Anda di halaman 1dari 15

Latihan Dasar

Kepemimpinan
TEKNIK
PEMASYARAKATAN A
2018

Politeknik Ilmu Pemasyarakatan


KELOMPOK 12
RENDIFA BASITA S. 3485
RIZKI DINANDA 3495
RONALDO ADI W. 3500
SANGGAM PUTRA S. 3504
STENY ROBY WALUYA 3507
TUBAGUS KUNTO W. 3520
VIRGA INDRAWAN 3524
YORIS FAQURAIS 3535
Penyimpangan Yang Terjadi
Pada Proses Promosi Jabatan
Aparatur Sipil Negara
P kok Pembahasan
01 Pengertian Promosi Jabatan

02 UU Yang Mengatur Tentang Promosi Jabatan

03 Indikator Promosi Jabatan

Penyimpangan Dan Contoh Kasus Dalam


04 Promosi Jabatan

05 Cara Penanggulan Dari Penyimpangan


Pengertian Promosi Jabatan
Promosi Jabatan Adalah Perpindahan Karyawan Untuk Menempati Jabatan Yang Lebih Tinggi Di
Dalam Struktur Organisasi, Disertai Dengan Bertambahnya Hak Maupun Kewajiban. Promosi Yang
Diberikan Tidak Selalu Memuat Penambahan Hak Dan Kewajiban Secara Bersamaan, Terkadang
Promosi Memberi Penambahan Kewajiban Tidak Disertai Penambahan Hak.
UU YANG MENGATUR PROMOSI JABATAN

UU ASN (UU Nomor 5 Tahun 2014)


Pasal 71

Promosi sesungguhnya sangat terkait erat dengan jabatan, pengembangan karier


dan pola karier sehingga pembahasannyapun saya kira telah secara komprehensif
tersampaikan pada pembahasan di atas.
Mungkin yang dapat ditambahkan disini adalah berkenaan dengan amanat di
bentuknya Tim Penilai Kinerja PNS, yang bertugas memberikan pertimbangan
terhadap usulan penempatan pegawai dalam sebuah jabatan promosi
Tim Penilai ini dibentuk oleh Pejabat Berwenang. Pejabat berwenang adalah
Sekretaris Daerah di lingkungan Pemerintah daerah dan untuk instansi pemerintah
lainnya silahkan lihat artikel saya sebelumnya tentang Substansi UU ASN (1).
Perusahaan memiliki mengenai indikator-indikator yang diperhi
tungkan dalam proses promosi jabatan. Hasibuan (2012:111-113) merumuskan indikator-indikator umum yang di
perhitungkan dalam proses promosi jabatan sebagai berikut:
1. Kejujuran
2. Disiplin
3. Prestasi kerja
4. Kerja Sama
5. Kecakapan
6. Loyalitas
7. Kepemimpinan
8. Komunikatif
9. Pendidikan
PENYIMPANGAN YANG TERJADI
DALAM PROSES PROMOSI JABATAN

KKN
Pada Kasus penyimpangan Promosi Jabatan pada ASN yang menjadi perhatian utama adalah KKN (Korupsi
Kolusi dan Nepotisme)

Korupsi adalah tindakan melawan hukum pidana dengan menyalahgunakan kewenangan yang diberikan publik
atau pemberi kewenangan lain untuk memperkaya diri pelaku atau golongannya secara sepihak dan merugikan
orang lain maupun korporasi atau negara

Kolusi adalah kesepakatan dua belah pihak atau lebih secara tersembunyi dan tidak jujur serta melawan hukum
untuk melancarkan usaha salah satu pihak untuk mencapai tujuan tertentu. Biasanya diwarnai dengan korupsi
yaitu penyalahgunaan wewenang yang dimiliki oleh salah satu pihak atau pejabat negara.

Nepotisme berarti lebih memilih saudara atau teman akrab berdasarkan hubungannya bukan berdasarkan
kemampuannya. Kata ini biasanya digunakan dalam konteks derogatori.
Contoh Kasus Pada Promosi Jabatan
Kasus Dinasti Ratu Atut Choisyah

Kronologi Kejadian
2 Oktober 2013, Penangkapan Adik Atut
KPK menangkap lima orang terkait dengan kasus suap sengketa
Pilkada Lebak di Mahkamah Konstitusi (MK) senilai Rp 2-3 miliar.
Dua dari lima tersangka itu adalah mantan Ketua MK Akil Mochtar
dan Tubagus Chaeri Wardana als Wawan,adik kandung Gubernur
Banten Ratu Atut Chosiyah

3 Oktober 2013, Adik Atut ditetapkan sebagai tersangka


Sehari setelah penangkapan, Akil Mochtar dan Wawan ditetapkan
sebagai tersangka dalam kasus suap sengketa Pilkada Lebak di
MK tersebut. Keduanya juga langsung ditahan oleh KPK. Kasus itu
kemudian menyeret Ratu Atut, karena diduga terlibat dalam kasus
suap itu.
3 Oktober 2013, Atut dicekal ke luar negeri
Setelah Akil Mochtar dan Wawan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus
dugaan suap kasus sengketa Pilkada Lebak Banten senilai Rp 2-3 miliar, Atut
juga dicekal ke luar negeri pada 3 Oktober 2013 untuk jangka waktu enam bulan
ke depan.

11 Oktober 2013, Atut diperiksa pertama kali untuk kasus suap


KPK memeriksa Atut sebagai saksi untuk adiknya Wawan pertama kali pada 11
Oktober 2013, atau tepat delapan tahun berkuasa di Banten. Dia diperiksa
sebagai saksi untuk kasus dugaan suap sengketa Pilkada Lebak

19 November 2013, Atut kembali diperiksa KPK


Gubernur Banten Atut Chosiyah kembali diperiksa oleh KPK pada 19 November
2013. Atut diperiksa selama tujuh jam dan keluar pukul 16.46 WIB dengan
wajah memerah. Kepada wartawan, Atut mengaku sudah memberikan ketera-
ngan kepada penyidik terkait dengan sarana dan prasarana di pemerintahannya

"Saya sudah memberikan keterangan terkait dengan sarana dan prasarana di


Pemprov Banten," kata Atut di halaman gedung KPK,Selasa,19 November 2013
. Sayangnya, Atut tak menjelaskan lebih detail ihwal keterangan yang dia
maksud.
20 Desember 2013, Atut periksa lalu ditahan
Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah akhirnya ditahan KPK usai diperiksa, Jumat (20/12). Penahanan
dilakukan setelah ia diperiksa selama enam jam. Ratu Atut dititipkan di Rutan Cabang KPK Pondok
Bambu, Jakarta Timur.

Setelah diperiksa KPK, begitu keluar Atut tampak menggunakan baju tahanan KPK. Atut ditahan untuk
20 hari pertama. Penahanan guna kepentingan penyidikan dalam kasus yang menjeratnya sebagai
tersangka, suap penanganan sengketa Pilkada Lebak Banten.

Saat datang tadi pagi, wajah politisi Golkar itu pucat pasi. Saat turun dari mobil pajero sport hitam
bernopol B 22 AAH, Atut tampak dipapah oleh ajudannya. Atut tidak berkomentar apapun dan langsung
masuk.
Penanggulangan Dari Penyimpangan
PENANGGULANGAN

Integrity Firmness
Peningkatan Integritas Ketegasan Instansi Hukum
Untuk Masing-masing Untuk Para Tersangka
Individu di Unit Kerja

Control Transparancy

Peningkatan Pengawasan Setiap Proses Promosi Jabatan


Bekerja Sama Dengan Untuk Posisi-posisi di Masing-
Ombudsman masing Unit Harus Transparant

Ed&Tr Morality
Penanaman Nilai Moral dan
Pelaksanaan Pendidikan
Religi
dan Pelatihan
Kesimpulan dan Saran
Perencanaan

Pada setiap proses


Akan lebih baik pada
promosi jabatan sering
setiap Promosi Jabatan
terdapat penyimpangan
selalu di landasi dengan
yang tidak sesuai dengan
hakekat kejujuran, karna
UU ASN, Contohnya
sebesar apapun nominal
pada kasus Dinasti Ratu
yang di keluarkan untuk
Atut. Pada dasarnya
membeli jabatan tidak
semua penyimpangan
akan pernah cukup untuk
dapat dihindari jika ada
membayar kejujuran dan
peningkatan pengawasan
perjuangan
dan peningkatan aturan.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai