NIM : E0022275
Mata Kuliah : Hukum Administrasi Negara (L)
1) Instrumen Fisik
Instrumen Fisik yang terhimpun dalam publiek domain, terdiri atas; alat tulis menulis,
sarana transportasi dan komunikasi, gedung-gedung perkantoran dan lain-lain.
2) Instrumen Yuridis
Instrumen Yuridis ini berfungsi untuk mengatur dan menjalankan
urusan pemerintahan dan kemasyarakatan, yang terdiri atas; peraturan perundang-
undangan, keputusan-keputusan, peraturan kebijaksanaan, perizinan, instrumen
hukum keperdataan dan lain-lain.
1. Peraturan Perundang-undangan
Peraturan perundang-undangan adalah instrumen hukum administrasi negara yang
paling umum digunakan. Ini mencakup undang-undang, peraturan pemerintah,
peraturan presiden, dan peraturan daerah. Instrumen ini mengatur berbagai aspek
administrasi publik, seperti organisasi pemerintahan, prosedur administrasi,
kewenangan, hak dan kewajiban, serta aturan-aturan terkait bidang tertentu.
2. KTUN (Verwaltungsakt)
KTUN, singkatan dari "Keputusan Tata Usaha Negara" atau dalam bahasa Jerman
"Verwaltungsakt", adalah instrumen hukum administrasi yang umum digunakan
dalam sistem hukum administrasi negara. Ini merujuk pada keputusan administratif
yang diambil oleh pihak berwenang dalam pelaksanaan tugas administratif. KTUN
mengandung perintah, penetapan hak atau kewajiban, atau penolakan dalam konteks
administrasi publik.
3. Peraturan Kebijakan (Freies Ermessen)
Peraturan kebijakan, yang dikenal juga dengan istilah "Freies Ermessen" dalam
bahasa Jerman, adalah instrumen hukum administrasi yang memberikan ruang
lingkup kebebasan kepada pihak administrasi dalam mengambil keputusan yang
sesuai dengan kepentingan umum. Instrumen ini memberikan fleksibilitas dalam
pengambilan keputusan administratif berdasarkan pertimbangan tertentu.
4. Perencanaan (Het Plan)
Perencanaan, atau "Het Plan" dalam bahasa Belanda, adalah instrumen hukum
administrasi yang digunakan dalam konteks perencanaan tata ruang, pembangunan
kota, atau sektor-sektor lainnya. Instrumen ini mengatur penyusunan rencana
pembangunan, penggunaan lahan, infrastruktur, dan kegiatan-kegiatan lainnya yang
berkaitan dengan perencanaan administrasi negara.
5. Perizinan (Concesie)
Perizinan atau "Concesie" merujuk pada instrumen hukum administrasi yang
mengatur izin-izin atau lisensi yang diberikan oleh pemerintah kepada individu, badan
usaha, atau organisasi untuk melakukan kegiatan tertentu. Instrumen ini mencakup
persyaratan, prosedur pemberian izin, dan kewajiban yang terkait dengan izin.
6. Instrumen Hukum Keperdataan
Instrumen hukum keperdataan juga dapat digunakan dalam penyelenggaraan
pemerintahan, terutama dalam hubungan kontraktual antara pemerintah dan pihak
ketiga. Instrumen ini mencakup perjanjian, kontrak, dan hukum perdata lainnya yang
mengatur hak dan kewajiban individu dan badan usaha dalam konteks administrasi
negara.
(1) Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata
dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan.
(2) Dalam kedudukan dan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Pegawai
Negeri harus netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik serta tidak
diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
(3) Untuk menjamin netralitas Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),
Pegawai Negeri dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik.
Pengaturan mengenai hukum Pegawai Negeri Sipil (PNS) merujuk pada seperangkat
aturan dan perundang-undangan yang mengatur status, hak, kewajiban, dan tanggung jawab
para PNS dalam menjalankan tugas dan fungsi administratif di lingkungan pemerintahan.
Pengaturan ini bertujuan untuk menjaga profesionalisme, integritas, dan kinerja efektif dari
para PNS. Beberapa poin penting dalam pengaturan hukum PNS antara lain:
Kansil, C.S, T.H, SH. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta. Balai
Pustaka. 1989
Sri Hartini, 2005, Netralitas Pegawai Negeri Sipil, Jakarta: Mahkamah Konstitusi, hlm. 24
Sulistyowati Tri, Sh, MH Ilmu Negara, Diktat. Jakarta. Fakultas Hukum Universitas Tri Sakti.
2000