UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
ii
Curriculum Vitae
Alamat Asal : Dsn. Ngasem, RT 02/ RW 01, Ds. Jombok, Kec. Ngoro,
Kab. Jombang
E-mail : ilmasufia2@gmail.com
Kewarganegaraan : Indonesia
LEMBAR PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada orangtua yang saya cintai, yaitu Bapak
Sutan dan Ibu Sri Indarti yang telah berjuang untuk saya dengan kerja
kerasnya hingga saat ini demi mendapatkan gelar sarjana S1, serta kakak-
kakak saya yang selalu membantu kebutuhan material saya selama masa
kuliah, sahabat aku yang telah membantu selama penelitian skripsi dan juga
Note: Tidak masalah jika kalian lebih lambat dari yang lain, kalian harus
Saya berharap semoga skripsi saya menjadi awal dalam mewujudkan cita-cita
saya dan untuk para pembaca bisa lebih sukses untuk kedepannya.
Aamiin ya rabbalalamin.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur tak lupa selalu penulis panjatkan kepada Allah SWT.
Hanya kepada-Nya lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami bersyukur,
kami meminta ampunan dan kami meminta pertolongan. Shalawat serta salam
tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi kita, yaitu Nabi Muhammad
SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang
merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam
semesta.
pun menyadari dengan sepenuh hati bahwa tetap terdapat kekurangan pada
Dalam penulisan laporan Skripsi yang penulis lakukan selama ini, penulis
banyak mendapatkan masukan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka pada
laporan Skripsi.
4. Bapak Fathur Rahman, S.IP., M.A. Selaku Ketua Program Studi Ilmu
Universitas Brawijaya.
9. Ibu Sri Wahyuni, Ibu Partini, Ibu Mariyati, Ibu Suliswati, dan Bapak
beliau-beliau ini.
10. Kakak-kakak saya Irnandi Ruhana dan Etika Innami yang selalu
Skripsi.
11. Sahabat saya Indah Iswari yang telah membantu penulis selama
12. Teman saya sedari maba Nabella Pravita Sari dan Syanti Anisa’ yang
laporan Skripsi.
persatu.
Malang, 23
September 2019
Penulis
Ilma Sufia
ix
ABSTRAK
ILMA SUFIA (155120601111001), PROGRAM STUDI ILMU
PEMERINTAHAN, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK,
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG TAHUN 2019. PEMETAAN
KONFLIK TAMBANG GALIAN GOLONGAN C (DUSUN GROBOGAN
DESA KARANGPAKIS KECAMATAN KABUH KABUPATEN
JOMBANG).
This study aims to determine how the Mapping Conflict of mining quarrying C in
Grobogan Hamlet Karangpakis Village, Kabuh District, Jombang Regency. From
the mapping of the conflict, we can find out the cause of the conflict between the
community and the mining company. Conflict mapping can also identify actors
involved in the quarrying C conflict that occurred in Grobogan Hamlet,
Karangpakis Village, Kabuh Subdistrict, Jombang Regency. The research method
used is descriptive qualitative research method using primary and secondary data
collection methods through interviews, observations, literature studies and
documentation. In this study the authors used the theory of conflict mapping
Otomar J. Bartos and Paul Wehr (Wehr and Bartos). There are 7 (seven)
indicators discussed in the Wehr and Bartos conflict mapping theory. The results
of this conflict mapping are the first to find out the beginning of the conflict
between the Grobogan Hamlet Community and CV Jalak. The beginning of the
conflict began because there were no operational working hours and during the
dry season. The two actors involved were CV Jalak, Grobogan Hamlet
Community and Karangpakis Village Government. Third is the cause of conflict
due to problems of water drought, scattered dust, damaged roads, no working
hours, compensation is less clear and there is no reclamation. The four objectives
are that the Jalak CV can improve the problems that have been caused and the
village government can be neutral. The fifth is the dynamics of conflict that
occurred 5 (five) times the conflict in 2017-2019. The sixth is positive form, the
community is drained of water by CV Jalak and given a reservoir for the upper
part of the community which is drought, repairing damaged roads and the
existence of a vacuum cleaner to minimize the scattered dust. Seventh, namely the
potential for regulations, the Government of Jombang Regency will revise
Regional Regulation RTRW number 21 of 2009 related to zoning and will plan to
make regulations related to the existing C Regulations in Jombang to make it even
more orderly.
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................ii
LEMBAR PENYATAAN ORISINALITAS...........................................................iii
LEMBAR PERSEMBAHAN...................................................................................iv
KATA PENGANTAR................................................................................................v
ABSTRAK...............................................................................................................viii
ABSTRACT...............................................................................................................ix
DAFTAR ISI...............................................................................................................x
DAFTAR TABEL.....................................................................................................xii
DAFTAR BAGAN...................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................xiv
DAFTAR ISTILAH.................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................11
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................11
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................11
Gambar 5.2 Foto Rumah Dusun Grobogan Yang Berdekatan Dengan Galian......62
Gambar 5.4 Foto Salah Satu Warga Menutup Akses Jalan Menuju Galian..........64
urusan pemerintahan.
yang utuh.
pasir.
bawah Desa.
Ketua RW : Yang disebut juga dengan Rukun Warga yaitu Pemimpin
di lingkungan Masyarakat.
lawan
Musim Ketigo : Istilah dari bahasa Jawa yang artinya Musim Kemarau.
berkonflik.
tingkat desa.
penjualan.
Pemetaan Konflik : Merupakan suatu teknik yang digunakan untuk
Pertambangan).
xix
BAB I
PENDAHULUAN
alam yang melimpah. Banyak sumber daya alam yang terkandung di perut
bumi Indonesia seperti pasir, minyak bumi, emas, batu bara, dan lain – lain.
Mineral dan Batubara pasal 1 nomor 1 adalah sebagian atau seluruh tahapan
pasar.
1
Undang – Undang Nomor 4 Tahun 2009 pasal 1 nomor 1 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara.
1
Kegiatan penambangan pasir sering disamakan dengan kegiatan yang
Kegiatan dari penambang pasir tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dan
benar akan menimbulkan dampak lingkungan yang beragam baik yang bersifat
membuat beberapa warga menjadi resah dan geram karena aktivitas tambang
2
Wawancara bersama Amin Kurniawan selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup. 19 November
2019.
karena faktor manusia.3 Di salah satu desa yang ada di Kecamatan Kabuh
aktivitas perbaikan dan pemulihan kawasan yang rusak atau tidak berguna
banyak kalangan. Reaksi pro yang mendukung biasanya akan muncul dari
pertambangan yang dilakukan oleh pihak swasta yang merekrut para pekerja
masyarakat sekitar wilayah galian pasir yang tidak setuju akan adanya
3
Afandi Kusuma. Lingkungan Hidup, Kerusakan Lingkungan, Pengertian, Kerusakan Lingkungan
dan Pelestarian. Http:afand.cybermq.com/post/detail/2405/lingkungan-hidup-kerusakan
lingkungan-pengertian-kerusakan-lingkungan-dan-pelestarian-. Diakses pada 22 Feberuari
2013.
4
Wawancara dengan Bapak Amin Kurniawan selaku Kepala Kantor Lingkungan Hidup
Kabupaten Jombang. 19 November 2018.
wilayah penduduk sekitar. Meskipun mempunyai izin, bukan berarti
tempat atau daerah tersebut. Karena aktivitas penggalian pasir ini juga selalu
galian, seperti jalanan warga yang rusak, air menjadi kotor, akses jalan yang
pengusaha yang akan melakukan galian di suatu daerah. Pihak pemohon izin
perizinan itu Pemerintah Pusat Jawa Timur. Pemohon izin galian harus
menyelidiki terlebih dahulu kelayakan tata ruang daerah yang akan digali
Jombang yaitu CV Jalak oleh Sugeng Riyadi selaku pemilik galian C (pasir)
luput juga CV Jalak mendapat berbagai protes dari warga sekitar karena telah
masyarakat semakin geram dan resah akan aktivitas galian yang dilakukan CV
daerah tersebut. Karena dengan adanya tambang galian pasir bisa memberikan
terpenuhinya
6
Ibid.
7
Ibid.
kebutuhan pasir masyarakat, dan juga terbukanya lapangan pekerjaan baru.8
dampak negatif pula dari kerusakan lingkungan sekitar tambang galian pasir
tersebut.
melakukan protes karena jalan yang semakin rusak, akses jalan satu – satunya
menuju ke Dusun Watulurung terputus dan juga ramainya jalan oleh truk pasir
yang mengangkut hasil galian pasir yang menyebabkan banyaknya debu yang
yang diterima warga perbulan dengan jumlah 350 ribu, tetapi warga tidak
mengganggu warga
8
Ibid.
sekitar.9 Ditambah juga akibat dari galian tersebut tidak melakukan reklamasi
dan bekas kubangan galian tersebut terisi air hujan yang digunakan berenang
oleh anak – anak sekitar. Pada tanggal 9 Desember karena tidak dilakukan
reklamasi di tempat itu, membuat 2 anak laki – laki masih duduk di bangku
pertama, dampak negatif dari aktivitas penggalian pasir seperti banjir, debu,
tanah mardan digali lagi lantaran akan mempengaruhi sumber air. Ketiga,
pemilik galian diminta untuk mengecor akses jalan menuju Dusun Watulurung
karena jalan menuju dusun tersebut rusak akibat aktivitas para petambang
pasir. Keempat, pemilik galian harus menutup atau menguruk kembali tanah
kesulitan air bersih karena aktivitas penambang yang merusak sumber air di
9
Aan. Dikutip dari web kabarjombang.com/kompensasi-tidak-ditepati-warga-tutup-akses-jalan-
10
menuju-lokasi-galian/11/1/17. Diakses pada 11 Januari 2017.
Surat tuntutan warga Dusun Grobogan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Desa Karangpakis.2018.
Masyarakat di Dusun Grobogan Desa Karangpakis merupakan
dan mengajukan tuntutan kepada pelaku penggalian CV Jalak, dari situ awal
setelah terdapat tuntutan tersebut tidak dilakukan aksi protes. Karena tuntutan
tersebut hanya ingin dibuat warga untuk pegangan bila sewaktu – waktu CV
Jalak melakukan pelanggaran atau tidak mematuhi yang sudah ada dalam surat.
tersebut tidak disetujui oleh pihak desa karena ditakutkan akan terjadi konflik
merasa kecewa dan marah dengan pihak desa yang seakan mendukung
utama menjaga ekosistem alam daripada sebuah tambang alian C yang tidak
yang ada di Kabupaten Jombang dan merupakan galian pasir yang sering
aktor yang terlibat konflik yaitu Masyarakat yang terdampak oleh aktivitas
yaitu CV Jalak. Disisi lain dengan adanya konflik antara masyarakat dengan
11
Wawancara dengan Bapak Amin Kurniawan selaku Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten
12
Jombang. 19 November 2018.
Ibid.
membantu untuk menyelesaikan konflik yang tengah terjadi dengan
golongan C agar dapat segera mengkaji ulang tentang aktivitas galian pasir
tersebut.
negatif yang ditimbulkan dari adanya galian pasir tersebut. Banyaknya konflik
yang menyebabkan 5 (lima) konflik selama 2 tahun terakhir dari tahun 2017-
tersebut yang sudah membuat masyarakat resah. Dengan adanya pihak ke tiga
yang dilakukan oleh CV Jalak untuk masyarakat Dusun Grobogan. Dari aksi
mendapatkan akses
air yang diborkan oleh CV Jalak dan mendapatkan tandon air untuk
menampung air dan adanya alat penyedot debu dari CV Jalak untuk
Kabupaten Jombang
TINJAUAN PUSTAKA
masalah yang menjadi konflik, para aktor yang terlibat, dan sumber – sumber
pembuatan kebijakan sebagai proses penentuan pilihan atau pemilihan opsi –opsi,
maka gagasan tentang kebijakan akan menyangkut satu poin atau serangkaian
poin dalam ruang dan waktu ketika pembuat kebijakan mengalokasikan nilai –
nilai (values).
pemerintah, dalam hal ganti rugi tanah, dan tanaman yang disebabkan oleh
perumusan kebijakan.
1
Mahrudin. 2010. Konflik Kebijakan Pertambangan Antara Pemerintah dan Masyarakat di
Kabupaten Buton. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Sultan Qaimuddin Kendari.
Gunung Tumpang Pitu di Kabupaten Banyuwangi. 2 Penelitian ini berfokus pada
konflik sumber daya alam yang terjadi akibat masyarakat yang resah dengan
Penelitian ini menggunakan teori konflik sosial dari Dean G. Pruitt dan
penelitian ini yaitu konflik pertambangan emas ini adalah konflik vertikal yang
telah melakukan ketidakadilan dengan janji yang tidak ditepati, berdampak pada
dan penanggulangannya. Penelitian ini menggunakan teori konflik dari Karl Marx
dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu
aktor – aktor terlibat konflik penambangan pasir besi yaitu PT JMI dan
2
Bagus Putra Nugraha. 2018. Konflik pertambangan emas antara Pemerintah Daerah, Perusahaan
dan masyarakat Gunung Tumpang Pitu di Kabupaten Banyuwangi. Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik. Program Studi Ilmu Politik Universitas Airlangga. Surabaya.
3
Rahmat Andi Wiyanto. 2015. konflik penambangan pasir besi di Desa Garongan Kecamatan
Panjatan Kabupaten Kulon Progo. Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora. Program Studi
Sosiologi Universitas Islam Negeri Kalijaga. Yogyakarta.
menimbulkan kekerasan. Meskipun pihak PT JMI telah menawarkan ganti rugi
dan mereklamasi lahan pesisir pantai, masyarakat masih belum puas akan ganti
rugi tersebut. Resolusi dari konflik tersebut telah dilakukan oleh berbagai pihak
Penelitian keempat jurnal oleh Dian Taufik Ramadan dkk yang berjudul
Utara.4 Penelitian ini berfokus pada relasi antara 3 (tiga) stakeholder yaitu PT
dari penelitian ini yaitu menunjukkan dimensi sebab konflik disebabkan oleh
struktur dan dinamika sangat dipengaruhi oleh peran aktor yang mendorong
Besar.5 Penelitian ini berfokus pada adanya tokoh – tokoh masyarakat yang
terlibat
4
Dian Taufik Ramadhan dkk. 2014. resolusi konflik antara masyarakat lokal dengan perusahaan
pertambangan (studi kasus Kecamatan Nagajuang, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi
Sumatera Utara. Program Studi Ilmu Lingkungan. Universitas Indonesia. Volume 12 Issue
2. Hlm. 92-104.
5
Arifuddin. 2013. Konflik Penambangan Emas di Masyarakat Kecamatan Lopok
Kabupaten Sumbawa Besar. Fakulatas Ilmu Sosial dan Humaniora
Program Studi Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
dalam penambangan emas tersebut, sehingga masyarakat merasa tidak
keamanan, pemerintah daerah dan ormas masyarakat. Penelitian dari jurnal ini
menggunakan teori konflik dari Karl Marx dan menggunakan metode kualitatif.
Hasil dari penelitian ini yaitu penyebab terjadinya konflik tambang karena tidak
adanya keterlibatan tokoh – tokoh masyarakat dan aparat pada satu kelompok.
Analysis Dalam Konflik Pengelolaan Sumber Daya Alam Studi Kasus Konflik
2011. Penelitian ini berfokus pada menganalisis peran aktor dalam konflik dengan
konflik sosial. Penelitian ini juga menggunakan model pemetaan konflik Wirawan
yang akan menganalisis 7 (tujuh) fase konflik yaitu sebab konflik, fase laten, fase
pemicu, fase eskalasi, fase krisis, fase resolusi konflik, fase pascakonflik.6
6
Ignasius Usboko. 2016. Role Players Analysis Dalam Konflik Pengelolaan Sumber Daya Alam
Studi Kasus Konflik Pertambangan Mangan Di Kabupaten Timor Tengah Selatan NTT
Tahun 2010-2011.
Tabel 2.1
Penelitian – Penelitian Terdahulu
Penulis akan menggunakan Teori Pemetaan Konflik dari Paul Wehr dan
Otomar J. Bartos. Pemetaan konflik yang digunakan Wehr dan Bartos terdapat
tujuh indikator yang akan penulis jabarkan untuk menganalisis konflik Tambang
pemetaan dari Wehr dan Bartos dengan dipetakan setiap permasalahannya, akan
apa.
Penelitian yang akan diteliti oleh penulis akan berfokus pada analisis
Paul Wehr dan Otomar J. Bartos. Dalam penelitian yang akan diteliti oleh peneliti,
2.2.1 Konflik
merupakan hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang
memiliki atau yang merasa memiliki sasaran – sasaran yang tidak sejalan.7
Menurut Dean G. Pruitt dan Jeffrey Z. Rubin konflik adalah persepsi mengenai
bahwa aspirasi pihak – pihak yang berkonflik tidak dapat dicapai secara simultan.8
Ted Robert Gurr menyatakan bahwa sebuah pertentangan dapat disebut konflik,
pertama, harus melibatkan dua orang atau lebih pihak – pihak di dalamnya.
Kedua, pihak – pihak tersebut saling terik menarik dalam aksi saling memusuhi
(Munttually
7
Simon Fisher. 2001. Mengelola Konflik Keterampilan Dan Untuk Strategi Bertindak. Jakarta:
Grafika Desa Putra. Hlm. 4.
8
Dean G. Pruitt And Jeffrey Z. Rubin. 2004. Teori Konflik Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hlm. 9-10.
opposing actions). Ketiga, mereka cenderung menjalankan perilaku koersif untuk
antara pihak – pihak itu dalam keadaan yang tegas karena itu keberadaan
peristiwa pertentangan dapat dideteksi dan dimufakati dengan mudah oleh para
Ada 4 (empat) tipe konflik yang berdasarkan hubungan antara tujuan dan
tingkah laku.10 Adapun keempat tipe konflik tersebut adalah sebagai berikut:
atau masyarakat yang ingin damai tetap bertahan lama maka mereka
harus bisa hidup dinamis dengan cara mengatasi konflik secara keatif.
kemungkinan
9
Ted Robert Gurr. 1980. Hand book of political conflict: theory and research. New york: the free
press. Hlm. 2.
10
M. Mukhsin Jamil. 2007. Mengelola Konflik Membangun Damai. Semarang: Wmc Iain
Walisongo. Hlm. 10.
muncul karena kesalahpemahaman mengenai sasaran dan dapat diatasi
lainnya.12
sikap, perilaku, dan situasi yang berkembang dalam dinamika konflik. Pemetaan
adalah suatu teknik yang dipakai untuk mempresentasikan konflik dalam bentuk
gambar (grafis) dengan menempatkan para pihak yang terlibat dalam konflik baik
dalam hubungannya dengan masalah maupun antar para pihak sendiri. Adapun
menghadirkan hal – hal yang terkait dengan konflik seperti para pihak yang
terlibat dalam konflik baik pihak utama maupun pihak di lingkar berikutnya
(termasuk pihak ketiga yang berusaha menangani konflik), apa yang menjadi isu
yang dikonflikkan. Kedua, melihat dengan lebih jelas hubungan antara para pihak
yang
11
Novri Susan. 2009. Sosiologi Konflik dan Isu-Isu Konflik Kontemporer. Jakarta:
Prenadamedia Group. Hlm 81.
12
Ibid.
terlibat atau terkait, baik langsung maupun tidak langsung dalam konflik, bahkan
Maksudnya, dengan terpetakannya para pihak dan hubungan antara mereka dalam
peta konflik, maka secara mudah pula diketahui kekuatan masing – masing pihak
atau kontak seseorang. Melalui peta konflik yang menghadirkan juga bagaimana
hubungan antara para pihak yang terlibat dalam konflik, maka frekuensi dan
Kelima, untuk melihat dimana sekutu atau aliansi atau sekutu potensial
tertentu. Misalnya mana sekutu dan mana lawan dari pihak yang terlibat dalam
konflik. Keenam, untuk mengevaluasi apa yang telah dilakukan. Segala hal yang
telah dilakukan oleh pihak yang menangani konflik menyangkut konflik yang
13
Retno Angraeni. 2018. Pemetaan Konflik Pengelolaan Benteng Sumba Opu Di Provinsi Sulawesi
Selatan. Tesis Universitas Hasanuddin. Hlm. 24-25
2.2.3 Teori Pemetaan Konflik Wehr dan Bartos
yang akan peneliti lakukan nanti, peneliti akan melakukan analisis pemetaan
konflik dengan menggunakan Model pemetaan konflik dari Wehr dan Bartos. Ada
tujuh indikator yang digunakan Wehr dan Bartos dalam menganalisis konflik
mengenai sejarah konflik dan bentuk fisik dan tata organisasi yang berkonflik.
Konflik tidak muncul di ruang hampa, bisa muncul dalam konteks politik negara,
penulis akan menjelaskan awal mula konflik yang akan menceritakan konflik
yang menjadi pihak – pihak berkonflik. Pihak utama berkonflik ialah mereka yang
menggunakan perilaku dan tindakan koersif dan memiliki arah kepentingan dari
hasil konflik. Pihak kedua memiliki kepentingan tidak langsung terhadap hasil
konflik yang menyebabkan perubahan. Pihak ketiga ialah aktor yang netral seperti
14
Otomar J. Bartos dan Paul Wehr. 2002. Using Conflict Theory. Cambridge University
Press. Hlm. 67.
konflik.15 Dalam pemetaan konflik ini penulis akan mengidentifikasi para aktor
utama dan kedua yang terlibat konflik dan aktor ketiga yang menjadi penengahnya
consequences), seorang peneliti perlu memisahkan apa yang menjadi sebab akar
konflik dan akibat sampingan dari konflik. Membedakan penyebab konflik dari
konsekuensinya tidak selalu mudah. Bahkan, ketika konflik muncul, sebab dan
Dalam pemetaan ketiga ini penulis akan menjelaskan penyebab dari konflik
tersebut dan menjelaskan akibat yang terjadi dengan adanya konflik tersebut.
aktivitas galian tersebut yang bekerja sampai malam hari, dan akibat konflik
Konsekuensi dari penyebab konflik tersebut yaitu sesama masyarakat saling sindir
tujuannya adalah sasaran selama proses konflik dan lebih spesifik. Dalam
praktiknya, tujuan biasanya dianggap sebagai tujuan pihak dalam suatu konflik.
15
Ibid. Hlm. 67.
16
Ibid.
Kadang-kadang kata "tujuan" digunakan untuk berarti posisi, tuntutan khusus
yang dibuat oleh satu pihak atau yang lain. Jika Anda ingin mengakhiri konflik,
diinginkan oleh seluruh pihak terlibat, yang benar – benar memotivasi para pihak,
sesuatu yang benar – benar perlu mereka capai seperti keamanan, pengakuan, rasa
hormat, keadilan, dan sebagainya. Seperti tujuan salah satu pihak selama konflik
adalah masyarakat meminta agar ada upaya dari CV Jalak selaku penambang pasir
masuk ke Dusun Grobogan dan tidak lagi melakukan penambangan yang melebihi
rusak dan tidak kondusif dengan adanya tambang pasir di Dusun Grobogan.18
perkembangan situasi yang dibentuk oleh berbagai model tindakan para pihak
berkonflik. Dinamika konflik ditandai terlebih dahulu oleh fase – fase konflik.
Wehr dan Bartos membagi konflik menjadi dua fase yaitu solidaritas konflik
17
Ibid. Hl. 68.
18
Ibid. Hlm. 26.
19
Ibid. Hlm. 69.
turunnya sebuah konflik dalam rentan waktu berkonflik. Di mana dapat melihat
konflik tersebut. Proses ini berlangsung dalam tiga proses yaitu terdapat interaksi
antar individu secara intensif, ada rasa suka dan percaya terhadap yang lainnya,
ada kemiripan dan kesamaan nilai dan norma. Ketiga proses ini akan teraktualisasi
Fase kedua yaitu sumber konflik yaitu kelompok – kelompok yang memicu
terjadinya sebuah konflik. Di mana sumber konflik ini merupakan aktor yang
Mencari fungsi yang positif (Search for positive function), yaitu menemukan
penyelesaian. Fungsi "positif" dari suatu konflik adalah konsekuensi apa pun yang
memiliki imbalan positif untuk salah satu atau kedua pihak.21 Dalam beberapa
kasus, fungsi positif dapat dikejar secara terbuka oleh suatu pihak, sehingga
20
Ibid. Hlm. 70-78.
21
Ibid. Hlm. 69
menjadi tujuannya. Mengetahui fungsi positif dari protes warga atas adanya
Galian Golongan C yang saat ini mengganggu warga Dusun Grobogan, di mana
pembatas eksternal yaitu adanya peraturan dari pihak ketiga 22 akan membantu
Grobogan.
22
Ibid. Hlm. 69.
2.3 Kerangka Pikir
Permasalahan:
- Mengakibatkan sumur
UU No 4 Th 2009 warga kering
Konflik Tambang - Udara penuh debu karena
Surat Perizinan Tambang Kepala Galian Golongan C
Dinas Energi Sumber Daya aktivitas galian
Dusun Grobogan - Jalan rusak karena
Mineral (ESDM) Jawa Timur
truk pengangkut pasir
- Aktivitas tambang
sampai malam hari
- Kompensasi yang kurang jelas
- Tidak ada reklamasi
METODE PENELITIAN
jenis penelitian yang dilakukan, sehingga akan diketahui arah penelitian dan pada
yang dilakukan akan sesuai dengan yang diharapkan peneliti dan tidak akan
penelitian yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
Penelitian
1
Lexy J. Moleong.Metode Penelitian Kualitatif.1990.Bandung: Rosdakarya.hlm3.
2
Cholid Narbuko. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm. 2.
Kualitatif merupakan prosedur penelitian yang berupa kata – kata tertulis atau lisan
berdasar pada judul yang telah penulis tetapkan, jadi fokus penelitian yang
dilakukan oleh peneliti hanya akan berpusat pada menganalisis konflik Galian
Golongan C termasuk analisis konflik antar aktor beserta peran aktor – aktornya,
narasumber tidak hanya terikat oleh lokasi. Sehingga penelitian ini tidak hanya
mengacu pada lokasi penelitian yang sudah ditetapkan, melainkan juga mengacu
pada narasumber yang menjadi pelaku ataupun saksi – saksi pada kejadian
tersebut.
Purposive adalah salah satu teknik non random, dimana peneliti menentukan
3
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. 1990. Bandung: Rosdakarya. Hlm. 3.
pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri – ciri khusus yang sesuai
Tabel 3.1
Daftar Narasumber
NO NARASUMBER POSISI
6 Partini Masyarakat
7 Mariyati Masyarakat
8 Suliswati Masyarakat
9 Waeso Masyarakat
mengenai informasi apa yang ingin diperoleh dengan cara bertatap muka
dan ke CV Jalak.
b. Observasi
suka dukanya. Sehingga data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam,
4
Dr. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hlm.
233.
memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat
c. Studi Pustaka
dikumpulkan orang lain, baik berupa hasil laporan, atau penelitian resmi,
penulis lebih mengacu ke buku konflik dari Wehr dan Bartos yang
berjudul “Using
5
6
Ibid.
Hlm. 227
Mestika Zed. 2008. Metode Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Hlm. 3.
Conflict Theory” yang digunakan oleh penulis untuk mempelajari teori
d. Dokumentasi
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
penarikan kesimpulan.
7
Lexy J. Moleong. Op. Cit.hlm. 248.
1. Pengumpulan data (Data Collection), merupakan proses awal yaitu
Grobogan. Hal ini menjadi bagian yang sanat penting yang harus
3. Penyajian Data (Data Display), pada tahap penyajian data ini terjadi
tahap penyajian data ini, peneliti dapat memahami kondisi yang terjadi di
8
Agus Salim. 2006. Teori & Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana. Hlm: 22.
9
Ibid.
4. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing), keseluruhan proses dari
tahapan dalam proses analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.
10
Ibid.
BAB IV
Grobogan yang berdekatan dengan letak jalur sungai berantas yang ada di
Kecamatan Kabuh. Dusun Grobogan ini masuk dalam bagian dari Desa
pekerjaan yang dimiliki oleh warga juga beragam, namun petani tetap
mayoritas di Dusun Grobogan ini yaitu sebagai petani dan peternak. Tidak
Grobogan.
Jalak, lokasi ini merupakan dataran tinggi gunung yang tidak dikelola
yang dimiliki warga Dusun Grobogan di wilayah yang akan dijadikan untuk
penambangan pasir, ini sekitar 7 tahun yang lalu yaitu tahun 2012.
untuk melakukan usaha tambang galian pasir ini yaitu karena beliau
Ujung Barat yaitu Jalan Tol Ngawi-Kertosono dan Jalan Tol Mojokerto-
Kertosono.
Kertosono. Itu membuat beliau tertarik untuk menyediakan jasa tanah urug
yang akan digunakan untuk lokasi penambangan pasir juga sangat strategis
Riyadi yang menjabat juga sebagai Kepala Desa atau Lurah di Desa
dengan pihak manapun yang resmi didirikan oleh Pak Sugeng Riyadi.
menjelaskan bahwa:
“Awalnya itu tanah milik warga mbak. Ada yang dijual
langsung dengan gampang bebas ke saya, ada yang ga mau
menjual tanahnya ke saya juga ada. Ada yang mau dibeli
pasirnya saja juga ada. Jadi saya sah-sah aja tidak memaksakan
warga juga dengan keputusan mereka.”
penggalian, sebagai sopir truk pasir, dan sebagai kuli pasir. Yang menjadi
kurang atau minus dari perusahaan ini yaitu tidak adanya pekerja yang ahli
standart penggalian tanah yang sudah ditetapkan dan tidak boleh melebihi
batas wajarnya.
Bagan 4.1 Struktur Organisasi CV Jalak
sebagai berikut :3
Desa atau Lurah yaitu Bapak Waridi. Di bawah ini adalah struktur
3
Monografi Desa Karangpakis, 2018.
Bagan 4.2 Struktur Organisasi di Kantor Kepala Desa Karangpakis
merupakan dataran tinggi. Menurut topografinya desa ini termasuk ada di dataran
sedang. Topografinya yang datar menjadikan akses menuju desa tidak begitu
perkerasan jalan. Dengan kondisi lahan yang kering meskipun merupakan dataran
tinggi, tetapi di Desa Karangpakis masih banyak orang bekerja sebagai petani.
Sebagian kecil wilayah ada yang kondisi tanahnya bebatuan dan berbukit yang
tanahnya tandus. Luas wilayah Desa Karangpakis kurang lebih 532,1 Ha. Dengan
adanya 2 (dua) musim yaitu musim panas dan musim hujan, maka lahan Desa
Sumber daya alam yang bisa diambil oleh masyarakat sekitar untuk dijual
yaitu batu gunung. Di samping itu juga ada lahan yang bisa dimanfaatkan sebagai
usaha tanah urug. Karena kondisi Desa Karangpakis yang masih banyak hutan –
hutan dataran tinggi seharusnya warga bisa lebih memanfaatkan lagi sumber daya
meliputi:
1. Rumah Penduduk
2. Air minum
3. Sawah
4. Tegalan
5. Kehutanan
6. Sekolah dasar
7. Sekolah menengah
10. Puskesmas
11. Masjid/Musholla
4
5
Filebuku sejarah Desa Karangpakis. 2012.
Ibid.
12. Makam
14. Bank
15. Pasar
4.1.3.2 Kependudukan
laki – laki sebanyak 1.909 jiwa, perempuan sebanyak 2.059 jiwa. Menurut umur
a. Pertanian
- Petani pemilik 531 Orang
- Penggarap/penyewa 58 Orang
- Buruh tani 331 Orang
b. Peternakan
- Peternak sapi 170 Orang
6
Monografi Desa Karangpakis. 2018.
- Peternak kambing 85 Orang
- Peternak ayam 765 Orang
- Peternak itik 5 Orang
- Buruh ternak 35 Orang
- Lainnya 25 Orang
c. Industri Kecil
- Usaha 10 Orang
- Buruh industri kecil 65 Orang
d. Jasa
- PNS 130 Orang
- Pedagang 65 Orang
- Ojek 10 Orang
- Sopir 40 Orang
- Tukang batu 25 Orang
- Tukang kayu 15 Orang
- Tukang jahit 23 Orang
Sumber: diolah oleh penulis. 2019.
a. Jaringan Jalan
desa sebagian besar jalan makadam dan jalan tanah. Jalan aspal adalah satu-
buruk. Sedangkan jalan tanah dan makadam di desa banyak yang mengalami
dusun.
c. Keadaan Transportasi
transportasi lokal adalah kendaraan pribadi berupa sepeda motor, becak, dokar
dan ojek.
d. Sarana Irigasi
yang masih terbuat dari tanah biasa dan sebagian besar sudah rusak, akibatnya
air banyak yang keluar dari saluran atau bak pengontrol sehingga pengairan
areal sawah atau lahan kurang optimal. Dengan melihat kondisi tersebut diatas
maka perlu adanya suatu jaringan irigasi yang memadai sehingga bisa
7
File tentang Desa Karangpakis di komputer Balai Desa Karangpakis.2019.
BAB V
dan aktor – aktor yang terlibat dalam konflik antara masyarakat Dusun Grobogan
Grobogan. Awal mula konflik terjadi karena masalah jam operasional meraka
yang masih belum ditetapkan dan bekerja 24 jam non stop. Ini membuat banyak
mereka terganggu dengan aktivitas galian tersebut yang tidak mempunyai jam
kerja yang tepat. Ini sudah berlangsung dari awal mulainya adanya penambang
pasir yang melakukan Galian C di Dusun Grobogan sekitar akhir tahun 2012
tetapi warga mulai melakukan protes di tahun 2017. Meskipun awal – awal
beroperasinya galian pasir tersebut tidak diprotes warga terkait jam operasional,
tetapi semakin lama masyarakat merasa terganggu dengan adanya aktivitas galian
karena menurut tuturan warga suasana Dusun Grobogan menjadi ramai tidak sepi
seperti sebelum adanya aktivitas galian pasir. Menurut salah satu warga yaitu
Bapak Waeso sebagai penduduk Dusun Grobogan, juga senang dengan adanya
aktivitas galian tersebut sehari – hari dijadikan tontonan buat warga sekitar galian.
suara kebisingan dari alat berat galian pasir tersebut. Sampai akhirnya warga
“awal – awal ada galian ini suka mbak, dari anak – anak sampai yang
tua selalu melihat penggali melakukan penggalian dengan alat berat
itu dibuat tontonan warga saat pagi hari atau sore hari gitu. Banyak
yang lihat langsung ke wilayahnya juga banyak yang melihat dari
wilayah atas sini. Asyik aja melihat kegiatan itu awal – awal, tapi
lama
– lama juga merasa bosan dengan aktivitas tersebut.” (Bpk Waeso, 4
April 2019)1
Jalak agar diberikan jam kerja untuk aktivitas Galian C tersebut. Sebab, setiap hari
jam operasional kerja untuk penggalian pasir ini bisa sampai tengah malam saat
agar tidak merugikan masyarakat lagi karena terganggu dengan adanya suara
mesin berat dari Galian tersebut. Yang memulai berinisiatif untuk melakukan aksi
protes ke CV Jalak yaitu warga bagian atas yang rumahnya berhadapan langsung
Jalak pasti
1
Hasil wawancara dengan masyarakat Bpk Waeso pada 4 April 2019 pukul 14.05 WIB.
ada pihak masyarakat yang pro dan kontra dengan adanya aktivitas galian
tersebut. Pihak yang pro ke tambang galian pasir tersebut yaitu masyarakat
Grobogan yang mempunyai bagian tanah di lahan yang digunakan galian, dan
masyarakat yang bekerja di galian tersebut sebagai sopir, penjaga bego (alat
tersebut pula. Ada 20-an (dua puluh) orang yang ikut dalam aksi protes tersebut
dan memaksa pemilik CV Jalak untuk bertindak yang adil agar tidak merugikan
jalan ke galian apabila CV Jalak tidak mengubah jam operasional kerja mereka.2
Konflik pun terus terjadi antar keduanya, di musim kemarau di tahun 2017
sekitar bulan juni yang membuat masyarakat merasa terganggu dengan debu yang
bertebaran serta sumur warga bagian atas yang kering. Karena masalah air sangat
penting untuk kehidupan sehari – hari warga, warga bagian atas Dusun Grobogan
mengeluh karena sumur mereka kering disaat musim kemarau tiba. Warga bagian
atas memulai aksi protes mereka ke CV Jalak dan didampingi oleh Ketua RW
setempat. Karena yang mengalami dampak negatif dari adanya aktivitas galian di
musim kemarau warga Dusun Grobogan bagian atas, maka yang melakukan aksi
2
Hasil dari wawancara bersama Ketua RW Dusun Grobogan.2019.
Setelah melakukan protes demo ke CV Jalak agar bertanggungjawab
dengan permasalahan debu dan air sumur kering, barulah CV Jalak mulai
bertindak mengeborkan air dan memberikan tandon untuk digunakan sehari – hari
oleh masyarakat bagian atas yang kekeringan. Tak hanya sampai di situ konflik
pun terus terjadi karena banyak dampak negatif yang dirasakan masyarakat Dusun
Grobogan.
Disaat musim hujan tiba di akhir tahun 2017 bulan Desember dan awal
tahun Januari 2018, warga juga kesal karena dibuat emosi oleh adanya galian
tersebut. Saat musim hujan, ketika truk pengangkut pasir turun membawa pasir
dari arah galian pasir ke jalanan penduduk, hal tesebut membuat jalan jadi
semakin licin karena musim hujan yang mengakibatkan pasir menjadi lumpur dan
sepanjang jalan. Belum lagi ketika truk lewat di jalan yang belum beraspal,
melakukan aksi protes mereka ke CV Jalak agar memperbaiki jalan yang rusak
akibat truk pasir mereka. Dari adanya protes warga karena mengganggu dijalanan
warga, perusahaan memutuskan untuk membuat jalan alternatif sendiri untuk jalan
truk dan tidak sampai lagi melewati jalan umum masyarakat Dusun Grobogan.
Tak berenti di situ pula, konflik terus terjadi antar keduanya disaat
yang dijanjikan untuk setiap rumah sebesar 350 ribu setiap bulannya tetapi
masyarakat tidak pernah
menerima uang kompensasi sebesar itu. Ada sebagian warga yang mendapatkan
uang dari Galian C tersebut karena mereka punya tanah di area Galian pasir
mendapatkan uang kurang lebih 10 juta pertahunnya. Jadi, antara warga yang
punya tanah dan tidak punya tanah ini sering konflik sendiri saling sindir antar
tetangga. Karena kalau orang yang tidak mempunyai tanah dan melakukan demo
protes, pasti mereka akan dicibir oleh masyarakat yang pro yang mempunyai
tanah dan merasa untung dengan adanya Galian C tersebut. Untuk warga yang
tidak memiliki hak di Galian C berupa tanah, mereka merasa kesal karena
sekarang bulan April tahun 2019 saat peneliti melakukaan wawancara dengan
masyarakat, uang kompensasi masih belum jelas keberadaanya dan tidak ada
tranparansi dana yang jelas dari pihak CV Jalak dan Pemerintah Desa
Karangpakis sendiri. Setelah itu masyarakat sudah merasa capek untuk menagih
tidak ada yang bisa dipercaya lagi baik itu perusahaan CV Jalak maupun
meredam amarah warga, warga berinisiatif membuat tuntutan untuk CV Jalak agar
mereka tahu kesalahan – kesalahan apa saja yang selama ini ditimbulkan dari
adanya aktivitas galian tersebut. Penuturan dari Pak RW, warga membuat tuntutan
tersebut bukan mengajak untuk konflik tetapi masyarakat ingin bukti yang jelas
hitam di atas putih semacam perjanjian yang harus di tandatangani oleh semua
tersebut tidak dapat izin dari Pemerintah Desa Karangpakis karena ditakutkan
akan menimbulkan konflik lagi seperti tahun – tahun sebelumnya dan malah
Grobogan. Tuntutan tersebut dibuat pada tanggal 29 Oktober 2018 dan tidak
mendapat respon baik dari Kepala Desa Karangpakis yang tidak mau
aktivitas galian yang dilakukan agar lebih memperhatikan dampak negatif atau
kesalahan yang selama ini telah mereka buat yang telah mengganggu masyarakat
Dusun Grobogan. Meskipun tuntutan tersebut tidak mendapat respon baik dari
dengan sikap Pemerintah Desa yang tidak mau menandatangani tuntutan tersebut.
Bagi masyarakat surat tersebut adalah surat legal kalau sudh mendapat
tandatangan dari Kepala Desa dan membuat masyarakat sedikit aman dengan
Belum selesai dengan masalah surat tuntutan yang sia – sia dibuat warga
pada tanggal 29 Oktober 2018. Kembali lagi terdapat kejadian yang membuat
meradang lagi emosinya yaitu tewasnya 2 (dua) anak SMP yang tengah berenang
kedalaman kurang lebih 3 meter yang penuh dengan air itu, tidak disangka oleh
perusahaan juga mematuhi aturan kerja dengan melakukan reklamasi yang benar.
masyarakat akan melakukan aksi penutupan akses jalan lagi, agar tidak ada lagi
Protes warga terkait reklamasi ini sudah merupakan tingkat konflik paling
puncak karena masyarakat sudah merasa geram dan lelah harus melakukan aksi
protes terus menerus ke CV Jalak karena aktivitas galian pasir tersebut. Protes
Karangpakis dan Polsek Kabuh juga agar tidak terjadi konflik kekerasan di antara
kedua belah pihak yang berkonflik karena emosi warga yang belum meredam.
Bisa dikatakan dari semua konflik yang terjadi, perubahan dari masalah – masalah
dampak negatif yang ditimbulkan oleh aktivitas galian dikarenakan masalah yang
meminta CV Jalak untuk berbenah dalam sistem kerjanya agar tidak menimbulkan
korban jiwa lagi akibat kegiatan galian pasir yang tidak dilakukan reklamasi. Dari
semua konflik, konflik yang satu ini yang membuat banyak pihak langsung turun
diantara kedua belah pihak. Dari adanya kejadian tersebut, diharap tidak ada lagi
kejadian
yang memilukan yang diakibatkan dari adanya kegiatan galian pasir yang ada di
Dusun Grobogan.
bawah ini.
mengenai sejarah konflik dan bentuk fisik dan tata organisasi yang
yang sampai melukai seseorang satu sama lain, konflik yang terjadi karena
berganti musim kemarau atau musim hujan selalu terjadi konflik, seperti
tersebut. Pada awalnya ada galian tersebut tidak membuat warga merasa
adanya galian pasir yang dilakukan oleh CV Jalak. Dari awal 2014 sampai
terus beroperasi dan tetap menggali terus. Seperti yang dikatakan oleh
3
Hasil wawancara dengan Masyarakat Ibu Sri wahyuni pada 4 April 2019 pukul 08.47 WIB.
4
Hasil wawancara dengan Masyarakat Ibu Sri wahyuni pada 4 April 2019 pukul 08.47 WIB.
“saya dari dulu tinggal di sini dari awalnya belum ada galian –
galian ini sampai sekarang daerah ini sudah berubah sulit air,
polusi udara, jalan rusak, dengan adanya galian itu didirikan.”
(Ibu Partini, 47 Tahun, 4 April 2019).5
Daerah yang terkena dampak penggalian ini terdapat dua daerah
yaitu daerah atas dan daerah bawah. Ini dikarenakan daerah bagian atas
Dusun Grobogan yaitu bekas perbukitan. Pro dan kontra dari warga atas
dan warga bawah pun bermunculan sejak tahun 2017 setelah bertahun –
operasional jam kerja, air sumur warga bagian atas yang asat (kering),
debu bertebaran karena musim kemarau yang panjang, jalan yang semakin
rusak karena truk yang berlalu lalang, masalah kompensasi yang masih
menjadi teka – teki, dan masalah reklamasi yang tidak dilakukan oleh
perusahaan tersebut.
5
Hasil wawancara dengan Masyarakat Ibu Partini pada 4 April 2019 pukul 11.10 WIB.
Sebelum tanggal 11 Januari 2017, dari tahun 2016 akhir warga
sudah sering berdiskusi ingin melakukan demo atau aksi protes tetapi tidak
seorang pejabat tinggi. Jadi warga Grobogan merasa takut kalau berurusan
dengan seorang lurah yang mempunyai jabatan tinggi dan memiliki antek
6
Hasil wawancara dengan Masyarakat Ibu Sri wahyuni pada 4 April 2019 pukul 08.47 WIB.
7
Hasil wawancara dengan Masyarakat Ibu Mariyati pada 4 April 2019 pukul 12.50 WIB.
Awal masyarakat melakukan demo karena terganggu dengan jam
kerja Galian C yang sampai larut malam. Pekerjaan aktivitas galian pasir
tersebut dilakukan sampai larut malam kadang juga sampai seharian penuh
istirahat malam pun jadi merasa tidak nyeyak untuk tidur karena suara
kebisingan dari aktivitas galian tersebut. Pada akhir tahun 2016 warga
dan diberikan peraturan jam kerja untuk para pekerjanya. Hal tersebut
malam mereka.
yang bertebaran sampai – sampai rumah pun penuh dengan debu. Saat
musim kemarau tiba atau orang – orang menyebut musim ketigo, di sini
awal mulainya emosi warga memuncak karena dengan adanya galian pasir
tersebut udara penuh dengan polusi akibat dari debu bertebaran yang
tertutama daerah bawah dan daerah atas yang berhadapan langsung dengan
galian tersebut. Warga daerah atas yang sering mengeluh karena rumah –
terkena dampak negatif dari adanya aktivitas galian tersebut. Daerah ini termasuk
daerah bagian atas Dusun Grobogan yang sering terkena dampak negatif dari
masalah air sumur yang “asat” tidak keluar airnya sampai masalah debu
bertebaran di saat musim kemarau yang panjang. Gambar di bawah ini merupakan
rumah Ketua RW. Ketua RW langsung memimpin aksi demo tersebut agar
tidak terjadi kekerasan antar warga dengan pegawai CV Jalak. Seperti kata
melakukan lagi aksi demo ke CV Jalak terkait masalah jalanan rusak pada masuk
musim hujan yang menyebabkan jalan licin diakibatkan dari truk yang melewati
jalan umum warga. Truk yang membawa lumpur dari tempat galian, memuat jalan
8
Hasil wawancara dengan Ketua RW Dusun Grobogan Bapak Kardi 4 April 2019 pukul 15.25
WIB.
warga semakin becek dan menjadi licin, ini membuat sebagian orang yang lewat
Tak berhenti disitu, dilanjut lagi aksi demo protes terkait kompensasi yang
tidak jelas arahnya kemana dan masyarakat merasa tidak menerima kompensasi
berupa uang yang sudah dijanjikan oleh CV Jalak sendiri. Masyarakat tidak
merasa
menerima tetapi CV Jalak tetap berpendapat bahwa mereka telah memberikan sumbangan komp
berkonflik ialah mereka yang menggunakan perilaku dan tindakan koersif dan
memiliki arah kepentingan dari hasil konflik. Pihak kedua memiliki kepentingan
tidak langsung terhadap hasil konflik yang menyebabkan perubahan. Pihak ketiga
ialah aktor yang netral seperti mediator. 9 Penulis akan mengidentifikasi para aktor
yang terlibat dalam konflik setelah terjun langsung ke lapangan untuk mencari
tahu data – data di lapangan. Terdapat 3 (tiga) aktor yang terlibat dalam konflik
Karangpakis.
1. CV Jalak
galian pasir yang ada di Dusun Grobogan yang dipimpin oleh Bapak Riyadi
perusahaan yang kurang tertata dan tidak memiliki peraturan. Dari adanya
tambang pasir ini banyak dampak negatif yang ditimbulkan dan masalah lainnya
seperti air sumur warga yang kering, debu yang bertebaran, tidak ada kompensasi
yang diterima warga, tidak ada reklamasi dari pihak tambang. Faktor – faktor
tersebut yang membuat emosi warga naik turun. Seperti yang disampaikan oleh
2018 tepatnya pada tanggal 4 April 2018. Banyaknya konsumen yang memesan
adanya penambangan pasir ini, tapi masyarakat tetap banyak yang protes terkait
dengan masalah debu dan air sumur yang tidak keluar lagi. Seperti yang dikatakan
kompensasi untuk masyarakat Dusun Grobogan yang terkena dampak dari galian.
Dusun Grobogan. Ketika peneliti mewawancarai warga, banyak warga yang tidak
10
Hasil wawancara dengan Ketua RW Dusun Grobogan Bapak Kardi 4 April 2019 pukul 15.25
WIB.
11
Hasil wawancara dengan Pak Riyadi selaku pemilik CV Jalak 3 April 2019 pukul 10.15 WIB.
tersebut seharusnya diberikan ke masyarakat karena mereka merasa dirugikan
Aktor kedua dalam masalah konflik ini yaitu masyarakat Dusun Grobogan.
Masyarakat ini merasa dirugikan dengan adanya tambang pasir ini. Masyarakatlah
yang merasa dampak negatif dari ada tambang pasir di wilayahnya. Masyarakat
“kami disini kesulitan air gara – gara air sumur mampet (tidak keluar),
meskipun CV Jalak sudah mengeborkan air tapi kan Cuma ada satu itu
saja mbak, mana cukup kita buat sehari-hari harus mengantri disitu
ngambil air terus. Kalau gini terus yaa ndak kuat saya tinggal disini
mbak nelangsa rasanya.”12 (Ibu Mariyati, 4 April 2019)
Seperti peneliti tahu waktu turun lapang pada hari Kamis, 4 April 2019 ke
tempat warga dan melihat terdapat saluran air di dalam tandon yang terletak di
depan rumah warga bagian atas. Itu sebuah tandon yang berisi air hanya satu –
satunya air yang mengalir untuk sehari – hari yang berhasil diborkan airnya oleh
keberatan dan emosional karena sumur mereka kering dan harus mengambil air di
12
Hasil wawancara dengan Masyarakat Ibu Mariyati pada 4 April 2019 pukul 12.50 WIB.
saluran tersebut setiap hari untuk mengisi bak mandi di dalam rumah. Hal tersebut
Terdapat 2 (dua) macam aktor dalam masyarakat yang pro dan kontra
dengan adanya aktivitas Galian C tersebut. 2 (dua) tipe warga yang pro dan kontra
dengan Galian yaitu pertama, warga yang mempunyai tanah di lokasi Galian
merekalah yang pro dengan aktivitas Galian C tersebut. Kedua, warga biasa yang
tidak memiliki tanah di wilayah Galian C tersebut dan merekalah yang kontra
mendapatkan uang dari Galian tersebut pasti merekalah yang bakal pro ke
tambang, dan tidak akan pernah ikut campur masalah – masalah demo ke CV
Jalak. Menurut penuturan salah satu warga yang penulis wawancarai sebagai
berikut.
“mereka yang punya tanah disitu ya enggak bakal ikut demo – demo
gitu mbak. Mereka ya senenglah malah kalau Galian tersebut terus
berlanjut kan mereka dapet uang. Disini ada beberapa yang dapet
tiap tahunnya, liyat saja rumahnya pada sudah dibangun yaa dapat
uang dari Galian itu. Kalau saya gini kan apa mbak gak punya apa –
apa kalau ndak protes ya saya merasa rugi. Tapi, kalau saya protes
atau warga yang ga punya tanag disitu ikut protes, pasti kita – kita
bakal dimusuhi sama orang yang pro ke galian tersebut.” (Sri
Wahyuni, 4 April 2019)13
penulis sedikit menutupi masalah galian ini dan kurang menjelaskan dengan
baik terkait
13
Hasil wawancara dengan Masyarakat Ibu Sri wahyuni pada 4 April 2019 pukul 08.47 WIB.
masalah yang dialami masyarakat Dusun Grobogan. Seperti yang sudah penulis
Pemerintah Desa yang seharusnya sebagai penengah malah seakan kurang peduli
dengan masyarakat. Kalau dilihat dengan bukti – bukti yang masih membuat
bantuan dari Pemerintah Desa untuk warga Dusun Grobogan yang kesulitan air.
wawancara.
14
Hasil wawancara dengan Pak Waridi selaku Lurah Desa Karangpakis 5 April 2019 pukul 08.55
WIB.
respon dan engga ada perubahan sama sekali.”(Ibu Sulis, 4 April
2019)15
bahwa sebagaian perangkat desa pasti ada yang pro ke pihak Galian. Seperti yang
peneliti tau bahwa pemilik Galian C tersebut yaitu Bapak Riyadi yang menjabat
sebagai Kepala Desa atau Lurah di Desa sebelah Karangpakis yaitu Desa
Menduro. Dulu penulis juga sempat magang di Balai Desa, jadi penulis
mengetahui kedekatan antar setiap staff desa satu dengan yang lainnya. Karena
bersikap pro ke pihak Galian dan tidak terlalu banyak berkomentar tentang Galian
“mana ada dia mau diwawancarai mbak, Kepala Dusun Grobogan ini
udah ndak tau lagi saya harus ngomong apa. Dia tidak pernah mau tau
dengan kondisi warga sekitar yang terkena dampaknya. Coba saja
mbak mewawancarai beliau, pasti ada aja alasannya yang membuat
beliau tidak mau diwawancarai. Pasti ujung – ujungnya nanti tanya ke
Pak RW saja. Karena saya yang selalu maju mendampingi warga
Grobogan kalau melakukan aksi protes.”16 (Ketua RW Dusun
Grobogan, 4 April)
Sebelum penulis melakukan wawancara dengan Ketua RW, penulis juga
diwawancarai dengan alasan sedang sibuk, tidak ingin diganggu, jangan tanya ke
saya karena saya juga tidak tahu masalah Galian tersebut. Dari perkataan Kepala
Dusun Grobogan sendiri bisa diketahui kalau staff desa tersebut merasa takut
kalau harus berhubungan dengan Galian apalagi Galian tersebut milik Pak Luruh
Desa
15
Hasil wawancara dengan Ibu Sulis warga Dusun Grobogan 4 April 2019 pukul 9.50 WIB.
16
Hasil wawancara dengan Pak RW Dusun Grobogan Bapak Kardi 4 April 2019 pukul 15.25 WIB.
Menduro. Selama penulis melakukan penelitian di Kantor Kepala Desa
Consequences)
Seorang peneliti perlu memisahkan apa yang menjadi sebab akar konflik
dan akibat sampingan dari konflik. Konflik yang terjadi di Dusun Grobogan
antara CV Jalak dengan masyarakat pasti ada penyebabnya. Konflik antara kedua
aktor yaitu karena beberapa masalah yang ditimbulkan dari adanya kegiatan
galian pasir tersebut. Masyarakat merasa dirugikan dan masyarakat pula yang
merusak lingkungan warga seperti debu dan air kering, aktivitas tambang sampai
malam hari, tidak ada reklamasi, kurang ada upaya perbaikan yang layak dari
terselesaikan dengan baik. Masalah tersebut malah membuat pro dan kontra di
“penyebab konflik ya yang paling utama itu masalah air dan udara
bersih. Dulu kampung sini itu airnya bersih udara juga sejuk,
setelah bertahun – tahun ada galian ini semuanya hilang. Sedih
gitu mbak,
tidak ada air buat sehari – hari, udara juga debu dimana – mana
gimana kita bisa bebas gitu kalau setiap hari kayak gini capek.”
(Ibu Sri Wahyuni, 45 Tahun 2019)17
Selain masalah air yang kering dan adanya polusi yang diakibatkan debu
bertebaran, masyarakat juga melakukan demo karena dari hasil galian pasir
orang anak tewas dibekas galian pasir tersebut. Ketika melakukan wawancara
“2 (dua) anak yang tewas itu masih anak SMP, kejadiannya waktu
itu hari minggu 9 Desember 2018 pas liburan sekolah mereka
berdua berenang di bekas galian pasir dan waktu itu juga kan
musim hujan, jadi airnya juga semakin tinggi dibekas galiannya
kurang lebih 3 (tiga) meter kedalamannya. Itu yang membuat
warga juga melakukan demo lagi biar lebih memperhatikan lagi
akibatnya bila tidak di reklamasi dengan baik.”(Ketua RW Dusun
Grobogan 4 April 2019)18
Selain itu masalah jam operasional kerja mereka yang tidak efektif yaitu
24 jam non stop dan itu sangat mengganggu warga Dusun Grobogan saat
beristirahat di Malam hari karena suara mesin berat yang mengganggu tidur warga
yang berdekatan dengan lokasi galian. Seperti yang saya tahu saat melakukan
wawancara dengan pemilik CV Jalak, dulu mereka tidak memiliki jam operasional
kerja 24 jam non stop mereka lakukan untuk aktivitas penggalian pasir. Saat
warga mulai banyak yang protes dengan jam kerja CV Jalak, CV Jalak
17
Hasil wawancara dengan Masyarakat Ibu Sri wahyuni pada 4 April 2019 pukul 08.47 WIB.
18
Hasil wawancara dengan Ketua RW Dusun Grobogan pada 4 April 2019 pukul 15.25 WIB.
Selain itu juga masalah kompensasi yang kurang jelas arahnya kemana
kompensasi sebesar 350 ribu setiap bulannya dari CV Jalak, yang seharusnya
digunakan untuk ganti rugi akibat aktivitas galian tersebut yang telah
menyebabkan sumur warga kering dan warga yang terganggu dengan debu akibat
tidak menemukan jawaban yang pasti terkait uang kompensasi ini masuk ke
kantong siapa. Karena saat penulis mewawancarai pemilik CV Jalak berkata kalau
sebesar 350 ribu itu larinya kemana, Kepala Desa mengatakan kalau uang
tidak tahu uang kompensasi itu ada di tangan siapa sebenarnya. Seperti dikatakan
“kompensasi apa mbak, saya selama di sini tidak ada yang namanya
CV Jalak memberikan uang ganti rugi atau apa perbulannya itu. Tapi
setiap tahun Cuma diberi sembako kalau waktu mau puasa gitu tah
waktu mau lebaran diberi gula, minyak, beras. Tetapi yang saya
pertanyakan uang
kompensasi itu dimana, sampai sekarang tidak jelas larinya uang itu
kemana.” (Bpk Waeso, 4 April 2019)19
Tujuannya adalah sasaran selama proses konflik dan lebih spesifik. Dalam
praktiknya, tujuan biasanya dianggap sebagai tujuan pihak dalam suatu konflik.
Tujuan dari adanya konflik ini yaitu masyarakat ingin perusahaan CV Jalak
memikirkan dampak negatif kedepannya akan seperti apa kalau galian tersebut
untuk menyelesaikan kesalahpahaman ini kalau mungkin ada salah paham dan
Tetapi disisi lain CV Jalak juga mempuyai tujuan melakukan galian pasir
19
Hasilwawancara dengan masyarakat Bpk Waeso pada 4 April 2019 pukul 14.05 WIB.
20
Hasil wawancara dengan Masyarakat Ibu Sri Wahyuni pada 4 April 2019 Pukul 08.47 WIB.
Bertolak belakang dengan keinginan masyarakat, ini membuat beberapa konflik
karena sudah mendapatkan izin legal dari pemerintah. Seakan tidak ingin
mendengarkan warga yang merasa dirugikan dengan adanya galian ini, CV Jalak
juga merasa ada yang mendukung pro ke galian pasir tersebut yaitu masyarakat
sekali kurang lebih 10 juta. Seperti yang dikatakan pimpinan CV Jalak Bapak
“apapun yang kita lakukan tetap akan salah dimata warga, ada yang
tidak suka dan suka itu wajar. Disini mungkin yang pro ke galian ini
ya orang – orang yang mendapat bayaran dari perusahaan ini. Ada
tanah dan pasir kami beli dari milik warga. Warga yang mendapatkan
uang jelas suka dan mendukung galian ini, nah ini yang tidak memiliki
tanah disini ya tidak mendapat bayaran pertahunnya. Kalau ada orang
protes dengan galian pasti itu warga yang mempunyai tanah dan yang
tidak punya tanah “ bakal geger” akan berantem adu mulut.” (Bapak
Riyadi, 3 April 2019)21
model tindakan para pihak berkonflik. Dinamika konflik ditandai terlebih dahulu
oleh fase
– fase konflik. Wehr dan Bartos membagi konflik menjadi dua fase yaitu
solidaritas konflik (conflict solidarity) dan fase sumber – sumber konflik (conflict
menggambarkan naik
21
Hasil wawancara dengan Pak Riyadi selaku pemilik CV Jalak 3 April 2019 pukul 10.15 WIB.
turunnya sebuah konflik dalam rentan waktu berkonflik. Di mana dapat melihat
Konflik antar warga Dusun Grobogan dengan CV Jalak mulai tahun 2017
sampai akhir tahun 2018 terdapat beberapa kali aksi protes ke CV Jalak terkait
Pada tahun 2017 yang pertama dengan masalah jam operasional meraka
yang masih belum ditetapkan dan bekerja 24 jam non stop. Ini membuat banyak
warga melapor protes karena waktu istirahat mereka terganggu dengan aktivitas
kerja berakhir pukul 8 malam. Yang kedua masalah debu karena tepat memasuki
musim ketigo´atau musim kemarau di bulan mei 2017 warga mulai merasakan
dampak negatifnya dari adanya aktifitas galian pasir yang menyebabkan debu –
debu pasir bertebaran ke wilayah warga dan masalah air yang mengakibatkan
sumur warga bagian atas kering dan berhasil diselesaikan dengan adanya mesin
untuk menyedot debu meskipun belum maksimal dan diberikannya tandon untuk
masyarakat bagian atas yang sumurnya kering akibat yang ditimbulkan dari
Yang ketiga pada bulan memasuki musim hujan di bulan Oktober 2017 dampak dari adanya pengg
diselesaikan dengan perubahan jalur truk yang tidak melewati lingkungan warga
sekitar. Yang keempat pada pertengahan 2018 terjadi demo karena transparansi
dana kompensasi yang tidak jelas dan uang kompensasi yang tidak diterima
warga Dusun Grobogan. Yang kelima pada akhir tahun 2018 tepatnya bulan
Desember, terjadi lagi kejadian yang membuat masyarakat Dusun Grobogan kaget
dan syok dengan berita tersebut yaitu akibat adanya aktivitas galian pasir
yang tidak
melakukan reklamasi setelah melakukan aktivitas penggalian pasir yang
di Dusun Grobogan penulis membuat grafik dinamika konflik Galian C yang ada
Keterangan:
: Keadaan tanpa konflik.
: Mulai muncul dampak negatif dari adanya tambang pasir CV Jalak yang beroperasi di Dusun Grobogan.
6 : Puncak Konflik kedua, ketiga, keempat yaitu aksi protes yang dilakukan
masyarakat karena sumur warga kering, debu bertebaran, jalanan rusak dan
puncak dari konflik yang menyebabkan tewasnya 2 (dua) anak SMP yang
sekarang tahun 2019 meskipun banyak pro dan kontra dari masyarakat
sekitar galian.
bab ini penulis akan membahas tentang bentuk perilaku yang positif yang
CV Jalak.
aktor ini yaitu adanya penyelesaian dari masalah yang menyebabkan konflik antar
keduanya. Tindakan positif yang didapatkan dari adanya konflik yaitu perbaikan
jalan yang rusak akibat dilewati truk pasir, pengeboran sumber air untuk warga
Dusun Grobogan, dan memberikan tandon air untuk masyarakat Dusun Grobogan.
Semua bentuk positif yang didapat dari adanya konflik yaitu tak lepas dari adanya
mediasi dan negosasi dari pihak yang berkonflik dan pihak ketiga yang membantu
menengahi masalah.
ketiga yaitu netral, yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan yang
membantu pihak – pihak berkonflik mencapai penyelesaian (solusi) yang diterima
oleh kedua belah pihak.22 Sedangkan negosiasi yaitu cara untuk mencari
pihak – pihak yang bersengketa yang hasilnya diterima oleh para pihak tersebut.23
agar keduanya memiliki titik terang dan kesepakatan bersama. Seperti yang
melakukan negosiasi dengan CV Jalak berupa peraturan kerja harus ada tidak
boleh ada penggalian sampai larut malam melebihi pukul 20.00 WIB atau pukul 8
CV jalak harus memperbaiki jalan yang rusak yang diakibatkan oleh truk yang
melewati lingkungan warga, dan membenahi air warga agar mendapatkan air
untuk sehari – hari. Seperti yang dikatakan masyarakat ketika penulis wawancarai.
“untuk masalah air udara yang belum bisa teratasi sampai sekarang
yaa sukur – sukur kita dibuatkan tandon itu mbak daripada gaada
air..tapi ya gimana ya namanya kebutuhan air kan penting kalau
seperti itu
22
Gatot P. Soemarto. 2006. Arbritase dan Mediasi di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
23
Utama. Hlm 2.
Ibid.hlm 1.
24
Hasil wawancara dengan Pak Waridi selaku Lurah Desa Karangpakis 5 April 2019 pukul 08.55
WIB.
rasanya nelangsa gitu, tapi kalau masalah jam kerja sekarang sudah
ada jam malamnya alhamdulillah sudah tidak mengganggu lagi suara
mesin beratnya. Kalau – kalau mereka kadang melebihi jam 8 malam
kami warga juga bertindak tegas dari atas sini bapak – bapak nyalain
senter diarahkan ke pengalian tersebut biar berhenti bekerja, kan harus
saling menghargai tidak boleh melanggar lagi, jadi kita berani juga
melakukan sekarang setelah ada musyawarah waktu itu.” (Sri wahyuni
4 April 2019)25
Dari adanya tindakan dari masyarakat yang melakukan demo dapat
diselesaikan oleh CV Jalak. Perusahaan telah memperbaiki jalan rusak akibat truk
pasir, telah melakukan pengeboran air dan memberikan tandon untuk masyarakat,
dan jam operasional kerja juga sudah tepat waktu. Jadi, dengan adanya konflik
antara kedua belah pihak CV Jalak dengan masyarakat Dusun grobogan, masalah
dari pihak ketiga tentang peraturan yang lebih legal lagi terkait Galian C atau
dampak lingkungan yang timbul akibat aktivitas galian C dan akan merevisi Perda
Kabupaten Jombang Nomor 21 Tahun 2009 tentang RTRW (Rencana Tata Ruang
25
Hasil
wawancara dengan Masyarakat Ibu Sri wahyuni pada 4 April 2019 pukul 08.47 WIB.
26
Wehr dan Bartos. Loc.Cit,. Hlm. 69.
Wilayah Kabupaten Jombang). Seperti yang dikatakan Ketua Komisi C DPRD
Kabupaten Jombang.
peraturan kerja yang tidak boleh melebihi jam 8 malam dan ketika ada keluhan
dari masyarakat terkait kegiatan penggalian pasir, CV Jalak diminta bertindak adil
dan memikirkan masyarakat. Seperti yang dikatakan Pak Kardi selaku Pak RW
“ada mbak hitam di atas putih, waktu itu saya ada kopiannya tapi
habis saya bagikan ke orang – orang jadi saya gak bisa menunjukkan
ke mbak. Pokoknya ada perjanjian hitam di atas putih yang
disetujuai langsung oleh Pak Riyadi. Yaa isinya masyarakat minta
jam kerja tidak sampe larut malam dan akan bertanggungjawab
apabila terjadi dampak negatif yang ditimbulkan dari aktivitas galian
itu. Isinya sih itu mbak yang diinginkan masyarakat.”
ketujuh indikator yang ada dari teori pemetaan Wehr dan Bartos, dapat diketahui
protes
masyarakat ke CV Jalak yang dirasa aktifitas Galian C mengganggu warga
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Dusun Grobogan dari masalah tidak ada jam operasional kerja sampai masalah
masyarakat merasa tidak aman dan tidak nyaman dengan adanya Galian C
sudah membuat hati masyarakat Dusun Grobogan capek untuk melakukan aksi
demo terus.
Pertama konflik antar kedua aktor bermula ketika CV Jalak tidak memiliki
jam operasional kerja yang tetap dan akan terus berkativitas 24 jam non stop.
Setelah banyak masyarakat yang memprotes karena mengganggu jam tidur warga
para pekerja galian yaitu sampai jam 8 malam sesuai keputusan saat melakukan
Kedua konflik akibat masalah air dan debu saat musim kemarau yang
panjang pada tahun 2017 yang menyebabkan debu bertebaran dan air sumur
warga kering tidak keluar air. Akibat negatif dari aktivitas galian pasir ini
ditambah juga udara yang kotor akibat debu. Dari aksi demo ini CV Jalak
pemukiman warga bagian atas, dan untuk masalah debu teratasi dengan mesin
penyedot debu meskipun kurang maksimal hasilnya dan masih banyak debu yang
Ketiga masalah jalan yang rusak akibat truk pasir yang melewati jalan
warga. Pada saat hujan yang paling mengganggu warga karena jalan yang becek
karena truk pasir yang terkena lumpur dari wilayah galian dan terdapat kubangan
bekas ban truk yang melewati jalan warga yang belum diaspal. Ini membuat CV
Jalak memperbaiki jalan warga dan memutuskan untuk mengubah rute truk pasir
Keempat masalah kompensasi yang tak jelas kemana arah uang yang
diberikan CV Jalak untuk warga Dusun Grobogan yang terkena dampak negatif
dari adanya aktivitas Galian C. Warga tidak tahu dengan masalah kompensasi
kompensasi karena tidak ada ujungnya sebab CV Jalak sudah merasa memberikan
kompensasi
untuk warga melalui Pemerintah Desa Karangpakis, tetapi Pemerintah Desa tidak
penggalian dan ada pula yang kontra dengan aktivitas penggalian tersebut. Pihak
dari menjual tanah yang digali tersebut. Dengan pihak kontra yang merasakan
dampak negatifnya dari berbagai masalah yang ditimbulkan dari adanya aktivitas
penggalian dan tidak bekerja di tempat penggalian tersebut, merekalah pihak yang
Desa Karangpakis yang disebut sebagai pihak mediator juga harus tahu dan
menurut penulis Pemerintah Desa kurang memperdulikan apa yang terjadi dengan
warga yang terkena dampaknya. Dari masalah kompensasi yang seharusnya pihak
desa bisa membantu menemukan titik terang terkait kompensasi, dan terkait air
yang Pemerintah Desa seharusnya bisa memberikan sumbangan berupa pipa yang
disalurkan ke setiap rumah dibagian atas yang kekeringan, supaya warga merasa
6.2 REKOMENDASI
adanya konflik antar kedua aktor dan diharap dapat memberikan bantuan
yang didapat dari masyarakat tidak hilang dan tidak menimbulkan konflik
lagi.
nantinya. Saya harap pembaca dapat mengerti akan hal itu dan tidak
penelitian saja.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Bartos, Otomar J & Paul Wehr. 2002. Using Conflict Theory. Cambrigde
University Press.
Gurr, Ted Robert. 1980. Hand book of political conflict: theory and research. New
Pruitt, Dean G. And Jeffrey Z. Rubin. 2004. Teori Konflik Sosial. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Salim, Agus. 2006. Teori & Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Setiadi, Elly M. dan Usaman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencan
Alfabeta.
Susan, Novri. 2009. Sosiologi Konflik dan Isu – Isu Konflik Kontemporer. Jakarta:
Prenamedia group.
Banyuwangi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Program Studi Ilmu
Ramadhan, Dian Taufik dkk. 2014. Resolusi konflik antara masyarakat lokal
Kalijaga. Yogyakarta.
Web:
com/post/detail/ 2405/lingkungan-hidup-kerusakan-lingkungan-pengertian-
94
Foto lokasi galian c di Dusun Grobogan
Transkip Wawancara:
1. Wawancara dengan Bapak Waridi (Lurah Desa Karangpakis)
P: pewawancara
N: narasumber
1. P : Apa yang anda ketahui tentang galian yang ada di Dusun Grobogan ini, bagaimana
peran desa dalam Galian ini?
N : Kalau asal mulanya awalnya ada galian golongan C saya kurang tahu mbak, kalau
perannya sendiri terkait masalah galian c, masyarakat difungsikan untuk menjadi
tenaga kerja juga, banyak masyarakat yang ditarik untuk menjadi karyawan di CV
Jalak dan kontribusinya ke masyarakat juga sangat maksimal dalam artian untuk
kontribusi untuk masalah debu juga dikasihkan ke masyarakat. Kalau ada komplain
dari masyarakat, CV Jalak juga langsung bertindak dan mengutamakan masyarakat.
Dengan adanya CV Jalak dalam galian di Desa Karangpakis juga menguntungkan
untuk Desa sendiri, contohnya Desa Karangpakis jadi terkenal akan potensi Galian
pasirnya..banyak mahasiswa juga melakukan penelitian disini yang ingin tahu tentang
proses, pengelolaan galian c itu gimana. Untuk desa sendiri kalaupun desa berharap
kebijakan2 galian c itu untuk kepentingan masyarakat, setiap kebijakan juga di terima
dengan baik oleh CV Jalak.. ketika ada kerusakan seperti jalan, banjir CV Jalak
langsung bertindak memperbaiki menyumbang pasir.
2. P: bagaimana dengan perselisihan warga dengan perusahaan galian terkait dengan
pengoperasian galian yang masih berlanjut?
N: kalau perselisihan enggak ada mbak, wajar juga kalau masyarakat ada yang pro
dan ada yang kontra itu wajar karena kan itu juga usaha jadi banyak juga yang
mungkin iri ada yang memihak ada yang tidak memihak. Kontranya bukan yang tidak
menginginkan atau menyalahkan galian itu kenapa berlokasi di Dusun Grobogan
apalagi di area pemukiman warga, Cuma ada sedikit janji dari perusahaan yang belum
dipenuhi itu yang membuat masyarakat sedikit emosi karena belum ditepati janji2 dari
perusahaan tersebut. Mungkin itu yang menyebabkan perselisihan antara masyarakat
dengan CV Jalak. Waktu itu pernah ada tuntutan masyarakat terkait kompensasi debu,
yang dikasih kompensasi kan daerah tinggian atas dan yang bawah belum, jadi warga
yang sekitar bawah datang langsung ke tempat CV Jalak untuk meminta kompensasi
debu atas aktivitas galian yang dilakukan.
3. P: kompensasi dari CV Jalak sebesar 350rb per rumah itu kompensasi untuk apa ya
Pak?
N: ohh ya itu tadi mbak, kompensasi debu yang diberikan CV Jalak ke Warga yang
bagian atas, tapi sekarang bagian bawah juga dikasih setiap rumah.
4. P: itu uang kompensasi dari perusahaan langsung masuk ke Desa atau ke mana ke
siapa pak?
N: enggak ke desa, langsung ke masyarakat dikasih langsung kesitu, ada panitia
sendiri di Dusun, pimpinan Dusun sendiri yang mengatur kompensasi tersebut
disalurkan ke masyarakat.
5. P: Aktor siapa saja yang ikut terlibat dalam galian c kalau ada konflik?
N: yaa Pemerintah Desa, Pemerintah Jombang, Polsek Kabuh juga ikut memantau
galian c agar tidak sampai terjadi konflik. Dalam hal memantau aktivitas galian
tersebut menyalahgunakan aturan yang sudah ditetapkan atau tidak, atau tekait
penambangan yang kedalaman atau tidak, yaa semua ikut memantau...kalau ada
permasalahan terkait teknis penggalian atau ada dampak negatif yang dirasakan
masyarakat di galian yaa kami berhak untuk memperingatkan CV Jalak sendiri untuk
tetap tidak meresahkan masyarakat.
6. P: tapi selama ini CV Jalak menyalahi kode etik penggalian atau enggak?
N: saya rasa kalau menyalahi kode etik itu enggak, Cuma ya itu tadi pro kontra
masyarakat saja yang kurang suka dengan adanya galian c ini. CV Jalak diprotes
warga itu gara2 belum ada reklamasi yang menyebabkan korban jiwa 2 anak dari
Desa Karangpakis, dari adanya korban jiwa tersebut, CV Jalak jadi ramai di demo
warga setempat dituntut untuk melakukan reklamasi secepatnya, kalau tidak ada
reklamasi warga mengancam untuk menutup galian c secara sepihak.
7. P: kalau dampak negatif dan positif dari adanya galian c itu apa saja?
N: kalau dampak positifnya ya itu tadi, masyarakat segi perekonomiannya juga bisa
naik karena banyak yang jualan disitu, dari masyarakat juga banyak yang kerja disitu
sebagai supir, sebagai operator, sebagai yang pengatur alat berat juga. Kalau dampak
negatifnya juga ada seperti komplain masyarakat karena jalan rusak, debu bertebaran
saat aktivitas galian, air sumur sekitar warga yang mulai kering tidak keluar airnya,
dan suara alat berat dari pertambangan pasir yang mengganggu warga. Semua yang
dikeluhkan masyarakat disampaikan ke pemimpin CV Jalak melalu desa juga, jadi
desa tau dan desa juga ikut mengontrol aktivitas galian agar tidak sampai terjadi
konflik yang sampai besar.
8. P: berarti bisa dikatakan pemerintah desa ini hanya sebagai mediator?
N: iya desa berperan sebagai mediator antara masyarakat dengan CV Jalak. Desa juga
dibuatkan jalan cor oleh CV Jalak secara pribadi oleh pimpinannya.
9. P: status tanah yang dibuat galian itu tanah pribadi atau tanah sewa warga atau
gimana pak?
N: itu tanah ada yang pribadi milik pimpinan, ada yang tanahnya dibeli secara bebas
oleh CV Jalak ke petani Dusun Grobogan yang memiliki tanah di area yang
digunakan galian, ada juga petani yang hanya menjual pasirnya saja ke CV Jalak, tapi
kebanyakan itu tanah milik pimpinan CV Jalak sendiri.
10. P: kalau biasanya kan ada masyarakat yang protes2 terkait galian ini, apakah ada
sosialisasi ke masyarakat?
N: enggak ada sosialisasi, kalau ada protes kan pimpinan dusun rt rw melaporkan ke
desa. Solusi kita bukan sosialisasi tapi langsung mengumpulkan masyarakat, yang
diminta masyarakat apa yang diproteskan itu apa, jadi kan kita bisa menggali apa saja
yang diinginkan diperlukan masyarakat. Setelah itu kita panggil pimpinan CV Jalak
untuk kita ketemukan dengan masyarakat,, jadi biar masyarakat sendiri yang berbicara
dengan pimpinan CV Jalak, sehingga CV Jalak biar tahu keluh kesahnya masyarakat.
Itu kan fungsi kita sebagai mediator.
11. P: apa masyarakat pernah mau menutup galian c tersebut?
N: pernah mau ditutup sama warga gara2 waktu itu juga belum ada tindakan
reklamasi, itu masyarakat sempat memberontak karena kok tanahnya dibiarin saja,
enggak direklamasi. Gara2 kompensasi juga gitu sama, kompensasi belum diterima
membuat warga memberontak ke CV Jalak untuk ditutup aja galiannya kalau
janji2nya tidak mau dipenuhi.
12. P: upaya pemerintah sendiri untuk biar masyarakat tetap tenang dengan adanya
galian? N: kalau upaya desa sendiri selaku pemerintah , kita tetap membela
kepentingan masyarakat karena masyarakat merupakan unsur dari pemerintahan kita..
jadi kalau kita ada usulan keluh kesah dari masyarakat selalu kita tampung,
pemerintah desa tidak tinggal diam apapun yang terjadi dengan masyarakat sekitar
galian c, akan kita perhatikan terus dari segi sehari – hari konsumsi air, kebersihan air,
akan kita pantau terus. Kalau airnya enggak layak pasti kita laporkan ke dinas terkait.
Kita juga pernah mendesak CV Jalak untuk membuatkan jalan alternatif buat jalan
truk sendiri agar tidak melewati jalan warga lagi.
Kita berperan sebagai mediator diantara keduanya. Kita meminta langsung ke Pak
RW Dusun Gobogan untuk mengumpulkan warga dusunnya untuk melakukan
musyawarah di balai desa bersama pemilik cv jalak juga.
13. P: apakah CV Jalak rutin melakukan reklamasi?
N: iya CV Jalak sekarang selalu melakukan reklamasi setelah diprotes warga waktu itu.
14. P: masyarakat pernah melakukan 8 tuntutan ke CV Jalak, apakah bapak membenarkan
adanya 8 tuntutan itu?
N: oo iya itu 8 tuntutan yang mengeluarkan desa atas laporan dari masyarakat
grobogan. Dari 8 tuntutan tersebut juga yang menyebabkan konflik antar keduanya
masyarakat dengan CV Jalak karena ada dari tuntutan tersebut yang belum
direalisasikan oleh CV Jalak, jadi masyarakat mendemo dan meminta CV Jalak untuk
melakukan tugasnya dengan baik.
2. Wawancara dengan Bapak Kardi (Ketua RW Dusun Grobogan)
P: pewawancara
N: narasumber
1. P: apakah pernah ada pak unjuk rasa di galian c ini
N: pernah mbak, dulu itu terkait masalah keberadaan air bersih yang kurang
mencukupi kebutuhan warga. Tapi ternyata juga banyak mbak tidak mengenai air saja
karena dampak yang ditimbulkan akibat galian itu banyak sekali. Padahal kesalahan-
kesalahan itu sebenarnya bukan berasal dari penggali mbak, tapi tidak membuat
penggali itu juga benar, tentu saja tidak. Karena saya melihat itu ada kesalahpahaman
100
antar warga dan pemilik galian yang seperti diadu domba. Contoh ya mbak misalkan
yang punya tidak mengizinkan ya secara otomatis penggalian tidak dapat dilakukan.
Tapi terkadang ada benarnya juga mbak galian ini dilakukan dalam artian
memberikan dampak positif karena dulunya yang digali itu adalah tanah yang tandus
dan tidak dapat ditanami tetapi setelah digali dapat dijadikan area persawahan yang
tentu saja bermanfaat bagi warga desa. Tetapi kadang-kadang penggali itu mengambil
tanah berlebihan atau terlalu dalam yang akhirnya timbul permasalahan itu tadi.
Akhirnya air- air yang seharusnya mengisi sumur-sumur warga jadi terserap ke galian
karena posisi galian ada dibawah pemukiman warga. Kalau misalkan ada atau mau
demo-demo warga pasti berkumpul disini(rumah rw) dan saya yang mengkoordinasi.
2. P: Bapak yang mengkoordinasi kalau ada demo?
N: iya saya yang mimpin langsung koordinir semua warga yang ingin ikut demo. Saya
beri penjelasan biar warga tidak takut ikut aksi protes dan tidak tersulut emosi saat
ikut demo nanti. Saya yang bertanggungjawab di sini mbak, sering saya juga
koordinir dengan pihak Desa dan pihak CV langsung kalau warga merasa keberatan
kalau galian tersebut terus berlanjut dengan memikirkan dampak – dampak negatifnya
3. P: apakah pernah pak pada saat demo masyarakat emosi ? atau mengakibatkan hal-hal
yang sifatnya itu kekerasan?
N: pernah mbak dulu itu dan saya yang memisahkan. Karena banyak orang yang akan
berdemo dan sifatnya sudah tidak dapat ditolerir lagi akhirnya saya yang turun tangan.
Maka dari itu sebagai seorang penggali seharusnya ketika diturunkan AMDAL harus
mengetahui apa saja isinya, atau batasan-batasan yang harus dipatuhi oleh si penggali.
Tapi pada kenyataannya galian c atau cv jalak ini tidak melaksanakan dengan baik
sehingga menimbulkan banyak konflik atau kesenjangan masysrakat. Akhirnya
dengan protes-protes warga galian c membuatkan sumur mbak dan juga tendon untuk
wadah air. Terus jalan-jalan itu dulu rusak parah mbak akibat kendaraan yang lalu
lalang mengangkut pasir dengan protes warga sekarang jalan-jalan sudah diperbaiki
dan dicor. Wajar mbak disini juga ada pro dan kontranya ada positif juga negatifnya.
4. P: kalau dampak positif dan negatifnya apa saja pak semenjak ada galian C ini ?
N: yang paling sulit sampai saat ini adalah air mbak. Karena terlalu dalam
penggerukan akhirnya kan sumbernya disedot ke galian semua. Karena dalam
ini(galian) dari pada sumur-sumur warga. Tapi kmren itu pihak cv jalak menyanggupi
pembuatan sumur dan tandom air untuk warga. Dulu itu pernah banjir karena air yang
ada digalian meluap. Nahh perkara itu warga langsung demo. Sekarang sudah
direklamasi dan diformalisasi serta dibuatkan waduk untuk penampungan air supaya
tidak banjir lagi. Orang-orang galian itu terlalu vakum mbak, saya juga heran karena
jika tidak ada masyarakat yang protes maka pihak galian juga akan diam saja.
5. P: masalah kompensasi pak bagaimana yang katanya setiap bulan 350 ribu ?
N: kalau itu uang untuk debu mbak. Ada memang yang mendapat 350ribu. langsung
dibayarkan 1 tahun. Satu tahun itu dapat 28 juta tapi kan warga disini banyak mbak jd
tidak sampai 350 ribu melainkan biasanya hanya 100 ribu maksimal 200ribu. Itu juga
kadang – kadang mbak engga selalu semua warga dapat. Saya kurang tahu masalah
uang kompensasi ini gimana, dari dulu tidak jelas siapa yang bawa uang kompensasi
ini. Setiap ditanyakan yaa selalu berputar – putar ke orang – orang pejabat desa dan
perusahaan sendiri mbak. Saya enggak tau lari uangnya kemana.
6. P: apakah ada pak perjanjian kontrak antara warga desan dengan cv jalak? Kalau
misalkan terjadi apa-apa kemudian pihak cv jalak langsung memberikan tanggapan
atau tindakannya.
N: ohh ada mbak ada hitam di atas putih mbak perjanjian kontrak, waktu itu ada
fotokopiannya tapi saya lupa naruhnya dimana mbak. Mengenai dampak misalnya
seperti ini mbak air mengalir deras ke arah pertanian warga desa sini langsung
mendapat tindakan dari cv jalak.
7. P: kalau untuk perjanjian dengan delapan tuntutan itu gimana pak?
N: kira-kira ada tiga surat tuntutan yang sudah dilaksanakan oleh cv jalak mbak.
Keputusan itu diambil pada saat warga berkumpul dan melakukan musyawarah,
tuntutan-tuntutan yang membuat itu warga desa sendiri mbak karena sudah tidak
tahan dengan dampak negative yang ditimbulkan galian. Sebenarnya sudah lama
mbak perjanjian itu dibuat, bahkan sudah 3 kali namun surat-surat yang diajukan itu
tidak sampai ke tangan pemerintah desa yang disini adalah pak lurah. Entah dimana
surat itu dan kenapa kok tidak sampai ke tangan lurah saya juga tidak tahu mbak.
Nahh baru kali ini surat yang ketiga ini sampai ke tangan bapak lurah.
8. P: kalau masalah demo itu sendiri, sebenarnya apa tujuan warga desa melakukan demo?
N: supaya dipenuhi mbak janji-janji yang diberikan oleh cv jalak dan diinginkan juga
oleh masyarakat.
9. P: sampai saat ini apakan tuntutan warga sudah dipenuhi oleh cv jalak ?
N: yang sudah direalisasikan itu hanya masalah air, jalan, dan debu. Sebenarnya cv
jalak itu tidak berani mbak sama warga desa kalau tidak dipenuhi biasanya warga
desa menutup akses jalan menuju ke galian.
10. P: apakah sudah pernah ditutup pak galian C ini ?
N: pernah mbak, sampai akhirnya demo selama beberapa kali itu. saya pernah
menutup itu pas sedang ramai-ramainya galian karena tuntutan tak kunjung dipenuhi
akhirnya warga desa memberontak dan melakukan penutupan akses jalan. Akhirnya
tuntutan warga ada yang direalisasikan oleh cv jalak.
11. P: kalau masalah tanah pak, yang digali oleh cv jalak itu merupakan tanah pemilik
galian atau tanah warga desa ?
N: gini mbak awalnya itu begini dulu itu tanah tidak dijual bebas untuk diambil
pasirnya. Dulu kan tanah disini itu berbentuk gunung dataran tinggi dan bentuknya
tidak beraturan nah pada saat itulah tanah dijual. Yang tujuannya agar tanah tersebut
bisa dimanfaatkan warga untuk lahan pertanian. Namun seriring berjalnnya waktu
penambang itu melalkukan kecurangan dan mengambil tanah sebanyak-banyaknya
dan menggali sangat dalam. Dan akhirnya yang memiliki tanah itu protes karena
pengggali terlalu dalam menggali pasir.
12. P: sudah berapa lama galian ini pak? apakah cv jalak sampai sekarang masih aman-
aman saja pak, dalam artian dalam posisi yang saat ini sampai akhirnya demo apakah
memungkinkan galian tetap dilakukan ?
N: kurang lebih 8 atau 10 tahun ya mbak saya lupa. Dulu kan pernah ramai karena
pembangunan jalan tol. Waktu pembangunan jalan tol itu bahkan cv jalak beroperasi
hingga jam 12 malam yang mengakibatkan warga gelisah karena ramai lalu-lalang
kendaraan beserta penggerukan tanah. Nah itu juga akhirnya menimbulkan konflik.
Karena pada saat jam istirahat warga malah diganggu dengan adanya penggalian.
Nahh mulai saat itu ada 8 tuntutan warga yang salah satunya adalah dilarang
beroperasi dijam-jam istirahat serta maksimal pukul 9 malam perkerjaan harus
terhenti semuanya. Dulu itu pernah mbak saya datang sendiri kepada pemilik cv jalak
dan mengatakan kalau tanah yng sudah rata ini tolong jangan digali lagi agar bisa
dimanfaatkan warga desa sebagai lahan pertanian. Jika ada yang datang dari dinas
lingkungan hidup itu ada bukti konkret bawasannya dulu tanah ini tidak rata dan
tandus sekarang bisa dutanami kan itu untuk mengukur keberhasilan cv jalak juga.
Harapan warga pada awalnya memang agar tanah ini bisa ditanami namun cv jalak
juga akan menggambil untung yang sebanyak-banyaknya dari tanah itu tadi dan
terjadilah konflik.
13. P: dampak positif dari adanya galian di desa ini apa?
N: warga banyak yang dikerjakan di situ sebagai penjaga alat berat mesin pengeruk,
sebagai sopir juga ada.
14. P: galian ini apa pernah ditutup?
N: belum sampai ditutup mbak, tapi pernah hanya dalam beberapa hari saja karena
aksi protes warga itu, saya yang memimpin aksi penutupan galian CV Jalak tersebut
tahun 2018 kemarin. Saya ajak warga untuk aksi demo.
15. P: kalau kondisi warga saat adanya konflik gimana?
N: warga resah mbak, takut untuk bersuara sejak adanya konflik,, mbak liyat aja
sendiri apa ada yang mau di wawancarai kalau terkait masalah galian,, ga ada,, hanya
beberapa yang berani bersuara lainnya hanya bungkam karena takut dengan pihak
penggalinya.
16. P: sikap kalau adanya pro kontra antara masyarakat dengan CV Jalak?
N: saya kumpulin warga semua ke rumah saya, saya koordinasikan dengan baik –
baik agar tidak sampai ada konflik fisik. Saya mencoba mediasi nantinya antara CV
Jalak dengan masyarakat..saya yang akan mengajak CV Jalak dengan masayarakat
untuk bertemu biar saling mengungkapkan keluh kesah masing2.
17. P: peran desa untuk masyarakat?
N: hanya mediasi mbak. Kebanyakan di sini kalau ada masalah yang menyelesaikan
RT/RW terlebih dahulu. Meskipun kita ada kepala dusun, tapi seperti tidak ada
fungsinya mbak. Mana ada dia mau diwawancarai mbak, Kepala Dusun Grobogan ini
udah ndak tau lagi saya harus ngomong apa. Dia tidak pernah mau tau dengan kondisi
warga sekitar yang terkena dampaknya. Coba saja mbak mewawancarai beliau, pasti
ada aja alasannya yang membuat beliau tidak mau diwawancarai. Pasti ujung –
ujungnya nanti tanya ke Pak RW saja. Karena saya yang selalu maju mendampingi
warga Grobogan kalau melakukan aksi protes.
18. P: kalau masalah reklamasi gimana pak?
N: rekalmasi belum dilakukan dengan benar bisa dikatakan tidak ada reklamasi ya
mbak. Dulu ada yang sampai tewas karena kubangan galian yang tidak direklamasi. 2
(dua) anak yang tewas itu masih anak SMP, kejadiannya waktu itu hari minggu 9
Desember 2018 pas liburan sekolah mereka berdua berenang di bekas galian pasir dan
waktu itu juga kan musim hujan, jadi airnya juga semakin tinggi dibekas galiannya
kurang lebih 3 (tiga) meter kedalamannya. Itu yang membuat warga juga melakukan
demo lagi biar lebih memperhatikan lagi akibatnya bila tidak di reklamasi dengan
baik.
19. P: kepentingan dari adanya demo?
N: yaa kepentingan nya masyarakat hanya ingin tuntutan itu dipenuhi.
20. P: tujuan CV Jalak bertolak belakang apa tidak?
N: tujuannya tidak bertolak belakang mbak, Cuma ada kesalahpahaman dan kurang
komunikasi aja.
21. P: kalau dengan adanya galian, apa yang bapak inginkan misal ingin kondisi desa
seperti semula sebelum adanya galian?
N: yang penting ya jangan menimbulkan dampak yang besar bagi dusun grobogan ini.
Saya tidak melarang adanya galian tersebut, tetapi penggali juga harus mengerti
dampak yang nantinya akan ditimbulkan dari adanya galian.
CV Jalak tidak punya tenaga ahli dalam pertambangan itu lo mbak yang membuat
mungkin asal – asal mengeruk pasir aja tidak melihat dampak yang ditimbulkan nanti
apa kalau mengeruknya kedalaman, kan harus ada prosedur kedalaman saat mengeruk
seharusnya begitu, prosedur tata kelola lahh gampangnya.
22. P: pernah ada negosiasi apa tidak pak selama ini?
N: tidak ada, Cuma kalau warga mulai protes akan saya kumpulkan saya redam emosi
warga dengan memanggil pegawai cv jalak biar mendengar keluh kesah warga.
23. P: awal konflik apa pak?
N: gara2 masalah debu, air, banjir..itu awal konflik masyarakat yang protes karena itu
masalah yang penting bagi masyarakat sehari-hari. Kalau ada yang punya tanah di
galian ya ga bakal ikut protes mbak, lah dapat uang ya ga munglin protes ya.
Masalahnya CV Jalak ini tidak punya ahli penambang yang bisa menganalisis dampak
yang akan ditimbulkan dari kedalaman penggalian atau apapun yang dilakukan
penggali..itu minusnya CV Jalak tidak ada tenaga ahli.
24. P: waktu demo ke CV Jalak, gimana respon perusahaan?
N: responnya ya biyasa saja mbak,, langsung ditanggapi kadang juga didemo dulu
langsung baru mau bertindak CV nya,, tapi kalau ada masalah yang keluar bukan
pemiliknya mbak, tapi anak buahnya yang disuruh ngurus masyarakat.. ya ini yang
buat masyarakat takut mbak, karena yang turun tangan anak buah langsung ngeri2
masyarakat ga berani berkutik bersuara..ada 4 anak buah e mbak yang jaga khusus
kalau ada demo2 pas, musim demo dulu.
3. Wawancara dengan Bapak Sugeng Pemilik CV Jalak
P: pewawancara
N: narasumber
1. P: Sudah berapa lama mendirikan perusahaan ini pak?
N: pembangunan tol itu tahun 2007 mbak, tetapi belum berjalan mulus jadi saya
belum terpikir untuk membuka usaha galian pasir pada waktu itu karena kan baru
awal-awal pembangunannya. Saya memutuskan waktu tahun 2011 menuju 2012 saya
melakukan dengan ilegal penmabngan pasir di Dusun Grobogan. Karena waktu tahun
2012 sangat ramai kebutuhan pasir yang akan digunakan untuk Jalan Tol Ploso
Jombang ini tetapi saya Cuma bentar karena banyak tugas yang harus saya urus
sebagai Kepala Desa Banjardowo dan saya lanjut lagi aktivitas galian pada tahun
2014 sampai sekarang ini.
2. P: Apakah galian yang bapak jalankan ini sudah izin legal pak?
N: awal mula sa memulai ya belum ada surat izin legal mbak. Saya melakukan dengan
ilegal pada waktu itu. Tapi tahun kemaren ini sudah mendapatkan izin legal tepatnya
pada tanggal 4 April 2018, galian c ini sudah legal.
3. P: bagaimana proses galian yang dilakukan pak?
N: pasir-pasir ini pesanan dari orang pribadi dan dari proyek-proyek pembangunan.
4. P: bagaimana dengan status kepemilikan tanah ini pak?
N: ini lahan pribadi saya, hampir separonya ini lahan saya, tapi juga ada yang milik
warga grobogan juga ada.
5. P: apa alasannya melakukan galian di daerah sini pak?
N: ini dulu kan bukit kayak pegunungan gitu yaa mbak, saya kepikiran kenapa engga
saya buat galian pasir saja, toh ini tanah juga bagus kan dialiri dekat sungai brantas
juga.
6. P: apa masyaraat setempat diikut sertakan dalam proyek galian ini pak?
N: iya jelas ada yang saya kerjakan disini dari warga sekitar sini. Ada yang mengatur
alat berat, ada yang kuli pasir, ada yang sopir juga ada.
7. P: upaya CV untuk mengantisipasi kerusakan seperti apa pak?
N: kita menganytisipasi dampak negatifnya seperti kalau musim kemarau kan debu
sangat banyak mbak namanya juga daerah penggalian ya debu bertebaran, kami sudah
antisipasi masalah debu dengan adanya mesin penyedot debu agar tidak terlalu
banyak debu yang mengganggu bertebaran ke warga. Kita juga sudak mengeborkan
air kita salurkan ke masyarakat bagian atas yang sumurnya kering tidak keluar air.
8. P: Bagaimana menghadapi masyarakat yang sering demo?
N: kita melakukan musyawarah kita kumpulkan warga dan kita akan jelaskan
permasalahannya. Kita juga mendengarkan keluhan apa saja yang dirasakan oleh
warga sekitar galian. Wajar banyak yang pro dan kontra mbak, kalau masayarakat
yang dari awal tidak suka dengan adanya galian ini, ya tetap apapun yang CV berikan
untuk memperbaiki dampaknya tetap salah dimata mereka yang tidak suka dengan
galian ini. Apapun yang kita lakukan tetap akan salah dimata warga, ada yang tidak
suka dan suka itu wajar. Disini mungkin yang pro ke galian ini ya orang – orang yang
mendapat bayaran dari perusahaan ini. Ada tanah dan pasir kami beli dari milik
warga. Warga yang mendapatkan uang jelas suka dan mendukung galian ini, nah ini
yang tidak memiliki tanah disini ya tidak mendapat bayaran pertahunnya. Kalau ada
orang protes dengan galian pasti itu warga yang mempunyai tanah dan yang tidak
punya tanah “ bakal geger” akan berantem adu mulut.
9. P: apa yang menyebabkan timbulnya konflik antara cv dengan masyarakat?
N: awal mula konflik dulu itu gara-gara musim kemarau debu kayaknya mbak, dari
situ mereka melakukan demo agar kami memperbaiki dampak negatif yang
ditimbulkan dari galian ini. Dari situ awalnya warga protes dan semakin kesini
banyak demo demo lagi mbak setiap tahun, yaa kita sasaran amulan warga yang tidak
suka.
10. P: Bagaimana peran cv dengan adanya konflik ini?
N: yaa gapapa kita di demo, dengan adanya protes warga sekitar kita jadi tahu
keluhan masyarakat yang ditimbulkan karena adanya aktivitas galian pasir ini. Kita
pasti perbaiki kalau ada dampak negatif yang timbul.
11. P: apa tindakan yang dilakukan oleh cv dengan seringnya masyarakat melakukan
demo?
N: kita memberikan kompensasi kok mbak, kita berikan kompensasi tersebut ke desa
dan pihak desa sendiri yang akan mengurus uang kompensasi tersebut ke warga yang
terkena dampak.
110
N: pemerintah desa engga pernah memberikan bantuan mbak, dulu katanya mau
memberikan menyumbang pipa/selang untuk setiap rumah biar kita – kita engga
kesulitan lagi harus mengambil air menggunakan “tong” wadah air. Tetapi sampai
sekarang ya belum ada bantuan dari desa mbak. Kita sering membuat laporan ke
balai desa juga engga ada respon dan engga ada perubahan sama sekali.
4. P: kalau masalah kompensasi bagaimana bu?
N: pasti jawaban saya juga udah sama seperti yang udah mbak wawancarai. Orang
emang itu adanya yaa, kompensasi ga jelas mbak mbulet ae cv jalak bilang uang
kompensasi diberikan ke desa langsung, tapi desa bilang uang kompensasi desa ga
ga pernah nerima, cv jalak yang memberikan langsung ke warga yang terkena
dampak, tapi nyatanya warga ga nerima uang kompensasi yang dikabarkan
sebulan 350rb itu mbak. Gataulah gimana itu ceritanya males, emosi sendiri kalau
cerita ini mbak, jadi jangan nanya lama2 mbak malah bikin darah tinggi aku entar
kalau ngomongin ini.
5. P: harapan ibuk untuk galian ini apa?
N: saya berharape bisa seperti dulu tapi ga mungkin ya mbak, air ya wes sulit mau
dibenerin gimana ya gatau. Ya semoga pihak galian bisa mendapatkan hidayah
mungkin, tiba2 berhenti galiannya kan saya sangat bersyukur. Biyar pindah ke
daerah lain sana mbak ben ndak disini terus. Dampake gede nanti lama2 kalau
disini terus mbak, tanah dikeruki terus lak gawat longsor yang ditakuti warga itu.
Semoga saja selalu baik2 aja. Pihak galian ya harus memikirkan itu, harapannya
sih itu mbak.
8. Bapak Waeso
P: pewawancara
N: narasumber
1. P:gimana pendapat bapak mengenai adanya galian di dusun groboan ini?
N: awal – awal ada galian ini suka mbak, dari anak – anak sampai yang tua selalu
melihat penggali melakukan penggalian dengan alat berat itu dibuat tontonan
warga saat pagi hari atau sore hari gitu. Banyak yang lihat langsung ke
wilayahnya juga banyak yang melihat dari wilayah atas sini. Asyik aja melihat
kegiatan itu awal – awal, tapi lama – lama juga merasa bosan dengan aktivitas
tersebut.
2. P: apa bapak terlibat dalam aktivitas galian tersebut sebagai pekerja atau memiliki
tanah di daerah galian?
N: tidak mbak saya bukan pekerja situ dan saya tidak mempunyai tanah didaerah
galian.
3. P: apa bapak merasa terganggu dengan adanya galian ini?
N: terganggu sih gimana ya mbak ngomongnya. Sudah bertahun2 ada aktivitas
galian itu rasanya seperti udah mati rasa. Dampak negatif juga sudah sangat sering
kami rasakan, tapi ya galian tersebt masih terus beroperasi. Jadi terganggu juga
sudah pasti iya, tapi mau bagaimana lagi gitu. Apa yang harus dilakukan biar
galian itu berhenti. Saya juga tidak tahu mbak.
4. P: untuk masalah kompensasi pak, apa bapak mengetahui ada kompensasi tiap
bulannya dari cv jalak?
N: kompensasi apa mbak, saya selama di sini tidak ada yang namanya CV Jalak
memberikan uang ganti rugi atau apa perbulannya itu. Tapi setiap tahun Cuma
diberi sembako kalau waktu mau puasa gitu tah waktu mau lebaran diberi gula,
minyak, beras. Tetapi yang saya pertanyakan uang kompensasi itu dimana, sampai
sekarang tidak jelas larinya uang itu kemana.
5. P: untuk peran pemerintah desa sendiri untuk membantu dusun grobogan ini
bagaimana pak?
N: perannya desa kurang ada sih mbak, kita kalau mau demo protes ya
koordinirnya ke ketua rw grobogan sini enggak ke desa. Semua yang
mengkoordinir itu pak rw, sebaiknya mbak wawancarai pak rw biar lebih banyak
informasi yang didapat. Semua yang ikut demo pasti berkumpul di rumah ketua
rw dan didampingi biar emosi warga tidak meluap gitu.
6. P: harapan bapak untuk galian tersebut apa?
N: semoga bisa lebih terkendali lagi menggali pasirnya. Kalau dirasa sudah cukup
juga jangan dipaksa lagi untuk dikeruk pasirnya, nanti malah beefek negatif
seperti tanah longsor. Kalau dirasa sudah sangat banyak dampak negatifnya juga
sebaiknya diberhentikan aktivitas galiannya di dusun grobogan ini, dan bisa
mencari di tempat lain lagi untuk dilakukan penggalian. Biar dusun sini juga tidak
semakin buruk keadaannya gara2 ada aktivitas galian yang masih beroperasi.
Karena kita mau protes juga sudah capek, apalagi ibu2 yang suka rasan2 untuk
meluapkan kekesalannya akibat galian itu masih beroperasi sampai sekarang. Ya
jadi harapannya sebaiknya cv jalak berpikir lagi untuk melanjutkan atau tidak
galian tersebut.
No Nama Jabatan
1 Waridi Kepala Desa
2 Galuh Randika Sekretaris Desa
3 Hervie Meiga Kasie Pemerintahan
4 Budi Setyawan Kasie Pelayanan
5 Moch Wahib Kasie Kesejahteraan
6 Dedy Rachmad Kaur Umum
7 Sutarman Kaur Keuangan
8 Yudha Adhi S Kaur Pembangunan
9 Ardhita K Kepala Dusun Pumpungan
15 - Kasun Watulurung
No Nama Jabatan
1. Sugeng Riyadi Penanggung Jawab/Pemilik
2. Yudi Waloyo Koordinator Kegiatan
3. Jumanto Sarip Keamanan dan Batas-batas
4. Mat Soleh Mekanik
5. Samsul Pariyono Administrasi
6. Udin Saiful Checker Quarry
7. Tomo Fendi Eteh Checker Proyek
8. Nasir Mulyono Pengarah Alat/Pengambilan
9. Agus Rambu-rambu/Klebet