak untuk masyarakat Dusun Grobogan. Dari aksi

protes tersebut masyarakat mendapatkan perbaikan jalan kembali,

mendapatkan akses
air yang diborkan oleh CV Jalak dan mendapatkan tandon air untuk

menampung air dan adanya alat penyedot debu dari CV Jalak untuk

meminimalisir debu yang bertebaran saat musim kemarau. Dengan latar

belakang di atas, penulis merumuskan judul penelitian “Pemetaan Konflik

Tambang Galian Golongan C (Dusun Grobogan Desa Karangpakis Kecamatan

Kabuh Kabupaten Jombang).”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan di atas,

rumusan masalah yang akan penulis ambil adalah “Bagaimana Pemetaan

Konflik Tambang Galian Golongan C di Dusun Grobogan Desa Karangpakis

Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang.?”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan penulisan

skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana Pemetaan Konflik Tambang

Galian Golongan C di Dusun Grobogan Desa Karangpakis Kecamatan Kabuh

Kabupaten Jombang

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan di atas, maka diharapkan

penelitian ini mempunyai manfaat untuk dapat mengetahui permasalahan

konflik tambang Galian Golongan C dengan cara memetakan konflik.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian pertama oleh Mahrudin yang berjudul Konflik Kebijakan

Pertambangan Antara Pemerintah dan Masyarakat di Kabupaten Buton.1

Penelitian ini berfokus pada menganalisis dan mendeskripsikan masalah –

masalah yang menjadi konflik, para aktor yang terlibat, dan sumber – sumber

konflik dalam penambangan nikel di Kecamatan Talaga Raya Kabupaten Buton.

Penelitian ini menggunakan konsep kebijakan dari Parson. Parson mendefinisikan

pembuatan kebijakan sebagai proses penentuan pilihan atau pemilihan opsi –opsi,

maka gagasan tentang kebijakan akan menyangkut satu poin atau serangkaian

poin dalam ruang dan waktu ketika pembuat kebijakan mengalokasikan nilai –

nilai (values).

Metode yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif dengan

pendekatan penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan konflik terjadi

karena kemandegan komunikasi antara perusahaan, masyarakat dan aparat

pemerintah, dalam hal ganti rugi tanah, dan tanaman yang disebabkan oleh

penambangan, dan secara politis tidak melibatkan masyarakat dalam proses

perumusan kebijakan.

Penelitian kedua oleh Bagus Putra Nugraha yang berjudul Konflik

pertambangan emas antara Pemerintah Daerah, Perusahaan dan masyarakat

1
Mahrudin. 2010. Konflik Kebijakan Pertambangan Antara Pemerintah dan Masyarakat di
Kabupaten Buton. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Sultan Qaimuddin Kendari.
Gunung Tumpang Pitu di Kabupaten Banyuwangi. 2 Penelitian ini berfokus pada

konflik sumber daya alam yang terjadi akibat masyarakat yang resah dengan

adanya pertambangan emas di kawasan hutan lindung Gunung Tumpang Pitu.

Penelitian ini akan memcoba untuk mengekplorasi penyebab konflik, proses

berkonflik dan tata kelola penyelesaian konflik.

Penelitian ini menggunakan teori konflik sosial dari Dean G. Pruitt dan

Jeffrey Z. Rubin dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil dari

penelitian ini yaitu konflik pertambangan emas ini adalah konflik vertikal yang

disebabkan karena kekecewaan masyarakat kepada pemerintah daerah dan

perusahaan. Persepsi masyarakat terhadap pemerintah daerah dan korporasi yang

telah melakukan ketidakadilan dengan janji yang tidak ditepati, berdampak pada

kerusakan pada lahan pertanian dan tercemarnya air.

Penelitian ketiga oleh Rahmat Andi Wiyanto yang berjudul konflik

penambangan pasir besi di Desa Garongan Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon

Progo.3 Penelitian ini berfokus pada dampak penambangan, upaya pencegahan

dan penanggulangannya. Penelitian ini menggunakan teori konflik dari Karl Marx

dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu

aktor – aktor terlibat konflik penambangan pasir besi yaitu PT JMI dan

masyarakat kontra, sedangkan masyarakat pro dan kontra konfliknya intensif

ringan dan tidak

2
Bagus Putra Nugraha. 2018. Konflik pertambangan emas antara Pemerintah Daerah, Perusahaan
dan masyarakat Gunung Tumpang Pitu di Kabupaten Banyuwangi. Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik. Program Studi Ilmu Politik Universitas Airlangga. Surabaya.
3
Rahmat Andi Wiyanto. 2015. konflik penambangan pasir besi di Desa Garongan Kecamatan
Panjatan Kabupaten Kulon Progo. Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora. Program Studi
Sosiologi Universitas Islam Negeri Kalijaga. Yogyakarta.
menimbulkan kekerasan. Meskipun pihak PT JMI telah menawarkan ganti rugi

dan mereklamasi lahan pesisir pantai, masyarakat masih belum puas akan ganti

rugi tersebut. Resolusi dari konflik tersebut telah dilakukan oleh berbagai pihak

baik melalui pihak ketiga.

Penelitian keempat jurnal oleh Dian Taufik Ramadan dkk yang berjudul

resolusi konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan pertambangan (studi

kasus Kecamatan Nagajuang, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera

Utara.4 Penelitian ini berfokus pada relasi antara 3 (tiga) stakeholder yaitu PT

SMM, masyarakat Kecamatan Naga Juang, dan Pemerintah Kabupaten

Mandailing Natal, yang berfokus pada hubungan ekonomi yang menyangkut

pengelolaan dan pemanfaatan komoditi emas. Penelitian ini menggunakan teori

pembangunan berkelanjutan dan menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil

dari penelitian ini yaitu menunjukkan dimensi sebab konflik disebabkan oleh

dimensi ekonomi atas pengelolaan dan pemanfaatan komoditi emas, dimensi

struktur dan dinamika sangat dipengaruhi oleh peran aktor yang mendorong

peningkatan ketegangan dan eskalasi konflik.

Penelitian kelima jurnal oleh Arifuddin 2013 berjudul Konflik

Penambangan Emas di Masyarakat Kecamatan Lopok Kabupaten Sumbawa

Besar.5 Penelitian ini berfokus pada adanya tokoh – tokoh masyarakat yang

terlibat

4
Dian Taufik Ramadhan dkk. 2014. resolusi konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan
pertambangan (studi kasus Kecamatan Nagajuang, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi
Sumatera Utara. Program Studi Ilmu Lingkungan. Universitas Indonesia. Volume 12 Issue
2. Hlm. 92-104.
5
Arifuddin. 2013. Konflik Penambangan Emas di Masyarakat Kecamatan Lopok
Kabupaten Sumbawa Besar. Fakulatas Ilmu Sosial dan Humaniora
Program Studi Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
dalam penambangan emas tersebut, sehingga masyarakat merasa tidak

mendapatkan perlindungan secara hukum. Akibatnya masyarakat menjadi marah

dan melakukan tindakan – tindakan yang menimbulkan konflik antar aparat

keamanan, pemerintah daerah dan ormas masyarakat. Penelitian dari jurnal ini

menggunakan teori konflik dari Karl Marx dan menggunakan metode kualitatif.

Hasil dari penelitian ini yaitu penyebab terjadinya konflik tambang karena tidak

adanya aturan yang legal dalam penambangan tradisional, sehingga ditemukan

adanya keterlibatan tokoh – tokoh masyarakat dan aparat pada satu kelompok.

Penelitian keenam oleh Ignasius Usboko 2016 berjudul Role Players

Analysis Dalam Konflik Pengelolaan Sumber Daya Alam Studi Kasus Konflik

Pertambangan Mangan Di Kabupaten Timor Tengah Selatan NTT Tahun 2010-

2011. Penelitian ini berfokus pada menganalisis peran aktor dalam konflik dengan

menggunakan model proses analisis konflik milik Wirawan. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian kualiatatif dan menggunakan teori konflik dari

Ralf Dahrendorf yang akan menganalisis kekuasaan, kepentingan dan kelompok

konflik sosial. Penelitian ini juga menggunakan model pemetaan konflik Wirawan

yang akan menganalisis 7 (tujuh) fase konflik yaitu sebab konflik, fase laten, fase

pemicu, fase eskalasi, fase krisis, fase resolusi konflik, fase pascakonflik.6

6
Ignasius Usboko. 2016. Role Players Analysis Dalam Konflik Pengelolaan Sumber Daya Alam
Studi Kasus Konflik Pertambangan Mangan Di Kabupaten Timor Tengah Selatan NTT
Tahun 2010-2011.
Tabel 2.1
Penelitian – Penelitian Terdahulu

No. Nama, Judul Teori dan Hasil Pembeda


Penelitian Metode
Penelitian
1. Mahrudin 2010, Konsep Konflik terjadi karena Penelitian ini
Konflik Kebijakan kebijakan dari kemandegan komunikasi membahas tentang
Pertambangan Parson, antara perusahaan, konflik yang
Antara Pemerintah Kualitatif masyarakat dan aparat disebabkan
dan Masyarakat di pemerintah, dalam hal perumusan kebijakan
Kabupaten Buton. ganti rugi tanah, dan yang pro ke
tanaman yang disebabkan penambang.
oleh penambangan, dan
secara politis tidak
melibatkan masyarakat
dalam proses perumusan
kebijakan.
2. Bagus Putra Teori konflik Konflik vertikal yang Penelitian ini juga
Nugraha 2018, dari Dean G. disebabkan karena pihak pemerintah
Konflik Pruitt dan kekecewaan masyarakat lebih mendukung
pertambangan emas Jeffrey Z. Rubin kepada pemerintah daerah pihak penambanng.
antara Pemerintah metode dan perusahaan. Persepsi
Daerah, Perusahaan penelitian masyarakat terhadap
dan masyarakat kualitatif. pemerintah daerah dan
Gunung Tumpang korporasi yang telah
Pitu di Kabupaten melakukan ketidakadilan
Banyuwangi. dengan janji yang tidak
ditepati, berdampak pada
kerusakan pada lahan
pertanian dan tercemarnya
air.
3. Rahmat Andi Teori konflik Aktor – aktor terlibat Penelitian membahas
Wiyanto 2015, Karl Marx, konflik penambangan pasir dampak dan upaya
konflik metode pro dan kontra konfliknya pencegahan. Peneliti
penambangan pasir penelitian intensif ringan dan tidak akan membahas
besi di Desa kualitatif. menimbulkan kekerasan. penyelesaian konflik
Garongan Terdapat Meskipun pihak antara masyarakat
Kecamatan Panjatan PT JMI telah menawarkan dengan CV Jalak.
Kabupaten Kulon ganti rugi dan
Progo. mereklamasi lahan pesisir
pantai, masyarakat masih
belum puas akan ganti rugi
tersebut.
4. Dian Taufik Teori Menunjukkan dimensi Penelitian ini
Ramadan dkk 2014, pembangunan sebab konflik disebabkan membahas konflik 3
yang berjudul berkelanjutan, oleh dimensi ekonomi atas aktor dalam segi
resolusi konflik metode pengelolaan dan dimensi ekonominya
antara masyarakat penelitian pemanfaatan komoditi yang
lokal dengan kualitatif. emas, dimensi struktur dan mengeksploitasi
perusahaan dinamika sangat secara besar –
pertambangan (studi dipengaruhi oleh peran besaran.
kasus Kecamatan aktor yang mendorong
Nagajuang, peningkatan ketegangan
Kabupaten dan eskalasi konflik.
Mandailing Natal,
Provinsi Sumatera
Utara.
5. Arifuddin 2013, Teori Konflik Penyebab terjadinya Penelitian ini tidak
yang berjudul Karl Marx, konflik tambang karena ada yang pro ke
Konflik Metode tidak adanya aturan yang masyarakatnya.
Penambangan legal dalam
Emas penambangan
di Masyarakat penelitian tradisional, sehingga
Kecamatan Lopok kualitatif. ditemukan adanya
Kabupaten keterlibatan tokoh –
Sumbawa Besar. tokoh masyarakat dan
aparat pada satu
6 Ignasisus Usboko Teori Konflik kelompok. Penelitian ini
2016, yang berjudul Ralf Dahrendorf Konflik terjadi antara menganalisis peran
Role Players dan pemetaan masyarakat, pemerintah antar aktor yang
Analysis Dalam konflik daerah, dan perusahaan. mengakibatkan
Konflik Pengelolaan Wirawan, Terdapat banyak aktor konflik dengan
Sumber Daya Alam Metode yang terlibat dalam menggunakan
Studi Kasus Konflik penelitian konflik ini termasuk pemetaan konflik
Pertambangan kualitatif. pelaksana pengawasan Wirawan untuk
Mangan Di kegiatan tambang yaitu mengetahui
Kabupaten Timor Pemerintah Kabupaten penyelesaian
Tengah Selatan NTT TTS. konflik.
Tahun 2010-2011.
Diolah oleh peneliti. 2019.

Penulis akan menggunakan Teori Pemetaan Konflik dari Paul Wehr dan

Otomar J. Bartos. Pemetaan konflik yang digunakan Wehr dan Bartos terdapat

tujuh indikator yang akan penulis jabarkan untuk menganalisis konflik Tambang

Galian Golongan C. Pemilihan teori model pemetaan konflik merupakan cara

untuk menggambarkan suatu masalah dengan memetakan konflik berdasarkan

tahapannya hingga tersusun secara sistematis. Dengan menggunakan teori

pemetaan dari Wehr dan Bartos dengan dipetakan setiap permasalahannya, akan

membantu lebih mudah untuk mengetahui penyelesaian konflik tersebut seperti

apa.
Penelitian yang akan diteliti oleh penulis akan berfokus pada analisis

konflik tambang Galian Golongan C dengan menggunakan pemetaan konflik dari

Paul Wehr dan Otomar J. Bartos. Dalam penelitian yang akan diteliti oleh peneliti,

terdapat aktor yang menengahi konflik tersebut yang akan membantu

menyelesaikan konflik yang tengah terjadi yaitu Pemerintah Kabupaten Jombang,

dan Pemerintah Desa Karangpakis Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang.

2.2 Tinjauan Teori

2.2.1 Konflik

Secara harfiah konflik berarti percekcokan, perselisihan, atau

pertentangan. Konflik sebagai perselisihan terjadi akibat adanya perbedaan,

persinggungan, dan pergerakan. Menurut Simon Fisher pengertian konflik

merupakan hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang

memiliki atau yang merasa memiliki sasaran – sasaran yang tidak sejalan.7

Menurut Dean G. Pruitt dan Jeffrey Z. Rubin konflik adalah persepsi mengenai

perbedaan kepentingan (preceived divergance of intrest) atau suatu kepercayaan

bahwa aspirasi pihak – pihak yang berkonflik tidak dapat dicapai secara simultan.8

Definisi di atas sejalan dengan pendapat R W. Mack, RC Syneider dan

Ted Robert Gurr menyatakan bahwa sebuah pertentangan dapat disebut konflik,

pertama, harus melibatkan dua orang atau lebih pihak – pihak di dalamnya.

Kedua, pihak – pihak tersebut saling terik menarik dalam aksi saling memusuhi

(Munttually

7
Simon Fisher. 2001. Mengelola Konflik Keterampilan Dan Untuk Strategi Bertindak. Jakarta:
Grafika Desa Putra. Hlm. 4.
8
Dean G. Pruitt And Jeffrey Z. Rubin. 2004. Teori Konflik Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hlm. 9-10.
opposing actions). Ketiga, mereka cenderung menjalankan perilaku koersif untuk

menghadapi dan menghancurkan sang musuh. Keempat, interaksi pertentangan di

antara pihak – pihak itu dalam keadaan yang tegas karena itu keberadaan

peristiwa pertentangan dapat dideteksi dan dimufakati dengan mudah oleh para

pengamat yang tidak terlibat dalam pertentangan.9

Ada 4 (empat) tipe konflik yang berdasarkan hubungan antara tujuan dan

tingkah laku.10 Adapun keempat tipe konflik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kondisi Tanpa Konflik (No Conflict). Kondisi ini merupakan kondisi

yang diinginkan oleh setiap masyarakat. Namun demikian kelompok

atau masyarakat yang ingin damai tetap bertahan lama maka mereka

harus bisa hidup dinamis dengan cara mengatasi konflik secara keatif.

2. Konflik Laten (Latent Conflict). Konflik laten adalah konflik yang

berada di bawah permukaan. Untuk dapat menyelesaikan konflik tipe

ini maka konflik tersebut harus dibawa ke permukaan telebih dahulu

sebelum dapat diselesaikan secara efektif.

3. Koflik Terbuka (Open Conflict). Konflik ini mengakar secara dalam

serta sangat tampak jelas, dan memerlukan tindakan untuk mengatasi

penyebab yang mengakarbserta efek yang tampak.

4. Konflik Permukaan (Surface Conflict). Konflik ini memiliki akar

yang tidak dalam atau tidak mengakar. Konflik permukaan ini

kemungkinan

9
Ted Robert Gurr. 1980. Hand book of political conflict: theory and research. New york: the free
press. Hlm. 2.
10
M. Mukhsin Jamil. 2007. Mengelola Konflik Membangun Damai. Semarang: Wmc Iain
Walisongo. Hlm. 10.
muncul karena kesalahpemahaman mengenai sasaran dan dapat diatasi

dengan per baikan komunikasi.

2.2.2 Pemetaan Konflik

Langkah penting dalam analisis konflik adalah pemetaan konflik.

Pemetaan konflik memberi deskripsi pendahuluan mengenai berbagai sikap,

perilaku, dan situasi yang berkembang dalam dinamika konflik.11 Pemetaan

merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menggambarkan konflik secara

grafis, menghubungkan pihak – pihak dengan masalah dan dengan pihak

lainnya.12

Pemetaan konflik memberikan deskripsi pendahuluan mengenai berbagai

sikap, perilaku, dan situasi yang berkembang dalam dinamika konflik. Pemetaan

adalah suatu teknik yang dipakai untuk mempresentasikan konflik dalam bentuk

gambar (grafis) dengan menempatkan para pihak yang terlibat dalam konflik baik

dalam hubungannya dengan masalah maupun antar para pihak sendiri. Adapun

pemetaan konflik itu memiliki beberapa tujuan.

Pertama, untuk memahami situasi konflik secara lebih baik. Dengan

menghadirkan hal – hal yang terkait dengan konflik seperti para pihak yang

terlibat dalam konflik baik pihak utama maupun pihak di lingkar berikutnya

(termasuk pihak ketiga yang berusaha menangani konflik), apa yang menjadi isu

yang dikonflikkan. Kedua, melihat dengan lebih jelas hubungan antara para pihak

yang
11
Novri Susan. 2009. Sosiologi Konflik dan Isu-Isu Konflik Kontemporer. Jakarta:
Prenadamedia Group. Hlm 81.
12
Ibid.
terlibat atau terkait, baik langsung maupun tidak langsung dalam konflik, bahkan

di mana posisi pihak ketiga yang berusaha untuk melakukan mediasi.

Ketiga, untuk mengklarifikasi dimana kekuatan utama itu terletak.

Maksudnya, dengan terpetakannya para pihak dan hubungan antara mereka dalam

peta konflik, maka secara mudah pula diketahui kekuatan masing – masing pihak

di dalam mempengarui baik positif maupun negatif terhadap keadaan dan

perkembangan konflik. Keempat, untuk mengecek sendiri keseimbangan aktifitas

atau kontak seseorang. Melalui peta konflik yang menghadirkan juga bagaimana

hubungan antara para pihak yang terlibat dalam konflik, maka frekuensi dan

intensitas komunikasi dan aktivitas antar para pihak dapat dipantau.

Kelima, untuk melihat dimana sekutu atau aliansi atau sekutu potensial

berada. Tergambarkannya bagaimana sifat dan keadaan hubungan antar para

pihak yang terlibat dalam konflik. Secara otomatis akan mempermudah

pemetakan para pihak dalam kelompok – kelompok atau kategori – kategori

tertentu. Misalnya mana sekutu dan mana lawan dari pihak yang terlibat dalam

konflik. Keenam, untuk mengevaluasi apa yang telah dilakukan. Segala hal yang

telah dilakukan oleh pihak yang menangani konflik menyangkut konflik yang

ditanganinya dapat dengan mudah terbaca di peta konflik.13

13
Retno Angraeni. 2018. Pemetaan Konflik Pengelolaan Benteng Sumba Opu Di Provinsi Sulawesi
Selatan. Tesis Universitas Hasanuddin. Hlm. 24-25
2.2.3 Teori Pemetaan Konflik Wehr dan Bartos

Teori Pemetaan Konflik membantu seseorang untuk memperjelas

kebingungan konflik yang dihasilkan. Dalam mempermudah menganalisis konflik

yang akan peneliti lakukan nanti, peneliti akan melakukan analisis pemetaan

konflik dengan menggunakan Model pemetaan konflik dari Wehr dan Bartos. Ada

tujuh indikator yang digunakan Wehr dan Bartos dalam menganalisis konflik

dengan menggunakan pemetaan konflik. Terdapat 7 indikator dari teori konflik

pemetaan Wehr dan Bartos.

Tentukan konteksnya (Specify the context), yang menelusuri informasi

mengenai sejarah konflik dan bentuk fisik dan tata organisasi yang berkonflik.

Konflik tidak muncul di ruang hampa, bisa muncul dalam konteks politik negara,

keluarga, perusahaan, dan komunitas.14 Dengan pemetaan konflik yang pertama,

penulis akan menjelaskan awal mula konflik yang akan menceritakan konflik

yang terjadi di tambang galian golongan C di Dusun Grobogan.

Mengidentifikasi para pihak (Indentify the parties), menemukan siapakah

yang menjadi pihak – pihak berkonflik. Pihak utama berkonflik ialah mereka yang

menggunakan perilaku dan tindakan koersif dan memiliki arah kepentingan dari

hasil konflik. Pihak kedua memiliki kepentingan tidak langsung terhadap hasil

konflik yang menyebabkan perubahan. Pihak ketiga ialah aktor yang netral seperti

mediator dan pasukan penjaga perdamaian yang akan membantu penyelesaian

14
Otomar J. Bartos dan Paul Wehr. 2002. Using Conflict Theory. Cambridge University
Press. Hlm. 67.
konflik.15 Dalam pemetaan konflik ini penulis akan mengidentifikasi para aktor

utama dan kedua yang terlibat konflik dan aktor ketiga yang menjadi penengahnya

dalam konflik tambang galian golongan c di Dusun Grobogan.

Memisahkan penyebab dari konsekuensi (Separate causes from

consequences), seorang peneliti perlu memisahkan apa yang menjadi sebab akar

konflik dan akibat sampingan dari konflik. Membedakan penyebab konflik dari

konsekuensinya tidak selalu mudah. Bahkan, ketika konflik muncul, sebab dan

akibat cenderung berbaur. Permusuhan mungkin merupakan konsekuensi dari satu

fase konflik dan penyebab berikutnya. Ketidakcocokan tujuan dan kepentingan

yang dirasakan mungkin merupakan penyebab paling mendasar dari konflik.16

Dalam pemetaan ketiga ini penulis akan menjelaskan penyebab dari konflik

tersebut dan menjelaskan akibat yang terjadi dengan adanya konflik tersebut.

Seperti sebab konflik tambang galian golongan c adalah masalah kerusakan

lingkungan, masalah kompensasi dan warga merasa terganggu dengan adanya

aktivitas galian tersebut yang bekerja sampai malam hari, dan akibat konflik

adalah masyarakat melakukan demo dan menuntut perusahaan CV Jalak.

Konsekuensi dari penyebab konflik tersebut yaitu sesama masyarakat saling sindir

– menyindir satu sama lain.

Memisahkan tujuan dari kepentingan (Separate goals from interest),

tujuannya adalah sasaran selama proses konflik dan lebih spesifik. Dalam

praktiknya, tujuan biasanya dianggap sebagai tujuan pihak dalam suatu konflik.

15
Ibid. Hlm. 67.
16
Ibid.
Kadang-kadang kata "tujuan" digunakan untuk berarti posisi, tuntutan khusus

yang dibuat oleh satu pihak atau yang lain. Jika Anda ingin mengakhiri konflik,

Anda harus melakukan ini atau itu seperti perubahan.17

Dalam praktiknya, kepentingan merujuk pada hasil – hasil tertentu yang

diinginkan oleh seluruh pihak terlibat, yang benar – benar memotivasi para pihak,

sesuatu yang benar – benar perlu mereka capai seperti keamanan, pengakuan, rasa

hormat, keadilan, dan sebagainya. Seperti tujuan salah satu pihak selama konflik

adalah masyarakat meminta agar ada upaya dari CV Jalak selaku penambang pasir

agar melakukan perbaikan lingkungan seperti sebelum adanya tambang pasir

masuk ke Dusun Grobogan dan tidak lagi melakukan penambangan yang melebihi

batas kesepakatan. Untuk kepentingannya yaitu Masyarakat Dusun Grobogan

berkepentingan untuk melakukan perubahan pada lingkungannya yang sudah

rusak dan tidak kondusif dengan adanya tambang pasir di Dusun Grobogan.18

Memahami dinamika (Understand the dynamics), dinamika adalah

perkembangan situasi yang dibentuk oleh berbagai model tindakan para pihak

berkonflik. Dinamika konflik ditandai terlebih dahulu oleh fase – fase konflik.

Wehr dan Bartos membagi konflik menjadi dua fase yaitu solidaritas konflik

(conflict solidarity) dan fase sumber – sumber konflik (conflict resources).19

Dinamika konflik bisa dijelaskan dengan grafik yang menggambarkan naik

17
Ibid. Hl. 68.
18
Ibid. Hlm. 26.
19
Ibid. Hlm. 69.
turunnya sebuah konflik dalam rentan waktu berkonflik. Di mana dapat melihat

kapan konflik tersebut redam dan kapan konflik tersebut memuncak.

Yang dimaksud solidaritas konflik di sini yaitu terciptanya konflik menuju

tingkatan kompleksitas, melalui banyaknya terlibat pihak – pihak lain dalam

konflik tersebut. Proses ini berlangsung dalam tiga proses yaitu terdapat interaksi

antar individu secara intensif, ada rasa suka dan percaya terhadap yang lainnya,

ada kemiripan dan kesamaan nilai dan norma. Ketiga proses ini akan teraktualisasi

manakala dipicu adanya fakta hostility (kekejian, kekejaman) yang menimbulkan

frustasi dan keluhan. Solidaritas konflik dicirikan beroperasinya ideologi dalam

kelompok, mengajak membuat perlawanan, terdapat pengorganisasian anggota

dan struktur sehingga bisa dirumuskan berbagai strategi konflik.20

Fase kedua yaitu sumber konflik yaitu kelompok – kelompok yang memicu

terjadinya sebuah konflik. Di mana sumber konflik ini merupakan aktor yang

menimbulkan awal sebuah konflik, memercikkan permasalahan dan

mengakibatkan adanya serangan balik

Mencari fungsi yang positif (Search for positive function), yaitu menemukan

bentuk – bentuk perilaku yang memungkinkan konflik dapat mengarah pada

penyelesaian. Fungsi "positif" dari suatu konflik adalah konsekuensi apa pun yang

memiliki imbalan positif untuk salah satu atau kedua pihak.21 Dalam beberapa

kasus, fungsi positif dapat dikejar secara terbuka oleh suatu pihak, sehingga

20
Ibid. Hlm. 70-78.
21
Ibid. Hlm. 69
menjadi tujuannya. Mengetahui fungsi positif dari protes warga atas adanya

Galian Golongan C yang saat ini mengganggu warga Dusun Grobogan, di mana

tujuan para pihak dapat tercapai.

Memahami potensi peraturan (Understand the regulation potential),

bagaimana aturan legal, seperti undang – undang, dapat mengitervensi atau

menggawangi proses konflik. Adanya Faktor pembatas internal seperti keinginan

sederhana para pihak untuk mempertahankan hubungan mereka dan Faktor

pembatas eksternal yaitu adanya peraturan dari pihak ketiga 22 akan membantu

menyelesaikan konflik yang terjadi antara CV Jalak dan Masyarakat Dusun

Grobogan.

22
Ibid. Hlm. 69.
2.3 Kerangka Pikir
Permasalahan:
- Mengakibatkan sumur
UU No 4 Th 2009 warga kering
Konflik Tambang - Udara penuh debu karena
Surat Perizinan Tambang Kepala Galian Golongan C
Dinas Energi Sumber Daya aktivitas galian
Dusun Grobogan - Jalan rusak karena
Mineral (ESDM) Jawa Timur
truk pengangkut pasir
- Aktivitas tambang
sampai malam hari
- Kompensasi yang kurang jelas
- Tidak ada reklamasi

Model Pemetaan Konflik


Wehr dan Bartos

Konteksnya: Aktor: Sebab konflik: Tujuan: Dinamika: Bentuk positif: Peraturan:


Awal mula Aktor Kekeringan Agar CV Terjadi Adanya Akan
konflik saat terlibat air, udara Jalak konflik 5 pembangunan adanya
tidak ada masyarakat bertebaran, memperbai kali dari tandon air revisi
operasional Dsn. jalan rusak, ki tahun 2017- untuk warga terkait
jam kerja Groboan, CV tidak ada permasalha 2019. yang
dan pada perda
Jalak, dan operasional n yang kekeringan,
saat musim RTRW no 21
Pemerintah jam kerja, sudah adanya
ketigo atau Desa ditimbulkan perbaikan th 2009
kompensasi
kemarau Karangpakis kurang jelas, dan jalan, adanya terkait
tidak ada pemerintah alat penyedot Zonasi dan
reklamasi desa bisa debu merencanak
bersikap an
netral membuat
perda
terkait
Galian C.
Diolah oleh peneliti. 2019.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Pada suatu penelitian yang dilakukan seorang peneliti perlu mengetahui

jenis penelitian yang dilakukan, sehingga akan diketahui arah penelitian dan pada

akhirnya tujuan penelitian tersebut dapat tercapai. Dengan demikian penelitian

yang dilakukan akan sesuai dengan yang diharapkan peneliti dan tidak akan

mengalami kesalahan. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam buku Metodologi

Penelitian Kualitatif menyatakan bahwa Penelitian Kualitatif merupakan prosedur

penelitian yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati.1

Metode penelitian merupakan pengetahuan yang membicarakan atau

mempersoalkan mengenai cara – cara melaksanakan penelitian yaitu meliputi

kegiatan – kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis sampai

menyusun laporannya berdasarkan fakta – fakta atau gejala – gejala secara

ilmiah.2 Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Bogdan

dan Taylor dalam buku Metodologi Penelitian kualitatif menyatakan bahwa

Penelitian

1
Lexy J. Moleong.Metode Penelitian Kualitatif.1990.Bandung: Rosdakarya.hlm3.
2
Cholid Narbuko. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm. 2.
Kualitatif merupakan prosedur penelitian yang berupa kata – kata tertulis atau lisan

dari orang – orang dan perilaku yang dapat diamati.3

3.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian yang dibahas oleh peneliti adalah berfokus tentang

menganalisis konflik yang terjadi di Galian Golongan C di Dusun Grobogan Desa

Karangpakis Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang. Fokus penelitian ini

berdasar pada judul yang telah penulis tetapkan, jadi fokus penelitian yang

dilakukan oleh peneliti hanya akan berpusat pada menganalisis konflik Galian

Golongan C termasuk analisis konflik antar aktor beserta peran aktor – aktornya,

dan upaya penyelesaian konfliknya.

3.3 Lokasi dan Obyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Grobogan Desa Karangpakis

Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang. Penelitian secara prosedural memang

dilakukan di Dusun Grobogan Desa Karangpakis, akan tetapi secara substantif

narasumber tidak hanya terikat oleh lokasi. Sehingga penelitian ini tidak hanya

mengacu pada lokasi penelitian yang sudah ditetapkan, melainkan juga mengacu

pada narasumber yang menjadi pelaku ataupun saksi – saksi pada kejadian

tersebut.

3.4 Teknik Penentuan Informan

Dalam menentukan informan, peneliti menggunakan teknik perposive.

Purposive adalah salah satu teknik non random, dimana peneliti menentukan
3
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. 1990. Bandung: Rosdakarya. Hlm. 3.
pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri – ciri khusus yang sesuai

dengan tujuan penelitiannya sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan

penelitian. Berikut merupakan informan yang akan peneliti wawancarai sesuai

dengan pembahasan yang akan peneliti lakukan.

Tabel 3.1
Daftar Narasumber

NO NARASUMBER POSISI

1 Miftakhul Huda Ketua Komisi C DPRD Kab. Jombang

2 Waridi Kepala Desa Karangpakis

3 Sugeng Riyadi Pemilik CV Jalak

4 Kardi RW Dusun Grobogan

5 Sri Wahyuni Masyarakat

6 Partini Masyarakat

7 Mariyati Masyarakat

8 Suliswati Masyarakat

9 Waeso Masyarakat

Diolah oleh peneliti. 2019.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara, observasi, studi pustaka, dan dokumentasi.


a. Metode interview atau wawancara

Wawancara adalah merupakan teknik pengumpulan data yang

sangat penting dalam penelitian kualitatif karena melibatkan manusia

sebagai subjek (pelaku,aktor). Wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti

mengenai informasi apa yang ingin diperoleh dengan cara bertatap muka

dan melakukan tanya jawab antara peneliti dengan informan. Sehingga

peneliti telah menyiapkan pertanyaan – pertanyaan yang akan ditanyakan

kepada informan. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan

permasalahan lebih terbuka. Dalam melakukan wawancara peneliti perlu

mendengar dengan teliti, merekam ataupun mencatat jawaban dari

informan.4 Peneliti langsung turun lapan untuk melakukan wawancara ke

masyarakat Dusun Grobogan, ke Kepala Desa Karangpakis, ke Ketua

Komisi C DPRD Kabupaten Jombang, ke Ketua RW Dusun Grobogan,

dan ke CV Jalak.

b. Observasi

Metode observasi ini dilakukan dengan cara melakukan

pengamatan langsung ke lapangan, sehingga peneliti akan ikut merasakan

suka dukanya. Sehingga data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam,

dan relevan. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu

4
Dr. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hlm.
233.
memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat

diperoleh pandangan yang menyeluruh.5 Peneliti ingin mengetahui

bagaimana terjadinya koflik dan melihat keadaan wilayah yang

berkonflik. Peneliti juga ingin mengetahui bagaimana upaya

penyelesaian konflik. Metode observasi dilakukan dengan turun lapangan

langsung ke lokasi penelitian. Penulis melakukan observasi terkait

permasalahan yang peneliti lakukan seperti untuk mengetahui awal

terjadi konflik, sebab akibat konflik, tujuan berkonflik, aktor yang

berkonflik, serta penyelesaian konflik.

c. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan

dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, mencatat, serta

mengolah bahan penelitian. Studi pustaka dimaksudkan sebagai langkah

awal untuk menyiapkan kerangka penelitian atau proposal guna

memperoleh informasi penelitian sejenis, memperdalam kajian teoritis

dan mempertajam metodologi, informasi atau data empiris yang telah

dikumpulkan orang lain, baik berupa hasil laporan, atau penelitian resmi,

dan buku – buku yang tersimpan di perpustakaan dapat digunakan

sebagai informasi dari penelitian yang dilakukan. 6 Dalam penelitian

penulis lebih mengacu ke buku konflik dari Wehr dan Bartos yang

berjudul “Using

5
6
Ibid.
Hlm. 227
Mestika Zed. 2008. Metode Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Hlm. 3.
Conflict Theory” yang digunakan oleh penulis untuk mempelajari teori

yang penulis pakai.

d. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

menghimpun dan menganalisis dokumen – dokumen, baik dokumen

elektronik, bergambar, maupun tertulis. Dokumentasi yang penulis

lakukan yaitu dokumen berupa struktur organisasi pemerintahan, struktur

organisasi perusahaan, jumlah penduduk Desa Karangpakis, Kondisi

Desa Karangpakis, Sejarah Desa Karangpakis, dan dokumentasi berupa

foto – foto ditempat penelitian.

3.6 Teknik Analisa Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan, memilah – milahnya menjadi

satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan

pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.7 Di sini

penulis menggunakan teknik analisa data dari Miles dan Huberman.

Analisis data menurut Miles dan Huberman dibagi menjadi beberapa

tahapan yaitu pengumpulan data, penyajian data, reduksi data, dan

penarikan kesimpulan.

7
Lexy J. Moleong. Op. Cit.hlm. 248.
1. Pengumpulan data (Data Collection), merupakan proses awal yaitu

berusaha mengumpulkan data mentah yang diperoleh melalui observasi

dan wawancara mendalam kepada informan yang telah ditentukan.

Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data – data penelitian

terkait dengan konflik yang terjadi pada Galian Golongan C Dusun

Grobogan. Hal ini menjadi bagian yang sanat penting yang harus

dilakukan peneliti dikarenakan melalui data – data yang didapatkan ini

peneliti akan mendapatkan hasil.

2. Reduksi data (Data reduction), yaitu proses pemilihan atau

menyederhanakan data mentah yang telah dikumpulkan dengan membuat

abstraksi. Pada tahapan reduksi data terjadi proses pemilihan, pemusatan,

penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data kasar yang diperoleh di

lapangan studi.8 Dalam proses reduksi data terjadi proses penyeragaman

data – data yang didapatkan dari proses wawancara maupun dokumentasi

yang kemudian disatukan dalam satu tulisan untuk kemudian di analisis.

3. Penyajian Data (Data Display), pada tahap penyajian data ini terjadi

proses deskripsi kumpulan informasi tersususn yang memungkinkan untuk

melakukan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.9 Melalui

tahap penyajian data ini, peneliti dapat memahami kondisi yang terjadi di

lapangan dan selanjutnya akan mengerti untuk mengambil tindakan –

tindakan tertentu dalam penelitian.

8
Agus Salim. 2006. Teori & Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana. Hlm: 22.
9
Ibid.
4. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing), keseluruhan proses dari

permulaan pengumpulan data, periset kualitatif mencari makna dari setiap

gejala yang diperolehnya di lapangan, mencatat keteraturan atau pola

penjelasan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas dan

proposisi.10 Pada tahapan ini peneliti diharuskan untuk menangani

kesimpulan – kesimpulan penelitian secara longgar, tetap berfikir terbuka

tetapi kesimpulan yang didapatkan harus sudah disediakan. Langkah –

langkah analisis data yang sudah dipaparkan di atas merupakan tahapan –

tahapan dalam proses analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.

10
Ibid.
BAB IV

GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Galian Golongan C di Dusun Grobogan

Lokasi penambangan pasir di Dusun Grobogan ini terletak di Dusun

Grobogan, Desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang.

Lokasi penambangan ini terletak di samping pemukiman warga Dusun

Grobogan yang berdekatan dengan letak jalur sungai berantas yang ada di

Kecamatan Kabuh. Dusun Grobogan ini masuk dalam bagian dari Desa

Karangpakis yang terdiri dari 7 (tujuh) Dusun diantaranya Dusun Grobogan,

Dusun Pakis, Dusun Pumpungan, Dusun Karangjati, Dusun Karangdon,

Dusun Gempol, Dusun Karanganom. Penduduk di Desa Karangpakis

berjumlah 3.968 jiwa dengan total 1.324 KK (Kartu Keluarga). Komposisi

pekerjaan yang dimiliki oleh warga juga beragam, namun petani tetap

menjadi profesi mayoritas di daerah tersebut.1

Jumlah penduduk untuk Dusun Grobogan yang terdiri dari 3 RT dan 2

RW yaitu berjumlah 466 jiwa dengan total 107 KK (Kartu Keluarga)

dengan pembagian gang 1 dan gang 2. Dengan rincian penduduk atas

wilayah gang 1 RT 1/RW 1 berjumlah 19 KK dengan total 75 jiwa,

penduduk bawah wilayah RT 2/RW 1 berjumlah 37 KK dengan total 185

jiwa, dan penduduk gang 2


1
Monografi Desa Karangpakis, 2018.
RT 2/RW 2 berjumlah 51 KK dengan total 206 jiwa. 2 Pekerjaan yang

mayoritas di Dusun Grobogan ini yaitu sebagai petani dan peternak. Tidak

ada data khusus yang menjelaskan tentang kerincian pekerjaan di Dusun

Grobogan.

Dulu sebelum lokasi tambang dijadikan galian oleh perusahaan CV

Jalak, lokasi ini merupakan dataran tinggi gunung yang tidak dikelola

dengan baik sumber daya alamnya oleh masyarakat sekitar padahal di

daerah tersebut sebagian terdapat tanah warga sendiri. Sebelum CV Jalak

memutuskan untuk menggunakan daerah gunung tersebut sebagai tempat

galian, CV Jalak melakukan perundingan dengan warga terkait dengan tanah

yang dimiliki warga Dusun Grobogan di wilayah yang akan dijadikan untuk

penambangan pasir, ini sekitar 7 tahun yang lalu yaitu tahun 2012.

Pemilik CV Jalak mengatakan beliau tertarik melakukan penggalian di

Dusun Grobogan tersebut karena potensi pasirnya yang bagus. Waktu

peneliti mewawancarai beliau, beliau menceritakan awalnya mempunyai ide

untuk melakukan usaha tambang galian pasir ini yaitu karena beliau

mengetahui akan adanya pembangunan Tol Jombang. Tol ini

menghubungkan bagian Ujung Timur yaitu Jalan Tol Mojokerto-Kertosono,

Ujung Barat yaitu Jalan Tol Ngawi-Kertosono dan Jalan Tol Mojokerto-

Kertosono.

“Pembangunan tol itu tahun 2007 mbak, tetapi belum berjalan


mulus jadi saya belum terpikir untuk membuka usaha galian
pasir pada waktu itu karena kan baru awal-awal
pembangunannya.
2
Data diperoleh dari Ketua RW 1 dan RW 2 saat melakukan pendataan untuk keluarga tidak mampu.
2017.
Saya memutuskan waktu tahun 2011 menuju tahun 2012 saya
melakukan dengan ilegal penambangan pasir di Dusun
Grobogan. Karena waktu tahun 2012 sangat ramai kebutuhan
pasir yang akan digunakan untuk Jalan Tol Ploso Jombang ini
tetapi saya Cuma bentar karena banya tugas yang harus saya
urus sebagai Kepala Desa, dan saya lanjut lagi aktivitas galian
pada tahun 2014 sampai sekarang ini.”
Dari wawancara peneliti dengan pemilik usaha tambang galian di

Dusun Grobogan, bisa dikatakan beliau memulai untuk melakukan usaha

pertambangan karena adanya pembangunan Jalan Tol Mojokerto-

Kertosono. Itu membuat beliau tertarik untuk menyediakan jasa tanah urug

untuk pembangunan Tol yang ada di Jombang. Lokasi Dusun Grobogan

yang akan digunakan untuk lokasi penambangan pasir juga sangat strategis

berdekatan dengan pembangunan Jalan Tol tersebut.

4.1.2 Gambaran Umum Perusahaan Galian CV Jalak

CV Jalak merupakan Perusahaan yang menaungi Galian Golongan

C Di Dusun Grobogan Desa Karangpakis Kecamatan Kabuh Kabupaten

Jombang. Perusahaan tersebut terletak di Dusun Grobogan tepat di Galian

yang tengah dijalankan. Perusahaan tersebut di pimpin oleh Bapak Sugeng

Riyadi yang menjabat juga sebagai Kepala Desa atau Lurah di Desa

Banjardowo Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang. Perusahaan ini sudah

beroperasi dari tahun 2012 yang merupakan perusahaan penyedia pasir.

CV Jalak ini merupakan usaha perorangan yang tidak ada kerjasama

dengan pihak manapun yang resmi didirikan oleh Pak Sugeng Riyadi.

Dalam wawancara saya dengan beliau terkait kepemilikan tanah. Beliau

menjelaskan bahwa:
“Awalnya itu tanah milik warga mbak. Ada yang dijual
langsung dengan gampang bebas ke saya, ada yang ga mau
menjual tanahnya ke saya juga ada. Ada yang mau dibeli
pasirnya saja juga ada. Jadi saya sah-sah aja tidak memaksakan
warga juga dengan keputusan mereka.”

CV Jalak sudah memiliki banyak pekerja yang bekerja di Galian C

di Dusun Grobogan. Beberapa pekerja diambil dari masyarakt Dusun

Grobogan yang ditempatkan sebagai penjaga bego atau mesin berat di

penggalian, sebagai sopir truk pasir, dan sebagai kuli pasir. Yang menjadi

kurang atau minus dari perusahaan ini yaitu tidak adanya pekerja yang ahli

dalam pertambangan galian yang bisa menganalisis atau merencanakan

standart penggalian tanah yang sudah ditetapkan dan tidak boleh melebihi

batas wajarnya.
Bagan 4.1 Struktur Organisasi CV Jalak

Sumber: Diolah oleh penulis. 2019.

4.1.3 Gambaran Umum Desa Karangpakis Kecamatan Kabuh

Desa Karangpakis merupakan salah satu Desa yang terletak di

Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang. Desa Karangpakis merupakan Desa

yang terletak ± 1,5 Km dari pusat Pemerintahan Kecamatan Kabuh. Secara

administratif batas – batas Desa Karangpakis adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Manduro Kec. Kabuh

Sebelah Selatan : Desa Banjardowo Kec. Kabuh

Sebelah Barat : Desa Kabuh Kec. Kabuh


Sebelah Timur : Desa Sumberingin Kec. Kabuh

Desa Karangpakis terdiri dari 7 (tujuh) Dusun 15 RW (Rukun

Warga) dan 45 RT (Rukun Tetangga). Perincian 1 Dusun tersebut adalah

sebagai berikut :3

a. Dusun Grobogan : 3 RT dan 2 RW

b. Dusun Pakis : 11 RT dan 5 RW

c. Dusun Pumpungan : 7 RT dan 2 RW

d. Dusun Karangjati : 7 RT dan 2 RW

e. Dusun Karangdon : 6 RT dan 2 RW

f. Dusun Karangnom : 5 RT dan 1 RW

g. Dusun Watulurung : 6 RT dan 1 RW

Pemerintah Desa Karangpakis berkedudukan sebagai Satuan Kerja

Perangkat Desa di Desa Karangpakis Kecamatan Kabuh Kabupaten

Jombang. Pemerintah Desa Karangpakis dipimpin oleh seorang Kepala

Desa atau Lurah yaitu Bapak Waridi. Di bawah ini adalah struktur

organisasi Pemerintah Desa Karangpakis.

3
Monografi Desa Karangpakis, 2018.
Bagan 4.2 Struktur Organisasi di Kantor Kepala Desa Karangpakis

Sumber: Diolah oleh penulis, 2019.

4.1.3.1 Kondisi Desa

Faktor fisik yang diperlukan dalam merencanakan suatu kawasan adalah

topografi, goelogi, hidrografi dan kendala-kendala fisik. Desa Karangpakis

merupakan dataran tinggi. Menurut topografinya desa ini termasuk ada di dataran

sedang. Topografinya yang datar menjadikan akses menuju desa tidak begitu

mengalami kesukaran, namun masih banyak jalan yang belum mengalami

perkerasan jalan. Dengan kondisi lahan yang kering meskipun merupakan dataran

tinggi, tetapi di Desa Karangpakis masih banyak orang bekerja sebagai petani.

Sebagian kecil wilayah ada yang kondisi tanahnya bebatuan dan berbukit yang

tanahnya tandus. Luas wilayah Desa Karangpakis kurang lebih 532,1 Ha. Dengan
adanya 2 (dua) musim yaitu musim panas dan musim hujan, maka lahan Desa

Karangpakis didominasi dengan pertanian. Untuk lahan pertanian ini luasnya

kurang lebih 268.659 Ha.4

Sumber daya alam yang bisa diambil oleh masyarakat sekitar untuk dijual

yaitu batu gunung. Di samping itu juga ada lahan yang bisa dimanfaatkan sebagai

usaha tanah urug. Karena kondisi Desa Karangpakis yang masih banyak hutan –

hutan dataran tinggi seharusnya warga bisa lebih memanfaatkan lagi sumber daya

alam yang ada.5

Pemukiman penduduk desa menyebar di 7 (tujuh) dusun, fasilitas yang ada

meliputi:

1. Rumah Penduduk

2. Air minum

3. Sawah

4. Tegalan

5. Kehutanan

6. Sekolah dasar

7. Sekolah menengah

8. Kantor balai desa

10. Puskesmas

11. Masjid/Musholla

4
5
Filebuku sejarah Desa Karangpakis. 2012.
Ibid.
12. Makam

13. Taman kanak – kanak

14. Bank

15. Pasar

16. Toko kelontong dan warung

17. Jalan desa

4.1.3.2 Kependudukan

Kondisi profesi penduduk Desa Karangpakis tidak terlalu beragam, karena

mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani. Penduduk Desa

Karangpakis berjumlah 3.968 Jiwa dengan 1.324 KK (Kartu Keluarga). Dengan

laki – laki sebanyak 1.909 jiwa, perempuan sebanyak 2.059 jiwa. Menurut umur

jumlah penduduk yaitu usia 0 – 15 sebanyak 406 jiwa, usia 15 – 65 sebanyak

3.010 jiwa, dan usia 65 ke atas sebanyak 552 jiwa.6

Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.1 Jumlah penduduk berdasar mata pencaharian

a. Pertanian
- Petani pemilik 531 Orang
- Penggarap/penyewa 58 Orang
- Buruh tani 331 Orang
b. Peternakan
- Peternak sapi 170 Orang

6
Monografi Desa Karangpakis. 2018.
- Peternak kambing 85 Orang
- Peternak ayam 765 Orang
- Peternak itik 5 Orang
- Buruh ternak 35 Orang
- Lainnya 25 Orang
c. Industri Kecil
- Usaha 10 Orang
- Buruh industri kecil 65 Orang
d. Jasa
- PNS 130 Orang
- Pedagang 65 Orang
- Ojek 10 Orang
- Sopir 40 Orang
- Tukang batu 25 Orang
- Tukang kayu 15 Orang
- Tukang jahit 23 Orang
Sumber: diolah oleh penulis. 2019.

4.1.3.3 Infrastruktur Pendukung

a. Jaringan Jalan

Sarana transportasi tidak begitu sukar di jangkau. Di seluruh wilayah

desa sebagian besar jalan makadam dan jalan tanah. Jalan aspal adalah satu-

satunya ruas jalan yang menghubungkan ke ibukota kecamatan.

b. Kondisi dan Fungsi Jalan

Kondisi jalan aspal yang menghubungkan desa ke luar dalam kondisi

buruk. Sedangkan jalan tanah dan makadam di desa banyak yang mengalami

kerusakan dan kurang perawatan. Lokasi jalan-jalan itu terdapat disemua

dusun.
c. Keadaan Transportasi

Transportasi umum yang masuk ke desa belum ada. Sedangkan

transportasi lokal adalah kendaraan pribadi berupa sepeda motor, becak, dokar

dan ojek.

d. Sarana Irigasi

Kondisi saluran irigasi di Desa Karangpakis sangat minimum sekali

khususnya di daerah areal persawahan banyak saluran irigasi /bak pembagi

yang masih terbuat dari tanah biasa dan sebagian besar sudah rusak, akibatnya

air banyak yang keluar dari saluran atau bak pengontrol sehingga pengairan

areal sawah atau lahan kurang optimal. Dengan melihat kondisi tersebut diatas

maka perlu adanya suatu jaringan irigasi yang memadai sehingga bisa

memenuhi suplai air di semua area persawahan.7

7
File tentang Desa Karangpakis di komputer Balai Desa Karangpakis.2019.
BAB V

ANALISIS PEMETAAN KONFLIK

5.1 Kronologi Konflik

Untuk memudahkan pembaca memahami kronologi konflik permasalahan

dan aktor – aktor yang terlibat dalam konflik antara masyarakat Dusun Grobogan

dengan CV Jalak, perhatikan tabel di bawah ini.

Tabel 5.1 Kronologi Konflik

Tahun Permasalahan Aktor yang terlibat Tindakan dari adanya


Protes konflik konflik
2017 Tidak ada jam operasional kerja Masyarakat Grobogan Adanya jam operasional
melakukan protes ke CV kerja sampai pukul 20.00
Jalak didampingi oleh WIB atas kesepakatan
Ketua RW Grobogan. bersama.
2017 Air sumur warga atas kering Masyarakat Grobogan Dilakukan Pengeboran air
(Kekeringan) dan debu bagian atas melakukan dan memberikan tandon air
bertebaran protes ke CV Jalak oleh CV Jalak untuk warga
didampingi oleh Ketua Grobogan bagian atas yang
RW Grobogan. kekeringan.
2017 Jalan rusak karena truk pasir Masyarakat Grobogan CV Jalak melakukan
melakukan protes ke CV Perbaikan jalan yang rusak
Jalak didampingi oleh dan mengubah rute truk pasir
Ketua RW Grobogan. yang tidak lagi melewati
jalan warga Grobogan.
2018 Kompensasi yang tidak jelas Masyarakat Grobogan Belum ada kejelasan uang
melakukan protes ke CV kompensasi diberikan ke
Jalak didampingi oleh pihak siapa. Karena CV
Ketua RW Grobogan. Jalak sudah merasa
memberikan kompensasi
uang secara rutin setiap
bulannya ke warga
Grobogan yang terdampak
Galian C melalui Pemerintah
Desa Karangpakis.
2018 Tidak ada reklamasi Masyarakat Grobogan Puncak dari konflik karena
melakukan protes ke CV menewaskan 2 anak SMP
Jalak didampingi oleh yang sedang berenang di
Ketua RW Grobogan, kubangan bekas galian penuh
Pemdes Karangpakis, air yang tidak direklamasi.
dan Polsek Kabuh. Dari kejadian ini CV Jalak
melakukan perbaikan bekas
galiannya dan Pemerintah
Kabupaten Jombang
merencanakan membuat
perda terkait Galian C dan
akan merevisi perda RTRW
no 21 Th 2009 Kabupaten
Jombang.
Sumber: diolah oleh penulis. 2019.

Konflik yang terjadi di Dusun Grobogan antara Masyarakat Grobogan

dengan CV Jalak akibat adanya aktivitas Galian C yang berlokasi di Dusun

Grobogan. Awal mula konflik terjadi karena masalah jam operasional meraka

yang masih belum ditetapkan dan bekerja 24 jam non stop. Ini membuat banyak

warga melakpor protes ke Ketua RW Dusun Grobogan karena waktu istirahat

mereka terganggu dengan aktivitas galian tersebut yang tidak mempunyai jam

kerja yang tepat. Ini sudah berlangsung dari awal mulainya adanya penambang

pasir yang melakukan Galian C di Dusun Grobogan sekitar akhir tahun 2012

tetapi warga mulai melakukan protes di tahun 2017. Meskipun awal – awal

beroperasinya galian pasir tersebut tidak diprotes warga terkait jam operasional,

tetapi semakin lama masyarakat merasa terganggu dengan adanya aktivitas galian

yang bekerja non stop sehari.

Awalnya masyarakat merasa suka dengan adanya aktivitas galian tersebut,

karena menurut tuturan warga suasana Dusun Grobogan menjadi ramai tidak sepi
seperti sebelum adanya aktivitas galian pasir. Menurut salah satu warga yaitu

Bapak Waeso sebagai penduduk Dusun Grobogan, juga senang dengan adanya

aktivitas galian tersebut sehari – hari dijadikan tontonan buat warga sekitar galian.

Tetapi semakin lama bertahun – tahun, masyarakat merasa terganggu dengan

suara kebisingan dari alat berat galian pasir tersebut. Sampai akhirnya warga

Dusun Grobogan melakukan protes terkait jam operasinal CV Jalak.

“awal – awal ada galian ini suka mbak, dari anak – anak sampai yang
tua selalu melihat penggali melakukan penggalian dengan alat berat
itu dibuat tontonan warga saat pagi hari atau sore hari gitu. Banyak
yang lihat langsung ke wilayahnya juga banyak yang melihat dari
wilayah atas sini. Asyik aja melihat kegiatan itu awal – awal, tapi
lama
– lama juga merasa bosan dengan aktivitas tersebut.” (Bpk Waeso, 4
April 2019)1

Diawal tahun 2017 masyarakat Dusun Grobogan memulai protes ke CV

Jalak agar diberikan jam kerja untuk aktivitas Galian C tersebut. Sebab, setiap hari

jam operasional kerja untuk penggalian pasir ini bisa sampai tengah malam saat

masyarakat beristirahat. Masyarakat meminta agar adanya jam operasional kerja

agar tidak merugikan masyarakat lagi karena terganggu dengan adanya suara

mesin berat dari Galian tersebut. Yang memulai berinisiatif untuk melakukan aksi

protes ke CV Jalak yaitu warga bagian atas yang rumahnya berhadapan langsung

dengan galian pasir dan jaraknya juga sangat dekat.

Warga atas mengajak warga Grobogan untuk melakukan aksi demo

dibantu dengan Ketua RW Dusun Grobogan. Tentu dengan adanya demo ke CV

Jalak pasti
1
Hasil wawancara dengan masyarakat Bpk Waeso pada 4 April 2019 pukul 14.05 WIB.
ada pihak masyarakat yang pro dan kontra dengan adanya aktivitas galian

tersebut. Pihak yang pro ke tambang galian pasir tersebut yaitu masyarakat

Grobogan yang mempunyai bagian tanah di lahan yang digunakan galian, dan

masyarakat yang bekerja di galian tersebut sebagai sopir, penjaga bego (alat

pengeruk pasir), dan kuli pasir.

Aksi demo tersebut dilakukan warga Grobogan bersama dengan Ketua

RW dengan mendatangi langsung CV Jalaknya yang berlokasi di Galian C

tersebut pula. Ada 20-an (dua puluh) orang yang ikut dalam aksi protes tersebut

dan memaksa pemilik CV Jalak untuk bertindak yang adil agar tidak merugikan

masyarakat Dusun Grobogan pula. Masyarakat mengancam akan menutup akses

jalan ke galian apabila CV Jalak tidak mengubah jam operasional kerja mereka.2

Konflik pun terus terjadi antar keduanya, di musim kemarau di tahun 2017

sekitar bulan juni yang membuat masyarakat merasa terganggu dengan debu yang

bertebaran serta sumur warga bagian atas yang kering. Karena masalah air sangat

penting untuk kehidupan sehari – hari warga, warga bagian atas Dusun Grobogan

mengeluh karena sumur mereka kering disaat musim kemarau tiba. Warga bagian

atas memulai aksi protes mereka ke CV Jalak dan didampingi oleh Ketua RW

setempat. Karena yang mengalami dampak negatif dari adanya aktivitas galian di

musim kemarau warga Dusun Grobogan bagian atas, maka yang melakukan aksi

protes juga warga bagian atas didampingi oleh Ketua RW setempat.

2
Hasil dari wawancara bersama Ketua RW Dusun Grobogan.2019.
Setelah melakukan protes demo ke CV Jalak agar bertanggungjawab

dengan permasalahan debu dan air sumur kering, barulah CV Jalak mulai

bertindak mengeborkan air dan memberikan tandon untuk digunakan sehari – hari

oleh masyarakat bagian atas yang kekeringan. Tak hanya sampai di situ konflik

pun terus terjadi karena banyak dampak negatif yang dirasakan masyarakat Dusun

Grobogan.

Disaat musim hujan tiba di akhir tahun 2017 bulan Desember dan awal

tahun Januari 2018, warga juga kesal karena dibuat emosi oleh adanya galian

tersebut. Saat musim hujan, ketika truk pengangkut pasir turun membawa pasir

dari arah galian pasir ke jalanan penduduk, hal tesebut membuat jalan jadi

semakin licin karena musim hujan yang mengakibatkan pasir menjadi lumpur dan

itu mengganggu masyarakat yang berkendara juga karena takut jatuh.

Pasir yang becek membekas diban truk dan meninggalkan jejak di

sepanjang jalan. Belum lagi ketika truk lewat di jalan yang belum beraspal,

meninggalkan kubangan akibat dilewati truk angkutan pasir. Warga kembali

melakukan aksi protes mereka ke CV Jalak agar memperbaiki jalan yang rusak

akibat truk pasir mereka. Dari adanya protes warga karena mengganggu dijalanan

warga, perusahaan memutuskan untuk membuat jalan alternatif sendiri untuk jalan

truk dan tidak sampai lagi melewati jalan umum masyarakat Dusun Grobogan.

Tak berenti di situ pula, konflik terus terjadi antar keduanya disaat

masalah kompensasi yang tidak sampai ke tangan warga yang seharusnya

mendapatkan. Ini terjadi di pertengahan 2018 menjelang hari puasa. Kompensasi

yang dijanjikan untuk setiap rumah sebesar 350 ribu setiap bulannya tetapi
masyarakat tidak pernah
menerima uang kompensasi sebesar itu. Ada sebagian warga yang mendapatkan

uang dari Galian C tersebut karena mereka punya tanah di area Galian pasir

tersebut. Mereka yang mempunyai tanah di tempat galian tersebut dan

mendapatkan uang kurang lebih 10 juta pertahunnya. Jadi, antara warga yang

punya tanah dan tidak punya tanah ini sering konflik sendiri saling sindir antar

tetangga. Karena kalau orang yang tidak mempunyai tanah dan melakukan demo

protes, pasti mereka akan dicibir oleh masyarakat yang pro yang mempunyai

tanah dan merasa untung dengan adanya Galian C tersebut. Untuk warga yang

tidak memiliki hak di Galian C berupa tanah, mereka merasa kesal karena

perusahaan tidak menepati janjinya untuk memberikan kompensasi ke warganya.

Setelah warga melakukan protes menanyakan tentang uang kompensasi itu

di mana, perusahaan sudah menjawab uang kompensasi sudah diberikan ke

Pemerintah Desa. Jadi, CV Jalak menyuruh warga Grobogan menanyakan uang

kompensasi tersebut ke Pihak desa bukan ke CV Jalak sendiri. Karena perusahaan

sudah merasa melakukan tanggungjawabnya terkait kompensasi warga. Sampai

sekarang bulan April tahun 2019 saat peneliti melakukaan wawancara dengan

masyarakat, uang kompensasi masih belum jelas keberadaanya dan tidak ada

tranparansi dana yang jelas dari pihak CV Jalak dan Pemerintah Desa

Karangpakis sendiri. Setelah itu masyarakat sudah merasa capek untuk menagih

uang kompensasi yang tidak jelas penyalurannya. Masyarakat mengatakan sudah

tidak ada yang bisa dipercaya lagi baik itu perusahaan CV Jalak maupun

Pemerintah Desa Karangpakis.


Setelah aksi protes pada bulan Mei yang lalu akibat kompensasi belum

meredam amarah warga, warga berinisiatif membuat tuntutan untuk CV Jalak agar

mereka tahu kesalahan – kesalahan apa saja yang selama ini ditimbulkan dari

adanya aktivitas galian tersebut. Penuturan dari Pak RW, warga membuat tuntutan

tersebut bukan mengajak untuk konflik tetapi masyarakat ingin bukti yang jelas

hitam di atas putih semacam perjanjian yang harus di tandatangani oleh semua

pihak yang terkait. Setelah masyarakat membuat tuntutan tersebut, tuntutan

tersebut tidak dapat izin dari Pemerintah Desa Karangpakis karena ditakutkan

akan menimbulkan konflik lagi seperti tahun – tahun sebelumnya dan malah

makin memperkeruh suasana antara CV Jalak dengan masyarakat Dusun

Grobogan. Tuntutan tersebut dibuat pada tanggal 29 Oktober 2018 dan tidak

mendapat respon baik dari Kepala Desa Karangpakis yang tidak mau

menandatangani surat tersebut.

Tuntutan tersebut seharusnya ingin dibuat pegangan warga Dusun

Grobogan, untuk melakukan protes secara baik – baik ke CV Jalak terkait

aktivitas galian yang dilakukan agar lebih memperhatikan dampak negatif atau

kesalahan yang selama ini telah mereka buat yang telah mengganggu masyarakat

Dusun Grobogan. Meskipun tuntutan tersebut tidak mendapat respon baik dari

Pemerintah Desa Karangpakis, masyarakat Dusun Grobogan merasa kecewa

dengan sikap Pemerintah Desa yang tidak mau menandatangani tuntutan tersebut.

Bagi masyarakat surat tersebut adalah surat legal kalau sudh mendapat

tandatangan dari Kepala Desa dan membuat masyarakat sedikit aman dengan

adanya perjanjian tertuis tersebut. Tetapi sampai sekarang perjanjian tersebut

masih bersih dari tandatangan.


Gambar 5.1 Foto tuntutan warga
Sumber: foto penulis saat penelitian.2019.

Belum selesai dengan masalah surat tuntutan yang sia – sia dibuat warga

pada tanggal 29 Oktober 2018. Kembali lagi terdapat kejadian yang membuat

masyarakat Dusun Grobogan geram dan marah ke pihak CV Jalak. Masyarakat

Dusun Grobogan dikagetkan dengan kejadian yang membuat semua orang

meradang lagi emosinya yaitu tewasnya 2 (dua) anak SMP yang tengah berenang

di bekas Galian C yang tidak dilakukan reklamasi tersebut. Kubangan dengan

kedalaman kurang lebih 3 meter yang penuh dengan air itu, tidak disangka oleh

masyarakat bisa menewaskan korban jiwa.


Setelah berita tersebut terdengar oleh masyarakat, masyarakat yang masih

emosi karena masalah surat yang tidak ditandatangani tersebut, masyarakat

langsung melakukan aksi protes ke CV Jalak. Masyarakat meminta agar

perusahaan juga mematuhi aturan kerja dengan melakukan reklamasi yang benar.

Jika, perusahaan tidak ingin melakukan apa yang diinginkan masyarakat,

masyarakat akan melakukan aksi penutupan akses jalan lagi, agar tidak ada lagi

Galian pasir yang mengganggu masyarakat Dusun Grobogan.

Protes warga terkait reklamasi ini sudah merupakan tingkat konflik paling

puncak karena masyarakat sudah merasa geram dan lelah harus melakukan aksi

protes terus menerus ke CV Jalak karena aktivitas galian pasir tersebut. Protes

warga melakukan demo ke CV Jalak juga ditengahi oleh Pemerintah Desa

Karangpakis dan Polsek Kabuh juga agar tidak terjadi konflik kekerasan di antara

kedua belah pihak yang berkonflik karena emosi warga yang belum meredam.

Bisa dikatakan dari semua konflik yang terjadi, perubahan dari masalah – masalah

dampak negatif yang ditimbulkan oleh aktivitas galian dikarenakan masalah yang

satu ini yaitu reklamasi yang sampai merenggut nyawa.

Kejadian tersebut yang terjadi pada tanggal 9 Desember 2018, masyarakat

meminta CV Jalak untuk berbenah dalam sistem kerjanya agar tidak menimbulkan

korban jiwa lagi akibat kegiatan galian pasir yang tidak dilakukan reklamasi. Dari

semua konflik, konflik yang satu ini yang membuat banyak pihak langsung turun

tangan untuk mengatasi dan membantu menyelesaikan konflik yang terjadi

diantara kedua belah pihak. Dari adanya kejadian tersebut, diharap tidak ada lagi

kejadian
yang memilukan yang diakibatkan dari adanya kegiatan galian pasir yang ada di

Dusun Grobogan.

5.2 Analisis Teori Pemetaan Wehr dan Bartos

Penulis menggunakan pemetaan konflik dari Wehr dan Bartos yang

menggunakan 7 (tujuh) indikator yang akan digunakan untuk menganalisis

pemetaan konflik yang terjadi di Galian C Dusun Grobogan antara

masyarakat Dusun Grobogan dengan CV Jalak yang akan dijelaskan di

bawah ini.

5.2.1 Tentukan konteksnya (Specify the context)

Yang dimaksud tentukan konteksnya yaitu menelusuri informasi

mengenai sejarah konflik dan bentuk fisik dan tata organisasi yang

berkonflik. Penulis akan menjelaskan awal mula terjadi konflik antara CV

Jalak dengan Masyarakat Dusun Grobogan. Konflik yang terjadi di antara

kedua belah pihak bukan konflik yang mengakibatkan kekerasan fisik

yang sampai melukai seseorang satu sama lain, konflik yang terjadi karena

ketidakpuasan masyarakat dengan kinerja CV Jalak yang menaungi galian

pasir di Dusun Grobogan.

Awal mula konflik terjadi menurut narasumber yang penulis

wawancarai yaitu sudah terjadi berkali – kali setiap tahunnya, setiap

berganti musim kemarau atau musim hujan selalu terjadi konflik, seperti

kata narasumber masyarakat berikut.


“konflik terjadi sudah berkali-kali mbak, setiap perubahan cuaca
seperti cuaca musim kemarau dan musim hujan pasti ada saja
konflik antar keduanya, tapi bukan konflik yang menimbulkan
kekerasan. Konflik cuma berupa protes masyarakat ke CV Jalak,
tetapi kita penduduk sini ikut protes semua dikoordinir sama Pak
RW”. (Ibu Sri Wahyuni, 45 Tahun, 4 April 2019).3
Konflik bermula saat CV Jalak melakukan rutinitas pekerjaanya

sebagai penggali pasir di Dusun Grobogan, pada tahun 2017 sampai

sekarang sering terjadi protes warga karena adanya aktivitas galian

tersebut. Pada awalnya ada galian tersebut tidak membuat warga merasa

terganggu dengan adanya aktivitas galian tersebut, tetapi makin tahun

aktivitas galian tersebut membuat beberapa warga mulai terganggu dengan

adanya galian pasir yang dilakukan oleh CV Jalak. Dari awal 2014 sampai

sekarang 2019 kompensasi yang didapat warga Dusun Grobogan juga

tidak ada. Seperti wawancara penulis dengan warga.

“saya ga pernah dapat kompensasi, kompensasi berupa uang


atau barang apapun saya belum nerima. Padahal ini wilayah
yang sangat terdampak dengan adanya aktivitas galian tersebut.
Katanya dulu akan ada kompensasi untuk setiap rumah yang
terkena dampak, tapi kenyataannya nol mbak ga ada namanya
kompensasi”. (Ibu Sri Wahyuni, 45 Tahun, 4 April 2019).4
Warga awalnya mengira akan ada masanya galian tersebut

menggali di wilayah Dusun Grobogan, tetapi sampai sekarang galian

tersebut masih beroperasi dan membuat banyak warga berpikir akan

dampak negatif yang ditimbulkan di masa depan kalau galian tersebut

terus beroperasi dan tetap menggali terus. Seperti yang dikatakan oleh

warga Dusun Grobogan.

3
Hasil wawancara dengan Masyarakat Ibu Sri wahyuni pada 4 April 2019 pukul 08.47 WIB.
4
Hasil wawancara dengan Masyarakat Ibu Sri wahyuni pada 4 April 2019 pukul 08.47 WIB.
“saya dari dulu tinggal di sini dari awalnya belum ada galian –
galian ini sampai sekarang daerah ini sudah berubah sulit air,
polusi udara, jalan rusak, dengan adanya galian itu didirikan.”
(Ibu Partini, 47 Tahun, 4 April 2019).5
Daerah yang terkena dampak penggalian ini terdapat dua daerah

yaitu daerah atas dan daerah bawah. Ini dikarenakan daerah bagian atas

Dusun Grobogan yaitu bekas perbukitan. Pro dan kontra dari warga atas

dan warga bawah pun bermunculan sejak tahun 2017 setelah bertahun –

tahun CV Jalak beroperasi di Dusun Grobogan. Awal dari warga yang

kompak melakukan demo ke CV Jalak yaitu tepat pada tanggal 11 Januari

2017 semua warga Grobogan bersama Ketua RT dan Ketua RW

melakukan aksinya yang sudah dibicarakan bersama di tempat kediaman

Ketua RW beberapa hari sebelum memulai aksi protes.

Sebelum hari aksi demo, warga sudah bekali – kali mengeluh ke

RT dan RW agar bersama – sama melakukan aksi demo ke CV Jalak agar

masalah yang ditimbulkan dari adanya galian tersebut dapat teratasi.

Masalah yang ditimbulkan yaitu CV Jalak tidak mempunyai aturan tentang

operasional jam kerja, air sumur warga bagian atas yang asat (kering),

debu bertebaran karena musim kemarau yang panjang, jalan yang semakin

rusak karena truk yang berlalu lalang, masalah kompensasi yang masih

menjadi teka – teki, dan masalah reklamasi yang tidak dilakukan oleh

perusahaan tersebut.

5
Hasil wawancara dengan Masyarakat Ibu Partini pada 4 April 2019 pukul 11.10 WIB.
Sebelum tanggal 11 Januari 2017, dari tahun 2016 akhir warga

sudah sering berdiskusi ingin melakukan demo atau aksi protes tetapi tidak

memiliki kekuatan atau keberanian untuk melakukan protes ke CV Jalak.

Seperti yang dikatakan warga berikut.

“saya dengan sederet tetangga ini ingin aslinya melakukan


demo, tapi kok ya tidak berani. Sudah mengeluh ke Kantor Desa
ya tidak ada hasilnya, jadi tiap hari kita semua ya hanya bisa
rasan – rasan gitu mbak belum berani melakukan demo – demo
padahal saya juga kepingin kalau semua bisa dikoordiir kan
enak.” (Ibu Sri Wahyuni, 45 Tahun, 4 April 2019).6
Seperti yang sudah diketahui, galian CV Jalak tersebut dimiliki

oleh Bapak Riyadi yang menjabat sebagai Lurah di Desa Menduro.

Sedangkan Lurah itu sangat dipandang di daerah dan seperti halnya

seorang pejabat tinggi. Jadi warga Grobogan merasa takut kalau berurusan

dengan seorang lurah yang mempunyai jabatan tinggi dan memiliki antek

– antek (anak buah) yang sewaktu – waktu bisa membahayakan warga

yang melakukan protes demo. Seperti yang dikatakan warga Dusun

Grobogan waktu penulis wawancarai.

“mbaknya ini bukan wartawan kan?. Saya takut kalau harus


berbicara tentang galian. Saya takut salah omong dan bisa jadi apa –
apa nantinya ke diri saya. Banyak di sini mbak yang takut berurusan
kalau ditanya – tanyai tentang galian. Dari tadi mbak muter – muter
nyari narasumber enggak ada kan yang mau diwawancarai. Enggak
mudah mbak membicarakan galian itu, takut salah omong dan bikin
celaka diri, takut juga dimata – matai gitu sama tetangga – tetangga
yang pro ke tambang”. (Mariyati, 48 tahun, 4 April 2019).7

6
Hasil wawancara dengan Masyarakat Ibu Sri wahyuni pada 4 April 2019 pukul 08.47 WIB.
7
Hasil wawancara dengan Masyarakat Ibu Mariyati pada 4 April 2019 pukul 12.50 WIB.
Awal masyarakat melakukan demo karena terganggu dengan jam

kerja Galian C yang sampai larut malam. Pekerjaan aktivitas galian pasir

tersebut dilakukan sampai larut malam kadang juga sampai seharian penuh

24 jam non stop. Masyarakat masyarakat mulanya tidak terganggu dengan

suara mesin berat pengeruk pasir tersebut karena dianggap meramaikan

suasana yang dulunya suasana sangat sepi di Dusun Grobogan tersebut,

semakin hari dan semakin tahun masyarakat merasa terganggu dengan

suara mesin berat penggalian pasir tersebut. Masyarakat yang melakukan

istirahat malam pun jadi merasa tidak nyeyak untuk tidur karena suara

kebisingan dari aktivitas galian tersebut. Pada akhir tahun 2016 warga

membahas untuk melakukan protes ke CV Jalak agar lebih dioptimalkan

dan diberikan peraturan jam kerja untuk para pekerjanya. Hal tersebut

dilakukan masyarakat Dusun Grobogan agar tidak terganggu jam istirahat

malam mereka.

Konflik pun sering bermunculan kembali, dengan banyaknya debu

yang bertebaran sampai – sampai rumah pun penuh dengan debu. Saat

musim kemarau tiba atau orang – orang menyebut musim ketigo, di sini

awal mulainya emosi warga memuncak karena dengan adanya galian pasir

tersebut udara penuh dengan polusi akibat dari debu bertebaran yang

diakibatkan dari aktivitas galian tersebut. Karena sewaktu kemarau debu

semakin banyak dan sangat mengganggu rumah – rumah disekitar Galian

tertutama daerah bawah dan daerah atas yang berhadapan langsung dengan
galian tersebut. Warga daerah atas yang sering mengeluh karena rumah –

rumah mereka yang menghadap tepat ke galian pasir tersebut.

to rumah Dusun Grobogan yang berdekatan dengan Galian C.


enulis saat penelitian di Dusun Grobogan bagian atas.2019.
merupakan rumah penduduk Dusun Grobogan yang terletak bersebelahan dengan aktivitas Galian C di Dusun Grobogan. D

terkena dampak negatif dari adanya aktivitas galian tersebut. Daerah ini termasuk

daerah bagian atas Dusun Grobogan yang sering terkena dampak negatif dari

masalah air sumur yang “asat” tidak keluar airnya sampai masalah debu

bertebaran di saat musim kemarau yang panjang. Gambar di bawah ini merupakan

galian C di Dusun Grobogan yang menyebabkan berbagai masalah yang

ditimbulkan di masyarakat Grobogan.


Gambar 5.3 Foto tempat Galian yang menyebabkan polusi udara.
Sumber: foto penulis dari Dusun Grobogan bagian atas.2019.
Tepatnya dimusim kemarau bulan Juni tahun 2017, salah satu warga daerah atas mendatangi Ket

rumah Ketua RW. Ketua RW langsung memimpin aksi demo tersebut agar

tidak terjadi kekerasan antar warga dengan pegawai CV Jalak. Seperti kata

beliau saat penulis wawancarai.

“iya saya yang mimpin langsung koordinir semua warga yang


ingin ikut demo. Saya beri penjelasan biar warga tidak takut ikut
aksi protes dan tidak tersulut emosi saat ikut demo nanti. Saya
yang bertanggungjawab di sini mbak, sering saya juga koordinir
dengan pihak Desa dan pihak CV langsung kalau warga merasa
keberatan kalau galian tersebut terus berlanjut dengan
memikirkan dampak –
dampak negatifnya”. (Ketua RW Dusun Grobogan Pak Kardi, 4
April 2019). 8

jalan menuju Galian.


ng.2017.
dan kekeringan diakibatkan musim kemarau yang panjang dan aktivitas galian yang terus berjalan, ini membuat jalan untuk
di musim kemarau, masyarakat

melakukan lagi aksi demo ke CV Jalak terkait masalah jalanan rusak pada masuk

musim hujan yang menyebabkan jalan licin diakibatkan dari truk yang melewati

jalan umum warga. Truk yang membawa lumpur dari tempat galian, memuat jalan

8
Hasil wawancara dengan Ketua RW Dusun Grobogan Bapak Kardi 4 April 2019 pukul 15.25
WIB.
warga semakin becek dan menjadi licin, ini membuat sebagian orang yang lewat

takut jatuh dan terpleset.

Tak berhenti disitu, dilanjut lagi aksi demo protes terkait kompensasi yang

tidak jelas arahnya kemana dan masyarakat merasa tidak menerima kompensasi

berupa uang yang sudah dijanjikan oleh CV Jalak sendiri. Masyarakat tidak

merasa

menerima tetapi CV Jalak tetap berpendapat bahwa mereka telah memberikan sumbangan komp

Gambar 5.5 Foto bekas galian C yang tidak di reklamasi.


Sumber: foto dari CV Jalak saat penulis melakukan wawancara.2019.
5.2.2 Mengidentifikasi Para Aktor (Identiify The Parties)

Menemukan siapakah yang menjadi pihak – pihak berkonflik. Pihak utama

berkonflik ialah mereka yang menggunakan perilaku dan tindakan koersif dan

memiliki arah kepentingan dari hasil konflik. Pihak kedua memiliki kepentingan

tidak langsung terhadap hasil konflik yang menyebabkan perubahan. Pihak ketiga

ialah aktor yang netral seperti mediator. 9 Penulis akan mengidentifikasi para aktor

yang terlibat dalam konflik setelah terjun langsung ke lapangan untuk mencari

tahu data – data di lapangan. Terdapat 3 (tiga) aktor yang terlibat dalam konflik

ini yaitu masyarakat Dusun Grobogan, CV Jalak, dan Pemerintah Desa

Karangpakis.

1. CV Jalak

CV Jalak merupakan aktor utama dalam konflik Galian pasir dengan

masyarakat Dusun Grobogan. CV Jalak merupakan perusahaan yang membawahi

galian pasir yang ada di Dusun Grobogan yang dipimpin oleh Bapak Riyadi

selaku pemilik CV Jalak. CV Jalak yang di protes warga karena kinerja

perusahaan yang kurang tertata dan tidak memiliki peraturan. Dari adanya

tambang pasir ini banyak dampak negatif yang ditimbulkan dan masalah lainnya

seperti air sumur warga yang kering, debu yang bertebaran, tidak ada kompensasi

yang diterima warga, tidak ada reklamasi dari pihak tambang. Faktor – faktor

tersebut yang membuat emosi warga naik turun. Seperti yang disampaikan oleh

Ketua RW dalam wawancara bersama penulis.


9
Otomar J. Bartos dan Paul Wehr. Op. Cit,. Hlm 67.
“CV Jalak tidak punya tenaga ahli dalam pertambangan itu lo mbak
yang membuat mungkin asal – asal mengeruk pasir aja tidak melihat
dampak yang ditimbulkan nanti apa kalau mengeruknya kedalaman,
kan harus ada prosedur kedalaman saat mengeruk seharusnya begitu,
prosedur tata kelola lahh gampangnya.” (Ketua RW Pak Kardi, 4
April 2019)10

CV Jalak baru mendapatkan izin legal penambangan yaitu pada tahun

2018 tepatnya pada tanggal 4 April 2018. Banyaknya konsumen yang memesan

pasir di CV Jalak membuat penambangan pasir masih berjalan sampai sekarang.

Meskipun CV Jalak sudah mengantisipasi masalah yang ditimbulkan dengan

adanya penambangan pasir ini, tapi masyarakat tetap banyak yang protes terkait

dengan masalah debu dan air sumur yang tidak keluar lagi. Seperti yang dikatakan

Bapak Riyadi saat penulis wawancarai.

“kita sudah mengantisipasi masalah debu dengan adanya mesin


penyedot debu agar tidak terlalu banyak debu yang mengganggu
warga. Kita juga sudah mengeborkan air kita salurkan ke masyarakat
bagian atas yang sumurnya kering tidak keluar air.” (Pak Riyadi, 4
April 2019).11

Dalam penelitian yang peneliti lakukan, CV Jalak sudah memberikan

kompensasi untuk masyarakat Dusun Grobogan yang terkena dampak dari galian.

Tetapi, masalah kompensasi juga masih menjadi kontra di kalangan masyarakat

Dusun Grobogan. Ketika peneliti mewawancarai warga, banyak warga yang tidak

mendapatkan kompensasi yang seharusnya mereka terima. Padahal kompensasi

10
Hasil wawancara dengan Ketua RW Dusun Grobogan Bapak Kardi 4 April 2019 pukul 15.25
WIB.
11
Hasil wawancara dengan Pak Riyadi selaku pemilik CV Jalak 3 April 2019 pukul 10.15 WIB.
tersebut seharusnya diberikan ke masyarakat karena mereka merasa dirugikan

dengan adanya galian pasir tersebut.

2. Masyarakat Dusun Grobogan

Aktor kedua dalam masalah konflik ini yaitu masyarakat Dusun Grobogan.

Masyarakat ini merasa dirugikan dengan adanya tambang pasir ini. Masyarakatlah

yang merasa dampak negatif dari ada tambang pasir di wilayahnya. Masyarakat

ingin CV Jalak lebih memperhatikan lingkungan dengan memikirkan dampak

negatif kedepannya. Dengan adanya permasalahan yang ditimbulkan dari adanya

tambang pasir oleh CV Jalak, masyarakat menginginkan adanya perbaikan dari

masalah – masalah yang ditimbulkan. Seperti wawancara penulis dengan salah

satu warga Dusun Grobogan.

“kami disini kesulitan air gara – gara air sumur mampet (tidak keluar),
meskipun CV Jalak sudah mengeborkan air tapi kan Cuma ada satu itu
saja mbak, mana cukup kita buat sehari-hari harus mengantri disitu
ngambil air terus. Kalau gini terus yaa ndak kuat saya tinggal disini
mbak nelangsa rasanya.”12 (Ibu Mariyati, 4 April 2019)
Seperti peneliti tahu waktu turun lapang pada hari Kamis, 4 April 2019 ke

tempat warga dan melihat terdapat saluran air di dalam tandon yang terletak di

depan rumah warga bagian atas. Itu sebuah tandon yang berisi air hanya satu –

satunya air yang mengalir untuk sehari – hari yang berhasil diborkan airnya oleh

CV Jalak untuk masyarakat Dusun Grobogan. Tetapi, masyarakat masih merasa

keberatan dan emosional karena sumur mereka kering dan harus mengambil air di

12
Hasil wawancara dengan Masyarakat Ibu Mariyati pada 4 April 2019 pukul 12.50 WIB.
saluran tersebut setiap hari untuk mengisi bak mandi di dalam rumah. Hal tersebut

juga membuat warga semakin emosi hatinya dan merasa tertekan.

Terdapat 2 (dua) macam aktor dalam masyarakat yang pro dan kontra

dengan adanya aktivitas Galian C tersebut. 2 (dua) tipe warga yang pro dan kontra

dengan Galian yaitu pertama, warga yang mempunyai tanah di lokasi Galian

tersebut dan mendapatkan uang dari adanya Galian tersebut pertahunnya,

merekalah yang pro dengan aktivitas Galian C tersebut. Kedua, warga biasa yang

tidak memiliki tanah di wilayah Galian C tersebut dan merekalah yang kontra

dengan adanya aktivitas Galian C tersebut. Masyarakat yang cenderung

mendapatkan uang dari Galian tersebut pasti merekalah yang bakal pro ke

tambang, dan tidak akan pernah ikut campur masalah – masalah demo ke CV

Jalak. Menurut penuturan salah satu warga yang penulis wawancarai sebagai

berikut.

“mereka yang punya tanah disitu ya enggak bakal ikut demo – demo
gitu mbak. Mereka ya senenglah malah kalau Galian tersebut terus
berlanjut kan mereka dapet uang. Disini ada beberapa yang dapet
tiap tahunnya, liyat saja rumahnya pada sudah dibangun yaa dapat
uang dari Galian itu. Kalau saya gini kan apa mbak gak punya apa –
apa kalau ndak protes ya saya merasa rugi. Tapi, kalau saya protes
atau warga yang ga punya tanag disitu ikut protes, pasti kita – kita
bakal dimusuhi sama orang yang pro ke galian tersebut.” (Sri
Wahyuni, 4 April 2019)13

3. Pemerintah Desa Karangpakis


Disini aktor ketiga yaitu Pemerintah Desa Karangpakis yang berperan

sebagai mediator diantara pihak yang berkonflik. Pemerintah Desa menurut

penulis sedikit menutupi masalah galian ini dan kurang menjelaskan dengan

baik terkait
13
Hasil wawancara dengan Masyarakat Ibu Sri wahyuni pada 4 April 2019 pukul 08.47 WIB.
masalah yang dialami masyarakat Dusun Grobogan. Seperti yang sudah penulis

lakukan untuk mewawancarai Pak Waridi selaku Kepala Desa Karangpakis.

“kalau upaya desa sendiri selaku pemerintah, kita tetap membela


kepentingan masyarakat karena masyarakat merupakan unsur dari
pemerintahan kita. Jadi kalau kita ada usulan keluh kesah dari
masyarakat selalu kita tampung, pemerintah desa tidak tinggal diam
apapun yang terjadi dengan masyarakat sekitar galian c, akan kita
perhatikan terus dari segi sehari – hari konsumsi air, kebersihan air,
akan kita pantau terus. Kalau airnya enggak layak pasti kita laporkan
ke dinas terkait. Kita juga pernah mendesak CV Jalak untuk
membuatkan jalan alternatif buat jalan truk sendiri agar tidak melewati
jalan warga lagi. (Pak Waridi, 5 April 2019).14
Dari pernyataan di atas bisa disimpulkan bahwa Pemerintah Desa sendiri

kurang peka dengan permasalahan yang dihadapi sebagian warganya. Di sini

Pemerintah Desa yang seharusnya sebagai penengah malah seakan kurang peduli

dengan masyarakat. Kalau dilihat dengan bukti – bukti yang masih membuat

pihak masyarakat keberatan dengan kurangnya pertanggungjawaban dari CV

Jalak. Pemerintah yang seharusnya menjadi penengah malah kurang membantu

masyarakat untuk mendapatkan hak – haknya. Dibuktikan dengan tidak adanya

bantuan dari Pemerintah Desa untuk warga Dusun Grobogan yang kesulitan air.

Seperti yang dikatakan narasumber ketika penulis datangi untuk melakukan

wawancara.

“pemerintah desa engga pernah memberikan bantuan mbak, dulu


katanya mau memberikan menyumbang pipa/selang untuk setiap
rumah biar kita – kita engga kesulitan lagi harus mengambil air
menggunakan “tong” wadah air. Tetapi sampai sekarang ya belum ada
bantuan dari desa mbak. Kita sering membuat laporan ke balai desa
juga engga ada

14
Hasil wawancara dengan Pak Waridi selaku Lurah Desa Karangpakis 5 April 2019 pukul 08.55
WIB.
respon dan engga ada perubahan sama sekali.”(Ibu Sulis, 4 April
2019)15

Menurut penuturan Ketua RW saat peneliti wawancarai beliau bercerita

bahwa sebagaian perangkat desa pasti ada yang pro ke pihak Galian. Seperti yang

peneliti tau bahwa pemilik Galian C tersebut yaitu Bapak Riyadi yang menjabat

sebagai Kepala Desa atau Lurah di Desa sebelah Karangpakis yaitu Desa

Menduro. Dulu penulis juga sempat magang di Balai Desa, jadi penulis

mengetahui kedekatan antar setiap staff desa satu dengan yang lainnya. Karena

kedekatan tersebut membuat Pemerintah Desa Karangpakis secara diam – diam

bersikap pro ke pihak Galian dan tidak terlalu banyak berkomentar tentang Galian

C tersebut. Seperti yang dikatakan Ketua RW pada saat peneliti wawancarai.

“mana ada dia mau diwawancarai mbak, Kepala Dusun Grobogan ini
udah ndak tau lagi saya harus ngomong apa. Dia tidak pernah mau tau
dengan kondisi warga sekitar yang terkena dampaknya. Coba saja
mbak mewawancarai beliau, pasti ada aja alasannya yang membuat
beliau tidak mau diwawancarai. Pasti ujung – ujungnya nanti tanya ke
Pak RW saja. Karena saya yang selalu maju mendampingi warga
Grobogan kalau melakukan aksi protes.”16 (Ketua RW Dusun
Grobogan, 4 April)
Sebelum penulis melakukan wawancara dengan Ketua RW, penulis juga

sempat menghubungi Kepala Dusun grobogan, tetapi beliau tidak ingin

diwawancarai dengan alasan sedang sibuk, tidak ingin diganggu, jangan tanya ke

saya karena saya juga tidak tahu masalah Galian tersebut. Dari perkataan Kepala

Dusun Grobogan sendiri bisa diketahui kalau staff desa tersebut merasa takut

kalau harus berhubungan dengan Galian apalagi Galian tersebut milik Pak Luruh

Desa
15
Hasil wawancara dengan Ibu Sulis warga Dusun Grobogan 4 April 2019 pukul 9.50 WIB.
16
Hasil wawancara dengan Pak RW Dusun Grobogan Bapak Kardi 4 April 2019 pukul 15.25 WIB.
Menduro. Selama penulis melakukan penelitian di Kantor Kepala Desa

Karangpakis, tidak ada satupun staff yang ingin diwawancarai istilahnya no

comment terkait dengan Galian yang ada di Dusun Grobogan.

5.2.3 Memisahkan Penyebab Dari Konsekuensi (Separate Causes From

Consequences)

Seorang peneliti perlu memisahkan apa yang menjadi sebab akar konflik

dan akibat sampingan dari konflik. Konflik yang terjadi di Dusun Grobogan

antara CV Jalak dengan masyarakat pasti ada penyebabnya. Konflik antara kedua

aktor yaitu karena beberapa masalah yang ditimbulkan dari adanya kegiatan

galian pasir tersebut. Masyarakat merasa dirugikan dan masyarakat pula yang

merasakan dampak negatif secara langsung dengan adanya galian di Dusun

Grobogan tersebut. Penyebab konfliknya yaitu ada beberapa masalah seperti:

merusak lingkungan warga seperti debu dan air kering, aktivitas tambang sampai

malam hari, tidak ada reklamasi, kurang ada upaya perbaikan yang layak dari

perusahaan, dan kompensasi yang tidak jelas diberikan ke siapa.

Dari penyebab permasalahan seperti yang di sebutkan tersebut, akibatnya

membuat masyarakat tersulut emosi karena permasalahan tersebut belum

terselesaikan dengan baik. Masalah tersebut malah membuat pro dan kontra di

kalangan masyarakat. Seperti yang dikatakan narasumber yang penulis

wawancarai sebagai berikut.

“penyebab konflik ya yang paling utama itu masalah air dan udara
bersih. Dulu kampung sini itu airnya bersih udara juga sejuk,
setelah bertahun – tahun ada galian ini semuanya hilang. Sedih
gitu mbak,
tidak ada air buat sehari – hari, udara juga debu dimana – mana
gimana kita bisa bebas gitu kalau setiap hari kayak gini capek.”
(Ibu Sri Wahyuni, 45 Tahun 2019)17

Selain masalah air yang kering dan adanya polusi yang diakibatkan debu

bertebaran, masyarakat juga melakukan demo karena dari hasil galian pasir

tersebut, CV Jalak tidak melakukan reklamasi sehingga menyebabkan 2 (dua)

orang anak tewas dibekas galian pasir tersebut. Ketika melakukan wawancara

dengan Ketua RW Dusun Grobogan.

“2 (dua) anak yang tewas itu masih anak SMP, kejadiannya waktu
itu hari minggu 9 Desember 2018 pas liburan sekolah mereka
berdua berenang di bekas galian pasir dan waktu itu juga kan
musim hujan, jadi airnya juga semakin tinggi dibekas galiannya
kurang lebih 3 (tiga) meter kedalamannya. Itu yang membuat
warga juga melakukan demo lagi biar lebih memperhatikan lagi
akibatnya bila tidak di reklamasi dengan baik.”(Ketua RW Dusun
Grobogan 4 April 2019)18

Selain itu masalah jam operasional kerja mereka yang tidak efektif yaitu

24 jam non stop dan itu sangat mengganggu warga Dusun Grobogan saat

beristirahat di Malam hari karena suara mesin berat yang mengganggu tidur warga

yang berdekatan dengan lokasi galian. Seperti yang saya tahu saat melakukan

wawancara dengan pemilik CV Jalak, dulu mereka tidak memiliki jam operasional

kerja 24 jam non stop mereka lakukan untuk aktivitas penggalian pasir. Saat

warga mulai banyak yang protes dengan jam kerja CV Jalak, CV Jalak

memutuskan untuk selesai bekerja tidak lebih dari jam 8 malam.

17
Hasil wawancara dengan Masyarakat Ibu Sri wahyuni pada 4 April 2019 pukul 08.47 WIB.
18
Hasil wawancara dengan Ketua RW Dusun Grobogan pada 4 April 2019 pukul 15.25 WIB.
Selain itu juga masalah kompensasi yang kurang jelas arahnya kemana

yang tidak diketahui. Warga Dusun Grobogan yang seharusnya mendapatkan

kompensasi sebesar 350 ribu setiap bulannya dari CV Jalak, yang seharusnya

digunakan untuk ganti rugi akibat aktivitas galian tersebut yang telah

menyebabkan sumur warga kering dan warga yang terganggu dengan debu akibat

dari aktivitas galian pasir tersebut.

Tetapi setelah penulis melakukan wawancara dengan ketiga aktor diantara

CV Jalak, Warga Dusun Grobogan, dan Pemerintah Desa Karangpakis , penulis

tidak menemukan jawaban yang pasti terkait uang kompensasi ini masuk ke

kantong siapa. Karena saat penulis mewawancarai pemilik CV Jalak berkata kalau

perusahaan rutin memberikan kompensasi ke warga yang terdampak akibat

aktivitas galian melalui Pemerintah Desa Karangpakis. Tetapi, saat penulis

mewawancarai Kepala Desa Karangpakis tidak tahu mengenai kompensasi

sebesar 350 ribu itu larinya kemana, Kepala Desa mengatakan kalau uang

kompensasi langsung diberikan oleh CV Jalak ke Warga sendiri tidak perlu

perantara Pemerintah Desa. Tetapi, saat penulis mewawancarai Masyarakat,

kompensasi tersebut tidak diterima oleh masyarakat Dusun Grobogan. Masyarakat

tidak tahu uang kompensasi itu ada di tangan siapa sebenarnya. Seperti dikatakan

oleh masyarakat berikut.

“kompensasi apa mbak, saya selama di sini tidak ada yang namanya
CV Jalak memberikan uang ganti rugi atau apa perbulannya itu. Tapi
setiap tahun Cuma diberi sembako kalau waktu mau puasa gitu tah
waktu mau lebaran diberi gula, minyak, beras. Tetapi yang saya
pertanyakan uang
kompensasi itu dimana, sampai sekarang tidak jelas larinya uang itu
kemana.” (Bpk Waeso, 4 April 2019)19

5.2.4 Memisahkan tujuan dari kepentingan (Separate goals from interest)

Tujuannya adalah sasaran selama proses konflik dan lebih spesifik. Dalam

praktiknya, tujuan biasanya dianggap sebagai tujuan pihak dalam suatu konflik.

Tujuan dari adanya konflik ini yaitu masyarakat ingin perusahaan CV Jalak

memikirkan dampak negatif kedepannya akan seperti apa kalau galian tersebut

tetap berlanjut. Masyarakat melakukan demo protes ke CV Jalak agar CV Jalak

dapat memikirkan kembali bagaimana perasaan warga Dusun Grobogan dengan

adanya galian tersebut. Masyarakat ingin semua duduk bersama bermusyawarah

untuk menyelesaikan kesalahpahaman ini kalau mungkin ada salah paham dan

miss komunikasi diantara keduanya. Seperti yang dikatakan warga Dusun

Grobogan sebagai berikut.

“sebenarnya kita capek lo mbak harus dikit – dikit demo biyar CV


Jalak sadar atas kesalahannya. Masak harus didemo dulu baru
bertindak. Kita semua ingin berkumpul dan bermusyawarah untuk
galian ini kedepannya harus seperti apa, berlanjut atau dihentikan.
Tapi sampai sekarang pimpinannya tidak mau ada musyawarah
dengan warga. Yaa saya mengerti karena beliau juga Lurah di desa
sebelah, jadi ya mau gimana beliau mempunyai jabatan tinggi juga
sebagai Kepala Desa tidak ada berani yang mau protes.”(Ibu Sri
Wahyuni, 4 April 2019)20

Tetapi disisi lain CV Jalak juga mempuyai tujuan melakukan galian pasir

di daerah tersebut karena banyaknya minat masyarakat dengan kebutuhan pasir,

membuat CV Jalak tetap ingin melanjutkan galian pasir di Dusun Grobogan.

19
Hasilwawancara dengan masyarakat Bpk Waeso pada 4 April 2019 pukul 14.05 WIB.
20
Hasil wawancara dengan Masyarakat Ibu Sri Wahyuni pada 4 April 2019 Pukul 08.47 WIB.
Bertolak belakang dengan keinginan masyarakat, ini membuat beberapa konflik

diantara keduanya. CV Jalak merasa memiliki wewenang melakukan galian pasir

karena sudah mendapatkan izin legal dari pemerintah. Seakan tidak ingin

mendengarkan warga yang merasa dirugikan dengan adanya galian ini, CV Jalak

juga merasa ada yang mendukung pro ke galian pasir tersebut yaitu masyarakat

yang mempunyai tanah di tempat galian dan mendapatkan bayarannya setahun

sekali kurang lebih 10 juta. Seperti yang dikatakan pimpinan CV Jalak Bapak

Riyadi sebagai berikut.

“apapun yang kita lakukan tetap akan salah dimata warga, ada yang
tidak suka dan suka itu wajar. Disini mungkin yang pro ke galian ini
ya orang – orang yang mendapat bayaran dari perusahaan ini. Ada
tanah dan pasir kami beli dari milik warga. Warga yang mendapatkan
uang jelas suka dan mendukung galian ini, nah ini yang tidak memiliki
tanah disini ya tidak mendapat bayaran pertahunnya. Kalau ada orang
protes dengan galian pasti itu warga yang mempunyai tanah dan yang
tidak punya tanah “ bakal geger” akan berantem adu mulut.” (Bapak
Riyadi, 3 April 2019)21

5.2.5 Memahami Dinamika (Understand The Dynamics)

Dinamika adalah perkembangan situasi yang dibentuk oleh berbagai

model tindakan para pihak berkonflik. Dinamika konflik ditandai terlebih dahulu

oleh fase

– fase konflik. Wehr dan Bartos membagi konflik menjadi dua fase yaitu

solidaritas konflik (conflict solidarity) dan fase sumber – sumber konflik (conflict

resources). Dinamika konflik bisa dijelaskan dengan grafik yang

menggambarkan naik
21
Hasil wawancara dengan Pak Riyadi selaku pemilik CV Jalak 3 April 2019 pukul 10.15 WIB.
turunnya sebuah konflik dalam rentan waktu berkonflik. Di mana dapat melihat

kapan konflik tersebut redam dan kapan konflik tersebut memuncak.

Konflik antar warga Dusun Grobogan dengan CV Jalak mulai tahun 2017

sampai akhir tahun 2018 terdapat beberapa kali aksi protes ke CV Jalak terkait

permasalahan yang ditimbulkan dengan adanya galian pasir tersebut. Ini

dibicarakan langsung oleh Pak RW Dusun Grobogan selaku penanggungjawab

memimpin aksi demo ke CV Jalak.

Pada tahun 2017 yang pertama dengan masalah jam operasional meraka

yang masih belum ditetapkan dan bekerja 24 jam non stop. Ini membuat banyak

warga melapor protes karena waktu istirahat mereka terganggu dengan aktivitas

galian tersebut dan berhasil diselesaikan dengan menetapkan jam operasioanl

kerja berakhir pukul 8 malam. Yang kedua masalah debu karena tepat memasuki

musim ketigo´atau musim kemarau di bulan mei 2017 warga mulai merasakan

dampak negatifnya dari adanya aktifitas galian pasir yang menyebabkan debu –

debu pasir bertebaran ke wilayah warga dan masalah air yang mengakibatkan

sumur warga bagian atas kering dan berhasil diselesaikan dengan adanya mesin

untuk menyedot debu meskipun belum maksimal dan diberikannya tandon untuk

masyarakat bagian atas yang sumurnya kering akibat yang ditimbulkan dari

adanya aktivitas galian tersebut.


Gambar 5.6 Tandon
Sumber: foto penu

Yang ketiga pada bulan memasuki musim hujan di bulan Oktober 2017 dampak dari adanya pengg
diselesaikan dengan perubahan jalur truk yang tidak melewati lingkungan warga

sekitar. Yang keempat pada pertengahan 2018 terjadi demo karena transparansi

dana kompensasi yang tidak jelas dan uang kompensasi yang tidak diterima

warga, sampai sekarang masalah kompensasi masih menjadi bahan omongan di

warga Dusun Grobogan. Yang kelima pada akhir tahun 2018 tepatnya bulan

Desember, terjadi lagi kejadian yang membuat masyarakat Dusun Grobogan kaget

dan syok dengan berita tersebut yaitu akibat adanya aktivitas galian pasir

yang tidak
melakukan reklamasi setelah melakukan aktivitas penggalian pasir yang

mengakibatkan kubangan air yang menewaskan 2 (dua) orang anak SMP.

Gambar 5.7 Foto bekas galian C yang tidak di reklamasi


Sumber: foto dari CV Jalak saat penulis melakukan wawancara.2019.

Berdasarkan uraian di atas tahapan dinamika konflik Galian Golongan C

di Dusun Grobogan penulis membuat grafik dinamika konflik Galian C yang ada

di Dusun Grobogan antara CV Jalak dengan masyarakat Dusun Grobogan, bisa

dilihat seperti di bawah ini grafik dinamikanya.


Grafik 5.1 Dinamika Konflik Galian C di Dusun Grobogan.

Sumber: diolah oleh penulis 2019.

Keterangan:
: Keadaan tanpa konflik.
: Mulai muncul dampak negatif dari adanya tambang pasir CV Jalak yang beroperasi di Dusun Grobogan.

3 : Awal konflik antara masyarakat dengan CV Jalak yang dimulai karena

masalah jam kerja operasional dan musim ketigo atau kemarau.

6 : Puncak Konflik kedua, ketiga, keempat yaitu aksi protes yang dilakukan

masyarakat karena sumur warga kering, debu bertebaran, jalanan rusak dan

kompensasi yang tidak jelas.


7 : Puncak dari konflik yang terjadi di Galian C Dusun Grobogan yaitu

puncak dari konflik yang menyebabkan tewasnya 2 (dua) anak SMP yang

berenang kubangan bekas galian tersebut.

2 : Aktivitas penggalian di Dusun Grobogan masih berlangsung sampai

sekarang tahun 2019 meskipun banyak pro dan kontra dari masyarakat

sekitar galian.

5.2.6 Mencari Fungsi Yang Positif (Search For Positive Function)

Tindakan positif dari adanya konflik yaitu menemukan bentuk – bentuk

perilaku yang memungkinkan konflik dapat mengarah pada penyelesaian. Di sub

bab ini penulis akan membahas tentang bentuk perilaku yang positif yang

mengarah pada penyelesaian konflik antara masyarakat Dusun Grobogan dengan

CV Jalak.

Tindakan positif yang mengarah pada penyelesaian di konflik antar kedua

aktor ini yaitu adanya penyelesaian dari masalah yang menyebabkan konflik antar

keduanya. Tindakan positif yang didapatkan dari adanya konflik yaitu perbaikan

jalan yang rusak akibat dilewati truk pasir, pengeboran sumber air untuk warga

Dusun Grobogan, dan memberikan tandon air untuk masyarakat Dusun Grobogan.

Semua bentuk positif yang didapat dari adanya konflik yaitu tak lepas dari adanya

mediasi dan negosasi dari pihak yang berkonflik dan pihak ketiga yang membantu

menengahi masalah.

Mediasi adalah upaya penyelesaian konflik dengan melibatkan pihak

ketiga yaitu netral, yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan yang
membantu pihak – pihak berkonflik mencapai penyelesaian (solusi) yang diterima
oleh kedua belah pihak.22 Sedangkan negosiasi yaitu cara untuk mencari

penyelesaian masalah melalui diskusi atau musyawarah secara langsung antara

pihak – pihak yang bersengketa yang hasilnya diterima oleh para pihak tersebut.23

Mediasi dalam konflik ini yaitu dilakukan oleh Pemerintah Desa

Karangpakis yang mengumpulkan warga Dusun Grobogan dan Pemilik CV Jalak,

agar keduanya memiliki titik terang dan kesepakatan bersama. Seperti yang

dikatakan Kepala Desa Karangpakis.

“kita berperan sebagai mediator diantara keduanya. Kita meminta


langsung ke Pak RW Dusun Grobogan mengumpulkan warga
dusunnya untuk melakukan musyawarah di Balai Desa bersama
pemilik CV Jalak juga”. (Pak Waridi 5April 2019)24
Dengan adanya mediasi yang dilakukan Pemerintah Desa Karangpakis

dalam pertemuan musyawarah bersama dengan pemilik CV Jalak, warga juga

melakukan negosiasi dengan CV Jalak berupa peraturan kerja harus ada tidak

boleh ada penggalian sampai larut malam melebihi pukul 20.00 WIB atau pukul 8

malam, CV Jalak harus memberikan kompensasi yang seharusnya didapat warga,

CV jalak harus memperbaiki jalan yang rusak yang diakibatkan oleh truk yang

melewati lingkungan warga, dan membenahi air warga agar mendapatkan air

untuk sehari – hari. Seperti yang dikatakan masyarakat ketika penulis wawancarai.

“untuk masalah air udara yang belum bisa teratasi sampai sekarang
yaa sukur – sukur kita dibuatkan tandon itu mbak daripada gaada
air..tapi ya gimana ya namanya kebutuhan air kan penting kalau
seperti itu

22
Gatot P. Soemarto. 2006. Arbritase dan Mediasi di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
23
Utama. Hlm 2.
Ibid.hlm 1.
24
Hasil wawancara dengan Pak Waridi selaku Lurah Desa Karangpakis 5 April 2019 pukul 08.55
WIB.
rasanya nelangsa gitu, tapi kalau masalah jam kerja sekarang sudah
ada jam malamnya alhamdulillah sudah tidak mengganggu lagi suara
mesin beratnya. Kalau – kalau mereka kadang melebihi jam 8 malam
kami warga juga bertindak tegas dari atas sini bapak – bapak nyalain
senter diarahkan ke pengalian tersebut biar berhenti bekerja, kan harus
saling menghargai tidak boleh melanggar lagi, jadi kita berani juga
melakukan sekarang setelah ada musyawarah waktu itu.” (Sri wahyuni
4 April 2019)25
Dari adanya tindakan dari masyarakat yang melakukan demo dapat

diselesaikan oleh CV Jalak. Perusahaan telah memperbaiki jalan rusak akibat truk

pasir, telah melakukan pengeboran air dan memberikan tandon untuk masyarakat,

dan jam operasional kerja juga sudah tepat waktu. Jadi, dengan adanya konflik

antara kedua belah pihak CV Jalak dengan masyarakat Dusun grobogan, masalah

yang selama ini diresahkan warga sedikit demi sedikit terselesaikan.

5.2.7 Memahami Potensi Peraturan (Understand The Regulation Potential)

Bagaimana aturan legal, seperti undang – undang, dapat mengitervensi

atau menggawangi proses konflik. Bagaimana aturan legal, seperti undang –

undang, dapat mengitervensi atau menggawangi proses konflik.26 Adanya aturan

dari pihak ketiga tentang peraturan yang lebih legal lagi terkait Galian C atau

Galian pasir yang ada di Kabupaten Jombang. Pemerintah Kabupaten Jombang

akan membahas Peraturan Daerah tentang Galian C untuk meminimalisir adanya

dampak lingkungan yang timbul akibat aktivitas galian C dan akan merevisi Perda

Kabupaten Jombang Nomor 21 Tahun 2009 tentang RTRW (Rencana Tata Ruang

25
Hasil
wawancara dengan Masyarakat Ibu Sri wahyuni pada 4 April 2019 pukul 08.47 WIB.
26
Wehr dan Bartos. Loc.Cit,. Hlm. 69.
Wilayah Kabupaten Jombang). Seperti yang dikatakan Ketua Komisi C DPRD

Kabupaten Jombang.

“Kabupaten Jombang harus memiliki Peraturan Daerah (Perda)


tentang Galian C agar bisa meminimalisir dampak lingkungan yang
timbul dikemudian hari akibat adanya aktivitas Galian C dan yang
paling penting sekarang yaitu merevisi Perda RTRW 2009 . Zonasi
Galian C harus diperkuat lagi lewat perubahan Perda RTRW. Nanti
akan kita bahas pada tahun ini setelah selesai pemilu 2019 ini kita
akan memulai bahas lebih lanjut lagi terkait Galian C.”

Untuk masyarakat juga membuat peraturan untuk CV Jalak yang

ditandatangani oleh pemilik CV Jalak sendiri. Peraturan tersebut berisi tentang

peraturan kerja yang tidak boleh melebihi jam 8 malam dan ketika ada keluhan

dari masyarakat terkait kegiatan penggalian pasir, CV Jalak diminta bertindak adil

dan memikirkan masyarakat. Seperti yang dikatakan Pak Kardi selaku Pak RW

Dusun Grobogan ketika penulis wawancarai.

“ada mbak hitam di atas putih, waktu itu saya ada kopiannya tapi
habis saya bagikan ke orang – orang jadi saya gak bisa menunjukkan
ke mbak. Pokoknya ada perjanjian hitam di atas putih yang
disetujuai langsung oleh Pak Riyadi. Yaa isinya masyarakat minta
jam kerja tidak sampe larut malam dan akan bertanggungjawab
apabila terjadi dampak negatif yang ditimbulkan dari aktivitas galian
itu. Isinya sih itu mbak yang diinginkan masyarakat.”

Jadi setelah penulis melakukan analisis pemetaan konflik sesuai dengan

ketujuh indikator yang ada dari teori pemetaan Wehr dan Bartos, dapat diketahui

setiap permasalahan terselesaikan dengan cukup baik. Dengan keterlibatan

masyarakat yang berani untuk berprotes, maka membuat perubahan tersendiri

untuk kehidupan masyarakat Dusun Grobogan di sekitar Galian. Dengan adanya

protes
masyarakat ke CV Jalak yang dirasa aktifitas Galian C mengganggu warga

Grobogan, membuat CV Jalak bertanggungjawab untuk memperbaiki

permasalahan yang ditimbulkan dari adanya aktifitas galian tersebut. Meskipun,

CV Jalak bertindak setelah masyarakat melakukan protes demo, tapi perusahaan

sudah berusaha untuk memperbaiki dampak negatif yang ditimbulkan.


BAB VI

PENUTUP

6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian dan pengamatan di lapangan yang dilakukan oleh

penulis mengenai Konflik Galian Golongan C yang terjadi antara masyarakat

Dusun Grobogan dengan CV Jalak sebagaimana yang telah diuraikan, maka

peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut.

Dari permasalahan yang ditimbulkan akibat adanya aktivitas Galian C di

Dusun Grobogan dari masalah tidak ada jam operasional kerja sampai masalah

reklamasi, membuat masyarakat kehilangan kepercayaannya terhadap CV Jalak

dan Pemerintah Desa Karangpakis. CV Jalak yang terus menerus membuat

masyarakat merasa tidak aman dan tidak nyaman dengan adanya Galian C

tersebut dan kurangnya tanggungjawab CV Jalak sebagai pemilik Galian C yang

sudah membuat hati masyarakat Dusun Grobogan capek untuk melakukan aksi

demo terus.

Pertama konflik antar kedua aktor bermula ketika CV Jalak tidak memiliki

jam operasional kerja yang tetap dan akan terus berkativitas 24 jam non stop.

Setelah banyak masyarakat yang memprotes karena mengganggu jam tidur warga

Dusun Grobogan terutama warga yang berdekatan dengan lokasi akitivitas

penggalian, maka CV Jalak memutuskan untuk memberlakukan jam kerja untuk

para pekerja galian yaitu sampai jam 8 malam sesuai keputusan saat melakukan

negosiasi dengan masyarakat Dusun Grobogan. Kalau masih berlanjut beroperasi


lebih dari jam 8 malam, para warga menyalakan senter diarahkan ke pekerja

galian untuk menandakan bahwa waktu bekerja telah usai.

Kedua konflik akibat masalah air dan debu saat musim kemarau yang

panjang pada tahun 2017 yang menyebabkan debu bertebaran dan air sumur

warga kering tidak keluar air. Akibat negatif dari aktivitas galian pasir ini

membuat warga melakukan aksi protes menuntut CV Jalak untuk

bertanggungjawab karena telah menyulitkan warga dengan tidak adanya air

ditambah juga udara yang kotor akibat debu. Dari aksi demo ini CV Jalak

melakukan pengeboran air untuk warga yang di letakkan di pinggir jalan

pemukiman warga bagian atas, dan untuk masalah debu teratasi dengan mesin

penyedot debu meskipun kurang maksimal hasilnya dan masih banyak debu yang

mengotori rumah dan membuat polusi udara.

Ketiga masalah jalan yang rusak akibat truk pasir yang melewati jalan

warga. Pada saat hujan yang paling mengganggu warga karena jalan yang becek

karena truk pasir yang terkena lumpur dari wilayah galian dan terdapat kubangan

bekas ban truk yang melewati jalan warga yang belum diaspal. Ini membuat CV

Jalak memperbaiki jalan warga dan memutuskan untuk mengubah rute truk pasir

agar tidak melewati jalan warga Dusun Grobogan lagi.

Keempat masalah kompensasi yang tak jelas kemana arah uang yang

diberikan CV Jalak untuk warga Dusun Grobogan yang terkena dampak negatif

dari adanya aktivitas Galian C. Warga tidak tahu dengan masalah kompensasi

uang atau semacamnya. Karena menurut warga percuma menanyakan masalah

kompensasi karena tidak ada ujungnya sebab CV Jalak sudah merasa memberikan
kompensasi
untuk warga melalui Pemerintah Desa Karangpakis, tetapi Pemerintah Desa tidak

membenarkan kalau kompensasi tersebut diberikan ke pihak desa.

Kelima masalah reklamasi yang seharusnya dilakukan setelah melakukan

penggalian pasir agar tidak meninggalkan kubangan – kubangan besar. Karena

CV Jalak tidak melakukan reklamasi yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa

di tempat bekas penggalian pasir yang tergenang air tersebut.

Dari semua permasalahan tersebut ada beberapa pihak yang pro ke

penggalian dan ada pula yang kontra dengan aktivitas penggalian tersebut. Pihak

yang pro seperti masyarakat yang bekerja di Galian C, masyarakat yang

mempunyai lahan di wilayah penggalian yang setiao tahunnya mendapatkan uang

dari menjual tanah yang digali tersebut. Dengan pihak kontra yang merasakan

dampak negatifnya dari berbagai masalah yang ditimbulkan dari adanya aktivitas

penggalian tersebut yaitu masyarakat yang tidak memiliki lahan di wilayah

penggalian dan tidak bekerja di tempat penggalian tersebut, merekalah pihak yang

kontra dengan adanya aktivitas penggalian di Dusun Grobogan.

Dari permasalahan yang sudah dijelaskan di atas seharusnya Pemerintah

Desa Karangpakis yang disebut sebagai pihak mediator juga harus tahu dan

mengerti permasalahan yang terjadi. Pemerintah Desa bersikap netral tetapi

menurut penulis Pemerintah Desa kurang memperdulikan apa yang terjadi dengan

warga yang terkena dampaknya. Dari masalah kompensasi yang seharusnya pihak

desa bisa membantu menemukan titik terang terkait kompensasi, dan terkait air

yang Pemerintah Desa seharusnya bisa memberikan sumbangan berupa pipa yang
disalurkan ke setiap rumah dibagian atas yang kekeringan, supaya warga merasa

lebih nyaman menggunakan air.

6.2 REKOMENDASI

Rekomendasi peneliti berharap bahwa kajian yang berupa hasil penelitian

pendampingan ini dapat berkembang lebih lanjut.

1. Perangkat Desa Karangpakis harus lebih bersikap netral saat menyikapi

adanya konflik antar kedua aktor dan diharap dapat memberikan bantuan

juga ke masyarakat yang terkena dampaknya. Karena masih banyak warga

yang kesulitan akan air untuk kesehariannya. Perangkat Desa harus

bekerja sama bersama CV Jalak dan masyarakat agar tidak lagi

menimbulkan konflik diantara kedua aktor tersebut.

2. CV Jalak perlu meningkatkan rasa tanggungjawabnya agar kepercayaan

yang didapat dari masyarakat tidak hilang dan tidak menimbulkan konflik

yang menyebabkan kekerasan dikemudian hari. CV Jalak harus tetap

mematuhi prosedur terkait galian agar tidak menimbulkan permasalahan

lagi dan tidak menimbulkan keresahan bagi masyarakat Dusun Grobogan

lagi.

3. Masyarakat diharap selalu berani mengutarakan pendapatnya kalau ada

masalah yang terjadi dikemudian hari yang merugikan. Masyarakat harus

diberikan sosialisasi atau pemahaman terkait Galian C agar masyarakat

juga tidak memikirkan hal – hal negatif yang dikhawatirkan masyarakat.


4. Untuk para pembaca, penelitian ini tidak diharapkan dilakukan penelitian

ditempat yang sama dengan pembahasan yang sama. Dikarenakan sulitnya

mendapat narasumber dari masyarakat maupun narasumber dari pihak

Pemerintah Desanya, jadi akan menghambat hasil analisis pembahasan

nantinya. Saya harap pembaca dapat mengerti akan hal itu dan tidak

melakukan penelitian lanjutan untuk pembahasan ini. Penulis hanya

merekomendasikan tulisan skripsi ini hanya digunakan untuk referensi

penelitian saja.
DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Arikunto ,Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rieneka Cipta.

Bartos, Otomar J & Paul Wehr. 2002. Using Conflict Theory. Cambrigde

University Press.

Fisher, Simon. 2001. Mengelola Konflik Keterampilan Dan Untuk Strategi

Bertindak. Jakarta: Grafika Desa Putra.

Gurr, Ted Robert. 1980. Hand book of political conflict: theory and research. New

york: the free press

Moleong, Lexy J. 1990. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Narbuko, Cholid. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Pruitt, Dean G. And Jeffrey Z. Rubin. 2004. Teori Konflik Sosial. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Ritzer, George, Douglas J. Goodman. 2013. Teori Sosiologi Klasik Sampai

Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Post Modern. Bantul: Kreasi Kencana.

Salim, Agus. 2006. Teori & Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara

Wacana.

Setiadi, Elly M. dan Usaman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencan

Prenada Media Group.


Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Soemarto, Gatot P. 2006. Arbritase dan Mediasi di Indonesia. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Susan, Novri. 2009. Sosiologi Konflik dan Isu – Isu Konflik Kontemporer. Jakarta:

Prenamedia group.

Undang – Undang Nomor 4 Tahun 2009 pasal 1 nomor 1 tentang Pertambangan

Mineral dan Batubara.

Zed, Mestika. 2008. Metode Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Skripsi atau Thesis:

Angraeni, Retno. 2018. Pemetaan Konflik Pengelolaan Benteng Sumba Opu Di

Provinsi Sulawesi Selatan. Tesis Universitas Hasanuddin.

Arifuddin. 2013. Konflik Penambangan Emas di Masyarakat Kecamatan Lopok

Kabupaten Sumbawa Besar. Fakulatas Ilmu Sosial dan Humaniora

Program Studi Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Jamil, M. Mukhsin. 2007. Mengelola Konflik Membangun Damai. Semarang:

Wmc Iain Walisongo.

Mahrudin. 2010. Konflik Kebijakan Pertambangan Antara Pemerintah dan

Masyarakat di Kabupaten Buton. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

Sultan Qaimuddin Kendari.


Nugraha, Bagus Putra. 2018. Konflik pertambangan emas antara Pemerintah

Daerah, Perusahaan dan masyarakat Gunung Tumpang Pitu di Kabupaten

Banyuwangi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Program Studi Ilmu

Politik Universitas Airlangga. Surabaya.

Ramadhan, Dian Taufik dkk. 2014. Resolusi konflik antara masyarakat lokal

dengan perusahaan pertambangan (studi kasus Kecamatan Nagajuang,

Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara. Program Studi

Ilmu Lingkungan. Universitas Indonesia. Volume 12 Issue 2.

Wiyanto, Rahmat Andi. 2015. Konflik penambangan pasir besi di Desa

Garongan Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo. Fakultas Ilmu

Sosial dan Humaniora. Program Studi Sosiologi Universitas Islam Negeri

Kalijaga. Yogyakarta.

Web:

Aan. Dikutip dari web kabarjombang.com/kompensasi-tidak-ditepati-warga-tutup-

akses-jalan-menuju-lokasi-galian/11/1/17. Diakses pada 11 Januari 2017.

Kusuma, Afandi. Lingkungan Hidup, Kerusakan Lingkungan, Pengertian,

Kerusakan Lingkungan dan Pelestarian. Http:afand.cybermq.

com/post/detail/ 2405/lingkungan-hidup-kerusakan-lingkungan-pengertian-

kerusakan-lingkungan-dan-pelestarian-. Diakses pada 22 Feberuari 2013.


LAMPIRAN
DOKUMENTASI:
Foto dengan narasumber saat di wawancarai:

94
Foto lokasi galian c di Dusun Grobogan
Transkip Wawancara:
1. Wawancara dengan Bapak Waridi (Lurah Desa Karangpakis)
P: pewawancara
N: narasumber
1. P : Apa yang anda ketahui tentang galian yang ada di Dusun Grobogan ini, bagaimana
peran desa dalam Galian ini?
N : Kalau asal mulanya awalnya ada galian golongan C saya kurang tahu mbak, kalau
perannya sendiri terkait masalah galian c, masyarakat difungsikan untuk menjadi
tenaga kerja juga, banyak masyarakat yang ditarik untuk menjadi karyawan di CV
Jalak dan kontribusinya ke masyarakat juga sangat maksimal dalam artian untuk
kontribusi untuk masalah debu juga dikasihkan ke masyarakat. Kalau ada komplain
dari masyarakat, CV Jalak juga langsung bertindak dan mengutamakan masyarakat.
Dengan adanya CV Jalak dalam galian di Desa Karangpakis juga menguntungkan
untuk Desa sendiri, contohnya Desa Karangpakis jadi terkenal akan potensi Galian
pasirnya..banyak mahasiswa juga melakukan penelitian disini yang ingin tahu tentang
proses, pengelolaan galian c itu gimana. Untuk desa sendiri kalaupun desa berharap
kebijakan2 galian c itu untuk kepentingan masyarakat, setiap kebijakan juga di terima
dengan baik oleh CV Jalak.. ketika ada kerusakan seperti jalan, banjir CV Jalak
langsung bertindak memperbaiki menyumbang pasir.
2. P: bagaimana dengan perselisihan warga dengan perusahaan galian terkait dengan
pengoperasian galian yang masih berlanjut?
N: kalau perselisihan enggak ada mbak, wajar juga kalau masyarakat ada yang pro
dan ada yang kontra itu wajar karena kan itu juga usaha jadi banyak juga yang
mungkin iri ada yang memihak ada yang tidak memihak. Kontranya bukan yang tidak
menginginkan atau menyalahkan galian itu kenapa berlokasi di Dusun Grobogan
apalagi di area pemukiman warga, Cuma ada sedikit janji dari perusahaan yang belum
dipenuhi itu yang membuat masyarakat sedikit emosi karena belum ditepati janji2 dari
perusahaan tersebut. Mungkin itu yang menyebabkan perselisihan antara masyarakat
dengan CV Jalak. Waktu itu pernah ada tuntutan masyarakat terkait kompensasi debu,
yang dikasih kompensasi kan daerah tinggian atas dan yang bawah belum, jadi warga
yang sekitar bawah datang langsung ke tempat CV Jalak untuk meminta kompensasi
debu atas aktivitas galian yang dilakukan.
3. P: kompensasi dari CV Jalak sebesar 350rb per rumah itu kompensasi untuk apa ya
Pak?
N: ohh ya itu tadi mbak, kompensasi debu yang diberikan CV Jalak ke Warga yang
bagian atas, tapi sekarang bagian bawah juga dikasih setiap rumah.
4. P: itu uang kompensasi dari perusahaan langsung masuk ke Desa atau ke mana ke
siapa pak?
N: enggak ke desa, langsung ke masyarakat dikasih langsung kesitu, ada panitia
sendiri di Dusun, pimpinan Dusun sendiri yang mengatur kompensasi tersebut
disalurkan ke masyarakat.
5. P: Aktor siapa saja yang ikut terlibat dalam galian c kalau ada konflik?
N: yaa Pemerintah Desa, Pemerintah Jombang, Polsek Kabuh juga ikut memantau
galian c agar tidak sampai terjadi konflik. Dalam hal memantau aktivitas galian
tersebut menyalahgunakan aturan yang sudah ditetapkan atau tidak, atau tekait
penambangan yang kedalaman atau tidak, yaa semua ikut memantau...kalau ada
permasalahan terkait teknis penggalian atau ada dampak negatif yang dirasakan
masyarakat di galian yaa kami berhak untuk memperingatkan CV Jalak sendiri untuk
tetap tidak meresahkan masyarakat.
6. P: tapi selama ini CV Jalak menyalahi kode etik penggalian atau enggak?
N: saya rasa kalau menyalahi kode etik itu enggak, Cuma ya itu tadi pro kontra
masyarakat saja yang kurang suka dengan adanya galian c ini. CV Jalak diprotes
warga itu gara2 belum ada reklamasi yang menyebabkan korban jiwa 2 anak dari
Desa Karangpakis, dari adanya korban jiwa tersebut, CV Jalak jadi ramai di demo
warga setempat dituntut untuk melakukan reklamasi secepatnya, kalau tidak ada
reklamasi warga mengancam untuk menutup galian c secara sepihak.
7. P: kalau dampak negatif dan positif dari adanya galian c itu apa saja?
N: kalau dampak positifnya ya itu tadi, masyarakat segi perekonomiannya juga bisa
naik karena banyak yang jualan disitu, dari masyarakat juga banyak yang kerja disitu
sebagai supir, sebagai operator, sebagai yang pengatur alat berat juga. Kalau dampak
negatifnya juga ada seperti komplain masyarakat karena jalan rusak, debu bertebaran
saat aktivitas galian, air sumur sekitar warga yang mulai kering tidak keluar airnya,
dan suara alat berat dari pertambangan pasir yang mengganggu warga. Semua yang
dikeluhkan masyarakat disampaikan ke pemimpin CV Jalak melalu desa juga, jadi
desa tau dan desa juga ikut mengontrol aktivitas galian agar tidak sampai terjadi
konflik yang sampai besar.
8. P: berarti bisa dikatakan pemerintah desa ini hanya sebagai mediator?
N: iya desa berperan sebagai mediator antara masyarakat dengan CV Jalak. Desa juga
dibuatkan jalan cor oleh CV Jalak secara pribadi oleh pimpinannya.
9. P: status tanah yang dibuat galian itu tanah pribadi atau tanah sewa warga atau
gimana pak?
N: itu tanah ada yang pribadi milik pimpinan, ada yang tanahnya dibeli secara bebas
oleh CV Jalak ke petani Dusun Grobogan yang memiliki tanah di area yang
digunakan galian, ada juga petani yang hanya menjual pasirnya saja ke CV Jalak, tapi
kebanyakan itu tanah milik pimpinan CV Jalak sendiri.
10. P: kalau biasanya kan ada masyarakat yang protes2 terkait galian ini, apakah ada
sosialisasi ke masyarakat?
N: enggak ada sosialisasi, kalau ada protes kan pimpinan dusun rt rw melaporkan ke
desa. Solusi kita bukan sosialisasi tapi langsung mengumpulkan masyarakat, yang
diminta masyarakat apa yang diproteskan itu apa, jadi kan kita bisa menggali apa saja
yang diinginkan diperlukan masyarakat. Setelah itu kita panggil pimpinan CV Jalak
untuk kita ketemukan dengan masyarakat,, jadi biar masyarakat sendiri yang berbicara
dengan pimpinan CV Jalak, sehingga CV Jalak biar tahu keluh kesahnya masyarakat.
Itu kan fungsi kita sebagai mediator.
11. P: apa masyarakat pernah mau menutup galian c tersebut?
N: pernah mau ditutup sama warga gara2 waktu itu juga belum ada tindakan
reklamasi, itu masyarakat sempat memberontak karena kok tanahnya dibiarin saja,
enggak direklamasi. Gara2 kompensasi juga gitu sama, kompensasi belum diterima
membuat warga memberontak ke CV Jalak untuk ditutup aja galiannya kalau
janji2nya tidak mau dipenuhi.
12. P: upaya pemerintah sendiri untuk biar masyarakat tetap tenang dengan adanya
galian? N: kalau upaya desa sendiri selaku pemerintah , kita tetap membela
kepentingan masyarakat karena masyarakat merupakan unsur dari pemerintahan kita..
jadi kalau kita ada usulan keluh kesah dari masyarakat selalu kita tampung,
pemerintah desa tidak tinggal diam apapun yang terjadi dengan masyarakat sekitar
galian c, akan kita perhatikan terus dari segi sehari – hari konsumsi air, kebersihan air,
akan kita pantau terus. Kalau airnya enggak layak pasti kita laporkan ke dinas terkait.
Kita juga pernah mendesak CV Jalak untuk membuatkan jalan alternatif buat jalan
truk sendiri agar tidak melewati jalan warga lagi.
Kita berperan sebagai mediator diantara keduanya. Kita meminta langsung ke Pak
RW Dusun Gobogan untuk mengumpulkan warga dusunnya untuk melakukan
musyawarah di balai desa bersama pemilik cv jalak juga.
13. P: apakah CV Jalak rutin melakukan reklamasi?
N: iya CV Jalak sekarang selalu melakukan reklamasi setelah diprotes warga waktu itu.
14. P: masyarakat pernah melakukan 8 tuntutan ke CV Jalak, apakah bapak membenarkan
adanya 8 tuntutan itu?
N: oo iya itu 8 tuntutan yang mengeluarkan desa atas laporan dari masyarakat
grobogan. Dari 8 tuntutan tersebut juga yang menyebabkan konflik antar keduanya
masyarakat dengan CV Jalak karena ada dari tuntutan tersebut yang belum
direalisasikan oleh CV Jalak, jadi masyarakat mendemo dan meminta CV Jalak untuk
melakukan tugasnya dengan baik.
2. Wawancara dengan Bapak Kardi (Ketua RW Dusun Grobogan)
P: pewawancara
N: narasumber
1. P: apakah pernah ada pak unjuk rasa di galian c ini
N: pernah mbak, dulu itu terkait masalah keberadaan air bersih yang kurang
mencukupi kebutuhan warga. Tapi ternyata juga banyak mbak tidak mengenai air saja
karena dampak yang ditimbulkan akibat galian itu banyak sekali. Padahal kesalahan-
kesalahan itu sebenarnya bukan berasal dari penggali mbak, tapi tidak membuat
penggali itu juga benar, tentu saja tidak. Karena saya melihat itu ada kesalahpahaman

100
antar warga dan pemilik galian yang seperti diadu domba. Contoh ya mbak misalkan
yang punya tidak mengizinkan ya secara otomatis penggalian tidak dapat dilakukan.
Tapi terkadang ada benarnya juga mbak galian ini dilakukan dalam artian
memberikan dampak positif karena dulunya yang digali itu adalah tanah yang tandus
dan tidak dapat ditanami tetapi setelah digali dapat dijadikan area persawahan yang
tentu saja bermanfaat bagi warga desa. Tetapi kadang-kadang penggali itu mengambil
tanah berlebihan atau terlalu dalam yang akhirnya timbul permasalahan itu tadi.
Akhirnya air- air yang seharusnya mengisi sumur-sumur warga jadi terserap ke galian
karena posisi galian ada dibawah pemukiman warga. Kalau misalkan ada atau mau
demo-demo warga pasti berkumpul disini(rumah rw) dan saya yang mengkoordinasi.
2. P: Bapak yang mengkoordinasi kalau ada demo?
N: iya saya yang mimpin langsung koordinir semua warga yang ingin ikut demo. Saya
beri penjelasan biar warga tidak takut ikut aksi protes dan tidak tersulut emosi saat
ikut demo nanti. Saya yang bertanggungjawab di sini mbak, sering saya juga
koordinir dengan pihak Desa dan pihak CV langsung kalau warga merasa keberatan
kalau galian tersebut terus berlanjut dengan memikirkan dampak – dampak negatifnya
3. P: apakah pernah pak pada saat demo masyarakat emosi ? atau mengakibatkan hal-hal
yang sifatnya itu kekerasan?
N: pernah mbak dulu itu dan saya yang memisahkan. Karena banyak orang yang akan
berdemo dan sifatnya sudah tidak dapat ditolerir lagi akhirnya saya yang turun tangan.
Maka dari itu sebagai seorang penggali seharusnya ketika diturunkan AMDAL harus
mengetahui apa saja isinya, atau batasan-batasan yang harus dipatuhi oleh si penggali.
Tapi pada kenyataannya galian c atau cv jalak ini tidak melaksanakan dengan baik
sehingga menimbulkan banyak konflik atau kesenjangan masysrakat. Akhirnya
dengan protes-protes warga galian c membuatkan sumur mbak dan juga tendon untuk
wadah air. Terus jalan-jalan itu dulu rusak parah mbak akibat kendaraan yang lalu
lalang mengangkut pasir dengan protes warga sekarang jalan-jalan sudah diperbaiki
dan dicor. Wajar mbak disini juga ada pro dan kontranya ada positif juga negatifnya.
4. P: kalau dampak positif dan negatifnya apa saja pak semenjak ada galian C ini ?
N: yang paling sulit sampai saat ini adalah air mbak. Karena terlalu dalam
penggerukan akhirnya kan sumbernya disedot ke galian semua. Karena dalam
ini(galian) dari pada sumur-sumur warga. Tapi kmren itu pihak cv jalak menyanggupi
pembuatan sumur dan tandom air untuk warga. Dulu itu pernah banjir karena air yang
ada digalian meluap. Nahh perkara itu warga langsung demo. Sekarang sudah
direklamasi dan diformalisasi serta dibuatkan waduk untuk penampungan air supaya
tidak banjir lagi. Orang-orang galian itu terlalu vakum mbak, saya juga heran karena
jika tidak ada masyarakat yang protes maka pihak galian juga akan diam saja.
5. P: masalah kompensasi pak bagaimana yang katanya setiap bulan 350 ribu ?
N: kalau itu uang untuk debu mbak. Ada memang yang mendapat 350ribu. langsung
dibayarkan 1 tahun. Satu tahun itu dapat 28 juta tapi kan warga disini banyak mbak jd
tidak sampai 350 ribu melainkan biasanya hanya 100 ribu maksimal 200ribu. Itu juga
kadang – kadang mbak engga selalu semua warga dapat. Saya kurang tahu masalah
uang kompensasi ini gimana, dari dulu tidak jelas siapa yang bawa uang kompensasi
ini. Setiap ditanyakan yaa selalu berputar – putar ke orang – orang pejabat desa dan
perusahaan sendiri mbak. Saya enggak tau lari uangnya kemana.
6. P: apakah ada pak perjanjian kontrak antara warga desan dengan cv jalak? Kalau
misalkan terjadi apa-apa kemudian pihak cv jalak langsung memberikan tanggapan
atau tindakannya.
N: ohh ada mbak ada hitam di atas putih mbak perjanjian kontrak, waktu itu ada
fotokopiannya tapi saya lupa naruhnya dimana mbak. Mengenai dampak misalnya
seperti ini mbak air mengalir deras ke arah pertanian warga desa sini langsung
mendapat tindakan dari cv jalak.
7. P: kalau untuk perjanjian dengan delapan tuntutan itu gimana pak?
N: kira-kira ada tiga surat tuntutan yang sudah dilaksanakan oleh cv jalak mbak.
Keputusan itu diambil pada saat warga berkumpul dan melakukan musyawarah,
tuntutan-tuntutan yang membuat itu warga desa sendiri mbak karena sudah tidak
tahan dengan dampak negative yang ditimbulkan galian. Sebenarnya sudah lama
mbak perjanjian itu dibuat, bahkan sudah 3 kali namun surat-surat yang diajukan itu
tidak sampai ke tangan pemerintah desa yang disini adalah pak lurah. Entah dimana
surat itu dan kenapa kok tidak sampai ke tangan lurah saya juga tidak tahu mbak.
Nahh baru kali ini surat yang ketiga ini sampai ke tangan bapak lurah.
8. P: kalau masalah demo itu sendiri, sebenarnya apa tujuan warga desa melakukan demo?
N: supaya dipenuhi mbak janji-janji yang diberikan oleh cv jalak dan diinginkan juga
oleh masyarakat.
9. P: sampai saat ini apakan tuntutan warga sudah dipenuhi oleh cv jalak ?
N: yang sudah direalisasikan itu hanya masalah air, jalan, dan debu. Sebenarnya cv
jalak itu tidak berani mbak sama warga desa kalau tidak dipenuhi biasanya warga
desa menutup akses jalan menuju ke galian.
10. P: apakah sudah pernah ditutup pak galian C ini ?
N: pernah mbak, sampai akhirnya demo selama beberapa kali itu. saya pernah
menutup itu pas sedang ramai-ramainya galian karena tuntutan tak kunjung dipenuhi
akhirnya warga desa memberontak dan melakukan penutupan akses jalan. Akhirnya
tuntutan warga ada yang direalisasikan oleh cv jalak.
11. P: kalau masalah tanah pak, yang digali oleh cv jalak itu merupakan tanah pemilik
galian atau tanah warga desa ?
N: gini mbak awalnya itu begini dulu itu tanah tidak dijual bebas untuk diambil
pasirnya. Dulu kan tanah disini itu berbentuk gunung dataran tinggi dan bentuknya
tidak beraturan nah pada saat itulah tanah dijual. Yang tujuannya agar tanah tersebut
bisa dimanfaatkan warga untuk lahan pertanian. Namun seriring berjalnnya waktu
penambang itu melalkukan kecurangan dan mengambil tanah sebanyak-banyaknya
dan menggali sangat dalam. Dan akhirnya yang memiliki tanah itu protes karena
pengggali terlalu dalam menggali pasir.
12. P: sudah berapa lama galian ini pak? apakah cv jalak sampai sekarang masih aman-
aman saja pak, dalam artian dalam posisi yang saat ini sampai akhirnya demo apakah
memungkinkan galian tetap dilakukan ?
N: kurang lebih 8 atau 10 tahun ya mbak saya lupa. Dulu kan pernah ramai karena
pembangunan jalan tol. Waktu pembangunan jalan tol itu bahkan cv jalak beroperasi
hingga jam 12 malam yang mengakibatkan warga gelisah karena ramai lalu-lalang
kendaraan beserta penggerukan tanah. Nah itu juga akhirnya menimbulkan konflik.
Karena pada saat jam istirahat warga malah diganggu dengan adanya penggalian.
Nahh mulai saat itu ada 8 tuntutan warga yang salah satunya adalah dilarang
beroperasi dijam-jam istirahat serta maksimal pukul 9 malam perkerjaan harus
terhenti semuanya. Dulu itu pernah mbak saya datang sendiri kepada pemilik cv jalak
dan mengatakan kalau tanah yng sudah rata ini tolong jangan digali lagi agar bisa
dimanfaatkan warga desa sebagai lahan pertanian. Jika ada yang datang dari dinas
lingkungan hidup itu ada bukti konkret bawasannya dulu tanah ini tidak rata dan
tandus sekarang bisa dutanami kan itu untuk mengukur keberhasilan cv jalak juga.
Harapan warga pada awalnya memang agar tanah ini bisa ditanami namun cv jalak
juga akan menggambil untung yang sebanyak-banyaknya dari tanah itu tadi dan
terjadilah konflik.
13. P: dampak positif dari adanya galian di desa ini apa?
N: warga banyak yang dikerjakan di situ sebagai penjaga alat berat mesin pengeruk,
sebagai sopir juga ada.
14. P: galian ini apa pernah ditutup?
N: belum sampai ditutup mbak, tapi pernah hanya dalam beberapa hari saja karena
aksi protes warga itu, saya yang memimpin aksi penutupan galian CV Jalak tersebut
tahun 2018 kemarin. Saya ajak warga untuk aksi demo.
15. P: kalau kondisi warga saat adanya konflik gimana?
N: warga resah mbak, takut untuk bersuara sejak adanya konflik,, mbak liyat aja
sendiri apa ada yang mau di wawancarai kalau terkait masalah galian,, ga ada,, hanya
beberapa yang berani bersuara lainnya hanya bungkam karena takut dengan pihak
penggalinya.
16. P: sikap kalau adanya pro kontra antara masyarakat dengan CV Jalak?
N: saya kumpulin warga semua ke rumah saya, saya koordinasikan dengan baik –
baik agar tidak sampai ada konflik fisik. Saya mencoba mediasi nantinya antara CV
Jalak dengan masyarakat..saya yang akan mengajak CV Jalak dengan masayarakat
untuk bertemu biar saling mengungkapkan keluh kesah masing2.
17. P: peran desa untuk masyarakat?
N: hanya mediasi mbak. Kebanyakan di sini kalau ada masalah yang menyelesaikan
RT/RW terlebih dahulu. Meskipun kita ada kepala dusun, tapi seperti tidak ada
fungsinya mbak. Mana ada dia mau diwawancarai mbak, Kepala Dusun Grobogan ini
udah ndak tau lagi saya harus ngomong apa. Dia tidak pernah mau tau dengan kondisi
warga sekitar yang terkena dampaknya. Coba saja mbak mewawancarai beliau, pasti
ada aja alasannya yang membuat beliau tidak mau diwawancarai. Pasti ujung –
ujungnya nanti tanya ke Pak RW saja. Karena saya yang selalu maju mendampingi
warga Grobogan kalau melakukan aksi protes.
18. P: kalau masalah reklamasi gimana pak?
N: rekalmasi belum dilakukan dengan benar bisa dikatakan tidak ada reklamasi ya
mbak. Dulu ada yang sampai tewas karena kubangan galian yang tidak direklamasi. 2
(dua) anak yang tewas itu masih anak SMP, kejadiannya waktu itu hari minggu 9
Desember 2018 pas liburan sekolah mereka berdua berenang di bekas galian pasir dan
waktu itu juga kan musim hujan, jadi airnya juga semakin tinggi dibekas galiannya
kurang lebih 3 (tiga) meter kedalamannya. Itu yang membuat warga juga melakukan
demo lagi biar lebih memperhatikan lagi akibatnya bila tidak di reklamasi dengan
baik.
19. P: kepentingan dari adanya demo?
N: yaa kepentingan nya masyarakat hanya ingin tuntutan itu dipenuhi.
20. P: tujuan CV Jalak bertolak belakang apa tidak?
N: tujuannya tidak bertolak belakang mbak, Cuma ada kesalahpahaman dan kurang
komunikasi aja.
21. P: kalau dengan adanya galian, apa yang bapak inginkan misal ingin kondisi desa
seperti semula sebelum adanya galian?
N: yang penting ya jangan menimbulkan dampak yang besar bagi dusun grobogan ini.
Saya tidak melarang adanya galian tersebut, tetapi penggali juga harus mengerti
dampak yang nantinya akan ditimbulkan dari adanya galian.
CV Jalak tidak punya tenaga ahli dalam pertambangan itu lo mbak yang membuat
mungkin asal – asal mengeruk pasir aja tidak melihat dampak yang ditimbulkan nanti
apa kalau mengeruknya kedalaman, kan harus ada prosedur kedalaman saat mengeruk
seharusnya begitu, prosedur tata kelola lahh gampangnya.
22. P: pernah ada negosiasi apa tidak pak selama ini?
N: tidak ada, Cuma kalau warga mulai protes akan saya kumpulkan saya redam emosi
warga dengan memanggil pegawai cv jalak biar mendengar keluh kesah warga.
23. P: awal konflik apa pak?
N: gara2 masalah debu, air, banjir..itu awal konflik masyarakat yang protes karena itu
masalah yang penting bagi masyarakat sehari-hari. Kalau ada yang punya tanah di
galian ya ga bakal ikut protes mbak, lah dapat uang ya ga munglin protes ya.
Masalahnya CV Jalak ini tidak punya ahli penambang yang bisa menganalisis dampak
yang akan ditimbulkan dari kedalaman penggalian atau apapun yang dilakukan
penggali..itu minusnya CV Jalak tidak ada tenaga ahli.
24. P: waktu demo ke CV Jalak, gimana respon perusahaan?
N: responnya ya biyasa saja mbak,, langsung ditanggapi kadang juga didemo dulu
langsung baru mau bertindak CV nya,, tapi kalau ada masalah yang keluar bukan
pemiliknya mbak, tapi anak buahnya yang disuruh ngurus masyarakat.. ya ini yang
buat masyarakat takut mbak, karena yang turun tangan anak buah langsung ngeri2
masyarakat ga berani berkutik bersuara..ada 4 anak buah e mbak yang jaga khusus
kalau ada demo2 pas, musim demo dulu.
3. Wawancara dengan Bapak Sugeng Pemilik CV Jalak
P: pewawancara
N: narasumber
1. P: Sudah berapa lama mendirikan perusahaan ini pak?
N: pembangunan tol itu tahun 2007 mbak, tetapi belum berjalan mulus jadi saya
belum terpikir untuk membuka usaha galian pasir pada waktu itu karena kan baru
awal-awal pembangunannya. Saya memutuskan waktu tahun 2011 menuju 2012 saya
melakukan dengan ilegal penmabngan pasir di Dusun Grobogan. Karena waktu tahun
2012 sangat ramai kebutuhan pasir yang akan digunakan untuk Jalan Tol Ploso
Jombang ini tetapi saya Cuma bentar karena banyak tugas yang harus saya urus
sebagai Kepala Desa Banjardowo dan saya lanjut lagi aktivitas galian pada tahun
2014 sampai sekarang ini.
2. P: Apakah galian yang bapak jalankan ini sudah izin legal pak?
N: awal mula sa memulai ya belum ada surat izin legal mbak. Saya melakukan dengan
ilegal pada waktu itu. Tapi tahun kemaren ini sudah mendapatkan izin legal tepatnya
pada tanggal 4 April 2018, galian c ini sudah legal.
3. P: bagaimana proses galian yang dilakukan pak?
N: pasir-pasir ini pesanan dari orang pribadi dan dari proyek-proyek pembangunan.
4. P: bagaimana dengan status kepemilikan tanah ini pak?
N: ini lahan pribadi saya, hampir separonya ini lahan saya, tapi juga ada yang milik
warga grobogan juga ada.
5. P: apa alasannya melakukan galian di daerah sini pak?
N: ini dulu kan bukit kayak pegunungan gitu yaa mbak, saya kepikiran kenapa engga
saya buat galian pasir saja, toh ini tanah juga bagus kan dialiri dekat sungai brantas
juga.
6. P: apa masyaraat setempat diikut sertakan dalam proyek galian ini pak?
N: iya jelas ada yang saya kerjakan disini dari warga sekitar sini. Ada yang mengatur
alat berat, ada yang kuli pasir, ada yang sopir juga ada.
7. P: upaya CV untuk mengantisipasi kerusakan seperti apa pak?
N: kita menganytisipasi dampak negatifnya seperti kalau musim kemarau kan debu
sangat banyak mbak namanya juga daerah penggalian ya debu bertebaran, kami sudah
antisipasi masalah debu dengan adanya mesin penyedot debu agar tidak terlalu
banyak debu yang mengganggu bertebaran ke warga. Kita juga sudak mengeborkan
air kita salurkan ke masyarakat bagian atas yang sumurnya kering tidak keluar air.
8. P: Bagaimana menghadapi masyarakat yang sering demo?
N: kita melakukan musyawarah kita kumpulkan warga dan kita akan jelaskan
permasalahannya. Kita juga mendengarkan keluhan apa saja yang dirasakan oleh
warga sekitar galian. Wajar banyak yang pro dan kontra mbak, kalau masayarakat
yang dari awal tidak suka dengan adanya galian ini, ya tetap apapun yang CV berikan
untuk memperbaiki dampaknya tetap salah dimata mereka yang tidak suka dengan
galian ini. Apapun yang kita lakukan tetap akan salah dimata warga, ada yang tidak
suka dan suka itu wajar. Disini mungkin yang pro ke galian ini ya orang – orang yang
mendapat bayaran dari perusahaan ini. Ada tanah dan pasir kami beli dari milik
warga. Warga yang mendapatkan uang jelas suka dan mendukung galian ini, nah ini
yang tidak memiliki tanah disini ya tidak mendapat bayaran pertahunnya. Kalau ada
orang protes dengan galian pasti itu warga yang mempunyai tanah dan yang tidak
punya tanah “ bakal geger” akan berantem adu mulut.
9. P: apa yang menyebabkan timbulnya konflik antara cv dengan masyarakat?
N: awal mula konflik dulu itu gara-gara musim kemarau debu kayaknya mbak, dari
situ mereka melakukan demo agar kami memperbaiki dampak negatif yang
ditimbulkan dari galian ini. Dari situ awalnya warga protes dan semakin kesini
banyak demo demo lagi mbak setiap tahun, yaa kita sasaran amulan warga yang tidak
suka.
10. P: Bagaimana peran cv dengan adanya konflik ini?
N: yaa gapapa kita di demo, dengan adanya protes warga sekitar kita jadi tahu
keluhan masyarakat yang ditimbulkan karena adanya aktivitas galian pasir ini. Kita
pasti perbaiki kalau ada dampak negatif yang timbul.
11. P: apa tindakan yang dilakukan oleh cv dengan seringnya masyarakat melakukan
demo?
N: kita memberikan kompensasi kok mbak, kita berikan kompensasi tersebut ke desa
dan pihak desa sendiri yang akan mengurus uang kompensasi tersebut ke warga yang
terkena dampak.

Wawancara dengan Masyarakat:


4. Ibu Sri Wahyuni
P: pewawancara
N: narasumber
1. P: Semenjak ada galian c bagaimana kondisi sekitar masyarakat sini bu?
N: airnya mampet mbak semenjak ada galian ini, sumur2 warga anehnya ga keluar air
semua.
2. P: apa ada solusi dari pihak CV untuk memperbaiki permasalahan air dan udara? Dan
untuk protes atas jam kerja CV Jalak juga gimana bu?
N: ada mbak, warga dibuatkan tandon air, dibuatkan satu tandon tapi dibuat semua
warga sebaris ini loo mbak jalan ini, apa ya cukup kalau saluran juga hanya satu
dibuat semua masyarakat. Untuk masalah air udara yang belum bisa teratasi sampai
sekarang ya sukur2 kita dibuatkan tandon itu mbak daripada gaada air. Tapi ya
gimana ya namanya kebutuhan air kan penting kalau seperti itu rasanya nelangsa gitu,
tapi kalau masalah jam kerja sekarang sudah ada jam malamnya alhamdulillah sudah
tidak mengganggu lagi suara mesin beratnya. Kalau2 mereka kadang melebihi jam 8
malam kami warga juga bertindak tegas dari atas sini bapak2 nyalain senter diarahkan
ke penggalian tersebut biar berhenti bekerja, kan harus saling menghargai tidak boleh
melanggar lagi, jadi kita berani juga melakukan sekarang setelah ada musyawarah
waktu itu.
3. P: apa ada kompensasi dari CV Jalak? Saya dengar ada 350 rb tiap bulan?
N: kompensasi gak ada mbak, saya pernah nuntut kompensasi uang debu tapi kok
sampai sekarang ga sampai sini ga sampai ke warga. Padahal saya dulu demo kata CV
nya sudah dikasihkan uangnya tapi belom sampai ke masyarakat. Saya tidak
menerima uang kompensasi selama 6 tahun, hanya sembako setiap lebaran seperti
mie, gula, minyak dan uang 100 rb, sudah hanya itu mbak ga ada kompensasi yang
kabarnya 350 tiap bulannya. Jadi saya ga pernah dapat kompensasi, kompensasi
berupa uang atau barang apapun saya belum nerima mbak. Padahal ini wilayah yang
sangat terdampak dengan adanya aktivitas galian tersebut. Katanya dulu akan ada
kompensasi untuk setiap rumah yang terkena dampak, tapi kenyataannya nol mbak ga
ada namanya kompensasi.
4. P: kalau masalah tanah ini tanah milik siapa bu yang buat galian?
N: ada yang punya warga itu mbak, ada yang jual tanahnya, ada yang jual pasir yang
telah digali.
5. P: apa waga sekitar setuju dengan adanya galian ini bu?
N: asline ya ga setuju mbak, tapi yang warga yang punya tanah disitu dibuat galian, ya
setuju2 aja orang dia nerima uang terus dari galian tersebut, jadi ya yang punya tanah
ya seneng mbak.. yang ga punya tanah kayak saya gini yaa susah mbak, mau ngadu
juga bakale dimusui tetangga2 sendiri yang punya tanah ditempat galian itu.
Mereka yang punya tanah disituya enggak bakal ikut demo2 gitu mbak.
Mereka ya senenglah malah kalau galian tersebut terus berlanjut kan mereka dapaet
uang. Disini ada beberapa yang dapet uang tiap tahunnya, liat saja rumahnya pada
sudah dibangun yaa dapat uang dari galian itu. Kalau saya gini kan apa mabk ga
punya apa2 kalau ga protes ya saya merasa rugi. Tapi kalau saya protes atau warga
yang ga punya tanah disitu ikut protes, pasti kita2 bakal dimusuhi sama orang yang
pro ke galian tersebut.
Dulu awal2 peengen demo akhir tahun 2016 kayake mbak, tapi ya Cuma
wacana saja belum ada koodinir dari pak rw. Saya dengan sederet tetangga ini ingin
aslinya melakukan demo, tapi kok ya tidak berani. Sudah mengeluh ke kantor desa ya
tidak ada hasilnya, tiap hari kita semua ya hanya rasan2 gitu mbak, belum berani
melakukan demo2 padahal saya juga kepingin kalau semua dikoordinir kan enak.
6. P: mengganggu apa tidak bu aktivitasnya?
N: ini ga papa beneran ta mbak, saya takut kalau mau ngomong, entar saya dibawa
kemana gitu sama pihaknya gara-gara komplain lagi..yaa saya sejujurnya ga setuju
mbak, sangat mengganggu aktivias galian itu..mbak liyat sendiri berisik dari mesin
penggali dan posisi rumah saya juga diatas jadi saya juga was-was dampak yang akan
ditimbulkan dari aktivitas galian ini mungkin puluhan tahun lagi bisa mengakibatkan
loncor daerah atas sini, saya khawatir itu juga mbak aslinya tapi saya ga berani
ngomong ke pihak desa maupun ke pihak CV nya saat diadakan musyawarah. Saya ya
takut sumber air juga bakal abis gitu mbak, sumber air nya kalau mampet gini terus
gimana mbak, saya juga bingung harus protes ke siapa. Wong cilik yaa pasrah ae
mbak.
7. P: apa ibu juga tahu adanya konflik?
N: iya tahu mbak, saya juga ikut unjuk rasa biar CV nya ditutup, saya ikut mendatangi
CV demo sama warga sini dengan pak RT RW. Yaa demo kalau ga mau ditutup
perusahaan ya harus bertanggungjawab dengan apa yang sudah dilakukan digalian
yang menyebabkan masalah di masyarakat dusun grobogan sini. Masalah air itu lo
mbak yang selalu jadi kontra masyarakat,, susah kalau gaada air bersih buat minum,
buat mandi, buat sehari-hari itu.. meskipun sudah ada bantuan dari CV tapi kan, itu air
buat se deret ini mbak, bukan buat setiap rumah,, kalau buat setiap rumah ya enak
mbak masih sedikit membantu, meskipun airnya kurang bersih kayak warnanya
kuning gitu lo mbak jadinya ga berani buat diminum,,air juga disediakan ditandon itu
sampean liyat didepan yaitu tandon air untuk masyarakat, gaada paralon gaada selang
buat saluran ke tiap rumah, jadi susah untuk dapat airnya mbak,, cuci baju juga disitu
langsung di tempat tandonnya gantian bergiliran mbak kalau cuci baju, cuci piring
gituu.
Waktu itu juga demo gara2 pekerjaan galian itu 24 jam non stop mbak, sangat
mengganggu suara mesinnya ngeduk tanah iku mbak, padahal ini dulu kayak alas gitu mbak
bentuk gunung, sekarang tanahnya malah dikeruk jadi cekung kayak gitu mbak. Yang punya
tanah yaa ndk bakal kontra mbak, orang dia punya bagian tanah digalian itu setiap tahunnya
dapat 15-20 juta mbak.. sudah 5 tahunan mbak ini galian, ya kaya yang punya tanah disitu
dapat uang terus jadi yaa ndak kontra yang punya tanah..ya kontra yaa Cuma kita – kita yang
ga punya apa-apa,,
Masyarakat ga nerima uang mbak, kita seperti diperalat sama orang2 yang punya
jabatan,,kita yang demo buat minta uang ganti, CV katanya sudah memberikan uangnya ke
pihak desa, tapi masyarakat juga gak menerima mbak, gatau uangnnya dimana.. kalau kayak
gini kasian yang ga punya tanah di galian mbak, ga nerima apa2, gaada kompensasi yaa kita
gabisa ngelakuin apa2 mbak. Bulan 4 april itu mbak unjuk rasa demo gara2 kekeringan.
Manfaate ya yang dapat uang yang punya tanah,,bagi yang ga punya tanah gini ya ga ada
manfaate kalau ada galian,,minta air ganti rugi ae masak ya harus demo dulu, gaada iktikad
dari CV nya sendiri.
8. P: penyebab konfliknya itu apa bu?
N: penyebab konflik ya yang paling utama itu masalah air dan udara bersih. Dulu
kampung sini itu airnya bersih udara juga sejuk, setelah bertahun2 ada galian ini
semuanya hilang. Sedih gitu mbak, tidak ada air buat sehari2, udara juga debu
dimana2 gimana kita bisa bebas gitu kalau setiap hari kayak gini capek.
Sebenarnya kita capek lo mbak harus dikit2 demo biyar CV jalak sadar atas
kesalahannya. Masak harus didemo dulu baru bertindak. Kita semua ingin berkumpul
dan bermusyawarah untuk galian ini ekedepannya harus seperti apa, berlanjut atau
dihentikan. Tapi sampai sekarang pimpinannya tidak mau ada musyawarah dengan
warga. Yaa saya mengerti karena beliau juga lurah di desa sebelah, jadi ya mau
gimana beliau mempunyai jabatan tinggi juga sebagai kepala desa, tidak berani yang
mau protes.
9. P: apa anda terlibat dalam proyek galian pasir tersebut?
N: tidak, saya tidak ada keterlibatan dalam galian tersebut.
P: apa respon dan tindakan warga dalam menyikapi konflik yang terjadi?
N: rakyat yang kecil ya hanya bisa bungkam mbak, takut bersuara, menakuti mbak
kalau berurusan sama pihak galian itu. Jadi yaa setelah demo itu, anak buah dari
pemilik galian mendatangi warga ,warga ya takut mbak kalau yang turun itu anak
buahnya, takut diapa2in, jadi yaa warga diam saja ga berani aksi2 demo lagi kalau
belum benar2 melanggar atau merusak.
10. P:apa masyarakat diuntungkan dengan adanya tambang galian ini?
N: masalah untung ga untung yaa yang untung ya hanya pihak yang nerima uang itu
saja mbak,, kalau yang ga punya tanah disitu yaa rugi apalagi ini posisi rumah saya
depan pas galian sangat terganggu.
11. P: bagaimana kondisi masyarakat yang terkena dampak dengan adanya tambang
galian pasir?
N: kondisinya ya tekanan batin mbak, mau protes yaa gitu2 aja meskipun damai yaa
masyarakat masih merasakan ketidakadilan,,karena masalah air dan debu yang
diakibatkan dari adanya galian tersebut.
12. P: Sejak kapan konflik terjadi?
N: konflik terjadi sudah berkali2 mbak, setiap musim berubah itu kok ya mesti ada
demo. Selalu konflik mbak setiap perubahan musim atau cuaca itu. Ada konflik tapi
bukan konflik yang menimbulkan kekerasan. Konflik ya protes masyarakat ke CV
Jalak. Semua ikut protes demo dikoordinir sama pak rw. sejak bertahun-tahun lalu
mbak aslinya, tapi ya gituu,,abis ada konflik reda lagi, terus muncul lagi kejadian
yang mengakibatkan konflik. Seperti waktu awal gara2 jam kerja perusahaan yang
non stop warga demo habis itu sudah damai,, masalah muncul lagi air sumur warga
surut demo lagi,, terus muncul lagi masalah debu demo lagi..gituu terus mbak tiap
tahunnya..ini kisaran udah 9 tahunan paling mbak ada galian disini.
13. P: bagaimana upaya pemerintah desa dalam konflik ini? Dan menurut anda gimana
seharusnya menyelesaikan masalah konflik ini?
N: upaya desa itu belom ada mbak selain Cuma sebagai penengah saja yang melerai
gitu saja, kalau memberikan bantuan atau memperbaiki desa belum turun tangan sama
sekali, yaa harapan saya sebaiknya kalau sudah menimbulkan dampak yang serius dan
mengganggu masyarakat, penggalian bisa disudahi ya mbak, ini kan juga sudah
bertahun-tahun, masyarakat capek kalau harus demo setiap harinya, malah mencari
keributan sama pemilik tambangnya. Kalau sekiranya sudah cukup yaa cari tempat
lain lagi untuk dibuat tempat galian, jangan di Dusun Grobogan terus, ini tanah
lahannya sampai cekong lo mbak, katanya ada reklamasi tapi nyatanya kok ya makin
parah saja tanahnya ga berupa tanahe sekarang, padahal dulu awalnya bakal abis
dikeruk itu diratain biar bisa dibuat area persawahan tapi nyatanya sampai sekarang
malah dikeruki terus e mbak tanahe.
5. Ibu Partini
P: pewawancara
N: narasumber
1. P: dengan adanya galian di dusun groboganini, apakah ada yang sudah berubah
selama ini bu?
N: jangan lama-lama ya mbak saya gamau jadi omongan warga kalau
diwawancarai gini kurang nyaman. Saya dari dulu tinggal di sini dari awalnya
belum ada galian – galian ini sampai sekarang daerah ini sudah berubah sulit air,
polusi udara, jalan rusak, dengan adanya galian itu didirikan.
2. P: apa anda setuju dengan galian pasir ini bu?
N: ya setuju ga setuju ya kalau masalah ini. Kita yang kecil mau gimana mbak,
protes ya gitu2 aja tetap dilakukan galiannya. Ya gimana pasrah aja wes.
3. P: apa ibu termasuk masyarakay yang mempunyai lahan di galian
tersebut? N: tidak saya tidak punya tanah disitu.
4. P: apa yang anda rasakan dengan adanya galian ini?
N: sebenarnya ya capek, keganggu aja sehari2 denger alat berat dari galian itu.
Pengennya dibejhentikan aja sudah cukup selama ini nanti malah timbul lebih
banyak masalah negatif kalau masih berlanjut. Takut juga terjadi longsor
dikemudian hari.
5. P: Apa ibu juga pernah mengikuti demo2?
N: pernahlah mbak, saya ikut demo kalau ada yang mengkoordinir seperti pak rw
sini yang selalu siap koordinir warga yang akan melakukan demo.
6. P: apa dampak atau perbedaan yang ibu rasakan setelah terjadi demo?
N: perbaikan air ini mbak, meskipun diborkan terus dikasih tandon ini yaa
alhamdulillah bersukur masih ada air dari pada kekeringan. Kalau debu yaa
meskipun katanya ada alat penyedotnya tapi mungkin kurang berjalan dengan baik
ya mbak alatnya. Wajar kan luas jadi debu juga masih banyak kalau musim
kemarau.
7. P: bagaimana masyarakat sini menyikap galian ini bu?
N: disini banyak mata2 mbak, jadi harus hati2 bener2 hati2. Ada juga pihak galian
kayak ada penjaganya itu mbak yang bikin kita tidak nyaman. Disini ya kita hanya
bisa rasan2 kalo kumpul gini gitu, ngerasani keluh kesah kita, kalau ga
diungkapkan sama orang2 sambil rasan2 itu ya malah dongkol sendiri mbak.
Pokok harus hati2 saja kalau ngomongi itu galian. Kan ada juga warga yang pro
kesitu, orangnya dapat uang jadi pro ke galian.
8. P: masalah kompensasi ibu pernah menerima?
N: tidak tiap bulannya, tapi pernah kompensasi paling ya bisa dihitung dengan jari
mbak masihan. Paling ya kalau mau hari raya dapat sembako gitu2 aja mbak sama
uang 100 ribu tok.
9. P: Kalau upaya pemerintah desa sini gimana bu menanggapi galian ini yang sering
berseteru dengan warga?
N: haduh gatau wes mbak, capek kalau ngomongin itu yaa bakal mumet nang
atasan2 tok males mbak bahas terus, ujunh2nya ya gaada penyelesaian yang
bagus.
6. Ibu Mariyati
P: pewawancara
N: narasumber
1. P: apa yang ibu ketahui tentang galian ini bu? Setuju atau tidak atau gimana bu?
N: mbaknya ini bukan wartawan kan?. Saya takut kalau harus berbicara tentang
galian. Saya takut salah omong dan bisa jadi apa – apa nantinya ke diri saya.
Banyak di sini mbak yang takut berurusan kalau ditanya – tanyai tentang galian.
Dari tadi mbak muter – muter nyari narasumber enggak ada kan yang mau
diwawancarai. Enggak mudah mbak membicarakan galian itu, takut salah omong
dan bikin celaka diri, takut juga dimata – matai gitu sama tetangga – tetangga
yang pro ke tambang. Setuju ga setujulah kalau masalah itu ya. Saya sih ga setuju
tapi mau gimana lo mbak.
2. P: apa yang ibu rasakan setelah adanya galian ini?
N: kami disini kesulitan air gara – gara air sumur mampet (tidak keluar),
meskipun CV Jalak sudah mengeborkan air tapi kan Cuma ada satu itu saja mbak,
mana cukup kita buat sehari-hari harus mengantri disitu ngambil air terus. Kalau
gini terus yaa ndak kuat saya tinggal disini mbak nelangsa rasanya.
3. P: apa ibu ada tanah di galian tersebut?
N: tidak ada mbak, saya tidak punya tanah disitu. Warga sini yang tidak punya
tanah disitu ya pasti kontra ke galian mbak, tapi yang punya tanah disitu pasti pro
ke galian. Udah intinya gitu mbak, jadi mbaknya bisa menyimpulkanlah dari sisi
masyarakat sini yang punya tanah dan tidak itu gimana. Mbaknya pasti juga bisa
merasakan sendiri.
4. P: Kalau masalah kompensasi tiap bulan yang saya dengar 350rb bu gimana?
N: sebenarnya saya males ditanya2i gini mbak, tapi saya dari tadi melihat mbak
riwa-riwi kok kasihan, tak bantu dikitlah ya mbak gabisa lama2. Kompensasi yang
berupa apa yang dimaksut ini?. Kalau dari kabar2 yang kompensasi 350 perbulan
itu gaada mbak, sering saya ditanyai itu kompensasi2 tap gaada mbak saya ga
nerima kompensasi tiap bulannya. Pernah nerima ya berupa sembako gula beras
minyak gitu mbak sama uang 100 rb kalau mau lebaran gitu. Gatau itu namaya
kompensasi atau apa.
5. P: kalau ada demo2 ibu juga ikut?
N: iyalah pasti saya ikut mbak kalau ada yang mengkoordinasi.
6. P: apa yang ibu rasakan setelah melekaukan demo2?
N: yang istimewa sih gaada ya, tapi ya alhamdulillah ini dapat air diborkan cvnya
dikasih tandon juga. Ya meskipun sangat minim tapi sukurlah masih ada air
daripada kekurangan air gara2 sumur kita kering lo mbak.
7. P: Upaya dari pemerintah desa kalau ada konflik masyarakat dengan cv jalak
bagaimana bu?
N: upaya desa apa ya mbak, yang saya rasakan upayanya gaada mbak gaada
tindakan, paling yaa Cuma omong2an ya bakal membantu masyarakat kalau ada
konflik terjadi dengan pihak galian, tapi yaa tidak ada tindakan. Atau saya yang
gatau ya mbak. Gatau juga kalau gitu mbak.
8. P: apa yang ibu harapkan dari adanya konflik yang sering terjadi?
N: saya harap mungkin pihak galian bisa memikirkan lagi untuk lanjut atau tidak
elkaukan galian di sini di daerah ini. Kalau kelamaan disini yaa rugi dong warga
grobogan karena kena dampak negatif mulu. Yaa harus dipikirkan lagi, mungkin
bisa mencari tempat dilain untuk dilakukan peenggalian, biar tidak ada efek
negatif yang makin banyak disini.
7. Ibu Suliswati
P: pewawancara
N: narasumber
1. P: apa ibu setuju dengan galian ini?
N: kurang setuju sih mbak, gimana ya ngomongnya bingung. Kalau galian ini
diprotes ya pasti ada protes warga tapi ya apa akan berhenti, enggak kan, tetep
berjalan sampai sekarang.
2. P: apa ibu mempunyai lahan didaerah galian?
N: tidak mbak saya tidak punya galian disitu. Mangkanya sa tidak setuju dengan
galian karena saya ga punya tanah disitu mbak. Kalau saya punya tanah disitu ya
pasti saya mendukung galian terus mbak. Kan enak dapat uang tiap tahunnya udah
kayak gaji gitu mbak. Besar juga nominalnya 10-15 juta lumayan kan segitu.
Disini juga ada yang punya lahan disitu mbak, tapi ya gabakal mau diwawancarai
kayaknya mbak. Pasti diam lahh, orang dapat uang dari pihak galiannya, kalau
mereka berani bicara2 yang jelek wahh nanti bisa gawat.
3. P: peran pemerintah gini gimana buk terkait kalau ada konflik2 atau perannya
yang lain yang ingin membantu warga grobogan ini?

110
N: pemerintah desa engga pernah memberikan bantuan mbak, dulu katanya mau
memberikan menyumbang pipa/selang untuk setiap rumah biar kita – kita engga
kesulitan lagi harus mengambil air menggunakan “tong” wadah air. Tetapi sampai
sekarang ya belum ada bantuan dari desa mbak. Kita sering membuat laporan ke
balai desa juga engga ada respon dan engga ada perubahan sama sekali.
4. P: kalau masalah kompensasi bagaimana bu?
N: pasti jawaban saya juga udah sama seperti yang udah mbak wawancarai. Orang
emang itu adanya yaa, kompensasi ga jelas mbak mbulet ae cv jalak bilang uang
kompensasi diberikan ke desa langsung, tapi desa bilang uang kompensasi desa ga
ga pernah nerima, cv jalak yang memberikan langsung ke warga yang terkena
dampak, tapi nyatanya warga ga nerima uang kompensasi yang dikabarkan
sebulan 350rb itu mbak. Gataulah gimana itu ceritanya males, emosi sendiri kalau
cerita ini mbak, jadi jangan nanya lama2 mbak malah bikin darah tinggi aku entar
kalau ngomongin ini.
5. P: harapan ibuk untuk galian ini apa?
N: saya berharape bisa seperti dulu tapi ga mungkin ya mbak, air ya wes sulit mau
dibenerin gimana ya gatau. Ya semoga pihak galian bisa mendapatkan hidayah
mungkin, tiba2 berhenti galiannya kan saya sangat bersyukur. Biyar pindah ke
daerah lain sana mbak ben ndak disini terus. Dampake gede nanti lama2 kalau
disini terus mbak, tanah dikeruki terus lak gawat longsor yang ditakuti warga itu.
Semoga saja selalu baik2 aja. Pihak galian ya harus memikirkan itu, harapannya
sih itu mbak.
8. Bapak Waeso
P: pewawancara
N: narasumber
1. P:gimana pendapat bapak mengenai adanya galian di dusun groboan ini?
N: awal – awal ada galian ini suka mbak, dari anak – anak sampai yang tua selalu
melihat penggali melakukan penggalian dengan alat berat itu dibuat tontonan
warga saat pagi hari atau sore hari gitu. Banyak yang lihat langsung ke
wilayahnya juga banyak yang melihat dari wilayah atas sini. Asyik aja melihat
kegiatan itu awal – awal, tapi lama – lama juga merasa bosan dengan aktivitas
tersebut.
2. P: apa bapak terlibat dalam aktivitas galian tersebut sebagai pekerja atau memiliki
tanah di daerah galian?
N: tidak mbak saya bukan pekerja situ dan saya tidak mempunyai tanah didaerah
galian.
3. P: apa bapak merasa terganggu dengan adanya galian ini?
N: terganggu sih gimana ya mbak ngomongnya. Sudah bertahun2 ada aktivitas
galian itu rasanya seperti udah mati rasa. Dampak negatif juga sudah sangat sering
kami rasakan, tapi ya galian tersebt masih terus beroperasi. Jadi terganggu juga
sudah pasti iya, tapi mau bagaimana lagi gitu. Apa yang harus dilakukan biar
galian itu berhenti. Saya juga tidak tahu mbak.
4. P: untuk masalah kompensasi pak, apa bapak mengetahui ada kompensasi tiap
bulannya dari cv jalak?
N: kompensasi apa mbak, saya selama di sini tidak ada yang namanya CV Jalak
memberikan uang ganti rugi atau apa perbulannya itu. Tapi setiap tahun Cuma
diberi sembako kalau waktu mau puasa gitu tah waktu mau lebaran diberi gula,
minyak, beras. Tetapi yang saya pertanyakan uang kompensasi itu dimana, sampai
sekarang tidak jelas larinya uang itu kemana.
5. P: untuk peran pemerintah desa sendiri untuk membantu dusun grobogan ini
bagaimana pak?
N: perannya desa kurang ada sih mbak, kita kalau mau demo protes ya
koordinirnya ke ketua rw grobogan sini enggak ke desa. Semua yang
mengkoordinir itu pak rw, sebaiknya mbak wawancarai pak rw biar lebih banyak
informasi yang didapat. Semua yang ikut demo pasti berkumpul di rumah ketua
rw dan didampingi biar emosi warga tidak meluap gitu.
6. P: harapan bapak untuk galian tersebut apa?
N: semoga bisa lebih terkendali lagi menggali pasirnya. Kalau dirasa sudah cukup
juga jangan dipaksa lagi untuk dikeruk pasirnya, nanti malah beefek negatif
seperti tanah longsor. Kalau dirasa sudah sangat banyak dampak negatifnya juga
sebaiknya diberhentikan aktivitas galiannya di dusun grobogan ini, dan bisa
mencari di tempat lain lagi untuk dilakukan penggalian. Biar dusun sini juga tidak
semakin buruk keadaannya gara2 ada aktivitas galian yang masih beroperasi.
Karena kita mau protes juga sudah capek, apalagi ibu2 yang suka rasan2 untuk
meluapkan kekesalannya akibat galian itu masih beroperasi sampai sekarang. Ya
jadi harapannya sebaiknya cv jalak berpikir lagi untuk melanjutkan atau tidak
galian tersebut.

9. Bapak Miftakhul Huda


P: pewawancara
N: narasumber
1. P: Apakah bapak mengetahui kalau ada konflik antara masyarakat dusun
grobogan dengan cv jalak selaku pemilik galian pasir?
N: awalnya kita tidak tahu kalau ada masalah di daerah tersebut, tapi baru2 ini
kami mendengar kalau ada protes warga akibat galian tersebut masih beroperasi.
Konflik antar masyarakat dan pengelola galian itu banyak mbak di daerah
jombang ini, kami juga selalu menerima keluhan dari masyarakat yang
mngeluhkan penambangan pasir ilrgal maupun yang legal. Dan saya mengetahui
banyak keluhan yang masuk itu dari cv jalak ini yang dari beberapa tahun terakhir
selalu ada saja yang diprotes masyarakatnya.
2. P: Apa yang dilakukan pemerintah daerah jombang untuk menangani konflik
tersebut?
N: karena ini masalah galian selalu jadi bahasan kami setiap tahunnya dan selalu
ada pro dan kontra dikalangan masyarakat yang daerahnya digunakan untuk
tempat galian, kami akan membantu meminimalisir terjadinya konflik dikemudian
hari.
3. P: dalam bentuk bantuan apa pemerintah jombang menangani konflik yang selalu
terjadi di jombang antara masyarakat dengan pengelola galian?
N: kami di sini selalu membahas masalah galian, kabupaten Jombang harus
memiliki Peraturan Daerah (Perda) tentang Galian C agar bisa meminimalisir
dampak lingkungan yang timbul dikemudian hari akibat adanya aktivitas Galian C
dan yang paling penting sekarang yaitu merevisi Perda RTRW 2009 . Zonasi
Galian C harus diperkuat lagi lewat perubahan Perda RTRW. Nanti akan kita
bahas pada tahun ini setelah selesai pemilu 2019 ini kita akan memulai bahas lebih
lanjut lagi terkait Galian C. Karena perda RTRW kabupaten jombang ini sudah
berusia 10 tahun jadi sudah saatnya untuk kita revisi diperkuat lagi. Karena kami
tahu kalau galian2 selama ini hanya mengeksploitasi saja, namun tidak ada
reklamasi sehingga merugikan masyarakat. Oleh sebab itu kami akan meninjau
kembali dan akan mengajukan prolegda (program legislasi daerah) terkait galian c.
Dan kami akan melakukan pemetaan terhadap lokasi yang boleh atau tidak untuk
penambangan galian c. Kami akan mengajukan perda hak inisiatif untuk elindungi
kawasan2 yang nanti akan membahayakan dengan adanya galian c. Apalagi ini
yang mbak bahas
daerah kabuh ya, yang sering sekali ada konflik dengan masyarakat. Memang
aktifitas penggalian tanah yang digali ditempat tersebut yang mbak bahas itu
sudah mencapai ketinggian 60 meter. Nanti pasti akan kita sidak kita lihat apakah
ijin sesuai, kalau sesuai mereka harus reklamasi tentunya.
PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG
KECAM AT AN KABUH
KEPALA DESA KARANGPAKIS
Jln. Raya Kabuh Tapen NO. 05 Kode Pos 61455

Jumlah penduduk berdasar mata pencaharian:


1. Pertanian
Petani pemilik = 531 Orang
Penggarap/penyewa = 58 Orang
Buruh tani = 331 Orang
2. Peternakan
Peternak sapi = 170 Orang
Peternak kambing = 85 Orang
Peternak ayam = 765 Orang
Peternak itik = 5 Orang
Buruh ternak = 35 Orang
Lainnya = 25 Orang
3. Industri Kecil
Usaha = 10 Orang
Buruh industri kecil = 65 Orang
4. Jasa
PNS = 130 Orang
Pedagang = 65 Orang
Ojek = 10 Orang
Sopir = 40 Orang
Tukang batu = 25 Orang
Tukang kayu = 15 Orang
Tukang jahit = 23 Orang
Jumlah Penduduk:
Berjumlah 3.968 Jiwa dengan 1.324 KK (Kartu Keluarga). Dengan laki – laki
sebanyak 1.909 jiwa, perempuan sebanyak 2.059 jiwa. Menurut umur jumlah
penduduk yaitu usia 0 – 15 sebanyak 406 jiwa, usia 15 – 65 sebanyak 3.010 jiwa,
dan usia 65 ke atas
sebanyak 552 jiwa.
Fasilitas Desa:
1. Rumah Penduduk 9. Puskesmas
2. Air minum 10. Masjid/Musholla
3. Sawah 11. Makam
4. Tegalan 12. Taman kanak – kanak
5. Kehutanan 13. Bank
6. Sekolah dasar 14. Pasar
7. Sekolah menengah 15. Toko kelontong dan warung
8. Kantor balai desa 16. Jalan desa
Nama Pejabat Pemerintah Desa Karangpakis:

No Nama Jabatan
1 Waridi Kepala Desa
2 Galuh Randika Sekretaris Desa
3 Hervie Meiga Kasie Pemerintahan
4 Budi Setyawan Kasie Pelayanan
5 Moch Wahib Kasie Kesejahteraan
6 Dedy Rachmad Kaur Umum
7 Sutarman Kaur Keuangan
8 Yudha Adhi S Kaur Pembangunan
9 Ardhita K Kepala Dusun Pumpungan

10 Suprianto Kepala Dusun Karangdon

11 Suliyono Kepala Dusun Karanganom

12 Kartiyo Kepala Dusun Grobogan

13 Yoska Tulus Kepala Dusun Pakis

14 Sutriyo Kepala Dusun Karangjati

15 - Kasun Watulurung

Struktur Organisasi CV Jalak:

No Nama Jabatan
1. Sugeng Riyadi Penanggung Jawab/Pemilik
2. Yudi Waloyo Koordinator Kegiatan
3. Jumanto Sarip Keamanan dan Batas-batas
4. Mat Soleh Mekanik
5. Samsul Pariyono Administrasi
6. Udin Saiful Checker Quarry
7. Tomo Fendi Eteh Checker Proyek
8. Nasir Mulyono Pengarah Alat/Pengambilan
9. Agus Rambu-rambu/Klebet

Anda mungkin juga menyukai