Oleh :
2.1.1 Definisi
rileks, kebugaran tubuh dan membantu istirahat tidur lebih baik, serta
elastisitas paru dapat terjaga. Kondisi tersebut dapat membuka ruang baru yang
dapat digunkaan oleh alveoli dalam pertukaran gas. Proses tersebut dapat
darah, bahkan ketika tubuh teratur melakukan ini, saluran darah tambahan akan
dapat terbentuk di dalam jantung, pembuluh darah koroner akan melebar dan
aliran darah. Aliran darah yang lancar menyebabkan jantung tetap mendapatkan
sekresi serotonin sehingga membuat tubuh menjadi tenang dan lebih mudah
Latihan fisik berjalan kaki termasuk walking exercise dapat membuka arteri,
menambah kelenturan arteri, mendorong peredaran darah balik kaki dan daerah
lemak dalam mengurangi low density lipid (LDL) di dalam darah sehingga
jumlah volume darah dan sel darah merah dapat membawa oksigen lebih
banyak untuk dialirkan ke seluruh tubuh dengan lancar (Kuntaraf, 1996, dalam
Dini 2015). Asupan oksigen yang cukup ke jantung akan memperbaiki daya
guna jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh dengan lancar. Perbaikan
fungsi kardiorespirasi seperti aliran darah yang lancar dan perbaikan difusi
oksigen akan menurunkan hipoksia sel yang akan menurunkan gejala sesak
napas.
hal tersebut, maka frekuensi gelombang otak akan menurun dan mampu
melibatkan sistem gerak berupa tulang dan otot. Dalam tindakan ini akan
meningkatkan kekuatan otot (Kuntaraf, 1996, dalam Dini 2015). Pada saat
latihan fisik seperti berjalan kaki akan merangsang saraf simpatis pada otot
pada otot perifer pada latihan fisik akan merangsang jantung untuk
aerobik yang utama, terjadi pada otot skeletal yang dihasilkan oleh
glikogen pada proses oksidasi dengan hasil ATP. Dengan kata lain
serabut tipe I yang mempunyai kapasitas aerobik yang lebih tinggi dari
tipe II.
selama latihan
selama 5 menit
2.2.1 Definisi
itu tidur juga dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang
oleh cahaya, suhu, dan faktor eksternal seperti aktivitas sosial dan
rutinitas pekerjaan.
1) Tahap 1 : NREM
2) Tahap 2 : NREM
Menjadi tahap awal tidur yang dalam. Otot – otot menjadi relaks
4) Tahap 4 : NREM
menurun secara bermakna. Pada tahap ini terjadi tidur sambil berjalan
5) Tidur REM
penigkatan tidur REM tiap siklus dalam waktu 20 menit (Saryono &
akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang
melaksanakan persalinan.
2.2.3.3 Lingkungan
untuk tidur.
2.2.3.6 Nutrisi
tidur protein yang tinggi seperti terdapat pada keju, susu, daging, dan
2.2.3.7 Motivasi
tidur.
pendek.
REM.
2.2.3.10 Merokok
pada tubuh. Akibatnya yaitu perokok sering kali kesulitan untuk tidur
dan mudah terbangun di malam hari (Saryono & Tri Widianti, 2011).
Santo, 2015).
2.2.4.1 Insomnia
fisik atau karena faktor mental seperti perasaan gundah atau gelisah.
2.2.4.2 Parasomnia
mimpi buruk.
2.2.4.3 Hipersomnia
2.2.4.4 Narkolepsi
yang muncul secara tiba – tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut
Apnea saat tidur adalah kondisi terhentinya nafas secara periodik pada
saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang mengorok dengan
pada siang hari, sakit kepala di pagi hari, iritabilitas, atau mengalami
Ada dua jenis sleep apnea, yaitu sentral dan obstruktif. Orang yang
2.2.4.9 Somnabolisme
2.2.4.10 Mendengkur
2.2.4.11 Nightmare
yang meliputi:
dan tangan, menyikat gigi dan berkemih (Kozier, Erb, Berman, &
Snyder, 2010).
2.2.6 pola dan kebutuhan tidur berdasarkan tingkatan atau usia. Usia
2014).
setelah bangun, makanan dan minuman, serta obat yang dikonsumsi. PSQI
dan pola tidur. Instrumen PSQI dibuat berdasarkan pengukuran pola tidur
responden dengan rentang tidur satu bulan terakhir. Tujuan pembuatan PSQI
adalah untuk menyediakan standar pengukuran kualitas tidur yang valid dan
terpercaya, membedakan antara tidur yang baik dan tidur yang buruk,
menyediakan indeks yang mudah dipakai oleh subjek dan interpetasi oleh
yang bisa berdampak pada kualitas tidur (Busyee, Reynolds, Monk, et al.,
penilaian PSQI menjadi kualitas tidur baik dan buruk yang mencakup 7
ranah, yaitu kualitas tidur subjektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur,
gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan disfungsi tidur di siang hari.
Jawaban dari masing-masing soal memiliki skor 0-3 dan setiap jenis
kategori. Jika skor akhir <5 dikategorikan ke dalam kualitas tidur baik dan
2.3 Konsep Gangguan Pola Tidur menurut SDKI, SLIKI, dan SIKI
2.3.1.1 Definisi
Gangguan pola tidur merupakan angguan yang terjadi pada kualitas dan
gangguan pola tidur (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016) yaitu :
b. Suhu lingkungan
c. Pencahayaan
d. Kebisingan
b. Kurang privasi
c. Restraint fisik
3) Kecemasan
5) Kehamilan
2.3.2.1 Kriteria Hasil (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2019) : Pola Tidur
(L.05045)
Cukup Cukup
Kriteria Menurun Sedang Meningkat
Menurun Meningkat
berubah 1 2 3 4 5
Kemampuan beraktivitas 1 2 3 4 5
2.3.3.1`Intervensi Gangguan Pola Tidur (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2018)
Definisi :
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi pola aktivitas dan tidur
- Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau psikologis)
- Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur (mis. kopi,
teh, alkohol, makan mendekati waktu tidur, minum air banyak sebelum
tidur)
- Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
Terapeutik
- Modifikasi lingkungan (mis. pencahayaan, kebisingan, suhu, matras, dan
tempat tidur)
- Batasi waktu tidur siang
- Tetapkan jadwal tidur rutin
- Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis. pijat, pengaturan
posisi, terapi akupresur)
- Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau tindakan untuk menunjang siklus
tidur-terjaga
Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
- Anjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu tidur
- Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor terhadap
tidur REM
- Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur
(mis. psikologis, gaya hidup, sering berubah shift kerja)
- Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara non-farmakologi lainnya
2) Edukasi Aktivitas/Istirahat (I. 12362)
Definisi :
Mengajarkan pengaturan aktivitas dan istirahat
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan isitirahat
- Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas fisik/olahraga secara rutin
- Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, aktivitas bermain atau aktivitas
lainnya
- Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan isitirahat
- Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat (mis. kelelahan, sesak
napas saat aktivitas)
- Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai kemampuan
waktu normal tidur pada klien tersebut berkurang dan klien dapat
Sistem yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah sistem
terletak pada batang otak (Potter & Perry, 2012). SAR terletak pada batang
otak teratas yang berperan pada keadaan terjaga dan waspada. Dalam
satuan darah dan bertambahnya aliran darah paru per menit (Ganong,
2013).
2013).
bahkan ketika tubuh teratur melakukan ini, saluran darah tambahan akan
aliran darah yang lancar dan perbaikan difusi oksigen akan menurunkan
mood seseorang (Guyton & Hall, 2010). Selanjutnya terjadi sekresi beta
BSR akan naik, sehingga mampu membantu istirahat tidur menjadi lebih
manusia. Dalam proses ini terjadi penurunan sel baik fungsi dan jumlah di
perubahan mulai dari perubahan fisik, fungsi psikologi, dan fungsi sosial
Menurut Efendi (2012) lanjut usia merupakan keadaan yang ditandai oleh
bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60
kehidupan.
Teori biologis dalam proses menua mengacu pada asumsi bahwa proses
dalam jangka waktu tertentu dan jika jam ini sudah habis putaranya
akibat kurang efektifnya fungsi kerja tubuh dan hal itu dipengaruhi
proses penuaan.
perkembangan kehidupan.
maksimumnya.
dengan usianya.
membran sel.
a.) Sel
b.)Sistem kardiovaskuler
darah perifer.
d.)Sistem persyarafan
konstipasi.
g.)Sistem endokrin
testosteron).
warna.
Badan Kesehatan Negara bagian Indiana pada divisi Rumah sakit dan
Institusi Pelayanan selama 8 tahun. Tugas Orem dilembaga ini adalah untuk
(Ladner, 2012). Pada tahun 1971 Orem memunculkan teori Self Care
Practice.
terdiri dari tiga teori terkait yaitu teori self care, self care deficit, dan sistem
keperawatan. Teori ini mempunyai beberapa elemen konsep yaitu self care,
dan keperawatan.
2.6.1.1 Human being
2.6.1.2 Lingkungan
lingkungan fisik, kimia dan biologi, dan yang kedua adalah lingkungan
2.6.1.3 Kesehatan
ketidakmampuan.
2.6.1.4 Keperawatan
2.6.2 Pengertian
care deficit dimana fokus pertama dari model konseptual ini adalah
kemampuan seseorang untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri
Self Care Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam
Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang sesuai
dengan kebutuhan. Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang
Terjadi hubungan antar pembeli self care dengan penerima self care dalam
eksresi
kesehatan manusia
Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem, yang
atau keterbatasan dalam melakukan self care yang efektif. Teori self
terhadap rangsangan.
perawatan mandiri.
b. Mengajarkan klien
c. Mengarahkan klien
d. Mensupport klien
adalah :
normal.
2.6.5.3 Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang
2.6.6.1 Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat
mandiri
adalah :
SELF
CARE
SELF CARE SELF CARE
AGENCY DEMANDS
SELF CARE
DEFICIT
NURSING
AGENCY
2.6.7.1 Pengkajian
penyembuhan penyakit.
2.6.7.3 Perencanaan
2.6.7.4 Pelaksanaan
kebutuhan self care dan menurunkan self care deficitnya. Teori Orem
perkembangan individu
e. Pendidikan
i. Lingkungan
2.6.7.5 Evaluasi
Menilai efektifitas tindakan perawat dalam meningkatkan kemampuan
self care, memenuhi kebutuhan self care, dan menurunkan self care
deficitnya.
d. Tujuan kesehatan
keberhasilan perawatan.
bersifat dinamis dan selalu berubah. Kesan lain dari model konsep ini
Walking exercise
Psikologis (depresi, gangguan kognitif,
stress, koping), biologis (proses penuaan),
sosial (lingkungan)
Kebiasaan tidur
Gangguan pemenuhan
kebutuhan tidur
Pelepasan serum serotonin di Bulbar
Aynchronizing (BSR)
Energi tersimpan
Kebutuhan tidur
terepenuhi
Alligood.2010. Nursing Theorists And Their Work Edition (7th Ed).St.Louis, USA
: Mosby Inc.
Amir, N. 2007. Gangguan Tidur Pada Lanjut Usia, Diagnosa Dan Penatalaksanaan
Asmadi. 2012. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Jakarta: EGC.
Cahyono. 2011. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia di Desa
Dien, M. 2017. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kualitas Tidur Mahsiswa Perantau
Yogyakarta
Tidur Klien Dengan Penyakit PPOK Di Poli Spesialis Paru B Rumah Sakit
Erliana, Erna. 2012. Perbedaan Tingkat Insomnia Lansia Sebelum dan Sesudah Latihan
Bandung.
Hartmann, T. 2012. Terapi Jalan Kaki. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta. Hidayat, A.
Hidayati, & Yuniarti. 2016. Efektifitas Terapi Paliatif Komplementer Terhadap Kualitas
Hindriyastuti, S & Irma, Z. 2018. Hubungan Tingkat Stress Dengan Kualitas Tidur
Ita, R dkk. 2017. Hubungan Kualitas Tidur Dengan Fungsi Kognitif Pada Lansia Di
Khasanah dan Hidayati. 2014. Kualitas Tidur Lansia Balai Rehabilitasi Sosial
Jember.
Nugroho,H. Wahjudi (2015). Keperawatan gerontik dan geriatric. Edisi 3. Jakarta :EGC
Sagala, V. P. 2011. Kualitas Tidur dan Faktor-faktor Gangguan Tidur. Diambil pada 24
https://consultgeri.org/try-this/general-assesment/issue-6.1.pdf
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar diagnosis keperawatan Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar luaran keperawatan Indonesia
Definisi dan kriteria hasil keperawatan edisi 1 cetakan II. DPP PPNI. Jakarta.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar intervensi keperawatan Indonesia
Definisi dan tindakan keperawatan edisi 1 cetakan II. DPP PPNI. Jakarta.