Oleh :
Oleh :
RISMA AULIYA
NIM : 202006034
Pembimbing
Linda Ishariani,S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIDN.0722017901
Mengetahui,
NIDN. 0709037101
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
RISMA AULIYA,S.Kep.
202006034
Mengesahkan :
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners
STIKES Karya Husada Kediri
PENDAHULUAN
Lanjut Usia (Lansia) merupakan tahap akhir dari kehidupan dan proses alami
yang tidak bisa dihindari oleh setiap manusia, seseorang dapat dikatakan lanjut
usia bila usianya 65 tahun ke atas (Siagian, 2020). Menjadi tua merupakan
proses alamiah, berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu
anak, dewasa dan tua. Memasuki usia tua berarti mengalami berbagai
atau sadar akan kematian, perubahan dalam cara hidup (memasuki rumah
yang terjadi pada lanjut usia tersebut mempunyai dampak terhadap tingkah
laku dan perasaan orang yang memasuki lanjut usia. Gejala yang timbul
sebagai akibat dari kemunduran fisik maupun psikis lanjut usia salah satunya
efektifitas tidur pada malam hari 70% sampai 80% dibandingkan dengan usia
muda.
di seluruh dunia mencapai 1,2 miliar orang yang akan terus bertambah hingga
2 miliar orang di tahun 2050. Hasil sensus penduduk pada tahun 2014 jumlah
peningkatan jumlah lansia yang cukup besar dari tahun ke tahun. Dalam enam
tahun terakhir, jumlah lansia di Jawa Timur mengalami kenaikan dari 4,18
juta orang atau 11,17% (2010) menjadi 4,60 juta orang atau 11,80% dari total
jumlah penduduk Jawa Timur pada tahun 2016. Data BPS tahun 2018
mencatat usia harapan hidup Provinsi Jawa Timur mencapai 70,80 tahun
10%. Artinya kurang lebih 28 juta penduduk Indonesia dari total 238 juta
penduduk Indonesia menderita insomnia, 30% terjadi pada usia lebih dari 50
tahun (Siagian, 2020). Di pulau Jawa dan Bali prevalensi gangguan tidur juga
cukup tinggi sekitar 44% dari total lansia. Di Jatim 45% dari jumlah lansia
Lanjut usia di daerah Blitar sebanyak 10,25 ribu jiwa dan yang mengalami
Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar pada bulan Maret 2021 jumlah lansia
wawancara dengan 4 orang didapatkan penyebab yang sama yakni lansia sulit
memulai tidur pada malam hari dan sering terbangun pada dini hari hal
kelelahan fisik, dan perasaan yang tidak nyaman sehingga hal tersebut
Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering di alami oleh orang
maupun kualitas buruk dan disertai keadaan penyulit (Sayekti & Hendrati,
gejala susah untuk memulai tidur, sering terbangun pada malam hari atau
terbangun terlalu pagi. Gajala insomnia yang sering dirasakan lansia antara
lain kesulitan untuk memulai tidur di malam hari, atau sering terbangun di
tidur (insomnia) karena disebabkan oleh banyak faktor. Faktor usia merupakan
faktor terpenting yang berpengaruh terhadap kualitas tidur. Faktor lain yang
Standar kebutuhan tidur lansia adalah 6 jam/hari jika tidur lansia kurang dari 6
jam/hari maka pasti akan menimbulkan masalah. Efek fisik yang ditimbulkan
konsentrasi berkurang (Sari & Leonard, 2018). Selain itu gangguan tidur yang
lansia menjadi tidak terpenuhi. Masalah kualitas tidur pada lansia seharusnya
dapat menjadi perhatian yang lebih karena jika dibiarkan dapat menyebabkan
berbagai macam hal yang dapat merugikan baik untuk kesehatan tubuh sendiri
ataupun menurunkan angka harapan hidup (Sari & Leonard, 2018). Untuk
(Ramadhan & Zettira, 2017). Terapi non farmakologi yang dapat digunakan
aromatik murni berupa cairan tanaman yang mudah menguap dan senyawa
Kushariyadi, 2011).
suatu molekul yang mudah menguap ke udara dan akan masuk ke rongga
hidung melalui penghirupan sehingga akan direkam oleh otak sebagai proses
Salah satu bunga yang dapat dijadikan aromaterapi adalah bunga lavender.
mengobati insomnia (Sari & Leonard, 2018). Salah satu intervensi terbaru
yang dapat membantu penderita insomnia antara lain lavender pillow spray.
Lavender pillow spray merupakan salah satu inovasi terbaru aromaterapi yang
terbuat dari minyak esensial bunga lavender yang diracik dengan bahan
lainnya yaitu dengan air mineral dan alkohol. Cara pemakaian lavender
pillow spray ini juga cukup mudah hanya di semprotkan (spray) tempat tidur
khususnya di bantal, guling dan selimut. Bentuk spray dipilih atas dasar sifat
mengatasi gangguan tidur yang dirasakan klien. Hal ini sejalan dengan teori
konsep Dorothea Orem Self Care pada pemenuhan pola hidup sehat yang
kuantitas tidur dan paling sering diderita pada lanjut usia karena berbagai
factor. Masalah kualitas dan kuantitas tidur terutama pada lansia seharusnya
dapat menjadi perhatian yang lebih karena jika dibiarkan dapat menyebabkan
berbagai macam hal yang merugikan baik untuk kesehatan tubuh sendiri
inovasi terbaru aromaterapi yang berasal dari minyak esensial dari hasil
kandungan linool asetat yang berfungsi sebagai efek sedatif sehinga mampu
mengendorkan dan melemaskan sistem kerja urat-urat saraf dan otot-otot yang
ini salah satu cara untuk membantu masyarakat memperbaiki gangguan tidur
secara mandiri.
lavender pillow spray dengan masalah gangguan pola tidur pada lansia
insomnia.
penyuluhan masyarakat.
TINJAUAN PUSTAKA
tanaman yang mudah menguap dan senyawa aromatik lain dari tumbuhan.
sistem fisiologis yaitu sistem sirkulasi tubuh dan sistem penciuman. Bila
diserap oleh tubuh melalui proses pencernaan dan penyerapan kulit oleh
pembuluh kapiler dan selanjutnya akan dibawa oleh sistem sirkulasi, baik
Bau merupakan suatu molekul yang mudah menguap ke udara dan akan
penciuman yang terletak pada bagian belakang hidung. Pada tempat ini,
sistem minyak esensial tersebut akan diantar oleh sistem sirkulasi dengan
sebagai berikut :
4) Aromaterapi tidak hanya bekerja bila ada gangguan, tetapi juga dapat
tubuh.
2.1.4 Indikasi & Kontraindikasi Aromaterapi
1) Indikasi
kecemasan
2) Kontraindikasi
g. Varises
i. Luka memar
tanaman yang mudah menguap dan senyawa aromatik lain dari tumbuhan.
Zettira, 2017).
berasal dari minyak esensial dari bunga lavender yang cara pemakaiannya
Bahan :
Cara pembuatan :
1) Campur alkohol dan lavender oil dalam suatu wadah tertutup
dalam dari otak yang berbentuk seperti cincin yang terletak di bawah
tersebut akan dibawa kedalam bagian otak raphe. Efek dari nucleus raphe
Zettira, 2017).
Tidur merupakan suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi
(Asmadi, 2016).
(NREM) dan rapid eye movement (REM). Selama masa NREM seseorang
a. NREM tahap I
mudah.
15-30 menit.
d. NREM tahap IV
orang dewasa normal REM yaitu 20-25% dari tidur malamnya, jika
individu terbangun pada tidur REM maka biasanya terjadi mimpi, tidur
Pola tidur normal menurut Tarwoto & Wartonah (2010) yaitu sebagai
berikut :
1) Penyakit
pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien
2) Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman,
menghambat tidurnya.
3) Motivasi
4) Kelelahan
5) Alkohol
6) Kecemasan
7) Obat-obatan
lain :
Tidur dikatakan berkualitas baik apabila siklus NREM dan REM terjadi
tidur. Tanda kekurangan tidur dapat dibagi menjadi tanda fisik dan
Buysee et al., (1989) melakukan penelitian tentang kualitas tidur dan pola
membedakan antara tidur yang baik dan tidur yang buruk dengan
obat tidur, terganggunya aktivitas di siang hari. Nilai skor PSQI berada
pada rentang 0 – 21, yang bermakna bahwa apabila skor ≤5 berarti kualitas
tidur baik, dan jika skor >5 kualitas tidur buruk (Fandiani, dkk, 2017).
degenerative system dan fungsi dari organ tubuh pada lansia. Penurunan
bahkan hamper tidak memiliki fase 4 atau tidur dalam. Tidur pada lansia
diikuti oleh penurunan efisiensi system saraf. Saraf perifer juga mengalami
Shneerson dalam Potter & Perry (2010) menyebutkan pada lansia juga
suhu tubuh, volume urin yang disekresikan dan eksresi dari potasium urin.
dengan tidur.
Weinrich dalam Potter & Perry (2010), mengatakan penurunan kualitas
lansia terhadap tidurnya, mereka merasa tidak puas dengan tidurnya bila
dibandingkan dengan individu yang lebih muda, 25% sampai 40% lansia
malam hari dan waktu bangun yang terlalu awal di pagi hari. Penggunaan
hari, yang kemudian menjadi masalah bagi individu. Obat yang diresepkan
beberapa obat bisa sangat mengganggu tidur (Potter & Perry, 2010).
Kuantitas tidur merupakan jumlah waktu tidur untuk istirahat pada siang
dan malam hari yang biasanya dihitung dengan jumlah waktu atau jam.
Kuantitas tidur yang biasa juga disebut pola tidur berdasarkan tingkat
(Asmadi, 2016).
Thompson & Franklin (2010) menyatakan bahwa kualitas tidur berbeda
pada malam hari, normalnya seseorang akan mencapai tidur kurang dari 15
usia lebih dari 60 tahun, jumlah jam tidur sebanyak 6 jam (Maryam, dkk,
2010).
homostatik untuk tidurpun berkurang. Hal ini dialami oleh para lansia.
Mengantuk di siang hari sering terjadi pada lansia. Keadaan ini dapat
mempengaruhi jadwal tidur bangunnya di malam hari. Perubahan yang
pendek dan fase tidur lebih maju. Seringnya bangun di malam hari
oleh kemampuan organ dalam tubuh yang menurun juga seperti jantung,
paru- paru dan ginjal. Penurunan tersebut mengakibatkan daya tahan tubuh
sering menyerang. Hal ini terjadi sebagai efek samping (sekunder) dari
gangguan tidur tidak akan pernah teratasi. Pada kondisi seperti ini obat
tidur bukan solusi yang tepat. Lansia amat mudah lelah sehingga tertidur
berikut :
1) Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas
2) Hipersomnia
Berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam, biasanya
3) Parasomnia
4) Narkolepsi
Suatu keadaan atau kondisi yang ditandai oleh keinginan yang tidak
terkendali untuk tidur. Gelombang otak penderita pada saat tidur sama
dengan orang yang sedang tidur normal, juga tidak terdapat gas darah
atau endokrin.
sampai 3 menit.
6) Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur
REM.
2.3 Konsep Gangguan Pola Tidur Menurut SDKI, SLKI, dan SIKI
2.3.1.1 Definisi
Gangguan pola tidur merupakan gangguan yang terjadi pada kualitas dan
kuantitas waktu tidur seseorang akibat factor eksternal (Tim Pokja SDKI
DPP PPNI,2016).
pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
3) Kurang privasi
4) Restraint fisik
dan tanda mayor maupun tanda minor seperti berikut (Tim Pokja SDKI
tidur
menurun
tidur
Kondisi klinis terkait yaitu (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016) :
1) Nyeri/kolik
2) Hipertiroidisme
3) Kecemasan
5) Kehamilan
menurun meningkat
Keluhan 1 2 3 4 5
sulit tidur
Keluhan 1 2 3 4 5
sering
terjaga
Keluhan 1 2 3 4 5
tidak puas
tidur
Keluhan 1 2 3 4 5
pola tidur
berubah
Keluhan 1 2 3 4 5
istirahat
tidak cukup
Kriteria Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
meningkat menurun
Kemampuan 1 2 3 4 5
beraktivitas
Definisi :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
tidur
kerja)
lainnya
Definisi :
Observasi
kognitif
sebelumnya
teknik relaksasi
Edukasi
Menurut Efendi (2012) lanjut usia merupakan keadaan yang ditandai oleh
bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60
tahun. Menua bukanlah suatu penyakit, namun merupakan proses
kehidupan.
1) Teori biologi
Teori biologis dalam proses menua mengacu pada asumsi bahwa
adanya program jam genetik di dalam nuklei. Jam ini akan berputar
dalam jangka waktu tertentu dan jika jam ini sudah habis putaranya
b. Teori eror
c. Teori autoimun
akibat kurang efektifnya fungsi kerja tubuh dan hal itu dipengaruhi
e. Teori kolagen
jaringan.
2) Teori psikososial
c. Disanggement theory
proses penuaan.
f. Jung theory
Terdapat tingkatan hidup yang mempunyai tugas dalam
perkembangan kehidupan.
maksimumnya.
dengan usianya.
membran sel.
1) Perubahan fisik
a. Sel
b. Sistem kardiovaskuler
d. Sistem persyarafan
e. Sistem gastrointestinal
konstipasi.
f. Sistem genitourinaria
urin.
g. Sistem endokrin
h. Sistem pendengaran
i. Sistem penglihatan
j. Sistem integument
Kulit mengkerut atau keriput akibat hilangnya jaringan lemak,
k. Sistem musculoskeletal
Pada wanita terjadi atropi payudara, pada pria testis masih dapat
warna.
2) Perubahan psikososial
pekerjaan/kegiatan)
berikut :
1) Stres
Kekhawatiran, kesehatan, atau keluarga dapat membuat pikiran
3) Obat-obatan
5) Kondisi medis
alzheimer.
besar, yaitu :
1) Transient insomnia
stres atau suatu situasi penuh stres yang berlangsung untuk waktu tidak
Pemicu utama dari transient insomnia yaitu, penyakit akut, cidera atau
2) Short-tern insomnia
Biasanya insomnia yang demikian itu lamanya tiga minggu dan akan
3) Long-tern insomnia
dapat mengobati insomnia jenis ini maka tidak boleh dilupakan untuk
bertahun-tahun dan perlu diobati dengan cara yang tersedia kini yaitu
malam hari, bangun tidur terlalu awal, kelelahan atau mengantuk pada
1) Farmakologi
2) Non farmakologi
b. Terapi psikologi
(Sitralita, 2010).
1) Depresi.
yang berlebihan
insomnia rating scale ini adalah 25. Seseorang dapat dikatakan insomnia
pasien non psikiatrik pada poliklinik umum untuk keluhan gangguan tidur.
Analisa statistic KSPBJ-IRS dan keluhan insomnia dengan skor lebih dari
10 merupakan spesifitas yang optimal dan prediktif value dari keluhan
insomnia. Klasifikasi gangguan tidur < 10 : tidak ada gangguan tidur, > 10
a. Lamanya tidur
b. Mimpi-mimpi
menyenangkan
c. Kualitas tidur
Nilai 2 : untuk jawaban tidur tidak nyenyak dan sangat mudah untuk
terbangun
d. Masuk tidur
menit
Nilai 2 : untuk jawaban memulai waktu tidur antara 16 sampai 29
menit
menit
menit
Nilai 1 : untuk jawaban 30 menit lebih cepat dari biasanya dan tidak
Nilai 2 : untuk jawaban bangun 1 jam lebih cepat dan tidak bisa tidur
lagi
Nilai 3 : untuk jawaban lebih dari 1 jam bangun lebih awal dan tidak
Insomnia
preawat telah Orem jalani sejak tahun 1940. Dimana karirnya sebagai
pribadi, perawat di unit penyakit dalam dan bedah anak maupun dewasa.
Orem juga pernah mengajar biologi. Orem juga pernah menjabat sebagai
ditempat baru sampai tahun 1957 di Indiana. Di tempat barunya ini, orem
bekerja di Institusi Pelayanan Dewan Kesehatan Negara Bagian Indiana.
keperawatan yang ada. Usaha demi usaha Orem lakukan hingga akhirnya
Orem menulis buku dengan judul “Guides for Developing Curricula for
2.7.2 Pengertian
Model konsep keperawatan Dorothea E. Orem adalah model konsep self
care deficit dimana focus pertama dari model konseptual ini adalah
Untuk memahami teori self care sangat penting terlebih dahulu memahami
konsep self care, self care agency, basic conditioning factor dan kebutuhan
self care therapeutic. Self care adalah performance atau praktek kegiatan
ketersediaan sumber.
Kebutuhan self care therapeutic (therapeutic self care demand) adalah
merupakan totalitas dari tindakan self care yang diinisiatif dan dibentuk
lain yang berhubungan dengan teori self care adalah self care requisite,
1) Kebutuhan Universal
kotoran
orang lain
kesejahteraan manusia.
2018)
3) Kebutuhan kesehatan
Perawatan diri dalam teori self care Orem ditujukan pada individu
yang sakit atau terluka dengan gangguan atau kondisi khusu seperti
Ramadhaniyati,2018).
Self care deficit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum
Self
Care
R R
Self
R
care
agency Self Care
<
Demands
Deficit
R R
Nursing
agency
Source : Reprinted from D.E Orem, Nursing: Conceptual of Practice, 6 th ed., p. 491 (St.Louis,
MO: Mosby, 2001). Used with permission of Walane E. Shields, heir of Dorothea E. Orem .
banyak dari kemampuan. Tindakan yang dilakukan oleh perawat pada saat
yaitu :
maupun kelompok
sehari-hari klien.
Dalam teori ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa (atau pada
pengembangan personal
5) Pendidikan.
2018)
Wholly Compensatory
System
Tindakan Tindakan
perawat pasien
Mengatur latihan dan pengembangan
kemampuan self care
Nursing system di desain oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self
care dan kemampuan pasien self care. Jika ada self care deficit, self care
diberikan. Nursing agency adalah suatu property atau atribut yang lengkap
keperawatan diantaranya :
tindakan self care, dan menerima self care secara langsung serta
alas an-alasan medis tertentu. Ada tiga kondisi yang termasuk dalam
kategori ini yaitu ; tidak dapat melakukan tindakan self care missal
Pada system ini orang dapat membentuk atau dapat belajar membentuk
internal atau eksternal self care tetapi tidak dapat melakukannya tanpa
evaluasi
2.7.6.1 Pengkajian
Pengkajian /Riwayat Keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi ada
usia, sex, tinggi badan, berat badan budaya, ras, status perkawinan, agama
sebagainya.
3) Health deviation
kesehatannya.
patologis
2.7.6.2 Perencanaan
kontak dan hubungan antara perawat dan klien serta hal-hal yang
diharapkan klien.
Dalam membuat perencanaan juga harus memperhatikan tingkat
sangat tinggi.
keperawatan.
memotivasi klien melakukan self care, tapi yang melakukan self care
adalah klien.
2.7.6.3 Implementasi
terapi perawatan diri klien. Ada 6 (enam) cara yang dapat dilakukan
2.7.6.4 Evaluasi
Orem tidak menuliskan secara spesifik tentang evaluasi, akan tetapi ia
pada tingkat :
tidak mampu.
Dorothea E. Orem.
menurun meningkat
Keluhan 1 2 3 4 5
sulit tidur
Keluhan 1 2 3 4 5
sering
terjaga
Keluhan 1 2 3 4 5
tidak puas
tidur
Keluhan 1 2 3 4 5
pola tidur
berubah
Keluhan 1 2 3 4 5
istirahat
tidak cukup
Kriteria Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
meningkat menurun
Kemampuan 1 2 3 4 5
beraktivitas
baru. Konsep self care, nursing system, dan self care deficit mudah
Kelemahan dari model Orem adalah teori ini berpendapat bahwa kesehatan
dan selalu berubah. Kesan lain dari model konsep ini adalah untuk
gerakan fisik.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Pendidikan SD SD
BAK.
Aktivitas dan istirahat Klien tidur ± 20 menit Klien tidak pernah bisa
kerumahnya. masyarakat.
Pola aktivitas Klien mengatakan Klien mengatakan
terganggu.
care
Riwayat penyakit yang Klien mengatakan Klien mengalami
gatal-gatal karena
memiliki riwayat
penyakit alergi.
Riwayat penyakit Klien mengatakan Klien mengatakan
memiliki riwayat
penyakit keturunan
yang menular.
Genogram
X X
Keterangan : Keterangan :
Perempuan Perempuan
Laki-laki Laki-laki
Meninggal Meninggal
Pasien Pasien
Hubungan Hubungan
lansia.
Pengetahuan terhadap klien mengatakan Klien mengatakan
meriang.
Self care demands Klien mengatakan saat Klien mengatakan saat
DS :
- Klien mengeluh
kesulitan tidur
- Klien
mengatakan sulit
memulai tidur
- Klien
mengatakan
sering terbangun
kembali
- Klien
mengatakan tidak
DO :
- Tidur siang ± 20
menit
- Tidur malam ± 4
jam
- Perasaan waktu
bangun terasa
kurang segar
- Mengalami
gangguan tidur
- Hasil insomnia
rating scale
didapatkan hasil
18 yaitu > 10
gangguan tidur.
- TD : 120/80
mmHg, RR : 21
x/m, N : 78 x/m,
S : 36 C
Kasus 2 Kurang control tidur Gangguan Pola Tidur
DS :
- Klien
mengatakan
mengalami
kesulitan untuk
tidur nyenyak
- Klien
mengatakan
sering terbangun
- Klien
mengatakan tidak
- Klien
mengatakan
perasaan kurang
terasa pegal-pegal
waktu bangun.
DO :
hari
- Tidur malam ± 5
jam
- Mengalami
gangguan tidur
selama 1 bulan
- Perasaan waktu
bangun tidur
badan pegal-
pegal
- Hasil insomnia
rating scale
didapatkan nilai
17 yaitu > 10
gangguan tidur.
- TD : 130/90
mmHg, RR : 22
x/m, N : 81 x/m,
S : 36 C
system. system.
3.4 Intervensi Keperawatan
meningkat. meningkat.
Kriteria Hasil 1. Keluhan sulit 1. Keluhan sulit
menurun menurun
menurun menurun
menurun menurun
Rencana Tindakan 1. Identifikasi pola 1. Identifikasi pola
tidur tidur
(fisik/psikologis) (fisik/psikologis)
3. Identifikasi 3. Identifikasi
mengganggu mengganggu
dikonsumsi dikonsumsi
5. Modifikasi 5. Modifikasi
Pencahayaan, Pencahayaan,
7. Lakukan 7. Lakukan
prosedur untuk prosedur untuk
meningkatkan meningkatkan
kenyamanan kenyamanan
(pengaturan (pengaturan
posisi) posisi)
8. Anjurkan 8. Anjurkan
menepati menepati
tidur tidur
aromaterapi aromaterapi
3.5 Implementasi
3.5.1 Kasus 1
2. Mengidentifikasi
factor pengganggu
tidur (fisik atau
psikologis)
3. Mengidentifikasi
makanan dan
minuman yang
mengganggu tidur
alcohol, makan
mendekati waktu
banyak sebelum
tidur)
4. Memodifikasi
lingkungan (mis.
Pencahayaan,
kebisingan, suhu,
tidur)
5. Melakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan
(pengaturan posisi)
6. Menganjurkan
menepati kebiasaan
waktu tidur
7. Mengajarkan terapi
nonfarmakologi cara
pembuatan
aromaterapi
lavender pillow
spray (sesuai
dengan SOP
pembuatan)
8. Mengajarkan cara
pemberian
aromaterapi
lavender pillow
spray (sesuai
dengan SOP
pemberian)
Selasa, 13 April 2021 Gangguan Pola 1. Mengidentifikasi
2. Mengidentifikasi
factor pengganggu
psikologis)
3. Mengidentifikasi
makanan dan
minuman yang
mengganggu tidur
alcohol, makan
mendekati waktu
banyak sebelum
tidur)
4. Memodifikasi
lingkungan (mis.
Pencahayaan,
kebisingan, suhu,
tidur)
5. Melakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan
(pengaturan posisi)
6. Menganjurkan
menepati kebiasaan
waktu tidur
7. Mengajarkan terapi
nonfarmakologi cara
pembuatan
aromaterapi
lavender pillow
spray (sesuai
dengan SOP
pembuatan)
8. Menganjurkan klien
mempertahankan
pemberian
aromaterapi
lavender pillow
secara mandiri.
Rabu, 14 April 2021 Gangguan Pola 1. Mengidentifikasi
2. Mengidentifikasi
factor pengganggu
psikologis)
3. Mengidentifikasi
makanan dan
minuman yang
mengganggu tidur
alcohol, makan
mendekati waktu
tidur)
4. Memodifikasi
lingkungan (mis.
Pencahayaan,
kebisingan, suhu,
tidur)
5. Melakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan
(pengaturan posisi)
6. Menganjurkan
menepati kebiasaan
waktu tidur
7. Menganjurkan klien
membuat
aromaterapi
lavender pillow
spray (sesuai
dengan SOP
pembuatan) secara
mandiri
8. Menganjurkan klien
tetap memberikan
aromaterapi
lavender pillow
pemberian) sebelum
2. Mengidentifikasi
factor pengganggu
psikologis)
3. Mengidentifikasi
makanan dan
minuman yang
mengganggu tidur
alcohol, makan
mendekati waktu
banyak sebelum
tidur)
4. Memodifikasi
lingkungan (mis.
Pencahayaan,
kebisingan, suhu,
tidur)
5. Melakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan
(pengaturan posisi)
6. Menganjurkan
menepati kebiasaan
waktu tidur
7. Menganjurkan klien
membuat
aromaterapi
lavender pillow
spray (sesuai
dengan SOP
pembuatan) secara
mandiri
8. Menganjurkan klien
tetap
mempertahankan
pemberian
aromaterapi
lavender pillow
spray sebelum tidur
secara mandiri.
Jumat ,16 April 2021 Gangguan Pola 1. Mengidentifikasi
2. Mengidentifikasi
factor pengganggu
psikologis)
3. Mengidentifikasi
makanan dan
minuman yang
mengganggu tidur
alcohol, makan
mendekati waktu
banyak sebelum
tidur)
4. Memodifikasi
lingkungan (mis.
Pencahayaan,
kebisingan, suhu,
tidur)
5. Melakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan
(pengaturan posisi)
6. Menganjurkan
menepati kebiasaan
waktu tidur
7. Menganjurkan klien
tetap memberikan
aromaterapi
lavender pillow
secara mandiri.
Sabtu, 17 April 2021 Gangguan Pola 1. Mengidentifikasi
2. Mengidentifikasi
factor pengganggu
psikologis)
3. Mengidentifikasi
makanan dan
minuman yang
mengganggu tidur
alcohol, makan
mendekati waktu
tidur, minum air
banyak sebelum
tidur)
4. Memodifikasi
lingkungan (mis.
Pencahayaan,
kebisingan, suhu,
tidur)
5. Melakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan
(pengaturan posisi)
6. Menganjurkan
menepati kebiasaan
waktu tidur
7. Menganjurkan klien
tetap
mempertahankan
pemberian
aromaterapi
lavender pillow
secara mandiri
Minggu,18 April 2021 Gangguan Pola 1. Mengidentifikasi
Tidur pola aktivitas tidur
2. Mengidentifikasi
factor pengganggu
psikologis)
3. Mengidentifikasi
makanan dan
minuman yang
mengganggu tidur
alcohol, makan
mendekati waktu
banyak sebelum
tidur)
4. Memodifikasi
lingkungan (mis.
Pencahayaan,
kebisingan, suhu,
tidur)
5. Melakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan
(pengaturan posisi)
6. Menganjurkan
menepati kebiasaan
waktu tidur
7. Menganjurkan klien
tetap
mempertahankan
pemberian
aromaterapi
lavender pillow
secara mandiri.
3.5.2 Kasus 2
2. Mengidentifikasi
factor pengganggu
psikologis)
3. Mengidentifikasi
makanan dan
minuman yang
mengganggu tidur
(mis. Kopi, teh,
alcohol, makan
mendekati waktu
banyak sebelum
tidur)
4. Memodifikasi
lingkungan (mis.
Pencahayaan,
kebisingan, suhu,
tidur)
5. Melakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan
(pengaturan posisi)
6. Menganjurkan
menepati kebiasaan
waktu tidur
7. Mengajarkan terapi
nonfarmakologi cara
pembuatan
aromaterapi
lavender pillow
spray (sesuai
dengan SOP
pembuatan)
8. Mengajarkan cara
pemberian
aromaterapi
lavender pillow
spray (sesuai
dengan SOP
pemberian)
Selasa, 13 April 2021 Gangguan Pola 1. Mengidentifikasi
2. Mengidentifikasi
factor pengganggu
psikologis)
3. Mengidentifikasi
makanan dan
minuman yang
mengganggu tidur
alcohol, makan
mendekati waktu
banyak sebelum
tidur)
4. Memodifikasi
lingkungan (mis.
Pencahayaan,
kebisingan, suhu,
tidur)
5. Melakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan
(pengaturan posisi)
6. Menganjurkan
menepati kebiasaan
waktu tidur
7. Mengajarkan terapi
nonfarmakologi cara
pembuatan
aromaterapi
lavender pillow
spray (sesuai
dengan SOP
pembuatan)
8. Mengajarkan cara
pemberian
aromaterapi
lavender pillow
spray (sesuai
dengan SOP
pemberian)
Rabu, 14 April 2021 Gangguan Pola 1. Mengidentifikasi
2. Mengidentifikasi
factor pengganggu
psikologis)
3. Mengidentifikasi
makanan dan
minuman yang
mengganggu tidur
alcohol, makan
mendekati waktu
banyak sebelum
tidur)
4. Memodifikasi
lingkungan (mis.
Pencahayaan,
kebisingan, suhu,
matras dan tempat
tidur)
5. Melakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan
(pengaturan posisi)
6. Menganjurkan
menepati kebiasaan
waktu tidur
7. Mengajarkan terapi
nonfarmakologi cara
pembuatan
aromaterapi
lavender pillow
spray (sesuai
dengan SOP
pembuatan)
8. Menganjurkan klien
mempertahankan
pemberian
aromaterapi
lavender pillow
secara mandiri.
Kamis, 15 April Gangguan Pola 1. Mengidentifikasi
2021 Tidur pola aktivitas tidur
2. Mengidentifikasi
factor pengganggu
psikologis)
3. Mengidentifikasi
makanan dan
minuman yang
mengganggu tidur
alcohol, makan
mendekati waktu
banyak sebelum
tidur)
4. Memodifikasi
lingkungan (mis.
Pencahayaan,
kebisingan, suhu,
tidur)
5. Melakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan
(pengaturan posisi)
6. Menganjurkan
menepati kebiasaan
waktu tidur
7. Menganjurkan klien
membuat
aromaterapi
lavender pillow
(sesuai SOP
pembuatan)
8. Menganjurkan klien
mempertahankan
pemberian
aromaterapi
lavender pillow
secara mandiri.
Jumat, 16 April 2021 Gangguan Pola 1. Mengidentifikasi
2. Mengidentifikasi
factor pengganggu
psikologis)
3. Mengidentifikasi
makanan dan
minuman yang
mengganggu tidur
alcohol, makan
mendekati waktu
banyak sebelum
tidur)
4. Memodifikasi
lingkungan (mis.
Pencahayaan,
kebisingan, suhu,
tidur)
5. Melakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan
(pengaturan posisi)
6. Menganjurkan
menepati kebiasaan
waktu tidur
7. Menganjurkan klien
membuat
aromaterapi
lavender pillow
(sesuai SOP
pembuatan)
8. Menganjurkan klien
mempertahankan
pemberian
aromaterapi
lavender pillow
secara mandiri.
Sabtu, 17 April 2021 Gangguan Pola 1. Mengidentifikasi
2. Mengidentifikasi
factor pengganggu
psikologis)
3. Mengidentifikasi
makanan dan
minuman yang
mengganggu tidur
alcohol, makan
mendekati waktu
tidur, minum air
banyak sebelum
tidur)
4. Memodifikasi
lingkungan (mis.
Pencahayaan,
kebisingan, suhu,
tidur)
5. Melakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan
(pengaturan posisi)
6. Menganjurkan
menepati kebiasaan
waktu tidur
7. Menganjurkan klien
mempertahankan
pemberian
aromaterapi
lavender pillow
secara mandiri.
Minggu, 18 April Gangguan Pola 1. Mengidentifikasi
factor pengganggu
psikologis)
3. Mengidentifikasi
makanan dan
minuman yang
mengganggu tidur
alcohol, makan
mendekati waktu
banyak sebelum
tidur)
4. Memodifikasi
lingkungan (mis.
Pencahayaan,
kebisingan, suhu,
tidur)
5. Melakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan
(pengaturan posisi)
6. Menganjurkan
menepati kebiasaan
waktu tidur
7. Menganjurkan klien
mempertahankan
pemberian
aromaterapi
lavender pillow
secara mandiri.
3.6 Evaluasi
3.6.1 Kasus 1
Hari/Tanggal Evaluasi
Selasa, 13 April 2021 S
tidur
3-4 x
nyenyak
selama ± 4 jam/hari
membuat aromaterapi
spray
normal
jam/hari
tampak kehitaman
kemerahan
spray
teratasi
no.1,2,3,4,5,6,7,8
tidur
- klien mengatakan tidur siang
4 jam
pembuatan aromaterapi
spray
normal
tidur)
spray
- klien mampu
mengaplikasikan aromaterapi
benar
sebagian
1,2,3,4,5,6,7,8
Kamis, 15 April 2021 S
spray
1x
4.5 jam
spray
mengaplikasikan aromaterapi
dikontrol
lebih segar
gangguan tidur)
- Klien mampu
mengaplikasikan aromaterapi
sebagian
1,2,3,4,5,6,7,8
Jumat, 16 April 2021 S
1x
5 jam
memberikan aromaterapi
sebelum tidur.
dikontrol
- Berdasarkan kuesioner
- Klien mampu
mengaplikasikan aromaterapi
- TTV : TD 110/90, RR 21
sebagian
1,2,3,4,5,6,8
Sabtu, 17 April 2021 S
hari
awal
beraktivitas
jam
mengaplikasikan aromaterapi
dikontrol
bertambah
beraktivitas
- Berdasarkan kuesioner
- Klien mampu
mengaplikasikan aromaterapi
mandiri.
sebagian
beraktivitas
mampu mengaplikasikan
tidur.
mengaplikasikan aromaterapi
mandiri.
RR : 20 x/m, N 76 x/m, S
36,2.
sebagian
1,2,3,4,5,6,8
Senin, 19 April 2021 S
aktivitas
- Klien mengatakan perasaan
nyenyak
6 jam
membuat aromaterapi
mengaplikasikan aromaterapi
rutin
nyenyak
segar
jam/hari
gangguan tidur)
- Klien mampu
mengaplikasikan aromaterapi
- TTV : TD 110/80, RR 22
3.6.2 Kasus 2
Hari/Tanggal Evaluasi
Selasa, 13 April 2021 S
kembali
terlalu awal
terasa pegal-pegal
spray
saat mengaplikasikan
spray.
jam/hari
berkonsentrasi
segar
- Berdasarkan kuesioner
spray
mengaplikasikan aromaterapi
22 x/m, N 80 x/m, S 36
A
Masalah gangguan pola tidur belum
teratasi
1,2,3,4,5,6,7,8
Rabu, 14 April 2021 S
hari 1-2 x
bangun
4 jam
benar
bingung mengaplikasikan
spray
berubah
bangun
bersemangat
menghirup aromaterapi
berkonsentrasi
- Berdasarkan kuesioner
mengaplikasikan aromaterapi
21 x/m, N 71 x/m, S 36
teratasi
1,2,3,4,5,6,7,8
Kamis, 15 April 2021 S
kemarin
spray
biasanya
bingung membuat
mengaplikasikan aromaterapi
aturan
dari biasanya
awal
- Jumlah jam tidur < 6 jam/hari
- Berdasarkan kuesioner
membuat aromaterapi
peneliti
- Klien mampu
mengaplikasikan aromaterapi
benar
20 x/m, N 80 x/m, S 36
sebagian
1,2,3,4,5,6,7,8
Jumat, 16 April 2021 S
selama 20 menit
membuat aromaterapi
mengaplikasikan aromaterapi
mandiri
nyenyak
- Berdasarkan kuesioner
- Klien mampu
mengaplikasikan aromaterapi
mandiri
19 x/m, N 76 x/m, S 37
sebagian
1,2,3,4,5,6,8
Sabtu, 17 April 2021 S
- Klien mengatakan dapat
lebih ringan
malam ± 5 jam
mengaplikasikan
tidur malam.
bersemangat
- Berdasarkan kuesioner
mengaplikasikan aromaterapi
mandiri
20 x/m, N 76 x/m, S 36
sebagian
1,2,3,4,5,6,8
Minggu, 18 April 2021 S
tertidur awal
tertidur kembali
mengaplikasikan aromaterapi
sebelum tidur
nyenyak
- Berdasarkan kuesioner
- Klien mengaplikasikan
20 x/m, N 69 x/m, S 37
sebagian
menghirup aromaterapi
mengaplikasikan aromaterapi
gangguan tidur.
O
nyenyak
bersemangat
- Berdasarkan kuesioner
mengaplikasikan aromaterapi
mandiri.
22 x/m, N 70 x/m, S 36
Sari, 2019. Pengaruh Aroma Terapi Lvender terhadap Kualitas di Wisma Cinta
Kasih. Jurnal Endurance (121-130)
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan.
Edisi
3. Jakarta: Salemba Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Lavender pillow spray adalah suatu inovasi terbaru aromaterapi yang berasal
dari minyak esensial dari bunga lavender yang cara pemakaiannya di
semprotkan (spray) di tempat tidur khususnya di bantal, guling, selimut.
2) Manfaat Lavender Pillow Spray
a. Sendok makan
d. Alkohol
f. Air Mineral
2 Cara Pembuatan Lavender Pillow Spray Gambar
A Siapkan wadah untuk mencampur bahan
Lembar Kuesioner
Insomnia Rating Scale
Oleh : Kelompok Studi Psikiatri Biologi Jakarta (KSPBJ)
Petunjuk Pengisian :
Pilihlah salah satu pernyataan dalam masing-masing bapak/ibu
rasakan dan berilah tanda silang (X) yang terdapat di samping
pernyataan yang bapak/ibu pilih.
Tidak ada jawaban yang salah pada butir pernyataan, oleh karena
itu saya mohon kesediaan bapak/ibu untuk menjawab dengan jujur.
1. Lamanya Tidur
a. Tidur lebih dari 6,5 jam
b. 5 jam 30 menit sampai 6 jam 30 menit
c. Antara 4 jam 30 menit sampai 5 jam 30 menit
d. Tidur kurang dari 4 jam 30 menit
2. Mimpi-mimpi
a. Tidak bermimpi sama sekali
b. Terkadang bermimpi dan mimpi yang menyenangkan
c. Selalu bermimpi dan mimpi yang mengganggu
d. Selalu mimpi buruk dan tidak menyenangkan
3. Kualitas Tidur
a. Tidur sangat lelap dan sulit terbangun
b. Tidur nyenyak dan sulit untuk terbangun
c. Tidur nyenyak dan sangat mudah untuk terbangun
4. Masuk Tidur
a. Memulai waktu tidur kurang dari 5 menit
b. Memulai waktu tidur antara 6 menit sampai 15 menit
c. Memulai waktu tidur antara 16 – 29 menit
d. Memulai waktu tidur antara 30 – 44 menit
e. Memulai waktu tidur antara 45 – 60 menit
f. Memulai waktu tidur lebih dari 60 menit
5. Bangun Malam Hari
a. Tidak terbangun sama sekali
b. Terbangun 1-2 kali
c. Terbangun 3-4 kali
d. Terbangun lebih dari 4 kali
6. Waktu Untuk Kembali Tidur Setelah Bangun Malam Hari
a. Kurang dari 5 menit
b. Antara 6-15 menit
c. Antara 16-60 menit
d. Lebih dari 1 jam
7. Bangun Dini Hari
a. Bangun pada waktu biasanya
b. 30 menit lebih cepat dari biasanya dan tidak tidur lagi
c. Bangun satu jam lebih cepat dan tidak bisa tidur lagi
d. Lebih dari 1 jam bangun lebih awal dan tidak dapat tidur kembali
8. Perasaan Segar Diwaktu Bangun
a. Perasaan segar
b. Tidak begitu segar
c. Tidak segar sama sekali
Score : .....
.............
Lampiran 4
KISI-KISI
Score :
Dikatakan tidak ada gangguan tidur jika : total nilai < 10
Dikatakan mengalami gangguan tidur jika : total nilai > 10